72
Ind
k
KurikulumdanModul
PelatihanuntukPelatih(TOT)Fasilitat
or
STBM
SanitasiTotalBerbasisMasyara
kat diindonesia
KEMENTERIANKESEHATANREPUBLIKINDONESIA
2014
i
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
KatalogDalam Terbitan. KementerianKesehatanRI
ii
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
KataPengantarDirekturJenderal
PP&PLKemenkes
P
emerintah Indonesia melakukan upaya
percepatan peningkatan akses terhadap
sanitasiyanglayak.Tahun2005,pendekatan
Community-LedTotalSanitation(CLTS)diujicobakan di
6 kabupaten dan selanjutnya direplikasi pada
tahun2006dan2007.Hasilnya,padatahun2007ada
680 desa yang telah mendeklarasikan kondisi terbatas dari
praktekbuangairbesarsembarangan(BABS)ataubiasadisebutOpen
DefecationFree(ODF).Inimemperlihatkanbahwapendekatansubsidi
danpenyediaansaranafisik(hardware),yangsebelumnyadilakukan
pemerintah, ternyata tidak mampu menjamin perubahan perilaku
masyarakat maupun meningkatkan akses sanitasi.
Tahun 2009,pemerintahmenekankanperhatiankepadaaspeksanitasi
dan higiene dengan memasukkan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010 – 2014) prioritas 3 bidang
kesehatan memprioritaskan upaya preventif dan promotif terpadu
melaluipeningkatanaksesairminum67%dansanitasi75%padatahun
2014. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pencapaian
target MDG’s 2015.
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM) merupakanpendekatan
yangcukupefektif untukmempercepataksesterhadapsanitasiyang layak
melalui perubahan perilaku secara kolektif dan pemberdayaan
masyarakat.SaatiniSTBM dilaksanakanmelaluiberbagaiprogram
pembangunansanitasi,diantaranyaprogramPenyediaan AirMinum
danSanitasiMasyarakat(PAMSIMAS), PAMSTBM,programUrban
Sanitation and Rural Infrasructure (USRI), program Sanitasi Berbasis
Masyarakat(SANIMAS), danprogram-programyangdilakukanoleh
mitrasepertiWater SanitationProgram-BankDunia,Wes UNICEF,
IUWASH,HighFive-USAID,PlanInternasionalIndonesia,WVI,Simavi,
USDP,YPCII,CD Bethesda,YayasanDian Desa dan lain-lain.
STBM yangmengutamakanpendekatanperubahanperilaku
membutuhkansumberdayamanusia(SDM)yangterampildantersebar
diseluruhwilayahIndonesia,baiksebagaifasilitatorSTBM, wirausaha
sanitasi maupun tenaga pelatih yang akan menghasilkan SDM STBM
baru di masa depan.
Diharapkanpesertalatihnantinyaakanmemilikiketerampilandibidang
pemberdayaanmasyarakatdenganpendekatanperubahanperilakudan
mampuberkontribusidalampercepatanpencapaiantargetMDG7cdan
pembangunan kesehatan nasional khususnya untuk memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat mandiri dan berkeadilan.
Terimakasih kamisampaikankepadaWSP-BankDunia,yangtelah
memfasilitasipenyusunankurikulumdanmodulSTBM, sertatim penyusun
yang telah berbagi pembelajaran dan pengalaman berharga hingga
modul STBMterakreditasi.
Prof.dr.TjandraYogaAditama
iv
Kurikulum dan Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
DAFTAR ISI
vi
Kurikulum dan Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
DAFTAR TABEL
PELATIHANUNTUK
PELATIH(TOT)
Bagian1
Kurikulum PelatihanuntukPelatih(TOT)
Fasilitator
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
1
Kurikulum Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
BABI.PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Filosofi Pelatihan......................................................................................................4
BABII.PERAN, FUNGSI,DAN KOMPETENSI......................................................................5
A. Peran........................................................................................................................5
B. Fungsi.......................................................................................................................5
C. Kompetensi...............................................................................................................6
BABIII.TUJUAN PELATIHAN................................................................................................6
A. TujuanUmum...........................................................................................................6
B. TujuanKhusus..........................................................................................................6
BABIV.STRUKTUR PROGRAM............................................................................................7
BABV.GARIS-GARISBESAR PROGRAMPEMBELAJARAN..............................................8
BABVI.DIAGRAMPROSESPEMBELAJARAN....................................................................19
BABVII.PESERTA,PELATIHDAN PENGENDALI PELATIHAN...........................................22
A. Peserta.....................................................................................................................22
B. Pelatih/Fasilitator/Instruktur......................................................................................22
C. Pengendali Pelatihan (Master ofTraining)................................................................22
D. Narasumber.............................................................................................................22
BABVIII.PENYELENGGARADANTEMPATPENYELENGGARAAN...................................23
A. Penyelenggara..........................................................................................................23
B. TempatPenyelenggaraan.........................................................................................23
BABIX.EVALUASI..................................................................................................................23
A. Evaluasi terhadap peserta melalui :........................................................................23
B. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator/narasumber.....................................................23
C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan...........................................................24
BABX.SERTIFIKAT................................................................................................................24
S
anitasiTotalBerbasisMasyarakatyangselanjutnyadisebutSTBMmerupakanpendekatan dan
paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan
pemberdayaanmasyarakatdanperubahanperilaku.STBMditetapkansebagaikebijakan
nasionalberdasarkanKeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor852/MENKES/
SK/IX/2008untukmempercepatpencapaianMDGstujuan7C,yaitumengurangihinggasetengah
pendudukyangtidakmemilikiaksesterhadapairbersihdansanitasipadatahun2015.Tahun2014,
KepmenkesinidigantidenganPeraturanMenteriKesehatanNo.3Tahun2014tentangSTBM.
AdapuntujuanpenyelenggaraanSTBMadalahuntukmewujudkanperilakumasyarakatyang
higienisdansanitersecaramandiridalamrangkameningkatkanderajatkesehatanmasyarakat
yangsetinggi-tingginya.Diharapkanpadatahun2025,Indonesiabisamencapaisanitasitotaluntuk
seluruhmasyarakat,sebagaimanatercantumdalamRencanaPembangunanJangkaPanjang
Nasional (RPJPN) Indonesia.
PendekatanSTBM terdiridaritigakomponenyangharusdilaksanakansecaraseimbang
dankomprehensif, yaitu:1)peningkatankebutuhansanitasi,2)peningkatanpenyediaanakses sanitasi,
dan 3) peningkatan lingkungan yang kondusif.
DalamupayapenguatankapasitaspelaksanaprogramSTBM, perludisusunBuku
KurikulumdanModulPelatihanFasilitatorSanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM).Diharapkan
Kurikulum ini didesain dengan pendekatan “learner centered” yakni pendekatan yang
menempatkan pembelajar sebagai pusat perhatian, sedangkan pelatih/fasilitator lebih berperan
sebagaikatalisator (catalyst),pembantuproses(processhelper),danpenghubungsumberdaya
(resourcelinker).Mengingatadanyaperbedaangayapengajarandanbudayasetempat,maka
tujuanpembelajarannyapundiarahkanpadatumbuhnyaprosespenemuansendiri(self-discovery),
sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas sebagai
seorang fasilitator STBM.
KebutuhanterhadapPelatihanFasilitatorSTBM inimasihbelumdiimbangidengan
ketersediaan jumlah tenaga pelatih yang mencukupi, mumpuni dan mampu memahami serta
menyampaikan atau memfasilitasi materi sesuai kurikulum dan modul pelatihan yang telah
ditetapkan. sehingga untuk mengakomodir kebutuhan ini maka perlu dilakukan suatu Pelatihan
untukPelatih(TraningofTrainer/TOT)FasilitatorSTBMini.Sehubungandenganhalitu,Pelatihan
untukPelatih(TOT) FasilitatorSTBM inimenjadibegitupentingdanperlusegeradilaksanakan
untukmencetakfasilitator-fasilitatorSTBM yanghandal,yangmampumendorongpercepatan
pencapaiantargetsanitasiIndonesiayangberkelanjutandanjugauntukmeningkatkanketerampilan
para fasilitator dalam hal melatih, serta untuk memberikan penyamaan persepsi diantara para
fasilitator agar terdapat keseragaman materi yang akan disampaikan pada pelatihan Pelatihan
fasilitatorSTBMsesuaikurikulumyangtelahditetapkan. Adapunpenyelenggaraanpelatihanini
mengacu pada kurikulum Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBMbagi pelaksana STBM.
B. Filosofi Pelatihan
Filosophi pelatihan untuk pelatih (TOF) Fasilitator STBM ini diselenggarakan dengan
memperhatikan:
1. Prinsippembelajaranorangdewasa(andragogi),dimanaselamapelatihanpesertaberhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai pemberdayaan masyarakat,
perubahan perilaku, dan STBM.
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan.
c. Diberikankesempatanyangsamauntukberpartisipasidalamsetiapprosespembelajaran.
d. Tidakdipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
2. Berorientasi kepada peserta, di mana peserta berhak untuk:
a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar tentang STBM.
b. Mendapatkanpelatihprofesionalyangdapatmenfasilitasidenganberbagaimetode,
melakukan umpan balik, dan menguasai materi STBM.
A. Peran
Setelahmengikutipelatihanini,pesertaberperansebagaipelatihpadapelatihanfasilitator STBMdi
wilayah kerjanya masing-masing.
B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya peserta mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep dasar STBM
2. Menjelaskan pemberdayaan masyarakat dalam STBM
3. Melakukan komunikasi, advokasi dan fasilitasi
4. Melakukan pemicuan STBMdi komunitas
5. Melatih pada pelatihan fasilitator STBM
B. TujuanKhusus
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan Konsep Dasar STBM.
2. Menerapkan Pemberdayaan Masyarakat dalam STBM.
3. Melakukan Komunikasi,Advokasi dan Fasilitasi.
4. Melakukan Pemicuan STBMdi Komunitas.
5. Melatih pada Pelatihan Fasilitator STBM.
WAKTU
No MATERI JML
T P PL
A MATERIDASAR
1 Kebijakan dan Strategi Nasional STBM 2 0 0 2
Subtotal“A” : 2 0 0 2
B MATERIINTI
1 Konsep Dasar STBM 2 2 0 4
2 Pemberdayaan Masyarakat dalam STBM 1 2 0 3
3 Komunikasi,Advokasi dan Fasilitasi. 2 2 0 4
4 Pemicuan STBMdi komunitas 4 2 10 16
5 TeknikMelatih 6 9 0 15
Subtotal“B” : 15 17 10 42
C MATERIPENUNJANG
1 Membangun Komitmen Belajar (BLC) 0 3 0 3
2 RencanaTindakLanjut (RTL) 1 2 0 3
Subtotal“C” : 2 5 0 6
Total 18 22 10 50
Nomor : MD.1
Judul Materi : Kebijakan dan Strategi Nasional STBM
Waktu : 2 JP(T=2jp; P=0 jp; PL= 0 jp)
TujuanPembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami arah kebijakan dan strategi nasional STBM.
TujuanPembelajaranPokokBahasandan Mediadan
Metode Referensi
Khusus(TPK) SubPokokBahasan AlatBantu
Setelahmengikutimateriini
pesertamampu:
1. Arahkebijakandan • CTJ, • Bahantayang • Bappenas,KebijakanNasionalPembangunanAirMinumdan
strategipembangunan • Curah (slideppt), Sanitasi,2003.
1. Menjelaskanarahkebijakan sanitasidiIndonesia Pendapat • LCDprojector, • SetnegRI,Undang-UndangNo.17Tahun2007tentang
danstrategipembangunan a. Arahkebijakandan • Komputer/laptop, RPJPN2005-2025,Jakarta:2005.
sanitasiIndonesia, strateginasional • Modul. • DepkesRI,KepmenkesNo.852/2008,tentangStrategi
pembangunan NasionalSTBM,Jakarta:2008.
sanitasi, • DepkesRI,StrategiNasionalSTBM,Jakarta:2008.
Kurikulum Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
b. Arahkebijakandan • SetnegRI,Undang-UndangNo.36Tahun2009tentang
strategiSTBM. Kesehatan,Jakarta:2009.
• KemenkesRI,Renstra2010-2014,Jakarta:2010.
• KemenkesRI,BukuProfiProgramPenyehatanLingkungan
2. Menjelaskanperandan 2. PerandanstrategiSTBM • CTJ, DitjenP2PL,Jakarta:2013.
strategiSTBM. a. PeranSTBMdalam • Curah • KemenkesRI,PermenkesNo.3/2014tentangSTBM
pencapaianRPJPN, Pendapat.
• UpdateSTBM,www.stbm-indonesia.org.
RPJMNdanMDGs
tujuan7C,
b. StrategiSTBM,
c. Pemetaanperan
dantanggungjawab
pemangkukebijakan
dimasing-masing
tingkatan.
Nomor : MI.1
Judul Materi : Konsep Dasar Pendekatan STBM
Kurikulum Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
Tujuan
PokokBahasandan SubPokok MediadanAlat
Pembelajaran Bahasan Metode Bantu Referensi
Khusus(TPK)
Tujuan
PokokBahasandan SubPokok MediadanAlat
Pembelajaran Bahasan Metode Bantu Referensi
Khusus(TPK)
Tujuan
PokokBahasandan SubPokok MediadanAlat
Pembelajaran Metode Referensi
Bahasan Bantu
Khusus(TPK)
1. Melakukan 1.Komunikasi • CTJ, • Bahan tayang (slide • Dinkes RI,Pusat Promosi Kesehatan,
komunikasi yang a. Pengertian komunikasi, • Diskusi ppt,) ModulTeknologiAdvokasi Kesehatan,
efektif, b. Bentuk-bentuk komunikasi, kelompok, • LCD, Jakarta: 2002.
c. Membangun komunikasi yang efektif. • Bermain peran, • Komputer/ laptop, • Kemenkes RI,Buku Sisipan STBM:
• Flipchart, Kurikulum dan Modul Pelatihan
• Spidol, Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
2. Melakukan 2.Advokasi • CTJ, di Bidang Kesehatan, Jakarta: 2013.
• Meta plan,
advokasi, a. Pengertian advokasi, • Bermain peran.
Kurikulum Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
• Skenario,
b. Langkah-langkah advokasi STBM,
• Kain tempel,
c. Cara melakukan advokasi yang efektif.
• Lembar diskusi
kelompok,
3. Menerapkan 3.Prinsip-Prinsip Dasar Fasilitasi • CTJ, • Panduan Bermain
prinsip-prinsip a. Prinsip dasar fasilitasi, • Diskusi Peran.
dasar fasilitasi, b. Peran dan fungsi fasilitator, kelompok.
c. Perilaku fasilitator dalam STBM,
d. Fasilitasi yang harus dilakukan dan dihindari
dalam STBM.
Tujuan
MediadanAlat
Pembelajaran PokokBahasandan SubPokokBahasan Metode Referensi
Bantu
Khusus(TPK)
Setelahmengikutimateri
ini peserta mampu : • LAN RI,Modul
Widyaiswara, Jakarta:
1. Menjelaskan model 1. Model pendekatan Pembelajaran Orang Dewasa (POD). • Curah pendapat • Komputer, 2008.
pendekatan a. Perubahan Paradigma Pendidikan • CTJ • LCD, • Kemenkes RI,Modul
Pembelajaran orang b. Pedagogi danAndragogi • Latihan • Papan/ kertas Flipchart, Pelatihan untuk Pelatih
dewasa (POD). c. Prinsip-prinsip POD • DiskusiKelompok • Spidol Program Kesehatan,
d. Ruang lingkup Pendekatan &tujuan POD • Praktik melatih • Lembar latihan Jakarta: 2009.
e. Strategi POD (micro-teaching) • Panduan diskusi • WSP-EAP,
kelompok Penyelenggaraan
2. Menyusun satuan 2. SatuanAcara Pembelajaran (SAP). • Pedoman praktik Pelatihan Wirausaha
acara pembelajaran a. PengertianSAP melatih Sanitasi, Jakarta: 2012.
(SAP) b. Manfaat SAP (micro-teaching) • Kemenkes RI,Buku
c. TujuanSAP Sisipan STBM:Kurikulum
d. SistematikaSAP dan Modul Pelatihan
e. TeknikPenyusunanSAP Fasilitator Pemberdayaan
f. Kegiatan Pembelajaran Masyarakat di Bidang
Kesehatan, Jakarta:
3. Menciptakan iklim 3. Penciptaan iklim pembelajaran yang kondusif : 2013.
pembelajaran yang a. Pengelolaan kelas secara efektif
kondusif dalam b. Perkembangan kelompok
sebuah proses c. Kondisi dan situasi belajar yang berpusat pada
pembelajaran pembelajar
d. Jurnal pembelajaran
Tujuan
MediadanAlat
Pembelajaran PokokBahasandan SubPokokBahasan Metode Referensi
Bantu
Khusus(TPK)
PokokBahasandan MediadanAlat
TujuanPembelajaranKhusus(TPK) Metode Referensi
SubPokokBahasan Bantu
PokokBahasandan MediadanAlat
TujuanPembelajaranKhusus(TPK) Metode Referensi
SubPokokBahasan Bantu
1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup RTL. 1. RTL: • CeramahTanya • Flipchart, • Kemenkes RI,Pusdiklat
a. Pengertian RTL Jawab • Spidol, Aparatur, Rencana
b. Ruang lingkup RTL. • Latihan • Meta plan, TindakLanjut, Kurmod
• Diskusi kelompok • Kain tempel, Surveillance, Jakarta:
2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RTL 2. Langkah-langkah penyusunan • LCD, 2008.
RTL. • Presentasi, • BPPSDM Kesehatan,
Kurikulum Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
2. Pelaksanaan Pre-Test
Pelaksanaan pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal peserta
terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran.
3. MembangunKomitmen Belajar
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses belajar mengajar
selanjutnya dan menciptakan komitmen terhadap norma-norma kelas yang disepakati bersama
olehseluruhpesertasertamembentukstruktur kelassebagaipenghubungantarapeserta,MOT, dan
panitia penyelenggara, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan
kondusif.
Kegiatannya antara lain:
a. PenjelasanolehMOTtentangtujuanpembelajarandankegiatanyangakandilakukandalam materi
membangun komitmen belajar.
b. Perkenalanantarapesertadanparafasilitatordanpanitiapenyelenggarapelatihan,dan juga
perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan,
dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-masing peserta
selama pelatihan.
d. Kesepakatanantaraparafasilitator,penyelenggarapelatihandanpesertadalamberinteraksi
selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas (pemilihan ketua kelas dan
sekretaris), kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
4. Pengisianwawasan
Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi
sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui oleh peserta dalam pelatihan ini,
yaitu Kebijakan dan Strategi Nasional SanitasiTotalBerbasis Masyarakat (STBM).
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap hari dengan cara melakukan review terhadap kegiatan proses
pembelajaran yang sudah berlangsung sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses
pembelajaranselanjutnya.Prosesumpanbalikjugadilakukandaripelatihkepesertaberdasarkan
penjajagan awal melalui pre-test, pemetaan kemampuan dan kapasitas peserta, penilaian
penampilanpeserta,jugamelaluipengamatanlangsungbaikdikelasselamaprosespembelajaran
maupun selama mengikuti praktik kerja lapangan.
8. Microteaching
Setelahsemuamateriselesaidipaparkandanpraktikkerjalapangantelah dilaksanakanmaka
dilanjutkandenganmicroteachingyangdilaksanakansecaraperkelompokdenganmasing-masing
pesertamenyiapkanmateriSatuanAcaraPembelajaran(SAP)danbahanpaparanterkaitmateri
yangtelahdisampaikansebelumnya.Danmasing-masingpesertadiberikanwaktuselamakurang lebih
30 menit untuk pemaparan materinya dalam praktik microteaching (teknik melatih) dengan
penilaian dilakukan oleh seorang widyaiswara dan faslitator pelatihan dimana hasil microteaching
ini menentukan layak atau tidaknya seorang peserta menjadi fasilitator STBM.
9. Rencana TindakLanjut(RTL)
Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut dari hasil pelatihan berupa rencana
peserta latih untuk mengintegrasikan pendekatan STBMke dalam pekerjaannya masing-masing.
10. Post-Test
Post-test dilakukanuntukmengetahuisejauhmanapesertadapatmenyerapmateriselama
pelatihan.Selainpost-test, dilakukanevaluasikompetensiyaitupenilaianterhadapkemampuan yang
telah didapat peserta melalui penugasan-penugasan dan praktik lapangan, termasuk didalamnya
pengamatan yang dilakukan oleh fasilitator terhadap peserta latih selama proses pelatihan.
11. Penutupan
Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta
kepadapenyelenggaradanpelatihuntukperbaikanpelatihanyangakandatang.Dalampenutupan
dilakukan laporan hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan termasuk terhadap fasilitator,
narasumber, peserta, sarana dan prasarana yang ada maupun kepada penyelenggara sendiri
yang disampaikan oleh Ketua panitia penyelenggara. Selanjutnya pelatihan ditutup dengan resmi
olehpejabatyangberwenang,denganditandaipelepasankartutandupesertaolehmasing-masing
pesertalatihdandiakhiridenganpembacaandoasemogahasildaripelatihaninidapatbermanfaat sesuai
dengan harapan dan tujuan pelatihan fasilitator STBM.
B. Pelatih/Fasilitator/Instruktur
Pelatihadalahtimpelatih/fasilitatorSTBM dariKementerianKesehatandanpraktisiSTBM dari
berbagaiinstansidanproyekpendukungSTBM,denganmemenuhisalahsatudarikriteriaberikut ini
yaitu :
a. Memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman serta terlibat dalam kegiatan STBM,
b. Memiliki pengalaman menjadi pelatih untuk STBM,
c. Widyaiswara sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki,
d. Pejabat struktural yang membidangi sanitasi dan penyehatan lingkungan.
Persyaratan:
a. Mengetahui program STBM,
b. Merancang kerangka acuan,
c. Menguasai materi secara garis besar,
d. Pernah mengikuti pelatihan MOT,atau
e. Pernah mengikuti TrainingofTrainer(TOT).
D. Narasumber
Narasumber berasal dari:
a. Ditjen PPdan PL,Badan PPSDM Kementerian Kesehatan RI dan Master Trainer/Pelatih
Nasional STBM.
b. Narasumber/pelatih dari mitra STBM.
Kriteria narasumber:
a. Menguasai materi di bidangnya.
b. Menguasai teknik melatih.
c. Pernah mengikuti pelatihan fasilitator STBM.
d. Pelaksana di salah satu program STBM
B. TempatPenyelenggaraan
Pelatihanakandiselenggarakanpadatempat/lokasiprogramyangtelahmenggunakanpendekatan
STBMdi seluruh wilayah Republik Indonesia.
BAB IX.EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi :
BAB X.SERTIFIKAT
BerdasarkanPeraturanMenteriNegaraPendayagunaan AparaturNegaranomor01/PER/M.
PAN/2008tanggal28Januari2008tentangPedomanPenyusunandanPengangkatanTenaga
FungsionaldanAngkaKreditnya,makabagipesertayangtelahmenyelesaikanprosespelatihan
selama30jpdengankehadiranminimal95persendandinyatakanlulusberdasarkanhasilevaluasi
pelatihan akan diberikan sertifikat dengan angka kredit 1 (satu).
Sertifikat akan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang atas nama Menteri Kesehatan
dan oleh panitia penyelenggara. Sertifikat juga bisa diberikan oleh Lembaga yang berwenang
menerbitkansertifikatuntukpelatihanuntukpelatihFasilitatorSanitasiTotalBerbasisMasyarakat.
PELATIHANUNTUK
PELATIH(TOT)
MODUL
Bagian2
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator
SanitasiTotalBerbasis Masyarakat (STBM)
25
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
26
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
STRATEGINASIONAL
KEBIJAKANDAN
MD.1
STBM
ModulMD.1
Kebijakan dan Strategi Nasional STBM
27
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMD.1 - KEBIJAKANDAN STRATEGINASIONALSTBM..........................................27
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................29
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................29
A. TujuanPembelajaran Umum.................................................................................29
B. TujuanPembelajaran Khusus................................................................................29
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN..................................................30
A. Pokok Bahasan 1 - Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi di Indonesia.30
B. Pokok Bahasan 2 - Peran dan Strategi STBM.......................................................30
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................30
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................30
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................30
A. Langkah 1:Pengkondisian (20 menit)...................................................................30
B. Langkah 2:Pengkajian Pokok Bahasan (60 menit)...............................................30
C. Langkah 3:Rangkuman (10 menit):.......................................................................31
VII. URAIAN MATERI......................................................................................................31
A. POKOKBAHASAN 1 - KEBIJAKANDAN STRATEGIPEMBANGUNAN
SANITASIDI INDONESIA....................................................................................31
B. POKOKBAHASAN 2 - PERAN DAN STRATEGISTBM.......................................32
VIII. REFERENSI.............................................................................................................37
I. DESKRIPSI SINGKAT
ModulKebijakandanStrategiNasionalSTBM inidisusununtukmembekalipesertaagardapat
memahamikebijakandanstateginasionalSanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM),dalam kaitannya
dengan keberhasilan pembangunan kesehatan manusia Indonesia.
STBM merupakanpendekatandanparadigmapembangunansanitasidiIndonesiayang
mengedepankanpemberdayaanmasyarakatdanperubahanperilaku.STBMdiadopsidarihasil
ujicobaCommunityLedTotalSanitation(CLTS) yangtelahsuksesdilakukandibeberapalokasi proyek
air minum dan sanitasi di Indonesia, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat
untukmengubahperilakubuangairbesarsembarangan(BABS) menjadibuangairbesardi jamban yang
saniter dan layak.
STBMditetapkansebagaikebijakannasionalberdasarkanKeputusanMenteriKesehatanRepublik
Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 untuk mempercepat pencapaian MDGs tujuan 7C,
yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan
sanitasi pada tahun 2015. . Pada tahun 2014, Kepmenkes tersebut diganti dengan Peraturan
MenteriKesehatanNo.3Tahun2014tentangSTBM.AdapuntujuanpenyelenggaraanSTBM adalah
untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selanjutnya, pada tahun
2025, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia telah memiliki akses sanitasi dasar yang layak
dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kesehariannya, sebagaimana amanat
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia 2005-2025.
PendekatanSTBM terdiridaritigastrategiyangharusdilaksanakansecaraseimbangdan
komprehensif,yaitu:1)peningkatankebutuhansanitasi,2)peningkatanpenyediaanaksessanitasi,
dan3)peningkatanlingkunganyangkondusif.PenerapanSTBMdilakukandalamnaungan5pilar
STBM,yaitu(1)StopBuangAirBesarSembarangan(SBS),(2)CuciTanganPakaiSabun(CTPS),
(3) PengelolaanAirMinumdanMakananRumahTangga(PAMM-RT),(4)PengamananSampah
RumahTangga(PS-RT),dan Pengamanan Limbah Cair RumahTangga(PLC-RT).
B. POKOKBAHASAN 2
PERAN DAN STRATEGISTBM
a. Peran STBMdalam pencapaian RPJPN, RPJMN dan MDGs tujuan 7C,
b. Strategi STBM,
c. Pemetaan peran dan tanggung jawab pemangku kebijakan di masing-masing tingkatan.
V. METODEPEMBELAJARAN
Ceramah tanya jawab dan curah pendapat.
Undang-UndangNo.17 Tahun2007tentangRencanaPembangunanJangkaPanjangNasional
(RPJPN) Tahun2005-2025menetapkanbahwaPembangunanKesehatandiarahkanuntuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Selanjutnya dalam
RencanaStrategis KementerianKesehatan(RenstraKemenkes)Tahun 2010-2014yang tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia No. HK.03.01/160/1/2010 ditetapkan
bahwaVisiKemenkesadalahMasyarakatSehatyangMandiridanBerkeadilan. AdapunMisi Kemenkes
adalah1) Meningkatkanderajat kesehatan masyarakatmelalui pemberdayaan masyarakat
termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat
denganmenjamintersedianyaupayakesehatanyangparipurna,merata,bermutudanberkeadilan;
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan 4) Menciptakan tata
kelola kepemerintahan yang baik.
Untuk memperbaiki capaian ini, perlu dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi
total.Untukitu,pemerintahmerubahpendekatanpembangunansanitasinasionaldaripendekatan
sektoraldengan penyediaan subsidi perangkatkeras yangselama ini tidakmemberi dayaungkit
terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi, menjadi pendekatan
sanitasi total berbasis masyarakat yang menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku higienis.
Padatahun2005,pemerintahmelakukanujicobaimplementasiCommunityLedTotal Sanitation
(CLTS)atauSanitasiTotalBerbasisMasyarakatdi6kabupaten.Padatahun2006,ujicobainitelah
B. POKOKBAHASAN 2
PERAN DAN STRATEGISTBM
a. Peran STBM Dalam Pencapaian RPJPN, RPJMN danMDGs Tujuan7C
STBM adalah pendekatan yang digunakan dalam program nasional pembangunan sanitasi di
Indonesia yang dipilih untuk: memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat,
mencegahpenyebaranpenyakit berbasis lingkungan,meningkatkankemampuanmasyarakat
sertamengimplementasikankomitmenpemerintahuntukmeningkatkanaksessanitasidasaryang
layakdanberkesinambungan.Komitmenpemerintahtersebuttercantumdalampencapaiantarget
pembangunanmilennium(MilleniumDevelopmentGoal), khususnyatarget7C,yaitumengurangi
hinggasetengahpendudukyangtidakmemilikiaksesterhadapairbersihdansanitasipadatahun 2015.
Komitmen pemerintah terkait sanitasi lainnya tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) adalah sanitasi total untuk seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2025.
