Anda di halaman 1dari 9

BioTrends Vol.9 No.1 Tahun 2018 BioTrends Vol.9 No.

1 Tahun 2018

ETIKA DALAM PENELITIAN BIOMEDIS DAN UJI


KLINIS

GITA SYAHPUTRA
Peneliti Bioteknologi Kesehatan
Pusat Penelitian Bioteknologi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
email: gitasyahputra@gmail.com

M anusia yang
dianugerahkan akal
fikiran oleh Tuhan
melahirkan sifat rasa ingin
dan pengembangan kesehatan
adalah kegiatan ilmiah yang
dilakukan menurut metode
yang sistematik untuk
penelitian jangka panjang,
sejumlah besar pada hewan
terkadang tidak bisa
menggantikan hasil dalam
tahu yang tinggi, selalu berfikir menemukan informasi ilmiah jangka panjang. Selain itu
terhadap suatu fenomena dan dan atau teknologi yang baru, beberapa hewan tidak dapat
mengaitkan antara fenomena membuktikan kebenaran atau mewakili penelitian pada suatu
satu dengan yang lainnya ketidakbenaran hipotesis penyakit tertentu. Penelitian
sehingga lahirlah teori – teori sehingga dapat dirumuskan pada manusia penting untuk
ilmu pengetahuan yang ada teori atau suatu proses gejala kemajuan ilmu pengetahuan
saat ini. Rasa yang tidak alam dan atau sosial bidang dan risiko yang dapat
pernah puas hanya dengan kesehatan, dan dilanjutkan dipertanggungjawabkan
mengungkap satu teori ilmu dengan menguji penerapannya karena adanya protokol dan
pengetahuan, manusia akan untuk tujuan praktis di bidang regulasi yang jelas.
terus memuaskan rasa ingin kesehatan . Menurut The
tahunya dengan melakukan Medical Research Council, Penelitian pada manusia juga
penelitian – penelitian yang Penelitian Kedokteran (PK) penting karena semakin
dapat mempertinggi tingkat adalah setiap penyelidikan medesaknya penyempurnaan
teroritas suatu ilmu yang ada relevansinya dengan pelayanan kesehatan untuk
pengetahuan. Pada prinsipnya pengenalan dan pengelolaan kesejahteraan umat manusia,
ilmu pengetahuan tidak akan suatu penyakit. PK adalah yang bertujuan untuk
berkembang tanpa dimulai setiap penelitian yang melengkapi tata cara
dengan suatu penelitian, mengacu kearah perbaikan diagnostik, terapi, pencegahan
begitu pula sebaliknya kesehatan dan tentu serta pengetahuan tentang
penelitian tidak akan dilakukan menggunakan subjek manusia, etiologi dan patogenesis suatu
tanpa adanya suatu ilmu tetapi riset pada manusia penyakit. Perlu menjadi
pengetahuan. Dalam lingkup tersebut sudah terlebih dahulu catatan penting bahwa
yang sempit, ilmu dilakukan pada hewan coba penelitian biomedis ini tidak
pengetahuan dan penelitian mengenai uji keamanan dan terlepas dari beberapa prinsip
tidak dapat dipisahkan. manfaatnya (Jasaputra D.K dan utama dalam melakukan
Santosa S, 2008) penelitian yaitu menghormati
Penelitian dalam bidang martabat, hak azasi, dan
kedokteran/kesehatan Penelitian dalam bidang otonomi serta melindungi
menurut PP No.39/1995 biomedis pada manusia sangat hidup insani, kesehatan,
menyatakan bahwa penelitian penting dilakukan karena hasil kesejahteraan, dan

7
keselamatan suatu subjek dalam penelitian biomedis dokter yang diberi julukan
penelitian. Lebih mendalam terhadap manusia. “The Angel of Death” dialah Dr.
