Artikel Kepesantrenan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dwi Kananda Maulidia Damayanti

NIM : 05.1.2020.0008

Prodi : Biologi

Artikel Nilai Kepesantrenan Dan Nilai Perjuangan KH. Abd. Fattah

Pondok pesantren Al-Fattah didirikan pada akhir bulan November awal bulan
Desember 1942 oleh K. Nawawi setelah menunaikan rukun islam yang ke lima berganti nama
dengan KH. Abdul Fattah. Dengan semangat yang tinggi beliau terdorong untuk
meninggalkan kampung halamannya untuk belajar diberbagai pondok pesantren hingga
kurang lebih 19 tahun lamanya yang pada akhirnya beliau mendapatkan izin oleh salah satu
kiainya pulang ke desa siman untuk mendirikan pondok pesantren.

Adapun latar belakang berdirinya pondok pesantren ini dengan melihat dan
mengamati bahwa desa siman banyak penduduk yang tidak mengerti dan mengenal huruf
latin juga hanya beberapa orang yang mengenal huruf Arab, serta kondisi masyarakat desa
siman yang masih percaya kepada animisme dan tahayul. Sedangkan dengan tujuannya yaitu
mempersiapkan para santri untuk menjadi alim ulama dalam ilmu agama yang telah
didapatnya serta dapat mengamalkan dan mampu mencintai agama, nusa, dan bangsanya.
Mengingat pada saat berdirinya pondok pesantren ini Indonesia masih dijajah, maka di
perlukan perjuangan yang sangat besar untuk dapat eksis. Dalam perkembangan selanjutnya,
pondok pesantren Al – Fattah mengalami kemajuan yang sangat bagus. Sedangkan sistem
belajar yang digunakan menggunakan sistem klasikal namun metode masih menggunakan
sistem tradisional seperti sorongan, bandongan serta ditambah dengan muhadatsah,
munadhoroh, pentamsilan dan dibaiyah.

Misi pesantren terus dikumandangkan pesan-pesan ilahi kepada umat manusia melalui
berbagai disiplin ilmu. Lintasan peristiwa-peristiwa penting itu telah menunjukan keterlibatan
Pesantren Al-Fattah dalam mengabdi kepada nusa dan bangsa serta agama. Hal ini terus
dikumandangkan dengan sasaran memerangi kebodohan umat dan membina serta mencetak
sumber daya manusia yang berwatak religi serta berwawasan luas dalam menghadapi
kehidupan dengan selalu mengambil inspirasi perilaku kehidupannya kepada ajaran
ALQur’an dan AL-Hadits.

Dari uraian sekilas tentang pondok pesantren Al Fattah diatas sehingga terdapat nilai
perjuangan KH. Abd. Fattah sebagai berikut :