Goal7
MenjaminKelestarianLingkunganHidup
Target Menurunkanhinggaseparuhnyaproporsirumahtanggatanpaakses
*)BPS;Susenas
Tabel1: TujuanMDG
b. Strategi STBM
Untuk mencapai kondisi sanitasi total,STBMmemiliki 6 strategi, yaitu :
1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment)
Prinsip :
• Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnnya
dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter.
Pokok Kegiatan :
• Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya secara berjenjang,
• Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah,
• Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan swasta.
2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation)
Prinsip :
• Menciptakanperilakukomunitasyanghigienisdansaniteruntukmendukung
terciptanya sanitasi total.
Peningkatan
lingkungan
yangkondusif
Institusionalisasi
Peningkatan Peningkatan
kebutuhansanitasi penyediaansanitasi
Gambar 1: KomponenPokokSTBM
STBM dilakukandisemuatingkatandenganmemperhatikankoordinasilintassektordanlintas
pemangkukepentingan,termasuklintasprogrampembangunanairminumdansanitasi,sehingga
keterpaduan dalam persiapan dan pelaksanaan STBMdapat tercapai.
Gambar 2: TupoksiSTBM
VIII. REFERENSI
1. Bappenas, Kebijakan Nasional PembangunanAir Minum dan Sanitasi, Jakarta: 2003.
2. Setneg RI,Undang-Undang No.17Tahun2007 tentang RPJPN 2005-2025, Jakarta: 2005.
3. DepkesRI,KepmenkesNo.852/MENKES/SK/IX/2008tentangStrategiNasionalSanitasiTotal
Berbasis Masyarakat, Jakarta: 2008.
4. Depkes RI,Strategi Nasional STBM,Jakarta: 2008.
5. Setneg RI,Undang-Undang No. 36Tahun2009 tentang Kesehatan, Jakarta: 2009.
6. Kepmenkes RI,Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014, Jakarta: 2010.
7. Kepmenkes RI, Buku Profil Program Penyehatan Lingkungan Ditjen P2PL, Jakarta: 2013.
8. KemenkesRI,PermenkesNo.3Tahun2014tentangSanitasiTotalBerbasisMasyarakat, 2014.
9. Update terkait STBM,www.stbm-indonesia.org
PENDEKATANSTBM
KONSEPDASAR
MI.1
Konsep Dasar Pendekatan STBM
39
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMI.1- KONSEPDASAR PENDEKATANSTBM.........................................................39
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................41
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................41
A. TujuanPembelajaran Umum.................................................................................41
B. TujuanPembelajaran Khusus................................................................................41
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN..................................................41
A. Pokok Bahasan 1:Pengertian STBM....................................................................41
B. Pokok Bahasan 2:TigaKomponen STBM............................................................42
C. Pokok Bahasan 3:Lima Pilar STBM.....................................................................42
D. Pokok Bahasan 4:Prinsip-prinsip STBM..............................................................42
E. Pokok Bahasan 5:TanggaPerubahan Perilaku....................................................42
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................42
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................42
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................42
VII. URAIAN MATERI.....................................................................................................43
A. POKOKBAHASAN 1:PENGERTIANSTBM.........................................................43
B. POKOKBAHASAN 2:TIGAStrategi STBM..........................................................50
C. POKOKBAHASAN 3:LIMAPILAR STBM............................................................52
D. POKOKBAHASAN 4:PRINSIP-PRINSIPSTBM..................................................52
E. POKOKBAHASAN 5:TANGGAPERUBAHAN PERILAKU..................................54
VI. REFERENSI.............................................................................................................57
VII. LAMPIRAN...............................................................................................................57
I. DESKRIPSI SINGKAT
ModulKonsepDasarPendekatanSTBM inidisusununtukmembekalipesertaagarmemahami
pengertian, komponen-komponen pokok, pilar-pilar, prinsip-prinsip dasar,dan tangga perubahan
perilaku pada STBMsecara lebih rinci dan mendalam.
BerdasarkandataBadanPusatStatistik(BPS)tahun2011,baru55,60%pendudukIndonesia
yangmemilikiaksessanitasiyanglayak,yangterbagiantara72,54%diperkotaandan38,97%
diperdesaan.AngkainimasihjauhdaritargetMDGyaitu62,40%atau76,82%diperkotaandan 55.55% di
perdesaan. Dari target RPJMN bidang kesehatan untuk mencapai 20.000 desa SBS pada tahun
2014, usaha keras masih sangat diperlukan.Berdasarkan data Kemenkes, hingga November
2013, baru 14.189 desa yang sudah Stop BuangAir Besar Sembarangan.
Olehkarenaitu,pemahamanterkaitkonsepdasarpendekatanSTBMmenjadisangatpentingagar
peserta pelatihan bisa memahami secara utuh, untuk selanjutnya dapat memfasilitasi penerapan
STBMdi masyarakat.
V. METODEPEMBELAJARAN
Ceramah tanya jawab, putar film, curah pendapat, diskusi dan bermain peran.
• Berbasismasyarakatadalahkondisiyangmenempatkanmasyarakatsebagaipengambil
keputusan dan penanggungjawab dalam rangka menciptakan/meningkatkan kapasitas
masyarakat untuk memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas
hidup, kemandirian, kesejahteraan, serta menjamin keberlanjutannya.
• ODF(OpenDefecationFree)atauSBS(StopBuangairbesarSembarangan)adalah
kondisiketikasetiapindividudalamsuatukomunitastidaklagimelakukanperilakubuang air
besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit.
• Jambansehatadalahfasilitaspembuangantinjayangefektifuntukmemutusmatarantai
penularan penyakit.
• SaranaCTPS adalahsaranauntukmelakukanperilakucucitanganpakaisabunyang
dilengkapi dengan sarana air mengalir, sabun dan saluran pembuangan air limbah.
• PengelolaanAirMinumdanMakananRumahTangga(PAMM-RT))adalahmelakukan
kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan
menjagakualitas air dari sumber air yang akan digunakanuntuk air minum, sertauntuk
menerapkan prinsip hygiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di
rumah tangga.
• Pemerintahdaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikotadanperangkatdaerahsebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
• LSM/NGO adalahorganisasiyangdidirikanolehperoranganatausekelompokorang
secarasukarelayangmemberikanpelayanankepadamasyarakatumumtanpabertujuan
untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
b. TujuanSTBM
TujuanpendekatanSTBMadalahuntukmencapaikondisisanitasitotaldenganmengubah
perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat yang meliputi 3 strategi
yaitu penciptaan lingkungan yang mendukung, peningkatan kebutuhan sanitasi, serta
peningkatan penyediaan akses sanitasi.
Setelahmerdeka,pemerintahmencanangkanprogramSarana AirMinumdanJamban
Keluarga(SAMIJAGA) melaluiInpresNo.5/1974.Untukmendapatkansumberdaya manusia
dalam melaksanakan program-program tersebut, Kementerian Kesehatan
mendirikansekolah-sekolahkesehatanlingkungan,yangsekarangdikenaldengannama
PoliteknikKesehatan(Poltekes).Periode1970-1997,pemerintahmelakukanberagam
Secararingkas,perbedaanpendekatanpembangunansanitasisebelumdansaatiniterlihatpada tabel
di bawah ini:
Sasaran utama adalah kepala keluarga Sasaran utama adalah masyarakat desa
secara utuh
d. KonsepSTBM
KonsepSTBM diadopsidarikonsepCommunityLedTotalSanitation(CLTS)yangtelah
disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan di Indonesia. Sebelum memahami konsep
dan prinsip STBM,berikut dijelaskan secara singkat konsep CLTS.
CLTS adalahsebuahpendekatandalampembangunansanitasipedesaandanmulai
berkembang pada tahun 2001. Pendekatan ini awalnya diujicobakan di beberapa
komunitas diBangladeshdansaatinisudah diadopsisecaramassaldinegara tersebut. Salah
satu negara bagian di India yaitu Provinsi Maharasthra telah mengadopsi
Profesional Perilakudan
kebiasaan
Proses Penerapan
Berbagi Metode
KetiganyamerupakanpilarutamayangharusdiperhatikandalampendekatanCLTS,namun
dariketiganyayangpalingpentingadalah“perubahanperilakudankebiasaan”(Attitude and
BehaviorChange)”,karenajikaperilakudankebiasaantidakberubahmakakitatidakakanpernah
mencapai tahap “berbagi(sharing)”dan sangat sulit untuk menerapkan “metode” yang tepat.
Salah satu perilaku dan kebiasaan yang harus berubah adalah perilaku fasilitator, diantaranya:
• Pandanganbahwaadakelompokyangberadaditingkatatas(upper)dankelompokyang
beradaditingkat bawah(lower). Carapandang“upper-lower”harusdirubahmenjadi
“pembelajaran bersama”, bahkan menempatkan masyarakat sebagai “guru” karena
masyarakat sendiri yang paling tahu apa yang terjadi dalam masyarakat itu.
• Cara pikir bahwa kita datang bukan untuk “memberi” sesuatu tetapi “menolong”
masyarakat untuk menemukan sesuatu.
• Bahasatubuh(gesture);sangatberkaitandenganpandanganupperlower.Bahasatubuh
yangmenunjukkanbahwaseorangfasilitatormempunyaipengetahuanatauketerampilan
yang lebih dibandingkan masyarakat, harus dihindari.
Ketika perilaku dan kebiasaan (termasuk cara berpikir dan bahasa tubuh) dari fasilitator telah
berubah maka “sharing” akan segera dimulai. Masyarakat akan merasa bebas untuk mengatakan
tentang apa yang terjadi di komunitasnya dan mereka mulai merencanakan untuk melakukan
sesuatu. Setelah masyarakat dapat berbagi, maka metode mulai dapat diterapkan. Masyarakat
secara bersama-sama melakukan analisa terhadap kondisi dan masalah masyarakat tersebut.
B. POKOKBAHASAN 2:TIGASTRATEGISTBM
PendekatanSTBMmerupakaninteraksiyangsalingterkaitantaraketigakomponenpokoksanitasi, yang
dilaksanakan secara terpadu, sebagai berikut:
Kedua komponen tersebut dapat berinteraksi melalui mekanisme pasar bila mendapatkan
dukungandaripemerintahyangdituangkandalambentukregulasi,kebijakan,penganggaran dan
pendekatan yang dikembangan. Bentuk upaya tersebut adalah penciptaan lingkungan yang
kondusifuntukmendukungkeduakomponenberinteraksi.Adabeberapaindikatoryangdapat
menggambarkan lingkungan yang kondusif antara lain:
d. Tujuanpelaksanaan 5 pilarSTBM
DibaginyapelaksanaanSTBMdibawahnaunganlimapilarakanmempermudahupayamencapai
tujuanakhirSTBM, tidakhanyauntukmeningkatkanaksessanitasimasyarakatyanglebihbaik tetapi
juga merubah dan mempertahankan keberlanjutan praktik-praktik budaya hidup bersih dan
sehat.Sehingga dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang
diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan.
Penyediaan sarana sanitasi dasar adalah tanggung jawab masyarakat. Sekiranya individu
masyarakatbelummampumenyediakansanitasidasar,makadiharapkanadanyakepeduliandan
kerjasama dengan anggota masyarakat lain untuk membantu mencarikan solusi.
c. Tidakmenggurui/memaksa
STBMtidakbolehdisampaikankepadamasyarakatdengancaramengguruidanmemaksamereka untuk
mempraktikkan budaya higiene dan sanitasi, apalagi dengan memaksa mereka membuat/
membeli jamban atau produk-produk STBM.
Bahan yang digunakan Semen, porselen, batu bata, Bisa dimulai dengan bambu, kayu, dan lain-
dan lain-lain lain
Model penyebaran Oleh organisasi luar / formal Oleh masyarakat melalui hubungan
persaudaraan, perkawanan dan lain-lain
Bila budaya masyarakat sudah mempraktikkan perilaku hieginies dan saniter secara permanen
maka sarana sanitasi menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan sehingga akan terjadi kondisi
sanitasi total sesuai dengan tujuan dari pendekatan STBMini.
Tanggaperubahanperilaku(terlihatdalamgambardibawah), belajardaripengalamanglobal,
diketahuiperilakuhigienetidakdapatdipromosikanuntukseluruhrumahtanggasecarabersamaan.
Promosi perubahan perilaku kolektif harus berfokus pada satu atau dua perilaku yang berkaitan
pada saat bersamaan.
TanggaPerubahanPerilaku SANITASI
sudah
mempraktekk
an perilaku
TOTAL
Hygienes
Visi STBM sanitasisecara
permanen
• Terjadinyapeningkatan
Improved kualitassaranasanitasi.
• Terjadinyaperubahan
+ perilakuhygieneslainnya
Perilaku dimasyarakat.
Hygienes • Adanyaupayapamasaran
lainnya danpromosisanitasi.
• Adanyapemantauandan
evaluasi
• 100%masyarakatsudah
berubahperilakunya
denganstatusODF
(terverifikasi).
ODF • Adanyarencanauntuk
merubahperilaku
Hygieneslainnya.
• Adanyaaturandari
masyarakatuntuk
menjagastatusODF
• Adanyaprosespemicuan • Adanyapemantauandan
• AdanyaKomite/”Natural verifikasisecaraberkala
leaders” Diterbitkan oleh:Sekretariat STBM
• AdanyaRencanaAksi
OD • Adanyapemantauanterus
menerus
• Tersedianyasupply
a. Perilaku BABS
PerilakuBABS(Buang AirBesarSembarangan)adalahkebiasaan/praktikbudayasehari-hari
masyarakatyangmasihmembuangkotoran/tinjanyaditempatterbukadantanpaadapengelolaan tinja
yang higienis.
KebiasaanBABS initerjadikarenatidakadanyapengelolaantinjayangmemenuhisyarat-syarat
kesehatan, sehingga menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan baik untuk individu
yang melakukan praktik BABSmaupun komunitas lingkungan tempat hidupnya.
Kondisi masyarakat seperti ini perlu diubah melalui sebuah kegiatan perubahan perilaku secara
kolektif dengan pendekatan STBM,yang bisa dilakukan dengan cara:
1. Diadakanpemicuankemasyarakatyangdifasilitasiolehtenagakesehatanataumasyarakat yang
sudah terlatih menjadi fasilitator STBM.
b. Perilaku SBS
PerilakuSBS(StopBuangairbesarSembarangan)adalahkebiasaan/praktikbudayasehari- hari
masyarakat yang tidak lagi membuang kotoran/tinjanya di tempat yang terbuka dan sudah
dilakukan pengelolaan tinjanya yang efektifuntuk memutus rantai penularan penyakit.
PerilakuSBSinibiasanyadiikutidengankemauanmasyarakatnyayangmempunyaikemampuan
untukmendapatkansaranaaksessanitasiyangdimulaidarisaranajambansehatpalingsederhana
sampai dengan tingkatsarana jamban yangsudah bagus sistem pengelolaannya sepertiIPAL
komunalmaupunIPAL terpusat.Kemauansertakomitmendarimasyarakatinidilakukansecara kolektif
dan partisipatif dalam mengambil keputusannya.
KetikamasyarakatsecarakeseluruhansudahberperilakuSBSmakadikatakankomunitastersebut
mencapaikondisiDesa/KelurahanSBS/ODF dimanakondisikomunitastersebutdengankondisi
sebagai berikut:
1. 100%masyarakatsudahberubahperilakunyadenganstatusSBS(sudahterverifikasiolehtim
verifikasi dari puskesmas setempat),
2. Adanya rencana untuk merubah perilaku higiene lainnya,
3. Adanya aturan dari masyarakat untuk menjaga statusSBS,dan
4. Adanya pemantauan dan verifikasi secara berkala.
c. Perilaku HigienenedanSaniter
Perilaku Higienene dan Saniter dalam dokumen ini diartikan sebagai kebiasaan/ praktik budaya
sehari-harimasyarakatyangsudahtidaklagiBAB sembarangandenganaksessaranasanitasi jamban
yang sehat dan berperilaku higienis saniter lainnya yang merupakan bagian dari salah satu 4 pilar
yang lainnya seperti berperilaku cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan
yang aman, mengelola sampah dan mengelola limbah cair rumah tangga.
Ketika masyakat secara keseluruhan sudah berperilaku higienis dan saniter maka dikatakan
komunitastersebutmencapaikondisiDesa/KelurahanSTBM dimanakondisikomunitastersebut
dengan kondisi sebagai berikut:
1. 100%masyarakatsudahberubahperilakunyadenganstatusDesa/KelurahanSBS(sudah
terverifikasi oleh tim verifikasi dari puskesmas setempat),
d. Perilaku SanitasiTotal
PerilakuSanitasi Totaladalahkebiasaan/praktikbudayasehari-harimasyarakatyangsudah
mempraktikkan perilaku higiene sanitasi secara permanen dimana kebiasaan ini meliputi (i) tidak
buang air besar sembarangan; (ii) mencuci tangan pakai sabun; (iii) mengelola air minum dan
makananyangaman;(iv)mengelolasampahdenganaman;dan(v)mengelolalimbahcairrumah tangga
dengan aman.
Ketikamasyarakatsecarakeseluruhansudahberperilakusanitasitotalmakadikatakankomunitas
tersebut mencapai kondisi Desa/Kelurahan STBMdengan Kondisi SanitasiTotal.
VI. REFERENSI
1. Kar,Kamar, WorkingPaper184,Subsidy orSelf-Respect Total CommunitySanitation in
Bangladesh, InstituteforDevelopment Studies, September 2003.
2. KelompokKerja AntarDepartemen,ProjectWASPOLA,FilmAwakeningChangeCommunity Led
TotalSanitation in Indonesia, Jakarta: 2006.
3. Kemenkes RI,Film STBM,Jakarta, 2009.
4. Kemenkes RI,Modul Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, Dit. PL,Jakarta: 2012.
5. Kemenekes RI,MateriAdvokasi STBM,Sekretariat STBMNasional, Jakarta: 2012.
6. KemenkesRI,BukuSisipanSTBM:KurikulumdanModulPelatihanFasilitatorPemberdayaan
MasyarakatdiBidangKesehatan,Jakarta:enkesRI,BukuSisipanSTBM:KurikulumdanModul
Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta:2013.
7. Update STBM,www.stbm-indonesia.org
8. Sejarah Sanitasi, SeriAMPL23,www.ampl.or.id
VII. LAMPIRAN
Lembar Penugasan
a. Pembelajaran Penerapan STBM
Dilakukan melalui Diskusi Kelompok. Maksimal waktu 30 menit.
Langkah-langkah melakukan diskusi kelompok:
1. Pembelajaran/Refleksi
• Ajukan pertanyaan kepada peserta program/proyek apa saja yang memfasilitasi
penerapanSTBM yangsedangataupernahdilaksanakandikabupaten/wilayahkerja
peserta.
Poinkunciuntukpemandu:
Ada 2 kemungkinan hasil diskusi peserta tentang pembelajaran penerapan STBM:
1. Jawaban Pesimis, yaitu target ODF/SBSsulit tercapai dan penerapan
STBMtidak berkesinambungan atau tidak di replikasi,
2. Jawaban Optimis,yaitu target ODF/SBSakan tercapai dan penerapan
STBMberkesinambungan atau akan menyebar ke wilayah lain.
Darihasildiskusipleno,pemandumemfasilitasipenegasan(bukanpenyimpulan)tentang faktor-
faktorpendukung dan penghambat.
b. KomponenSTBM
Dilakukan melalui Diskusi Kelompok. Maksimal waktu 30 menit.
Langkah-langkah melakukan diskusi kelompok:
1. Pemandu menanyakan apakah peserta pernah mendengar mengenai komponen STBM.
Mintalah 2-3 peserta untuk menjelaskan mengenai komponen STBM.
2. Tuliskanpoin-poin kunci jawaban peserta ke dalam kertas plano.
Poinkunciuntukpemandu:
• Pilih peserta yang sudah mengenal 3 komponen STBM
• Giring diskusi untuk menyepakati 3 komponen STBMberikut: peningkatan
kebutuhan, penyediaan layanan, dan lingkungan yang kondusif.
• Jika muncul komponen lain tanyakan pada peserta apakah komponen tersebut
berdiri sendiri atau bagian dari dari salah komponen tersebut.
3. Peserta diminta untuk kembali dalam kelompoknya untuk mendiskusikan hal berikut
dengan menggunakan hasil diskusi tentang faktorpendukung dan penghambat:
• Kegiatan apa saja yang diperlukan untukmemunculkan faktorpendukung dan
mengatasi faktorpenghambat dalam pelaksanaan STBM?
4. Mintalah kelompok menulis kegiatan-kegiatan tersebut pada kertas metaplan.
5. Sementarapesertaberdiskusi,pemandumenuliskan3komponenSTBM (demand, supply,
enabling) dalam kertas metaplan dan menempelkan pada kain rekat di 3 tempat berbeda
yang berbentuk segitiga.
Poinkunciuntukpemandu:
• Kegiatan peningkatan kebutuhan adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
penumbuhan kebutuhan terhadap sanitasi (perubahan perilaku), misalnya:
pemicuan, promosi kesehatan dan sanitasi, pendampingan tindak lanjut, dll.
• Kegiatan penyediaan layanan adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
peningkatan penyediaan layanan sanitasi (wirausaha sanitasi), misalnya:
memfasilitasi pemilihan opsi teknologi jamban sehat, menciptakan wirausaha
sanitasi, menghubungkan masyarakat dengan wirausaha sanitasi, dll.
• Kegiatan penciptaan lingkungan yang mendukung adalah kegiatan-kegiatan
yang terkait dengan penciptaan dan penguatan lingkungan pendukung
(dukungan dan keterlibatan para pelaku), misalnya: advokasi kebijakan
dan pendanaan, peningkatan kapasitas (pelatihan, fasilitasi pembelajaran),
pemantauan, dll.
9. Jika sebagian komponen memiliki kegiatan yang terbatas, pemandu dapat meminta
peserta untuk menambahkan kegiatan dalam komponen tersebut, atau pemandu dapat
juga menambahkan dengan terlebih dahulu meminta tanggapan dan konfirmasi peserta.
10. Darihasildiskusipleno,pemandumemfasilitasipenegasan(bukanpenyimpulan)tentang
kegiatan-kegiataan untuk 3 komponen STBM
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DALAMSTBM
MI.2
63
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMI.2- PEMBERDAYAANMASYARAKATDALAM STBM..........................................63
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................65
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................65
A. TujuanPembelajaran Umum.................................................................................65
B. TujuanPembelajaran Khusus................................................................................65
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN..................................................65
A. Pokok Bahasan 1:Pemberdayaan Masyarakat.....................................................65
B. Pokok Bahasan 2:Partisipasi Masyarakat dalam STBM.......................................66
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................66
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................66
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................66
A. Langkah 1:Pengkondisian (15 menit)...................................................................66
B. Langkah 2;Pengkajian Pokok Bahasan (105 menit).............................................66
C. Langkah 3:Rangkuman (15 menit):.......................................................................66
VII. URAIAN MATERI.....................................................................................................67
A. POKOKBAHASAN 1:PEMBERDAYAANMASYARAKAT....................................67
B. POKOKBAHASAN 2:PARTISIPASIMASYARAKATDALAM STBM....................67
VIII. REFERENSI.............................................................................................................70
IX. LAMPIRAN...............................................................................................................70
A. Pokok Bahasan 1:Prinsip Pemberdayaan Masyarakat.........................................70
B. Pokok Bahasan 2:TingkatPartisipasi....................................................................70
I. DESKRIPSI SINGKAT
MasyarakatmerupakanpondasipalingutamadaripendekatanSTBM. SuksesnyaSTBM hanya akan
terjadi apabila masyarakat terpicu untuk mau, berdaya dan melakukan praktik-praktik hidup
bersihdansehat.KegiatanSTBMdimulaidariadanyapemahamanmasyarakatataspermasalahan
yangmerekahadapi,adanyainisiatifdankeputusanmasyarakatuntukberubah,dandiikutidengan
pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama menggunakan sumber daya yang mereka miliki.
Untukmemberdayakanmasyakat,dibutuhkanfasilitator-
fasilitatorhandalyangmampumembantumasyarakat menyadari permasalahan yang mereka
hadapi, mencari solusi dan mewujudkan
solusiyangmerekasepakati.Dalammelakukanpemberdayaanmasyarakat,fasilitatorhendaknya
memiliki pemahaman dan kompetensi untuk melakukan promosi kesehatan, yaitu upaya
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
ModulpemberdayaanmasyarakatdalamSTBM disusununtukmemberikanpemahamankepada
parapihakyangmenfasilitasipeyelenggaraanSTBM untukmemahamisecarautuhperannya sebagai
fasilitator STBM.
V. METODEPEMBELAJARAN
Ceramah tanya jawab, diskusi kelompok, dan bermain peran.
Dalam pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau
kesejahteraan setiap individu dan masyarakat baik dalam arti :
1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan,
2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan),
3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan,
4. Terjaminnyahak asasi manusia yang bebas dari rasa takutdan kekhawatiran, dan
lain-lain.
Beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat yaitu (1) Enabling ; menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensimasyarakatuntukberkembang(enabling).Artinyatidakadamasyarakatyang sama
sekali tanpa daya, karena jika demikian maka dapat dikatakan sudah punah.
Pemberdayaan adalah upaya untuk memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan
potensiyangdimilikinya serta berupayauntuk mengembangkannya.(2)Empowering;
memperkuatpotensiataudayayangdimilikimasyarakat.Pengkuataninimeliputilangkah lebih
nyata dan menyangkut penyediaaan potensi berbagai masukan serta pembukaan akses
ke dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat berdaya upaya
berupapeningkatantaraf pendidikandanderajatkesehatan,sumberkemajuanekonomi
sepertimodal,teknologidaninformasi,sertapeningkatanpranata, kerjakeras,hemat,
keterbukaan dan kebertanggungjawaban.
Darikeempattingkatanpartisipasitersebut,yangdiperlukandalamSTBM adalahtingkat
partisipasitertinggidimanamasyarakattidakhanyadiberiinformasi,tidakhanyadiajak berunding
tetapi sudah terlibat dalam proses pembuatan keputusan dan bahkan sudah mendapatkan
wewenang atas kontrol sumber daya masyarakat itu sendiri serta terhadap keputusan yang
mereka buat.
Dalamprinsipcommunity-led(dipimpinmasyarakat)disebutkanbahwa“keputusanbersama dan
aksi bersama” dari masyarakat itu merupakan kunci utama.
IX. LAMPIRAN
PanduanDiskusi Kelompok
A. POKOKBAHASAN 1:PRINSIPPEMBERDAYAANMASYARAKAT
1. Peserta di bagi ke dalam 3 kelompok.
2. Setiap kelompok diminta berdiskusi mengenai:
a. Kelompok 1 : Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
b. Kelompok 2 :TahapanKegiatan Pemberdayaan Masyarakat
c. Kelompok 3 : Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat
3. Setelah 10 menit, tuliskan hasil diskusi ke dalam kertas flipchart. Beri kesempatan masing-
masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
4. Berdasarkan hasil diskusi kelompok, bahas dan sepakati rumusan masing-masing sub
pokok bahasan.
B. POKOKBAHASAN 2:TINGKATPARTISIPASI
1. Minta masing-masing peserta menggambarkan contoh partisipasi masyarakat dari
pengalaman sendiri yang mereka pahami dalam bentuk gambar (masing-masing mengambil
selembar kertas dan alat tulis/gambar).
2. Sementara mereka membuat gambar, fasilitator menyiapkan kartu-kartu yang bertuliskan
tingkatan partisipasi yang terdiri dari 4 kriteria (tingkat terendah sampai dengan tertinggi):
MenerimaInformasi
Membuat keputusan
Diajak Berunding secara bersama-sama
antara masyarakat dan
pihak luar
Mendapatkanwewenang
untuk mengatur sumber
dayadan membuat
keputusan
3. Tempelkankeempattingkatankelompoktersebutpadadindingataukaintempel.
Tanpamemberikan tingkatan partisipasi
PanduanBermain Peran
1. Fasilitator membagi kelompok menjadi 3 kelompok.
2. Setiap kelompok akan bermain peran dengan skenario yang sudah disiapkan.
3. Setiap kelompokmempunyaiwaktu 10 menit untuk persiapandan 10 menit untuk bermain
peran sementara peserta lain yang tidak sedang bermain peran memperhatikan kelompok
yang sedang bermain peran.
4. Setelahsemuakelompokbermainperan,tanyakanbagaimanaperasaanpeserta? Apakah
kegiatantersebutdapatmembantu pemahamanpesertatentangpemberdayaanmasyarakat dan
juga tingkatan partisipasi masyarakat?
Skenario pertama:
Desa Suka Damai, terletak di kecamatan Pantang Mundur merupakan salah satu desa yang
cukup jauh dari perkotaan.Sebagianbesar masyarakatnyabekerja sebagaiburuhtani,sebagian
mempunyailadangyangcukupjauhdarirumahnya.Didesatersebutmengalirsungaiyangsetiap hari
dipergunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas mencuci pakaian, mandi dan juga BAB.
SelaindisungaimerekajugaterbiasaBAB dikebun/ladang.Setelahdilakukanpemicuanoleh
fasilitatorSTBM, masyarakatdesaSukaDamaiberkeinginanuntukmembangunjamban.Pak kepala
desa mengundang tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, kader dan anggota
masyarakat untuk melakukan pertemuan dengan agenda menyusun rencana kegiatan siapa saja
yang sudah berminat untuk membangun jamban, kapan akan dilaksanakan, jenis jamban yang
akan dibangun dan besarnya dana yang diperlukan serta bagaimana melaksanakan rencana
tersebut.