kembali, penelitian yang Sejarah kelam pernah Josef Mengele. Dokter
mengikutsertakan manusia ditorehkan oleh penelitian tersebut melakukan penelitian
sebagai subjek penelitian harus bidang kedokteran di benua untuk melihat genetika anak
mengikuti aspek yang diatur Eropa pada abad pertengahan. kembar dan orang kerdil,
secara ilmiah maupun etika. Kala itu, para tahanan yang selain itu Dr. Mengele
dianggap manusia terkutuk melakukan penelitian untuk
Kasus Pelanggaran Etika dapat dijadikan subjek mengetahui tubuh manusia
Penelitian Biomedis penelitian kedokteran dengan yang dimanipulasi secara tidak
alasan hasilnya dapat wajar. Berdasarkan data yang
Berdasarkan data yang bermanfaat bagi manusia. didapatkan, anak – anak
didapatkan, etika penelitian Namun, praktik tersebut kembar dikelompokan
biomedis sudah ada sejak akhirnya disanggah dan berdasarkan usia dan jenis
tahun 1500 SM, kala itu dianggap suatu pembunuhan. kelamin dan dikurung dalam
diketahui adanya sumpah Gairah penelitian di Eropa barak – barak selama
dokter Hindu yang berisi melahirkan suatu teori Galen penelitian. Anak – anak
“penderita yang diobati jangan (Galenius) yang mengemuka tersebut disuntikan zat
sampai dirugikan”. Pada waktu hingga penelitian empiris yang pewarna pada mata untuk
lainnya, Hipocrates sekitar dianggap tidak diperlukan dan melihat perubahan warna
tahun 500 SM pernah imoral. Teori Galen akhirnya mata mereka, selain itu
mengatakan bahwa “yang ditinggalkan tetapi masih ada penelitian terhadap anak –
pertama kali harus saja kasus penelitian yang anak kembar yang dijahit dan
diperhatikan oleh seorang melibatkan manusia sebagai disatukan untuk menciptakan
dokter adalah jangan subjek penelitian tanpa kembar siam. Telah banyak
menyakiti” (Sujatno M, 2008). memperhatikan sisi dilaporkan penelitian Dr.
Belahan dunia lain tercatat, kemanusiaan. Beberapa Mengele yang imoral seperti
dokter – dokter Alexandria di pelanggaran etika penelitian penelitian sterilisasi manusia,
abad ke-3 memiliki pemikiran biomedis/kedokteran yang penggunaan sulfonamida, gas
dan mempraktikan bahwa ilmu bersifat imoral dan tidak beracun, obat malaria, hingga
tentang anatomi sangat berperikemanusiaan telah penelitian melihat hipotermia
diperlukan sebelum mengobati dilakukan oleh beberapa dengan merendam subjek
pasien (Juneman, 2013). kelompok “peneliti” (Juneman, manusia ke dalam air dingin
Seiring dengan perkembangan 2013) dalam waktu tertentu.
