Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BUDAYA PERUSAHAAN

RESUME BAB 4

Kelompok 3:

1. Mutia Dea Haruya 18311217


2. Mgs Muhamad Ilham Rafiansyah 18311223
3. Maharani Sukma Dewi 18311240
4. Anindya 18311244
5. Andriani Hanifah Khoiri 18311253

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2021
BAB 4

BUDAYA NASIONAL

Apa Itu Budaya Nasional?

Budaya nasional merupakan budaya yang tumbuh dan berkembang di dalam


masyarakat yang tinggal di sebuah wilayah (negara). Masyarakat yang tinggal di sebuah
negara dianggap memiliki kesamaan-kesamaan dan tujuan publik yang sama. Budaya
nasional mulai dipelajari karena banyaknya perusahaan multinasional yang gagal ketika
berinvestasi secara langsung dengan mendirikan perusahaan di negara lain (anak perusahaan)
oleh sebuah perusahaan yang berlokasi di negara yang berbeda (induk perusahaan). Investasi
langsung bertujuan untuk mengelola sumber daya secara efisien sehingga bisa mendapatkan
laba yang lebih besar. Namun, banyak dari perusahaan multinasional gagal dalam mengelola
anak perusahaannya salah satunya karena persoalan manajemen.

Pada umumnya, perusahaan induk menempatkan orang-orangnya pada anak


perusahaan serta membawa pola manajemen yang sama dengan perusahaan induk. Dengan
asumsi bahwa orang-orang tersebut sudah berpengalaman dan juga pola manajemen yang
dibawa juga telah diterapkan di perusahaan induk dan berhasil. Akan tetapi, pada
kenyataannya tidak semua pola manajemen induk perusahaan dapat diterapkan di negara lain.
Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pandang, pola pikir, serta budaya masyarakat
pada masing-masing negara yang mempengaruhi pola manajemen dari masing-masing negara
berbeda. Maka dari itu, budaya nasional merupakan variabel inti yang membuat praktik
manajemen setiap negara itu berbeda.

Dimensi-Dimensi Budaya Nasional

Perbedaan nilai-nilai kerja dari setiap negara salah satunya disebabkan oleh perbedaan
budaya pada setiap negara (budaya nasional). Perbedaan nilai-nilai kerja secara umum dibagi
menjadi 5 dimensi yaitu:

1. Power Distance

Power distance merupakan dimensi budaya nasional yang mengungkap jarak hubungan
atau tingkat ketidaksetaraan antara bawahan dengan atasan, antara seseorang dengan
status sosial lebih rendah dengan seorang yang memiliki status sosial lebih tinggi, dan
atau antara orang yang tidak berkuasa dengan orang yang berkuasa. Ketidaksetaraan
hubungan dibedakan menjadi dua yaitu large power distance dan small power distance.
Dalam large power distance, orang yang tidak berkuasa cenderung bergantung kepada
orang yang memiliki kekuasaan. Pihak yang berkuasa dan tidak berkuasa menyadari
bahwa kedudukan masing-masing berbeda sehingga seolah-olah peran setiap pihak juga
berbeda. Dalam small power distance, pihak yang berkuasa dan tidak berkuasa memiliki
kedudukan yang relatif setara dan memiliki tingkat ketergantungan yang cenderung
rendah atau dengan kata lain saling tergantung tidak hanya satu pihak yang bergantung
pada pihak lain.

2. Individualism vs Collectivism

Dimensi kedua yaitu negara akan diidentifikasi melalui struktur sosial dimana
masyarakat negara tersebut cenderung individual atau kolektif. Individualism berkaitan
dengan masyarakat di mana hubungan antar individu begitu renggang dan setiap orang
cenderung lebih peduli pada dirinya dan keluarga dekatnya. Sedangkan collectivism
berkaitan dengan masyarakat dimana seseorang sejak dilahirkan merupakan bagian
internal dari kelompok masyarakat.

3. Masculinity vs Femininity

Saat ini, banyak pihak yang menyuarakan mengenai persamaan hak antara kaum wanita
dengan kau pria. Namun, harus diakui bahwa memang kaum wanita memiliki batasan-
batasan tertentu yang berbeda dengan kaum pria. Selain perbedaan biologis, pria dan
wanita juga berbeda secara behavioral. Wanita cenderung lebih feminin, lebih sensitif,
statis dan lebih perhatian serta cenderung lebih bersuara. Pria cenderung lebih maskulin,
lebih kompetitif, dinamik, dan lebih asertif.

4. Uncertainty Avoidance

Masa yang akan datang merupakan sesuatu yang tidak diketahui (unknown), tidak bisa
diprediksi (unpredictable), dan tidak pasti (uncertain). Ada kelompok yang beranggapan
bahwa ketidakpastian merupakan bagian dari hidup dan tidak perlu dicemaskan sehingga
mereka memiliki toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian. Kelompok ini termasuk
strong uncertainty avoidance. Di sisi lain, ada juga kelompok merasa takut terhadap
ketidakpastian dan menganggap ketidakpastian sebagai sebuah ancaman sehingga
mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap ketidakpastian. Mereka beranggapan
bahwa ketidakpastian perlu diupayakan dan diantisipasi sedini mungkin untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang buruk. Kelompok ini termasuk weak uncertainty
avoidance.

5. Short-term vs Long-term Orientation

Dimensi ini menjelaskan masyarakat dibedakan berdasarkan orientasi mereka terhadap


waktu yang terbagi menjadi masyarakat yang berorientasi jangka pendek dan masyarakat
yang berorientasi jangka panjang.

Manajemen/organisasi Lintas Budaya

Studi organisasi dan manajemen tidak lagi value free karena setiap negara memiliki
kultur yang berbeda sehingga dapat memiliki pola manajemen yang berbeda. Setelah itu
kemudian muncul istilah comparative management. Teori dari Hofstede mendapat kritikan
meskipun teori tersebut sangat terkenal. Sehingga, jika ingin menerapkan teori ini maka perlu
diperhatikan asumsi dan kelemahannya.

Anda mungkin juga menyukai