Tugas: Sepakati bentuk partisipasi yang bisa diberikan oleh warga.
Skenario kedua:
KelurahanRiuhRendahterletakdiKecamatanSukaSenang.RW 10merupakanRW terpadat dengan
gang-gang sempit dan juga kumuh. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh
pabrik,pedagangdanpenarikbecak.Sebagianbesartidakmempunyaijamban,kalaupunada
Skenario ketiga:
Kelurahan Nyiur Melambai terletak di Kecamatan Pantai Indah. Sebagian besar masyarakatnya
adalahNelayan.Adabeberapamasyarakatmempunyaikapalikan.DiKelurahanNyiurMelambai
jugasudahadaKoperasinelayan. Rumahmerekaterletakdipinggirpantaibahkanadasebagian
yangrumahnyaterletakdiataslaut.MasyarakatmempunyaikebiasaanuntukBAB dipinggir pantai,
sementara rumah di atas laut tinggal membuat lubang di lantai rumah yang dipergunakan
untukBABdanjugauntukmembuangsampahkelaut.Akibatpasangsurut,sampah-sampah
yangberasaldarirumah-rumahpendudukmenumpukdiperumahandekatlautdankolong-kolong
rumahdiataslaut.Sehinggalingkunganmenjadikotor.Setelahdilakukanpemicuanolehfasilitator
STBM, masyarakattergerakuntukmelakukanperubahandanberkeinginanuntukmemperbaiki
lingkunganmereka.PakLurahmengundangtokohmasyarakat,tokohagama,penguruskoperasi, tokoh
pemuda, kader dan masyarakat untuk membahas rencana tersebut.
Tugas: Sepakati bentuk partisipasi yang bisa diberikan oleh warga.
FASILITASISTBM
ADVOKASIDAN
KOMUNIKASI,
MI.3
73
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMI.3- KOMUNIKASI,ADVOKASIDAN FASILITASISTBM.......................................73
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................75
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................75
A. TujuanPembelajaran Umum.................................................................................75
B. TujuanPembelajaran Khusus................................................................................75
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN..................................................75
A. Pokok Bahasan 1:Komunikasi.............................................................................75
B. Pokok Bahasan 2:Advokasi..................................................................................76
C. Pokok Bahasan 3:Prinsip-Prinsip Dasar Fasilitasi................................................76
D. Pokok Bahasan 4:TeknikFasilitasi........................................................................76
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................76
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................76
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................76
A. Langkah 1:Pengkondisian (15 menit)...................................................................76
B. Langkah 2:Pembahasan Pokok Bahasan (150 menit)..........................................77
C. Langkah 3:Rangkuman (15 menit):.......................................................................77
VII. URAIAN MATERI.....................................................................................................77
A. POKOKBAHASAN 1:KOMUNIKASI...................................................................77
B. POKOKBAHASAN 2:ADVOKASI.........................................................................85
C. POKOKBAHASAN 3:PRINSIP-PRINSIPDASAR FASILITASI............................92
D. POKOKBAHASAN 4:TEKNIKFASILITASI..........................................................96
VIII. REFERENSI.............................................................................................................105
IX. LAMPIRAN...............................................................................................................105
I. DESKRIPSI SINGKAT
KeberhasilanSTBM ditentukanolehperubahanperilakumasyarakatuntukmenerapkanperilaku
sanitasiyangsehatdanberkelanjutan,yangdidukungolehtigakomponenSTBM,yaitupeningkatan
kebutuhan, penyediaan layanan, dan lingkungan yang kondusif. Untuk itu diperlukan fasilitator-
fasilitator yang terampil, khususnya dalam berkomunikasi, melakukan advokasi dan memfasilitasi
kegiatan-kegiatan masyarakat.
Komunikasidapatdiartikansebagaiprosespertukaranpendapat,pemikiranatauinformasi,melalui
ucapan,tulisan,maupuntanda-tandayangdapatmencakupsegalabentukinteraksidengan
oranglain.Advokasiadalahupayaatauprosesyangstrategisdanterencanauntukmendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Fasilitasi adalah proses
sadar untuk membantu sebuah kelompok sehingga dapat berhasil melaksanakan tugas mereka
sambil tetap berhasil menjaga eksistensi kelompok tersebut.
Modul komunikasi, advokasi dan fasilitasi ini disusun untuk memberikan pemahaman dan
keterampilankepadaparapelaksanaSTBM untukmemahamisecarautuhperannyasebagai fasilitator
STBM.
V. METODEPEMBELAJARAN
Ceramah tanya jawab, diskusi kelompok, curah pendapat dan bermain peran.
PEMANGKU
NO. ISU
KEGIATANADVOKASI
KEPENTINGAN
1 Kurangnya Pemda, dinas kesehatan, • Peningkatan kebijakan dan pendanaan
pengetahuan dan dinas pendidikan dan untuk mendukung kegiatan PHBS.
kepedulian pada kebudayaan,TPPKK,LSM, • Penelitian formatifmengenai perilaku
kondisi PHBS orsosmas, toga / toma, masyarakat dan strategi perubahan
media massa. perilaku masyarakat yang berkelanjutan.
• Peningkatan ekspos media massa
tentang PHBS.
•Pengkajian peraturan-perundang-
undangan terkait dengan penerapan
PHBS.
TOTALNILAI
MenentukanTujuanAdvokasi
Tujuan adalahsuatupernyataantentangsuatukeadaanyangakandicapaipadamasa
tertentu. Dalammenetapkantujuanadvokasilebihdiarahkanpadaperubahanperilaku untuk
meyakinkan para penentu kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu yang telah
ditetapkan.Olehkarenaitu, dalammenetapkanharusdidahulukandenganpertanyaan,
”Siapa yang diharapkan mencapai seberapa banyak dalam kondisi apa, berapa lama,
dan dimana?”.
Jadi secara umum dapat dikatakan tujuan advokasi adalah :
- Realistis, bukan angan-angan.
- Jelas dan dapat diukur.
- Isuyang akan disampaikan.
- Siapa sasaran yang akan diadvokasi.
- Seberapa banyak perubahan yang diharapkan.
Penetapan tujuan advokasi sebagai dasar untuk merancang pesan dan media advokasi
dalam merancang evaluasi. Jika tujuan advokasi yang ditetapkan tidak jelas dan tidak
operasionalmakapelaksanaanadvokasimenjaditidakfokus. Berikutadalahsalahsatu contoh
menetapkan tujuan mengenai pentingnya sanitasi yang layak untuk masyarakat.
TujuanUmum:
MeningkatnyaaksesmasyarakatperdesaandiKabupatenBojonegoroatasjambanyang layak
dari 37% menjadi 100% pada tahun 2014.
PesanAdvokasi
- Merupakan pernyataan yang singkat, padat dan bersifat membujuk.
- Berhubungan dengan tujuanAnda dan menyimpulkan apa yang inginAnda capai.
- Bertujuan untuk menciptakan aksi yang Anda inginkan untuk dilakukan oleh
pendengar pesanAnda.
Pengemasan Pesan
- Presentasi adalah kunci untuk menyampaikan pesan.
- Sebuahpresentasiyangberhasiladalahpresentasiyangmenarik,didukungoleh
faktayang sahih dan tampilan yang menarik.
- Pengemasan mencakup cetakan, materi audiovisual.
- Dukungan kemasan dengan ilustrasi sederhana, grafik dan foto.
Sekutu/mitra/teman
Hal yang perlu diidentifikasi adalah :
• Siapa, jumlah, lokasi dan jenis kelamin.
• Pengetahuan tentang isu advokasi.
• Jejaring kerja dan besarnya kelompok.
• Kekuatanspesialsepertihubungandenganmedia,kemampuanmobilisasimassa.
• Pengalaman masa lalu di bidang advokasi.
• Keinginan untuk membagi pengalaman keahlian dan sumber daya.
• Harapan bergabung sebagai anggota sekutu.
2. StrategiAdvokasi
Adalahsebuahkombinasidaripendekatan,teknikdanpesan-pesanyangdiinginkan oleh
para perencana untuk mencapai maksud dan tujuan advokasi.
3. Pendekatan
Pendekatan merupakan kunci advokasi
- Melibatkan para pemimpin/pengambil keputusan,
- Menjalin kemitraan,
- Memobilisasi kelompok peduli.
a. Lobi Politik
Merupakan suatu teknik advokasi yang bertujuan untuk menyampaikan kebijakan
publik melalui pertemuan, telepon resmi, surat,intervensi media, dll. Lobi politik
seringkali diarahkan kepada sekelompok pemimpin politik.
Hal-hal yang harus diingat:
- Akan efektif bila terdapat kebutuhan bersama yang spesifik dari sistem legislatif.
b. Peran danFungsiFasilitator
Sesuai dengan semangat partisipatif, fasilitator mempunyai peran:
1. Sebagai Katalisator (Catalyst),
2. Sebagai Pemberi Bantuan dalam Proses (Process helper),
3. Sebagai Pengubung dengan Sumber Daya (Resource Linker),
4. Sebagai Pemandu Masyarakat untuk Menemukan Solusi,
5. Sebagai Pendamping dalam Proses Pemantauan dan Evaluasi.
Mengajari Memfasilitasi
Memberikan alat-alat atau petunjuk kepada Melibatkan masyarakat dalam setiap pengadaan alat
orang perorangan untuk proses fasilitasi.
Memberitahukan apa yang baik dan apa yang Membiarkan mereka menyadarinya sendiri
buruk
Langsung memberikan jawaban terhadap Kembalikan setiap pertanyaan dari masyarakat kepada
pertanyaan-pertanyaan masyarakat masyarakat itu sendiri, misalnya: “jadi bagaimana
sebaiknya menurut bapak/ibu?”
APAYANGDILAKUKAN(DO)DANTIDAKDILAKUKAN(DON’T)UNTUKPELATIHAN DAN
PERLUASAN KEGIATAN
Dilakukan
• Identifikasi orang yang sudah dilatih dengan kinerja yang baik selama melakukan
pemicuan.
• Pilih, latih dan dukung fasilitator yang baik kinerjanya.
• Menegaskan bahwa semua pelatihan memanfaatkan pengalaman pembelajaran
pemicuan dan tindak lanjut yang segera dapat dilaksanakan.
• Komitmen untuk bekerja penuh waktu (full time) bagi tenaga pelatih dan fasilitator.
• Arahkan fasilitator untuk berkerja secara tim.
• Mulai dengan situasi yang menyenangkan.
• Cari dan bentuk jejaring dengan duta (champion).
• Penyuluhan/kampanye.
• Mendorong kompetisi dan rayakan bila ada yang sukses.
• Perkuat inovasi dan pembelajaran.
• Identifikasi dan dukung fasilitator masyarakat.
• Monitor progress setelah pemicuan.
• Kembangkan metode yang menjadikan STBMsebuah gerakan yang luas dan mandiri.
• PertimbangkanpenggunaanSTBMbagaipintumasukuntukpengembanganstrategi program
lain.
D. POKOKBAHASAN 4:TEKNIKFASILITASI
a. TeknikMendengar
Apakah bedanya mendengardan”mendengarkan”?Apakah bedanya menggambar
dan”menggambarkan”? Mendengaryangpertamaadalahmemasukkansuaraketelinga,
sedangkanmendengaryangkedua(mendengarkan)adalahmengolahsuarayangmasuk
ketelingamenjadilebihbermakna.Menggambaryangpertamaadalahkerjateknistangan
kitadenganpensilataualattulis diatas kertas, sedangkan menggambaryang kedua
adalahmenggambarkan bentukyangbermakna.
Untukmendengarsecaralebihbermakna,kitadibantusejumlahpertanyaan.Pertanyaan
itumembuatkitalebihmengertimaknadaripernyataanatauucapandarisipembicara.Ketika
sipembicaramengatakan”Sayasetujubahwa”.Makakitaajukanpertanyaan:”Apayang
andasetujutadi?”.Sehinggakitamenjadipendengaryang lebih baik, ataumendorongorang
lainuntukmendengarsecaralebihbaik.
Apabilaterdapatpesertayangberbicaraberputar-putardannampak tidakyakinapakah
penjelasannya ditangkap oleh pendengar sehingga mengulang-ulang dan menjadi bingung
sendiri,triksparaphrasingdiperlukanuntukmembantusipembicaramemperjelasGAGASAN
POKOKyangingin disampaikannya.Itujuga berarti kitamendengarkansipembicara
secaralebihbaikdanmembantupendengaruntukmendengarkansecaralebihbaik.
Untukpesertaataupembicarayang’pelit’bicara,ataupesertayangkesulitanmenyampaikan
gagasannyasecaralengkap,triks”drawingpeopleout”diperlukan.Triksiinidimaksudkan untuk
meminta pembicara menjelaskan lagi pernyataannya dan atau mengklarifikasi,
sertamerumuskankembaligagasanpokoknya. Triks”mirroring” serupatapitidaksama dengan
paraphrasing, karena menyampaikan kembali pembicaraan peserta tetapi
denganmengutipkembalikalimatnyasecaralengkap.Jadi,fasilitatortidakmenggunakan
kalimatnyasendirimelainkankalimatsipeserta(sipembicara)sepertiapaadanya.
Triks1:MembahasakanKembali(Paraphrasing)
• Membahasakankembalimerupakanteknikyangpalingpentinguntukdipelajari.
Teknikinimerupakandasardaritekniklainnya.
• Teknikinibersifat menenangkan, membuat peserta paham bahwaucapannya
dimengertioranglain.
• Terutamadigunakanuntukmenanggapijawabanyangberbelitdanmembingungkan.
BagaimanaCaranya?
• Gunakankalimatsendiriuntukmembahasakankembalijawabanwarga.
• Kalaujawabannyapendek,bahasakankembalisecarapendekpula,jikapanjang,
bahasakan kembalidenganmeringkasnya.
• Awalidengankalimatseperti,”Tadiibumengatakan.............................................”
• Sesudahnyaperhatikanreaksiorangitu.Sertaidengankata,misalnya:”Apaitu
yangibumaksud?”
Trik2:MenarikKeluar(DrawingPeopleOut)
• Karenajawabanwargakuranglengkap,fasilitatorperlumenarikkeluargagasan
yangbelumdikatakan.
• Gunakanteknikinibilawargamengalamikesulitanmenjelaskangagasan.
BagaimanaCaranya?
• Dahuluidenganteknikmembahasakankembali,”tadiBapakmengatakan.........”
• Lanjutkandenganpertanyaanterbuka,seperti,”bisalebihdiperjelas?.”
• Adajugacaralain.Setelahpesertaselesaibicarasambutdengankatasambung
seperti,”karena”atau”jadi”.
Trik3:Memantulkan(Mirroring)
• Fasilitator berfungsi sebagai dinding, yang memantulkan kata-kata warga.
Tujuannya,meyakinkanwargabahwafasilitatormendengarkanucapannya.
• Biasanyadigunakanmempercepat diskusiyanglamban.Sesuaiuntukmemfasilitasi
prosescurahpendapat.
BagaimanaCaranya?
• Kalauwargamengatakansatukalimat,pantulkankatademikatasetepat-tepatnya.
Tidakkurangtidaklebih.Jikalebihdarisatukalimat,pantulkankata-katayangpenting.
• Gunakankata-katawarga,bukankata-katafasilitator.
• Kalaudiaberkata-katadenganmenggebu-gebu,pantulkandengannadabicara tenang.
• Tujuanutamanyaadalahmembangunkepercayaanpeserta.
Triks-5:Mengurutkan(stacking)
• Adalah semacam teknik menyusun antrian bicara, ketika beberapa orang
bermaksudberbicarapadawaktubersamaan.
• Denganteknikini,setiaporangakanmendengarkantanpagangguandariorangyang
berebutkesempatanbicara.
• Karenasetiaporangtahugilirannya,tugasfasilitatormenjadilebihringan.
BagaimanaCaranya?
• Fasilitatormemintamerekayanghendakbicarauntukmengacungkantangan.
• Fasilitatormengurutkangiliranyangakanbicara.
• Fasilitatormempersilahkanpesertauntukbicaraketikatibagilirannya.
• Sesudah peserta terakhir selesai bicara, fasilitator memeriksa jika ada peserta lain
yanghendakbicara.Jikaada,fasilitatorkembalimelakukanteknikmengurutkan.
Triks-6:MengembalikankeJalurnya(Tracking)
• Bayangkan bila ada lima orang yang ingin membicarakan berbagai akibat dari
penumpukan sampah. Empat orang ingin menghitung biaya pengadaan kereta
pengangkutsampah. Tigaorangtertarikmembahaspemanfaatansampahmenjadi
pupukorganik.
• Biasanyaorangmenganggapbahwaapayangiaanggappentingseharusnyaterpilih
menjadi topik diskusi. Pada keadaan ini, fasilitator bertugas mengembalikan diskusi
kejalurnya
• Teknik iniakanmenenangkanorangyangbingungkarenagagasannyatidak
mendapatkansambutandarioranglain.
Triks-7:Menguatkan(Encouraging)
• Adalah teknik mengajak orang ikut terlibat dalam diskusi, tanpa membuat mereka
tersiksakarenaterpaksamenjadipusatperhatian.
• Dalamdiskusibiasanyaadapesertayanghanyadudukdandiam.Diambukanberarti
malasatautidakmautahu.Merekamerasakurangterlibat.Dengansedikitdorongan,
temukansesuatuyangmenarikperhatianmereka.
• Teknik menguatkanterutamamembantuselamatahapawaldiskusi,padasaatpara
peserta masih menyesuaikan diri. Bagi peserta yang lebih terlibat, mereka tidak
membutuhkanbegitubanyakpenguatanuntukberpartisipasi.
Bagaimanacaranya?
• ”Siapalagiyanginginmenyumbangkangagasan?”,
• ”Sudahadabeberapapendapatdariperempuan,sekarangmarikitadengarpendapat
darilaki-laki”.
• ”Kitasudahmendengarpendapatibu Tinitentangprinsip-prinsipumummemilih
kepaladesa. Adakahyanginginmemberikancontohtentangpelaksanaanprinsip
tersebut?”.
• ”Apakahmasalahinidirasakanolehsemuayanghadirdisini?”.
• ”Marikitadengarpendapatdariteman-temanyangsementarainibelumberbicara”.
Triks8:Menyeimbangkan(Balancing)
• Pendapatpaling kuatdalamsuatudiskusiseringkali datangdariorangyang
mengusulkan topik diskusi. Mungkin ada sebagian peserta yang mempunyai
pendapatlain,tapibelummaubicara.
• Teknikmenyeimbangkanmembantahanggapanumumbahwa”diamberartisetuju”.
Teknikmenyeimbangkan gunanya untuk membantu orang yang tidak bicara
karenamerasapendapatnyapastitidakdisetujuibanyakorang.
• Dengan teknik menyeimbangkan, fasilitator sebenarnya menunjukkanbahwa dalam
diskusiorangbolehmenyatakanpendapatapapun.
BagaimanaCaranya?
• ”Baiklah,sekarangkitamengetahuipendiriandaritigaorang.Adakahyanglainatau
memilikipendirianyangberbeda”?
• ”Adayangmempunyaipendanganlain?”
• ”Apakahklitasemuasetujudenganini?”.
Triks-10:DiamSejenak(IntentionalSilence)
• Adalah berhenti bicara selama beberapa detik. Menunggu sejenak agar si
pembicaramenemukanapayanginginiakatakan.
• Banyakorangmembutuhkankeadaantenanguntukuntukmengenalipemikiran atau
perasaannya. Kadang - kadang berhenti bicara beberapa detik sebelum
mengatakansesuatuyangmungkinberisiko.Adapulayangdiamsejenakuntuk
menyusunpikirannya.
• Gunakanteknikinijikapesertadiskusiterlalumudahberbicara. Teknikiniakan
mengajakmerekauntukberpikirlebihmendalam.
BagaimanaCaranya?
• Hening selama lima detik tampaknya begitu lama, Banyak orang tak sabar dengan
”keheningan” tersebut. Jika fasilitator mampu melakukannya, orang lain pun
akanmampu.
• Tetaplahtenang.Peliharakontakmatapadapembicara.
• Jangan berkata apapun. Bahkan tidak juga berdehem atau batuk-batuk kecil atau
menggarukdanmenggeleng-gelengkankepala. Tetaplahtenangdanberikan perhatian.
• Jika perlu, angkat tangan untuk memberi isyarat kepada orang-orang agar tidak
memecahkankeheningan.
b. TeknikBertanya
Agar proses fasilitasi berhasil, fasilitator harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan
matang.Sebagaiacuan dalam diskusi penting dilakukanuntukmembuat daftarpertanyaan
kuncisupayaprosesdiskusitidakmelebarkemana-mana. Dalampelaksanaanjugaperlu
diperhatikan karakteristik peserta supaya kita dapat mengatasi peserta-peserta yang ‘sulit’
(dominan, diam saja, ngobrol sendiri dan sebagainya).
Anggapan banyak pihak, keterampilan yang paling dibutuhkan untuk memfasilitasi adalah
“pandaiberbicara”padahalketerampilanyangsangatpentingdimilikiolehseorangfasilitator
adalahmendengarkan dan bertanya. Bertanya adalahketerampilan yang mutlak harus
dikuasai oleh fasilitator, karena hakekat dari fasilitasi dan komunikasi partisipatif adalah
menggalidenganpertanyaan-pengalamanpesertadanmembantu prosesagarpesertabisa
menganalisasendiri masalah-masalahyangdihadapidanmenemukan jalan pemecahannya.
Tidak jarangditemui,biasanyaterjadipadafasilitatorpemula,fasilitatorpanikdanbukannya
menggalipemahamanpesertaakantetapimalahmenyimpulkandanberceramahberdasarkan
pengetahuannya dengan mengatasnamakan pengalaman belajar para peserta. Di lain pihak
fasilitator juga seiringkali tidak sabar untuk “menunggu” peserta berpikir dan mendengarkan
peserta dalam mengungkapkan isi pikirannya.
Agar peserta bisa mengungkapkan isi pikirannya, dan fasilitator konsentrasi mendengarkan
yangdiungkapkanpesertamakakitaperludibantuolehbeberapapertanyaan.Pertanyaan itu akan
membuat peserta lain dan kita lebih mengerti makna yang ingin diungkapkan oleh si
pembicara.
Teknikbertanyadalamprosesfasilitasisebenarnyasederhana,yangpalingpentingharustetap
mencerminkankomunikasiyangdialogisdanmultiarahsehinggaprosesdiskusibukanhanya
Jikaprosesdiawalidenganpertanyaandarifasilitator:
• Persiapkan beberapa pertanyaan kunci untuk memperdalam pemahaman materi
yang akan disampaikan.
• Ajukan pertanyaan kunci tersebut dan minta peserta untuk menanggapinya.
• Pada saat tanya jawab berlangsung, jaga proses agar tetap mengarah pada
persoalan yang sedang dipertanyakan, tidak melebar kemana-mana.
• Simpulkan jawaban- jawaban tersebut, jika perlu kita bisa memberikan masukkan.
e. Curah Pendapat
Metodecurahpendapat(asahotak/brainstorming) adalahsuatucarayangcocokuntuk
menghasilkanide-idebaru. Asahotakmemungkinkanwargabelajarsaling bekerjasama
mengumpulkanide-ideuntukmemecahkan masalah mereka.
Metode ini umumnya kita gunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemecahan
masalahtertentu, ataukegiatan-kegiatanlainyangmembutuhkanmunculnyagagasan- gagasan
baru.
Ada dua tahap pengorganisasian dan peraturan dari kegiatan asah otak :
• Tahappertamaadalahuntukmenghasilkansebanyakmungkinide.Idetersebut
bisaditulisdiataslembarankertasdanmemperkenalkannyadiataspapanatau
VIII. REFERENSI
1. Depkes RI,Pusat Promosi Kesehatan, ModulTeknologiAdvokasi Kesehatan, Jakarta: 2002.
2. KemenkesRI,BukuSisipanSTBM:KurikulumdanModulPelatihanFasilitatorPemberdayaan
Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta: 2013.
IX. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA
a. Simulasi (Games) Perubahan Perilaku:
1. Minta peserta untuk membagi dalam 3 kelompok kecil, dan masing-masing kelompok
membahassekurang-kurangnya 5 pointsiapa yangdianggapupper danlower (1
kelompok membahas personal, 1 kelompok membahas institusional dan yang lainnya
membahas dari segi profesional).
2. Setelah diskusi dalam kelompok kecil, minta masing-masing mempresentasikan dan
kelompok lain memanggapi atau memberi masukan.
3. Kembangkanlah diskusi tentang mengapa seseorang atau sesuatu dianggap “upper”
dan yang lainnya dianggap “lower”.
b. PanduanRole-play Guru
Andamempunyai10menituntukmempersiapkanrole-playsepanjang7menit.Salahsatuanggota
kelompokakanmemainkanperanseorangguru,sementarayanglainnyamenjadipeserta.Sebagai
persiapan, perhatikan beberapa ciri seorang guru sebagai berikut.
Seorang guru adalah seseorang yang:
1. Memberitahu peserta apa yang perlu mereka ketahui,
2. Harus menjadi (atau pura-pura menjadi) seorang ahli yang bisa menjawab apa saja,
3. Datang dengan kuliah yang disiapkan sebelumnya, dan menyampaikan faktaserta gagasan,
4. Mempunyai fokus pada materi teoritis dan teori-teori,
5. Tidaktertarik akan pengetahuan atau latar belakang peserta,
6. Mendominasi materi dan proses,
7. Hanya mengijinkan pertanyaan sesekali saja,
8. Menguji pengetahuan dan keterampilan.
Selamat berpentas!
c. PanduanRole-Play Fasilitator
Kelompok anda mempunyai 10 menit untuk mempersiapkan role-playsepanjang 7 menit. Salah
satu anggota kelompok akan memainkan peran seorang fasilitator, sementara yang lainnya
menjadi peserta. Sebagai persiapan, perhatikan beberapa ciri seorang fasilitator sebagai berikut.
Seorang fasilitator adalah seorang yang:
1. Mendukung peserta dalam berbagi dan belajar sendiri,
2. Memobilisasi pengetahuan yang sudah dimiliki peserta,
3. Tertarikakan pengalaman dan masalah peserta,
Selamat berpentasi!
Siapkanlahsuatukonsepadvokasiyangmemuatmateridanstrategi/caraadvokasinyauntuk
suatukabupaten yangmemilikibanyakpermasalahansanitasidanbelumadadukungan
kebijakan yangmemadai daripemerintah danDPRD setempat serta jugamasyarakatnya.
Tujuan:
Pada akhir praktik, peserta:
❒ Dapat menjelaskan perbedaan antara mendengar dan menyimak,
❒ Dapatmenjelaskankenapamenyimakitusulitdenganmendaftarbeberapahambatan dalam
menyimak,
❒ Dapatmendaftarapayangdilakukandantidakdilakukanselamamenyimaksebagai seorang
fasilitator.
Langkah-langkah :
1. Bentuk kelompok menjadi 5.
2. Mintapesertadalamsetiapkelompokjanganmenulisapapunselamamenyelesaikan teka-teki
yangAnda akan bacakan berikut. Bacakan keras-keras (jangan dibagikan):
Jawab: namaAnda!
Komentar :
Aktifitas ini bisa digunakan sebagai ilustrasi pendek yang menyegarkan mengenai fakta bahwa
menyimaksecaraaktif tidaksegampangsepertiyangdibayangkan.Halinimenunjukkanbetapa
gampangnya untuk tenggelam dalam detail dan melewatkan poin-poin kritis.
f. MengembangkandanMenggunakanPertanyaan Berenergi
Pengantar
Ada keterampilan yang bisa diuji dan bisa membantu seorang fasilitator untuk melakukan sesi
pelatihanataupemicuanyanglebihefektif. Jadilahseorangpendengaryangbaikkemudian
menjadiahlidalamsenimenggunakanpertanyaanyangtepatdengancarayangtepatpadawaktu
yangtepat. BeberapacarayangbisaAndalakukan,Andabisamendorongpartisipasipeserta dan
memberi mereka kesempatan untuk merefleksikan, berpikir, menemukan dan belajar sendiri.
Mengajukan pertanyaan adalah alat fasilitasi yang sangat berguna dalam lingkungan pelatihan
partisipatifdanpemicuanSTBM.Fasilitatorharusbisamengajukanpertanyaanyangtepatdengan cara
yang tepat pula.
3. Memicu RasaTakutBerdosa
(aspekAgama)
4. MemicuTakutSakit
6. Jawaban kelompok ditulis di kertas plano untuk dipresentasikan setelah diskusi selesai.
3. Agresif
4. Terlaludominan
6. Pelawak
7. Penyendiri
Setelah selesai diskusi pleno, bagikan tulisan “Tipsuntuk menyeimbangkan dinamika dan
mengelola anggota kelompok yang sulit” terlampir.
PEMICUANSTBM
DIKOMUNITAS
MI.4
111
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMI.4- PEMICUAN STBMDI KOMUNITAS................................................................111
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................113
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................113
A. TujuanPembelajaran Umum.................................................................................113
B. TujuanPembelajaran Khusus................................................................................113
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN..................................................113
A. Pokok Bahasan 1:Pra Pemicuan..........................................................................113
B. Pokok Bahasan 2:Pemicuan.................................................................................113
C. Pokok Bahasan 3:Paska Pemicuan......................................................................113
D. Pokok Bahasan 4:Simulasi Pemicuan STBMdi Komunitas.................................114
E. Pokok Bahasan 5:Praktik Pemicuan di Lapangan................................................114
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................114
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................114
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................114
A. Langkah 1:Pengkondisian (15 menit)...................................................................114
B. Langkah 2:Pengkajian Pokok Bahasan (1050 menit)...........................................114
C. Langkah 3 : Rangkuman (15 menit).......................................................................115
VII. URAIAN MATERI.....................................................................................................115
A. POKOKBAHASAN 1:PRAPEMICUAN................................................................115
B. POKOKBAHASAN 2:PEMICUAN........................................................................117
C. POKOKBAHASAN 3:PASKAPEMICUAN...........................................................145
D. POKOKBAHASAN 4:SIMULASIPEMICUAN STBMDI KOMUNITAS................175
E. POKOKBAHASAN 5:PRAKTIKPEMICUAN DI LAPANGAN...............................177
IV. REFERENSI.............................................................................................................177
V. LAMPIRAN...............................................................................................................177
I. DESKRIPSI SINGKAT
Modulinibertujuanuntukmemperkuatpengetahuandanketerampilanpesertadalammenerapkan
pendekatanSTBM ketikamemfasilitasiprosespemberdayaanmasyarakat,khususnyadalam
melakukan pemicuan STBMdi komunitas.
Dalammateriinidibahasbagaimanamelakukanprapemicuan,pemicuan,fasilitasipaskapemicuan,
simulasipemicuanSTBM dikomunitasdanmempraktikkanpemicuandilapanganuntukpilar1 (Stop
BuangAir Besar Sembarangan/SBS).
Metode ini dapat digunakan untuk melakukan pemicuan pada pilar-pilar lainnya.
B. POKOKBAHASAN 2:PEMICUAN
a. Alat-alat utama partisipasi untuk pemicuan,
b. Memahami elemen pemicuan dan faktorpenghambat pemicuan,
c. Langkah-langkah pemicuan,
d. Memahami apa yang boleh dan tidak boleh dalam pemicuan,
e. Komposisi tim pemicu.
C. POKOKBAHASAN 3:PASKAPEMICUAN
a. Membangun ulang komitmen,
b. Pilihan teknologi sanitasi untuk 5 pilar STBM,
c. Membangun jejaring layanan penyediaan sanitasi,
V. METODEPEMBELAJARAN
Ceramah tanya jawab, diskusi kelompok, simulasi, bermain peran, putar film, pemilihankelompok
secara partisipatif, penugasan, dan praktik kerja lapang.
A. POKOKBAHASAN 1:PRAPEMICUAN
a. Observasi PHBS Masyarakat
Sebelum melakukan pemicuan di masyarakat, peserta hendaklah sudah memiliki informasi dan
data-data dasar terkait perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
c. Persiapan TeknisdanLogistik
SebelumkitamelakukankegiatanpemicuanSTBM dikomunitas/masyarakatkitamemerlukan
beberapa peralatan dan logistik yang akan digunakan untuk mendukung proses partisipatif
masyarakat. Persiapan teknis dan logistik ini menjadi bagian penting yang akan mendukung
prosesanalisapartisipatifyangmembantumasyarakatuntukmengenalkondisiwilayahnyabeserta
Pemicuanbisadilakukandiruangterbukamaupuntertutup,asalbisamengoptimalkanrasa jijik,takut
penyakit,berdosa,dll.,yangbisamemicumasyarakatuntukberubah.Beberapa
kegiatanbisadilakukanpadaprosespemicuan.Untukpemicuanpilar1STBM,StopBuang Air Besar
Sembarangan, tim pemicu bisa mengajak masyarakat melakukan kegiatan mencari tinja,
menghitungtinja,dandemonstrasiairyangterkenatinja.Untukpilar2STBM,CuciTanganPakai
Sabun,timpemicubisamengajakmasyarakatbermainalurpenularanpenyakit(diagramF) dan
simulasicucitanganpakaisabun.Timpemicubisamenyesuaikankegiatansesuaidengantujuan
pemicuan yang akan dilakukan, baik untuk pilar 1,2,3,4,ataupun 5.
Sebelum melakukan pemicuan, tim pemicu perlu mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan,
sepertitepung,dedak,botolairmineral,puzzlesimulasidiagramF,sabun,ember,kertasmetaplan,
spidol, kertas potong, lem, dll.
Pesertaperlumendiskusikanlebihdetaildengananggotakelompokmengenaialatyangdiperlukan
sesuai dengan kondisi dan rencana proses melakukan pemicuan di masyarakat.
B. POKOKBAHASAN 2:PEMICUAN
a. Alat-Alat Utama Partisipasi Untuk Pemicuan
Dasar utama pemicuan adalah bagaimana masyarakat memahami alur penularan penyakit yang
disebabkan kondisi lingkungan yang tidak sehat, sehingga masyarakat menjadi tahu dengan
sendirinya, terkait perilaku dan kondisi lingkungannya selama ini. Dengan mengetahui kondisi
tersebut,masyarakatdiharapkanmempunyaikomitmensecarakolektifuntukberubahperilakunya dan
mempunyai kemauan untuk membangun akses sanitasi secara mandiri dan bersama-sama.
Alat-alat utama partisipasi untuk pemicuan digunakan sebagai sarana untuk memfasilitasi
masyarakat dalam menganalisa kondisinya.Ada beberapa alat yang diperlukan, seperti:
Pemetaan,yangbertujuanuntukmengetahui/melihatpetawilayahBABmasyarakatserta sebagai
alat monitoring (paska pemicuan, setelah ada mobilisasi masyarakat),
TransectWalk,bertujuanuntukmelihatdanmengetahuilokasiyangpalingseringdijadikan
tempatBAB.DenganmengajakmasyarakatberjalankelokasiBABsembarangandan
PenjelasanTanda:
Alur Penularan Penyakit
--- (garis merah): penghambat
LaporanWHO tahun2009menyebutkanbahwasekitar1,1jutaanakusiadibawahlimatahun
meninggalkarenadiare.SementaraUNICEFmemperkirakanbahwasetiap30detikadasatuanak
yangmeninggalkarenadiare.Kematiandiarepadabalitadinegara-negaraberkembangmencapai 1,5
juta jiwa. Data di Indonesia menunjukkan diare adalah pembunuh balita kedua setelah ISPA
(InfeksiSaluranPernafasanAkut).DiIndonesiasetiaptahun100.000balitameninggalkarena diare.
Langkahkerjadarimasing-masingalattersebutdapatdilihat(untukdikembangkansesuaidengan
kebutuhan lapangan) dalam lampiran “PANDUAN FASILITASIDITINGKATKOMUNITAS”
b. Elemen Pemicuan dan Faktor Penghambat Pemicuan.
Dalampemicuandimasyarakatterdapatbeberapafaktoryangharusdipicusehinggatargetutama
yangdiharapkandaripendekatanSTBM,salahsatunya,yaitu:merubah perilakusanitasidari
masyarakat yang masih melakukan kebiasaan BABdi sembarang tempat dapat tercapai.
Secaraumumfaktor-faktoryangharusdipicuuntukmenumbuhkanperubahanperilakusanitasi dalam
suatu komunitas, diantaranya:
Perasaan jijik,
o Perasaan malu dan kaitannya dengan privacy seseorang,
o Perasaan takutsakit,
o Perasaan takutberdosa,
o Perasaan tidak mampu dan kaitannya dengan kemiskinan.
Berikutiniadalahelemen-elemenyangharusdipicu,danalat–alatPRAyangdigunakanuntuk pemicuan
faktor-faktortersebut.
Takutsakit FGD:
• Perhitungan jumlah tinja
• Pemetaan rumah warga yang terkena diare dengan didukung data
puskesmas
• Alur kontaminasi
Aspek agama Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli agama yang relevan
dengan perilaku manusia yang dilarang karena merugikan manusia itu
sendiri.
Kebiasaan dengan subsidi / bantuan Jelaskan dari awal bahwa kita tidak punya apa-
apa, kita tidak membawa bantuan
Faktorgengsi; malu untuk membangun jamban yang Gali model-model jamban menurut masyarakat
sangat sederhana (ingin jamban permanen) dan jangan memberikan 1 pilihan model
jamban
Diskusi Kelompok(FGD)
Tujuan
Bersama-samadenganmasyarakatmelihat kondisiyangadadanmenganalisanya sehingga
diharapkandengan sendirinya masyarakatdapatmerumuskan apayang sebaiknya
dilakukan atau tidak dilakukan.
Banyak hal yang harus dipicu yang dapat dilakukan melalui diskusi dengan masyarakat,
diantaranya:
FGD untuk memicu rasa “malu” dan hal-hal yang bersifat “pibadi”
Tanyakan seberapabanyakperempuanyangbiasamelakukanBABditempatterbuka dan
alasan mengapa mereka melakukannya
BagaimanaperasaankaumperempuanketikaBAB ditempatterbukayangtidak terlindung
dan kegiatan uang dilakukan dapat dilihat oleh setiap orang?
Bagaimanaperasaanlaki-lakiketikaistrinya,anaknyaatauibunyamelakukanBAB di
tempatterbukadandapatdilihatolehsiapapunjugayangkebetulanmelihatnyasecara
sengaja atau tidak sengaja?
ApayangdilakukanperempuanketikaharusBAB (ditempatterbuka)padahalia sedang
mendapatkan rutinitas bulanan.Apa yang dirasakan?
Apayangakandilakukanbesokhari?Apakahtetapakanmelakukankebiasaanyang sama?
Catatan:
DalamkebiasaanBABdisembarangtempat, perempuanadalahpihakyangpaling
terbebani(kehilanganprivacy0,jadiperempuantermasukkelompokyangpalingkompeten
untuk dipicu.
FGDMenyangkutKemiskinan
FGDinibiasanyaberlangsungketikamasyaraktsudahterpicudaninginberubah,namun
terhambat dengan tidak adana uang untuk membangun jamban.
Apabila masyarakat mengatakan bahwa membangun jamban itu perlu dana besar,
fasilitator bisa menanyakan apakah benar jamban itu mahal? Bagaimana dengan
bentuk ini (berikan alternatif yang paling sederhana).
Apabila masyarakat tetap beralasan mereka cukup miskin untuk bisa membangun
jamban (meskipun dengan bentuk yang paling sederhana), fasilitator bisa mengambil
perbandingan dengan masyarakat yang “jauh lebih miskin” daripada masyarakat
Indonesia, misalnya Bangladesh. Bagaimana masyarakat miskin di Bangladesh
berupaya untuk merubah kebiasaan BABdi sembarang tempat.
Apabila masyarakat masih mengharapkan bantuan, tanyakan kepada mereka:
tanggungjawabsiapamasalahBABini?ApakahuntukBABsajakitaharusmenunggu diurus
oleh pemerintah dan pihak luar lainnya?
CATATANPENTINGSAATPEMICUAN
Di setiap akhir fasilitasi (FGD)tanyakan kepada mereka
“Bagaimana perasaan Ibu/Bapak terhadap kondisi ini?”
“Apakah Bapak/Ibu ingin terus berapa dalam kondisi seperti ini?”
127
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
UNTUK SELANJUTNYAPENEKANAN PADABLOKINGYANGDIKEHENDAKI.
FECALORALYANGDIGUNAKAN SATUUNTUK SEMUAPADATAHAPAWALKEMUDIAN
Pemetaan ++ ++ ++
Transect Walk ++ ++ ++
Hitung volumeTinja ++ -- -- -- --
Simulasi/demoair + ++ -- -- -- --
tinja
Simulasi
ELEMEN PEMICUAN Rasa Jijik, Rasa Takut Sakit, Jijik, Takut sakit, Jijik, Takut sakit, Jijik, Takut sakit, Jijik,
Malu,Takut Dosa/ rasa Agama, Gaya hidup, Gengsi, Ekonomis, Najis,Bau, Banjir, Kotor, Najis, Bau,
bersalah/takut masuk Rasa malu. Hemat, Dosa Kecelakaan, Agama, Dosa,Tokoh
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
Hasil yang diharapkan ODF = 100 % 100 % masyarakat 100 % masyarakat 100 % masyarakat 100 % KK mengelola
masyarakat akses CTPS, dengan benar mengelolaair (...) mengelola sampah limbah secara aman.
ke wc dan pada saat yang dan melakukan 5 ditingkat keluarga/ Ada resapan atau
tepat kunci keamanan lingkungan dialirkan.
pangan Kawasan Bebas
Sampah.
LEMBAR PROSESUNTUK FASILITATORSTBM KOMPONEN 1 (STOPBABS)
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
1. Perkenalan dan Agar masyarakat dengan fasilitator saling 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan. 15 menit -
penyampaian mengenal, 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice breaking yang
tujuan. Agar masyarakat mengetahui maksud sesuai dengan situasi kondisi.
kedatangan fasilitator.
Agar masyarakat mengetahui bahwa fasilitator
tidak membawa bantuan apapun.
2. Pencairan Agar masyarakat merasa senang mengikuti 1. Ajak masyarakat melakukan perma-inan/game yang 15 menit Sesuai
suasana acara pertemuan menimbulkan rasa lucu dan membuat gembira. kebutuhan
Agar masyarakat tidak merasa rendah diri 2. Atau ajak masyarakat bernyanyi atau membuat joke/
terhadap fasilitator lelucon.
Agar tidak ada kekakuan suasana acara
pertemuan
3. Kesepakatan Agar ada kesepakatn istilah tinja, BAB&Jamban 1. Tanyakankebiasaan masyarakat setiap bangun pagi. 10 menit -
istilah tinja, antara masyarakat dengan fasilitator. 2. Gali intilah tinja, BAB&jamban yangdipakai sehari-
BAB & Jamban Agar istilah tinja, BAB&Jamban yang digunakan hari masyarakat setempat.
betul-betul istilah sehari-hari dan cenderung 3. Sepakati istilah istilah tersebut yang akan dipakai
bahasa kasar sehingga efektifdipakai sebagai selama pertemuan berlangsung.
bahasa pemicu.
1. Minta beberapa sukarelawan untuk meng-gambarkan
4. Pemetaan Digunakan untuk alat P.R.A. batas desa/dusun/RW. 25 menit Bahan
Digunakan untuk mengetahui tempat-tempat 2. Minta sukarelawan menggambarkan tempat-tempat setempat
masyarakat biasa BABS. yang mungkin dipakai sebagai BABS.
Digunakan sebagai alat bantu pemicuan 3. Minta sukarelawan menandai posisi melakukan
Digunakan sebagai alat monitoring pertemuan.
4. Minta kepada semua peserta/masya-rakat yang hadir
menandai rumah-nya masing-masing dengan benda
sesuai kesepakatan.
5. Pemicuan
denganFGD:
a. Elemen Rasa Menimbulkan rasa malu melakukan BABS. Buat posisi masyarakat melingkar satu lapis. 15 menit -
Malu Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah Tanyakepada peserta pertemuan : siapa yang pagi
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakanStop ini tadi BABdi sungai/sawah/kebun dll ? (Jangan
BABS. sebut : tidakdijamban).Minta untuk tunjuk tangan.
Menimbulkan keinginan kuat untuk membangun &
129
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
b. Elemen Rasa Jijik Menimbulkanrasajijikterhadaptinjayangdibuang Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen rasa 15 menit Visualisasi
sembarangan. malu, lanjutkan dengan elemen rasa jijik. tinja
Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah Tanyakanberapa anggota keluarga dan berapa kali
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan Stop setiap hari BAB.
BABS. Mintamerekamembuattumpukanbahanmenyerupai
Menimbulkan keinginan kuat untuk membangun & tinja (yang sudah disiapkan) sejumlah anggota
menggunakan jamban sebagai tempat BAB. keluarganya.
Minta mereka untuk melihat visualisasi tumpukan
tinja dan tanyakan perasaan mereka
Bila ada yang menyatakan jijik, tanyakan :Apakah
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
c. Elemen Rasa Menimbulkan rasa takutsakit karena tahu bahwa Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen rasa 15 menit Diagram F,
Takut Sakit tinja yang dibuang sembarangan bisa termakan malu dan jijik lanjutkan dengan elemen rasa takut Meta plan
dan mengakibatkan sakit. sakit. &alat tulis,
Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah Simulasikan air minum yang tercemar tinja atau gali Flip Chart
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan Stop pengetahuan masyarakat bagaimana tinja seseorang
BABS. bisa masuk kemulut.
Menimbulkan keinginan kuat untuk membangun & Tanyakanperasaan mereka setelah melihat
menggunakan jamban sebagai tempat BAB. peragaan tinja bisa masuk mulut.
Bila ada yang menyatakan jijik atau takutsakit
tanyakan :Apakah mau seperti ini terus ?
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
d. Elemen Rasa Menimbulkan rasa takutdosa karena tahu bahwa Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen rasa 15 menit -
Takut Dosa tinja yang dibuang sem-barangan bisa membuat malu, jijik danrasa takutsakit lanjutkan dengan
najis alat ibadah atau orang lain yang mau elemen rasa takutdosa.
beribadah. Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa
Menimbulkan rasa takutdosa karena tahu bahwa tinja merekabisa masuk mulut orang lain dan
tinja yang dibuang sem-barangan bisa membuat menimbulkan sakit atau
orang lain jatuh sakit. Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa tinja
Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah mereka bisa membuat ibadah orang lain tidak
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan Stop diterimaTuhankarena alat ibadah atau badannya
BABS. tidak suci karena terkenan najisnya ? atau
Menimbulkan keinginan kuat untuk membangun & Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa
menggunakan jamban sebagai tempat BAB. tinja merekabisa masuk mulut orang lain dan
menimbulkan sakit.
Bila ada yang menyatakan takutdosatanyakan :
Apakah mau seperti ini terus ?
Bila mereka menyatakan mau ber-ubah, berikan
reward/pujian.
Yangmenyatakan mau berubah itulah masyarakat
yangterpicu.
Bila belum terpicu juga, gunakan elemen selanjutnya
atau gunakan hadist atau ayat dari Kitab Suci.
e. Elemen Rasa Menimbulkan rasa jatuh harga diri karena masih Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen- 15 menit -
HargaDiri berperilaku BABS. elemen diatas lanjut-kan dengan elemen rasa harga
Menumbuhkan kebanggaan karena telah diri.
mempunyai jamban dan telah melaksanakan Stop Tanyakanperasaan mereka kalau ada tamu yang
BABS. sangat dihormatinya mau numpang BABdan
Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah ternyata nggak punya jamban atau
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan Stop Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa banyak
BABS. orang yang lebih miskin darinya sudah mau berubah
Menimbulkan keinginan kuat untuk membangun & atau sudah punya jamban ? atau
menggunakan jamban sebagai tempat BAB. Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa dirinya
tidak lebih baik dari kucing dalam hal BAB.
131
132
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
f. Elemen lain. Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah Tanyakanperasaan mereka dengan menggunakan
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan Stop elemen-elemen pemicu lain yang sesuai dengan
BABS. situasi dan kondisi setempat.
Menimbulkan keinginan kuat untuk membangun &
menggunakan jamban sebagai tempat BAB.
5. Transect Walk Menimbulkan rasa malu/jijik/takut sakit/takutdosa/ TransectWalkadalah kegiatan mengajak peserta 30 menit -
jatuh harga diri pertemuan untuk menelusuri desa/dusun/kampung
Menimbulkan keinginan kuat untuk merubah untuk melihat dimana masyarakat biasa melakukan
kebiasaan BABS-nya dengan melaksanakan Stop BAB.
BABS. Transectbisa dilakukan sebelum pemetaan, atau
Menimbulkan keinginan kuat untuk membangun & sesudah pemetaan dan tidak ada yang terpicu
menggunakan jamban sebagai tempat BAB. (setelah ada pemicuan) atau tidak usah dila-kukan
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
6. Kesepakatan Membangun komitmen dari masyara-kat yang Minta kepada masyarakat yang terpicu untuk 30 menit Flip Chart
mau berubah: kapan akan merealisasikan menuliskan komitmen/ kesanggupan mereka untuk &alat tulis
keinginannya untuk berubah. mulai membangun jamban
Membuat kesepakatan keberadaan Komite Minta kepada masyarakat yang terpicu : kapan hasil
Masyarakat yang akan mempelopori karya mereka bisa dilihat oleh ..........?
pembangunan jamban di komunitasnya. Fasilitasi masyarakat yang terpicu dalam menyusun
StrukturOrganisasi Komite Masyarakat.
7. RTL Memfasilitasi masyarakat yang terpicu untuk Minta kepada Komite untuk membu-at Rencana 30 menit Flip Chart
membuat RencanaTindakLanjut untuk TindakLanjut dalam rangka untuk merealisasikan &alat tulis
merealisasikan Komitmen mereka komit-men mereka untuk mewujudkan ODF.
LEMBAR PROSESUNTUK FASILITATORSTBM(CTPS)
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
1. Perkenalan Salingmengenal (antar masyarakat dengan fasilitator), 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan. 15 menit
Masyarakat/ Peserta pertemuan merasa senang, tanpa 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice breaking
beban mengikuti orientasi.Maksud dan tujuan diketahui yang sesuai dengan situasi kondisi.
oleh masyarakat.
2 Alur Penyakit Untuk mengetahui penyebab penyakit, cara penularan, 1. Fasilitator menanyakan beberapa penyakit o Kertas
pencegahan. yang sering muncul. meta plan
2. Masyarakat diminta menuliskan di kertas meta Spidol
plan. Stikycloth
3. Pilih salah satu penyakit yang berkaitan
dengan sanitasi (contoh diare)
4. Buat alur penyakit tersebut
5. Fasilitator menanyakan bagaimana
cara pencegahannya dan masyarakat
menuliskannya.
3 Demo cuci Memberi penjelasan pentingnya cuci tangan pakai 1. Minta kesediaan dua orang(siAdan B) dari Aqua botol
tangan pakai sabun masyarakat Lem dari
sabun 2. SiApraktik ctpsyang benar tepung
3. Si Bpraktik ctpsyang tidak benar kanji
4. Fsilitator meminta masyarakat untuk menilai Betadin
dan memberikan tanggapan Ember
5. Fasilitator menyimpulkan perilaku CTPSyang Sabun
benar Tisu
133
LEMBAR PROSESUNTUK FASILITATORSTBM(PAM RT/AIR)
134
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
FGD Gali informasi mengenai upaya penyediaaan air minum di rumah masing-masing peserta
(pengolahan, penyimpanan dan perilaku penanganannya) --- grand tour
Tandai/ingatbeberapa peserta yang belum melakukan upaya pengelolaan air minum dan gali
menuju 3 komponen PAMRT-- mini tour
Lemparkan kepada peserta yang telah melakukan upaya 3 komponen PAMRT
Lakukan simulasi minum air yang terkontaminasi
TakutSakit
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
HASIL Perubahan sikap pengetahuan perilaku dalam pengelolaan air minum RT.
100 % masyarakat mengelolaairminum dan melakukan 5 kunci keamananpangan .
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
1. Perkenalan Salingmengenal (antar masyarakat 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan. 15 menit
dengan fasilitator), Masyarakat/ 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice breaking yang sesuai dengan
Peserta pertemuan merasa senang, situasi kondisi.
tanpa bebanmengikuti orientasi.
Maksud dan tujuan diketahui oleh
masyarakat.
Pemutaran Fasilitator Memutar film tentang ”makanan yang dihinggapi lalat” 5 menit Media
Film audiovisual
Diagarma F Peserta diminta untuk membuat alur kontaminasi makanan dengan gambar- 5 menit Gambar
gambar diagaram lima F. Alur
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
Kesepakatan - Fasilitator memfasilitasi peserta untuk membuat kesepakatan bahwa 10 menit Kertas
seluruh komunitas di desa tsbakan menerapkanCPMB (Cara Pengelolaan flano
MakananYangBaik ) dengan menerapkan5 kunci kemanan pangan spidol
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
1. Perkenalan • Salingmengenal ( antar 1. Fasilitator memperkenalkan diri dan mencoba mengenal beberapa anggota 5 menit
masyarakat dengan masyarakat yang hadir
fasilitator), 2. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan.
• Maksud dan tujuan
diketahui oleh masyarakat.
2 Bina Masyarakat/peserta merasa Fasilitator melakukan bina suasana/ice breaking yang sesuai dengan situasi kondisi 10 menit
suasana senang, tanpa beban dalam
mengikuti pertemuan
3 Identifikasi Mengajak masyarakat • Fasilitator menyampaikan pertanyaan apa saja yang menjadi air limbah di rumah? 25 menit • Kertas
limbah mengenali permasalahan • Ketikamasyarakattelahmenyampaikanwujudlimbahcairyangdihasilkan,fasilitator flipchart
cair rumah pengelolaan limbah cairnya menuliskan pada kertas metaplan dan menempelkan pada kain tempel. • Spidol
tangga, sendiri • Fasilitator meminta peserta membagi kelompok sesuai dengan wujud limbah yang • Kertas
Pemetaaan disampaikan, kemudian diminta untuk menggambarkan bagaimana air limbah itu metaplan
Hitung disalurkan?
Volume • Fasilitatormenanyakanapakah nilai positif dannegatifdariadanya limbah cairdari
limbah cair setiap jenis penyaluran?
• Ajukanpertanyaankunci:Bagaimanaperasaankitakalaumelihatlingkungankita
dengan limbah cair seperti tergambarkan dalam bagan identifikasi?
• Fasilitator menanyakan berapa banyak limbah cair yang dihasilkan setiap harinya?
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
3 Pemicuan:
Penelusuran • Untuk melihat dan • Fasilitator bertanya:Apakah bapak/ibu mau terus dalam kondisi seperti ini? 5 menit
Wilayah mengetahui tempat yang • Apa yang akan dilakukan?
paling seringdijadikan • Apakah kita sepakat untuk melakukan tindakan tersebut?
tempat buang limbah cair.
• Dengan mengajak
masyarakat berjalan
ke sana dan berdiskusi di
tempat tersebut,
diharapkan masyarakat
akan merasa jijik, bau, dsb
• Memicu rasa malu bagi
yang membuang limbah
cair tidak pada tempatnya.
Kesepakatan • Fasilitator mengajak masyarakat untuk menuliskan rencananya dalam rangka 5 menit • kertas
mewujudkan kesepakatan flipchart
• spidol
RTL • Fasilitator mengajak masyarakat untuk menuliskan rencananya dalam rangka 5 menit • kertas
mewujudkan kesepakatan flipchart
• spidol
139
LEMBAR PROSESUNTUK FASILITATOR
140
1. Perkenalan Agar masyarakat dengan fasilitator 1. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan. 15 menit -
dan saling mengenal, 2. Fasilator melakukan bina suasana/ice breaking yang sesuai
penyampaian Agarmasyarakatmengetahuimaksud dengan situasi kondisi.
tujuan. kedatangan fasilitator.
Agar masyarakat mengetahui bahwa
fasilitator tidak membawa bantuan
apapun.
2. Pencairan Agar masyarakat merasa senang 1. Ajak masyarakat melakukan perma-inan/game yang menimbulkan 15 menit Sesuai
suasana mengikuti acara pertemuan rasa lucu dan membuat gembira. kebutuhan
Agar masyarakat tidak merasa 2. Atau ajak masyarakat bernyanyi atau membuat joke/lelucon.
rendah diri terhadap fasilitator
Agar tidak ada kekakuan suasana
acara pertemuan
3. Pemetaan Digunakan untuk alat P.R.A. 1. Minta bbrp sukarelawan untuk meng-gambarkan batas desa/ 25 menit Bahan
Digunakan untuk mengetahui tempat- dusun/RW. setempat
tempat masy. biasa Buang Sampah. 2. Minta sukarelawan menggambarkan tempat-tempat yang mungkin
Digunakan sbg alat bantu pemicuan dipakai sebagai tempat buang sampah.
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
Digunakan sbg alat monitoring 3. Minta sukarelawan menandai posisi melakukan pertemuan.
4. Minta kepada semua peserta/masya-rakat yang hadir menandai
rumah-nya masing-masing dengan benda sesuai kesepakatan.
4. Pemicuan
denganFGD:
a. Elemen Rasa Menimbulkan rasa malu melakukan Buat posisi masyarakat melingkar satu lapis. 15 menit -
Malu buang sampah sembarangan Tanyakepada peserta pertemuan : siapa yang pagi ini tadi buang
Menimbulkan keinginan kuat untuk sampah di sungai/sawah/kebun dll ? Minta untuk tunjuk tangan.
merubah kebiasaan buang sampah Yangtunjuk tangan pisahkan/minta maju satu langkah dari
sembarangan. lingkaran (dipisahkan dari lingkaran diharap-kan sudah muncul
Menimbulkan keinginan kuat untuk rasa malu)
mengelola sampah yang memenuhi Gali Rasa Malu mereka dengan per-tanyaan-pertanyaan yang ada
syarat kesehatan. kaitannya dengan rasa malu.
Bila ada yang menyatakan malu, tanyakan :Apakah mau seperti
ini terus ?
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
b. Elemen Rasa Menimbulkan rasa jijik terhadap sam- Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen rasa malu, lanjutkan 15 menit Visualisasi
Jijik pah yang dibuang sembarangan. dengan elemen rasa jijik. sampah
Menimbulkan keinginan kuat untuk Tanyakanberapa anggota keluarga dan berapa kali setiap hari
merubah kebiasaan buang sampah membuang sampah
sembarangan. Minta mereka membuat tumpukan bahan menyerupai sampah
Menimbulkan keinginan kuat untuk (yang sudah disiapkan) sejumlah berapa kali keluarga mereka
mengelola sampah yang memenuhi buang sampah.
syarat kesehatan. Minta mereka untuk melihat visuali-sasi sampah berserakan dan
tanyakan perasaan mereka
Bila ada yang menyatakan jijik, tanyakan :Apakah mau seperti ini
terus ?
Bila mereka menyatakan mau ber-ubah, berikan reward/pujian.
Yangmenyatakan mau berubah itulah masyarakat yangterpicu.
