Anda di halaman 1dari 2

PERILAKU KONSUMEN HOSPITALITY

Emil Samara1
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Pendahuluan
Penelitian tentang keterkaitan antara agama dan pariwisata akan menjadi topik yang
menarik untuk dibahas. Namun, karena sensitivitas subjek yang tinggi, peneliti harus sangat
selektif dan hati-hati. Dengan demikian topik wisata religi masih terbuka untuk dieksplorasi
dan dikaji (Collins- Kreiner & Wall, 2015; El-Gohary, 2016).
Pariwisata dan perhotelan dianggap sebagai elemen yang erat kaitannya dengan
social dan budaya, yang kemudian mewakili dimensi etnis dan agama (Stephenson et al.,
2010), yang berarti bahwa pariwisata tidak hanya dipersepsikan dalam pandangan Islam
tetapi dapat diasosiasikan dengan agama lain. Berdasarkan peringkat indikator yang
ditetapkan oleh Dinar Standard, Malaysia diakui sebagai negara yang memenuhi semua
kriteria, disusul oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki di urutan teratas. tempat kedua dan
ketiga. Namun, negara-negara minoritas Muslim seperti Thailand berada di peringkat
sepuluh besar. Hal ini mengatakan bahwa pariwisata Muslim sangat diakui, dan pasarnya
sendiri tumbuh secara signifikan.
Literatur mengungkapkan bahwa produk dan layanan pariwisata yang memenuhi
kebutuhan wisatawan Muslim dikonseptualisasikan sebagai “pariwisata halal”, “pariwisata
islami”, atau “pariwisata ramah muslim”, atau “pariwisata syariah”. Istilah-istilah ini relatif
baru dalam literatur akademis dan muncul sebagai jenis pariwisata baru (Yagmur et al.,
2019; El-Gohary, 2016; Bhuiyan et al., 2011).
Wisata halal merupakan salah satu konsep yang muncul terkait dengan konsep halal
dan telah didefinisikan secara berbeda. Secara sederhana, konsep halal mengacu pada
kegiatan yang diperbolehkan berdasarkan syariah yang harus dipatuhi oleh umat Islam.
Tidak semua kegiatan diperbolehkan dalam konsep halal dan harus dengan perilaku yang
baik (Mohsin et al., 2016; Battour & Ismail, 2016). Konsep ini dapat dengan mudah
dikaitkan dengan kegiatan pariwisata dimana biasanya tidak ada batasan untuk kegiatan
tersebut di hotel, resor, restoran, pantai, tempat rekreasi lainnya, atau kegiatan yang
berhubungan dengan promosi dan pemasaran. Konsep ini mencakup paket wisata dan
destinasi yang dirancang khusus untuk memenuhi pertimbangan dan kebutuhan Muslim.
Wisata halal memiliki kepedulian dan sangat selektif dalam memilih kegiatan yang
sesuai dengan syariah (Jafari & Scott, 2014). Zamani-Farahani & Henderson (2010)
menambahkan bahwa wisata halal adalah jenis wisata yang terutama menarik minat umat
Islam yang lebih memilih untuk tinggal di budaya mereka sendiri, sedangkan Ala-Hamarneh
(2011) menggambarkan wisata halal terdiri dari sebagai ekonomi, budaya, dan budaya.
konsep keagamaan (El-Gohary, 2016).
Pembahasan
Pembahasan harus melanjutkan tema yang dijanjikan di bagian Pendahuluan. Sub-
pokok bahasan ditulis dalam huruf miring seperti contoh di bawah [10], [11]. Pembahasan
harus bersifat kontekstual dan tidak ada kutipan langsung.
Sub-pokok bahasan

1
Covina Barbaran, Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang
Bagian ini harus membahas sesuai judul sub-pokok bahasan. Tidak diperkenankan
membuat sub sub-pokok bahasan tambahan. Gunakan IEEE di menu Mendeley.
Kesimpulan
Tutup tulisan Anda dengan kesimpulan singkat. Keseluruhan jumlah kata adalah
2500-3000 dari Pendahuluan hingga Daftar Pustaka.

Daftar Pustaka
[1] B. S. Mózo, “Efek Pemberitaan Media Massa terhadap Persepsi Masyarakat Tentang
Virus Corona (Studi Kasus; Masyarakat di Pamekasan),” J. Chem. Inf. Model., vol. 53,
no. 9, pp. 1689–1699, 2017, doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
[2] J. A. Dani and Y. Mediantara, “COVID-19 Dan Perubahan Komunikasi Sosial,”
Persepsi:, vol. 3, no. 1, pp. 94–102, 2020, doi: 10.30596/persepsi.v3i1.4510.
[3] Mubasyaroh, Melawan Hoax di Media Sosial dan Media Massa. Yogyakarta:
Trusmedia Publishing, 2017.
[4] B. Yanti, H. Priyanto, and T. Zulfikar, “Sosialisasi Waspada Infeksi Corona Viru Pada
Lansia di Panti Jompo Rumoh Seujahtra,” vol. 3, pp. 67–72, 2020.
[5] A. Susilo et al., “Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus
Disease 2019 : Review of Current Literatures,” J. Penyakit Dalam Indones., vol. 7, no.
1, pp. 45–67, 2020.
[6] E. M. Hasibuan and M. Yusram, “Hukum Salat Berjemaah Di Masjid Dengan Saf
Terpisah Karena Wabah COVID-19,” Bid. Huk. Islam, vol. 1, no. 2, pp. 106–124,
2020, doi: 10.1093/trstmh/traa025.1.
[7] S. Shabrina, “Memperkuat Kesadaran Bela Negara Di Tengah Pandemi COVID-19
(Strengthening the Awareness to Defend the Country in the Middle of the COVID-
19),” SSRN Electron. J., vol. 19, 2020, doi: 10.2139/ssrn.3576300.
[8] A. Setiawan Rifqi, “Lembar Kegiatan Literasi Saintik untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19),” J. Ilmu Pendidik., vol. 2, no. 1, pp.
28–37, 2020, [Online]. Available: https://edukatif.org/index.php/edukatif/index.
[9] E. Subroto, “Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik.” Cakrawala Media, Surakarta,
2011.
[10] Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, 1st, Septemb ed. yogyakarta:
Sanata Dharma University Press, 2015.
[11] D. E. Subroto, Pengantar Metode Linguistik Struktural, Pertama. Surakarta: UNS
Press, 1992.

Anda mungkin juga menyukai