Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

INDUKSI MAGNET

KHOIRUNNISA PUTRI RIFIANA


A3401211023
ST05.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Drs. Sidikrubadi Pramudito, M.Si.
.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengamati dan menjelaskan mengenai Hukum Lenz,


tentang terbentuknya arus induksi serta memahami cara kerja generator.

Teori singkat

Siregar & Sakti (2018) menyatakan bahwa, “Induksi elektromagnetik adalah


gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam suatu kumparan atau konduktor bila
terdapat perubahan fluks magnetik pada konduktor tersebut atau bila konduktor
bergerak relatif melintasi medan magnetik”. Jadi, perubahan pada garis-garis gaya
magnet (fluks magnetik) disebabkan timbulnya GGL (gaya gerak listrik) dalam suatu
kumparan atau kawat penghantar. Gaya Gerak Listrik ada karena suatu persitiwa yang
disebut sebagai induksi elektromagnetik (Syukri et al. 2018). Dalam konsep Hukum
Faraday, dinyatakan bahwa gaya gerak listrik pada rangkaian tertutup dipengaruhi oleh
medan magnet yang sebanding dengan laju perubahan fluks medan magnet yang melew
ati/ menembus kumparan (Sahidinnur & Ishafit 2014). Hukum Faraday berbunyi : “GG
L induksi yang terjadi pada loop tertutup sebanding dengan negatif kecepatan
perubahan fluks magnit terhadap waktu yang melalui loop itu”. Secara sistematis
−d ɸB
dirumuskan : ε ind = (Antika et al. 2020).
dt

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi besarnya GGL induksi yang


dihasilkan, yaitu kecepatan gerakan magnet, jumlah lilitan, dan medan magnet. Ketiga
faktor diatas berbanding lurus dengan besar ggl induksi yang dihasilkan. Semakin cepat
perubahan medan magnet, semakin banyak jumlah lilitan, dan semakin kuat gejala
kemagnetan maka ggl induksi yang dihasilkan akan semakin besar (Syukri et al. 2018).
Selain Hukum Faraday, terdapat hukum lain yang dapat digunakan untuk mengetahui
GGL induksi, yaitu Hukum Lenz. Hukum Lenz merupakan hukum yang ditemukan oleh
Friederich Lenz dan menjelaskan tentang arah arus induksi akibat adanya GGL induksi t
ersebut. Hukum Lenz berbunyi, “Jika GGL induksi timbul pada suatu rangkaian, maka a
rah arus induksi yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnet
induksi yang menentang perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertah
ankan fluks magnetik totalnya)” (Apriadi 2019). “Galvanometer itu merupakan alat uku
r listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik”.
(Sinambela & Manurung 2018)

Data Percobaan

1. Simulasi Faraday’s Law di Phet Colarado

Tabel 1.1 Arah simpangan jarum pada galvanometer saat kutub utara/selatan
mendekati/menjauhi kumparan dengan 4 lilitan.

No. Arah kutub magnet Perlakuan pada magnet Arah simpangan jarum

1. Selatan Mendekati Kanan

Menjauhi Kiri

2. Utara Mendekati Kiri

Menjauhi Kanan

Tabel 1.2 Nyala lampu saat jumlah kumparan 2 dan 4

No. Jumlah lilitan kumparan Nyala lampu

1. 2 Redup

2. 4 Terang

2. Simulasi Faraday’s Electromagnetic Lab di Phet Colorado

Tabel 2.1 Nyala lampu pada generator dengan variasi jumlah lilitan kumparan saat
kecepatan putaran 50 RPM, kuat medan magnet 75% dan luas loop 50%

No. Jumlah lilitan kumparan Nyala lampu

1. 1 Redup

2. 2 Terang

3. 3 Sangat terang
No. Jumlah lilitan kumparan Simpangan jarum galvanometer

1. 1 2

2. 2 3

3. 3 5

Tabel 2.2 Data pengaruh jumlah lilitan kumparan terhadap besar simpangan jarum
galvanometer saat kecepatan putaran 100 RPM, kuat medan magnet 100%
dan luas loop 100%

Tabel 2.3 Data pengaruh kecepatan putaran magnet terhadap besarnya simpangan jarum
galvanometer saat kuat medan magnet 100%, jumlah loop 3, dan luas loop
100%

No. Kecepatan kumparan Simpangan jarum galvanometer


(RPM)

1. 0 0

2. 25 1

3. 40 2

4. 60 3

5. 80 4

6. 100 5
Tabel 2.4 Data pengaruh kuat medan magnet terhadap besarnya simpangan jarum
galvanometer saat kecepatan putaran 100%, jumlah loop 3, dan luas loop
100%

No. Kuat medan magnet (%) Simpangan jarum galvanometer

1. 0 0

2. 25 1

3. 40 2

4. 60 3

5. 80 4

6. 100 5

Pembahasan

Praktikum kali ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak PHET Simulation
yang dapat diakses di link phet.colorado.edu.

