Anda di halaman 1dari 53

PENGGUNAAN MEDIA TANAM ALTERNATIF DARI

KOMBINASI WHEY TAHU DENGAN BUNGA ROSELLA


(Hibiscus Sabdarifa) SEBAGAI PENAMBAH PRODUKSI
BAKTERI Lactobacilus Achidopillus

Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk Melakukan Penelitian Sebagai Syarat


Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi Pada
Program Studi D 3 Farmasi

Oleh :
MUHAMMAD IQBAL
NIM. 1904277019

PROGRAM STUDI D 3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
2021
PERSETUJUAN

JUDUL : PENGGUNAAN MEDIA TANAM ALTERNATIF DARI


KOMBINASI WHEY TAHU DENGAN BUNGA ROSELLA
(Hibiscus Sabdarifa) SEBAGAI PENAMBAH PRODUKSI
BAKTERI Lactobacilus Achidopillus
NAMA : MUHAMMAD IQBAL
NIM : 1904277019
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing
Program Studi D 3 Farmasi
Untuk diujiankan
Menyetujui,

Pembimbing I

apt. Nurhidayati Harun, M.Farm Ciamis, November 2021


NIK. 0432777915110

Pembimbing II

apt. Siti Rahmah Kurnia Ramdan, M.Si Ciamis, November 2021


NIK. 0432778013087

Mengetahui,
Ketua Program Studi D 3 Farmasi

apt. Nia Kurniasih, M.Sc


NIK. 0432778208050

i
PENGESAHAN

JUDUL : PENGGUNAAN MEDIA TANAM ALTERNATIF DARI


KOMBINASI WHEY TAHU DENGAN BUNGAN
ROSELLA (Hibiscus Sabdarifa) SEBAGAI PENAMBAH
PRODUKSI BAKTERI Lactobacilus Achidopillus
NAMA : MUHAMMAD IQBAL
NIM : 1904277019
Proposal KTI ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Program Studi D 3 Farmasi
Pada Tanggal 17 November 2021
Mengesahkan,

Penguji I

Davit Nugraha., M.Farm. (……………………………………..)


NIK. 0432778108047

Penguji II

apt. Nurhidayati Harun., M.Farm (………………………………… ….)


NIK. 0432777915110

Penguji III

apt. Siti Rahmah KR., M.Si (……………………………………..)


NIK. 0432778013087

Mengetahui,

Wakil Ketua I Ketua


Program Studi D 3 Farmasi

Heni Marliany, SKM., M.Kep apt. Nia Kurniasih, M.Sc


NIK. 0432777597012 NIK. 0432778208050

ii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul”


Penggunaan Media Tanam Alternatif Dari Kombinasi Whey Tahu Dengan Bunga
Rosella (Hibiscus Sabdarifa) Sebagai Penambah Produksi Bakteri Lactobacilus
Achidopillus”ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya
yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
penulisan Karya Ilmiah.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukan
institusi STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila di kemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Ciamis, Oktober 2021


Yang membuat pernyataan

Muhammad Iqbal
1904277019

iii
PERSETUJUAN AKSES

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Muhammad Iqbal
NIM : 1904277019
Email : miqbal290699@gmail.com
Program Studi : D 3 Farmasi
Judul KTI : Penggunaan Media Tanam Alternatif dari Kombinasi Whey Tahu
dengan Bunga Rosella (Hibiscus Sabdarifa) sebagai Penambah Produksi
Bakteri Lactobacillus Acidophillus
Dengan ini menyatakan hak sepenuhnya kepada perpustakaan STIKes
Muhammadiyah Ciamis untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan
pengelolaan terhadap Karya Tulis Ilmiah saya dengan mengacu pada ketentuan
akses sebagai berikut (diberi tanda apabila menyetujui):
Saya mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repository
Perpustakaan STIKes Muhammadiyah Ciamis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Ciamis, Oktober 2021

Materai

Muhammad Iqbal

Mengetahui,
Pembimbing I

apt. Nurhidayati Harun, M.Farm

iv
INTISARI

PENGGUNAAN MEDIA TANAM ALTERNATIF DARI KOMBINASI


WHEY TAHU DENGAN BUNGAN ROSELLA (Hibiscus Sabdarifa)
SEBAGAI PENAMBAH PRODUKSI BAKTERI Lactobacilus Achidopillus
Muhammad Iqbal, Nurhidayati Harun, Siti Rahmah Kurnia Ramdan

Nutrisi yang dibutukan oleh mikroorganisme meliputi nutrient-nutrien baik


organik maupun anorganik yang diolah atau dimetabolisme oleh mikroorganisme
sesuai dengan kebutuhan. Pemantaafan sumber nutrisi yang dimodifikasi sebagai
media pertumbuhan bakteri menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan
sebagai media biakan bakteri atau mikroorganisme. Salah satu bakteri yang
dikembangkan adalah Lactobacillus Acidophillus merupakan salah satu jenis
bakteri yang dapat dikembangan melalui media alternatif sebagai media
pertumbuhannya. Disamping itu, penggunaan media alternatif bertujuan untuk
meminimalisir kebutuhan nutrisi bakteri yang sudah konvesional. Untuk
mengetahui jumlah pertumbuhan bakterinya. Metode penelitian yang digunakan
adalah Eksperimental True. Dengan menggunakan metode Spread plate dengan
pengenceran bertingkat dengan metode uji Angka Lempeng Total. Analisis data
dilakukan dengan dua metode analysis univariant dan mulvariant. Uji homogenitas,
One Way Anova, Nilai signifikansi Post Hoc Test metode LSD disajikan dalam
tabel.

Kata kunci : Media alternatif, Nutrisi, Lactobacillus Acidophillus, Bunga Rosella,


whey tahu

v
ABSTRAK

USE OF ALTERNATIVE PLANTING MEDIA FROM THE


COMBINATION OF WHEY TOFU WITH ROSELLA (Hibiscus Sabdarifa)
FLOWERS AS A PRODUCTION INCREASE OF THE PRODUCTION OF
THE BACTERIA Lactobacilus Acidopillus
Muhammad Iqbal, Nurhidayati Harun, Siti Rahmah Kurnia Ramdan

Nutrients needed by microorganisms include nutrients both organic and


inorganic which are processed or metabolized by microorganisms as needed. The
use of nutrient sources as a medium for bacterial growth is an alternative that can
be used as a culture medium for bacteria or microorganisms. One of the bacteria
developed is Lactobacillus Acidophillus which is a type of bacteria that can be
developed through alternative media as a growth medium. In addition, the use of
alternative media aims to minimize the nutritional needs of conventional bacteria.
To determine the amount of bacterial growth. The research method used is True
Experimental. By using the Spread plate method with multilevel dilution with the
Total Plate Number test method. Data analysis was carried out using two methods
of univariate and mulvarian analysis. Homogeneity test, One Way Anova, the
significance value of the LSD Post Hoc Test method is presented in the table..

Key words : Alternative media, Nutrition, Lactobacillus Acidophillus, Rosella


flower, tofu whey

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahirabbi atas Taufik, Rahmat dan
Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Penggunaan Media Tanam Alternatif dari Kombinasi Whey Tahu
dengan Bunga Rosella (Hibiscus Sabdarifa) sebagai Penambah Produksi Bakteri
Lactobacilus Achidopillus”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan D3 Farmasi dan memenuhi gelar Ahli Madya Farmasi di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Kary Tulis Ilmiah ini yaitu yang terhormat :
1. H. Dedi Supriadi., S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes, selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
2. apt. Nia Kurniasih., M.Sc, selaku Ketua Program Studi D 3 Farmasi STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
3. apt. Nurhidayati Harun., M.Farm, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
4. apt. Siti Rahmah Kurnia Ramdan, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. H. Iif Taufik El Haque., S.Kep., Ners., MHKes selalku Pembimbing Al-Islam
Kemuhammadiyahan (AIK) yang telah memberikan arahan, bimbingan dan
nasihat keagamaan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Davit Nugraha., M.Farm selaku Penguji I
7. apt. Nurhdayati Harun., M.Farm selaku Penguji II
8. apt. Siti Rahmah Kurnia Ramdan., M.Si selaku Penguji III
9. Seluruh staf dosen dan karyawan STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah
memberikan bimbingan dan masukan sejak penulis mengikuti perkuliahan di

vii
Program Studi D 3 Farmasi STIKes Muhammadiyah Ciamis demi tersusunnya
Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Ayahanda, Ibunda, Kakak Perempuan, Kakak Laki-laki, adik, dan kakak ipar
tercinta yang telah memberikan dukungan serta dorongan baik secara moril dan
materi yang senantiasa mencurahkan do’a setiap waktu, setiap kesempatan
secara tulus dan ikhlas dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Rekan-rekan sejawat Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah
Membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Teriring do’a tulus, semoga segala bantuan dan amal baik yang telah
diberikan mendapatkan ridho dan imbalan yang berlimpah dari Allah SWT.
Aamiin.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi
perkembangan Ilmu Kefarmasian, Institusi Pendidikan dan umumnya bagi
pembaca.

Ciamis, November 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN ..................................................................................................... i
PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN .................................................................................................... iii
PERSETUJUAN AKSES .................................................................................... iv
INTISARI .............................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Batasan Masalah .......................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
E. Manfaaf Penelitian....................................................................................... 5
F. Keaslian Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
A. Kajian Teori ................................................................................................. 7
1. Whey Tahu ...................................................................................................... 7
2. Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L)........................................................... 8
3. Lactobacillus Acidophillus............................................................................ 12
4. Media pertumbuhan bakteri .......................................................................... 14
5. Media MRS Agar (de Man, Rogosa and Share) ........................................... 18
6. Metode Kultur atau Inokulasi Bakteri ........................................................... 19

ix
7. Identifikasi Bakteri berdasarkan Kebutuhan Oksigen................................... 20
8. Angka Lempeng Total (ALT) ....................................................................... 20
9. Enkapsulasi ................................................................................................... 21
10. Granulasi Basah ............................................................................................ 22
B. Hasil Penelitian yang relevan ................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 24
D. Hipotesis ..................................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 25
A. Rancangan Penelitian ................................................................................ 25
B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................... 27
C. Alat dan Bahan .......................................................................................... 27
D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 28
1. Pengambilan sampel...................................................................................... 28
2. Proses pembuatan amilum whey tahu ........................................................... 28
3. Proses penyiapan simplisia bunga Rosella .................................................... 28
4. Proses Pembuatan Ekstrak bunga Rosella..................................................... 29
5. Proses perancangan formula media tanam. ................................................... 29
6. Sterilisasi Alat dan Bahan ............................................................................. 29
7. Pembuatan Media .......................................................................................... 30
8. Proses Peremajaan Bakteri Uji ...................................................................... 30
9. Proses kultur bakteri dengan metode spread plate ....................................... 30
10. Pengenceran kultur bakteri ............................................................................ 30
11. Proses uji Angka Uji Lempeng total ............................................................. 31
12. Perancangan formulasi sediaan granul probiotik .......................................... 31
13. Proses Enkapsulasi Bakteri Lactobacillus Acidophillus ............................... 31
14. Proses Pembuatan Granul Probiotik Lactobacillus Acidophillus ................. 32
E. Pengolahan dan analisis data.................................................................... 32
F. Lokasi dan waktu Penelitian .................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) ........................................... 9


Gambar 2.2 Lactobacillus Acidophillus mikroskop electron ........................... 12
Gambar 2.3 Tipe Morfologi Enkapsulasi ......................................................... 21
Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir ............................................................. 24
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian ....................................................... 26

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian.......................................................................... 6


Tabel 2.1 Kandungan whey tahu ...................................................................... 8
Tabel 2.2 Kandungan Kimia Bunga Rosella .................................................... 10
Tabel 2.3 Komposisi Media MRS agar ............................................................ 18
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional ................................................... 27
Tabel 3.2 Rancangan Formula Media Tanam Alternatif ................................. 29
Tabel 3.3 Formula Granul Probiotik ............................................................... 31
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan kegiatan penelitian .......................................... 33

xii
DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman
BAL Bakteri Asam Laktat 1
ALT Angka Lempeng Total 6
CFU Count Four Unit 6
ML Mili Liter 17
WT Whey Tahu 8
DNA Deoxyribonucleic Acid 15
RNA ribonukleat acid 15
ATP Adenosin Triphospat 15
MRS De Man, Rogosa and Share 18
EMB Esosin Metylen Broth 17
PDA Potato Dextrose Agar 17

LAMBANG
0
Derajat 18
% Persentase 7
N Nitrogen m 8
cm Centi meter 9
mm Mili meter 10
mg Miligram 10
g Gram 10
L liter 18
ml Mililiter 21
µm Mikrometer 13
C Karbon 14
H Hidrogen 14
S Sulphur 14
Na Natrium 14
Ca Kalsium 14
Mg Magnesium 14
Zn Zink 14
Pb Timbal 14
Co Karbon Monoksida 14
NO3 Nitrat 20
SO4 Sulfat 20

xiii
RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Iqbal


Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 Juni 1999
Alamat : Kp. Lebaksari Rt.02, Rw
16, Desa. Cibereum Kec.
Kertasari Kab. Bandung
40386

Pendidikan
1. SD Negeri Cihalimun 2 : Tahun 2006-2012
2. SMP Islam Pacet : Tahun 2012-2015
3. SMK Farmasi Arofah Pacet : Tahun 2015-2018

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem imun terluas di tubuh, sel-sel
didalamnya dapat menyusun sistem pencernaan terutama usus yang dilindungi oleh
lapisan pelindung mucus yang secara terus menerus mengalami proses regenerasi.
Selain dapat melindungi, mucus pada saluran pencernaan juga sangat berperan
penting dan menghasilkan suatu keuntungan bagi bakteri probiotik yang menjadi
media melekatnya bakteri tersebut. (Rusli et al., 2018). Bakteri Asam Laktat (BAL)
memfermentasi gula menjadi asam laktat dalam usus besar. Beberapa spesies
Lactobacillus diketahui memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dengan,
misalnya, mengendalikan sistem kekebalan tubuh. Bakteri ini membantu mengatasi
laktosa intoleransi dan mencegah diare, sembelit, kanker, dan hipertensi. Mereka
juga dapat mengurangi kadar kolesterol, menormalkan komposisi bakteri di saluran
pencernaan, dan meningkatkan sistem kekebalan. (Widayanti et al., 2018)
Lactobacillus acidophilus atau sering disebut dengan probiotik yang hidup di
dalam mahkluk hidup tahan terhadap asam lambung dan empedu yang dapat
menempel pada dinding saluran cerna; oleh karena itu, melindungi mukosa
gastrointestinal dan menghasilkan zat anti-mikroba yang potensial. Bakteri ini juga
menguntungkan dalam proses fermentasi yang dapat menghasilkan produk yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia salah satunya adalah makanan atau minuman
fermentasi (Nami et al., 2015) Sehubungan dengan itu, banyak negara telah
berusaha meningkatkan produk probiotik atau produk yang dihasilkan oleh
mikroorganisme sebagai penghasil protein dari sumber-sumber baru. (jaya, 2019)
Pembiakan atau kultur Lactobacillus Acidophillus tidak dapat dibiakan dalam
media biakan yang biasanya digunakan tetapi bisa juga dibiakan pada limbah
industri atau produk sampingan untuk menghasilkan sejumlah besar sel yang kaya
akan protein. Memodifikasi nutrisi yang digunakan sebagai media pertumbuhan
alternatif salah satunya dengan menggunakan air limbah ampas penggumpalan tahu
atau Whey Tahu (WT). Untuk menangani masalah ini diperlukan media pengganti

1
2

yang harganya relatif murah namun mengandung sejumlah nutrisi penting yang
dapat menunjang pertumbuhan bakteri asam laktat. Whey tahu mengandung
senyawa-senyawa gula total (0.32%), gula reduksi (0.09%), dan mineral.
Kandungan protein dari limbah cair tahu (whey) dengan penambahan sumber
nitrogen dan sumber karbon diharapkan dapat menjadi media tumbuh yang baik
untuk bakteri. (Nurlaela et al., 2017) . Setiap kilogram kedelai akan menghasilkan
limbah cair berkisar antara 1,5 – 2 liter. Oleh karena itu whey tahu dapat digunakan
sebagai media alternatif pertumbuhan bakteri memiliki kandungan organik yaitu
protein (40%-50%), karbohidrat (25%-50%), dan lemak (10%). (Juariah & Sari,
2018)
Lactobacillus Achidophillus hidup di pH asam yang tinggi salah satu
sumber asam kuat alami adalah dengan menggunakan bunga rosella terdapat
kandungan senyawa kimia dalam kelopak bunga rosella segar yaitu asam sitrat dan
asam malat, Antosianin yaitu gossipetin (hydroxyflavone) dan hibiscin, Vitamin C
dan Protein. Hasil uji fitokimia dari tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa)
diketahui banyak mengandung vitamin C senyawa yersebut berifat asam (Wahab et
al., 2021)
Pemanfaatan whey tahu dengan Bunga Rosella yang merupakan salah satu
contoh yang dianjurkan dalam memanfaatkan dan meningkatan keimanan. Allah
SWT menciptakan alam seisinya sebagai rahmat untuk kemaslahatan umat
manusia. Manusia berhak untuk memanfatkan kekayaan alam semaksimal
mungkin dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan mereka serta sebagai
bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Seperti
yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 29 :
3

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu” (QS.Al-Baqarah:29).
Ayat diatas jelas menegaskan bahwa alam semesta beserta isinya yang
sangat kompleks ini diciptakan Allah SWT untuk manusia. Makhluk ciptaan-Nya
tersebut terdiri dari berbagai macam jenis tumbuhan, hewan maupun
mikroorganisme. Pentingnya untuk mempelajari karakteristik pada setiap
mikroorganisme sehingga dalam sebuah hadist Rasullullah SAW bersabda :

“Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


“Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang siantara kamu, maka
tenggelamkan (seluruhnya), kemudian buanglah (lalat itu), karena pada salah satu
sayap terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat obat”.” (HR.
Bukhori)
Hadist di atas menjelaskan bahwa Rasulullah menganjurkan dan
memotivasi kepada umat manusia untuk melakukan pengamatan lebih mendalam
terhadap anasir atau mahkluk apa yang berperan pada sayap binatang kecil itu
(lalat). Mungkin pada unsur eksudat dari hasil metabolisme tubuh atau ada unsur
keseimbangan mikrooragnisme, yaitu bakteri di sayap yang satu dan bakteriofag
(pemakan bakteri) disayap yang lainnya. Dengan demikian muslim diwajibkan
mengembangkan teknik pengamatan mikroorganisme ini sebagai salah
implementasi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang mikrobiologi.

B. Batasan Masalah
Pada pembuatan karya tulis ilmiah ini, Batasan masalah mencakup beberapa
hal diantaranya :
1. Sampel yang digunakan adalah bakteri Lactobacillus Acidophilus dari isolat
murni atau isolat yang sudah ada.
4

2. Formulasi pembuatan media tanam alternatif dari whey tahu dengan ektrak
bunga Rosella.
3. Proses kultur bakteri dengan menggunakan metode spread plate dengan
penghitungan Angka Lempeng Total (ALT).
4. Pengidentifikasian bakteri dengan menggunakan metode pewarnaan gram, uji
aerob dan anaerob.
5. Formulasi sediaan granul probiotik Lactobacillus Acidophillus dengan metode
granulasi basah.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah media tanam dari kombinasi whey tahu dengan ekstrak bunga Rosella
dapat digunakan sebagai media kultur bakteri Lactobacillus Acidophillus?
2. Bagaimanakah jumlah pertumbuhan Lactobacillus Acidophillus antara media
whey tahu dengan media selektif?
3. Bagaimana hasil formulasi dan sediaan probiotik granul Lactobacillus
Acidophillus dapat dibandingkan dengan produk produk probiotik yang sudah
ada?
4. Bagaimanakah hasil identifikasi karakteristik bakteri Lactobacillus A dari
media whey tahu dan ektrak rosella?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui media tanam alternatif dari kombinasi whey tahu dengan ekstrak
bunga Rosella dapat digunakan sebagai media kultur bakteri Lactobacillus
Acidophillus.
b. Untuk mengetahui hasil identifikasi karakteristik bakteri Lactobacillus A dari
media whey tahu dan ektrak rosella.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui berbandingan jumlah koloni tumbuh pada setiap media alternative
dan media pembanding (kontrol).
5

b. Dapat memformulasikan dan mengevaluasi sediaan granul probiotik dari hasil


produksi bakteri Lactobacillus Acidophillus yang ditumbuhkan melalui media
tanam alternatif.

E. Manfaaf Penelitian
1. Manfaat Teoritik
a. Menambah pengetahuan tentang penggunaan media tanam alternatif dari whey
tahu dan ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa)
b. Menambahkan kepustakaan tentang karakterisitk bakteri Lactobacillus
Acidophillus dan diformulasikan menjadi sediaan granul probiotik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menambah kepustakaan di
perpustakaan STIKes Muhammadiyah Ciamis , khususnya bagi mahasiswa yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalami tentang penggunaan media
tanam alternatif kombinasi whey tahu dengan ekstrak zaitun (olea europeae).
Pembuatan sediaan granul probiotik.
b. Bagi peneliti
Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah (KTI) ini adalah untuk mengetahui
bahwa limbah cair (whey) dari tahu dapat digunakan sebagai media taman pada
bakteri karena banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri. Adapun
manfaat yang lain ialah pembuatan sediaan granul probiotik dari biakan bakteri
hasil produksi dengan media tanam alternatif.
6

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Judul Nama Tempat Tahun Persamaan Perbedaan

Potensi air dadih Dhika Universitas 2013 Bahan dasar Bakteri yang
(whey) tahu Joko Diponegoro media digunakan
sebagai nutrien Arianto alternative adalah
dalam kultivasi yaitu whey Lactobacillus
Cholrella sp. tahu. Acidophillus.
Untuk bahan Produk yang
baku pembuatan dihasilkan
biodiesel sediaan
granul
probiotik

The formulation Ari Wida Universitas 2018 Bakteri yang Media biakan
of probiotic Muhammadiyah digunakan bakteri.Whey
Lactobacillus Prof. Dr. Hamka Lactobacillus Tahu.
acidophilus Acidophillus
granule with
acacia and
sodium alginate
as binding
agents

Formula Media N. Institut 2016 Media yang Bakteri yang


Pertumbuhan safitri Pertanian Bogor digunakan digunakan
Bakteri Asam whey tahu Lactobacillus
Laktat Acidophillus
Pediococcus
pentosaceus
Menggunakan
Substrat Whey
Tahu

Isolasi, Yulia Universitas 2020 Pembuatan Spesifikasi


identifikasi, dan Helmi Andalas sediaan granul Bakteri dan
penyiapan Liza, probiotik formulasi
sediaan kering produk
Bakteri Asam
Laktat yang
berpotensi
sebagai
probiotik dari
dadih asal
Sijunjung
Sumatera Barat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Whey Tahu
Limbah cair tahu merupakan limbah organik yang berasal dari industri tahu
yang belum layak dibuang ke lingkungan. Jika limbah cair industri tahu tersebut
dibuang langsung ke lingkungan tanpa proses pengolahan, akan terjadi
pengendapan zat-zat organik pada badan perairan, proses pembusukan dan
berkembangnya mikroorganisme patogen (Kasim, 2018). Limbah cair ini berupa
cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih (whey).
Menurut data dari Kementrian Pertanian, Mahfudin, kebutuhan kedelai per tahun
untuk industri tahu di seluruh Indonesia adalah 450 ribu ton, sehingga dapat
dihasilkan air dadih (whey) tahu sebanyak 19.575.000 ton per tahun atau 54.375 ton
per hari (Wahistina et al., 2013)
Whey tahu merupakan salah sau limbah yang dimanfaatkan sebagai media
kultur cair kaya akan isoflavon, oligosakarida, peptida, dan saponin. Komponen ini
mirip dengan kandungan karbohidrat, protein dan nutrisi yang ditemukan dalam
media laboratorium komersial. Pada dasarnya, whey tahu cair merupakan media
kultur terbuat dari produk kedelai. Produk kedelai (whey tahu ) mengandung protein
dan nutrisi tanaman menjadi salah satu kebutuhan esensial yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya disebarkan semuanya terdapat pada
produk tersebut . (Masangkay, 2012). Whey tahu mengandung zat-zat organik yaitu
protein 40% - 60 %, karbohidrat 25%–50%, lemak 10% dan padatan tersuspensi
lainnya yang di alam dapat mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang
akan menghasilkan zat toksik atau menciptakan media tumbuh bagi
mikroorganisme pathogen (Wahistina et al., 2013)
Hasil analisis komposisi kimia whey tahu menunjukkan bahwa media whey
tahu merupakan media yang baik digunakan untuk pertumbuhan bakteri asam laktat
karena masih mengandung sejumlah N yang dapat dimanfaatkan untuk
kelangsungan hidup bakteri (Delvia et al., 2015). Dalam whey tahu terdapat

7
8

kandungan yang cukup potensial dijadikan sebagai media pertumbuhan


mikroorganisme
Tabel 2.1 Kandungan whey tahu
Komponen Jumlah (%bb) %bk
Kadar air 98,02%
Kadar abu 0,11% 5
Lemak kasar 0,11% 5
Protein kasar 1,75% 88,38
Serat kasar 0,003% 0,1
Karbohidrat 0,01%
Gula Total 0,26%
pH 4,05%
Keterangan : kandungan nutrisi pada whey tahu (Yeni, 2017)

2. Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L)


Hibiscus sabdariffa L. merupakan tumbuhan semusim yang tumbuh tegak
bercabang , berbatang bundar serta berkayu. Daunnya tunggal, berbentuk bulat
telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling serta pinggiran daun bergerigi.
Bunga rosella bertipe tunggal yaitu hanya ada satu kuntum bunga pada setiap
tangkai bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu dengan
panjang 1 centimeter, pangkal saling berlekatan serta berwarna merah. Mahkota
bunga rosella berwarna merah hingga kuning dengan rona lebih gelap dibagian
tengahnya. Tangkai sari merupakan kawasan melekatnya kumpulan benang sari
ukuran pendek dan tebal. Putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah.
Bunga rosella bersifat hermaprodit sehingga bisa menyerbukan sendiri (Wijayanti,
2010)
Rosella atau yang memiliki nama latin Hibiscus sabdariffa Linn merupakan
tumbuhan yang masuk ke dalam spesies hibiscus. Negara asal dari rosella ini
adalah benua afrika. Rosella ini merupakan tumbuhan yang bisa hidup di
daerah yang memiliki iklim tropis ataupun sub-tropis, dengan ketinggian 10 sampai
600 meter di atas permukaan laut. Bisa hidup dengan sangat optimal jika di
tanam pada suhu 20-30 derajat celcius. Tumbuhan rosella ini akan berbunga setelah
2-3 bulan masa tanam. Sedangkan untuk masa panennya sendiri bisa di petik
setelah memiliki umur 5-6 bulan.
9

Gambar 2.1 Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa)


Sumber :, https://mediatani.co/petani-bunga-rosella/ October 22, 2021

a. Klasifikasi Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L )


Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida Dikotil
Sub kelas : Dillenidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvacease
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa.

b. Morfologi
Daun rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) berseling 3-5 helai dengan panjang
7,5-12,5 cm berwarna hijau. Helaian daun yang terletak di bagian pangkal batang
tidak berbagi, bentuk daun bulat telur, tungkai daun pendek. Daun-daun di bagian
cabang dan ujung batang berbagi, menjadi 3 toreh, lebar toreh daun 2,5 cm,
tepi daun beringgit, daun menumpu bentuk benang . Bunga tunggal, kuncup bunga
tumbuh dari bagian ketiak daun, tangkai bunga berukuran 5 –20 mm, lonceng,
mahkota bunga berlepasan, berjumlah 5 petal, mahkota bunga berbentuk bulat
telur terbalik, warna kuning, kuning kemerahan, benang sari terletak pada
suatu kolom pendukung benang sari, panjang kolom pendukung benang sari
sampai 20 mm, kepala sari berwarna merah, panjang tangkai sari 1 mm,
10

tangkai putik berada di dalamkolom pendukung benang sari, jumlah kepala


putik 5 buah, warna merah. Buah Rosella berbentuk kapsul kadang bulat telur,
ukuran buah 13 –22 mm x 11 –20 mm, tiap buah berisi 30 –40 biji. Ukuran biji
3 –5 x 2 –4 mm, warna coklat kemerahan (Kusumastuti, 2014)

c. Kandungan
Rosella yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi sangat
direkomendasikan sebagai bahan buat dikonsumsi. Semakin pekat rona merah di
kelopak bunga rosella, cita rasanya akan semakin asam dan kandungan antosianin
(antioksidan) semakin tinggi. Antosianin disini berperan menjaga kerusakan sel
akibat penyerapan sinar ultraviolet berlebih. beliau melindungi sel-sel tubuh dari
perubahan akibat radikal bebas. tetapi hati-hati sebab kadar antioksidan tersebut
sebagai berkurang Jika mengalami proses pemanasan dan pengeringan (
menggunakan oven). Kadar antioksidan rosella mempunyai kandungan antioksidan
paling tinggi Jika dikonsumsi dalam bentuk simplisia kering. Antioksidan
merupakan molekul yang berkemampuan memperlambat ataupun mencegah
oksidasi molekul lain. Kandungan antioksidan yg rendah bisa menyebabkan stres
oksidatif dan merusak sel-sel tubuh. oleh sebab itu imbas pengobatan rosella ini
terhadap banyak sekali penyakit sebenarnya ialah efek berasal antioksidannya
(Widodo & Subositi, 2021)
Kandungan kimia rosella terdiri dari beberapa senyawa seperti flavonoid,
fenol, saponin, alkaloid dan tannin (Fauziah & Masdianto, 2021).

Tabel 2.2 Kandungan Kimia Bunga Rosella (Isnaini, 2012)

Kandungan Daun Kelopak Biji Batang Akar

Flavonoid 0,23 mg/g 1,08 mg/g - 0,131 mg/g 0,750 mg/g

Fenol 0,125 mg/g 0,05 mg/g - - 0,107 mg/g

Saponin 0,13 mg/g 1,13 mg/g - 0,165 mg/g 0,145 mg/g

Alkaloid 0,12 mg/g 0,09 mg/g - 0,745 mg/g 0,845 mg/g

Tannin 0,17 mg/g 0,07 mg/g - 0,881 mg/g 0,187 mg/g

Dari masing-masing kandungan kimia meliki efek antibakteri yang berbeda


dari setiap zat yang ada dalam bunga rosella. Antioksidan yang dikenal sebagai
11

peredam atau pemerangkap (scavenger) merupakan molekul yang dapat bereaksi


dengan radikal bebas dan berfungsi menetralkan radikal bebas. Reaksi oksidasi
yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas
yang sangat aktif, yang dapat merusak struktur serta fungsi sel (Djaeni et al., 2017).
Selain kandungan antioksidan bunga rosella memiliki kandungan antosianin seperti
seperti delpinidi-3-delpinidin-3-sambubiosida, glukosida, sianidin-3-sianidin-3-
glukosida, dan sambubiosid (Suzery et al., 2015) . Antosianin dapat berpotensi
sebagai sumber pewarna merah alami dalam industri farmasi, pangan bahkan
kosmetik (Oktavi et al., 2020)

d. Aktivitas farmakologi
Rosella menjadi imunostimulan mempunyai kemampuan yg baik sebagai
penangkal radikal bebas. NS proses farmasi memiliki kiprah yg sangat krusial
dalam penggunaan rosella, sebab obat tersebut merupakan zat asing yang masuk ke
pada tubuh sehingga perlu keamanan, efisiensi baik dalam sediaan peracikan
maupun kontaminasi bebas dari mikroorganisme. (Harun et al., 2020)
Mekanisme Antibakteri dari bunga rosella tidak dapat dipungkiri bahwa dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dengan senyawa yang terdapat dalam bunga
rosella alkaloid dapat mengganggu komponen penyusun peptidoglikan sel bakteri,
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan
kematian sel (Ji et al., 2012). Tanin juga menyerang polipeptida dinding sel
sehingga Saponin menyebabkan kerusakan. memiliki molekul yang dapat menarik
air atau hidrofilik dan molekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik sehingga
dapat menurunkan tegangan permukaan sel yang akhirnya menyebabkan hancurnya
bakteri (Fauziah & Masdianto, 2021). Flavonoid dengan struktur antibakterinya
diketahui memiliki target sel yang multipel danbukan hanya memiliki
satu aksi target yang spesifik (Rusli et al., 2018) Flavonoid memiliki efek
antibakteri karena dapat menghambat sintesis asam nukleat, mengganggu fungsi
membran sitoplasmadan metabolisme energi bakteri.
12

3. Lactobacillus Acidophillus
Lactobacillus acidophilus adalah bakteri golongan gram positif dan tidak
membentuk spora. Bakteri ini berbentuk batang panjang serta bersifat anaerob
fakultatif dan katalase negative (Michael J. Pelczar, JR., 2005). Bakteri
Lactobacillus acidophilus dapat melekat pada permukaan email baik secara
langsung ataupun dengan saliva (Klaenhammer & Kleeman, 2017) menghasilkan
bakteriosin yang berfungsi untuk menghambat bakteri lainnya, sehingga L.
acidophilusini mampu bersaing dengan bakteri lain dan dapat tumbuh
dengan baik meskipun terdapat bakteri lainnya (Damin et al., 2008)

Gambar 2.2 Lactobacillus Acidophillus mikroskop electron


Sumber : (Pyar & Peh, 2014)
a. Klasifikasi
Kingdom : Bakteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Famili : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Spesies : Lactobacillus acidophilus (Ahumada et al., 2003).

b. Morfologi
Bakteri Lactobacillus acidophilus adalah salah satu dari delapan generasi
umum dari bakteri asam laktat , secara umum merupakan bakteri Gram positif
13

dengan sel berbentuk batang panjang tetapi terkadang hampir bulat dan membentuk
rantai yang pendek, berukuran 0,5-1,2 x 1,0-10,0 μm bersifat non motil, dan non
spora yang memproduksi asam laktat sebagai produk utama dari metabolisme
fermentasi dan menggunakan laktosa sebagai sumber karbon utama dalam
memproduksi energi (Buttriss, 1997)

c. Karakteristik
Lactobacillus acidophilus dapat tumbuh baik dengan oksigen ataupun tanpa
oksigen, bakteri ini dapat hidup pada lingkungan yang sangat asam sekalipun,
seperti pada pH 4-5 atau dibawahnya dan ini merupakan bakteri homofermentatif
yaitu bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai satu-satunya produk akhir
(Tjahjaningsih et al., 2016). Untuk nutrisi pertumbuhan BAL selain glukosa atau
karbohidrat, Lactobacillus Acidophillus juga memerlukan protein dan mineral.
Hampir semua BAL hanya memperoleh energi dari habitat metabolisme gula
sehingga pertumbuhannya hanya terbatas pada lingkungan yang menyediakan
cukup gula. Untuk tetap bertahan hidup, Lactobacillus Acidphillus dalam
pertumbuhannya memerlukan sumber nitrogen yang berupa asam amino, sumber
karbon atau energi berupa glukosa, sumber vitamin berupa vitamin B dan sumber
mineral berupa Mg, Mn, dan S (Vinderola G et al, 2019)

d. Manfaat
Pemanfaatan Lactobacillus acidhopillus salah satu bakteri asam laktat yang
seringkali digunakan pada pembuatan minuman probiotik yaitu Lactobacillus
yang mempunyai kemampuan meningkatkan imunitas non-spesifik. Lactobacillus
acidophilus yang bersifat homofermentatif yakni dalam jalur glikolisis
menghasilkan hanya berupa asam laktat dan diketahui dapat meningkatkan
produksi makrofag dan mengaktifkan fagosit (Yulia et al., 2020).
Bakteri Lactobacillus Acidophillus dapat menguntungkan bagi saluran
pencernaan. Produk probiotik dapat menghambat bakteri patogen dan selain
mempunyai nilai nutrisi yang baik, produk tersebut dianggap memberi manfaat
kesehatan dan terapeutik. Manfaat ini diperoleh akibat terbawanya bakteri-bakteri
14

hidup ke dalam saluran pencernaan yang mampu memperbaiki komposisi


mikroflora usus sehingga mengarah pada dominansi bakteri-bakteri yang meng-
untungkan kesehatan (Ben Ounis et al., 2008)

4. Media pertumbuhan bakteri


Nutrisi merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup,
salah satunya adalah bakteri. Untuk dapat bertahan hidup dialam, bakteri harus
dapat tumbuh dengan baik. Kondisi yang memungkinkan sel bakteri dapat tumbuh
adalah dengan adanya keberadaan nutrisi yang dibutuhkannya. Nutrisi yang
dibutuhkan sel bakteri harus ada dalam jumlah yang cukup untuk media
pertumbuhannya. (Michael J. Pelczar, JR., 2005) Nutrisi yang dibutuhkan oleh
bakteri untuk meningkatkan komponen-komponen penyusunan selnya, adalah
kebutuhan yang harus terpenuhi dan tersedia dalam media pertumbuhannya
dilaboratorium. Hal ini didasarkan pada kebutuhan sel bakteri yang harus dipenuhi
seperti karbon (C), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Sulfur (S), air, beberapa unsur
logan seperti : Na, Ca, Mg, Zn, Pb, Co dan Vitamin. (Tanah Boleng, 2017)
Kebutuhan mikroba akan nutrisi menjadi salah satu kebutuhan yang sangat
penting untk pertumbuhannya. Menurut James G. Cappuccino dan Natalie Sherman
tahun 2009 kebutuhan nutrisi mikroba :
a. Sumber karbon (C), karbon menjadi salah satu kebutuhan yang paling penting
dalam atom pusat yang berfungsi pada sistem struktur dan fungsi seluler. Pada
klasifikasi mikroba ada 2 jenis atau kelompok mikroba yang bergantung pada
kebutuhan karbon adalah :
1) Autotrof, mikroba yang bergantung dalam kultivasi dalam media yang banyak
mengandung senyawa anorganik, secara spesifik maka organisme ini akan
mengeluarkan dan menggunakan karbon anorganik dalam karbon dioksida.
2) Heterotrof, mikroba atau organisme yang tidak dapat dikultivasi dalam media
yang banyak mengandung senyawa anorganik, maka jenis mikroba ini harus
dikultivasi dalam media yang mengandung nutrisi-nutrisi organic seperti
glukosa.
15

b. Nitrogen, salah satu unsur penting dalam penggunaannya sebagai nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme. Nitrogen sangat diperlukan dalam
makromolekul seluler. Terutama protein-protein dan asam-asam nukleat.
Protein berperan sebagai molekul-molekul struktural yang bertanggung jawab
sebagai pembentukan struktur DNA dan RNA mikrorganisme dan sebagai
penunjang dalam proses sintesis protein dalam sel. Beberapa mikroba
menggunakan nitrogen atmosferik dan sebagian menggunakan senyawa
senyawa anorganik seperti garam ammonium dan nitrat, ada pula yang
menggunakan senyawa senyawa organik yang mengandung nitrogen yaitu
dengan asam-asam amino.
c. Unsur non logam, sulfur merupakan bagian integral beberapa asam amino
sehingga merupakan komponen protein. Fosfor digunakan sebagai
pembentukan asam-asam nukleat DNA dan RNA dan juga untuk sintesis
senyawa anorganik yang berenergi tinggi adenosine trifosfat (ATP). Fosfor
digunakan oleh semua sel mikroba.
d. Unsur logam diperlukan untuk keberlangsungan kinerja proses aktivitas seluler
secara efisien. Seperti osmoregulasi,, pengaturan aktivitas enzim, dan transfor
eleketron selama proses oksidasi mikroba.
e. Vitamin, berfungsi sebagai untuk pembentukan enzim pada mikroba dengan
kebutuhan vitamin dalam jumlah sedikit. Beberapa mikroba membutuhkan
vitamin dalam pembentukan dalam bentuk zat untuk aktivitas metabolik.
f. Air (hydrogen) seluruh sel membutuhkan air suling dalam media karena
didalamnya terdapat nutrient-nutrien berbobot molekul rendah dapat melintasi
membrane sel mikroba.
g. Energi digunakan pada proses transport aktif, biosintesis, dan biodegradasi
makromolekul-makromolekul dalam aktivitas-aktivitas metabolic kehidupan
mikroba. Dua tipe bioenergik mikroorganisme yaitu :
1) Fototrop adalah mikroorganisme yang menggunakan energy radiasi sebagai
sumber energinya.
2) Kemotrof adalah mikroorganisme bergantung pada oksidasi senyawa kimia
sebagai sumber energy. Beberapa mikroba menggunakan molekul molekul
16

organik, seperti glukosa dan molekul anorganik seperti H2S dan NaNO2.
(Cappucinno & Sherman, 2009)
Faktor fisik yang mempegaruhi pertumbuhan mikroorganisme ada tiga faktor
penting yaitu :
1) Suhu, dapat mempengaruhi laju reaksi kimia melalui peningkatan kerja enzim-
enzim seluler. Bakteri dapat tumbuh dalam suhu yang sangat tinggi dan adapun
yang hidup dalam suhu rendah. Apabila suhu terlalu rendah dapat
memperlambat aktivitas enzim pada proses metabolisme sel dan dapat
mengakibatkan pertumbuhan sel terganggu (Setiarto et al., 2016)
2) pH lingkungan, sangat mempengaruhi aktivitas enzimatik sel-sel. pH yang
optimal untuk mikroba dalam melakukan metabolism adalah di pH 7 atau netral
(Michael J. Pelczar, JR., 2005).
3) Kebutuhan gas pada sebagian besar sel adalah oksigen atmosferik, yang
diperlukan untuk proses respirasi sel. Oksigen memegang peranan penting
dalam pembentukan ATP dan ketersediaan energi dalam bentuk yang dapat
digunakan untuk aktivitas-aktivitas sel. Akan tetapi , jenis sel tertentu tidak
memiliki sistem enzim untuk respirasi dengan menggunakan oksigen sehingga
harus menggunakan bentuk respirasi anaerob atau fermentasi (Rizal et al.,
2016).
Media nutrisi sel mikroba dibutuhkan sebagai nutrient-nutrien dasar untuk
keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan khusus mikroorganisme tersebut sangat
beragam, pemahaman kebutuhan-kebutuhan ini sangatlah penting untuk
keberlangsungan kultivasi mikroorganisme (Susilawati, 2011). Media merupakan
nutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan secara in vitro.
Pemilihan media yang akan digunakan disesuaikan sifat penelitian atau
pemeriksaan. Fungsi dari suatu media yaitu secara kualitatif digunakan untuk
isolasi dan identifikasi mikroorganisme, sedangkan secara kuantitatif digunakan
untuk perbanyakan dan perhitungan jumlah mikroorganisme (Setiarto et al., 2016).
Media perbenihan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan
bakteri didalam skala laboratorium. Media perbenihan harus dapat menyediakan
energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Media harus mengandung
17

sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, dan faktor pertumbuhan organik. Sejumlah
bakteri yang diinokulasikan pada sebuah media (Munajib, 2018) perbenihan disebut
inokulum. Bakteri yang tumbuh dan berkembang biak dalam media perbenihan itu
disebut biakan bakteri (Tjahjaningsih et al., 2016)
Pembiakan bakteri di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yag sesuai bagi bakteri. Zat hara diperlukan untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan.
Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber energi , zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan hidrogen, kedalam bahan dasar media
dapat pula ditammbahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino dan vitamin
(Jawetz et al., 2004)
Media biakan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Berdasarkan asalnya , dapat dibagi atas beberapa media yaitu :
a. Media chemically defined yaitu media yang kandungan dan isi bahan yang
ditambahkan diketahui secara terperinci, contohnya : glukosa, kalium fosfat,
magnesium fosfat.
b. Media kompleks yaitu media yang kandungan dan isinya tidak diketahui secara
terperinci yaiutu media yang kandungan dan isinya tidak diketahui secar
terperinci dan menggunakan bahan yang terdapat di alam, contohnya : ekstrak
daging , pepton, Nutrient Agar.
2. Berdasarkan kegunaannya , dapat dibedakan menjadi beberapa media yaitu
sebagai berikut :
a. Media umum Media yang paling sering digunakan dalam penelitian
mikrobiologi. contohnya : Nutrient Agar merupakan media yang kaya dan subur.
b. Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan
yang dapat menghambat perkembangbiakan mikroorganisme yang tidak
diinginkan dan membolehkan perkembangbiakan mikroorganisme tertentu yang
ingin diisolasi, contohnya : MCA, PDA, Saboaraut Agar (SA).
c. Media diferensial Media ini digunakan untuk menyeleksi suatu organisme dari
berbagai jenis dalam suatu lempengan agar, contohnya : EMB, SSA.
18

d. Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diperoleh dari


lingkungan alami karena jumlah mikroorganisme yang ada terdapat dalam
jumlah sedikit, beberapa zat organik yang mengandung zat karbon dan nitrogen.
3. Berdasarkan konsistensinya, dibagi atas :
a. Media padat / solid
b. Media semi solid
c. Media cair (Cappucinno & Sherman, 2009).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya
mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah:
1) Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba 2.
2) Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
3) Tidak mengandung zat-zat penghambat
4) Steril

5. Media MRS Agar (de Man, Rogosa and Share)


Media ini mengandung polisorbat, asetat, magnesium dan mangan, yang
dikenal sebagai faktor pertumbuhan khusus untuk Lactobacilli, serta kaya nutrisi
dasar. Sebagai media menunjukkan tingkat selektivitas yang cukup rendah, dapat
mendukung pertumbuhan spesies Pediococcus dan Leuconostoc dan bakteri
sekunder lainnya.(Merck KGaA, 2019) dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 2.3 Komposisi media MRS agar
No komposisi Jumlah b/v
1. Enzim digest casein 10 g/l
2. Ekstrak daging 10 g/l
3. Ekstrak jamur 4 g/l
4. Glukossa 20 g/l
5. Dipotasium hidrogen phospat 2 g/l
6. Tween 80 1.80 g/l
7. Triammonium citrate 2 g/l
8. Asam asetat 5 g/l
9. Magnesium sulfat heptahydrate 0.2 g/l
10. Magnesium sulfat tetrahydrate 0.05 g/l
11. Agar 14 g/l
12. Air Qs
13. pH dalam suhu 250C 5.6-5.9
19

6. Metode Kultur atau Inokulasi Bakteri


Penanaman bakteri (inokulasi) adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat kesterilan yang sangat
tinggi. Untuk melakukan inokulasi terlebih dahulu semua alat harus steril (Diza et
al., 2020). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik
inokulasi yaitu :
a. Keadaan ruangan tempat penanaman bakterti, kondisi harus bersih dan steril.
Inokulasi dapat dilakukan dalam kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam
kotak tersebut di lewatkan saringan melalui suaru agar terkena sinar ultraviolet.
b. Pemindahan dilakukan dengan pipet. Cara ini di lakukan dalam pengujian air
minum dengan cara di ambil 1 ml sampel dan diencerkan dengan air sebanyak
99 ml.
c. Pemindahan dengan kawat inokulas. Ujungnya boleh lurus juga boleh berupa
kolongan yang diameternya 1-3mm. Kawat inokulasi terlebih dahulu di
pijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup di lewatkan nyala api saja setelah
dingin kembali kawat tersebut di sentuhkan lagi dengan nyala api (Saputro,
2017)
Membiakkan bakteri dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
mengembangbiakkan dalam media cawan petri. Pengembangbiakan dalam cawan
ini ada beberapa metode, salah satu metode yang dilakukan adalah menggunakan
metode sebar (spread plate)
Pada metode sebar suspensi bakteri yang telah diencerkan disebar pada media
steril yang telah didiapkan. Selanjutnya suspensi dalam cawan diratakan dengan
batang hockey stik L-shaped rod agar koloni tumbuh merata pada media dalam
dalam cawan. Kemudian diletakkan dalam inkubator (37ºC) selama 1-2 hari.
Batang hockey stik L-shaped rod harus benar-benar steril , yaitu dengan
mencelupkan terlebih dahulu dalam alkohol kemudian dipanaskan dengan bunsen.
Batang hockey stik L-shaped rod yang masih panas akibat pemanasan dengan api
bunsen dapat merusak media agar sehingga harus di dinginkan terlebih dahulu
dengan meletakkannya di sekitar api bunsen (± 15 cm) (Munajib, 2018).
20

7. Identifikasi Bakteri berdasarkan Kebutuhan Oksigen


Mikroorganisme menunjukan keragaman yang besar dalam kemampuannya
menggunakan oksigen bebas untuk proses respirasi. Variasi kebutuhan oksigen
dapat mencerminkan perbedaan-perbedaan pada sistem enzim bioksidatif yang
terdapat dalam spesies yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, mikroorganisme
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu Anaerob,
Mikroaerofil, Anaerob obligat, anaerob aerotoleran dan anaerob fakultatif.
(Damayanti et al., 2020).

Anaerob fakultatif, mikroorganisme yang dapat hidup dengan atau tanpa


oksigen bebas. Mikroorganisme ini cenderung menggunakan senyawa-senyawa
seperti Nitrat (NO3) atau Sulfat (SO4) sebagai aseptor hidrogen akhir atau melalui
jalur merfentatif (Emmawati et al., 2017) Kebutuhan akan oksigen pada
mikroorganisme dapat ditentukan dengan mencatat distribusi pertumbuhan
mikroorganisme dengan menggunakan tabung kocok dan media cair seperti media
cair tioglikolat (Rusli et al., 2018)

8. Angka Lempeng Total (ALT)


ALT dapat dipergunakan sebagai indikator proses higine sanitasi
produk,analisis mikroba lingkungan pada produk jadi, indikator proses
pengawasan, dan digunakan sebagai dasar kecurigaan dapat atau tidak diterimanya
suatu produk berdasarkan kualitas mikrobiologinya (Puspandari & Isnawati, 2015)
Angka lempeng total merupakan indikator umum yang menggambarkan derajat
kontaminasi makanan. ALT didefinisikan sebagai jumlah colony forming unit (cfu)
bakteri pada setiap gram atau setiap milliliter makanan (Deeb et al., 2010)
jumlah koloni
Rumus Perhitungan ALT =
faktor pengenceran

Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan dengan mengambil masing-


masing sebanyak 1 ml sampel pengenceran dan dimasukkan ke dalam cawan petri
steril. Selanjutnya dituangkan media cair ke dalam cawan petri tersebut sebanyak
15-20 ml. Cawan petri dengan hati-hati diputar dan digerakkan horizontal atau
sejajar (atau membentuk angka delapan) hingga sampel tercampur rata. Bersamaan
21

dengan itu dilakukan juga pemeriksaan blanko dengan mencampur buffer ke dalam
media. Campuran dalam cawan petri selanjutnya dibiarkan membeku. Tahap akhir
yaitu inkubasi dengan memasukkan semua cawan petri pada posisi terbalik kedalam
inkubator. Inkubasi dilakukan pada suhu 36±1 0C selama 24-48 jam (Atma &
Atma, 2016) Perhitungan dan pencatatan pertumbuhan koloni dilakukan dalam
satuan koloni forming unit per gram atau ml sampel (cfu/gr atau ml) (Puspandari &
Isnawati, 2015)
Lempeng-lempeng yang sesuai untuk perhitungan harus mengandung tidak
kurang dari 30 dan tidak lebih dari 300 koloni. Hitungan total suspense diperoleh
dengan mengalikan jumlah sel per lempeng dengan faktor pengenceran, yang
merupakan kebalikan dari nilai pengenceran (Tivani, 2018)

9. Enkapsulasi
Enkapsulasi probiotik merupakan salah satu metode untuk melindungi
probiotik pada proses pengolahan, penyimpanan dan pada saluran pencernaan yang
bersifat asam (Trimudita & Djaenudin, 2021) proses enkapsulasi yang efisien akan
meningkatkan sintasan probiotik terhadap kondisi asam-enzimatik-empedu pada
saluran pencernaan (Development et al., 2019) Enkapsulasi adalah suatu proses
pembungkusan (coating) bahan inti yang bertujuan untuk meningkatkan viabilitas
dan melindungi bahan inti dari kondisi yang merugikan. Bahan inti yang digunakan
dalam proses enkapsulasi adalah bakteri probiotik dan polimer yang digunakan
dalam proses enkapsulasi adalah Na-Alginat (Hidayah et al., 2021)

Gambar 2.3 Tipe morfologi ekapsulasi


sumber : (Asri et al., 2021)

Penggunaan enkapsulasi sebagai solusi penanganan bahan memberikan


beberapa keuntungan antara lain :
22

a. Penanganan bahan aktif menjadi lebih mudah.


b. Memungkinkan imobilitas dari senyawa aktif.
c. Meningkatkan stabilitas produk.
d. Meningkatkan keamanan bahan.
e. Menciptakan tampilan yang lebih baik
f. Properti bahan aktif yang dapat diatur (dari segi ukuran, struktur, warna)
g. Memungkinkan pelepasan yang terkontrol. (Asri et al., 2021)
Meskipun memiliki banyak keuntungan, proses enkapsulasi akan menambah
tahapan proses produksi dan tentunya meningkatkan biaya. Stabilitas yang
dihasilkan dari produk enkapsulasi selama pemrosesan dan penyimpanan produk
juga menjadi tantangan tersendiri saat ini. (Wijaya & Suharta, 2019)
Secara garis besar, teknik enkapsulasi dapat dikategorikan menjadi dua,
metode kimia dan metode fisik. Metode kimia terdiri dari koaservasi dan ko-
kristalisasi. Sedangkan metode spray drying, spray cooling, fluidized bed coating,
ekstrusi, dan freeze drying tergolong sebagai metode fisik.(Oktavi et al., 2020)

10. Granulasi Basah


Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan
larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam
campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. (jaya, 2019)
Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana
jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan
meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul,
bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah
diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan
23

diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar
terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan
menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan
tergantung pada alat penghancur yang digunakan dan ukuran tablet yang akan
dibuat. (Yulia et al., 2020)

B. Hasil Penelitian yang relevan

Pada penelitian (Nurlaela et al., 2017) penggunaan whey tahu sebagai media
pertumbuhan BAL didapatkan Hasil analisis komposisi kimia whey tahu
menunjukkan bahwa media whey tahu merupakan media yang baik digunakan
untuk pertumbuhan bakteri asam laktat karena masih mengandung sejumlah N yang
dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup bakteri.
Pada penelitian yang dilakukan Frederick Masangkay tahun 2012, yang
menggunakan whey tahu sebagai media alternatif M. tuberculosis dan dapat
dieksplorasi sebagai pengganti yang hemat biaya dan ekonomis untuk Middlebrook
7H9 di rangkaian terbatas sumber daya. Demikian pula, percobaan harus dilakukan
pada tahu-whey yang disiapkan dengan koagulan lain (Magnesium sulfat, air laut,
asam lemah, dan enzim) dalam kinerjanya dalam perbanyakan M.
tuberculosis.(Masangkay, 2012)
24

C. Kerangka Berpikir

Penggunaan Media Tanam Alternatif Bakteri


Lactobacillus Acidophillus

Whey tahu, Bunga Roella (Hibiscus


Sabdariffa) dan Bakteri Lactobacillus INPUT
Acidophillus

Pembuatan media, Identifikasi bakteri dan


PROSES
formulasi sediaan granul probiotik

Hasil Angka Lempeng Total, Hasil


identifikasi bakteri dan hasil sediaan granul OUTPUT
probiotik

Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir

D. Hipotesis
Ho : Penggunaan Media alternatif dari kombinasi whey tahu dengan
ekstrak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) tidak dapat menjadi
penambah produksi pertumbuhan bakteri Lactobacillus
Acidophilus.
Hi : Penggunaan Media alternatif dari kombinasi whey tahu dengan
ekstrak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) dapat menjadi
penambah produksi pertumbuhan bakteri Lactobacillus Acidophilus
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitan true eksperimental
menggunakan metode Spread Plate. Bahan yang digunakan adalah whey tahu dan
ekstrak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa) digunakan sebagai media kultur atau
media tanam alternatif untuk produksi bakteri Lactobacillus Acidophillus dengan
dibandingkan dengan media selektif yang sudah ada untuk melihat apakah ada
perbedaan antara media kultur yang dibuat dengan yang sudah ada.
Metode penghitungan jumlah produksi bakteri menggunakan metode ALT
(Angka Lempeng Total) dengan variasi pengenceran bertingkat yaitu dari
pengenceran 10-1 sampai dengan 10-10 tahap ini dilakukan pada 4 kelompok yaitu
kelompok media yang berisi whey tahu, kelompok kedua yang berisi ekstrak bunga
rosella (Hibiscus Sabdariffa), kelompok ketiga kombinasi whey tahu dengan
ekstrak bunga rosella (Hisbiscus Sabdariffa) dan kelompok keempat dengan
menggunakan media selektif MRS.
Metode kultur bakteri yang digunakan adalah metode Spread Plate atau disebut
dengan metode agar sebar. Kemudian dilakukan dinkubasi selama 24 jam dalam
suhu 370C setelah itu dilakukan uji karakterisitik berdasarkan faktor oksigen atau
uji kulvasi bakteri aerob atau anaerob. Setelah dilakukan pengujian identifikasi
dilakukan persiapan pembuatan formulasi sediaan granul probiotik dari
Lactobacillus Acidophillus dengan lima reflikasi formula granul dengan
menggunakan metode granulasi kering. Lactobacillus Aciddophilus sebelumnya
dilakukan proses enkapsulasi dengan sodium alginate atau Na alginate. Pembuatan
granul probiotik menggunakan metode granulasi kering karena metode ini merupak
metode yang cocok bagi sediaan ini dan meninjau dari karakteristik dari
Lactobacillus Acidophillus yang hanya dapat tumbu dari kisaran suhu 7 sampai
500C maka metode granulasi kering yang digunakan.

25
26

Media tanam alternatif kombinasi whey tahu dengan


ekstrak Bungan Rosella (Hibiscus Sabdariffa)

Ekstraksi Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa)


dengan metode maserasi dengan menggunakan
aquadest. Pembuatan Tepung whey Tahu

Formulasi media alternatif

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4


Whey tahu bunga Rosela kombinasi media MRS
rosella

Kultur bakteri dengan metode


spread plate dan pengenceran
bertingkat

Penghiungan jumlah colony


(ALT) dan uji kulvasi aerob
dan anaerob

Formulasi granul probiotik


Lactobacillus Acidophillus

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian


27

B. Variabel dan Definisi Operasional


Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Devinisi Devinisi Alat ukur Cara ukur Hasil Skala
konseptual operasional ukur variable

Variabel Formulasi Sediaan media Timbangan Ditimbang Gram Nominal


Bebas media kultur kultur analitik
alternative alternatif dari
adalah proses kombinasi
pebuatan whey tahu
media dengan ekstrak
alternatif bunga Rosella
pertumbuhan (Hibiscus
bakteri Sabdariffa)
Lactobacillus mencampurkan
Acidophillus dengan
dari kombinasi penambahan
whey tahu bahan lain
dengan ekstrak untuk
Bunga Rosella menghasilkan
(Hibiscus sediaan media
Sabdariffa). pertumbuhan
bakteri.

Variabel Proses .ALT Colony Perhitungan CFU/ml Ordinal


terikat Penghitungan dilakukan Counter berdasarkan atau
jumlah bakteri dengan pengenceran CFU/gram
lactobacillus menggunakan bertingkat
Achidophillus alat khusus.
dengan Mikroba yang
menggunakan dihutung
Angka dalam hasil
Lempeng pengenceran
Total (ALT) bertingkat

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Laminar Air Flow (LAF),
Inkubator, tabung reaksi, Pipet mikro, Spatel, Kasa swab steril, Rak tabung Pipet,
Oven, Label, Autoklaf, Alumunium foil, Kertas perkamen, Gelas ukur, Beaker
glass, Erlenmeyer, Hot plate, Ose, Bunsen, Batang L, Wadah kayu
28

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Lactobacillus


Acidophillus, Whey tahu, Ekstrak bunga rosella, Media MRS, Natrium alginate,
Glukosa,Urea, Nacl 0,9%, CaCl2, Agar, PGA, Manitol, Alcohol 70%, kitosan,
Aquadest,

D. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel whey tahu didapatkan di pabrik tahu kecamatan ciamis.
Bunga rosella didapatkan dari Langkap Lancar, Kabupaten Pangandaran. Kelopak
bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa L.) dipanen setelah berkembang penuh
atau telah mencapai ukuran optimal. Kondisi ini umumnya tercapai beberapa hari
sebelum kapsul berisi biji rosella membuka atau sekitar 5-20 hari setelah bunga
mekar. Secara kasat mata rosella yang siap panen ditandai dengan kulit
pembungkus biji majemuk berwarna hijau. Kematangan buah rosella dimulai dari
bagian bawah menuju ke atas. Kandungan antosianin total kelopak rosella merah
mencapai puncaknya saat bunga berumur 60 hari atau sama dengan 2 bulan,
kemudian menurun sedikit ketika biji menjadi matang penuh. Saat panen kelopak
rosella yang paling tepat yaitu sekitar 7-9 minggu setelah bunga muncul. Hal ini
disebabkan karena pada waktu tersebut kelopak bunga rosella mengandung
antosianin dan asam sitrat tertinggi. (Widodo & Subositi, 2021)

2. Proses pembuatan amilum whey tahu


Whey tahu yang berbentuk cair diendapkan agar terpisah antara kandungan air
dengan endapannya. Hasil endapan yang berbentuk seperti pasta berwarna
kekuningan di keringkan dengan menggunakan oven sampai kering. Hasil endapan
diayak sampai mendapatkan serbuk yang halus (Rahayu et al., 2016)
3. Proses penyiapan simplisia bunga Rosella
Proses yang pertama kali dilakuakan adalah Sortasi Basah, bunga rosella yang
habis dipetik dipih terlebih dahulu supaya dapat memisahkan antara bunga rosella
yang baik dan yang kurang baik. Pencucian menggunakan air yang dialirkan
29

melalui selang-selang kecil sehingga kebersihan air dapat terjaga. Setelah dicuci,
kemudian ditiriskan didalam wadah yang berlubang agar air dapat menetes dengan
muda. Pengeringan dijemur dengan cara dihamparkan pada wadah yang terbuat dari
ayaman bambu agar tidak terbakar matahari. Apabila cuaca tidak mendukung maka
proses pengeringan menggunakan oven Suhu yang digunakan tidak lebih dari 50-
60°C selama 4-5 jam. Proses pengeringan dilakukan hingga kadar air mencapai
10% (Wijayanti, 2010). Sortasi kering Penyortiran ulang pada bunga rosella yang
sudah kering untuk mengecek apakah masih terdapat kotoran yang tertinggal pada
bunga rosella.