a. Berakhlakul Karimah
Pembentukan nilai-nilai akhlakul karimah yang dilakukan pondok pesantren
Al fattah adalah dengan mengajarkan santri tentang pentingnya nilai-nilai akhlakul
karimah yang harus dimiliki didalam diri seorang manusia seperti memiliki tata
krama, sopan santun, bisa dipercayai orang, dan menjadi orang yang sukses baik itu
didunia maupun diakhirat, kemudian bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam pembentukan ini disebut sebagai sosial behavior yaitu tingkah laku
individu itu sendiri, dimana santri itu sebagai individu yang menjadi objek yang
dibentuk. Tujuan adanya pembentukan nilainilai akhlakul karimah secara individu itu
agar santri menjadi individu yang baik, berakhlakul karimah dan berbudi luhur.
Dalam pendirian pondok pesantren Al Fattah KH. Abd. Fattah mempunyai
tujuan bukan hanya membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT
saja, tetapi juga membentuk jiwa seseorang muslim yang dapat menyiarkan ajaran
agama Islam kepada muslim lainnya. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan satu
wadah pendidikan bagi kaum muslim. Wadah ini terutama sekali merealisasikan demi
mendapatkan kader kader penyebar ajaran Islam dimasa mendatang dengan
mempunyai akhlak yang baik dimasyarakat. Disamping itu tujuan pesantren untuk
membentuk manusia yang mempunyai kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam
merupakan Weltanschauung yang bersifat menyeluruh.
b. Jujur, istiqomah dan amanah
Adapun gambaran dari nilai kejujuran yang dibentuk di Pondok Pesantren Al
Fattah yaitu upaya yang menjadikan diri seorang santri menjadi orang yang selalu
dapat dipercaya baik dalam perkataan maupun perbuatan, dan indikator pelaksanaan
penanaman nilai kejujuran adalah berkata benar, polos, apa adanya, tidak berbohong,
dan tidak menipu. Dalam penanaman nilai kejujuran ini sesuai dengan konsep dalam
pembentukan karakter terdapat nilai-nilai pendidikan diantaranya religius, jujur,
toleransi, peduli sesama, disiplin, dan bersahabat (Ngainum, 2012).
Nilai istiqomah dalam perjuangan KH. Abd Fattah, beliau selalu beristiqomah
dijalan Allah SWT. Hal ini lah yang menjadi landasan dalam pendirian pondok
pesantren Al fattah. Agar terciptanya santri yang selalu istiqomah dijalan Allah SWT,
selalu istiqomah untuk belajar dan menuntut ilmu guna untuk diamalkan dimasyarakat
nantinya.
Gambaran nilai amanah KH. Abd. Fattah ketika beliau diutus untuk
mendirikan pondok dan mempertahankannya walaupun keadaan pada masa itu tidak
cukup baik. Beliau tetap menjalankan apa yang telah diamanahkan. Dalam hal ini
beliau berharap di pondok Pesantren Al Fattah adalah sikap santri ketika santri
diamanati sesuatu maka santri tersebut menyampaikan amanah tadi kepada yang
bersangkutan dengan tidak mengurangi dan menunda penyampaian amanat tadi.
Adapun indikator pelaksanaan nilai amanah adalah pelaksanaan tugas yang telah
diamanahkan dari seseorang kepada santri. Karena amanat itu harus dijaga dan
dipelihara sebab amanat itu sudah dipercayakan kepadanya.
c. Tangguh, Mandiri dan Mampu menjadi teladan
Nilai tangguh yang bisa kita pelajari dari perjuangan KH. Abd. Fattah dalam
mendirikan pesantren. Beliau tangguh dalam menghadapi begitu banyak cobaan
dengan terkikisnya perekonomian pesantren pada masa itu hingga mengalami
kekosongan. Hal ini diharapkan santri di pondok pesantren Al fattah memiliki
ketangguhan yang sama, terus berpegang teguh dalam ajaran islam, tidak mudah
tergoyahkan keimanannya. Selain itu juga terdapat faktor politik yang tidak stabil
menjelang indonesia merdeka. Dalam hal ini KH. Abd. Fattah membekali santrinya
dengan ilmu bela diri dan kekebalan agar tangguh pada saat melawan penjajahan.
Hal ini diharapkan santri di pondok pesantren Al fattah memiliki ketangguhan
yang sama, terus berpegang teguh dalam ajaran islam, tidak mudah tergoyahkan
keimanannya, selalu semangat dalam memperjuangkan ajaran agama islam dan tidak
putus asa terhadap keadaan yang ada.
Gambaran dari nilai mandiri adalah ketika beliau harus berkerja keras
membanting tulang untuk membantu orang tuanya bekerja diladang. Beliau juga
bekerja keras dalam bekal mencari ilmu dengan membiayainya sendiri. Sehingga
dalam hal ini KH. Abd Fattah menginginkan karakter seperti ini secara reflek tampak
pada santri ketika sudah terjun di masyarakat luas.
Mandiri memiliki dua sisi yang saling berkaitan dalam kerangka lembaga
pesantren. Pertama, mandiri dalam arti bahwa pesantren pada dinamika
pembangunannya ( struktur dan infrastuktur) tidak bergantung pada pihak-pihak luar.
Kalaupun ada kontribusi luar, biasanya melalui atas dasar keterikatan. Kedua
kemandirian yang tercermin pada watak atau karakter pendidikannya, hal yang
kemudian melahirkan sikap keswadayaan, percaya pada diri sendiri, tawakal dalam
arti yang luas, dan bahkan juga membebaskan masyarakat yang masih tergantung.
Namun sejauh kita melihat, bahwa kemandirian yang dimiliki oleh pesantren perlu
diterjemahkan yang lebih riil, bahwa kemandirian itu bukan berarti tutup dan esklusif,
tidak mau menerima konsep-konsep positif dari luar, tetapi justru keterbukaan sehat
tanpa harus memusnahkan kultur lama yang dianggap masih perlu.
Dari semua perjuangan perjuangan beliau dalam mendirikan dan
mempertahankan pondok pesantren Al Fattah sehingga kini masih tetap ada dan
berkembang pesat. Beliau mampu menjadi teladan baik bagi santrinya, masyarakat,
tokoh tokoh yang lain. Untuk ini adanya pengajaran yang sudah diterapkan di pondok
pesantren Al Fattah bisa menjadikan santri agar menjadi teladan dimasyarat nantinya.
d. Gemar Menuntut Ilmu dan Berbuat Kebaikan
Islam sangat mewajibkan agar umatnya menuntut ilmu, baik itu ilmu agama
maupun ilmu umum atau ilmu dunia karena tujuan hidup umat manusia menurut
ajaran Islam adalah hidup bahagia dunia dan akhirat. Hal ini yang mendasari KH.
Abd. Fattah gigih dalam menuntut ilmu dibeberapa pondok pesantren. Beliau
mempunyai jiwa semangat yang kuat dalam memperdalam ilmu naik ilmu agama,
ilmu pendidikan formal dan lainnya.
Pada hal tersebut tujuan khusus pondok pesantren Al – Fattah untuk
mempersiapkan para santri menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan,
berguna bagi diri sendiri khususnya serta dengan ilmu itu diharapkan dapat
mengamalkannya dalam masyarakat dakwah Islamiyyah dimanapun ia berada serta
cinta kepada bangsa dan agamanya. Membimbing anak didik untuk menjadi manusia
yang berkepribadian islam yang sanggup dalam ilmu agamanya menjadi mubaligh
Islam dalam masyarakat sekitarnya melalui ilmu dan amalnya.
Tak lupa juga nilai yang harus diteladani dari perjuangan KH. Abd. Fattah
adalah berbuat kebaikan. Sebab beliau selalu berbuat kebaikan semasa hidupnya baik
dimasa Pendirian pondok pesantren maupun ketika beliau sedang menuntut ilmu.
Sehingga dalam hal ini santri diharapkan senantiasa berbuat kebaikan dan
mengamalkan kebaikan dimanapun ia berada.
e. Menyatu dengan Masyarakat
Akibat dari dinamika dan kesadaran baru mengenal dalam Indonesia modern,
maka semakin besar partisipasi aktif pondok pesantren dalam rencana pembangunan
lingkungan. Hal ini karena hubungan antara pondok pesantren dan masyarakat erat
dan pemimpin pedesaan seringkali mewakili kedua unsur tersebut. Karena itu mereka
mewakili kepentingan bersama sebagai kesatuan dalam menghadapi instansi instansi
diluar lingkungan pedesaan. Ikatan batin yang erat ini merupakan dasar aktivitas
bersama dan menunjukkan struktur khusus. Bahkan para penduduk desa mengatakan
bahwa desa tanpa ulama mungkin akan runtuh sendiri.
Dalam perjuangan KH. Abd. Fattah mendirikan pondok pesantren Al fattah,
beliau selalu melibatkan masyarat sekitar dalam setiap hal. Interaksi ini membuat
masyarakat sekitar berbondong bondong membantu pembangunan dalam
perkembangan pondok pesantren Al Fattah. Hal ini santri diajarkan untuk menyatu
dengan masyarakat.
Dalam fungsinya pesantren sebagai lembaga agama juga sebagai lembaga
sosial yang menyangkut masalah masalah kemasyarakatan. Dengan fungsi ini di
harapkan pondok pesantren peka dan menanggapi persoalan persoalan yang ada di
masyarakat. Untuk itu soalan persoalan pondok pesantren Al Fattah yang terletak
didesa siman sangat peka dan tanggap akan persoalan persoalan yang ada
dimasyarakat sehingga mengadakan kegiatan seperti mendirikan koperasi,
pemotongan hewan kurban, persatuan, dan alumni siman yang melibatkan
masyarakat.
Daftar Pustaka

Marzuki. (2015). Pendidikan karakter Islam. Jakarta: Bumi Aksara hal. 27.

Naim and Ngainum. (2012). Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan Dalam
Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media hal. 123.

Pamungkas C. (2020). “Pembentukan Nilai-nilai Akhlakul Karimah Pada Santri Lembaga


Dakwah Islam Indonesia di Pondok Pesantren Baitussalam Tulungagung”. Skripsi.
Tulungagung: UIN Satu Tulungagung.

Purnamatasari A. (2004). “Peranan Pondok Pesantren Al Fattah Dalam Pembinaan Umat


Islam di Siman Jawa Timur (1942-2003)”. Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Santri siman. (2016). “Sejarah Ponpes Al Fattah Siman Sekaran Lamongan”.


http://www.alfattahsiman.net/p/sejarah-ponpes-al-fattah-siman-sekaran.html?m=1, diakses
pada tanggal 25 Februari 2022.

PISCINA BILLFATH

LAMONGAN

Anda mungkin juga menyukai