1. Simulasi Faraday’s Law di Phet Colarado

Gambar 1.1 Screenshoot keadaan ketika kutub utara dimasukkan ke kumparan

Gambar 1.2 Screenshoot keadaan ketika kutub utara dikeluarkan dari kumparan
Gambar 1.3 Screenshoot keadaan ketika kutub selatan dimasukkan ke kumparan

Gambar 1.4 Screenshoot keadaan ketika kutub selatan dikeluarkan dari kumparan

Gambar 1.5 Screenshoot nyala lampu pada kumparan dengan 2 lilitan

Gambar 1.6 Screenshoot nyala lampu pada kumparan dengan 4 lilitan


Berdasarkan hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa ketika kutub utara
magnet dimasukkan ke kumparan (gambar 1.1), lampu akan menyala dan jarum
galvanometer menyimpang ke arah kiri (kutub negatif). Namun, ketika magnet
didiamkan di dalam kumparan, jarum galvanometer menunjukkan angka 0. Saat kutub
utara magnet kembali digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanomter berbalik
menyimpang ke arah kanan (kutub positif). Hal sebaliknya akan terjadi ketika kutub
selatan magnet yang dimasukkan ke dalam kumparan tersebut. Ketika kutub selatan
magnet dimasukkan ke kumparan (gambar 1.3), lampu akan menyala dan jarum
galvanometer menyimpang ke arah kanan (kutub positif) dan ketika kutub selatan
magnet kembali digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanomter berbalik
menyimpang ke arah kiri (kutub negatif). Hal ini tidak lepas dari bagaimana
galvanometer itu bekerja.
Ketika batang magnet digerakkan masuk atau keluar dari kumparan, maka akan
timbul beda potensial pada ujung-ujung kumparan, sehingga hal ini juga akan
menimbulkan adanya arus listrik. Arus listrik yang mengalir dalam kumparan itulah
yang akan membuat jarum galvanometer menyimpang ke kiri dan kanan. Lebih
jelasnya, ketika magnet batang didigerakkan masuk, jumlah garis gaya magnetik yang
memotong kumparan akan bertambah banyak. Peristiwa itulah yang membuat jarum
galvanometer menyimpang ke suatu arah. Hal yang sama juga terjadi pada saat magnet
batang dikeluarkan, yaitu berkurangnya garis gaya magnetik yang memotong kumparan.
Sehingga jarum galvanometer akan menyimpang berlawanan dari arah sebelumnya. Hal
ini tidak terjadi pada magnet batang yang didiamkan dalam kumparan, karena tidak
adanya arus yang mengalir di dalamnya (Kusuma et al. 2014).
Serupa dengan pernyataan di atas, menurut Agustiana (2018), penyimpangan
jarum galvanometer menunjukkan bahwa di kedua ujung kumparan terdapat arus listrik
yang disebut arus induksi. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan medan magnet,
sehingga menghasilkan beda potensial atau GGL induksi. Sedangkan, pada magnet
batang yang tidak digerakkan, medan magnet akan konstan sehingga tidak dapat
menghasilkan arus listrik. Faktor yang mempengaruhi simpangan dari galvanometer
adalah gaya magnet, kuat medan magnet, panjang kawat, dan sudut yang dibentuk
antara arah aliran arus listrik dengan arah medan magnet. Berdasarkan tabel 1.2, ketika
jumlah lilitan kumparan sebanyak 2 maka nyala lampu redup dan saat jumlah lilitan
sebanyak 4, nyala lampu terang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lilitan kumparan
juga berpengaruh terhadap besar GGL induksi yang dihasilkan.

2. Simulasi Faraday’s Electromagnetic Lab di Phet Colorado


 Screenshoot nyala lampu pada generator dengan variasi jumlah lilitan kumparan
saat kecepatan putaran 50 RPM, kuat medan magnet 75% dan luas loop 50%

Gambar 2.1 Satu lilitan Gambar 2.2 Dua lilitan Gambar 2.3 Tiga lilitan

 Screenshoot hasil simpangan jarum galvanometer yang dipengaruhi jumlah


lilitan kumparan saat kecepatan putaran 100 RPM, kuat medan magnet 100%
dan luas loop 100%

Gambar 3.1 Satu lilitan Gambar 3.2 Dua lilitan Gambar 3.3 Tiga lilitan

 Screenshoot hasil simpangan jarum galvanometer yang dipengaruhi kecepatan


putaran magnet saat kuat medan magnet 100%, jumlah loop 3, dan luas loop
100%
Gambar 4.3 Kecepatan 40 RPM
Gambar 4.2 Kecepatan 25 RPM
Gambar 4.1 Kecepatan 0 RPM

Gambar 4.4 Kecepatan 60 RPMGambar 4.5 Kecepatan 80 RPM 4.6 Kecepatan 100 RPM
Gambar

 Screenshoot hasil simpangan jarum galvanometer yang dipengaruhi kuat medan


magnet saat kecepatan putaran 100%, jumlah loop 3, dan luas loop 100%

Gambar
Gambar 5.1 Kuat medan magnet 0% Gambar 5.3 Kuat medan magnet 40%
5.2 Kuat medan magnet 25%