ilmu pengetahuan dan (Sudomo M, 2017)
teknologi, suatu kegiatan Puncak dari pelanggaran etika
memerlukan keterlibatan penelitian dalam bidang Penelitian yang melanggar
manusia dalam sebuah subjek kedokteran/kesehatan terjadi etika penelitian biomedis
penelitian biomedis. pada pemerintahan NAZI terjadi di belahan dunia lain,
Berdasarkan hal itu, perlu (Jerman: Nationalsozialismus) tecatatlah di wilayah Tuskegee,
dibuatnya suatu perjanjian dan yang melakukan penelitian Alabama, Amerika Serikat. Kala
peraturan agar manusia terhadap tawanan perang kala itu, The Tuskegee Syphilis
sebagai subjek penelitian itu. Pada tahun 1940 hingga Study pada tahun 1932 – 1972
biomedis tetaplah diperlaukan tahun 1945 di sebuah penjara melakukan penelitian terhadap
secara manusiawi. Lebih lanjut di Auschwitz, Polandia terjadi 399 penderita sífilis. Namun,
kita akan membahas latar sebuah kasus besar penelitian ini hanya dilakukan
belakang dan beberapa pelanggaran etika penelitian pada keturunan kulit hitam
perjanjian dan peraturan telah dilakukan oleh seorang (hanya pada ras tertentu),
miskin, dan buta huruf. Semua dan hasilnya tidak bias. Semua mereka digunakan sebagai
subjek penelitian diberikan subjek penelitian tidak subjek penelitian proyek
insentif selama penelitian diberikan informed consent. tersebut (CIA Library)
berlangsung. Pelanggaran (Sudomo M, 2017)
penelitian biomedis ini terjadi Dasar Etik Penelitian Biomedis
disebabkan oleh tidak satupun Pada tahun 1950 hingga 1960
subjek penelitian (manusia) di Amerika Serikat tercatat Berkaca pada beberapa kasus
yang diberitahu jika mereka pernah melakukan sebuah pelanggaran etika penelitian
menderita sífilis, tidak pernah proyek yang bernama MK- biomedis, maka terbitlah
satupun yang ditawarkan ULTRA atau bisa disebut beberapa pedoman etik
penyembuhan, kecuali sebagai Program Pengendalian penelitian khusus pada bidang
pengobatan ringan. Bahkan, Pikiran Milik Central biomedis/ kedokteran. Semua
pada tahun 1943 ketika Intelligence Agency (CIA). penelitian yang melibatkan
Penicillin ditemukan, mereka Nama MK-ULTRA disematkan manusia sebagai subjek
tidak ditawarkan pengobatan sebagai sebuah program ilegal penelitian harus memiliki tiga
dengan antibiotik tersebut. dan rahasia melalui penelitian prinsip etik yaitu:
Subjek penelitian tidak terhadap manusia yang dibuat penghormatan terhadap
diberikan Pencillin agar oleh CIA (Dinas Intelejen manusia, kebaikan, dan
penelitian dapat berjalan terus Amerka Serikat). Penelitian keadilan. Mengacu kepada
tersebut bertujuan untuk prinsip tersebut maka
mengidentifikasi dan penelitian yang
mengembangkan obat – mengikutsertakan manusia
obatan serta prosedur yang harus memilki persiapan yang
akan digunakan dalam matang, memaksimalkan
interograsi termasuk kebaikan dan meminimalkan
penyiksaan guna melemahkan kerugian dan kesalahan, serta
seseorang melalaui kontrol memperlakukan setiap orang
pikiran. Metode yang layak secara moral, untuk
digunakan dalam penelitian ini memberikan kepada setiap
adalah: 1) Menggunakan LSD orang apa yang layak baginya.
(Lysergic acid diethylamide) Penelitian dengan
yang merupakan jenis menggunakan subjek manusia
narkotika yang besifat tidak karena manfaat pribadi
halusinogen, sehingga bagi penelitia atau lembaga
diharapkan dapat mengubah penelitian, tetapi lebih kebada
Gambar 1. Dr. Josef Mengele (16 pola pikir, sikap, dan sifat manfaat subjek manusia yang
Maret 1911 –7 seseorang, 2) Metode hipnotis, terlibat, serta kemungkinan
Februari 1979). Pria 3) Metode mengurangi sumbangannya pada ilmu
yang lahir di sensorik, dan lainnya. Program pengetahuan, hilangnya
Gunzuburg, Jerman ini
meraih dua gelar ini terdiri dari 149 sub-proyek penderitaan atau
doktor bidang yang telah dikontrakan ke bertambahnya usia. (Pedoman
kedokteran dan berbagai perguruan tinggi dan Kemenkes, 1993)
antropologi. Dr. institusi penelitian. Setidaknya
Mengele melarikan diri Tercatat beberapa pedoman
80 lembaga dan 185 peneliti
ke wilayah Paraguay
dan Brazil setelah berpartisipasi dalam proyek telah dikeluarkan, antara lain:
kamp pengungsian di ini. Beberapa orang bahkan Nuremberg Code 1947,
Polandia diserbu paksa telah dan pernah ikut Deklarasi World Medical
berpartisipasi tanpa tahu jika Association/WMA, Deklarasi
Hak Asasi Manusia 1964, Deklarasi Helsinki terhadap perlindungan
Belmont Report (National (Amandemen terakhir di hak, keamanan, dan
Commission for the Protection of Fortaleza, Brazil 2013) kesejahteraan subjek uji
Human Subjects of klinik.
Biomedical and Behavioral 1. Penelitian dengan
Research, 1978). Adapun mengikutsertakan Protokol yang telah
pedoman – pedoman yang manusia sebagi subjek disetujui oleh Komisi Etik
lebih baru menitikberatkan penelitian harus memiliki keuntungan bagi
pada teknis dan protokol berdasarkan hasil subjek penelitian dan bagi
penelitian, antara lain Good laboratorium hewan peneliti yang melakukan
Clinical Practice (GCP) oleh percobaan penelitian. Bagi subjek
WHO (2001), Revisi Deklarasi 2. Protokol penelitian harus penelitian (manusia),
WMA (2002), dan Pedoman melalui review oleh komisi dipastikan mendapat
Ethical Review Committee yang independen sebelum perlindungan dari risiko
(ERC) atau Institutional Review penelitian dimulai yang ditimbulkan dari
Board (IRB) (2000). Berikut isi 3. Harus ada Informed penelitian tersebut.
dari beberapa pedoman yang Consent Adapun bagi peneliti,
sudah disebutkan diatas 4. Penelitian harus dapat menghindari
(Sudomo M, 2017): dikerjakan oleh peneliti pelanggran Hak Azasi
yang mempunyai Manusia (HAM), selain itu
A. The Nuremberg Code (1947) kualifikasi Risiko yang protokol uji klinis yang
ditimbulkan harus lebih telah disetujui Komisi Etik
1. Persetujuan dengan sukarela kecil dari keuntungan sudah mendapat
2. Penelitian mendapatkan Setelah kita memahami kepastian aman dari sisi
manfaat bagi kebaikan individu dasar etik penelitian substansi maupun etika,
dan masyarakat biomedis dan sebelum tidak hanya itu
3. Penelitian diharuskan melangkah jauh menuju persetujuan dari Komisi
berdasarkan hasil percobaan pembahasan uji klinis, Etik dapat menjadi
dengan hewan coba terlebih dahulu peneliti dokumen untuk
4. Hindari penderitaan fisik dan harus mempersiapkan melakukan publikasi ilmiah
mental pada subjek penelitian sebaik mungkin protokol pada jurnal nasional
5. Penelitian tidak boleh penelitian tahap uji klinis maupun internasional.
dilaksanakan apabila sudah yang akan dilakukan. Persetujuan protokol
diprediksi akan terjadi efek Protokol penelitian uji penelitian oleh Komisi Etik
samping berat bahkan klinis tersebut harus mencakup semua
kematian disetujui oleh Komisi Etik penelitian yang
6. Risiko yang diakibatkan tidak pada instansi tertentu menggunakan subjek
boleh melampaui kewajaran seperti Komisi Nasional penelitian manusia
7. Persiapan yang baik sebelum Etik Penelitian Kesehatan, maupun memanfaatkan
melakukan suatu penelitian beberapa rumah sakit, dan hewan.
8. Penelitian harus dilakukan oleh universitas. Komisi etik
peneliti yang berkualitas adalah institusi Uji Klinis Obat Pengembangan
9. Manusia sebagai subjek independen yang terdiri Baru
penelitian memiliki hak untuk dari professional
mengundurkan diri medis/ilmiah dan anggota Sebelum dipasarkan di
10. Peneliti harus menghentikan nonmedik/nonilmiah di Indonesia, suatu obat akan
penelitian sewaktu terjadi hal bidang uji klinis, yang melalui proses pengembangan
membahayakan bertanggung jawab yang panjang, mulai dari
konsep pengembangan obat berkaitan dengan kesehatan harus memiliki fasilitas
baru, pengembangan zat aktif, manusia. Penelitian yang pembuatan yang memenuhi
proses pembuatan, metode menggunakan subjek manusia persyaratan Cara Pembuatan
analisis dan pengujian non- harus dilakukan oleh peneliti - Obat yang Baik (CPOB) untuk
klinis, sampai dengan program peneliti yang cakap dan dapat melakukan skala pilot
uji klinis yang merupakan berpengalaman dan sesuai dan atau harus bekerja sama
tahapan pembuktian dengan protokol yang disetujui dengan industri farmasi untuk
keamanan, khasiat, dan mutu Komisi Etik. Badan Pengawas pembuatan OPB skala besar
obat pada manusia yang Obat dan Makanan (Badan sesuai CPOB. Saat OPB masuk
datanya akan digunakan untuk POM) telah selesai ke tahapan uji klinik, OPB
registrasi obat tersebut. Setiap mengeluarkan regulasi dan harus mulai diproduksi ke skala
penelitian pada subjek pedoman Cara Uji Klinis yang yang lebih besar di fasilitas
manusia yang dimaksudkan Baik (CUKB) pertama kali pada yang memenuhi CPOB, mulai
untuk menemukan atau tahun 2001 dan diperbaiki dari skala pilot sampai ke skala
memastikan efek klinis, pada tahun 2015 komersial dimana produk
farmakologik dan atau menyesuaikan dengan kondisi sudah dikarakterisasi. Pada
farmakodinamik lainnya dari terkini dengan tetap mengacu tahapan ini, pelaksanaan uji
produk yang diteliti, dan atau pada International Conference klinik OPB harus
untuk mengindentifikasi setiap on Harmonisation Good memperhatikan aspek-aspek
reaksi yang tidak diinginkan Clinical Practice E-g (ICHGCP- Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB)
terhadap produk yang diteliti E6). Buku tersebut berisi sebagai bentuk perlindungan
dan atau untuk mempelajari pedoman CUKB bagi pihak kepada subjek uji klinik.
absorbsi, distribusi, pelaksana uji klinis. Adapun Setelah tahapan uji klinik
metabolisme, dan ekskresi dari produk yang diawasi BPOM dilakukan, OPB akan memasuki
produk yang diteliti dengan dalam uji klinis di Indonesia tahapan registrasi obat untuk
tujuan untuk memastikan adalah: obat, obat herbal, memperoleh nomor izin edar
keamanan dan atau efikasi, suplemen kesehatan, pangan (NIE). Setelah memiliki NIE,
definisi tersebut merupakan olahan, dan kosmetika tidak menutup kemungkinan
pengertian dari uji klinis. (Andayani D, 2017) suatu OPB melalui uji klinik
pasca pemasaran, umumnya
Penelitian yang melibatkan Obat Pengembangan Baru uji klinik untuk konfirmasi
subjek manusia meliputi: 1) (OPB) akan melalui tahapan keamanan suatu OPB.
Penelitian fisiologik, biokimia non-klinis sebelum memasuki
atau patologik, 2) Uji tahapan registrasi obat. Pada Setidaknya ada 9 tahapan
terkontrol dari tindakan – tahapan non-klinis, dilakukan pengembagan Obat
tindakan diagnostik, preventif pengujian non-klinis obat yang Pengembangan Baru (OPB): 1)
atau terapeutik yang dirancang meliputi uji in vitro dan in vivo Studi literatur termasuk
untuk mendemonstrasikan pada heman, serta melakukan análisis pasar terhadap produk
respon umum tertentu pada karakterisasi dan validasi yang akan diuji, 2) Penyusunan
tindakan – tindakan tersebut terhadap OPB yang diproduksi rencana penelitian obat, 3)
terhadap suatu variasi biologis dalam skala laboratorium Penemuan molekul obat baru
individu, 3) Penelitian untuk menggunakan tahapan proses atau modifikasi molekul obat,
menentukan konsekuensi yang telah ditetapkan untuk juga meliputi sintesis,
untuk individu dan masyarakat pembuatan skala pilot. Jika pemurnian, dan karakterisasi
dari tindakan preventif dan OPB dilakukan oleh institusi awal, 4) Uji in vivo dan in vitro
terapeutik tertentu, 4) riset, maka pada saat dengan laboratorium
Penelitian yang berkenaan memasuki proses OPB, institusi berstandar Good Laboratory
dengan tingkah laku yang riset tersebut paling sedikit Practice (GLP), 5) Uji pre klinis
pada hewan coba untuk aktivitas, dan mekanisme yang dibutuhkan untuk
melihat efek farmakologi, kerja pada manusia, menilai risiko-manfaat
toksikologi, dan formulasi termasuk studi-studi (benefit-risk) secara
metode analisis, 6) Uji klinis dimana OPB digunakan keseluruhan dari suatu
fase I dimana produk obat untuk mengetahui obat, dan menjadi dasar
telah diproduksi di fenomena biologik atau informasi pada
laboaratorium berstandar proses penyakit. Selama uji penandaan/labeling. Uji
Good Manufacturing Practice klinik fase 1, harus klinik fase 3 biasanya
(GMP), 7) Uji klinis fase II, 8) diperoleh informasi efek melibatkan subjek sakit
Uji klinis fase III, dan yang farmakologik dan dengan jumlah lebih banyak
terakhir adalah 9) Produksi dan farmakokinetik yang cukup, dari subjek fase 2 sesuai
skala komersial yang mana sehingga dapat berlanjut ke perhitungan statistik.
obat sudah memiliki izin edar uji klinik fase 2 yang
dan diproduksi pada terkontrol baik dan valid d. Fase 4
laboaratorium berstandar secara ilmiah. Jumlah total Uji klinik fase 4 adalah studi
Good Manufacturing Practice subjek bervariasi sesuai terhadap obat yang telah
(GMP) (Andayani D, 2017). jenis obat, dengan jumlah dipasarkan untuk
Uji klinik secara umum dibagi yang sesuai dengan memperoleh profil
dalam 4 fase. Pelaksanaan fase perhitungan statistik. efektivitas dan keamanan
uji klinik dilakukan secara obat tersebut pada
berurutan, walaupun mungkin b. Fase 2 penggunaan yang
saja dapat bersamaan Uji klinik Fase 2 merupakan sebenarnya di masyarakat.
waktunya atau saling studi menggunakan Uji klinik fase 4 juga dapat
melengkapi (overlap). Keempat pembanding yang dilakukan merupakan studi untuk
fase tersebut adalah untuk menilai efektivitas mendukung perubahan
(Peraturan BPOM, 2015) OPB untuk indikasi yang seperti perubahan dosis,
akan diajukan dan untuk jadwal pemberian, populasi
a. Fase 1 menentukan efek samping berbeda
Uji klinik fase 1 merupakan umum jangka pendek atau
studi pemberian awal OPB risiko yang berhubungan Jika ada permasalahan dalam
kepada manusia. Uji klinik dengan obat. Uji klinik fase program pengembangan klinis
ini dilakukan lazimnya pada 2 umumnya dilakukan yang tidak dapat diselesaikan,
subjek sehat. Uji klinik dengan melibatkan subjek tim penilai OPB akan meminta
didesain untuk menentukan sakit berjumlah relatif kecil, Badan POM untuk melakukan
metabolisme dan sesuai perhitungan statistik. penangguhan atau
mekanisme farmakologi penghentian uji klinis atau
OPB pada manusia, melihat c. Fase 3 keseluruhan program
profil efek samping yang Uji klinik fase 3 adalah studi pengembangan klinis.
berhubungan dengan lebih lanjut dengan Permasalahan dalam program
peningkatan dosis dan jika menggunakan pembanding pengembangan klinis yang
mungkin untuk atau tanpa pembanding. tidak dapat diselesaikan ini
memperoleh bukti Studi ini didesain sesudah tentunya sudah melalui
efektivitas tahap awal. mendapatkan bukti awal komunikasi dengan
efektivitas suatu obat, dan pengembang produk dengan
Uji klinik fase 1 juga dapat dimaksudkan untuk meminta klarifikasi atau
merupakan studi mendapatkan informasi penyelesaian masalah.
metabolisme obat, tambahan tentang Penghentian proses OPB
hubungan struktur dan efektivitas dan keamanan merupakan penghentian
pelaksanaan proses OPB dan klinik) dan ketiganya tidak BPOM, 2015)
pengembang produk harus boleh mengandung bahan
menghentikan uji klinis dan kimia sintetik. Oleh karena itu,
Pelaksanaan klinis OPB dan
menarik seluruh obat untuk uji pemanfaatan obat herbal pada obat herbal harus mengacu
klinis. Badan POM akan masyarakat perlu pada prinsip – prinsip CUKB,
mengirimkan pemberitahuan dipertanggungjawabkan hal tersebut dimaksudkan agar
tertulis kepada pengembang keamanan dan data klinis yang dihasilkan
produk. Apabila proses OPB khasiat/efektivitasnya dengan dapat dipertanggungjawabkan
dihentikan, pengembang melengkapi dokumen analisis secara ilmiah dan etis sehingga
produk wajib menyerahkan uji. menjadi data yang shahih,
laporan penghentian proses akurat, dan terpercaya. Pihak –
OPB. Jika ada keberatan Jamu yang akan dikembangkan pihak yang terlibat dalam uji
terhadap penghentian proses menjadi OHT memerlukan klinis haruslah memahami
OPB, pengembang produk tambahan persyaratan seperti secara benar prinsip – prinsip
dapat mengajukan peninjauan standarisasi, data toksisitas, CUKB yang telah diterima
kembali kepada Badan POM serta adanya senyawa secara Indternasional. Para
secara tertulis yang dilengkapi penanda sebelum dilakukan uji pihak yang terlibat dalam uji
dengan justifikasi. nonklinis. Namun, bila akan klinis, baik sponsor, peneliti,
dijadikan fitofarmaka perlu termasuk Komisi Etik dan
Uji Klinis Obat Herbal dilakukan pengambilan data uji regulator harus memiliki
klinis. Pembuktian keamanan pemahan yang baik tentang
Obat herbal dikelompokan khasiat obat perlu dilakukan CUKB. Hal tersebut diperlukan
dalam tiga kelompok yaitu: hingga uji klinis jika produk mengingat peran para pihak
jamu, Obat Herbal Terstandar herbal tersebut tidak memiliki menentukan data uji klinis
(OHT), dan fitofarmaka. riwayat empiris sebagai obat yang shahih, akurat, dan
Ketiganya dibedakan atas tradisional atau produk herbal terpercaya selain perlindungan
analisis uji pada obat herbal tersebut bukan herbal lokal kepada manusia yang menjadi
tersebut (empiris, non klinik, (Indonesia asli) (Peraturan subjek penelitian uji klinis.

Penggunaan Hewan
Percobaan

Pertentangan pendapat
mengenai penggunaan hewan
coba masih kerap terjadi
hingga saat ini walaupun
penggunaan hewan coba
dalam penelitian masih tetap
dibutuhkan. Hewan coba yang
digunakan dalam penelitian
disadari mengalami
penderitaan dan kerap kali
dikorbankan demi manfaatnya
bagi umat manusia. Oleh
karena itu, Komisi Etik telah
mengembangkan dan
menjamin bahwa penggunaan
Gambar 2. Bagan pengelompokan obat herbal yang dibedakan
berdasarkan data pengujian (empiris, non klinis, atau klinis) hewan coba dilakukan pada
(Sumber Gambar: Peraturan BPOM, 2015)
prosedur dan etika yang dapatmemberikan manfaat yang dingroom/document/cia-
dipertanggungjawabkan. Hal lebih besar harus digunakan rdp90-
itu didasari oleh Deklarasi pada hewan percobaan. Selain 00965r000100140109-9
Helsinki butir ke 11 dan 12 itu hewan percobaan yang
yang pada intinya penelitian digunakan dapat Jasaputra D.K dan Santosa S
kesehatan yang menggunakan hewan dengan Ed. 2008. Metodologi
mengikutsertakan manusia dengan sensitivitas Penelitian Biomedis Ed.II.
neurofisiologis yang paling
sebagai subjek penelitian jika Danamartha
diperlukan dapat rendah dan hewan paling Sejahtera Utama:
menggunakan hewan coba rendah dalam sebuah evolusi. Bandung
sebagai bahan pertimbangan Hewan yang digunakan harus
dan informasi awal. Namun, diurus dengan baik agar Juneman Ed. 2013. Isu Etik
tetap memperhatikan kesejahteraannya terjamin, Dalam Penelitian di
kesejahteraan hewan coba sehingga hewan tidak stress Bidang Kesehatan.
yang akan digunakan dalam dan nyaman. Penelitian yang Asosiasi Ilmu Forensik
proses penelitian (Pedoman dilakukan sebaiknya didesain Indonesia (AIFI) dan
Kemenkes, 2005). dengan baik agar hewan yang Universitas Yarsi: Jakarta
digunakan makin sediki. Selain
Semenjak tahun 1980 telah itu, dalam desain penelitian Pedoman Etik Internasional
dilakukan upaya peningkatan harus menjelaskan protokol untuk Penelitian
etika penggunaan hewan coba, percobaan hingga cara Biomedis.1993. Dewan
dengan mengeluarkan konsep mematikan hewan percobaan Organisasi Ilmu-Ilmu
3R: Reduction, Refinement, tersebut. Dalam uji pre klinis Kedokteran Indonesia
dan Replacement. Ketiga harus dilakukan oleh peneliti
konsep tersebut menhilangkan yang memiliki kemampuan Pedoman Nasional Etik
segi – segi yang tidak dalam pemeliharaan dan Penelitian Kesehatan,
manusiawi pada hewan penanganan hewan yang Kementerian Kesehatan
percobaan. Perkembangan manusiawi. Secara singkat, No.1031/Menkes/SK/VI
biologi molekuler dapat serangkaian penelitian I/2005 (7 Juli 2005)
mengurangi penggunaan biomedis dengan
hewan coba dan menggantinya mengikutsertakan manusia Peraturan Kepala Badan
dengan memanfaatkan biakan dan penggunaan hewan coba Pengawas Obat dan
sek/jaringan dan stem cells. dibutuhkan protokol yang baik, Makanan Republik
Adapun jika menggunakan megedepankan sisi manusiawi Indonesia No.16 Tahun
hewan coba, diharapkan dengan manfaat yang lebih 2015 tentang Tata
prosedurnya dapat banyak dari risiko yang Laksana dan Penilian
mengurangi rasa nyeri pada didapatkan. Obat Pengembangan
hewan coba. Penggunaan Baru
metode – metiode pada Daftar Pustaka
statistik dengan mengurangi Sudomo, Moh. 2017.
jumlah hewan percobaan Andayani, Dwiana. 2017. Pengantar dan Prinsip
dapat dilakukan sebagai Regulasi Pengembangan Dasar Penelitian
langkah mengurangi Obat di Indonesia. Badan Kesehatan. Komisi Etik
penggunaan hewan coba Pengawas Obat dan Penelitian
dengan tetap menjaga mutu Makanan: Jakarta Kesehatan Balitbangkes
penelitiannya. Kemenkes: Jakarta
Prinsip etik dengan CIA library :
mengurangi risiko dan www.cia.gov/library/rea
15

Anda mungkin juga menyukai