TATALAKSANA KASUS RSUD dr. H. MARSIDI JUDONO KABUPATEN BELITUNG
Fibrinolisis (ICD IX 99.10)
Pengertian Fibrinolitis merupakan salah terapi reperfusi secara farmakologis
pada pasien infark miokard akut disertai dengan elevasi segmen ST (IMA-EST)
Indikasi 1. Pasien IMA-EST dengan onset kurang dari 12 jam
2. Apabila terdapat fasilitas intervensi koroner perkutan, fibrinolisis dianjurkan bila waktu tempuh ke fasilitas rujukan lebih dari 2 jam
Kontraindikasi
Langkah 1 : Nilai waktu dan risiko
Prosedur Tindakan Waktu sejak awitan gejala (kurang dari 12 jam) Waktu yang dibutuhkan untuk pemindahan ke pusat kesehatan yang mampu melakukan IKP (>120 menit) Risiko fibrinolisis dan indikasi kontra fibrinolisis
Langkah 2 : Persiapan alat
Troli emergensi Defibrilator Monitor EKG IV line 2 jalur bila kondisi hemodinamik tidak stabil Langkah 3 : Tentukan regimen fibrinolitik
*Kontraindikasi spesifik untuk streptokinase : pasien yang
sebelumnya pernah mendapat streptokinase
Waktu dari pertama kali pasien masuk ke rumah sakit
sampai dimulainya infus fibrinolitik (door to needle) yang dianjurkan adalah 10 menit
Langkah 4: Koterapi antiplatelet
Aspirin Dosis awal 150-300 mg per oral, dilanjutkan
dengan maintenans 75-100 mg/hari
Clopidogrel Dosis awal 300 mg per oral, dilanjutkan dengan
maintenans 75 mg/hari
Pada pasien berusia ≥75 tahun, dosis awal 75
mg, dilanjutkan maintenans 75mg/hari
Langkah 4: Koterapi antikoagulan
Enoxaparin Pasien <75 tahun:
30 mg iv bolus, dilanjutkan 15 menit
kemudian dengan dosis 1 mg/kg s.k setiap 12 jam sampai revaskularisasi/keluar dari rumah sakit, maksimal 8 hari. Dosis maksimal 100mg per injeksi
Pasien ≥ 75 tahun:
Tanpa iv bolus, dosis awal s.k 0.75
mg/kg dengan dosis maksimal 75 mg per injeksi untuk dua dosis s.k pertama
Pasien dengan eGFR <30ml/min/1.73m2 :
dosis s.k diberikan 1x/24 jam
UFH 60 IU/kg i.v bolus dengan dosis maksimal 4000
IU, dilanjutkan dengan i.v infus 12 IU/kg dengan dosis maksimal 1000 IU/jam selam 24- 48 jam. Target aPTT: 50-70 s atau 1.5-2 x kontrol, monitoring dilakukan pada jam ke-3, 6,12 dan 24 jam.
Fondaparinux mg i.v bolus dilanjutkan dengan 2.5 s.k/24 jam
sampai keluar dari rumah sakit atau maksimal 8 hari
Fondaparinux hanya digunakan pada
pemberian streptokinase
Langkah 5 : Monitoring pemberian fibrinolitik
Pemantauan dilakukan setiap 10 menit : tanda vital,
keluhan, irama jantung Pemantauan komplikasi yang mungkin terjadi : hipotensi, perdarahan, alergi, aritmia Tatalasakana hipotensi: o Tetesan streptokinase dilambatkan atau dihentikan o Beri carian RL/NaCl 100cc (10 menit) bila pasien tidak distress napas o Tetesan dilanjutkan bila tekanan darah sistolik kembali >90 mmhg Tatalaksana perdarahan o Perdarahan ringan : penekanan pada sumber perdarahan o Perdarahan berat : streptokinase dihentikan o Bila terdapat perdarahan intrakranial: FFP 12ml/kg, asam traneksamat 3x1 gram, cryoprecipitate bila kadar fibrinogen <1 g/liter Tatalaksana aritimia : sesuai dengan algoritma ACLS o Aritimia reperfusi yang tidak memerlukan tatalaksana khusus : PVC, idiopathic ventricular rhythm Tatalaksana alergi: o Alergi ringan : anti histamin (inj. Difenhidramin 10 mg i.v) o Alergi berat : inj. Dexametason 5 mg i.v
Langkah 6 : Tanda keberhasilan fibrinolisis
Resolusi segmen ST >50% dalam 60-90 menit pasca
fibrinolisis Nyeri dada berkurang Adanya aritmia reperfusi
Tingkat Evidens A
Tingkat I Rekomendasi
Penelaah Kritis SMF Jantung dan pembuluh darah
1. Pedoman tatalakana sindrom koroner akut PERKI edisi ke- Kepustakaan 4. 2018. 2. 2017 ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting with ST- segment elevation