Gambar 5.5 Kuat medan magnet


Gambar 5.4 Kuat medan magnet 60% 80% 5.6 Kuat medan magnet 100%
Gambar
Generator merupakan alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik. “Prinsip kerja generator tersebut adalah memanfaatkan adanya pe
rubahan fluks magnetik (ΔΦB) sebagaimana yang dikemukakan oleh hukum induksi far
aday” (Badaruddin & Noviali 2018). Dalam hal ini, seutas kawat atau kumparan yang
berada dalam medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu, maka akan timbul
tegangan atau ggl induksi pada ujung kawat atau konduktor. Hal sebaliknya juga dapat
terjadi jika kawat atau kumparan tersebut yang digerakkan dalam sebuah medan
magnet, maka akan terbentuk GGL induksi (Lestari et al. 2018). Pada perangkat lunat
PHET Simulation, dilakukan percobaan untuk mengetahui bagaimana generator bekerja
dan faktor apa saja yang mempengaruhi kerja dari generator tersebut.
Berdasarkan pengamatan di atas, beda potensial atau GGL induksi yang
dihasilkan generator dipengaruhi oleh kuat medan magnet, jumlah lilitan, dan kecepatan
dari generator itu sendiri. Dalam kecepatan dan jumlah lilitan yang sama, ketika kuat
medan magnet diperbesar, maka simpangan jarum galvanometer yang dihasilkan pun
semakin besar. Hal ini menandakan bahwa ggl induksi yang dihasilkan juga semakin
besar. Sebagai contoh, ketika kuat medan magnet 25% jarum menyimpang sejauh 1
garis, namun ketika kuat mdean magnet 80% jarum menyimpang sejauh 4 garis. Begitu
pula ketika variabel jumlah lilitan dan kecepatan dari generator yang diubah menjadi
lebih besar, GGL induksi yang dihasilkan juga akan semakin besar. Hal ini dinyatakan
juga dalam sebuah literatur, bahwa besar ggl induksi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
banyaknya lilitan kumparan, kecepatan keluar-masuk magnet dari kumparan, dan kuat
magnet batang yang digunakan (Kusuma et al. 2014).

Simpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Hukum Lenz menjelaskan
tentang arus induksi yang dihasilkan dalam suatu rangkaian selalu menimbulkan medan
magnet induksi yang arahnya berlawanan dengan perubahan medan magnetik. Arus
induksi sendiri dihasilkan karena adanya perubahan jumlah garis gaya magnetik saat
magnet digerakkan keluar masuk kumparan, yang disebut sebagai peristiwa induksi
elektromagnetik. Konsep ini telah diterapkan dalam generator untuk mengubah energi
kinetik menjdi energi listrik. GGL Induksi yang dihasilkan generator dipengaruhi oleh
kuat medan magnet, jumlah lilitan, dan kecepatan generator itu sendiri.
Daftar Pustaka

Agustiana L. 2018. Efektivitas penggunaan media induksi elektromagnetik untuk


meningkatkan pemahaman konsep fisika pada peserta didik [Skripsi].
Lampung : Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Antika R, Kartikawati S, Prastyaningrum 1. 2020. Pengaruh media KIT ggl induksi


elektromagnetik terhadap kemampuan pemahaman konsep ggl induksi. Jurnal
Teknologi Terapan. 3 (2): 208-213.

Apriadi R. 2019. Rancang bangun protoype generator linier 1 fasa single sided halbach
array tipe datar [Skripsi]. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi.

Ishafit, Sahidinnur MR. 2014. Eksperimen Hukum Faraday untuk memahami ggl
induksi dan laju fluksmagnet dengan metode benda jatuh bebas. Prosiding
Mathematics and Sciences Forum; 2014; Semarang, Indonesia. hlm. 291-294.

Kusuma IR, Sarwito S, Nugroho WB. 2014. Kajian teknis gejala magnetisasi pada
linear generator untuk alternatif pembangkit listrik. Jurnal Teknik Pomits. 3
(1): 95-98.

Lestari AM, Jatikusuma G, Muttaqin AZ. 2018. Analisis efisensi pada generator 12 slot
8 pole. Jurnal Rotor. 11 (1): 35-38.

Manurung SR, Sinambela M. 2018. Perangkat pembelajaran IPA berbentuk LKS


berbasis laboratorium. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI). 6 (1):
80-87.

Noviali R, Badaruddin. 2018. Perhitungan penentuan kerusakan stator generator pada


Pt. X. Jurnal Teknik Elektro. 9 (1): 46-49.

Sakti G, Siregar MR. 2018. Perencanaan alat trainer induksi elektromagnetik


berdasarkan Hukum Lenz dan Hukum Faraday sebagai media belajar di
Politeknik Penerbangan Surabaya. Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Penerbangan (SNITP); 2018 Sept 20; Surabaya, Indonesia. hlm. 1-5.

Syukri M, Syukriyadin, Fauzi. 2018. Analisis besaran frekuensi terhadap daya listrik pa
da rangkaian transmisi listrik nirkabel. Jurnal Online Teknik Elektro. 3 (4): 7-
18.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai