Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN TUGAS AKHIR

TENTANG
TATA CARA PENGURANGAN DENDA PIUTANG PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR YANG KADALUARSA PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI
MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) LHOKSEUMAWE
O
L
E
H
NAMA : MUTIA ARIZKA
NIM : 132600032

Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi


Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seluruh

rahmat dan hidayahnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “Tata Cara Pengurangan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Yang

Kadaluarsa Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Medan Selatan”. Tak lupa shalawat beriring salam Penulis panjatkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang

benderang yang sarat akan ilmu pengetahuan ini.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan

Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara. Dengan merujuk pada buku literature serta kondisi objektif yang

terjadi dilapangan, undang-undang yang terkait dan bahan referensi lainnya, Penulis

menyajikan Tugas Akhir ini.

Keberhasilan dalam terselesaikannya tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan,

bantuan, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karenanya, dengan kerendahan hati dan

tulus ikhlas dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar –

besarnya kepada :

1. BapakDr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

dan pengarahan selama penulis menyelesaikan studi.

3. Ibu Farida Hanum, SE., AK., M.Siselaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan arahan kepada Penulis.

Universitas Sumatera Utara


4. Ayahanda Uslan Usman dan Ibunda tercinta Ari Aswati Siregar yang telah

membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, dan dukungan serta nasihat dalam

berbagai hal kepada penulis.

5. Seluruh staf pengajar Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak T. Imran, S. Sos., MSM selaku Kepala UPT, Bapak Irfan Aziz, SE., MSM

selaku Kepala TU, Bang Riki, Bang Martin, Rina dan seluruh staf Kantor Samsat

Lhokseumawe yang telah memberikan data dan informasi serta bimbingan kepada

penulis selama penelitian.

7. Buat abang dan adik-adik Penulis M. Iqbal Haris Munandar, Debi Mayzia Syafira dan

Utariq Ahmad Hirzi yang tidak pernah bosan memberikan nasihat, dukungan, dan

motivasi kepada Penulis.

8. Terima kasih buat seluruh keluarga Arifin Siregar Buk Lilik, Buk Putri, Buk Tika,

Buk Nini, Buk Evi, Tulang Popo, Buk Il, Nantulang Ida dan seluruh Keluarga Penulis

yang berada di Aceh terima kasih telah memberikan motivasi kepada Penulis.

9. Buat anak-anak kos tercinta Kak Rati, Ecak, Anis, Kak Ade, Kak Eka, Kak Yeni, Dek

Rini. Terima kasih sudah menemani dan selalu setia mendengar keluh kesah, tawa

serta air mata Penulis selama ini.

10. Buat M. Ibnu Fazar Sipahutar terima kasih banyak telah membantu Penulis,

memberikan nasihat, dukungan, dan selalu memberi semangat kepada Penulis.

11. Buat teman-teman Tax 2013 khususnya kelas A terima kasih sudah membantu Penulis

selama ini.

Tentunya dalam melakukan penulisan ini terdapat banyak kekurangan dari Penulis,

sehingga Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Dan

Universitas Sumatera Utara


semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya bagi Penulis dan Pembaca. Akhir

kata Penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 15 Juli 2016

Penulis

(Mutia Arizka)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 4
C. Uraian Teoritis ............................................................................... 6
D. Ruang Lingkup ............................................................................... 10
E. Metode Penulisan ........................................................................... 11
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 12
G. Sistematika Penulisan Laporan ...................................................... 13
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI TUGAS AKHIR
A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Polonia .................................................................. 15
B. Struktur Organisasi Dinas UPTD Wil-IV .................................... 17
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Wilayah IV .......................... 18
D. Gambaran Pegawai Berdasarkan Golongan UPTD Wilayah IV ... 22
BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
A. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor .......................................... 23
B. Objek Dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor................................ 24
C. Dasar Pengenaan, Tarif, Dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan 25
D. Tata Cara Pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor ........................ 26
E. Penetapan Dan Ketetapan Pajak ..................................................... 28
F. Pembayaran Dan Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor ............. 29
G. Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan, Dan Atau
Pengurangan Sanksi Administrasi ................................................... 31
H. Keringanan Dan Pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor Dan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor .......................................... 32
I. Kadaluarsa Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor ......................... 33
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Universitas Sumatera Utara


A. Sistem Dan Prosedur Keringanan Denda Pajak Kendaraan Bermotor/
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Lhokseumawe .. 34
B. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Keringanan/Pengurangan Denda
Administrasi PKB/BBNKB Pada Kantor Bersama SAMSAT ...... 41
C. Alur Keringanan Denda PKB/BBNKB .......................................... 44
D. Sanksi-Sanksi Bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Jika Tidak
Memenuhi Kewajiban Perpajakannya............................................ 45
E. Kebijakan-Kebijakan Yang Dilakukan Kantor Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kepada Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor ........................................................................................ 46
F. Jumlah Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) Selama 3 Tahun Terakhir Di
Kota Lhokseumawe ........................................................................ 48
G. Faktor Yang Menyebabkan Masih Banyaknya Wajib Pajak Tidak
Membayar Pajak Kendaraan Bermotor .......................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 52
B. Saran ............................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jenis pajak yang diterapkan di Negara Republik Indonesia adalah Pajak Pusat dan

Pajak Daerah. Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (“UU No. 28 Tahun 2009”), definisi Pajak

Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Adapun Pajak Kendaraan Bermotor termasuk ke dalam jenis pajak

provinsi yang merupakan bagian dari Pajak Daerah. Lebih lanjut, Pajak Kendaraan

Bermotor sebagaimana yang didefinisikan dalam Pasal 1 angka 12 dan 13 UU No. 28

Tahun 2009 adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

Pemerintah Provinsi membentuk badan yang berwenang untuk melakukan

pemungutan pajak kendaraan bermotor yaitu SAMSAT (Sistem Administrasi

Manunggal di Bawah Satu Atap). Pemungutan pajak kendaraan bermotor yang

dilaksanakan oleh SAMSAT Kota Lhokseumawe masih mengalami berbagai kendala,

salah satunya adalah beberapa wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya

membayar pajak sesuai dengan waktu yang ditetapkan sehingga menyebabkan denda

piutang pajak kadaluarsa. Hal tersebut harus diatasi oleh SAMSAT Kota Lhokseumawe

mengupayakan peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan berusaha untuk

lebih mengefektifkan tata cara pemungutan dan perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor.

Karena jika tidak maka hal ini akan menghambat jalannya pembangunan daerah itu

Universitas Sumatera Utara


sendiri. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa Pemerintah

Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak

Daerah.

Alat transportasi sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat saat ini, serta

syarat untuk memiliki kendaraan bermotor itu sendiri sangat mudah. Sebagaimana kita

tahu, saat ini pembelian kendaraan bermotor terutama sepeda motor memiliki syarat yang

sangat mudah dan dealer-dealer yang menawarkan cicilan dengan bunga yang ringan

juga semakin meningkat. Melihat realita ini, diharapkan penerimaan pendapatan

pemerintah yang bersumber dari pajak kendaraan bermotor dapat meningkat sejalan

dengan meningkatnya jumlah pembelian kendaraan bermotor.

Dalam melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), besarnya

jumlah pajak yang terhutang ditetapkan oleh fiskus sebagai pemungut pajak kendaraan

bermotor sedangkan wajib pajak mempunyai tanggung jawab menyetor besarnya jumlah

pajak yang terhutang tersebut.

Sistem inilah yang disebut official assessment. Dari sistem ini terlihat bahwa

pihak fiskus mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan ketentuan

perundang-undangan perpajakan daerah.

Piutang pajak bagi Negara adalah utang pajak bagi wajib pajak. Piutang pajak

selalu meningkat setiap tahunnya. Disamping piutang pajak yang berhasil ditagih atau

dicairkan melalui tindakan penagihan, adapula piutang pajak yang bahkan sampai batas

akhir penagihan tidak dapat ditagih lagi. Atas dasar hal tersebut piutang pajak yang tidak

efektif untuk ditagih disamping akibat terjadinya kadaluarsa ketetapan penagihan itu

maka fiskus mengusulkan agar piutang pajak tersebut dapat dihapuskan (Maharani,

2011)

Universitas Sumatera Utara


Pemberian Keringanan Serta Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan

Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diatur dengan Keputusan Kepala

Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh Nomor 973-006-2016. Pengurangan denda

piutang pajak dilakukan oleh Kepala Daerah (Gubernur) berdasarkan permohonan

penghapusan denda piutang pajak dari Kepala Daerah melalui Dinas Pendapatan Dan

Kekayaan Aceh.

Dengan bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

membahasnya dan penulis akhirnya mengangkat judul “Tata Cara Pengurangan

Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Yang Kadaluarsa Pada Kantor

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Lhokseumawe”.

B. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah:

1. Tujuan

1.1 Untuk mengetahui tata cara penghapusan denda piutang pajak kendaraan bermotor

yang kadaluarsa pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Lhokseumawe.

1.2 Untuk mengetahui penentuan objek dan subjek wajib pajak serta persyaratan

administrasi denda pajak kendaraan bermotor.

1.3 Untuk mengetahui sanksi-sanksi yang dapat dikenakan bagi wajib pajak kendaraan

bermotor yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Manfaat

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari pada Kantor Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Lhokseumawe.

Universitas Sumatera Utara


b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan terhadap

masalah yang nyata dalam dunia kerja.

c. Guna mendorong mahasiswa untuk belajar mengetahui bagaimana situasi dunia

kerja yang seharusnya dan menjadikan mahasiswa sebagai tenaga ahli yang siap

pakai.

d. Menyiapkan mahasiswa sebagai tenaga buruh yang terampil dan professional

dalam menghadapi dunia kerja.

2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan selama

perkuliahan

b. Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dibidang perpajakan di

lingkungan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintahan.

d. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang

dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional di Universitas Sumatera Utara

khususnya Program Diploma III.

2.3 Bagi Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Lhokseumawe

a. Memelihara hubungan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan instansi

pemerintahan.

b. Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan

keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan

bidang ilmu yang ditekuni.

Universitas Sumatera Utara


c. Dengan dilaksanakan laporan tugas akhir, mahasiswa dapat memberikan kritik

dan saran untuk memperbaiki sistem pelayanan di Kantor Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Lhokseumawe.

C. Uraian Teoritis

1. Definisi Pajak

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH Pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pengertian pajak menurut S. I. Djajadiningrat dalam (Siti Resmi,2008:1)

adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas yang

disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang diberikan kedudukan

tertentu, tetapi bukan sebagai hukum, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah

serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung,

untuk memelihara kesejahteraan secara umum. Pajak daerah adalah merupakan salah

satu sumber pendapatan yang diandalkan oleh daerah baik daerah provinsi maupun

kabupaten/kota.Menurut Undangundang Nomor 28 Tahun 2009 pajak daerah atau

pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada daerah yang terhutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

ada dua hal penting yang terdapat pada pengertian pajak tersebut, yaitu:

1.1 Iuran dari rakyat kepada Negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara.Iuran tersebut berupa uang (bukan

barang).

Universitas Sumatera Utara


1.2 Berdasarkan Undang-Undang

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undangan serta aturan

pelaksanaannya.

1.3 Tanpa jasa timbul atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat

ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

1.4 Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran

yang bermanfaat bagi masyarakat luas (Mardiasmo,2011:1).

2. Fungsi Pajak

• Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan

melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat

diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan

rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah,

yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan

pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan

pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan

dari sektor pajak.

• Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.

Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri

maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam

Universitas Sumatera Utara


rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk

yang tinggi untuk produk luar negeri.

Pajak Kendaraan Bermotor atau yang biasa dikenal dengan PKB merupakan pajak

terhadap kepemilikan ataupun penguasaan kendaraan bermotor baik kendaraan bermotor roda

dua atau lebih dan beserta gandengannya yang dipergunakan pada seluruh jenis jalan darat

serta digerakkan oleh peralatan tehnik yang berupa motor atau peralatan yang lain yang

berfungsi merubah sumber daya energi menjadi sebuah tenaga gerak pada kendaraan

bermotor yg bersangkutan, termasuk alat alat besar yang bisa bergerak.

3. Dasar Hukum Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar Hukum Pajak Kendaraan Bermotor adalah terdiri sebagai berikut :

1. UU No 28 Tahun 2009 yang adalah perubahan Undang undang No 34 Tahun 2000

mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

2. Perda Provinsi yang mengatur mengenai Pajak Kendaraan Bermotor. Perda ini

bisa menyatu, yaitu satu Perda untuk PKB namun juga bisa dibuat terpisah semisal

Perda tentang Pajak Kendaraan Bermotor

3. Peraturan Gubernur yang mengatur mengenai Pajak Kendaraan Bermotor sebagai

sebuah aturan pelaksanaan Perda tentang Pajak Kendaraan Bermotor pada tiap

provinsi yang dimaksud.

4. Objek dan Wajib Pajak PKB

1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek PKB adalah kendaraan bermotor yang dipergunakan pada semua jenis

jalan darat seperti pada kawasan:

• Pelabuhan

• Bandar Udara (bandara)

Universitas Sumatera Utara


• Perkebunan

• Kehutanan

• Pertambangan

• Pertanian

• Perdagangan

• Industri

• Sarana olah raga dan rekreasi

2. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Wajib Pajak PKB adalah badan atau orang pribadi yang memiliki kendaraan

bermotor, apabila wajib pajak berupa badan, maka kewajiban pajaknya diwakili oleh

kuasa hukum atau pengurus badan tersebut. Jadi dengan begitu, Subjek Pajak dalam

PKB sama dengan Wajib Pajak, yaitu badan atau orang pribadi yang mempunyai atau

menguasai suatu kendaraan bermotor

D. Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup Tugas Akhir yaitu melakukan pengumpulan

data dan membahas permasalahan mengenai:

1. Prosedur tata cara penghapusan denda piutang Pajak Kendaraan Bermotor yang

kadaluarsa.

2. Penentuan objek dan subjek wajib pajak serta cara perhitungan Pajak Kendaraan

Bermotor.

3. Persyaratan administrasi untuk membayar pajak yang wajib dipenuhi oleh wajib

pajak kendaraan bermotor bagi warga yang memiliki dan atau menguasai kendaraan

bermotor.

4. Sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban pajaknya.

Universitas Sumatera Utara


5. Data penerimaan pajak kendaraan bermotor selama 5 tahun terakhir.

E. Metode Penulisan

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini penulis mempersiapkan konsep-konsep teori yang telah

diterima dalam perkuliahan, penentuan objek lokasi, mencari bahan untuk pembuatan

proposal serta melakukan konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi literatur (Kepustakaan)

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan

teori, menelah buku-buku literature, peraturan perundang-undangan di bidang

perpajakan daerah, majalah, surat kabar, catatan-catatan, maupun bahan tertulis yang

ada hubungannya dengan laporan tugas akhir.

3. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi pada Kantor Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Lhoksumawe serta mempelajari

laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mulai mencari dan mengumpulkan data-data yang

diperlukan dengan melakukan:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang

memahami dan menguasai objek kajian.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang

mendukung laporan penyajian.

Universitas Sumatera Utara


5. Analisis dan Evaluasi Data

Yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan yang

dihadapi dan mencari solusi/jalan keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah

tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk menyimpulkam data dan informasi yang diperlukan dalam laporan tugas

akhir ini, maka penulis menggunakan Metode Pengumpulan Data sebagai berikut:

1. Daftar Observasi (observation guide)

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek kajian yang tujuannya

adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang diperoleh.

2. Daftar Wawancara (interview guide)

Melakukan kegiatan wawancara langsung yang melibatkan pegawai Kantor Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Lhokseumawe baik secara lisan

maupun tulisan.

3. Daftar Dokumentasi

Dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai penerimaan Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB) atau arsip-arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir dibuat dalam lima bab dan dilengkapi

dengan sub bab dan diberi penjelasan yang terperinci.

Universitas Sumatera Utara


A. BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang laporan tugas akhir tentang

Pajak Kendaraan Bermotor, Pembahasan dan penjelasan, Tujuan dan manfaat

penulisan, Uraian teoritis, Ruang lingkup, Metode penulisan serta metode

pengumpulan data dan bentuk sistematika penulisan laporan tugas akhir.

B. BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR SAMSAT

Dalam hal ini diuraikan mengenai sejarah singkat berdirinya Kantor Dinas

Pendapatan Daerah, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta

gambaran petugas/pegawai instansi.

C. BAB III : GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

Dalam bab ini diuraikan mengenai ketentuan, objek dan subjek pajak, cara

perhitungan, persyaratan administrasi, serta tata cara penghapusan denda

piutang pajak kendaraan bermotor kadaluarsa pada Kantor Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Lhokseumawe.

D. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini diuraikan penganalisaan terhadap data yang didapat serta

mengevaluasi data tersebut.

E. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisikan kesimpulan mengenai tata cara penghapusan denda

piutang pajak kendaraan bermotor yang kadaluarsa dan masalah yang timbul.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI TUGAS AKHIR

A. Sejarah Singkat SAMSAT Lhokseumawe

Lahirnya SAMSAT diawali oleh sebuah gagasan brilian yang disampaikan pada

forum penataran para pimpinan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi DT I Se-Indonesia

pada bulan April 1976 di Jakarta.Sehingga hasil penataran menghasilkan suatu

rekomendasi berupa usulan kepada pemerintah, khususnya pimpinan Departemen Dalam

Negeri agar SAMSAT dijadikan sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB)/Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) untuk seluruh Indonesia.

Landasan Hukum dari pembentukan SAMSAT ini berdasarkan pada surat

keputusan bersama Menhankam/Pangab, Mentri Keuangan dan Mentri Dalam Negeri

Nomor Pol.Kep/13/XII/1976, Kep 1693/MK/IV/12/1976 dan 311 Tahun 1976 tentang

peningkatan kerja sama antara pemerintah daerah Tingkat I, komando daerah Kepolisian

dan Aparat Departemen Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada

masyarakat serta peningkatan pendapatan daerah, khususnya mengenai pajak-pajak

kendaraan bermotor.

Pelaksanaan Operasional pada saat itu berdasarkan surat edaran Mendagri Nomor

16 Tahun 1977 tentang pedoman/petunjuk pelaksanaan SAMSAT dalam pengeluaran

STNK, pembayaran PKB/BBNKB dan SWDKLLJ. Landasan hukum pelaksanaan

SAMSAT dari waktu kewaktu mengalami perubahan dan penyempurnaan yang

ditetapkan oleh peraturan daerah masing-masing, yang pada kesempatan ini akan

dijelaskan tentang prosedur pelaksanaan SAMSAT di Nanggroe Aceh Darussalam

(NAD).

Universitas Sumatera Utara


Adapun tujuan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Under Room

Operation) di NAD adalah sebagai berikut :

1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan Pelayanan kepada masyarakat pemilik

Kendaraan Bermotor yang berdomisili di Aceh; Meningkatkan Pendapatan Provinsi

Aceh melalui penerimaan dari sektor PKB dan penerimaan dari sektor BBN-KB;

2. Meningkatkan pendapatan Provinsi Aceh melalui penerimaan Asuransi Kerugian

Kecelakaan Jasa Raharja yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Provinsi

Aceh;

3. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban dan kelancaran pengadaan

Administrasi Kendaraan Bermotor.

SAMSAT merupakan singkatan dari “Sistem Administrasi Manunggal Satu

Atap”, dibentuk pada tahun 1976.Kantor bersama SAMSAT Lhokseumawe berdiri sejak

tahun 1986. Samsat Lhokeumawe merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu

antara Polri, Dinas Pendapatan dan Kekayaan Provinsi Aceh, dan PT Jasa Raharja

(Persero) dalam pelayanan untuk menerbitkan STNK dan Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas negara baik melalui Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Sumbangan

Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLJJ), dan dilaksanakan pada satu

kantor yang dinamakan "Kantor Bersama Samsat".

Dalam hal ini Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) memiliki fungsi dan

kewenangan di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Dinas Pendapatan

Provinsi di bidang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBN-KB), dan PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang di

bidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(SWDKLLJ).

Universitas Sumatera Utara


Untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam pengurusan

registrasi kendaraan bermotor, pembayaran pajak, dan SWDKLLJ maka dibentuklah

Kantor Bersama SAMSAT.

B. Struktur Organisasi Dinas UPTD Wilayah IV

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai

penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing

dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Tujuan struktur tersebut juga untuk

membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik

untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Untuk mencapai organisasi yang lebih baik sesuai dengan pangkat dan jabatan,

dengan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing setiap bagian akan

berinteraksi dan beroperasi secara harmonis dengan keteraturan pasti dengan wadah

struktur organisasi.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 14 Tahun 2013 Susunan Organisasi

Dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pada Dinas Pendapatan Dan Kekayaan

Aceh Susunan organisasi UPTD Wilayah IV di gambarkan sebagai berikut:

a. Kepala UPTD;

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Kelompok Jabatan Fungsional.

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Wilayah IV

UPTD Wilayah IV mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dibidang pemungutan pendapatan daerah

Universitas Sumatera Utara


di wilayah kerjanya. Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, maka UPTD Wilayah IV

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan program perencanaan di bidang pemungutan pendapatan daerah di

wilayah kerjanya;

b. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtangaan;

c. Pelaksanaan kebijakan teknis administrasi dan teknis pelaksanaan pemungutan

Pendapatan daerah;

d. Pelaksanaan pelayanan umum tentang pemungutan pajak daerah serta penetimaan

daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

e. Pembinaan, pengendalian pelaksanaan tugas pemungutan penerimaan daerah sesuai

lingkup tugasnya;

f. Pelaksanaan penyusunan rencana teknis operasional pemungutan pajak dan sumber

pendapatan daerah lainnya;

g. Pelaksanaan pengkajian dan analisis teknis teknis operasional pemungutan pajak dan

sumber pendapatan daerah lainnya;

h. Pelaksanaan pengujian dan penerapan teknologi pemungutan pajak dan sumber

pendapatan daerah lainnya;

i. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang tugasnya;dan

j. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Dalam menghasilkan tugas-tugas pokok tersebut, maka sesuai dengan struktur

organisasi Dinas UPTD Wilayah IV, antara lain telah ditentukan tata kerja serta tugas di

lingkungan SAMSAT Lhokseumawe yang terdiri dari :

1. Kepala UPTD Wilayah IV

Kepala UPTD Wilayah IV mempunyai tugas memimpin UPTD Wilayah IV

dalam pelaksanaan kegiatan mengkoordinasikan pemungutan pendapatan daerah dan

Universitas Sumatera Utara


melaksanakan administrasi objek dan subjek pungutan, menagih, membukukan

penerimaan pajak daerah dan lain-lain penerimaan yang sah serta membuat laporan

bulanan pada wilayah kerjanya dan secara fungsional hanya untuk Kota

Lhokseumawe.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Unit menyelenggarakan fungsi

yaitu :

1) Menyempurnakan dan menyusun konsep standar-standar pendapatan potensi,

pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, Pajak

APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

2) Menyelenggarakan optimalisasi pendataan potensi pengadministrasian dan

pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, Pajak APU, PBB-KB, Retribusi

dan Pendapatan Lain-lain sesuai dengn standar yang ditetapkan.

3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang

tugas dan fungsinya.

4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas dan

Sekretaris.

5) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Sekretaris sesuai

dengan bidang tugas dan fungsinya.

2. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan

progran kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,

keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan

administrasi di lingkungan UPTD.

Universitas Sumatera Utara


Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan

fungsi yaitu :

1) Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan, perlengkapan

kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan perpustakaan.

2) Pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan.

3) Penyusunan rencana kerja, anggaran dan pelaporan.

4) Penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan inventarisasi.

5) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

3. Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan-jabatan fungsional pada Kelompok Jabatan Fungsional Dinas didasarkan

pada hasil Analisa Beban Kerja dan Kebutuhan.Kelompok jabatan fungsional

mempunyai tugas mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelaksanaan Teknis

Dinas.

D. Gambaran Pegawai Berdasarkan Golongan UPTD Wilayah IV

Adapun perincian secara umum jumlah pegawai berdasarkan golongan UPTD

Wilayah IV adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Gambaran Pegawai UPTD Wilayah IV

No. Golongan Jumlah Pegawai

1 IV/a 1

2 III/d 1

3 III/c 1

4 III/b 2

5 III/a 1

Universitas Sumatera Utara


6 II/c 4

7 II/a 1

Jumlah 11

Sumber: Kantor UPTD Wilayah IV 2016

Universitas Sumatera Utara


BAB III

GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

A. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu objek pajak dan mempunyai

peranan yang sangat penting dalam pembangunan karena pajak kendaraan bermotor

merupakan sumber pendapatan asli daerah.

Pajak Kendaraan Bermotor sebagaimana yang didefinisikan dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan

kendaraan bermotor beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat

dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang

berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak

kendaraan bermotor, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

Menurut Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Qanun

Aceh Nomor 2 Tahun 2012 dalam pasal 1, Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas

kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta

gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan

lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi

tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-

alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara

permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Universitas Sumatera Utara


B. Objek Dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek PKB adalah kepemelikan/dan atau penguasaan atas kendaraan bermotor

yang dipergunakan pada semua jenis jalan darat seperti pada kawasan:

• Pelabuhan

• Bandar Udara (bandara)

• Perkebunan

• Kehutanan

• Pertambangan

• Pertanian

• Perdagangan

• Industri

• Sarana olah raga dan rekreasi

2. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Wajib PKB adalah badan atau orang pribadi yang memiliki kendaraan bermotor,

apabila wajib pajak berupa badan, maka kewajiban pajaknya diwakili oleh kuasa

hukum atau pengurus badan tersebut. Jadi dengan begitu, Subjek Pajak dalam PKB

sama dengan Wajib Pajak, yaitu badan atau orang pribadi yang mempunyai atau

menguasai suatu kendaraan bermotor.

Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, wajib pajak dapat diwakili oleh

pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang-undang dan peraturan daerah tentang

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara

pribadi dan atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu,

wajib pajak dapat menujukkan seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk

menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

Universitas Sumatera Utara


C. Dasar Pengenaan, Tarif, Dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan

1. Dasar pengenaan PKB

Didalam peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2012, adapun Dasar Pengenaan

PKB dihitung sebagai unsur pokok yaitu:

a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang

diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor

sebagaimana tercantum dalam tabel Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku.

b. Bobot yaitu yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan atau

pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Dasar pengenaan PKB yang melampaui NJKB ditetapkan dengan Keputusan

Gubernur berdasarkan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

2. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor(PKB)

a. Untuk kendaraan bermotor bukan umum 1,5%

b. Untuk kendaraan bermotor umum orang 0,75%

c. Untuk kendaraan umum barang 0,75%

d. Untuk kendaraan pemerintah 0,75%

e. Untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar 0,2%

3. Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Besarnya pokok Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak dan bobot. Perhitungan pajak

daerah dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Dasar Pengenaan = Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot

PKB Terutang = Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot x Tarif

Universitas Sumatera Utara


D. Tata Cara Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Persyaratan :

a. Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB).

b. Identitas :

• Untuk Perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi, bagi yang

berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai cukup.

• Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan

domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta

dibubuhi cap badan hukum yang bersangkutan.

• Untuk Instansi Pemerintahan (termasuk BUMN dan BUMD) : surat tugas/surat

kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap

instansi yang bersangkutan.

c. Faktur.

d. Sertifikat uji tipe, tanda bukti uji lulus tipe atau buku tanda bukti lulus uji berkala,

dan tanda pendaftaran tipe.

e. Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat

keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapat izin.

f. Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan umum, yang telah memenuhi

persyaratan.

g. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

Universitas Sumatera Utara


E. Penetapan Dan Ketetapan Pajak

1. Penetapan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang disampaikan

oleh wajib pajak, maka Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur

menetapkan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang terutang dengan menerbitkan

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).Bentuk, isi, kualitas dan ukuran SKPD

ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Dalam waktu 5 (lima) tahun sesudah saat

terutangnya pajak, Gubernur dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan

(SKPDKBT), dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN). Penerbitan Surat

Ketetapan Pajak ditujukan kepada wajib pajak tertentu yang disebabkan oleh

ketidakbenaran dalam pengisian SPTPD atau karena ditemukannya data fiskal yang

tidak dilaporkan oleh wajib pajak.

2. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

Gubernur dapat menerbitkan STPD jika:

• Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar,

• hasil penelitian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) terdapat kekurangan

pembayaran sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung dan wajib pajak

dikenakan sanksi administrasi bunga dan atau denda.

• Kewajiban pembayaran pajak terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang

Bayar (SKPDKB) atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan

(SKPDKBT) tidak dilakukan atau tidak sepenuhnya dilakukan oleh wajib pajak.