4. Proses Pembuatan Ekstrak bunga Rosella


Rendam Bungan rosella yang telah dihaluskan dengan aquadest perbandingan
2:1. Perendaman dilakukan selama 3 hari dengan pengadukan yang dilakukan
secara berkala Kemudian disaring dan dipekatkan sampai diperoleh ekstrak kental

5. Proses perancangan formula media tanam.


Tabel 3.2 Rancangan Formula Media Tanam Alternatif
Formula (% b/v)
F1 F2 F3 F4
Bahan (Kombinasi Media MRS agar Whey Tahu Bunga Rosella
Whey Bunga
Rosell)
Whey tahu 10 - 10 -
Ekstrak Rosella 2 - - 2
MRS agar - 6.82 -
Glukosa 0.4 - 0.4 0.4
Urea 0.2 - 0.2 0.2
Agar 2 - 2 2
Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100

6. Sterilisasi Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam penelitian disterilkan dengan cara yang sesuai
dengan spesifikaai. Peralatan yang tahan panas, disterilkan pada autoklap pada suhu
1500 C selama ± 1jam. Peralatan bukan gelas yang tahan dengan suhu tinggi dapat
disetrilkan dengan menggunakan etanol 70% pada saat akan digunakan, kemudian
dibakar dengan api. Media pembenihan dan peralatan yang tidak tahan terhadap
panas distrilkan pada autoklaf pada suhu 1210C selama ± 15 menit.
30

7. Pembuatan Media
a. Pembuatan Media Alternatif
Proses pertama penimbang media sesuai formula. Dilarutkan dalam aquadest
dan di panaskan dengan api yang sesuai sampai larutan larut dan bening. Media
yang sudah dilarutkan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama ± 15
menit. Untuk memudahkan penuangan media tunggu atau diamkan terlebih dahulu
media suhu sampai hangat-hangat kuku (450 – 500)

b. Pembuatan media MRS agar


Proses pertama penimbang media sesuai dengan kemasan. Dilarutkan dalam
aquadest dan di panaskan dengan api yang sesuai sampai larutan larut dan bening.
Media yang sudah dilarutkan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama ±
15 menit. Untuk memudahkan penuangan media tunggu atau diamkan terlebih
dahulu media suhu sampai hangat-hangat kuku (450 – 500)

8. Proses Peremajaan Bakteri Uji


Proses ini dilakukan untuk membiakan bakteri untuk mengetahui umur bakteri
agar dapat dipakai. Metode peremajaan ini dilakukan pada media yang sesuai
dengan karakteristik bakteri yang dipakai.

9. Proses kultur bakteri dengan metode spread plate


Proses kulur ini merupakan salah satu metode untuk pembiakan bakteri dengan
cara sebar dengan menggunakan alat. Media yang digunakan merupakan media
agar padat yaitu media MRS agar. Dengan menggunakan teknik aseptik
inokulasikan bakteri pada masing-masing kedalam media agar secara hati hati.
Bakteri yang sudah dituang pada media didistribusikan dengan menggunakan stik
L-sharped tor secara memutar.

10. Pengenceran kultur bakteri


Pengenceran dilakukan pertama kali pada kultur bakteri dengan cara
dipindahkan 1 ml bakteri dengan pipet steril dan campurkan dengan larutan 10 ml
aquadest kedalam tabung reaksi (pengenceran 10-1). Kemudian setelah diencerkan,
ambil 1 dari tabung reaksi sebelumnya dengan pipet volum dan tuangkan kedalam
31

tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest (pengenceran 10-2) lakukan perlakukan


yang sama sampai ke pengenceran tabung ke lima 10-5.

11. Proses uji Angka Uji Lempeng total


Hasil pengenceran kultur bakteri Ambil 4sampel pengenceran terbesar yaitu
10-2 sampai 10-5. Proses pengambilan suspense bakterik dengan pipet secara aseptik
pada pengenceran 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5dan dituang perukaan media alternatif
dan media MRS dengan metode sebar dengan batang L secara aseptik. Proses
inkubasi dalam inkubator selama 24 jam dalam suhu 370C. setelah 24 jam media
dialkukan penghitung jumlah koloni pada lempeng agar yang memenuhi kriteria
30-300 koloni.
12. Perancangan formulasi sediaan granul probiotik
a. Rancangan formula dari sumber
Tabel 3.3 Formula granul probiotik
Formula (%)
Bahan
F1 F2
Alginate
encapsulasi 5% 5%
bakteri
PGA 2% 4%
Laktosa Ad 10 Ad 10

13. Proses Enkapsulasi Bakteri Lactobacillus Acidophillus


Larutan natrium alginat sebagai bahan penyalut dibuat dengan melarutkan 0,1
gram natrium alginat dalam 100 ml aquadest denga suhu 600. Disterilkan dengan
cara dipanaskan dengan suhu tidak lebih dari 50ºC. (Hidayah et al., 2021)
Penyiapan larutan CaCl2 sebagai bahan pengeras dibuat dengan melarutkan 1,47
gram CaCl2 dalam 100 ml aquades kemudian diaduk hingga homogen. Disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit Siapkan hasil inolkulasi bakteri
Lactobacillus Acidophillus pada larutan NaCl Fisiologi 0,9% suspensi bakteri
dicampurkan dengan larutan natrium alginat. Setelah mikrokapsul jatuh ke dalam
larutan pengeras, mikrokapsul direndam di dalamnya dan diaduk selama 30 menit,
setelah itu mikrokapsul disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman
No.40 didalam Lmainar Air Flow (LAF) secara aseptik, setelah mikrokapsul
32

tersaring kemudian dibilas mikrokapsul menggunakan aquadest steril. (Trimudita


& Djaenudin, 2021). Proses pengeringan didalam oven selama 6 jam dalam suhu
400C. (Purukan et al., 2020)
14. Proses Pembuatan Granul Probiotik Lactobacillus Acidophillus
Setelah enkapsulasi, proses granulasi basah dilakukan dengan menggunakan
pengikatan dengan menggunakan Pulvis Gummi Arabicum (PGA) pada 2 formula
2% dan 4 %. Dalam teknik granulasi ini, massa granul dipreparasi sampai terbentuk
bentuk granul kering (Widayanti et al., 2018)

E. Pengolahan dan analisis data


Pengolahan data yang digunakan adalah pengolah data one way ANOVA
dengan menggunakan aplikasi pengolah data SPSS apabila data yang dibuat sudah
terdistribusi normal dan homogen. Untuk melihat apakah ada hubungan antara jenis
nutrisi alternatif dengan jumlah pertumbuhan bakteri berdasarkan hitungan Angka
Lempeng Total (ALT).
1. Uji Univariant bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel yang
akan diteliti dalam bentuk frekuensi, presentase, mean, standar deviasi.
Variabel yang dilihat distribusinya adalah nilai koefisien fenol yang disajikan
dalam bentuk tabel.
2. Uji Multivariant, teknik analisa ini digunakan untuk menentukan hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian
analisis kategorik berpasangan sehingga uji yang digunakan adalah uji non
parametrik. Uji yang digunakan untuk membandingkan nilai jumlah koloni
pada media kultur alternatif dan kontrol pembanding adalah One Way Anova
menggunakan program SPSS. Hasil dikatakan signifikan apabila p<0,05.
Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa jika p<0,05 maka H0 ditolak,
sedangakan jika p>0,05 maka H0 diterima. Sebelum melakukan uji hipotesis
untuk melihat distribusi data dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas
yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk dikarenakan
jumlah data < 50. Kemudian dilakukan uji Post Hoc Test yang bertujuan untuk
33

mengetahui perbedaan jumlah coloni uji. Nilai signifikansi Post Hoc Test
metode LSD disajikan dalam tabel.

F. Lokasi dan waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi;
Laboratorium Teknologi Sediaan Steril dan Laboratorium Mikrobiologi Program
Studi D 3 Farmasi STIKes Muhammadiyah Ciamis, Kab. Ciamis Provinsi Jawa
Barat.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan kegiatan penelitian penggunaan media alternatif
2021 2022
No Kegiatan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni
1. Persiapan penelitian
a. Persiapan
pengajuan dan
penyusunan
b. Penyusunan
proposal dan
bimbingan
c. Pengesahan
Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan
data
b. Analisis data
3. Tahap penyusunan
laporan penelitian
4. Pengesahan
penelitian
5. Sidang penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Ahumada, M. del C., Bru, E., Colloca, M. E., López, M. E., & Nader-Macías, M.
E. (2003). Evaluation and comparison of lactobacilli characteristics in the
mouths of patients with or without cavities. Journal of Oral Science, 45(1), 1–
9.

Asri, D., Ari, A., Kimia, J. T., Malang, P. N., Soekarno, J., & No, H. (2021).
Teknologi Enkapsulasi: Teknik Dan Aplikasinya. Distilat: Jurnal Teknologi
Separasi, 7(2), 202–209.

Atma, Y., & Atma, Y. (2016). Angka Lempeng Total (Alt), Angka Paling Mungkin
(Apm) Dan Total Kapang Khamir Sebagai Metode Analisis Sederhana Untuk
Menentukan Standar Mikrobiologi Pangan Olahan Posdaya. Jurnal Teknologi,
8(2), 77–83.

Ben Ounis, W., Champagne, C. P., Makhlouf, J., & Bazinet, L. (2008). Utilization
of tofu whey pre-treated by electromembrane process as a growth medium for
Lactobacillus plantarum LB17. Desalination, 229(1–3), 192–203.

Buttriss, J. (1997). Nutritional properties of fermented milk products. International


Journal of Dairy Technology, 50(1), 21–27.

Cappucinno, J. G., & Sherman, N. (2009). Manual laboratorium mikrobiologi


(Buku Kedokteran EGC (ed.); 8th ed.). Pearson Education.

Damayanti, S. S., Komala, O., & Effendi, E. M. (2020). Identifikasi Bakteri Dari
Pupuk Organik Cair Isi Rumen Sapi. Ekologia, 18(2), 63–71.

Damin, M. R., Minowa, E., AlcÂntara, M. R., & Oliveira, M. N. (2008). Effect of
cold storage on culture viability and some rheological properties of fermented
milk prepared with yogurt and probiotic bacteria. Journal of Texture Studies,
39(1), 40–55.

Deeb, A. M. M., Al-Hawary, I. I., Aman, I. M., & Shahine, D. M. H. A. (2010).


Bacteriological investigation on milk powder in the Egyptian market with
emphasis on its safety. Global Veterinaria, 4(5), 424–433.

Delvia, F., Fridayanti, A., & Ibrahim, A. (2015). Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Asam Laktat (BAL) dari Buah Mangga (Mangifera indica L.). 1(2), 114–120.

34
35

Development, T., Probiotic, O. F., Benefit, I. T., & Healthy, F. O. R. (2019).


Pengembangan Teknologi Mikroenkapsulasi Bakteri Probiotik dan
Manfaatnya untuk Kesehatan (Technology Development Of Probiotic
Bacteria Microencapsulation And It Benefit For Healthy). Jurnal Veteriner,
19(4), 574–589.

Diza, Y. H., Asben, A., & Anggraini, T. (2020). Isolasi, identifikasi dan penyiapan
sediaan kering Bakteri Asam Laktat yang berpotensi sebagai probiotik dari
dadih asal Sijunjung Sumatera Barat. Jurnal Litbang Industri, 10(2), 155.

Djaeni, M., Ariani, N., Hidayat, R., & Utari, F. (2017). Ekstraksi Antosianin dari
Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Berbantu Ultrasonik:
Tinjauan Aktivitas Antioksidan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(3),
2017.

Emmawati, A., Laksmi, B. S., Nuraida, L., & Syah, D. (2017). Karakterisasi Isolat
Bakteri Asam Laktat dari Mandai yang Berpotensi Sebagai Probiotik.
AgriTECH, 35(2), 146–155.

Fauziah, P. N., & Masdianto, M. (2021). Uji Potensi Kelopak Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Kandidat Antiseptik yang Aman Bagi
Mikroflora Normal Vagina. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 7(1),
52–61.

Harun, N., Muhtadi, Nurmalasari, A., & Haryoto. (2020). Rosella (Hibiscuss
sabdariffa L) Extract Quality Test for Phase-1 Clinical Trials. Journal of
Physics: Conference Series, 1477(6).

Hidayah, T. N., Djaenudin, D., & Lubis, N. (2021). Enkapsulasi Probiotik


Lactobacillus sp. Menggunakan Biopolimer Alginat dan Kitosan dengan
Metode Satu Tahap. Jurnal Serambi Engineering, 6(2).

Isnaini, L. (2012). The Extraction of Natural Liquid Red Colorant Containing


Antioxidant from Rosella (Hibiscus sabdarrifa L) Calyx and Its Aplication in
Food Products. Jurnal Teknologi Pertanian, 11(1).

Jawetz, Melinick, & Aldeberg. (2004). Mikrobiologi Iftdokteran. 23, 251–257.

jaya, david tanu. (2019). Formulation and Physical Stability Test of Effervescent
Tablets Containinglactobacillus Bulgariscus Probiotic Bacteria with Wet
Method. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal, 4(2), 101–112.

Ji, Y. S., Dian, N., & Rinanda, T. (2012). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Streptococcus
Pyogenes Secara in Vitro. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 12(1), 31–36.
36

Juariah, S., & Sari, W. P. (2018). Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai
Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Klinikal Sains : Jurnal Analis
Kesehatan, 6(1), 24–29.

Kasim, K. (2018). Pengaruh Massa Zeolit dan waktu Inkubasi Limbah Cair
Industri Tahu Terhadap Kadar Bod dan Cod.

Klaenhammer, T. R., & Kleeman, E. G. (2017). Growth characteristics, bile


sensitivity and freeze damage in colonial variants of Lactobacillus acidophilus.
Applied and Environmental Microbiology, 41(6), 1461–1467.

Kusumastuti, I. R. (2014). Roselle (Hibiscus Sabdariffa Linn) Effects On Lowering


Blood Pressure As A Treatment For Hypertension. Jurnal Majority, 3(7), 70.

Masangkay, F. R. (2012). The performance of tofu-whey as a liquid medium in the


propagation of mycobacterium tuberculosis strain H37Rv. International
Journal of Mycobacteriology, 1(1), 45–50.

Merck KGaA. (2019). Technical Data Sheet GranuCult TM MRS Agar. 1–4.

Michael J. Pelczar, JR., E. C. S. C. (2005). Dasar-dasar Mikrobiologi (McGraw-


Hill Book Company (ed.)). McGraw-Hill Book Company.

Munajib, A. (2018). Pengaruh lama fermentasi dan variasi konsentrasi rebusan


daun gaharu (Gyrinops versteegii) terhadap karakteristik kefir air rebusan
daun gaharu (Gyrinops versteegii).

Nami, Y., Haghshenas, B., Abdullah, N., Barzegari, A., Radiah, D., Rosli, R., &
Khosroushahi, A. Y. (2015). Probiotics or antibiotics: Future challenges in
medicine. Journal of Medical Microbiology, 64(2), 137–146.

Nurlaela, S., Sunarti, T. C., & Meryandini, A. (2017). Formula Media Pertumbuhan
Bakteri Asam Laktat Pediococcus pentosaceus Menggunakan Substrat Whey
Tahu. Jurnal Sumberdaya Hayati, 2(2), 31–38.

Oktavi, R. A., Cahyono, B., & Suzery, M. (2020). Enkapsulasi Ekstrak Antosianin
Dari Bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Dengan Variasi Penyalut. Akta
Kimia Indonesia, 5(2), 86–101.

Purukan, C., Siampa, J. P., & Tallei, T. E. (2020). Enkapsulasi Bakteri Asam Laktat
Hasil Fermentasi Buah Salak (Salacca zalacca) Lokal Menggunakan Aginat
dengan Pewarna Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). Jurnal Bios
Logos, 10(2), 93–98.
37

Puspandari, N., & Isnawati, A. (2015). Deskripsi Hasil Uji Angka Lempeng Total
(ALT) Pada Beberapa Susu Formula Bayi. Jurnal Kefarmasian Indonesia,
106–112.

Pyar, H., & Peh, K. K. (2014). Characterization And Identification Of Lactobacillus


Acidophilus Using Biolog Rapid Identification System. 6(1).

Rahayu, L. H., Sudrajat, R. W., & Rinihapsari, E. (2016). Tekonologi Pembuatan


Tepung Ampas Tahu Untuk Produksi Aneka Makanan Bagi Ibu.Ibu Rumah
Tangga Di Kelurahan Gunung Pati, Semarang. 07, 68–76.

Rizal, S., Erna, M., Nurainy, F., & Tambunan, A. R. (2016). Karakteristik Probiotik
Minuman Fermentasi Laktat Sari Buah Nanas dengan Variasi Jenis Bakteri
Asam Laktat. Jurnal Kimia Terapan Indonesia, 18(01), 63–71.

Rusli, R., Amalia, F., & Dwyana, Z. (2018). Potensi Bakteri Lactobacillus
acidophilus Sebagai Antidiare DAN IMUNOMODULATOR. Bioma : Jurnal
Biologi Makassar, 3(2).

Saputro, B. (2017). Pengantar Bakteriologi Dasar. Intimedia.

Setiarto, R. H. B., Widhyastuti, N., & Saskiawan, I. (2016). Pengaruh Fermentasi


Fungi, Bakteri Asam Laktat dan Khamir terhadap Kualitas Nutrisi Tepung
Sorgum. AgriTECH, 36(4), 440–449.

Susilawati, S. (2011). Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat (Bal) Dari
Fermentasi Air Cucian Beras.

Suzery, M., Lestari, S., & Cahyono, B. (2015). Penentuan Total Antosiaiiin (
Hibiscus Sabdariffa L ) Dengan Metode Maserasi Dan Sokshletasi. Jurnal
Sains & Matematika, l8(1), 1–6.

Tanah Boleng, D. (2017). Konsep-konsep Dasar Bakteriologi (D. Tanah Boleng


(ed.); 2017th ed.). Universitas Muhammadiyah Malang.

Tivani, I. (2018). Uji Angka Lempeng Total ( Alt ) Pada Jamu Gendong Temu Ireng
Di Desa Tanjung Kabupaten Brebes. Jurnal Para Pemikir, 7(1), 215–218.

Tjahjaningsih, W., Masithah, E. D., Pramono, H., & Suciati, P. (2016). Aktivitas
Enzimatis Isolat Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau
(Scylla spp.) Sebagai Kandidat Probiotik [Activity Enzymatic of Isolate
Lactic Acid Bacteria from the Digestive Tract of Mud Crab (Scylla spp.) as a
Candidate Probiotics]. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 8(2), 94–108.
38

Trimudita, R. F., & Djaenudin, D. (2021). Enkapsulasi Probiotik Lactobacillus


sp.Menggunakan Dua Tahap Proses. Jurnal Serambi Engineering, 6(2).

Vinderola G, Ouwehand A, Salminen S, W. A. (2019). Lactic acid bacteria:


microbiological and functional aspects. CRC Press.

Wahab, A. A., Ashar, Z., & Maryana, D. (2021). Analisis Fisiko-Kimia Fruit
Leather Pada Rambutan (Nephelium lappaceum) – Rosella (Hibiscus
sabdariffa). AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian, 6(1), 13–15.

Wahistina, R., Ellyke, & Sri Pujiati, R. (2013). Analisis Perbedaan Penurunan
Kadar BOD Dan COD pada Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Zeolit
(Studi di Pabrik Tahu di Desa Kraton Kecamatan Kencong Kabupaten
Jember).

Widayanti, A., Susanah, L., & Wahyudi, P. (2018). The formulation of probiotic
Lactobacillus acidophilus granule with acacia and sodium alginate as binding
agents. Pharmaciana, 8(1), 129–134.

Widodo, H., & Subositi, D. (2021). Penanganan Dan Penerapan Teknologi Pasca
panen Tanaman Obat. Agrointek : Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 15(1),
253–271.

Wijaya, P. C. H., & Suharta, S. (2019). Ragam Enkapsulasi Perisa Pangan.pdf. In


Foodreview Indonesia (Vol. 14, Issue 3, pp. 50–54).

Wijayanti, P. (2010). Budidaya Tanaman Obat Rosella Merah ( Hibiscus sabdariffa


L .) dan Pemanfaatan Senyawa Metabolisme Sekundernya di PT.Temu
Kencono Semarang. Tugas Akhir, Agribisnis Agrofarmaka, Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 1, xv–xviii.

Yeni, A. M. dan T. C. S. (2017). Penggunaan Substrat Whey Tahu Untuk Produksi


Biomassa Oleh Pediococcus Pentosaceus E.1222. Journal of Agroindustrial
Technology, 26(3), 284–293.

Yulia, N., Wibowo, A., & Kosasih, E. D. (2020). Karakteristik Minuman Probiotik
Sari Ubi Kayu dari Kultur Bakteri Lactobacillus acidophilus dan
Streptococcus thermophilus. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 10(2), 87–94.

Anda mungkin juga menyukai