Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

BUDAYA NASIONAL
Apa itu budaya nasional?

Dalam lingkup kajian budaya istilah budaya nasional bisa dikatakan sebagai istilah yang
relatif baru, yaitu baru muncul sekitar tahun 1970 an.Konsep budaya nasional mulai menjadi
perhatian serius para antropolog, teoritis organisasi dan para ahli manajemen semenjak bisnis
lintas negara berkembang begitu pesat. Dari kenyataan itulah para teoritis organisasi dan
manajemen mengembangkan teori-teori baru yang diharapkan bisa menutup kelemahan -
kelemahan teori yang berkembang pada periode sebelumnya dengan memasukkan konsep
budaya nasional sebagai variabel moderasi maupun sebagai variabel intervening yang
memungkinkan teori-teori organisasi dan manajemen bisa diaplikasikan pada masyarakat yang
memiliki latar belakang kultural berbeda.
Untuk bisa memahami konsep budaya nasional lebih mendalam tampaknya kita tidak
bisa lepas dari hasil karya Geertz Hofstede, Hofstede memberikan pengertian budaya nasional
sebagai budaya yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang tinggal di sebuah
wilayah atau negara pengertian ini menunjukkan bahwa sekelompok orang atau masyarakat yang
tinggal di sebuah negara dianggap memiliki kesamaan kesamaan dan tujuan publik yang sama
oleh karenanya di dalam masyarakat tersebut tumbuh dan berkembang sebuah budaya yang
disebut budaya nasional.

Dimensi - dimensi budaya nasional

Terdapat 4 dimensi menurut Hofstede yakni:


❏ Power distance atau jarak kekuasaan
❏ Individualism - collectivism
❏ Masculinity - femininity
❏ Uncertainty avoidance atau menghindari ketidaktentuan

1. Power distance
Ialah dimensi budaya nasional yang mengungkap jarak hubungan tingkat ketidak setaraan
antara bawahan dengan atasan, antara seseorang dengan status sosial lebih rendah dengan
seseorang yang memiliki status sosial lebih tinggi dan antara orang yang tidak memiliki
kekuasaan dengan orang yang berkuasa. Menurut Hofstede ketidak setaraan hubungan tersebut
dibedakan menjadi 2 yaitu large power distance dan small power distance.
Maksud dari large power distance bahwa orang yang tidak memiliki kekuasaan
cenderung bergantung kepada orang memiliki kekuasaan. Hubungan mereka memiliki jarak yang
cukup lebar dan hierarki namun dianggap sesuatu yang normal. Sedangkan small power distance
cenderung sebaliknya karena jarak hubungan yang relatif sempit maka kedudukan antara orang
yang tidak memiliki kekuasaan dengan orang yang berkuasa relatif setara, sehingga Baik
kelompok yang berkuasa maupun tidak berkuasa sesungguhnya saling tergantung.

2. Individualism vs Collectivism

Masyarakat memiliki struktur sosial yang berbeda. Ada kelompok masyarakat yang
cenderung lebih individual dan cenderung kolektif. Perbedaan ini bukan hanya terhadu pada
masyarakt tradisional, namun juga terjadi ada masyarakat modern. Masyarakat modern
cenderung lebih kolektif. Mereka akan saling bergantung satu sama lain. Jauh berbeda dengan
masyarakat modern. Kehidupan masyarakat modern (perkotaan) berpusat pada masing-masig
individu dan keluarga dekatnya. Interaksi antar individu sangat renggang, kecuali dengan orang-
orang yang sangat dekat. Selain itu, perbedaan struktur sosial ini juga terjadi antar negara.
3. Uncertainty Avoidance

Uncertainty avoidance merupakan dimensi budaya nasional yang menjelaskan toleransi


atau tingkat keterncaman seseorang atau masyarakat terhadap situasi yang tidak menentu dan
reaksinya terhadap situasi tersebut. Uncertainty avoidance dibedakan menjadi strong
uncertainty dan weak uncertainty avoidance. Strong uncertainty avoidance adalah toleransi yang
relatif rendah terhadap situasi ketidapastian. Sedangkan weak uncertainty avoidance cenderung
toleran terhadap ketidakpastian di mana tidak memandang ketidakpstian bukan sebagai ancaman.

4. Masculinity dan Feminity

Masculinity berkaitan dengan pola pikir mayarakat di mana kaum pria lebih asertif,
kompetitif, tega, dan macho. Sedangkan feminity merupakan pola pikir masyarakat yang tidak
secara tegas membedakan peran masing-masing gender di mana baik pria maupun wanita
dituntut lebih tegas namun di saat yang sama diharapkan kooperatif.

5. Short-term vs Long-term Orientation

Pada dimensi ini masyarakat dibedakan berdasarkan orientasi mereka terhdap waktu yaitu
masyarkat yang berorientasi jangka pendek dan yang berorientasi jangka panjang. Berikut
perbedaan antara short-term dan long-term orientation
Kritik Terhadap Hofstede

Kritik paling tajam diemukakan oleh Brendan McSweeney dan Tony Fang yang
menyatakan bahwa penelitian Hostede secara konseptual banyak mengandung kelemahan.
Kelemahan utamanya, yaitu metodologi yang digunakan Hofstede. Berikut kritiik McSweeney
terhadap Hofstede :

1. Homoginitas sample

2. Istilah budaya nasional dengan membandingkannya dengan budaya organisasi dan budaya kerja

Disamping kritikan yang muncul, terdapat pembelaan sekaligus mengkritik McSweeney oleh
Williamson. Ia mengatkan jika kritiknya McSweeney yang keliru tidak ditanggapi ulang, bisa
jadi peneliti-peneliti berikutnya yang akan menggunakan konsepnya Hofstede tidak lagi
mendapatkan tempat. Sebaliknya, jika persoalan ini diluruskan maka diyakini mereka yang akan
menggunakan pendekatan fungsional dalam penelitian lintas budaya akan semakin marak.

Manajemen/Organisasi Lintas Budaya

Muncul genre baru dalam studi orgaisasi dan manajemen, yaitu comparative
management yang berbasis pada perbedaan budaya (nasional). Kesadaran ini muncul pada awal
tahun 1960-an ketika para akademisi Amerika mulai menyuarakan pentingnya
mempertimbangkan perspektif budaya dalam teori dan praktik manajemen. Namun kesadaran ini
belum sepenuhnya disadari oleh para peneliti hingga Hofstede mempublikasikannya pada tahun
1980.

Anda mungkin juga menyukai