Bila belum terpicu juga, kita ajak menghitung jumlah sampah yang
dihasilkan perhari/bulan dan tahun.
c. Elemen Rasa Menimbulkan rasa takutsakit karena Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen rasa malu dan jijik 15 menit Diagram F,
TakutSakit tahu bahwa sampah yang dibuang lanjutkan dengan elemen rasa takutsakit. Meta plan
sembarangan bisa termakan dan Simulasikan air minum yang terce-mar kotoran dari sampah atau &alat tulis,
mengakibatkan sakit. gali pengetahuan masyarakat bagaima-na kotoran disampah Flip Chart
Menimbulkan keinginan kuat untuk seseorang bisa masuk kemulut.
merubah kebiasaan buang sampah Tanyakanperasaan mereka setelah melihat peragaan kotoran
sembarangan. disampah bisa masuk mulut.
Menimbulkan keinginan kuat untuk Bila ada yang menyatakan jijik atau takutsakittanyakan :Apakah
mengelola sampah yang memenuhi mau seperti ini terus ?
syarat kesehatan. Bila mereka menyatakan mau berubah, berikan reward/pujian.
Yangmenyatakan mau berubah itulah masyarakat yangterpicu.
Bila belum terpicu juga, gunakan elemen selanjutnya.
141
142
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
d. Elemen Rasa Menimbulkan rasa takutdosa karena Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen rasa malu,jijik dan 15 menit Visualisasi
TakutDosa tahu bahwa sampah yang dibuang rasa takutsakit lanjutkan dengan elemen rasa takutdosa. sampah
sembarangan bisa membuat najis Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa sampah yang mereka
alat ibadah atau orang lain yang mau buang bibit penyakit yang dibawanya bisa masuk mulut orang lain
beribadah. dan menimbulkan sakit atau
Menimbulkan rasa takutdosa karena Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa sampah yang mereka
tahu bahwa sampah yang dibuang buang (misalnya ke sungai)bisa membuat ibadah orang lain tidak
sembarangan bisa membuat orang lain diterimaTuhankarena alat ibadah atau badannya tidak suci karena
jatuh sakit. terkenan najis dari sampah ? atau
Menimbulkan keinginan kuat untuk Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa bibit penyakit yang
merubah kebiasaan buang sampah ada disampah yang mereka buang sembarangan bisa masuk mulut
sembarangan. orang lain dan menimbulkan sakit.
Menimbulkan keinginan kuat untuk Bila ada yang menyatakan takutdosatanyakan :Apakah mau
mengelola sampah yang memenuhi seperti ini terus ?
syarat kesehatan. Bila mereka menyatakan mau ber-ubah, berikan reward/pujian.
Yangmenyatakan mau berubah itulah masyarakat yangterpicu.
Bila belum terpicu juga, gunakan elemen selanjutnya atau gunakan
hadist atau ayat dari Kitab Suci.
e. Elemen Rasa Menimbulkan rasa jatuh harga diri Kalau belum ada yang terpicu dengan elemen-elemen diatas 15 menit -
Harga Diri karena masih berperilaku buang lanjut-kan dengan elemen rasa harga diri.
sampah sembarangan. Tanyakanperasaan mereka kalau ada tamu yang sangat
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
Menumbuhkan kebanggaan karena dihormatinya tau disekitar rumahnya banyak sampah berserakan.
telah mengelola sampah dengan atau
baik sehingga tidak menimbulkan Tanyakanperasaan mereka kalau tau bahwa banyak orang yang
efek negatif bahkan mendapatkan lebih miskin darinya sudah mau berubah atau sudah mengelola
peningkatan nilai ekonomis.. sampahnya dengan baik/memenuhi syarat kesehatan ? atau
Menimbulkan keinginan kuat untuk Bila ada yang menyatakan jatuh harga diri/gengsitanyakan :
merubah kebiasaan buang sampah Apakah mau seperti ini terus ?
sembarangan. Bila mereka menyatakan mau ber-ubah, berikan reward/pujian.
Menimbulkan keinginan kuat untuk Yangmenyatakan mau berubah itulah masyarakat yangterpicu.
mengelola sampah yang memenuhi Bila belum terpicu juga, gunakan elemen selanjutnya atau gunakan
syarat kesehatan. hadist atau ayat dari Kitab Suci.
f. Elemen Nilai Menimbulkan keinginan kuat untuk Tanyakanapakah masyarakat tau bahwa ada kegiatan 15 menit Barang
Tambah dari merubah kebiasaan buang sampah pengelolaan sampah yang bisa mendatangkan keuntungan secara hasil
sampah sembarangan. ekonomi ? Reuse &
Menimbulkan keinginan kuat untuk Tanyakanapakah ada yang sudah kenal dengan 3 R dan apa Recycle
mengelola sampah yang memenuhi manfaat yang didapatkannya.
syarat kesehatan dan memberikan nilai
ekonomi dengan 3 R.
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
g. Elemen lain. Menimbulkan keinginan kuat untuk Tanyakanperasaan mereka dengan menggunakan elemen-elemen -
merubah kebiasaan buang sampah pemicu lain yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
sembarangan.
Menimbulkan keinginan kuat untuk
mengelola sampah yang memenuhi
syarat kesehatan dan memberikan nilai
ekonomi dengan 3 R.
5. Transect Menimbulkan rasa malu/jijik/takut sakit/ TransectWalkadalah kegiatan mengajak peserta pertemuan 30 menit -
Walk takutdosa/jatuh harga diri untuk menelusuri desa/dusun/kampung untuk melihat dimana
Menimbulkan keinginan kuat untuk masyarakat biasa melakukan buang sampah sembarangan.
merubah kebiasaan buang sampah Transectbisa dilakukan sebelum pemetaan, atau sesudah
sembarangan. pemetaan dan tidak ada yang terpicu (setelah ada pemicuan)
Menimbulkan keinginan kuat untuk atau tidak usah dila-kukan bila dengan pemetaan dan elemen
mengelola sampah yang memenuhi pemicunya sudah berhasil ada yang terpicu.
syarat kesehatan dan memberikan nilai Ditempat yang ada tumpukan sam-pah lakukan FGDdengan
ekonomi dengan 3 R. elemen-elemen pemicuan.
Bila ada yang menyatakan mau berubah, berikan reward/pujian.
6. Kesepakatan Membangun komitmen dari masyara- Minta kepada masyarakat yang terpicu untuk menuliskan 30 menit Flip Chart
katyang mau berubah : kapan akan komitmen/ kesanggupan mereka untuk mulai melaksanakan 3 R &alat tulis
merealisasikan keinginannyauntuk dan membentuk PSRT-BM
berubah. Minta kepada masyarakat yang terpicu : kapan hasil karya mereka
Membuat kesepakatan keberadaan bisa dilihat oleh ..........?
Komite Masyarakat yang akan Fasilitasi masyarakat yang terpicu dalam menyusun Struktur
mempelopori Pengelolaan Sampah Organisasi PSRT-BM
RumahTanggaBerbasis Masyarakat
dengan 3 R ( Reduce, Reuse &
Recycle )di komunitasnya.
7. RTL Memfasilitasi masyarakat yang terpicu Minta kepada Komite PSRT-BMuntuk membuat RencanaTindak 30 menit Flip Chart
untuk membuat RencanaTindak Lanjut dalam rangka untuk merealisasikan komitmen mereka untuk &alat tulis
Lanjut untuk merealisasikan Komitmen mewujudkan Kawasan Bebas Sampah (KBS).
mereka membentuk PSRT-BM.
143
LEMBAR PROSESUNTUK FASILITATOR
144
STBM,(KOMPONEN 5 LIMBAH)
WAKTU BAHAN
NO KEGIATAN TUJUAN PROSES
(DURASI) ALAT
1. Perkenalan • Salingmengenal ( antar masyarakat 3. Fasilitator memperkenalkan diri dan mencoba mengenal beberapa 5 menit
dengan fasilitator), anggota masyarakat yang hadir
• Maksud dan tujuan diketahui oleh 4. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan.
masyarakat.
2 Bina suasana Masyarakat/peserta merasa senang, tanpa Fasilitator melakukan bina suasana/ice breaking yang sesuai dengan 10 menit
beban dalam mengikuti pertemuan situasi kondisi
2 Identifikasi Mengajak masyarakat mengenali • Fasilitator menyampaikan pertanyaan apa saja yang menjadi air 25 menit • Kertas
limbah cair permasalahan pengelolaan limbah cairnya limbah di rumah? flipchart
rumah tangga, sendiri • Ketika masyarakat telah menyampaikan wujud limbah cair yang • Spidol
Pemetaaan dihasilkan, fasilitator menuliskan pada kertas metaplan dan • Kertas
Hitung Volume menempelkan pada sticky cloth metaplan
limbah cair • Fasilitator meminta peserta membagi kelompok sesuai dengan
wujud limbah yang disampaikan, kemudian diminta untuk
menggambarkan bagaimana air limbah itu disalurkan?
• Fasilitator menanyakan apakah nilai positif dan negatif dari adanya
limbah cair dari setiap jenis penyaluran?
• Ajukan pertanyaan kunci: Bagaimana perasaan kita kalau melihat
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
3 Pemicuan:
a Alur Mengajak masyarakat untuk melihat • Tanyakan kepadamasyarakat apakahmereka yakin bahwatinja bisa 10 menit • Gambar
kontaminasi bagaimana kotoran manusia dapat dimakan masuk ke dalam mulut? tinja dan
oleh manusia yang lainnya • Tanyakanbagaimanalimbahcairmasukketubuhkita?melalui apa gambar
saja? Minta masyarakat untuk menggambarkan hal – hal yang mulut
menjadi perantara limbah cair sampai ke mulut. • Potongan
• Analisis hasilnya bersama–sama dengan masyarakat dan kertas
kembangkan diskusi (misalnya FGD) • Spidol
KomposisitimpemicuyangbiasanyadigunakandalammemfasilitasiSTBMdikomunitas,sebagai
berikut:
Leadfacilitator: fasilitator utama, yang menjadi motor utama proses fasilitasi, biasanya 1 orang
Content recorder:perekamproses,bertugasmencatatprosesdanhasiluntukkepentingan
dokumentasi/pelaporan program
C. POKOKBAHASAN 3:PASKAPEMICUAN
a. MembangunUlangKomitmen
Membangun ulang komitmen masyarakat ini dimaksudkan untuk meningkatnya motivasi
masyarakat untuk melaksanakan rencana kegiatan yang mereka susun pada saat memberikan
komitmenmerekadikegiatanpemicuansebelumnya.Hasilakhirdaritahapiniadalahdisepakatinya
komitmen semua pihak untuk keberhasilan pencapaian rencana kegiatan masyarakat.
Membangun komitmen ini diawali dengan mempersilahkan kepada wakil masyarakat untuk
mempresentasikankondisisanitasidikomunitasnyadanrencanamerekakedepan.Selanjutnyakita
melakukanpenegasan-penegasanuntukmeningkatkanmotivasimasyarakat,misalnya:mengajak
pesertamemberitepuktangan,menegaskantentangtanggalbebasdariBABterbukauntuksetiap
komunitas, menunjukkan para natural leader yang akan memotori gerakan masyarakat, dll.
Hasil komitmen yang telah disepakati bersama dengan masyarakat, diserahkan oleh perwakilan
kelompok masyarkat kepada pejabat yang berwenang di daerah untuk dilakukan tindak lanjut
sesuaidenganrencana.Diharapkanpemerintahdaerahdapatmenindaklanjutisesuaiprosesyang telah
terjadi dan dapat menghasilkan keluaran yang diharapkan oleh masyarakat.
Dalampemilihanopsiteknologiyangada,masyarakatharusmemahamitanggasanitasi. Tangga
sanitasi ini akan membantu masyarakat untuk mempraktikkan kebiasan pola hidup bersih dan
sehat, dengan bantuan alat yang sederhana hingga alat yang lebih canggih dan permanen.
Sebagaicontoh,untukpilar1,masyarakatnaikdarikebiasaanawalyangmasihBABsembarangan
hinggamencapaikondisiberperilakuhigienisdansaniterdenganBAB dijambanyangsehatdan
permanen.Untukpilar2, masyarakatberubahperilakunyadaritidakmencucitanganhingga
mencucitanganpakaiairdansabun,dannaiklagimisalnyadenganmelakukannya diwastafel yang
permanen. Begitupun dengan pilar-pilar lainnya, yang menunjukkan adanya perubahan dan
peningkatan perilaku menjadi lebih baik.
c. TanggaSanitasiUntuk 5 PilarSTBM
Sanitation Ladder atau tangga sanitasi merupakan tahap perkembangan sarana sanitasi yang
digunakan masyarakat, dari sarana yang sangat sederhana sampai sarana sanitasi yang sangat
layak dilihat dari aspek kesehatan, keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya.
DalamSTBM,masyarakattidakdimintaataudisuruhuntukmembuatsaranasanitasitetapihanya
mengubahperilakusanitasimereka.Namunpadatahapselanjutnyaketikamasyarakatsudahmau
merubah kebiasaan BABnya, sarana sanitasi menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan.
Seringkali pemikiran masyarakat akan sarana sanitasi adalah sebuah bangunan yang kokoh,
permanen, dan membutuhkan biaya yang besar untuk membuatnya. Pemikiran ini sedikit banyak
menghambat animo masyarakat untuk membangun sarana sanitasi, seperti jamban, karena
alasan ekonomi dan lainnya sehingga kebiasaan masyarakat untuk buang air besar pada tempat
yang tidak seharusnya tetap berlanjut.
Padaprinsipnyasebuahjambanyangsaniterdanlayakterbagimenjaditigakelompokberdasarkan letak
konstruksi dan kegunaannya. Pertama adalah bangunan bawah tanah yang berfungsi sebagai
tempat pembuangan tinja. Fungsi bangunan bawah tanah adalah untuk melokalisir tinja
danmengubahnyamenjadilumpurstabil.Keduaadalahbangunandipermukaantanah(landasan).
Bangunan di permukaan ini erat kaitannya dengan keamanan saat orang tersebut membuang
hajat.Terminologiamandisinidapatdiartikanamandariterperosokkepadalubangkotoran,aman saat
membuang hajat (malam hari/saat hujan/ aman digunakan oleh orang jompo). Ketiga adalah
bangunandinding.Bangunanataudindingpenghalangeratkaitannyadenganfaktorkenyamanan,
psikologis dan estetika.
Tabel7: IndikatorSanitasiTotal
Gambar 9: SeptikTankdenganVentilasi
5. Jambanyangamandigunakansebaiknyamemilikiseptiktankpadatanahyangtidakmudah
11.
12.
13.
Gambar 13: Contoh Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun yang Layak
- Merebus
Gambar 16: PengolahanAir Minum di Rumah Tangga
4. Penyimpananmakanan matang
Penyimpanan makanan yang telah matang harus memperhatikan suhu, pewadahan,
tempatpenyimpanandanlamapenyimpanan.Penyimpananpadasuhuyangtepat baik
suhu dingin, sangat dingin, beku maupun suhu hangat serta lama penyimpanan sangat
mempengaruhi kondisi dan cita rasa makanan matang.
5. Pengangkutanmakanan
Dalam pengangkutan baik bahan makanan maupun makanan matangharus
memperhatikanbeberapahal yaitu alat angkut yang digunakan, teknik/cara
pengangkutan,lamapengangkutandanpetugaspengangkut.Haliniuntukmenghindari
risiko terjadinya pencemaran baik fisik, kimia maupun bakteriologis.
6. Penyajianmakanan
Makanandinyatakanlaiksantapapabilatelahdilakukanujiorganoleptikatauujibiologis
atauujilaboratorium,halinidilakukanbilaadakecurigaanterhadapmakanantersebut.
Adapun yang dimaksud dengan :
• Ujiorganoleptikyaitumemeriksamakanandengancaramenelitidanmenggunakan
5 (lima) indera manusia yaitu dengan melihat (penampilan), meraba (tekstur,
keempukan), mencium (aroma), mendengar (bunyi misal telur) menjilat (rasa).
Apabila secara organoleptik baik maka makanan dinyatakan laik santap.
• Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna dan apabila
dalam waktu 2 (dua) jam tidak terjadi tanda – tanda kesakitan, makanan tersebut
dinyatakan aman.
Alat-Alat:
1. Blender,
2. Sceen (Cetak saring),
3. Rekel (dapat dibeli di toko kertas),
4. Papan kayu yang dilapisi kain tipis (disebut sebagai kain hero),
5. Bak besar.
Bahan-Bahan:
1. Kertas bekas (sewarna dan sejenis lebih baik),
2. Lem kertas,
3. Air.
Langkah Pembuatan:
1. Kertasbekasdipotongkecil-kecildenganukuransekitar3x3cm.Potongankertas direndam
di dalam bak air selama sekitar tiga jam (tergantung jenis kertasnya). Kertas
dilunakkan dengan blender hingga halus hasilnya dan menyerupai bubur kertas
(pulp). Masukkan bubur kertas (pulp) ke dalam bakbesar lagi. Bubur kertas dan lem
kemudian dimasukkan ke dalam bak besar berisi air. Perbandingan antara air, bubur
kertas dan lem adalah: 15 liter air : liter bubur kertas :
2 sendokmakanlem.Masukkankarakteristikyangdipilihkedalambak,laluaduk hingga
merata dengan campuran pulp dan lem.
3. Masukkan screen ke dalam bak.Angkat screen hingga pulp tinggal di atas screen.
4. Basahipapanyangtelahdilapisidengankainhero.Tempelkanscreenkepapanlalu dirakel
sehingga airnya turun.Angkat screen hingga kertas menempel di papan.
5. Ulangi langkah berkali-kali hingga papan dipenuhi oleh kertas secara merata, jemur
papan di tempat panas hingga kertas menjadi kering.
6. Setelah kering, cabut kertas dengan perlahan-lahan.
BlackwaterdihasilkandariWCsebagaibuangansepertiurin,tinja,airguyuran,danmateri
pembersih lainnya yang dibuang ke toilet, seperti kain lap, pembalut, dll.
Greywaterdihasilkandariairbekasmandi,mencucipakaian,danbuangancairdaridapur.
Air seperti ini bisa mencapai 60% dari air yang dihasilkan rumah tangga.
Contoh sarana pengelolaan limbah cair adalah bak perangkap lemak. Lemak dan minyak
bisa merusak sistem pengolahan, sehingga lemak dan minyak tidak boleh dimasukkan ke
dalamtempatcuci(sink). Perangkaplemakadalahmetodesederhanayangdipakaidalam sistem
pengolahan grey water skala kecil.
Contoh lain adalah filter anaerobik, yaitu bak kedap air yang terbuat dari beton, fiberglas,
PVC atau plastik, untuk penampungan dan pengolahanblack water dan grey water. Ini
adalah tangkipengendapan, dan proses anaerobicmembantu mengurangi padatanserta
material organik.
Contoh-contoh yang disampaikan diatas hanya sebagian dari jenis pilihan produk
dan jasa sanitasi yang ada. Masih banyak sarana lain yang tersedia. Wirausaha
STBMdapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat di
wilayah kerjanya.
c. MembangunJejaringlayanan penyediaansanitasi
Setelah masyarakat terpicu dan mau berubah, secara otomatis masyarakat akan membutuhkan
sarana sanitasi yang higiene dan layak. Perlu dicatat bahwa tidak semua masyarakat memiliki
akses dan kemampuan keuangan untuk menyediakan sarana sanitasi yang dibutuhkannya. Oleh
karena itu,setelah dilakukan pemicuan, wirausaha STBMdiundang untuk menyediakan opsi- opsi
pilihan sarana sanitasi yang dibutuhkan masyarakat dengan proses pembiayaan yang juga
sesuai dengan kemampuan masyarakat.
Disamping itu perlunya membangun jejaring layanan penyediaan sanitasi untuk mensinergikan
potensi-potensi yang ada di masyarakat dalam percepatan pencapaian rencana yang sudah
disusunolehmasyarakat,halinibisajugadilakukandandibantuolehwirausahaSTBMyang ada dan
muncul di masyarakat, jika belum muncul para wirausahawan di bidang sanitasi hal ini bisa
diawali dan difasilitasi oleh dinas kesehatan setempat yang sudah mendapatkan ketrampilan
terkait wirausaha STBM.
KeberadaanwirausahaSTBM akanmendekatkansuplaisanitasikepadamasyarakatdan
mempermudah perwujudan niat mereka untuk merubah perilaku.
d. PendampingandanMonitoring
Pendampingan dilaksanakan untuk memperkuat keyakinan masyarakat tentang komitmen yang
telah dibangun melalui perubahan perilaku secara kolektif yang diaplikasikan dengan upaya
individudalamupayamewujudkannya.Disampingitu, dalamkeadaantertentumasyarakat
membutuhkanmitrauntukmelakukandialogdalamupayamencarisolusiataspermasalahanyang
dihadapinya. Pada saat itu diperlukan pendampingan untuk melakukan dialog dan mewujudkan
komitmenmasyarakat.Olehkarenaitu,fasilitatordatangkembaliuntukmendampingimasyarakat
melakukan monitoring terhadap progress dari rencana tindak lanjut yang mereka buat.
Pendampingan dilakukan berdasarkan komitmen dengan masyarakat dan disesuaikan dengan
prosesalurpemberdayaan.AlurdanProsespendampinganmasyarakatsebagaicontohuntuk
perubahan perilaku menghilangkan BuangAir Besar Sembarangan (BABS):
Prosespemicuanjugaperludiitegrasikandenganperilakucucitanganpakaisabun.Terutama ditujukan
pada ibu-ibu dan anak-anak sekolah sebagai kelompok sasaran sehingga kedua kelompok
tersebut dapat berinteraksi melalui kegiatan di sekolah dan di lingkungan rumah. Pentahapan
pendampingan dapat dilaksanakan sebagai berikut :
Keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan apakah mempengaruhi perubahan yang diinginkan
atau tidak, tidak akan terjadi apabila kita tidak melakukan monitoring. Informasi yang diperoleh
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses dan pendekatan kegiatan, dan bahan perencanaan
ke depan.
MonitoringprogramSTBMsedapatmungkindapatdilakukansecaramandiridanpartisipatorioleh
masyarakatsendiri,dandiharapkanperanaktif darinaturalleaderyangmunculdanorganisasi
masyarakatsepertiPKK, kelompokdasawisma,danlainnya.Namundemikiantetapdiharapkan
peranaktifdaripetugasPUSKESMAS/sanitariansebagaifasilitatordankatalisatorditingkat
kecamatan/desadalammengeloladata daninformasihasilmonitoringkegiatankesehatan
lingkunganini.BiladitingkatkabupatenterdapatproyekterkaitSTBMsedangberjalan,fungsi monitoring
ini akan diperkuat dengan memanfaatkan sumber daya tenaga konsultan/fasilitator di
tingkatkabupatenuntukmelakukanalihpengetahuandanpembinaan,baikterhadapparapetugas
PUSKESMAS/sanitarian maupun langsung kepada masyarakat (natural leader/ organisasi
masyarakatyangberperanaktif). Adapungambaransederhanadaripelaksanaanmonitoring program
STBMseperti pada tabel 13 berikut.
Tahap 1 2 3 4 5 6
Kabupaten/
Tingkatan Desa/Kelurahan Kecamatan Provinsi Pusat
dan pelaporan dari masyarakat hingga tingkat pusat
Kota
Tabel10 :Alur pikirtata laksana monitoring
DinasKesehatan DInas
Pelaku Naturalleader/ Kementerian
Fasilitator StafPuskesmas Kabupaten/Kota Kesehatan
pemantauan Komite Kesehatan
Provinsi
Workshopreview
Konsolidasidata pembelajaran
melaluiSMS tahunandananalisis
Mengkompilasi
gateway komparatif RakornasSTBM:
updateprogress
Melaluipemicuan Analisisdata: pencapaianhasil
pemicuan reviewtahunandan
masyarakatataupun Memantau perbaikankegiatan antarkabupaten/ kota
Memverifikasiklaim analisiskomparatif
secarakhususada perkembangan danperencanaan
STBMdan Disseminasikepada pencapaianhasil
Aksiyang upayauntuk pemicuandi kedepan antarpropinsi.
melaporkanhasil
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
lintasprogram
dilakukan melakukan masyarakat
verifikasi Feedbackkepada terkaitdan sektor Disseminasikepada
pengumpulandata Permintaanverifikasi
Feedbacktemuan stafpuskesmas AMPL lintasprogram
dasarSTBMoleh STBM
Mengirimlaporan Evaluasitahunan terkaitdan sektor
kabupaten/kota Disseminasikepada
pemantauanvia kompetitifmelalui AMPL
lintasprogram
SMS terkaitdan sektor mediamassa
AMPL (contohJPIP)
Mencatat Konsolidasiuntuk
Datadasar Pelaporan
kemajuandan Penilaian pencapaianMDG.
STBM(misal bulanan.
memperbaharui Pelaporan kinerjapertahun Penilaiankinerja
melaluipeta Pelaporan
Pelaporan dalampetasosial bulanan. (Benchmarking) pertahun
sosial),berisi tahunan
terhadap VerifikasiSTBM. programsanitasi (Benchmarking)
aksessanitasidi Bahanuntuk
perubahanyang kabupaten/kota programsanitasi
masyarakat publikasi
terjadi propinsi.
Peran dan fungsi pelaku dalam pelaksanaan STBM,terlihat sebagai berikut:
Pelaku Penanggung
Peran Jawab
Pelaksanaanmonitoringditingkatmasyarakatakanlebihbertumpukepadaindikatormonitoring
yangmudahdilihatdandirasakansecaralangsungolehmasyarakatitusendiri,antaralainterkait:
1. Pengumpulandatadasarterkaitindikator5pilarperubahanperilakuhidupbersihdansehat, yaitu:
a) data akses awal jumlah masyarakat yang memiliki dan menggunakan jamban sehat,
memiliki dan menggunakan jamban tidak sehat, jumlah masyarakat yang masih numpang
ke jamban tetangga atau umum dibedakan menurut jenis jamban sehat dan tidak
sehat,danterakhirmasihBAB disembarangtempat; b) dataaksesawaljumlahkeluarga
(termasukanggotakeluargadidalamnya)yangtelahterbiasacucitanganpakaisabunpada waktu-
waktukritis;c)dataaksesawaljumlahkeluargayangtelahmengelolaairminumnya dengan aman;
d) data akses awal jumlah keluarga yang telah mengelola sampahnya
denganaman;e)dataaksesawaljumlahkeluargayangtelahmengelolalimbahcairrumah
tangganya dengan aman.
2. Proses pemicuan perubahan perilaku BuangAir Besar masyarakat.
Indikator yang direkam antara lain: a) peningkatan akses masyarakat kepada penggunaan
sarana jamban sehat; b) kebersihan lingkungan sekitar rumah keluarga; c) peningkatan
perubahan perilaku pilar lainnya.
3. Pendataan tukang yang terkait dengan jasa dan layanan sanitasi.
Pendataan ini bertujuan untuk menjaring informasi jumlah tukang yang beredar di desa
bersangkutan yang memiliki pengalaman dan/ atau ketrampilan membangun/ memperbaiki
sarana jamban.
Waktu
Pelaku Cara Pelaksanaan
Pelaksanaan
Monitoringperkembangan perubahanperilakuBAB danpembuangankotorananak
batita
Pelaksanaan Monitoring:
• Masyarakat yang telah berupaya berubah perilaku
untuk tidak BABdi sembarang tempat (termasuk
membuang kotoran anak batita tidak sembarangan),
menempelkan tanda kertas spot di depan rumah
mereka pada tempat yang tampak dari pandangan
orang yang berdiri di depan atau melalui rumah
tersebut. Warnayang ditempel sesuai kondisi
perkembangan upaya perubahan perilaku mereka.
• Pada kertas tersebut dapat dituliskan tanggal mereka
melakukan perubahan tersebut.
• Apabila pada keluarga tertentu ada peningkatan
perubahan perilaku dengan ditandai perubahan warna
kertas spot yang ditempel.Tempelwarna baru diatas
warna lama, sehingga informasi warna awal masih ada.
• Natural leader atau komite secara berkala
memperbaharui informasi tersebut dalam peta
masyarakat (tanpa mengganggu informasi baseline)
Waktu
Pelaku Cara Pelaksanaan
Pelaksanaan
1. Perekaman monitoringperkembangan perubahanperilakuBAB danpembuangan
kotorananak batita(kemajuan pemicuan),perilakucucitanganpakai sabun,serta
pilarlainnya
Pelaksanaan monitoring:
3. Monitoring status Desa STBM yang dicapai suatu komunitas (Verifikasi Desa STBM)
Pelaksanaan monitoring:
4. Investasi jambanolehmasyarakat
Fasilitator Persiapan:
pemicu
(Kecamatan/ Menyiapkan dan memahami cara pengisian format
Puskesmas) LB-3.
Fasilitator Persiapan:
pemicu bekerja
sama dengan Menyiapkan dan memahami cara pengisian format
natural leader LT-3.
(NL)/ komite
Pelaksanaan:
Pelaksanaan monitoring:
Pelaksanaan monitoring:
7. Pendataan tokodanprodusenproduksanitasi
Pelaksanaan:
Tim Persiapan:
Puskesmas/
kecamatan • Menyiapkan dan memahami cara pengisian
formatpendataan kegiatan peningkatan
kapasitas (formatLT-5)
Prosespembentukan/pembagiankelompokdilakukandengancaramembentukbarisanmemanjang ke
belakang sesuai jumlah kelompok yang disepakati. Penting untuk membagi peserta berdasar
komposisi (gender) dan unsur peserta. Misalnya, peserta dari bidang kesehatan mengambil
tempat dahulu untuk berbaris di kelompok yang berbeda, selanjutnya dari unsur teknis, bidang
perenanaan, dan selanjutnya. Perhatikanlah pula aspek gender, sehingga tidak terjadi sebaran
tidak merata jenis kelamin tertentu.
Tulislahdi papan tulis/ kertas plano daftar nama anggota setiap kelompok.
Masing-masingpesertamemerankansesuaidengantugasdanfungsinyadalamtim.Skenario
dibuatberdasarkandatadanfakta yangadadilapanganberdasarkaninformasiyangdidapatkan dari
petugas kesehatan atau dari tokoh pemerintah setempat yang sebelumnya sudah dilakukan
kordinasi.
Setelah skenario dan strategi tersusun, masing-masing kelompok melakukan simulasi praktik
pemicuandenganduakelompokyangberpasangan.Satukelompokberperansebagaitimpemicu
kelompokyanglainberperansebagaimasyarakatjikasudahselesaibisabergantianuntukbertukar
peran dengan kelompok lainnya.
IV. REFERENSI
1. WSP,Film Memicu Perubahan Menuju SanitasiTotaldi Maharashta, India, New Delhi: 2004.
2. Depkes RI,Sekretariat STBM,Film Proses Pemicuan di Kenongo, 2005.
3. Depkes RI,Sekretariat STBM,Film Pemicuan di Muara Enim, 2006.
4. Kemenkes RI,PedomanTeknisLapangan STBM,Ditjen PP&PL,Jakarta: 2013.
V. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA
a. PanduanPersiapan Lapang
Persiapan lapang menjadi bagian yang terpisahkan dengan pesiapan penyelenggaran pelatihan.
Panitia/pelatih melakukan kunjungan kepada pemerintah daerah yang akan digunakan sebagai
lokasipraktikkerjalapangandandijelaskansecararincikegiatanyangakandilaksanakanselama
kunjungan lapangan termasuk proses pemberdayaan masyarakat.
b. PanduanPembentukan Kelompok
1. Jelaskanlah kepada peserta, bahwa akan dilaksanakan Praktik Kerja Lapang Fasilitasi
STBM dimasyarakat.Pesertaakandibagimenjadikelompokkecil(catatan:untuk kepentingan
praktik kerja lapang idealnya anggota kelompok tidak lebih dari 6 orang) Setiap kelompok
diharapkan merupakan gabungan dari individu-individu yang mewakili berbagai
komponen yang ada (berdasarkan bidang keahlian, unsur instansi atau lokasi kerja, dan
seterusnya), sehingga diharapkan semua kelompok memiliki kapasitas yang berimbang.
3. Tulislahdi papan tulis/ kertas plano daftar nama anggota setiap kelompok.
KelompokTUJUAN:
1. Tersusunnyapanduan praktik lapang,
2. Peserta siap memfasilitasi proses STBMdi masyarakat.
WAKTU:
Maksimum 90 menit
METODE:
Simulasi
Penugasan dan pendampingan.
MATERI:
Komposisi tim dalam memfasilitasi STBMdi komunitas
Panduan Fasilitasi STBMdi Komunitas
ALATBANTU:
Bahan-bahan untuk simulasi Pemetaan Sosial:
Kertas potong (metaplan), Kertas plano, Spidol besar dan kecil, Flagband,
Ember berisi air bersih,Air mineral dalam kemasan gelas (2 gelas),
Videocamera.
PROSES:
1. Jelaskanlah bahwa peserta akan melaksanakan praktik kerja lapang. Oleh karena itu setiap
kelompok harus mempersiapkan diri (menyusun panduan dan berlatih bila perlu). Berikanlah
gambaran tentang komposisi tim fasilitasi yang biasanya digunakan dalam memfasilitasi
STBMdi komunitas, sebagai berikut:
o Lead facilitator :fasilitator utama, yang menjadi motor utama proses fasilitasi,
biasanya 1 orang,
o Co – facilitator :membantu fasilitator utama dalam memfasilitasi proses sesuai
dengan kesepakatan awal atau tergantung pada perkembangan
situasi,
o Content recorder :perekam proses, bertugas mencatat proses dan hasil untuk
kepentingan dokumentasi/pelaporan program,
o Process facilitator :penjagaalurprosesfasilitasi,bertugasmengontrolagarproses
CATATANPENTING
» Dalamfasilitasisebenarnya,urutantidaklahdibakukan,namunpemetaansosialsemestinya
dilakukan pertama,
» Lokasipemetaansosialsebaiknyadilahanterbuka(halaman),namunhasilnyaharus segera
dipindahkan ke kertas plano,
» Lokasi pemicuan dengan alat-alat seperti alur kontaminasi, menghitung tinja, dll.
tidaklahharusdiruangpertemuantertutup,tetapisebaiknyadilokasi-lokasiyangbisa
mengoptimalkan rasa jijik, takutpenyakit, berdosa, dll.
d. PanduanPemicuan Di Masyarakat
TUJUAN:
1. Masyarakat memahamipermasalahan sanitasi di komunitasnya dan berkomitmen untuk
memecahkannya secara swadaya,
2. Tersusunnyarencanakegiatanmasyarakatdalamrangkapemecahanmasalahsanitasidi
komunitasnya,
3. Terpilihnyapanitia lokal komunitas yang mengkoordinir kegiatan masyarakat.
WAKTU:
4 jam di masyarakat
ALATBANTU:
- Tali rafia/plastik
- Bubuk/tepung berwarna : 3-4 warna
PROSES:
Karena kegiatan praktik kerja lapang yang dilakukan peserta ini merupakan kegiatan riil (bukan
simulasi), maka kesalahan proses dan hasil sedapat mungkin diminimalisir. Fungsi pelatih yang
melakukanobservasidanasistensiadalahmenjaminagarprosesdanhasilfasilitasiyangdilakukan
peserta benar dan optimal. Langkah-langkah yang bisa ditempuh perlu disepakati dengan para
peserta yang memfasilitasidi tingkat komunitas, agar proses dan hasilsesuaiyang diharapkan
namun eksistensi peserta sebagai fasilitator haruslah dijaga (apalagi akan terus memfasilitasi
komunitastersebut).Bilamemungkinkan,setiapkelompoksebaiknyadidampingioleh1-2fasilitator
yang hanya berkonsentrasi untuk kelompok tersebut.
CATATANPENTING
» Ingatkanlah, bahwa perwakilan masyarakat (6 orang per dusun atau total 12 orang per
desa, dengan perimbangan laki-laki dan perempuan) diundang dan akan dijemput (jam
09.00 pagi) untuk menyampaikan pengalamannya(kondisi sanitasi hingga saat ini) dan
rencanakedepankepadaseluruhpesertapelatihanditempatpenyelenggaraanpelatihan,
sekaligusmakansiangbersama.Wakil masyarakatakandiantarkembalikedusun/desa sekitar
jam 14.00 dari tempat pelatihan.
» Untukitu,petalapangandanrencanakegiatansebaiknyadisalinkekertas(plano)sebagai bahan
presentasi masyarakat.
» Hal ini bisa disesuaikan dengan rencana pelatihan yang akan dilaksanakan.
TUJUAN:
1. Tersusunnyaitem-item pembelajaran dari praktik lapang setiap kelompok,
2. Tersusunnyalaporan proses dan hasil praktik lapang setiap kelompok.
WAKTU:
Maksimum 60 menit
METODE:
Diskusi kelompok
MATERI:
Hasil praktik lapang.
ALATBANTU:
Kertas plano dan peralatan lain sesuai kreatifitas peserta
PROSES:
1. Jelaskanlah, bahwa esok hari sebelum bertemu dengan masyarakat akan dilakukan refleksi
temuan praktik lapang. Untuk itu setiap kelompok perlu menyusun laporan yang
menggambarkan proses dan hasil serta pembelajaran yang diperoleh dari praktik lapang
tersebut. Berikan penegasan, bahwa peserta boleh berkreasi dalam menyajikan laporannya.
Untuk membantu dalam memetik pembelajaran, berikanlah penjelasan tentang analisis yang
bisamembantumenemukanpembelajarandimaksud,misalnya:analisaSWOT(kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman).
2. Persilahkanlah masing-masing kelompok melaksanakan tugasnya.
Fasilitaorpendampingdilapangsetiapkelompok,tetaplahmendampingiagartugasbenar- benar
terselesaikan dengan baik.
CATATANPENTING
» Fasilitator pendamping dalam penyusunan laporan sebaiknya adalah fasilitator yang
mendampingi dalam praktik lapang.
TUJUAN:
1. Ditemukannyaitem-itempembelajaranyangperludiperhatikandalamprosesmemfasilitasi
STBMselanjutnya,
2. Ditemukannyaitem-itempembelajaranyangspesifiklokalyangperludikembangkandalam
rangka optimalisasi STBM.
METODE:
Presentasi kelompok
Diskusi pleno
MATERI:
Laporan praktik lapang masing-masing kelompok
ALATBANTU:
Sesuai keperluan presentasi
PROSES:
1. Jelaskanlah tujuan dari session ini dan tegaskanlah bahwa waktu yang tersedia untuk setiap
kelompok hanya sekitar 15 menit (5 menit presentasi dan 10 menit untuk diskusi penajaman)
2. Berikanlah kesempatan kepada kelompok yang ingin memulai presentasi dan tanya jawab
pendalaman khususnya tentang pembelajaran yang diperoleh (total 25 menit), lanjutkan
sampai seluruh kelompok mempresentasikan laporannya.
3. Diskusikanlah secara pleno tentang pembelajaran bersama yang diperoleh, khususnya
tentang‘apayangseharusnyadilakukan’,‘apayangseharusnyadihindari’ serta‘apayang spesifik
bisa dikembangkan di daerah setempat’.
g. PlenoDengan Masyarakat
PENGANTAR
Dalamrangkamemastikanrencanaindividu/rumahtanggaterkonsolidasiditingkatRT dan
Kelurahan/Desa,sertaKelurahan/DesamemilikirencanayangjelastentangtargetSTBM dalam
perubahan perilaku yang lebih luas, maka dipandang perlu melakukan pleno masyarakat.
PlenomenjadiajangkompetisidanpemicuanulangantarRT,sehinggaakanmelahirkankomitmen
kongkrit dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan di tingkat kelurahan/desa secara
bersama-sama (collective action).
• MengkonsolidasikanRTLantarRTsehinggamenghasilkanRTLdi
tingkat Kelurahan.
• MeningkatnyamotivasimasyarakatdanRTuntukmelaksanakan
rencana kegiatan yang mereka susun.
• Sharing pengalaman
• Diskusi pleno
• Feedbackprogresif.
PERSIAPAN 5. Ruangansudahdisettingsedemikianrupauntukdinamisnyaproses
PENTING : pleno
PESERTA
Peserta pleno dari setiap RTyang dipicu sebanyak 4 orang yang terdiri dari unsure:
1. Natural Leader (Kampium) 3 orang
2. Ketua RTatau tokoh formal 1 orang
Pesertaadalahmereka-merekayangkitasebuttamuistimewa,karenamerekaadalahpilihan
danleaderalamiyangdiharapkanakanmenjadipemiculanjutan.Peserta dariNaturalLeader atau
kampium umumnya mereka yang terpicu lebih awal atau memiliki semangat belajar dan
kerelawananyangkuat. Nama-nyasangattergantungsiapayangterpiculebihawaldanmuncul tanda-
tanda sebagai relawan untuk menjadi leader alami.
SedangkanpesertadariunsureRTatautokohformal,secaraotomatisharusdiinformasikanoleh Peserta
Latih. Peserta dari setiap RTdiundang secara lisan olehTimPemicu.
PesertalainnyaadalahperwakilanDinasKesehatanKotaDepokdanUnsurPuskemasyang diundang
oleh Panitia.
PEMANDU/FASILITATOR
Plenodipanduataudifasilitasiolehpesertalatihyangdipilihpadasaatpelatihandikelas(sebelum ke
lapangan) dan disebutTimPemandu. Fasilitator adalah dalam bentuk tim yang terdiri dari:
No Langkah Output
PERSIAPAN
PELAKSANAAN PLENO
1. RombonganpesertadariperwakilanRTdimintamasukkedalam
ruangan secara beriringan oleh MC.
8. Pemandu Utama meminta komunitas yang mau berubah lebih Reward untuk
cepat, maju kedepan kelas untukdiberi applaus dan selamat kampiun
sertafotobersamasebagaireward. Tanyakan“siapalagiyang mau
menyusul?”.
RTLdanPENUTUPAN
185
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
Lampiran: MatriksAspek Benchmark antar RT (Harus Divisualisasikan ketika pleno)
RW– 2 RW– 6
(Kelurahan Pasir Putih) (Kel. Pasir Putih)
Aspek Kategori
RT – 2 RT – 4 RT – 5 RT – 2 RT – 4
3.Adanya TimKomite
Semakin lengkap nama dan
strukturtim-nya semakin besar
nilainya.
4.Rencana tindaklanjutdan
strategi
Semakin lengkap/ detail RTL-nya
semakin tinggi nilainya.
5.TargetODF
Semakin jelas, lebih dekat dari
sisi waktu dan semakin terukur,
maka semakin tinggi nilainya.
187
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMI.5-TEKNIKMELATIH...........................................................................................187
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................189
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................189
A. TujuanPembelajaran Umum :...............................................................................189
B. TujuanPembelajaran Khusus :..............................................................................189
III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan................................................................190
A. Pokok Bahasan 1:Model pendekatan pembelajaran orang dewasa (POD).........190
B. Pokok Bahasan 2:SatuanAcara Pembelajaran (SAP).........................................190
C. Pokok Bahasan 3:Penciptaan iklim pembelajaran yang kondusif........................190
D. Pokok Bahasan 4:Teknikpresentasi interaktif dalam proses pembelajaran.........190
E. Pokok Bahasan 5:Metode pembelajaran..............................................................190
F. Pokok Bahasan 6:Media dan alat bantu pembelajaran........................................191
G. Pokok Bahasan 7:Evaluasi hasil pembelajaran....................................................191
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................191
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................191
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................191
VII. URAIAN MATERI......................................................................................................194
A. POKOKBAHASAN 1 : MODELPENDEKATANPEMBELAJARAN
ORANGDEWASA(POD)......................................................................................194
B. POKOKBAHASAN 2 : SATUANACARAPEMBELAJARAN (SAP)......................205
C. POKOKBAHASAN 3 : PENCIPTAANIKLIMPEMBELAJARANYANG
KONDUSIF............................................................................................................208
D. POKOKBAHASAN 4:TEKNIKPRESENTASIINTERAKTIFDALAM
PROSESPEMBELAJARAN..................................................................................213
E. POKOKBAHASAN 5:METODEPEMBELAJARAN..............................................217
F. POKOKBAHASAN 6:MEDIADANALATBANTU PEMBELAJARAN...................225
D. POKOKBAHASAN 7:EVALUASIHASILPEMBELAJARAN.................................232
VIII RANGKUMAN..........................................................................................................235
IX. REFERENSI.............................................................................................................236
X. LAMPIRAN...............................................................................................................236
I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini bertujuan membekali fasilitator dengan beberapa keterampilan dasar mengajar dan
prosespembelajaran.Bagiparacalonfasilitatormodulinitentunyaakanmemberikanpengalaman
mengajar yang nyata dan memberikan latihan dengan sejumlah keterampilan dasar mengajar
secara terpisah,serta dapat mengembangkandenganbaik keterampilandasar mengajarnya
sebelum mereka melaksanakan tugasnya sebagai tenaga fasilitator pada pelatihan selanjutnya.
Didalam praktik melatih (micro teaching) ini diperlukan beberapa pemahaman tentang materi
modelpendekatanpembelajaranorangdewasa(POD), pembuatansatuanacarapembelajaran (SAP),
iklimpembelajaranyangkondusifdalamsebuahprosespembelajaran,pemahaman
tentangmetodedanmediaalatbantupembelajaranyangsesuaidengantujuanpembelajaran dan
evaluasi hasil pembelajaran serta teknik presentasi interaktif itu sendiri sebagai bahan dalam
melakukan teknik melatih.
Diharapkan dengan mempelajari modul ini dengan seksama akan dapat menghantarkan para
pembacanya untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang lebih baik lagi dalam
melakukan kegiatan pelatihan danmemberikan tambahan wawasan yanglebih luasbagi para
fasilitator.
189
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut :
V. METODEPEMBELAJARAN
Curahpendapat,CeramahTanyaJawab,Diskusikelompok,Latihandanpraktikmelatih (micro
teaching).
Masalahyangseringmunculadalahbagaimanakiat, danstrategimembelajarkanorang
dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. Dalam hal ini, orang dewasa
sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik
biasayangsedangdudukdibangkusekolahtradisional.Olehsebabitu, harusdipahami bahwa,
orang dewasa yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep
diribergerakdariketergantungansepertiyangterjadipadamasakanak-kanakmenujuke arah
kemandirian atau pengarahan diri sendiri.
Kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri
sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan
dipandangdandiperlakukanoranglainsebagaipribadiyangmengarahkandirinyasendiri,
bukandiarahkan,dipaksadandimanipulasiolehoranglain.Denganbegituapabilaorang
dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri
maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang. Karena orang dewasa
bukan anak kecil, maka pendidikan bagi orang dewasa tidak dapat disamakan dengan
pendidikananaksekolah.Perludipahamiapapendoronghagiorangdewasabelajar,apa
hambatan yang dialaminya, apa yang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling
baik dan sebagainya (Lunandi, 1987).
Kegiatanpendidikanbaikmelaluijalursekolahataupunluarsekolahmemilikidaerah dan
kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan
masyarakat bersifat non formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang
dewasa,ataupalingtidakpemudaatauremaja.Olehsebabitu, kegiatanpendidikan
memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan
atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi
pencapaiancita-citapendidikanseumurhidupdapatdiperolehdengandukungankonsep
teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah adanya pandangan yang
mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan.
Tetapi dilainpihakperubahanyangterjadisepertiinovasidalamteknologi,mobilisasi
penduduk,perubahansistemekonomi,dansejenisnyabegitucepatterjadi.Dalamkondisi
sepertiini,makapengetahuanyangdiperolehseseorangketikaiaberumur21tahunakan
menjadiusangketikaiaberumur40tahun. Apabilademikianhalnya,makapendidikan sebagai
suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan
modern(Arif,1994).Olehkarenaitu,bagaimanacaranyauntukmengkajiberbagaiaspek yang
mungkin dilakukan dalam upaya membelajarkan orang dewasa sebagai salah satu
altematif pemecahan masalah kependidikan, sebab pendidikan sekarang ini tidak lagi
dirumuskan hanya sekedar sebagai upaya untuk mentransmisikan pengetahuan, tetapi
dirumuskan sebagai suatu proses pendidikan sepanjang hayat (long life education).
b. Pedagogi danAndragogi
Malcolm Knowles (1970) menguraikan perbedaan antara anak-anak (pedagogi) dan
orang dewasa (andragogi) sebagai kerangka model pendekatan pendidikan, perbedaan
antara kedua pendekatan ini bukan hanya sebatas objek pesertanya tetapi juga dalam
halsenibagaimanamendidik.Pedagogiyangberasaldaribahasa Yunaniyangberarti suatu
ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak, dimana sepenuhnya peserta didik
menjadiobjekyangdalamhalinigurumenggurui,gurumemilihapayangakandipelajari, guru
mengevaluasi dan muid tunduk pada pilihan guru. Sedangkan andragogi yang juga
berasaldaribahas Yunaniyangberartiilmudanseniuntukmembantuorangdewasa belajar,
diman fungsi guru hanya sebagai fasilitator dan bukan menggurui.
Pembelajaranyangdiberikankepadaorangdewasadapatefektif (lebihcepatdan
melekatpadaingatannya),bilamanapembimbing(fasilitator,pengajar,penatar,instruktur,
Orang dewasa pada hakekatnya adalah makhluk yang kreatif bilamana seseorang
mampu menggerakkan/menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam upaya ini,
diperlukan keterampilan dan kiat khusus yang dapat digunakan dalam pembelajaran
tersebut.Disampingitu,orangdewasadapatdibelajarkanlebihaktifapabilamereka
merasaikut dilibatkan dalamaktivitas pembelajaran,terutama apabilamerekadilibatkan
memberisumbanganpikirandangagasanyangmembuatmerekamerasaberharga
danmemilikihargadirididepansesamatemannya.Artinya,orangdewasaakanbelajar lebih
baik apabila pendapat pribadinya dihormati, dan akan lebih senang kalau ia boleh
sumbang saran pemikiran dan mengemukakan ide pikirannya, daripada pembimbing
melulu menjejalkan teori dan gagasannya sendiri kepada mereka.
Olehkarenasifatbelajarbagiorangdewasaadalahbersifatsubjektifdanunik,maka terlepas
dari benar atau salahnya, segala pendapat perasaan, pikiran, gagasan, teori,
sistemnilainyaperludihargai. Tidakmenghargai(meremehkandanmenyampingkan)
hargadirimereka,hanyaakanmematikangairahbelajarorangdewasa.Namundemikian,
pembelajaranorangdewasaperlupulamendapatkankepercayaandaripembimbingnya,
danpadaakhirnyamerekaharusmempunyaikepercayaanpadadirinyasendiri. Tanpa
kepercayaan diri tersebut maka suasana belajar yang kondusif takakan pernh terwujud.
Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan pendirian
yangberbeda.Denganterciptanyasuasanayangbaik,merekaakandapatmengemukakan
isihatidanisipikirannyatanparasatakut dancemas,walaupunmerekasalingberbeda
pendapat. Orang dewasamestinya memilikiperasaanbahwa dalam suasana/ situasi
belajar yang bagaimanapun, mereka boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah
tanpa dirinya terancam oleh sesuatu sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll).
Dalamhallainnya,tidakdapatdinafikkanbahwaorangdewasabelajarsecarakhasdan
unik.Faktortingkatkecerdasan,kepercayaandiri,danperasaanyangterkendaliharus
Bagiorangdewasa,terciptanyasuasanabelajaryangkondusifmerupakansuatufasilitas
yangmendorongmerekamaumencobaperilakubaru,beranitampilbeda,dapatberlaku
dengansikapbarudanmaumencobapengetahuanbaruyangmerekaperoleh.Walaupun
sesuatu yang baru mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan
kekeliruan itu sendiri merupakan bagian yang wajar dari belajar. Pada akhimya, orang
dewasaingintahuapaartidirinyadalamkelompokbelajaritu. Bagiorangdewasaada
kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan demikian,
diperlukan adanya evaluasi bersama oleh seluruh anggota kelompok yang dirasakannya
berharga untuk bahan renungan, di mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dan
orang lain yang persepsinya bisa saja memiliki perbedaan.
2. Menciptakaniklimbelajaryangmendukunguntukorangdewasabelajar.Adalah
sangatpentingmenciptakaniklimkerjasamayangmenghargaiantarafasilitatordan
siswa. Suatu iklim belajar orang dewasa dapat dikembangkan dengan pengaturan
lingkunganfisikyangmemberikankenyamanandaninteraksiyangmudah,misalnya
mengatur kursi atau meja secara melingkar, bukan berbaris-baris ke belakang.
Fasilitator lebih bersifat membantu bukan menghakimi.
4. Memformulasikantujuan. Agarsecaraoperasionaldapatdikerjakanmaka
perumusantujuanituhendaknyadikerjakanbersama-samadalamdeskripsitingkah laku
yang akan dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas.
Aplikasi yang diuraikan di atas sebenarnya lebih bersifat prinsip-prinsip atau rambu-
rambu sebagai kendali tindakan membelajarkan orang dewasa. Oleh karena itu,
keberhasilannyaakan lebihbanyakbergantungpadasetiap pelaksanaandan tentunya
jugatergantungkondisiyangdihadapi. Tapi,implikasipengembanganteknologiatau
pendekatan andragogi dapat dikaitkan terhadap penyusunan kurikulum atau cara
mengajar terhadap pembelajar. Namun, karena keterikatan pada sistem lembaga yang
biasanya berlangsung, maka penyusunan program atau kurikulum akan banyak lebih
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan andragogi ini.
c. Prinsip-prinsip POD
Pendidikanorang dewasa dapat.diartikan sebagai keseluruhanprosespendidikanyang
diorganisasikan,mengenaiapapunbentukisi,tingkatanstatusdanmetodaapayang
digunakandalamprosespendidikantersebut,baikformalmaupunnonformal,baikdalam
rangkakelanjutanpendidikandisekolahmaupunsebagaipenggantipendidikandisekolah,
ditempat kursus,pelatihan kerja maupun diperguruan tinggi, yang membuat orang
dewasa mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah
pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam
upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan
pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan
sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang dan berkesinambungan.
Dalam hal ini, terlihat adanya tekanan rangkap bagi perwujudan yang ingin
dikembangankandalamaktivitas kegiatan dilapangan, pertamauntukmewujudkan
pencapaian perkembangan setiap individu, dan kedua untuk mewujudkan peningkatan
keterlibatannya (partisipasinya) dalam aktivitas sosial dari setiap individu yang
bersangkutan. Begitu pula pula, bahwa pendidikan orang dewasa mencakup segala
aspekpengalamanbelajaryangdiperlukanolehorangdewasabaikpriamaupunwanita, sesuai
dengan bidang keahlian dan kemampuannya masing-masing.
Perubahan perilaku bagi orang dewasa terjadi melalui adanya proses pendidikan
yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini
sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan
kesejahteraandirisendiri,maupunkesejahteraanbagioranglain,disebabkanproduktivitas
yanglebihmeningkat. Bagiorangdewasapemenuhankebutuhannyasangatmendasar,
sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih kearah usaha pemenuhan
kebutuhan lain yang lebih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya.
Setiap individu wajib terpenuhi kebutuhannya yang paling dasar (sandang dan pangan),
sebelum ia mampu merasakan kebutuhan yang lebih tinggi sebagai penyempurnaan
kebutuhan dasar tadi, yakni kebutuhan keamanan, penghargaan, harga diri, dan
aktualisasi dirinya. Bilamana kebutuhan paling dasar yakni kebutuhan fisik berupa
sandang,pangan,danpapanbelumterpenuhi,makasetiapindividubelummembutuhkan atau
merasakan apa yang dinamakan sebagai harga diri. Setelah kebutuhan dasar itu
terpenuhi,makasetiapindividuperlumerasaamanjauhdarirasatakut,kecemasan,dan
kekhawatiran akan keselamatan dirinya, sebab ketidakamanan hanya akan melahirkan
kecemasan yang berkepanjangan. Kemudian kalau rasa aman telah terpenuhi, maka
setiap individu butuh penghargaan terhadap hak azasi dirinya yang diakui oleh setiap
individudiluardirinya. Jikakesemuanyaituterpenuhibarulahindividuitumerasakan
mempunyai harga diri.
Dalam kaitan ini, tentunya pendidikan orang dewasa yang memiliki harga diri dan dirinya
membutuhkan pengakuan, dan itu akan sangat berpengaruh dalam proses belajarnya.
Secara psikologis, dengan mengetahui kebutuhan orang dewasa sebagai peserta
kegiatan pendidikan/pelatihan, maka akan dapat dengan mudah dan dapat ditentukan
kondisibelajaryangharusdisediakan,isimateriapayangharusdiberikan,strategi,teknik serta
metode apa yang cocok digunakan.
MenurutLunandi(1987)yangterpentingdalampendidikanorangdewasaadalah:Apa
yangdipelajaripembelajar,bukanapayangdiajarkanpengajar.Artinya,hasilakhiryang
dinilaiadalah apayangdiperolehorangdewasadaripertemuanpendidikan/pelatihan, bukan
apa yang dilakukan pengajar, fasilitator atau penceramah dalam pertemuannya.
Dalam kegiatan pendidikan atau belajar, orang dewasa bukan lagi menjadi obyek
sosialisasiyang seolah-olahdibentuk dandipengaruhiuntuk menyesuaikandirinya dengan
keinginan memegang otoritas di atas dirinya sendiri, akan tetapi tujuan kegiatan belajar
alau pendidikan orang dewasa tentunya lehih mengarah kepada pencapaian
pemantapan identitas dirinya sendiri untuk menjadi dirinya sendiri menurut Rogers
dalamKnowles(1979),kegiatanbelajarbertujuanmenghantarkanindividuuntukmenjadi
pribadi atau menemukan jati dirinya. Dalam hal belajar atau pendidikan merupakan
processofbecomingaperson.Bukanprosespembentukanatauprocessofbeingshaped yaitu
proses pengendalian dan manipulasi untuk sesuai dengan orang lain; atau kalau
meminjam istilah Maslow (1966), belajar merupakan proses untuk mencapai aktualiasi
diri (self-actualization).
Dengan begitu jelaslah kiranya bahwa pemuda (tidak hanya orang dewasa) memiliki
kemampuan memikirkan dirinya sendiri, dan menyadari bahwa terdapat keadaan yang
bertentangan antara nilai-nilai yang dianut dan tingkah laku orang lain. Oleh karena itu,
dapat dikatakan sejak pertengahan masa remaja individu mengembangkan apa yang
dikatakan “pengertian diri” (sense ofidentity).
Asumsi ketiga, bahwa pendidikan itu secara langsung atau tidak langsung, secara
implisit atau eksplisit, pasti memainkan peranan besar dalam mempersiapkan anak dan
orangdewasauntukmemperjuangkaneksistensinyaditengahmasayarakat.Karena
itu,sekolahdanpendidikanmenjadisaranaampuhuntukmelakukanprosesintegrasi
maupundisintegrasisosialditengahmasyarakat(KartiniKartono,1992).Sejalandengan itu,
kitaberasumsibahwasetiapindividumenjadimatang,makakesiapanuntukbelajar kurang
ditentukan oleh paksaan akademik dan perkembangan biologisnya, tetapi lebih
ditentukan oleh tuntutan-tuntutan tugas perkembangan untuk melakukan peranan
sosialnya. Dengan perkataan lain, orang dewasa belajar sesuatu karena membutuhkan
tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi peranannya apakah sebagai
pekerja,orangtua, pimpinansuatuorganisasi,danlain-lain.Kesiapanbelajarmereka
bukansemata-matakarenapaksaanakademik,tetapikarenakebutuhanhidupdanuntuk
melaksanakan tugas peran sosialnya. Hal ini dikarenakan belajar bagi orang dewasa
seolah-olah merupakan kebutuhan untuk menghadapi masalah hidupnya.
1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang dapat
dilihatsecarajelasmulaibergerakmakinjauh.Padausiaduapuluhtahunseseorang
dapatmelihatjelassuatubendapadajarak10cmdarimatanya.Sekitarusiaempat puluh
tahun titik dekat penglihatan itu sudah menjauh sampai 23 cm.
2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat
dilihatsecarajelasmulaiberkurang,yaknimakinpendek.Keduafaktoriniperlu
diperhatikan dalam pengadaan dan penggunaan bahan dan alat pendidikan.
3. Makinbertambahusia,makinbesarpulajumlahpeneranganyangdiperlukandalam
suatusituasibelajar.Kalauseseorang padausia20tahunmemerlukan 100Watt
cahayamakapadausia40tahundiperlukan145Watt,danpadausia70tahun seterang
300 Wattbaru cukup untuk dapat melihat dengan jelas.
4. Makinbertambahusia,persepsikontraswarnacenderungkearahmerahdaripada
spektrum.Halinidisebabkanolehmenguningnyakorneaataulensamata,sehingga
cahayayangmasukagakterasing. Akibatnyaialahkurangdapatdibedakannya warna-
warna lembut. Untuk jelasnya perlu digunakan warna-warna cerah yang kontras
untuk alat-alat peraga.
5. Pendengaranataukemampuanmenerimasuaramengurangdenganbertambahnya
usia. Pada umumnya seseorang mengalami kemunduran dalam kemampuannya
membedakan nada secara tajam pada tiap dasawarsa dalam hidupnya. Pria
cenderung lebih cepat mundur dalam hal ini daripada wanita. Hanya 11 persen dari
orang berusia 20 tahun yang mengalami kurang pendengaran. Sampai 51 persen
dari orang yang berusia 70 tahun ditemukan mengalami kurang pendengaran.
Adabeberapahalyangperludiperhatikanorangdewasadalamsituasibelajar mempunyai
sikap tertentu,maka perlu diperhatikan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. Terciptanya prosesbelajaradalahsuatuprosespengalamanyangingin
diwujudkan oleh setiap individu orang dewasa. Proses pembelajaran orang
dewasa berkewajiban memotivasi/mendorong untuk mencari pengetahuan
yang lebih tinggi.
b. Setiapindividuorangdewasadapatbelajarsecaraefektif bilasetiapindividu
mampumenemukanmaknapribadibagidirinyadanmemandangmaknayang baik
itu berhubungan dengan keperluan pribadinya.
c. Kadangkala proses pembelajaran orang dewasa kurang kondusif, hal ini
dikarenakan belajar hanya diorientasikan terhadap perubahan tingkah laku,
sedangperubahanperilakusajatidakcukup,kalauperubahanitutidakmampu
menghargai budaya bangsa yang luhur yang harus dipelihara, di samping
metode berpikir tradisional yang sukar diubah.
d. Proses pembelajaran orang dewasamerupakan hal yang unik dan khusus
sertabersifatindividual.Setiapindividuorangdewasamemilikikiatdanstrategi
sendiriuntukmempelajaridanmenemukanpemecahanmasalahyangdihadapi
dalampembelajarantersebut.Dengan adanyapeluanguntukmengamatikiat dan
strategi individu lain dalam belajar, diharapkan hal itu dapat memperbaiki
danmenyempurnakan caranyasendiridalambelajar, sebagaiupayakoreksi yang
lebih efeklif.
e. Faktor pengalamanmasalampausangatberpengaruhpadasetiaptindakan yang
akan dilakukan, sehingga pengalaman yang baik perlu digali dan
ditumbuhkembangkan ke arah yang lebih bermanfaat.
f. Pengembangan intelektualitas seseorang melalui suatu proses pengalaman
secara bertahap dapat diperluas. Pemaksimalan hasil belajaran dapat dicapai
apabila setiap individu dapat memperluas jangkauan pola berpikirnya
Disatusisi,belajardapatdiartikansebagaisuatuprosesevolusi.Artinyapenerimaanilmu tidak
dapat dipaksakan sekaligus begitu saja, tetapi dapat dilakukan secara bertahap
melaluisuatuurutanprosestertentu. Dalamkegiatanpendidikan,umumnyapendidik
menentukan secara jauh mengenai materi pengetahuan dan keterampilan yang akan
dipresentasikan. Mereka mengatur isi (materi) ke dalam unit-unit, kemudian memilih alat
yangpalingefisienuntukmenyampaikanunit-unitdarimateritersebut,misalnyaceramah,
membaca, pekerjaan laboratorium, pemutaran film, mendengarkan kaset dan lain-lain.
Selanjutnya mengembangkan suatu rencana untuk menyampaikan unit-unit isi ini dalam
suatu bentuk urutan.
1. Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi
pengalaman baru dengan memmedomani masa lampau yang pernah dialami,
misalnyadenganlatihanketerampilan,melaluitanyajawab,wawancara,konsultasi,
latihankepekaan, danlain-lain,sehinggamampumemberiwawasanbarupada masing-
masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya.
3. Sejalandenganitu,orangdewasabelajarlebihefektifapabilaiadapatmendengarkan dan
berbicara. Lebih baik lagi kalau di samping itu ia dapat melihatpula, dan makin
efektiflagi kalau dapat juga mengerjakan.
b. Manfaat SAP
Manfaat penyusunan SAPdalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh setiap fasilitator antara lain :
a) Menjadi instrumen pengendalian dan pembinaan terhadapfasilitator dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b) Fasilitatordanpesertadapatmengetahuiprosespembelajaranyangakan
berlangsung dan metode-metode untuk mencapai tujuan materi tersebut.
c. TujuanSAP
Sebagai pedoman dan arah bagi fasilitator dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran.
e. TeknikPenyusunan SAP
DalammelakukanpenyusunanSAPbeberapakomponenpentingyangperludipahami yaitu :
a) Tujuanpembelajaran ; umum maupun khusus.
b) Metode pembelajaran
c) Alat bantu pembelajaran.
d) Kegiatan pembelajaran.
e) Instrument evaluasi formatif(setelah materi selesai).
Adapun komponen-komponen yang lain seperti ; pokok bahasan / sub pokok bahasan,
waktu dan tempat bukan tidak penting akan tetapi cara penulisannya lebih bervariasi
tergantung tujuan dan kebutuhan peserta.
RumusanTPU yang baik harus memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut :
1. Merupakan kompetensi umum dari suatu kemampuan tertentu (TPU merupakan
gabungan dari beberapa kompetensi khusus).
2. Terdiridarikatakerjaoperasional(= hasilnyadapatdiukurdandiamati)yangdiikuti
katabenda(objek=keterangandariperilakuyangakandicapai),sehinggarumusan TPU
menjadi rasional.
Contoh TPK :
Pesertalatih(Audience)dapatmelakukanpengobatan(Behaviour)pasienHIV AIDS
(Condition) sesuai dengan standar pengobatan yang ada (Degree).
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam suatu pelatihan sangat tergantung dari
tujuankompetensiyangingindicapai.Walaupun hampirsamatujuannya,tetapidengan
audience yang berbeda mungkin metode yang dipilih tidak persis sama.
Dalam setiap kegiatan pelatihan mungkin akan bervariasi metodenya, selain materi dan
peserta juga sangat tergantung pada waktu, alat yang tersedia, lokasi pembelajaran,
fasilitator dan sebagainya.
Alat bantupembelajaran
Memilihalatbantupembelajaransangattergantungpadatujuandiklatyangakandicapai. Pada
dasarnya ada 2 macam alat bantu pembelajaran yaitu : yang bersifat umum dan khusus.
1. Alat bantu pembelajaran umum : seperti papan tulis (white board) beserta
kelengkapannya.
2. Alat bantu pembelajaran khusus : seperti alat peraga tertentu atau disebut teaching
/ trainingaids(Sebaiknyaditulissecaraspesifikseperticontohnya: dildo,model
jantung,phantom.,instrumenkesehatansepertitensimeter,alatKB kondomdll)
merupakan alat yang mendukung peningkatan pemahaman, kemampuan dan
memperlancar kegiatan pembelajaran.
3. Pemilihan alat bantu pembelajaran, didasarkan atau sesuai tujuan dari metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. AlatbantupembelajaranyangakandigunakandalamprosespembelajaranHARUS
ditulis secara jelas dan rinci, agar tidak menimbulkan kesulitan pada saat kegiatan
berlangsung.
Untuk itu seluruh sumber daya di kelas yang terlibat dalam proses pembelajaran
diupayakan agar senantiasa menimbulkan perasaan nyaman dan menyenangkan
pembelajar. Keberadaan pembelajar yang hadir dan diterima seutuhnya dalam proses
pembelajaran akan melibatkan seluruh unsur individu yang terdiri dari intelektualitas,
kondisi fisik, maupun mentalnya yang sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang
berbeda disekitarnya.
Keterampilanmengelolakelasmerupakanseniyangharusdikuasaiolehfasilitatorkarena hal
ini merupakan bagiab dari tugasnya dalam menciptakan iklimpembelajaran yang
kondusif. Untuk itu diperlukankreatifitas dalammenciptakanproses pembelajaranyang
nyaman, aman dan juga menyenangkan
Kegagalan mengelola kelas dengan baik biasanya akan memunculkan indikator yang
segeratampakyakniritmeprosespembelajaranmelemahkarenaketerlibatanpembelajar
beradapadatitikyangterendah.Masalahinidapatterjadikarenaberbagaisebabantara lain
oleh : Manusia (pembelajar, pelatih/fasilitator atau panitia), sarana (misalnya : media
pembelajarandan fasilitas fisik lainnya)dan organisasi(misalnya : perubahanjadwal,
pergantian fasilitator dsbnya).
i. Memancingperhatian,misalnyadenganmelucu,bercandaataumembuat
keributan disaat proses pembelajaran sedang berlangsung.
ii. Konfrontasi atau mencari kuasa, dengan manifestasinya seperti melawan,
membantah,menentangdanbertindakemosionalpadahal-halyangsepele.
iii. Menyakiti / mengejek orang lain yang lebih rendah, lemah atau kurang
pengetahuan / pengalamannya ketika ia berbuat kekeliruan.
iv. Memboikot,beraksisepertimenyerahatautidakberdaya,pasif,apatis,acuh
takacuh atau bahkan menolak sama sekali untuk melakukan apapun.
SedangkanmasalahkelompokdalampengelolaankelasmenurutLVJohnsondanMA
Bany mengklasifikasikannya sebagai berikut :
i. Kelas kurang kompak, timbul klik-klik dalam kelas yang bernuansa negatif
ii. Kelas sukar diatur, melakukan berbagai cara yang menunjukkan
pemberontakkan.
iii. Kelas bereaksinegatifketikasalahseoranganggotanya/kelompoklain berlaku
disiplin dan serius dalam mengikuti proses pembelajaran.
iv. Kelas mendukung anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
v. Kelas mudah sekali dialihkan perhatiannya.
vi. Semangat kerja rendah, lamban dan bermalas-malasan.
vii. Kelas sulit menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang
dilakukanolehpengendalipelatihan,misalnyaperubahanjadwal,pergantian
fasilitator dsb nya.
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah tersebut diatas maka perlu dilakukan
pengelolaan keas seperti berikut yakni :
i. Menciptakan iklim kelas yang baik berupa tindakan positif untukpreventif.
ii. Memacu motivasi pembelajar
iii. Memberi umpan balik postif kepada pembelajar.
b. Perkembangan kelompok
Pengelompokan orang dapatterjadi karena disengajaataupun karena tanpadisengaja.
Pengelompokanorangyangdisengaja biasanyamenggunakankriteriatertentuyang
sudahdirancangsebelumnya,tetapipengelompokanyang tidakdisengajabiasanya
berkaitan dengan adanya kesamaan tujuan tertentu yang dirasakan oleh anggotanya.
Dalam kegiatan diklat sering terjadi keduanya, kelompok formal biasanya dilakukan
pengelompokannya oleh fasilitator dengan menggunakan kriteria / variabel tertentu
Semua jenis kelompok hampir dipastikan mengalami tahapan ini dkarenakan adanya
sifatmanusia yang ingin selalu berkembang melalui berbagai kesempatan. Dalam kaitan
initugasfasilitatoradalahmemfasilitasiterbentuknyakelompokmenjaditimefektif yang
berguna untuk turutberperan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.
Kelompokyangdinamisselaluterjadisiklusperkembangandalamempattahapansebagai
berikut :
1) Tahap Forming
Padatahapinisetiapanggotakelompokberhubungansecaraformal,masing-masing
masihsalingmengobservasidanmelemparide/pendapatkeforumkelompok.Ide
/ pendapat terus bermunculan. Fasilitator / pelatih pada tahap ini berperan dalam
memberikan rangsangan agar pada tahapini seluruh anggota kelompok berperan
serta dan memunculkan ide /pendapat yang bervariasi.
2) Tahap Storming
3) Tahap Norming
Tahapselanjutnyasuasanategangsudahmulairedakarenakelompoksudahsetuju
dengan klarifikasi yang dibuat dan adanya kesamaan persepsi. Masing-masing
anggota kelompok mulai menyadari dan muncul rasa mau menerima ide /pendapat
oranglaindemikepentingankelompok./Tahapan inilahsebenarnyatelahterbentuk
“norma”baruyangtelahdisepakatiolehkelompok.Fasilitator/pelatihpadatahapan ini
harus mampu membulatkan ide/ pendapat yang telah disepakati kelompok menjadi
ide / pendapat kelompok.
4) Tahap Performing
Pada tahapan ini kelompok telah menjadi “kompak”, diliputi suasana kerja sama
yang harmonis sesuai dengan norma baru yang telah disepakati bersama untuk
menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.
Untuk dapat memenuhi desain pembelajaran seperti tersebut diatas maka seorang
pelatih / fasilitator harus mampu menciptakan kondisi-kondisi tertentu dan situasi belajar
yang berpusat pada pembelajar.
Fasilitator harus dapat mengendalikan diri agar tidak terjebak pada situasi
belajar searah dalam arti pembelajar menjadi objek fasilitator / pelatih yang
sedang berorasi, dengan cara mengambil posisi pasif.
d. Jurnal pembelajaran
Jurnal pembelajaran merupakan sebuah refleksi berupa proses pembelajaran, dan
pengalaman belajar yang muncul setelah sehari berproses. Isi jurnal dapat berupa hal-
hal sebagai berikut :
1) Apa saja materi yang telah dipelajari sepanjang hari.
2) Bagaimana proses pembelajaran yang telah terjadi.
3) Bagaimanaperasaanyangmunculsetelahmendapatpengalamanpembelajaran
pada kurun waktu sehari.
4) Apa manfaat yang telah dirasakan oleh pembelajar terhadap pembahasan
materi, proses pembelajaran dan pengalaman belajar yang telah dialami.
Pembuatanjurnalpembelajaranmerupakansalahsatuunsurpenunjangdalampenciptaan
iklimpembelajaranyangkondusif,karenamelaluijurnalpembelajaran,pembelajarsecara
individualdapatmengekspresikan/merefleksikanperasaandantanggapannyaterhadap
materi, proses dan pengalaman belajar yang telah didapat hari demi hari.
Demikian juga bagi fasilitator jurnal pembelajaran berguna sebagai cermin umpan balik
tentangresponpembelajarbaiksecaraindividualmauunrata-ratakelasterhadapmateri,
proses dan pengalaman belajar yang telah dialami.
Manfaat jurnal pembelajaran bagi pembelajar yaitu :
1) Pembelajartanpasadartelahmelakukanreviewtentangsubstansimateriyang ia
tangkap pada proses pembelajaran setiap harinya.
D. POKOKBAHASAN4:TEKNIKPRESENTASIINTERAKTIFDALAMPROSES
PEMBELAJARAN
a. Pengertian dan tujuan presentasi interaktif
Presentasi interaktif terdiri dari 2 (dua) kata yaitu presentasi dan interaktif. Presentasi
yang berarti pemaparan atau penyajian,sedangkaninteraktif mengandungartisaling
mempengaruhi secara timbal balik (mutually).
Jadi presentasi interaktif mempunyai makna suatu penyajian timbal balik / bergantian
antarapelatih/fasilitator(penyaji)denganpembelajaryangsalingmeresponpembelajaran
dalamsuatutopikbahasan.Dalamkaitaninipembelajardapatmeresponditengah-tengah
paparanpenyajidanpenyajidapatmengembangkanresponpembelajarsepanjangmasih
dalam koridor pokok bahasan dan hal ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai tuntas.
Dengankatalainpenyajian(stimulus)yangdilakukan
olehpelatih/fasilitatortelahmemperolehrespon dari
~KATA-KATABIJAK~
pembelajar dan respon pembelajar ini (sebagai
Pembelajarakan stimulus) mengundang respon pelatih/fasilitator.
belajardariapayang Dengan demikian
1) Waktu
2) Jangan keluar dari pokok bahasan
3) Tidakmendominasi
4) Menangkap dan membulatkan masukan/tanggapan.
2) Menggambarkankesatuanbutir-butirinti,rangkumanhendaknyadibuatsecara
kronologis berupa butir-butir inti sesuai dengan sekuens pembahasan.
Agar kegiatan tanya jawab menjadi momentum produktif maka pelatih/fasilitator perlu
mempunyai kemampuan dalam hal-hal sebagai berikut ;
1) Menyusundanmengajukanpertanyaan;denganmenguasaiprinsip-prinsip
umum yaitu Clarity, Simplicity, Challenging, Specific
2) Menentukanjenispertanyaan;pertanyaantertutup,pertanyaanmenduga-
duga,pertanyaanmengarahkan,pertanyaanterbuka,pertanyaanhipotetik,
E. POKOKBAHASAN 5:METODEPEMBELAJARAN
a. Pengertian dan manfaat metode pembelajaran
Metode pembelajaran diklat didiskripsikan sebagai suatu rencana untuk penyajian yang
sistematis berdasarkan pendekatan yang telah dipilih. Metode merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan
berbagai metode.
Terdapat empatstrategidasardalampemilihanmetodepembelajarandalamrangka
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu :
a. Mengidentifikasidanmenetapkanspesifikasidankualifikasiperubahantingkahlaku
kepribadian peserta didik yang diharapkan sebagai hasil belajar mengajar yang
dilakukan.
b. Memilihsistempendekatanbelajarmengajaryangdianggappalingtepatdanefektif untuk
mencapai sasaran.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang
dianggappalingtepat,efektif, sehinggadapatdijadikanpeganganolehpara fasilitator
dalam menunaikan kegiatan mengajarnya; dan
d. Menetapkannorma-normadanbatasminimalkeberhasilanataukriteriadanstandar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh fasilitator dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan
balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Ranah Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Diklat Pengetahuan(P) Sikap-nilai(S), Keterampilan(K),
kognitif afektif psikomotorik
1. Diskusi kelas
2. Curah pendapat
3. Diskusi kelompok
4. Ceramah
5. Penugasan
7. Drama / sandiwara
8. Simulasi
9. Studi kasus
14. Demonstrasi
• CURAH PENDAPAT
Metodecurahpendapatadalahsuatubentukdiskusidalamrangkamenghimpungagasan,
pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan
diskusi, gagasandariseseorangdapatditanggapi (didukung,dilengkapi,dikurangi,
atautidakdisepakati)olehpesertalain,pada penggunaanmetodecurahpendapat, ide/
gagasan oranglaintidakuntukditanggapi.Tujuancurahpendapatadalahuntuk membuat
kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang
samaatauberbeda.Hasilnyakemudiandijadikanpetainformasi,petapengalaman,atau peta
gagasan (mindmap)untuk menjadi pembelajaran bersama.
• SIMULASI
Simulasi digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan mental/fisik/ teknis pesertadiklat. Metodeinimemindahkansuatu
situasiyangnyata ke dalamkegiatan atauruang belajarkarena adanyakesulitanuntuk
melakukan praktik didalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan
praktik penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam
simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya
(replikasikenyataan).Contohlainnya,dalamsebuahpelatihanfasilitasi,seorangpeserta
melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan tengah melakukannya bersama
kelompokdampingannya.Pendampinglainnya berperansebagai kelompokdampingan
yangbenar-benarakanditemuidalamkeseharianpeserta(ibutani,bapaktani,pengurus
• SANDIWARA
Metode sandiwara seperti memindahkan „sepenggalcerita‟ yang menyerupai kisah nyata
atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk
mengembang kan diskusi dan analisis peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai
media untuk memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai
bahan refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, ranah
penyadaran dan peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.
• DEMONSTRASI
Demonstrasiadalahmetodeyangdigunakanuntukmembelajarkanpeserta dengan cara
menceritakan sekaligus memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan
sesuatu.Demonstrasimerupakan praktik yangdiperagakankepada peserta.Karena itu,
demonstrasidapatdibagimenjadiduatujuan:demonstrasiprosesuntukmemahami
langkahdemilangkah;dandemonstrasihasiluntukmemperlihatkanataumemperagakan
hasildarisebuahproses.Biasanya,setelahdemonstrasidilanjutkandenganpraktikoleh
peserta sendiri. Sebagaihasil,pesertaakan memperolehpengalaman belajarlangsung
setelahmelihat, melakukan,danmerasakansendiri. Tujuandaridemonstrasiyang
dikombinasikandenganpraktik adalah membuat perubahan pada ranah keterampilan.
• PRAKTIK LAPANGAN
Metodepraktiklapanganbertujuanuntukmelatihdanmeningkatkankemampuanpeserta
dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini
dilakukan di „lapangan‟, yang dapat berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat.
Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung
dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam
mengembangkankemampuannya. Sifat metodepraktikadalahpengembangan
keterampilan.
• PERMAINAN (GAMES)
Permainan(games), populerdenganberbagaisebutanantaralainpemanasan(ice-
breaker)ataupenyegaran(energizer).Artiharfiahice-breakeradalah„pemecahes‟.Jadi,
artipemanasandalamprosesbelajaradalahpemecahsituasikebekuanpikiranataufisik
peserta.Permainanjugadimaksudkanuntukmembangunsuasanabelajaryangdinamis,
penuhsemangat,danantusiasme.Karakteristikpermainanadalahmenciptakansuasana
belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai. Permainan digunakan untuk
penciptaan suasanabelajardaripasifkeaktif,darikakumenjadigerak(akrab),dandari jenuh
menjadiriang(segar). Metodeinidiarahkanagartujuanbelajardapatdicapai
2) Diskusi Kelas
Kelebihan :
a. Anggota kelompok berpartisipasi aktif
b. Mengembangkan tanggung jawab peserta
c. Mengukur konsep &ide dari peserta
d. Mengembangkan percaya diri
e. Mendorong cara berpikir yang terbuka
f. Memperoleh banyak informasi
Kekurangan :
a. Memerlukan waktu yang relatif lama
b. Keterealisasian kurang (lebih banyak bertukar pendapat)
c. Memerlukan persiapan matang (bahan)
d. Tidakcocok jika ada yang terlalu dominan dan ada yang terlalu minor
5) Simulasi
Kelebihan :
a. Menyenangkan peserta didik
b. Eksperimen dilakukan tanpa memerlukan lingkungan sebenarnya
c. Mengurangi hal-hal yang abstrak
d. Tidakmemerlukan pengarahan yang rumit
e. Menimbulkan interaksi aktifantar peserta
f. Menumbuhkan cara berpikir kritis
g. Memperbanyak kesiapan dan penguasaan keterampilan
h. Mampu menambah kepercayaan diri
Kekurangan :
a. Peserta harus siap mental
b. Lebih mementingkan proses pengertian dan kurang memperhatikan
pembentukan sikap
c. Tidakmemberikan kesempatan berpikir kreatif
d. Peran fasilitator dalam membangun suasana sangat penting.
7) Demonstrasi
Kelebihan :
a. Lebih menimbulkan minat
b. Menjelaskan sesuatu yang sifatnya masih abstrak
c. Penyampaian materi lebih jelas dan terarah
Kekurangan :
a. Membutuhkan persiapan yang matang
b. Memerlukan biaya yang relatif mahal
c. Hanya cocok diterapkan untuk kelompok kecil
d. Perlu persiapan yang panjang.
8) Praktik Lapangan
Kelebihan :
a. Menyenangkan peserta didik
b. Mengurangi hal-hal yang abstrak
c. Tidakmemerlukan pengarahan yang rumit
d. Menimbulkan interaksi aktifantar peserta
e. Menumbuhkan cara berpikir kritis
f. Memperbanyak kesiapan dan penguasaan keterampilan
g. Mampu menambah kepercayaan diri
Kekurangan :
a. Peserta harus siap mental
b. Lebih mementingkan proses pengertian dan kurang memperhatikan
pembentukan sikap
c. Tidakmemberikan kesempatan berpikir kreatif
d. Peran fasilitator dalam membangun suasana sangat penting
Beberapafaktor yangharusdiperhatikandalammemilihmetodepembelajaranadalah
sebagai berikut :
1) Pengajar / fasilitator : (pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, kepribadian,
tanggung jawab dan responsif)
2) Peserta pelatihan : (tingkat intelektual, latar belakang pendidikan, umur,
pengalaman kerja, lingkungan sosial dan budaya)
3) Tujuanpembelajaran : (pengetahuan, sikap dan ketrampilan)
4) Bidang pelatihan
Dari uraian tersebut maka jenis dari media pembelajaran bisa dikelompokkan menjadi:
a) Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
b) MediaAudio: radio,tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
Software adalah isi pesan yang disimpan dalam material, sedangkan hardware adalah
peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituangkan ke dalam
material untuk dikirim kepadaaudience.
Contoh : OHP,proyektor film, video tape recorder, proyektor slide, proyektor filmstrip.
Setelahkitamengetahuibegitubanyaknyamediapembelajarandiklatmemangagaksulit
menentukan kelemahan masing masing media dan keuntungannya tetapi setidaknya
sedikit banyak kita dapat mengetahui hubungan antar media pembelajaran tersebut.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran,
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :
1 Gambar Diam S T S S R R
2 Gambar Hidup S T T T S S
3 Televisi S S T S R S
4 ObyekTigaDimensi R T R R R R
5 RekamanAudio S R R S R S
6 Programmed Instruction S S S T R S
7 Demonstrasi R S R T S S
8 Buku tekstercetak S R S S R S
Keterangan :
R =Rendah 3 =Belajar prinsip, konsep dan aturan
S=Sedang 4 =Prosedur belajar
T=Tinggi 5 =Penyampaian keterampilan persepsi motorik
1 =Belajar Informasi faktual 6 =Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
2 =Belajar pengenalan visual
Teknologi komputeradalahsebuahpenemuanyangmemungkinkanmenghadirkan
beberapaatausemuabentukstimulusdiatassehinggapembelajaranbahasaasingakan lebih
optimal. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan.
Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima
bentukstimulustersebutdalambentukpembelajaran. Namunkebanyakanpengajar
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan
sembilankriteriauntukmenilainya(Hubbard,1983). Kriteriapertamanyaadalahbiaya. Biaya
memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu.
Kriterialainnyaadalahketersediaanfasilitaspendukungsepertilistrik,kecocokan
denganukuran kelas,keringkasan,kemampuanuntukdirubah,waktudantenaga penyiapan,
pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin
banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin
baiklahmediaitu. Kriteriadiataslebihdiperuntukkanbagimediakonvensional.Thorn
mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995).
Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus
dirancang sesederhana mungkin sehingga peserta didik bahasa tidak perlu belajar
komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang
lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk
menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan
pembelajaranpesertadidikataubelum.Kriteriakeempatadalahintegrasimediadimana media
harus mengintegrasikan aspek dan keterampilan bahasa yang harus dipelajari.
Untukmenarikminatpesertadidikprogramharusmempunyaitampilanyangartistikmaka
estetikajugamerupakansebuahkriteria. Kriteriapenilaianyangterakhiradalahfungsi secara
keseluruhan. Program yang dikembangkanharus memberikanpembelajaran yang
diinginkanolehpeserta didik. Sehinggapada waktuseorang selesaimenjalankan sebuah
program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan
dengantujuanpembelajaranataukompetensiyangingindicapai. Contoh:bilatujuan atau
kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio
yangtepatuntukdigunakan.Jikatujuanataukompetensiyangdicapaibersifatmemahami isi
bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran
bersifatmotorik(gerakdanaktivitas),makamediafilmdanvideobisadigunakan.Di
1. Sebagaialatuntukmerangsanginderayangdikehendakiolehfasilitatorsesuai dengan
tingkatan domain yang ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran.
2. Mengurangi efek distorsi persepsi, pemahaman, dan komunikasi yang sedang
ditangkap oleh peserta latih.
3. Menghasilkan daya lekat yang relatif lebih lama pada memori peserta latih.
4. Meningkatkanminat/gairahpembelajardalammengikutiprosespembelajaran terutama
sesi dengan durasi yang lama.
Ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan alat bantú pembelajaran ini akan
menghasilkan proses pembelajaranyang efektif dan efisien karena disamping dapat
merangsanginderapenglihatanjugainderayanglainpunikutdirangsangnyapuladanhal ini
akan berefek secara kumulatif.
a) Wilbur Schramm,
MenurutSchramm,mediadigolongkanmenjadimediarumit,mahal,danmediasederhana.
Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu:
• liputan luas dan serentak sepertiTV,radio, dan fax
• iputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster, audio tape
• mediauntukbelajarindividual,sepertibuku,modul,programbelajardengan
komputer dam telepon.
b) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yangtidak
mungkindialamisecaralangsungdidalamkelasolehparapesertadidiktentangsuatu obyek,
yangdisebabkan, karena :
2) Formativetest:dilakukanditengah-tengahdiklatyangpelaksanaannyalebihdari
3(tiga)minggu),perakitansoalmemenuhiseluruhTPKpadamateriintidengan
tingkatkesulitanbervariasidari30%mudah,50%sedangdan20%sulit.Memeriksa nilai
rata-rata, tertinggi, terendah, modus dan lakukan “difficulty index” untuk mengetahui
tingkat kesulitan soal, bila hasilnya negatif maka perlu meninjau ulang berbagai
aspek yang dianggap dapat memengaruhi proses pembelajaran, antara
lain :metode, alat bantu, fasilitator, lingkungan pembelajaran dan lain-lain. Serta
lakukan “remedial” khususnya pada materi /TPKyang terlemah.
3) Sumativetest:dilakukanpadaakhirsebuahdiklat,denganperakitansoalmemenuhi
seluruhTPU/TPKpadameteridasar15,materiinti70%danmateripenunjang15% yang
disusun dengan tingkat kesulitan bervariasi dari yang mudah 20%, sedang
50%dansulit30%.PenentuanbataskelulusanmenggunakanPAP/CRT(Criterion
ReferencedTest) menetapkanbataskelulusan.Butir-butirsoalharusmempunyai daya
saring / daya pembeda dan jika lulus melewati saringan ujian ini berarti yang
bersangkutan memang memenuhi kualifikasi seperti yang diharapkan oleh tujuan
pelatihan dan berhak mendapatkan STTPL.
Syarat Penilaian :
1) Validitas(menilai apa yang seharusnya dinilai)
2) Reliabilitas(kapanpun,dimanapundanolehsiapapunpenilaianitudigunakan kan
mendapatkan hasil yang relatif sama)
3) Pengukuran evaluasi hasil pembelajaran
a. Pengukurandomainkognitif
Mengukur “apa yang diketahui”, bukan apa yang dirasakan / dikerjakan
Jenjang domain kognitif terdiri dari :
1) Pengetahuan
2) Pemahaman
3) Penerapan
4) Analisa
5) Sintesis
6) Penilaian
Metode pengukuran dengan teslisan dan tertulis, dengan alat ukur :
soal, kuesioner, checklist, angket dan lembar panduan.
b. Pengukurandomainafektif
Mengukur “apa yang dirasakan”, bukan apa yang diketahui.
Jenjang domain afektifterdiri dari :
1) Receiving
2) Responding
3) Valuing
4) Organization
5) Character
c. Pengukurandomainpsikomotorik.
Jenjang domain psikomotorik :
1) Gerakan – gerakan refleks
2) Gerakan fundamental dasar
3) Kemampuan peceptual / mengamati
4) Kemampuan fisik / jasmani
5) Gerakan-gerakan terampil
6) Komunikasi non diskursif / atau tingkat meniru sampai dengan tingkat
naturalisasi.
VIII. RANGKUMAN
Pengajaran mikro (microteaching) bertujuan membekali fasilitator beberapa keterampilan dasar
mengajar dan pembelajaran. Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu
mendapatperhatianadalahmengenaikonseppendidikanuntukorangdewasa.Olehsebabitu, kegiatan
pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan
atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau real-isasi
pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik
atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Disamping itu juga perlu diperhatikan penciptaan iklim pembelajaran yang kondusif dalam
menghantar setiap sesi pembeljaran sehingga fasilitator dan peserta dapat berinteraksi dengan
baikdantujuanpembelajarandapattercapai,yangdisertaidenganpenggunaanteknikpresentasi
yanginteraktfdalamprosespembelajaranmulaidarimembuka,menghantarkandanmenutupsesi
pembelajaran.
IX. REFERENSI
1. Abbat, F.R,Teachingforbetter learning,Aguide forteachers ofprimary helath care staff,2nd
edition, WHO,Geneva, 1992
2. BukuSisipanSTBM:KurikulumdanModulPelatihanFasilitatorPemberdayaanMasyarakatdi
Bidang Kesehatan, 2013
3. BukuPanduan,PengembangandanPenggunaanModulPelatihanWirausahaSanitasi,WSP-
EAPIndonesia, 2012.
4. ModulpelatihanTrainingoftrainer’s(TOT),PusdiklataparaturBadanPPSDMKesehatan,
Kementerian Kesehatan RI,2011
X. LAMPIRAN
a. Lembar penilaian praktik mengajar di kelas (MicroTeaching)Pelatihan untuk Pelatih
Wirausaha STBM
NamaPeserta Praktik :
Materi Pembelajaran :
Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan :
Waktu :
PETUNJUK PENILAIAN
1. Obyek penilaian adalah aktifitas /kegiatan praktik melatih di kelas, untuk itu amatilah secara
seksama seluruh komponen kegiatan berjumlah....butir seperti yang tercantum pada halaman
2(dua).Sedangkanuntukmemberikannilaipadasetiapbutirobyekpenilaiandapatdigunakan
panduan pada halaman 4,5 dan 6.
2. Berilah nilai pada kolom hasil pengamatan dengan ketentuan:
[ √ ] Jika komponen kegiatan yang dilakukan/ dimunculkan sesuai dengan kaidah yang
tercantum pada panduan dan dilakukan secara baik dan benar (efektif dan efisien),
maka dapat diberikan nilai 8,9 atau 10
[ x ] Jika komponen kegiatan yang dilakukan / dimunculkan sesuai dengan kaidah yang
tercantum pada panduan tetapi dilakukan dengan kurang baik atau kurang benar
(kurang efektif/efisien), atau kegiatan yang dilakukan/ dimunculkan kurang sesuai
dengan kaidah yang tercantum pada panduan, maka dapat diberikan nilai 5,6 atau 7
[O]Jikakomponenkegiatantidakdilakukan/dimunculkansamasekali,makadapatdiberikan nilai
2,3 atau 4
3. BerikancatatankhususberupakritikdansaranjikaAndatemukanhal-halyangkurangsesuai
dengankaidahkediklatanyangbaikdanbenarsesuaidenganpanduan. Tetapiberikanpujian
jikaAnda temukan hal-hal yang sudah baik sesuai panduan.
HASILOBSERVASI
NO Praktik MELATIH
[ V] [ X] [ O]
A PEMBUKAAN
1.Pengucapan salam dan perkenalan pengkondisian situasi dan
lingkungan
B PROSESKEGIATANPEMBELAJARAN
1. Presentasi interaktif:
a. Menghantarkan sesi pembelajaran
b. Mengelola hubungan interaktif
c. Teknikbertanya efektif
• Cara/kaidah pertanyaan
• Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan/moment
• Cara menanggapi jawaban
• Cara menanggapi pertanyaan.
C PENGAKHIRAN :
1.Merangkum sesi pembelajaran/ evaluasi/ pencapaianTPU/
TPK
JUMLAH:
PENILAI
Jumlah Kumulatif : [v]+[x]+[o] =
10 (……………………….)
CATATAN[kritik,saran,perbaikan dan pujian] : …………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
PANDUANPENILAIAN
PRAKTIK MENGAJAR DI KELAS
(MICRO TEACHING)
A. PEMBUKAAN
1. Pengucapan salam perjumpaan dan perkenalan (singkat, wajar, proporsional tapi
berkesan) dan pengkondisian situasi dan lingkungan ( kesesuaian lay out ruangan untuk
memeriksa kesepian, ekspresi wajah bersahabat dll).
2. KeterkaitandenganmaterisebelumnyadenganTPU/TPKdan Apersepsi:Menyajikan judul
materi (tulisan atau gambar/ grafis affirmasi) dan meminta pembelajaranuntuk
mempersepsikan/menebak kira-kira apa yang akan “kita bahas” bersama, kemudian
dilakukan klarifikasi oleh kelas
B. PROSESKEGIATANPEMBELAJARAN
1. Presentasi Interktif
a. Menghantar sesi pembelajaran:
Menangkap minat keseluruhan kelompok pembelajaran dan membuat pembelajar
menyadari harapan pelatih/fasilitator dengan cara:
Mereview tujuan sesi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sesuai
dengan situasi kondisi pekerjaan pembelajaran di unit kerjanya
Menghubungkan pokok bahasan dengan: materi sebelumnya, pengalaman nyata di
tempat kerja penyaji, pengalaman kerja pembelajar, berbagi pengalaman antar
pembelajaran
• Jika menginginkan agar suasana lebih “hidup” dapat dilakukan: (salah satu)
Mengajukan pertanyaan yang bersifat retorikal
Membuat definisi/pengertian/sinonim yang tidak “ghaib”
Mengutip pendapat orang bijak
Memberikan pertanyaan “misterius”
Mengemukakanideyangmendukungpokokbahasandengan:analogiilmiahfakta
statistik,kesaksian pakar, pengalaman tragis/dramatis
• Mengelola hubungan interaktif :
Menyesuaikan diri dengan pembelajarsebagai pendengar : bahasa yang digunakan,
berbicara efektif,gaya penampilan
Mendengarkan secara efektif:memberi perhatian khusus pada penanya
C. PENGAKHIRAN KEGIATANPEMBELAJARAN
1.Merangkum sesi pembelajaran:
Syarat:Singkat,menggambarkansatukesatuanbutir-butirintidanmelibatkansebagian besar
pembelajar.
Teknikyang digunakan: (salah satu)
Meminta pembelajar bertanya dan jawaban dilemparkan ke forum dengan metoda
curah pendapat
Bertanya kepada pembelajar dimulai dengan butir pertanyaan mudah kemudian
menuju butir yang sulit
Latihan testertulis (semacam post test)hasil testdibahas ulang di forum kelas
Tanya jawabsaling-silangantarkelompoksesuaidenganjumlahpokokbahasan/
subpokokbahasan.KelompokAmembuatpertanyaanuntukdijawabolehkelompok
Bdan sebaliknya.
2. PenyimpulanpokokbahasankesesuaiandenganTPU/TPKdanpemberianpesan tindak
lanjut
Menanyangkan kembali slide/ transparent yang memuat TPU/TPK dan pembelajar
diminta untuk menilai tingkat ketercapaiannya. Pesan tindak lanjut (jika ada)
3. Pengucapan terima kasih dan salam perpisahan:
Ucapanterimakasihkarenatelahsama-samaberhasilmencapaiTPU/TPK
dengan sukses
Ucapan maaf kalau ada yang kurang berkenan
Salam perpisahan, berpamitan
KOMITMENBELAJAR
MEMBANGUN
MP.1
(BLC)
Membangun Komitmen Belajar (BLC)
243
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMP.1- MEMBANGUN KOMITMENBELAJAR (BLC)................................................243
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................245
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................245
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN..................................................246
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................246
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................246
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................246
VII. URAIAN MATERI......................................................................................................249
A. POKOKBAHASAN 1 : PERKENALAN.................................................................249
B. POKOKBAHASAN 2 : PENCAIRAN.....................................................................249
C. POKOKBAHASAN 3 : HARAPAN-HARAPAN DALAM PROSES
PEMBELAJARAN DAN HASILYANGINGINDICAPAI .......................................250
D. POKOKBAHASAN 4 :NORMAKELAS DALAM PEMBELAJARAN....................251
E. POKOKBAHASAN 5 : KONTROLKOLEKTIFDALAM PELAKSANAAN
NORMAKELAS.....................................................................................................251
F. POKOKBAHASAN 6 : ORGANISASIKELAS.......................................................252
VIII. RANGKUMAN..........................................................................................................252
IX. REFERENSI............................................................................................................252
X. LAMPIRAN .............................................................................................................252
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalamsuatupelatihanterutamapelatihandalamkelas(inclasstraining),akanbertemusekelompok
orang yang belum saling mengenal sebelumnya, dan berasal dari tempat yang berbeda, dengan
latar belakang sosial budaya, pendidikan/ pengetahuan, pengalaman, serta sikap dan perilaku
yangberbedapula.Apabilahalinitidakdiantisipasisejakawalpelatihan,kemungkinanbesarakan
dapatmengganggukesiapanpesertadalammemasukiprosespelatihanyangbisaberakibatpada
terganggunya kelancaran dari proses pembelajaran selanjutnya.
MembangunkomitmenBelajar(BLC)merupakansalahsatumetodeatauprosesuntukmencairkan
kebekuantersebut.BLCjugamengajakpesertamampumengemukakanharapanharapanmereka
dalam pelatihan ini, serta merumuskan nilai-nilai dan norma yang kemudian disepakati bersama
untukdipatuhiselamaprosespembelajaran.Membuatkontolkolektifdanstrukturorganisasikelas. Jadi
inti dari BLC juga adalah terbangunnya komitmen dari semua peserta untuk berperan serta
dalammencapaiharapandantujuanpelatihan,sertamentaatinormayangdibangunberdasarkan
perbauran nilai-nilai yang dianut dan disepakati.
V. METODEPEMBELAJARAN
CTJ,curah pendapat, diskusi kelompok dan permainan.
2. Kegiatan Peserta
• Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan.
• Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.
• Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan mempersiapkan diri mengikuti games yang akan
dimainkan.
b. Mengajukanpertanyaankepada fasilitator bila masih ada yang belum
dipahami.
c. Melakukan tugas yang diberikan oleh fasilitator.
2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
b. Mendengar,mencatatdanbertanyaterhadaphal-halyangmasihbelumjelas
kepada fasilitator.
2. Kegiatan Peserta
Proses BLC adalah proses melalui tahapan dari mulai saling mengenal antar pribadi,
mengidentifikasidanmerumuskanharapandaripelatihanini, sampaiterbentuknyanorma kelas
yang disepakati bersama serta kontrol kolektifnya. Pada proses BLC setiap peserta
harusberpartisipasiaktifdandinamis.KeberhasilanatauketidakberhasilanprosesBLCakan
berpengaruh pada proses pembelajaran selanjutnya.
Pada tahap perkenalan fasilitator memperkenalkan diri dan asal usul institusinya dilanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian mengajak peserta untuk ikut
berpartisipasiaktif dalamprosespembelajaran.Dalammemandupesertauntukproses
perkenalan dengan menggunakan metode yaitu : dalam 5 menit pertama setiap peserta
dimintaberkenalandenganpesertalainsebanyak-banyaknya. Memintapesertayang berkenalan
dengan jumlah peserta terbanyak, dan dengan jumlah peserta paling sedikit untuk
memperkenalkanteman-temannya.Memintapesertayang belumdisebutnamanya untuk
memperkenalkan diri, sehingga seluruh peserta saling berkenalan, diikuti juga oleh panitia
untuk memperkenalkan dirinya.
B. POKOKBAHASAN 2 :PENCAIRAN
Fasilitator menyiapkan kursi sejumlah peserta dan disusun melingkar. Fasilitator meminta
semuapesertadudukdikursidansatudiantaranyadudukditengahlingkaran.Pesertayang
dudukditengahlingkarandimintamemberiaba-aba,agarpesertayangdisebutidentitasnya
pindahduduk,misalnya dengan menyeru:”Semuapesertaberbajumerahpindah”Pada
keadaantersebutakanterjadipertukarantempatdudukdansalingberebutantarpeserta.Hal
tersebutmenggambarkansuasana“storming”, atauseperti“badai”yangmerupakantahap awal
dari suatu pembentukan kelompok.
Fasilitatormembagipesertadalamkelompokkecil@5–6orang,kemudianmenjelaskantugas
kelompoktersebut.Masing-masingkelompokakanmenentukanharapanterhadappelatihan ini
serta kekhawatiran dalam mencapai harapan tersebut. Juga didiskusikan bagaimana solusi
(pemecahan masalah) untuk mencapai harapan tersebut serta menghilangkan
kekhawatiranyangakanterjadiselamapelatihan.Mula-mulasecaraindividu,kemudianhasil
setiap individu dibahas dan dilakukan kesepakatan sehingga menjadi harapan kelompok.
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dan peserta dari
kelompok lainnya diminta untuk memberikan tanggapan dan masukan bila ada. Fasilitator
memandupesertauntukmembahasharapandankekhawatirandarisetiapkelompoktersebut
sehinggamenjadi harapankelasyangdisepakatibersama.Berdasarkanhasilpemaparan
diskusiseluruhkelompokmakadisepakati bersamafasilitatoruntukmenentukanketua
kelasdansekretarisyangakanmemandupesertasecarabersama-samauntukmerumuskan
norma-normakelasyangakandisepakatibersama.Pesertadifasilitasisedemikianrupaagar
semua berperan aktifdan memberikan komitmennya untuk metaati norma kelas tersebut.
Dengan membangun komitmen belajar maka para peserta akan berupaya untuk mencapai
harapanyangdiinginkannyadalamsetiapprosespembelajaran. Dalamhaliniharapan peserta
adalah kehendak/ keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Dalam pelatihan
berarti keinginan untuk memperoleh atau mencapai tujuan yang diinginkan
Pada kesempatan ini juga fasilitator akan merumuskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapaidalam kegiatanmembangunkomitmen belajar, sehinggadengandemikianpara
pesertadengan sendirinyasadarakanperandantanggung jawabnyadalamkeberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan pada pelatihan tersebut.
Normakelasmerupakannilaiyangdiyakiniolehsuatukelompokataumasyarakat,kemudian
menjadi kebiasaan serta dipatuhi sebagai patokan dalam perilaku kehidupan sehari hari
kelompok/ masyarakattersebut. Normaadalah gagasan, kepercayaantentangkegiatan,
instruksi, perilaku yang seharusnya dipatuhi oleh suatu kelompok. Norma dalam suatu
pelatihan,adalah gagasan, kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang diterima
oleh kelompok pelatihan, untuk dipatuhi oleh semua anggota kelompok (peserta, pelatih/
fasilitator dan panitia).
n dari semua proses dan hasil pembelajaran selama sesi ini. Fasilitator memberi ulasan
singkat tentang materi yang terkait dengan BLC. Fasilitator meminta peserta untuk berdiri
membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan, dan mengucapkan ikrar bersama untuk
mencapaiharapankelasdanmematuhinormayangtelahdisepakati.Danuntukmengakhiri sesi
diminta kepada peserta secara bersama-sama untuk bertepuk tangan. Fasilitator
mengucapkan salam dan mengajak semua peserta saling bersalaman.
VIII. RANGKUMAN
Dengan melakukan building learning commitment (BLC) yang didahului dengan proses
perkenalan dan dilanjutkan proses pencairan (unfreezing / ice breaking) maka akan
didapatkan komitmen peserta dalam melaksanakanproses pembelajaran selanjutnya
denganbaikberdasarkandarinorma-normakelasyangdibuatolehpesertasendiri.Adapun
untukkeberhasilanprosesBLCinidiperlukanadanyapartisipasiaktif dariseluruhpeserta
pelatihan.
IX. REFERENSI
• Munir,Baderal,DinamikaKelompok,PenerapannyaDalamLaboratoriumIlmu
Perilaku, Jakarta: 2001.
• DepkesRI,PusdiklatKesehatan,KumpulanGamesdanEnergizer,Jakarta:2004.
• LANdanPusdiklatAparaturKemenkesRI, BukuPanduanDinamikaKelompok,
Jakarta: 2010.
X. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA
a. Permainan untukPerkenalan danPencairan Suasana
Deskripsi singkat:
Perkenalanmerupakanprosesyangsangatpentingdalamsuasanapelatihanuntuk
menciptakansuasanaakrabdandinamikapositif.Fasilitatorharusmenyiapkansuasana
Waktu:20 menit
Tujuan
o Mencairkan situasi kaku dan saling mengenal antar peserta sehingga mudah untuk
bekerjasama,
o Terjadinya interaksiantarindividudalamkelompoksecaralebihmendalamdan dinamis,
o Terbentuknya sikapkesetiakawanan,keterbukaandankebersamaanantarseluruh
peserta.
Langkah-langkah:
Acara perkenalan bisa dilakukan dengan beberapa cara, berikut ini 2 alternatif yang bisa
digunakan:
• Alternatif1: Bagilahseluruhpartisipan(peserta,fasilitatordanpanitia)menjadi
beberapakelompok(5-6kelompok).Padasetiapkelompok, setiapindividu
memperkenalkan dirinya kepada anggota kelompok lainnya (nama lengkap, nama
panggilandanlembagaasalnyasertabisaditambahkanhal-hallainseperti:tanggal
lahir,statusperkawinan,jumlahanak,hobi,bintangfilmyangdisukai,dll.).Perkenalan
bisa dilanjutkan ke tingkat pleno, misalnya dengan cara meminta kesediaan
perwakilan kelompok untuk memperkenalkan seluruh anggota kelompoknya. Jika
seluruh anggota kelompok telah diperkenalkan, cobalah bersama dengan seluruh
partisipanuntukmenghafalbersamanamaseluruh partisipanpelatihan.Puncak acara
perkenalan dapat dilakukandenganmenanyakan:siapayang palingbanyak
hafalnamapartisipan?Untukitu, mintalahkepadapartisipanyangmengatakan
palingbanyakhafalnamapartisipanuntukmembuktikankemampuannyamenghafal
nama partisipan dengan cara menyebut nama dan menunjuk orangnya satu per
satu.
CATATAN:
Ada kemungkinan beberapa partisipan tidak mau terlibat dalam perkenalan dan
pencairansuasanaini. Ajaklahmerekasecarapersuasif(denganmelibatkan partisipan
lainnya) agar mereka mau terlibat. Jangan paksa mereka, tetapi jangan pula
membatalkan proses karena beberapa individu tidak bersedia terlibat. Untuk
mempercepat perkenalan, peserta diminta menulis nama panggilan dan asal
instansipadasecarikkertasdenganspidoldanditempelkanpadadadasebelahkiri.
RENCANATINDAK
LANJUT(RTL)
MP.2
255
Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT)Fasilitator STBM
MODULMP.2- RENCANATINDAKLANJUT(RTL)...............................................................255
I. DESKRIPSISINGKAT..............................................................................................257
II. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................257
III. POKOKBAHASAN DAN SUB POKOKBAHASAN..................................................257
IV. BAHAN BELAJAR....................................................................................................257
V. METODEPEMBELAJARAN.....................................................................................258
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN..............................................258
VII. URAIAN MATERI......................................................................................................258
A. POKOKBAHASAN 1 : RENCANATINDAKLANJUT(RTL)..................................258
B. POKOKBAHASAN 2.LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RTL......................260
C. POKOKBAHASAN 3 : PENYUSUNAN RTLDAN GANTTCHART
UNTUK KEGIATANYANGAKAN DILAKUKAN.....................................................262
a. Penyusunan RTL............................................................................................262
b. GanttChart.....................................................................................................263
D. POKOKBAHASAN 4 : EVALUASIPELAKSANAAN STBM..................................264
VIII. REFERENSI.............................................................................................................264
IX. LAMPIRAN...............................................................................................................265
TIMPENYUSUN KURMOD WIRAUSAHASTBM..............................................................266
I. DESKRIPSI SINGKAT
Rencana TindakLanjut(RTL)merupakansuatudokumententangrencanayangakandilakukan
setelahmengikutisuatukegiatanataumerupakantindaklanjutdarikegiatantersebut.Dalamsuatu
pelatihan,RTLmerupakandokumenrencanayangmemuattentangkegiatan-kegiatanyangakan
dilakukan setelah peserta kembali ketempat tugas untuk menerapkan hasil pelatihan.
ModulRTL inidisusundalamrangkauntukmembekaliparafasilitatorSTBMagarmampu
memahamirinciankegiatandandapatmenyusunRTLyangakandilaksanakanditempattugasnya
masing-masing.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut proses belajar
mengajar dan mengevaluasi kegiatan STBM.
2. Tujuan
adalahmembuatketetapanketetapanyangingindicapaidarisetiapkegiatanyang
direncanakanpadaunsurnomor1. Penetapantujuanyangbaikadalahdirumuskan secara
konkrit dan terukur.
3. Sasaran
yaituseseorangataukelompoktertentuyangmenjaditarget kegiatan yang direncanakan.
5. WaktudanTempat
Dalam penentuan waktu sebaiknya menunjukkan kapansuatukegiatandimulai
sampaikapanberakhir. Apabiladimungkinkansudahdilengkapidengantanggal
pelaksanaan. Hal ini untuk mempermudahdalampersiapankegiatanyangakan
dilaksanakan,sertadalammelakukanevaluasi. Sedangkan dalam menetapkan
tempat,seyogyanyamenunjukkanlokasiataualamatkegiatan akan dilaksanakan
6. Biaya
AgarRTL dapatdilaksanakanperludirencanakananggaranyangdibutuhkanuntuk
kegiatantersebut.Akantetapiperencanaananggaranharusrealistisuntukkegiatanyang
benar-benarmembutuhkandana,artinyatidakmengada-ada.Perhatikan/pertimbangkan
juga kegiatan yang memerlukan dana tetapi dapat digabung pelaksanaannya dengan
kegiatan lain yang dananya telah tersedia. Rencana anggaran adalah uraian tentang
biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari awal sampai selesai.
7. Pelaksana/ penanggungjawab
yaitupersonal/timyangakanmelaksanakankegiatanyangdirencanakan.Halinipenting
karenapersonal/timyangterlibatdalamkegiatantersebutmengetahuidanmelaksanakan
kewajiban.
8. Indikator Keberhasilan
merupakan bentuk kegiatan/sesuatu yang menjadi tolok ukur dari keberhasilan dari
pelaksanaan kegiatan.
a. PenyusunanRTL
Dalam menyusun RTLdapat menggunakan formatisian sebagai berikut:
Format IsianRencana TindakLanjut
PELAKSANA/
CARA/ WAKTU& INDIKATOR
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN BIAYA PENANGGUNG
METODE TEMPAT KEBERHASILAN
JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
b. GanttChart
Gantt chartadalahsuatualatyangbernilaikhususnyauntukkegiatan-kegiatandengan jumlah
anggota tim yang sedikit,kegiatan yang mendekati penyelesaian dan beberapa kendala
kegiatan.
Karakteristik GanttChart
Ganttchartsecaraluasdikenalsebagaialatfundamentaldanmudahditerapkanolehpara
manajer kegiatan untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai
dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari suatu kegiatan.
Semakinbanyaktugas-tugasdalamkegiatandansemakinpentingurutanantaratugas-
tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasigantt chart.
Ganttchartmembantumenjawabpertanyaan-pertanyaan“whatif”saatmelihatkesempatan-
kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.
Keuntungan menggunakan Ganttchart :
• Sederhana,mudahdibuatdandipahami,sehinggasangatbermanfaatsebagaialat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
• Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan
• Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan
PelaksanaanevaluasikegiatanSTBMperludilakukandalamwaktu6bulansekaliuntukmencapai tujuan
yang diharapkan.
VIII. REFERENSI
1. Kemenkes RI,PusdiklatAparatur, RencanaTindakLanjut, Kurmod Surveillance, Jakarta:
2008.
2. BPPSDM Kesehatan, RencanaTindakLanjut, Modul TOTNAPZA,Jakarta: 2009.
3. Kemenkes RI,Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan SiagaAktif,Jakarta:
2010,
4. KemenkesRI,SecondDecentralizedHealthServicesProject,ModelPelatihanPemberdayaan
Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta: 2010.
SUMBER PELAKSANA/
Penyusunan
NO RTLdapat
KEGIATAN TUJUANmenggunakan
SASARAN formatsebagai
CARA/ WAKTU&berikut:
DANA/ PENANGGUNG
INDIKATOR
METODE TEMPAT KEBERHASILAN
BIAYA JAWAB
1 2 3 Format
4 IsianRencana
5 6 TindakLanjut
7 8 9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
Kementerian Kesehatan
Direktorat Penyehatan Lingkungan, Ditjen PPdan PL:
F. EkoSaputro, SKM,MKM - KasubditPASD
SitiNur Ayu - Kasie Standarisasi PASD
KristinDarundiyah - Kasie Bimbingan dan Evaluasi PASD
Yulita Suprihatin,SKM, M.Kes - Staf PASD (Koordinator Sekretariat STBM Nasional)
Nugroho - Staf PASD
Indah Hidayat - Staf PASD
Zakiah Diana - Staf PASD
Dewi Mulyani - Staf PASD
Sekretariat STBMNasional
Catur Adi Nugroho - Asisten Staf Ahli Bidang Capacity Building
Paramita Dau - Asisten Staf Ahli Bidang Knowlwdge Management
Rani Rahmafuri - Sekretaris Bilingual
Rahma - Asisten Staf Bidang Pengembangan Media Edukasi
Airdan Sanitasi
Mitra STBM
I Nyoman Oka - Water and SanitationProgram, Bank Dunia
Rahmi Kasri - Water and SanitationProgram, Bank Dunia
Ronie Prasetyo - Water and SanitationProgram, Bank Dunia
OntosenoMahartodjoOepojo - WASH,UNICEF
Lilik Trimaya - WASH,UNICEF
NurApriatman - Waspola
Yusmaidi - SHAW,SIMAVI
Asep M. Mulyana - High Five
Jl.PercetakanNegaraNo.29Jakarta-10560
Telp.(021)4247608Ext.127
Fax.(021)4245778