Pajak yang tidak atau kurang dibayar yang ditagih dengan STPD ditambah

dengan sanksi administrasi berupa denda bunga 2% (dua persen) sebulan untuk

Universitas Sumatera Utara


jangka waktu paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutang pajak. STPD

harus dilunasi dalam jangka waktu maksimal satu bulan sejak tanggal diterbitkan.

F. Pembayaran Dan Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terutang harus dilunasi/dibayar sekaligus

dimuka untuk masa 12 (dua belas) bulan. PKB dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari sejak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan

Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang

Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD), Surat Ketetapan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan

jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Pembayaran PKB yang terutang dilakukan

ke kas daerah bank atau tempat lain yang ditunjuk oleh Gubernur, dengan menggunakan

Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD). Hasil penerimaan pajak harus disetor ke kas daerah

paling lambat 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Gubernur, apabila

tanggal jatuh tempo pembayaran pada hari libur maka pembayaran dilakukan pada hari

kerja berikutnya.

Dalam keadaan tertentu Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan

persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran PKB

terutang dalam kurun waktu tertentu setelah memenuhi persyaratan yang

ditentukan.Pemberian persetujuan untuk mengangsur pembayaran pajak diberikan atas

permohonan wajib pajak.Angsuran pembayaran pajak yang terutang harus dilakukan

secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga 2% (dua persen)

sebulan.Persyaratan untuk dapat mengangsur atau menunda pembayaran angsuran

ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

Universitas Sumatera Utara


1. Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Jika pajak terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo pembayaran, Gubernur

atau Pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak. Penagihan

pajak dilakukan terhadap pajak terutang dalam Ketetapan Pajak Daerah (SKPD),

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) atau Surat Ketetapan Pajak

Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD),

Surat ketetapan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang

menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Penagihan pajak dilakukan

dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain

sejenis sebagai awal tindakan penagihan pajak. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari

sejak surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterima, wajib

pajak harus melunasi pajak yang terutang. Dan bila tidak dilunasi dalam jangka waktu

yang ditentukan dalam surat teguran atau surat peringatan ataupun surat lain yang

sejenis, akan ditagih dengan Surat Paksa. Tindakan penagihan pajak dengan Surat

Paksa yang dilanjutkan dengan tindakan penyitaan, pelelangan, pencegahan dan

penyanderaan jika wajib pajak tetap tidak mau melunasi utang pajaknya sebagaimana

mestinya.Dalam kondisi tertentu Gubernur dapat melakukan penagihan pajak tanpa

menunggu batas waktu pembayaran PKB yang ditetapkan oleh Gubernur berakhir.

G. Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan, Dan Atau Pengurangan Sanksi

Administrasi

Pendelegasian wewenang untuk memberikan keringanan/pengurangan denda pajak

kendaraan bermotor di atur oleh Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Dan Kekayaan

Aceh Nomor: 973/058/2014. Dan sekarang mengalami perubahan yaitu Keputusan

Universitas Sumatera Utara


Kepala Dinas Pendapatan Dan Kekayaan Aceh Nomor: 973/006/2016 yang baru saja di

berlakukan sejak akhir Mei 2016. Atas permohonan wajib pajak terdapat :

1. Pembetulan Ketetapan Pajak dilakukan karena penerbitan Ketetapan Pajak terdapat

kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung dan atau kekeliruan Penerapan Ketentuan

tertentu dalam Peraturan perundang-undangan Perpajakan Daerah.

2. Pembatalan Ketetapan Pajak dilakukan karena berdasarkan hasil pemeriksaan atas

Ketetapan Pajak yang dilaksanakan dengan data yang tidak benar, atau diterbitkan

tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan.

3. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terutang jika sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan dan

bukan karena kesalahannya.

H. Keringanan Dan Pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor

Berdasarkan permohonan wajib pajak, Gubernur dapat memberikan pengurangan,

keringanan, dan pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).Misalnya kendaraan

bermotor yang digunakan sebagai ambulans, mobil pemadam kebakaran dapat diberikan

dan atau keringanan pajak. Tata cara pemberian pengurangan, keringanan pembebasan

pajak ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

I. Kadaluarsa Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor

Hak Gubernur untuk melakukan penagihan pajak kendaraan bermotor yang

kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat

terutangnya pajak. Dalam keadaan tertentu kadaluarsa penagihan Pajak Kendaraan

Bermotor dapat ditangguhkan yaitu apabila kepada wajib pajak diterbitkan surat teguran

Universitas Sumatera Utara


dan surat paksa atau ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun

tidak langsung.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Sistem dan Prosedur Keringanan Denda Pajak Kendaraan Bermotor/Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu

Atap (SAMSAT) Lhokseumawe

1. Kebijakan Denda Keringanan Pajak:

a. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 11 Tahun 2012 pasal 25 ayat (1) disebutkan kepala

dinas dapat memberikan pengurangan sanksi administrasi berupa denda pajak paling

banyak sebesar 50%.

b. Keputusan Kepala Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh Nomor:973/058/2014 tentang

Pendelegasian Mendorong Untuk Memberikan Keringanan /Pengurangan Denda PKB

dan BBNKB kepada kepala UPTD/seksi pungutan khusus untuk kendaraan roda 2 (dua),

3 (tiga), 4 (empat), atau lebih dan alat berat bagi kendaraan bermotor milik perorangan

dan/atau badan usaha.

c. Pemberian keringanan dan atau pengurangan denda harus sesuai dengan domisili pemilik

kendaraan.

d. Pemberian keringanan diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Membuat Surat Permohonan lengkap dengan alasan keterlambatan diatas kertas

bermaterai;

2) Melampirkan fotocopy kartu tanda penduduk (KTP) atau identitas lainnya sesuai

dengan kepemilikan;

3) Melampirkan asli Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Nota Pajak/tanda

pelunasan yang terakhir beserta fotocopynya;

4) Melampirkan fotocopy Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB);

Universitas Sumatera Utara


5) Jika kendaraan rusak melampirkan Surat Keterangan Bengkel;

6) Kendaraan hilang/terbakar harus dilengkapi dengan Surat Keterangan dan Instansi

Yang Berwenang;

7) Fotocopy Kwitansi Jual Beli kalau terjadi Balik Nama/Peralihan Hak.

Para kepala UPTD/seksi pungutan diwajibkan unuk:

• Menyampaikan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) kepada wajib pajak

diwilayah kerjanya senagaimana contoh lampiran I;

• Membuat Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB)

• Membuat daftar perhitungan perincian pembayaran PKB/BBNKB

sebagaimana lampiran III;

• Menyimpan dan mengarsipkan berkas-berkas yang berkaitan dengan

pemberian keringanan dan atau pengurangan denda PKB/BBNKB;

• Mengirimkan tindisan SKPD KB serta laporan penerimaan bulanan kepada

DPKA selambat-lambatnya tanggal 4 bulan berikutnya;

e. Kriteria kendaraan yang dapat diberikan pengurangan denda keringanan PKB/BBNKB:

1) Kendaraan bermotor musnah atau telah dicabut STNK-nya oleh pihak kepolisian.

2) Kendaraan bermotor yang berada dalam sitaan Negara, yang dibuktikan dengan

surat perrnyataan dari instansi yang berwenang.

3) Kendaraan bermotor yang mengalami suatu kejadian akibat bencana alam.

4) Kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan berat, rusak dan terbakar.

f. Apabila nama pemilik yang tertera di STNK/SKPD berbeda dengan KTP, maka di

wajibkan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

g. Bila terlambat membayar dikenakan sanksi administrasi:

- Jumlah pajak yang terhutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 25% dari pokok pajak ditambah sanksi administrasi berupa bunga

Universitas Sumatera Utara


2% sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka

waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutang pajak.

- Setiap kendaraan bermotor wajib didaftarkan ke Kantor SAMSAT dalam jangka

waktu 30 hari kerja sejak saat penyerahan (BBNKB). Apabila melewati tanggal

faktur pembelian dikenakan sanksi administrasi 2% untuk setiap bulan

keterlambatan dalam jangka waktu paling lama 23 bulan.

h. Kriteria Pemberian Denda Keringanan:

Tabel : 4.1

Kriteria Pemberian Denda Keringanan

PERSYARATAN % PEJABAT YG
KRITERIA
DOKUMEN KERINGANAN BERWENANG

Kriteria 1 1. Surat permohonan 10% Kepala

bermaterai; UPTD/Ka.Subbag

2. (FOTOCOPY/ASLI) Tata Usaha

KTP nama pemilik dan/atau Kepala

sesuai dengan STNK; Seksi Pungutan.

3. STNK (asli)/Nota

Pajak/tanda pelunasan

pengesahan yang

terakhir beserta

fotocopynya.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1

Lanjutan

PERSYARATAN % PEJABAT YG
KRITERIA
DOKUMEN KERINGANAN BERWENANG

Kriteria 2 1. Surat Permohonan 30%

bermaterai;

2. KTP pemilik (asli);

3. Stnk (asli)/Nota

Pajak/tanda pelunasan

pengesahan yang

terakhir beserta

fotocopynya.

4. Fotocopy BPKB.

5. Surat bengkel (bila

rusak) atau surat

keterangan dari

instansi yang

berwenang (bila

terbakar)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1

Lanjutan

PERSYARATAN % PEJABAT YG
KRITERIA
DOKUMEN KERINGANAN BERWENANG

Kriteria 3 1. Permohonan bermaterai; 50%

2. KTP pemilik asli;

3. STNK (asli/Nota

Pajak/tanda pelunasan

pengesahan yang

terakhir beserta

fotocopynya.

4. Fotocopy BPKB;

5. Surat Bengkel (bila

rusak) atau surat

keterangan dari instansi

yang berwenang (bila

terbakar)

6. Lampirakan foto

kendaraan

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1

Lanjutan

PERSYARATAN % PEJABAT YG
KRITERIA
DOKUMEN KERINGANAN BERWENANG

Kriteria 4 1. Bila KTP dan STNK Wajib BBNKB

berbeda kepemilikan

kendaraan bermotor;

2. Fotocopy kwitansi

jual beli

2. Prosedur Kerja:

Adapun prosedur denda pajak kendaraan bermotor pada wajib pajak yang harus

dilakukan, yaitu:

1. Wajib Pajak membuat surat permohonan keringanan/pengurangan denda pajak

kendaraan bermotor,ditujukan kepada kepala UPTD DPKA dan/atauKepala Seksi

Pungutan Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh masing-masing di tempat.

2. Wajib Pajak melengkapi berkas permohonan yang berisi:

a) Surat Permohonan Keringanan/Pengurangan Denda PKB/BBNKB yang

bermaterai.

b) Fotocopy Kartu Identitas diri (KTP) atau identitas lainnya.

c) Fotocopy STNK.

d) Notice Pajak (SKPD) asli.

e) Surat Pendukung (yang masuk dalam kriteria kendaraan yang dapat diberikan

pengurangan denda pajak).

Universitas Sumatera Utara


3. Lampirankan bukti fisik (foto kendaraan tersebut).

4. Serahkan berkas ke UPTD DPKA dan/atau Kepala Seksi Pungutan (SAMSAT)

kab/kota masing-masing.

5. 14 (empat belas) hari terhitung sejak terbitnya disposisi pemberian

keringanan/pengurangan denda PKB dan BBNKB harus dilakukan pembayaran.

Apabila tidak dipenuhi sebagaimana waktu yang ditentukan maka pemberian

keringanan denda PKB/BBNKB tersebut diatas, dikenakan sanksi bunga 2% untuk

setiap bulan keterlambatan.

B. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Keringanan/Pengurangan Denda

Administrasi PKB/BBNKB pada Kantor Bersama SAMSAT

1. Wajib pajak mengajukan permohonan keringanan/pengurangan sanksi administrasi

yang bermaterai ke Kantor bersama SAMSAT melalui Loket Pendaftaran.

2. Petugas Loket Pendaftaran menerima surat permohonan kemudian meneliti

kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan

beserta persyaratannya sudah lengkap maka, Petugas Loket Pendaftaran mengirimkan

ke Kasubbag Tata Usaha untuk diteruskan ke Kepala UPTD/Petugas Tata Usaha

untuk diteruskan ke Kepala Seksi Pungutan, Petugas Tata Usaha secara exofficio

sebagai Petugas Loket Pendaftaran.

3. Kasubbag Tata Usaha/Petugas Tata Usaha yang ditunjuk Kasie Pungutan mencetak

SKPDKB dan daftar perhitungan pembayaran PKB/BBNKB, selanjutnya SKPDKB

diserahkan kepada wajib pajak sedangkan daftar perhitungan pembayaran

PKB/BBNKB digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Selain

SKPDKB, Petugas Loket Pendaftaran juga memberikan lembar isian Surat Tagihan

Pajak Daerah (STPD) PKB/BBNKB kemudian memastikan dokumen telah terisi

Universitas Sumatera Utara


dengan lengkap dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta

kelengkapannya ke Ka.UPTD /Kasi Pungutan.

4. Petugas Loket Pendaftaran meneliti persyaratan formal pengurangan atau keringanan

denda PKB/BBNKB. Apabila berkas permohonan pengurangan atau keringanan

denda PKB/BBNKB tidak memenuhi syarat, Petugas mengembalikan kepada wajib

pajak agar melengkapi persyaratan sesuai ketentuan atau membayar tanpa pemberian

keringanan sesuai denda yang tertera.

5. Dalam hal permohonan dapat diproses, Petugas Loket Pendaftaran meneliti dan

memaraf konsep Surat Permohonan Pengurangan atau Keringan Denda kemudian

meneruskan kepada Kepala UPTD. Kasubbag Tata Usaha setelah disposisi

pengurangan denda PKB/BBNKB dan dikurangi dengan pengurangan/keringanan

denda PKB/BBNKB.

6. Sebelum Petugas mencetak lembar Daftar Perhitungan Pembayaran PKB/BBNKB

untuk pengurangan atau keringanan denda pajak supaya memberikan tanda

(√)/memilih check list pada Aplikasi Keringanan Denda Pajak, kemudian Kasubbag

TU/Petugas Tata Usaha pada Kasie Pungutan atau Petugas yang di tunjuk untuk

mencetak Daftar Perhitungan Pembayaran PKB/BBNKB atas pengurangan atau

keringanan denda pajak, serta memberikan ke wajib pajak, kemudian meneruskannya

kepada Petugas Tata Usaha yang ditunjuk oleh Kepala Seksi Pungutan/Kepala Subbag

Tata Usaha beserta berkas permohonan dari wajib pajak.

7. Kepala Subbag Tata Usaha/Petugas Tata Usaha yang ditunjuk oleh Kepala Seksi

Pungutan meneliti dan memaraf Konsep Surat Permohonan Denda Keringanan,

kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor UPTD/Kepala Seksi Pungutan

beserta lampiran berkas permohonan dari wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara


8. Kepala Kantor UPTD/Kepala Seksi Pungutan menandatangani Surat Pengantar dan

meneruskannya kepada Kasubbag Tata Usaha/Petugas Tata Usaha yang ditunjuk oleh

Kepala Seksi Pungutan.

9. Kepala Seksi Pungutan/Kasubbag Tata Usaha menugaskan petugas pelaksana untuk

menatausahakan dan mengirim Surat Pengantar, Surat Permohonan Pengurangan atau

Keringanan Denda Pajak.

C. Alur Keringanan Denda PKB/BBNKB

1. Wajib pajak mengajukan permohonan melalui petugas loket pendaftaran.

2. Kasubbag TU/Petugas TU memerintahkan petugas penetapan untuk mengumpulkan data

PKN/BBNKB yang harus dibayar.

3. Petugas loket pendaftaran menerima dari Kasubbag TU/Petugas TU bila berkas

permohonan tidak lengkap.

4. Kasubbag TU/Petugas TU menerim dari petugas loket pendaftaran dan mengirimkan

surat permohonan keringanan pajak ke Ka. UPTD/Kasie Pungutan untuk diproses.

5. Ka.UPTD/Kasie Pungutan menangani surat permohonan berdasarkan FIFO, serta

diproses melalui aplikasi menggunakan ‘user id’ Ka. UPTD/Kasie/Kasubbag dengan

tanda checked (v).

6. Menugaskan petugas loket penetapan membuat cross check pada aplikasi terkait

permohonan keringanan pajak serta menghitung denda pajak sebelum keringanan.

7. Kepala Subbag TU/Petugas TU menerima hasil perhitungan dari petugas pendaftaran

untuk selanjutnya memberikan arahan proses/teruskan ke petugas pembayaran.

8. Petugas pembayaran menerima disposisi persetujuan dan WP melakukan pembayaran

berdasarkan hasil proses persetujuan keringanan denda berdasarkan urutannya (FIFO).

9. Petugas memproses keringanan pajak dan menyerahkan SKPD kepada WP.

Universitas Sumatera Utara


D. Sanksi-Sanksi Bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Jika Tidak Memenuhi

Kewajiban Perpajakannya

1. Sanksi Denda

Sanksi denda dapat dikenakan apabila, wajib pajak terlambat mendaftarkan pajak

kendaraan bermotor, membayar Pajak Kendaraan Bermotor, dan denda Bea Balik Nama

sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka

waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

E. Kebijakan-Kebijakan Yang Dilakukan Kantor Sistem Administrasi Manunggal

Satu Atap (SAMSAT) Kepada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Adapun kebijakan yang diambil oleh Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu

Atap (SAMSAT) Lhokseumawe sebagai berikut :

1. Mempermudah wajib pajak dalam mendaftarkan kendaraan bermotornya

Dalam hal pendaftaran kendaraan bermotor wajib pajak diberikan sarana berupa

formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB).Wajib pajak hanya

perlu menyiapkan berkas-berkas kendaraan bermotornya yang kemudian diserahkan kepihak

fiskus untuk diperiksa dan kemudian ditetapkan pajak kendaraan bermotornya.

2. Memberikan jasa pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor secara cepat.

Untuk mendukung kegiatan pelayanan secara cepat dan akurat, haruslah didukung

dengan sarana komputerisasi secara on line sehingga pelayanan terhadap wajib pajak dapat

dilakukan dalam tempo satu hari.Dan juga petugas diarahkan untuk lebih memprioritaskan

wajib pajak yang langsung dari pada kuasa wajib pajak.Untuk itu disiapkan loket-loket bagi

wajib pajak dan kuasa wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara


3. Perlakuan adil terhadap wajib pajak kendaraan bermotor

Aspek keadilan sangat dibutuhkan oleh wajib pajak, oleh karena itu Kantor Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan dalam hal ini memberikan

pelayanan yang sama kepada setiap wajib pajak yang akan mendaftarkan maupun yang

melakukan pembayaran kendaraan bemotornya. Dalam melakukan pelayanannya fiskus

melakukannya tanpa membedakan atau mendahulukan wajib pajak tertentu.

Aspek keadilan yang dilakukan kepada wajib pajak, tidak hanya perlakuan dalam

pelayanan akan tetapi secara keseluruhan yang terkait dengan wajib pajak, seperti sosialisasi

terhadap wajib pajak, bahkan sanksi terhadap yang tidak melakukan pembayaran pajak,

walaupun ada pertimbangan tertentu yang bisa dilakukan namun tidak mengurangi nilai dasar

keadilan. Misalnya, pertimbangan aspek ekonomi. Yang kerap menjadi masalah wajib pajak

yang tidak melakukan pembayaran. Namun kebijakan ini harus dengan pertimbangan yang

jelas, dengan bukti kondisi ekonomi wajib pajak.

Dengan keadilan yang dirasakan oleh wajib pajak maka pajak akan sangat antusias

dalam melaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor. Adanya wajib

pajak yang mau melaksanakan kewajibannya dengan baik adalah merupakan suatu

perwujudan dari pengabdian rakyat (masyarakat wajib pajak) terhadap daerah dan berperan

serta dalam pembangunan.

E. Jumlah Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBN KB) Selama 3 Tahun Terakhir Di Kota

Lhokseumawe

Universitas Sumatera Utara


Tabel : 4.2

Target dan Realisasi PKB Pada UPTD Wil-IV

PERSENTASE
TAHUN
NO REALISASI (RP) PENINGKATAN ATAU
ANGGARAN
PENURUNAN REALISASI (%)
1 2013 21.308.575.370 21.82

2 2014 22.153.701.946 3.97

3 2015 23.841.595.035 7.62

Sumber : SAMSAT Lhokseumawe UPTD Wilayah IV 2015

Tabel : 4.3

Target dan Realisasi BBNKB Pada UPTD Wil-IV

PERSENTASE
TAHUN
NO REALISASI (Rp) PENINGKATAN ATAU
ANGGARAN
PENURUNAN REALISASI (%)
1 2013 488.207.802 -11.88

2 2014 576.974.951 18.18

3 2015 543.667.760 -5.77

Sumber : SAMSAT Lhokseumawe UPTD Wilayah IV 2015

Dilihat dari tabel di atas jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang telah ditetapkan oleh fiskus selama 3

tahun terakhir yaitu :

Pada Tahun 2013 :

Penerimaan PKB pada tahun 2013 sebesar Rp. 21.308.575.370 meningkat dari tahun 2012

sebesar 21.82%. Sedangkan penerimaan BBNKB tahun 2013 yang terealisasi sebesar Rp.

488.207.802 dan bila dipresentasikan dibanding tahun 2012 sebesar -11.88%. Dapat kita lihat

dari data diatas pada tahun 2013 jumlah penerimaan PKB terjadi peningkatan dari tahun lalu

Universitas Sumatera Utara


dan BBNKB terjadi penurunan dari tahun lalu. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa wajib

pajak semakin sadar pentingnya BBNKB tetapi belum memahami manfaat BBNKB.

Pada Tahun 2014:

Penerimaan PKB pada tahun 2014 sebesar Rp. 22.153.701.946 meningkat dari tahun 2013

sebesar 3.97%. Sedangkan penerimaan BBNKB pada tahun 2014 yang terealisasi sebesar Rp.

576.974.951 dan bila dipresentasikan dibanding tahun 2013 sebesar 18.18%. Maka pada

tahun 2012 jumlah penerimaan PKB dan BBNKB sangat baik.

Pada Tahun 2015:

Penerimaan PKB pada tahun 2015 sebesar Rp. 23.841.595.035 meningkat dari tahun 2014

sebesar 7.62%. Sedangkan penerimaan BBNKB pada tahun 2015 yang terealisasi sebesar Rp.

543.667.760 dan bila dipresentasikan dibanding tahun 2014 sebesar Rp. -5.77%. Maka pada

tahun 2015 jumlah penerimaan PKB terjadi peningkatan dari tahun lalu dan BBNKB terjadi

penurunan dari tahun lalu. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa wajib pajak semakin sadar

pentingnya BBNKB tetapi belum memahami manfaat BBNKB.

G. Faktor Yang Menyebabkan Masih Banyaknya Wajib Pajak Tidak Membayar

Pajak Kendaraan Bermotor

1. Rendahnya Kesadaran Wajib Pajak

Kurangnya kesadaran wajib pajak membayar Pajak Kendaraan Bermotor

membuat kendala dalam upaya peningkatan penerimaan.Mereka berupaya

mengelakkan pembayaran besar yang dibebankan, hal ini dapat merugikan Negara

dan menghambat pembangunan.

2. Keadaan Ekonomi

Walaupun wajib pajak telah terdaftar di wilayah Kantor Sistem Administrasi

Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) sebagai pemilik atau penguasaan atas

Universitas Sumatera Utara


kendaraan bermotor, tetapi akibat faktor ekonomi mereka cendrung tidak dapat

melunasi besarnya pajak yang terutang sesuai dalam jangka waktu yang telah

ditetapkan. Ini disebabkan tingkat penghasilan masih dibawah standar.Sehingga

untuk pembayaran pajaknya sangat sulit dilakukan.

3. Kurangnya Penyuluhan dari Petugas Pajak

Aparat penyuluhan merupakan ujung tombak dalam melaksanakan

penyuluhan.Para penyuluhan harus mempunyai kualitas sehingga mereka mampu

menguasai materi pajak kendaraan bermotor.Aparat penyuluhan langsung

berhadapan dengan wajib pajak yang memiliki latar belakang dan pendidikan yang

berbeda.Kendala yang dihadapi masih kurangnya tenaga penyuluhan yang

mempunyai kualitas dan kuantitas yang siap pakai untuk diterjunkan kelapangan.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dasar Dasar pengenaan PKB dihitung sebagai unsur pokok yaitu :

Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang

diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor.

2. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berdasarkan Peraturan Gubernur

Nomor 11 Tahun 2012, adapun besarnya tarif sebagai berikut :

2.1 Untuk kendaraan bermotor bukan umum 1,5%

2.2 Untuk kendaraan bermotor umum orang 0,75%

2.3 Untuk kendaraan umum barang 0,75%

2.4 Untuk kendaraan pemerintah 0,75%

2.5 Untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar 0,2%

3. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan oleh 3 (tiga) Instansi Pemerintah

yang bergabung di dalam Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap

(SAMSAT) yaitu :

3.1 Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam.

3.2 Pemerintah Daerah Aceh yaitu Dinas Pendapatan Daerah Dan Kekayaan Aceh.

3.3 Departemen Keuangan yaitu PT. (Persero) Jasa Raharja.

4. Faktor-faktor yang menyebabkan masih banyaknya wajib pajak tidak memenuhi

kewajibannya dalam membayar pajak kendaraan bermotor adalah :

4.1 Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melakukan kewajibannya

membayar pajak kendaraan bermotor.

Universitas Sumatera Utara


4.2 Keadaan ekonomi wajib pajak yang tidak memungkinkan untuk melakukan

kewajiban perpajakannya lagi.

4.3 Kurangnya penyuluhan dari petugas pajak, guna memberikan kesadaran bagi

wajib pajak dalam melakukan kewajibannya.

5. Kadaluarsa Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor

Hak Gubernur untuk melakukan penagihan pajak kendaraan bermotor menjadi

kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutang pajak.

Kadaluarsa penagihan Pajak Kendaraan Bermotor dapat ditangguhkan apabila

diterbitkan surat teguran dan atau surat paksa, dan adanya pengakuan utang pajak dari

wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung.

6. Penghapusan Piutang Pajak Kendaraan Bermotor

Piutang pajak kendaraan bermotor yang penagihannya sudah kadaluarsa dapat

dihapuskan.Penghapusan piutang pajak dilakukan oleh Gubernur berdasarkan

permohonan penghapusan piutang pajak dari Kepala Dinas Pendapatan Dan Kekayaan

Aceh.

7. Jumlah Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBN KB) yang telah ditetapkan oleh fiskus selama 3 tahun terakhir

mengalami peningkatan maupun penurunan dari anggaran yang telah ditetapkan. Hal

ini membuktikan tingkat kesadaran wajib pajak di Lhokseumawe dalam melakukan

pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan baik. Dan upaya penyuluhan dari

petugas pajak, guna memberikan kesadaran bagi wajib pajak dalam melakukan

kewajibannya dilakukan sangat baik.

Universitas Sumatera Utara


B. Saran

1. Penerapan pajak kendaraan bermotor sebaiknya berdasarkan tipe, merk, dan nilai jual

kendaraan bermotor, dan dalam penetapan tarif pajak kendaraan bermotor Pemerintah

hendaknya melakukan survey guna mengetahui tingkat kemampuan dari masyarakat.

2. Hendaknya petugas-petugas yang berada di Instansi Direktorat Jenderal Lalu Lintas,

Dinas Pendapatan Daerah, PT. Jasa Raharja melakukan koordinasi agar bisa bekerja

lebih maksimal tanpa mengabaikan hak-hak wajib pajak.

3. Untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak, hendaknya Pemerintah melakukan

penyuluhan dan sosialisasi mengenai pentingnya pajak, dan dalam penetapan pajak

Pemerintah hendaknya memperhatikan azas ekonomis.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Maharani, Sylviana. 2011. Tata Cara Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan

Bermotor Yang Kadaluarsa Pada Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap

(SAMSAT) Medan Selatan. Tugas Akhir. Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

Mardiasmo,2013, Perpajakan,Andi, Yogyakarta.

Priantara, Diaz. 2012. Perpajakan Indonesia Edisi 2. Mitra Wacana Media.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat

Suandy, Erly. 2008, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Surat Keputusan Kepala Dinas Nomor 973-006-2016 Tentang Keringanan/Pengurangan

Denda Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Aceh.

Peraturan Gubernur Aceh Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Susunan Organisasi Pelaksanaan

Teknis Dinas Pada Dinas Pendapatan Dan Kekayaan Aceh.

Peraturan Gubernur Aceh Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Qanun Aceh Nomor 2

Tahun 2012.

Qanun Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pajak Aceh.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai