Adi Lazuardi
Abstrak
Tujuan: Dengan menganalisa rasio belanja modal dan belanja pegawai yang
optimal, diharapkan didapatkan formula yang dapat digunakan di dalam menyusun
APBD yang tetap mampu memenuhi kebutuhan belanja pegawai di daerah dan
belanja modal yang dibutuhkan untuk pembangunan daerah.
Sumber Data dan Metode: Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif yang didukung dengan data-data kuantitatif yang didapat
dari sumber yang telah disebutkan di atas.
a. Latar Belakang
1
Kompas.com. 2021. Sindir Belanja Pegawai Pemda, Mendagri: Rakor, Rakor, Rakor, Isinya Honor…, Jakarta:
Kompas.
daerah yang bersangkutan. Penelitian ini akan menganalisa besaran rasio
yang optimal antara belanja modal dan belanja pegawai untuk mencapai
tujuan pemerintahan yang maksimal.
b. Perumusan Masalah
Ketimpangan rasio belanja modal dan belanja pegawai ini bukan hanya
berpotensi menghambat pembangunan daerah, tetapi juga bentuk
ketidakpatuhan pemerintah daerah untuk melaksanakan amanat undang-
undang.
Dua hal ini tentu saja akan menimbulkan permasalahan jangka panjang
yang akan menghasilkan hambatan-hambatan bagi pembangunan daerah
dan sekaligus penegakan peraturan perundang-undangan secara nasional.
Sasaran umum dari penelitian ini adalah semua pihak yang berhubungan
dengan perancangan APBD, baik dalam hal praktek maupun akademik.
Tujuan dan Sasaran Khusus
Teori
Teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang
dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai
keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan
organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran organisasinya.
Berdasarkan teori stewardship, prinsipal mengharapkan tanggung jawab
bersama sesuai dengan kontribusi steward.
Konsep
Penelitian ini akan menggunakan data yang tersedia untuk publik untuk
melihat seberapa banyak pemerintah daerah di Indonesia, khususnya
Pemerintah Provinsi yang mengalami ketimpangan antara belanja modal
dan belanja pegawai di dalam realisasi APBD. Kemudian, akan dilakukan
diagnostik atau pencarian penyebab mengapa ketimpangan tersebut
terjadi. Setelah itu, akan dianalisa hubungan antara ketimpangan itu di
suatu provinsi dengan kualitas pembangunannya.
Model
Model penelitian ini adalah penelitian deskriptif, di mana penelitian ini akan
menjelaskan kondisi yang terjadi serta mendeskripsikan gejala, peristiwa
atau kejadian pada saat ini (Sax, 1979; Nana Sudjana & Ibrahim, 1989).
Sehingga dapat ditemukan pokok permasalahan dan alternatif solusinya.
Pustaka
Data utama yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data-data yang
bersumber dari lembaga-lembaga negara seperti BPK, serta laporan-
laporan Pemerintah Daerah seperti laporan keuangan, data kepegawaian
dan lain-lain.
e. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah: terjadi ketimpangan rasio belanja modal
dan belanja pegawai di beberapa pemerintah daerah karena terlalu
banyaknya jumlah pegawai yang ada di jajaran pemerintah daerah tersebut.
Sehingga, mau tidak mau hak dan keperluan mereka harus dipenuhi, dan
pada akhirnya alokasi belanja pegawai lebih besar daripada belanja modal.
II. Metodologi
Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data, di mana data
akan dikumpulkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang gejala yang
terjadi di pemerintah daerah untuk kemudian dilakukan analisa permasalahan dan
dicarikan alternatif solusinya.