Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337940628

Optimization of Maritime Economic Development in Southeast Sulawesi


Province

Article · January 2016

CITATIONS READS

0 475

2 authors, including:

Syamsir Nur
Universitas Haluoleo
17 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kendari Industrial Estate as a Economic Special Zone View project

All content following this page was uploaded by Syamsir Nur on 15 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


OPTIMALISASI PENGEMBANGAN EKONOMI MARITIM
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Optimization of Maritime Economic Development in Southeast Sulawesi Province
Syamsir Nur1 dan Roslindah Daeng Siang2
1
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Halu Oleo, Kendari,
Sulawesi Tenggara, e-mail : syamsirnur81@gmail.com
2
Jurusan Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan,
Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara, e-mail : roslindahds@yahoo.co.id

ABSTRAK
Peluang ekonomi dari pemanfaatan sumber daya laut yang sedemikian besar di wilayah
Sulawesi Tenggara sudah sepatutnya memberikan kontribusi yang besar pula bagi peningkatan
perekonomian daerah, bahkan menjadi sektor penggerak ekonomi daerah yang dominan. Namun
potensi sektor maritim belum termanfaatkan secara optimal, yang ditandai dengan kontribusi
sektor perikanan terhadap perekonomian daerah yang masih lebih rendah dibandingkan sektor
pertanian dan perkebunan maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bersentuhan dengan
sektor kemaritiman belum menggembirakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kebijakan yang mendukung ekonomi maritim serta strategi pengembangan ekonomi maritim di
Propinsi Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat berbagai kebijakan yang
diidentifikasi dalam mendukung pengembangan ekonomi maritim di Provinsi Sulawesi
Tenggara antara lain: kebijakan di bidang pengembangan ekonomi daerah, kebijakan di bidang
perhubungan, kebijakan di bidang perikanan, kebijakan di bidang pembangunan pariwisata dan
ekonomi kreatif, kebijakan pembangunan di bidang pembangunan infrastruktur kewilayahan.
Berbagai strategi yang dapat ditempuh dalam optimalisasi pengembangan ekonomi maritim di
Sulawesi Tenggara berdasarkan potensi dan peluang yang dimiliki sehingga menjadikan
kelautan (kemaritiman) sebagai leading sector dalam pembangunan ekonomi daerah.

Kata kunci: Ekonomi Maritim, Perencanaan, Pengembangan

ABSTRACT
The economic opportunities of the utilization of marine resources is so large in Southeast
Sulawesi has been duly made a great contribution also for the improvement of the regional
economy, and even become the driving sectors of the regional economy are dominant. However,
the potential of the maritime sector has not been optimally, which is characterized by the
contribution of the fisheries sector to the regional economy that is still lower than the
agricultural and plantation sectors and socio-economic conditions of the people who come into
contact with maritime sector has not been encouraging. This study aims to identify policies that
support the maritime economy and maritime economic development strategy in Sulawesi. The
result showed that there are various policies identified in supporting the development of the
maritime economy in Southeast Sulawesi, among others: the policy in the field of regional
economic development, policies in the field of transport, policies in the field of fisheries policy
in the field of development of tourism and creative economy, policy development in the field of
infrastructure development cantonal. Various strategies that can be taken in the optimization of
the development of the maritime economy in Southeast Sulawesi based on the potential and
opportunities of making marine (maritime) as the leading sector in the economic development
area.

Keywords: Maritime Economy, Planning, Development

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(2): Oktober 2016 175


Syamsir Nur

PENDAHULUAN Di sisi lain, potensi ekonomi stra-


tegis lainnya di sektor kemaritiman
Salah satu agenda prioritas pem- terutama pada aspek wisata bahari,
bangunan wilayah oleh Presiden melalui transportasi laut, ataupun jasa kelautan
Konsep Nawacita adalah pembangunan cukup menggembirakan. Sekalipun
kemaritiman. Pembangunan kemaritiman relatif masih rendah, namun tingkat
tidak lagi diposisikan sebagai sektor kunjungan wisatawan pada destinasi
pinggiran (peripheral sector) tetapi wisata bahari terus meningkat dari tahun
dipandang sebagai motor penggerak ke tahun (BPS, 2015). Keberadaan
perekonomian nasional sekaligus menja- transportasi laut dalam membangun
di sumber kemajuan dan kemakmuran konektivitas antar wilayah kabupaten/
masyarakat. kota sekalipun belum memadai namun
Fakta menunjukkan bahwa 75% telah memicu ragam dan jenis kegiatan
dari total wilayah kedaulatan Indonesia ekonomi masyarakat, mobilitas arus
merupakan wilayah perairan memperte- barang cenderung membaik, jumlah
gas bahwa potensi kemaritiman Indone- penggunaan (demand) terhadap jasa
sia sangat besar. Demikian pula kondisi transportasi laut terus mengalami
Sulawesi Tenggara yang sebagian besar peningkatan yang kesemuanya menandai
wilayahnya merupakan kepulauan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat
mencerminkan peran sektor kemaritiman tumbuh seiring dengan pembangunan
menjadi bagian yang menentukan ekonomi maritim di daerah ini.
perputaran roda perekonomian daerah Kusumastanto (2010) mengemuka-
ataupun terhadap kegiatan ekonomi kan bahwa perekonomian Indonesia
masyarakat. Kontribusi sektor kemari- belum memanfaatkan potensi kelautan
timan terhadap pembentukan PDRB dengan sungguh-sungguh, masih diper-
ataupun daya serap terhadap tenaga kerja lukan keberpihakan terhadap pem-
di Sulawesi Tenggara cukup tinggi. bangunan ekonomi sektor maritim.
Keberadaan potensi kemaritiman Setidaknya terdapat tujuh spektrum
tersebut belum termanfaatkan secara ekonomi strategis dalam pembangunan
baik. Dari aspek pemanfaatan potensi ekonomi maritim yakni perikanan,
luas laut, diketahui bahwa hanya 41 pariwisata bahari, pertambangan dan
persen yang baru termanfaatkan dari 72 energi kelautan, industri kelautan/
persen luas laut Sulawesi Tenggara. maritim, transportasi laut, bangunan
Produksi perikanan dalam kurun lima kelautan dan jasa kelautan. Sebagian
tahun terakhir mengalami penurunan besar spektrum ekonomi strategis
(tahun 2011 sebanyak 227 ribu ton dan tersebut berada di Kawasan Timur
tahun 2015 sebanyak 129 ribu ton). Indonesia (KTI) termasuk di wilayah
Sektor perikanan belum menonjol dalam Sulawesi Tenggara.
memberikan kontribusi terhadap per- Peneliti memandang bahwa belum
ekonomian daerah, masih lebih rendah optimalnya peran sektor kemaritiman di
dibandingkan sektor pertanian dan Sulawesi Tenggara ditengarai oleh
perkebunan (Bappenas, 2016).

ISSN : 2355-6617
176 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Optimalisasi pembangunan ekonomi maritim

beberapa faktor diantaranya potensi dan dan pemaknaan terhadap data yang
kekuatan ekonomi kemaritiman belum diperoleh (Daryanto,2010).
terdata dan terkonsolidasi dengan baik
serta keterbatasan kapasitas daerah Konsep operasional
termasuk kelengkapan regulasi dalam
memperkuat pengelolaan kemaritiman Waterson (1965) mengungkapkan
berdasarkan potensi lokal. Aspek peren- bahwa perencanaan merupakan usaha
canaan menjadi bagian penting yang sadar, terorganisasi dan terus menerus
dibutuhkan dalam pengembangan eko- guna memilih alternatif yang terbaik dari
nomi maritim untuk memastikan posisi sejumlah alternatif untuk mencapai
Sulawesi Tenggara sebagai wilayah tujuan. Conyers & Hills (1994) mene-
kemaritiman yang potensial. Kekayaan gaskan bahwa perencanaan merupakan
sumber daya maritim tersebut setidaknya proses yang bersinambung yang men-
mampu ditransformasi menjadi sumber cakup keputusan-keputusan atau pilihan-
kesejahteraan masyarakat dan menjadi pilihan berbagai alternatif penggunaan
newleading sector perekonomian daerah. sumber daya untuk mencapai tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk tertentu pada masa yang akan datang.
mengidentifikasi kebijakan yang mendu- Todaro (2000); memberikan pene-
kung ekonomi maritim serta strategi kanan pada upaya pemerintah untuk
pengembangan ekonomi maritim di mengkoordinir pengambilan keputusan
Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga ekonomi dalam jangka panjang serta
penelitian ini diharapkan memberikan mempengaruhi, mengatur dan dalam
kontribusi terhadap pengembangan ilmu beberapa hal mengontrol tingkat dan laju
perencanaan pembangunan maupun pertumbuhan variabel ekonomi tertentu
terhadap kebijakan pengembangan untuk mencapai tujuan pembangunan
ekonomi daerah sektor kemaritiman. yang telah ditentukan sebelumnya.
Artinya perencanaan menekankan pada
METODE alokasi sumber daya pembangunan guna
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini dilakukan di Provinsi
Sulawesi Tenggara dengan meman- Dahuri R. (1991), perencanaan
faatkan metode studi deskriptif disertai terpadu dimaksudkan untuk mengkoor-
analisis data-data yang relevan. dinasikan dan mengarahkan berbagai
Pemilihan objek studi secara purposive aktivitas dari dua atau lebih sektor dalam
pada wilayah yang memiliki potensi perencanaan pembangunan dalam
ekonomi maritim yang cukup besar. kaitannya dengan pengelolaan wilayah
Metode perolehan data menggunakan pesisir dan lautan. Perencanaan terpadu
teknik dokumentasi, wawancara dan biasanya dimaksudkan sebagai suatu
Focus Group Discussion (FGD). upaya secara terprogram untuk mencapai
tujuan yang dapat mengharmoniskan dan
Data yang diperoleh selanjutnya
mengoptimalkan antara kepentingan
dianalisis dengan menggunakan SWOT
untuk memelihara lingkungan, keter-
analisis yang disertai dengan deskripsi

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(2): Oktober 2016 177


Syamsir Nur

libatan masyarakat, dan pembangunan mengoptimalkan pemanfaatan sumber


ekonomi. Seringkali, keterpaduan juga kekayaan laut secara berkelanjutan.
diartikan sebagai koordinasi antara Kusumastanto (2012) mengemu-
tahapan pembangunan di wilayah pesisir kakan bahwa konsep ekonomi kelautan
dan lautan yang meliputi : pengumpulan mengedepankan pembangunan ekonomi
dan analisis data, perencanaan, yang mendayagunakan sumber daya
implementasi. kelautan (ocean based resource) dan
Arsyad, R., (2012) mengungkap- fungsi laut secara bijaksana sebagai
kan bahwa istilah maritim sesungguhnya pendorong pertumbuhan ekonomi dan
lebih komprehensif, yaitu tidak hanya peningkatan kesejahteraan rakyat
melihat laut secara fisik, wadah dan isi, Indonesia dengan didukung oleh pilar-
tetapi juga melihat laut dalam konteks pilar ekonomi berbasis daratan (land
geopolitik, terutama posisi Indonesia based economy) yang tangguh dan
dalam persilangan antara dua benua dan mampu bersaing dalam kancah
dua samudra serta merupakan wilayah kompetisi global antar bangsa.
laut yang sangat penting bagi perda- Prasetya (2016) menegaskan bah-
gangan dunia. wa beragamnya potensi laut Indonesia
Undang-undang No 17 Tahun yang berupa sumber daya perikanan,
2007 tentang Rencana Pembangunan sumber daya minyak dan gas bumi,
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- pariwisata bahari, industri dan jasa
2025 mengamanatkan delapan misi maritim, serta Alur Laut Kepulauan
pembangunan Indonesia, diantaranya Indonesia (ALKI) dapat menghasilkan
untuk mewujudkan Indonesia sebagai nilai ekonomi yang sangat tinggi apabila
negara kepulauan, yang menjelaskan dikelola dengan maksimal.
bahwa salah satu misi pembangunan
Indonesia dalam 25 tahun kedepan
adalah mewujudkan Indonesia menjadi
negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan
nasional dengan cara menumbuhkan
wawasan bahari bagi masyarakat dan
pemerintah agar pembangunan Indonesia
berorientasi kelautan; meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia yang
berwawasan kelautan melalui pengem-
bangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kelautan; mengelola wilayah laut nasio-
nal untuk mempertahankan kedaulatan
dan kemakmuran; dan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu dengan

ISSN : 2355-6617
178 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Optimalisasi pembangunan ekonomi maritim

HASIL

Tabel 1. Strategi Pengembangan Ekonomi Maritim di Provinsi Sulawesi Tenggara


Opportunity (O) Treath (T)
1. Regulasi percepatan 1. Pencemaran dan
pembangunan Degradasi lingkungan
Eksternal 2. Posisi geografis yang 2. Bencana alam dan
strategis climate change
3. Pengembangan Energi 3. Ketergantungan
Terbarukan terhadap kondisi alam
4. Berlakunya pasar bebas 4. Meningkatnya daya
di era MEA saing daerah di luar
(Masyarakat Ekonomi Sulawesi Tenggara dan
Internal Asean) negara tetangga
5. Meningkatnya 5. Konflik kepentingan
permintaan produk dan
jasa kelautan
Strengtht (S) S-O S-T
1. Kekayaan potensi sumber daya Pengelolaan dan Mengembangkan
kelautan yang besar pemanfaatan potensi intervensi dalam
2. Dukungan legislasi dan regulasi sumber daya kelautan menghadapi climate
kelautan dan perikanan secara efektif dan efisien change dan mitigasi
3. Kesiapan lembaga pendukung bencana
yang memadai dan kompeten, Pengembangan kapasitas
seperti pemerintah, penyuluh, kelembagaan maritim dan Hukum dan aturan tata
perguruan tinggi, dll. kemitraan kelola laut
4. Superioritas wilayah
Peningkatan peran lembaga Pemetaan laut dan
pendukung yang memadai Pembentukan kawasan
ekonomi maritim
Weakness (W) W-O W-T
1. Keunggulan wilayah sebagian Pencitraan keunggulan Pengembangan budaya
besar masih bersifat komparatif. wilayah maritim
2. Belum ada kesepakatan penetapan
kawasan Pengembangan Meningkatkan KISS
3. Terbatasnya tenaga yang terampil Infrastruktur dan (Koordinasi, Integrasi,
4. Terbatasnya infrastruktur konektivitas maritim Sinkronisasi dan
kelautan termasuk bangunan Simplikasi
pelabuhan, industri kelautan, terutama regulasi
pemasaran dan pariwisata, listrik, Basis Data ekonomi perikanan antar
komunikasi, sentra kegiatan sektor maupun antar pusat
perikanan, jalan, dll. dan daerah
5. Rendahnya minat investor
menanamkan modalnya di bidang
kelautan.
6. Lemahnya koordinasi lintas
sektor.
7. Terbatasnya pengawasan dan
penegakan hukum
8. Ketersediaan data informasi dan
akses pasar

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(2): Oktober 2016 179


Syamsir Nur

PEMBAHASAN Pengembangan Investasi Daerah,


diantaranya:
Identifikasi Kebijakan yang Mendukung - Menetapkan tata ruang wilayah
Pengembangan Ekonomi Maritim yang meliputi penetapan pusat-
pusat kegiatan berdasarkan
Berbagai kebijakan yang diiden-
struktur ruang, pengaturan pola
tifikasi dalam mendukung pengem-
ruang dan penetapan kawasan
bangan ekonomi maritim di Provinsi
strategis.
Sulawesi Tenggara antara lain:
- Mengembangkan kawasan strate-

1. Kebijakan di bidang Pengembangan gis yang meliputi : kawasan


Ekonomi Daerah melalui pening- industri pertambangan di Konawe
katan ekonomi masyarakat berbasis Utara, Konawe Selatan, Bombana,
komoditas dan pengembangan inves- Kolaka, Kolaka Utara dan Buton;
tasi daerah. Peningkatan ekonomi kawasan pertanian tanaman
masyarakat berbasis komoditas pangan di Wawotobi Kabupaten
diantaranya: Konawe; kawasan industri perke-
- Peningkatan peran Bank Perkredit- bunan, kawasan industri kelautan
an Rakyat (BPR) BAHTERAMAS dan perikanan, kawasan ekonomi
akan ditingkatkan menjadi salah terpadu di Teluk Kendari; kawasan
satu lembaga keuangan untuk industri semen dan kawasan
mendukung proses peningkatan pariwisata di Wakatobi.
nilai tambah melalui proses - Pengembangan kawasan strategis

industrialisasi. akan disinergikan dengan pemba-


- Pembangunan klaster industri ngunan ekonomi masyarakat,
pedesaan akan dibangun dalam terutama terkait dengan kegiatan
bentuk klaster usaha. Berkaitan yang terjadi akibat multiplier efect
dengan itu maka kebijakan dari pengembangan kawasan-
pengembangan kualitas sumber kawasan tersebut.
daya manusia dan pembangunan 2. Kebijakan di Bidang Perikanan
infrastruktur akan dilaksanakan - Optimalisasi hasil produksi peri-

secara terintegrasi pada pusat- kanan tangkap serta revitalisasi


pusat klaster sehingga dapat dan pembangunan pelabuhan
memberikan dampak yang lebih perikanan melalui pengembangan
luas dan merata di seluruh wilayah kawasan industri perikanan
Provinsi Sulawesi Tenggara. terpadu, motorisasi, peningkatan
- Peningkatan daya saing komoditas jumlah armada dan alat tangkap,
melalui upaya menjaga keberlan- serta peningkatan kapasitas
jutan produksi dan penggunaan kelembagaan nelayan
teknologi serta peningkatan nilai - Pengembangan kawasan budidaya

tambah yang dikerjakan oleh laut, air payau dan air tawar
masyarakat desa. berbasis komoditi unggulan
melalui ekstensifikasi, rehabilitasi

ISSN : 2355-6617
180 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Optimalisasi pembangunan ekonomi maritim

dan revitalisasi lahan budidaya - Peningkatan pelayanan adminis-


serta peningkatan kapasitas kelem- trasi dan publik melalui optimali-
bagaan pembudidaya ikan sasi sumber daya yang tersedia
- Pengembangan Unit Perbenihan - Peningkatan kapasitas pengelolaan
Rakyat (UPR) dan balai benih keuangan dan akuntabilitas kinerja
perikanan melalui penyediaan melalui capaian laporan kinerja
induk unggul, peningkatan dan dan keuangan serta pengembangan
rehabilitasi sarana prasarana, perencanaan
penerapan sertifikasi perbenihan - Mendorong kemampuan perem-
serta penguatan kelembagaan UPR puan dalam pengambilan kepu-
- Peningkatan mutu hasil perikanan tusan melalui peningkatan kapa-
melalui penanganan pasca panen sitas perempuan
dan pengolahan hasil perikanan 3. Kebijakan di Bidang Pariwasata dan
- Pengembangan industri pengo- Ekonomi Kreatif
lahan hasil perikanan melalui - Melakukan tata kelola administrasi
penetapan industri perikanan ter- dan manajemen dengan dukungan
padu dan pengembangan infra- sumber daya yang tersedia
struktur - Peningkatan kemampuan sumber
- Peningkatan pengetahuan dan daya manusia parekraf melalui
keterampilan nelayan, pembudi- pelatihan, pembekalan, standarisasi
daya dan pengolah ikan melalui dan sertifikasi usaha dan profesi
pelatihan, magang dan penguatan - Peningkatan promosi budaya,
kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif
- Pengelolaan konservasi kawasan melalui pemasaran yang kreatif dan
pesisir dan pulau-puau kecil secara efektif
berkelanjutan melalui pengem- - Peningkatan kreativitas karya seni
bangan rencana strategis pesisir pertunjukan
dan pulau-pulau kecil dan - Mengembangkan potensi pariwisata
penetapan kawasan konservasi laut melalui pengembangan destinasi
daerah wisata.
- Pendayagunaan pulau-pulau kecil - Berkembangnya potensi dan
melalui pembangunan dan kreatifitas masyarakat untuk
pengembangan infrastruktur dasar mengembangkan ekonomi pari-
pulau-pulau kecil wisata
- Pengembangan sistem pengawasan 4. Kebijakan di bidang Pembangunan
sumber daya kelautan dan peri- Infrastruktur Kewilayahan dan
kanan melalui peningkatan kapa- Kawasan Pembangunan Infrastruktur
sitas aparatur, peningkatan partisi- Kewilayahan. Kebijakan ini ditetap-
pasi pengawasan masyarakat, kan berdasarkan prioritas pengem-
operasi pengawasan secara reguler bangan sektor-sektor produksi seperti
dan terpadu, serta peningkatan pusat-pusat pemukiman masyarakat,
sarana prasarana pengawasan sentra-sentra produksi pertanian,

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(2): Oktober 2016 181


Syamsir Nur

kawasan-kawasan tumbuh cepat, - Mengembangkan sarana prasarana


outlet komoditas dan lain-lain. transportasi darat melalui pengem-
Kebijakan tersebut diantaranya: bangan fasilitas angkutan jalan dan
- Pembangunan sarana prasarana angkutan penyeberangan
transportasi terpadu di tingkat - Mengembangkan sarana prasarana
wilayah transportasi laut melalui pengem-
- Pembangunan sarana prasarana bangan fasilitas angkutan laut
telekomunikasi dan telecentre, - Mengembangkan infrastruktur
untuk pelayanan pemerintahan dan pada kawasan strategis melalui
perekonomian pengembangan infrastruktur secara
- Pembangunan sumber daya air terpadu pada kawasan strategis
- Pembangunan sarana prasarana - Mengintegrasikan pelayanan admi-
sanitasi dan air minum nistrasi perizinan perhubungan
- Pembangunan energi alternatif, kedalam PTSP melalui
dengan mamanfaatkan tenaga air, debirokratisasi dan koordinasi
surya, angin dan panas bumi pelayanan sistem
- Pembangunan sarana prasarana desa - Mengembangkan regulasi standar
dan kecamatan pelayanan melalui penetapan stan-
- Pembangunan sarana prasarana dar pelayanan angkutan, mening-
kawasan strategis. Pada periode katkan disiplin pelayanan pada
Tahun 2008-2013 telah dirancang fasilitas angkutan.
beberapa kawasan strategis yang
potensial untuk meningkatkan nilai SIMPULAN
tambah secara signifikan yaitu
kawasan pertambangan Asera, Untuk menjadikan kelautan
Wiwirano dan Langgikima (kemaritiman) sebagai leading sector
(AWILA), kawasan pertambangan dalam pembangunan ekonomi daerah,
Kolaka Utara, Kawasan Pertam- maka pendekatan kebijakan yang
bangan Watekule Kabaena dilakukan harus mempertimbangkan
Bombana, Kawasan Industri Kakao keterkaitan antar sektor ekonomi. Hal ini
di Ladongi Kolaka, Kawasan dikarenakan fokus pembangunan
Industri Rumput Laut di Baubau dan kemaritiman cukup luas yang terdiri dari
Buton serta kawasan Industri berbagai sektor ekonomi yang
Pariwisata di Wakatobi. Kawasan- melibatkan instansi perhubungan, energi,
kawasan ini diharapkan mampu pariwisata, industri dan perdagangan,
menjadi pemicu terhadap pem- lingkungan hidup, kelautan dan
bangunan masyarakat dan daerah perikanan.
sekitar melalui proses peningkatan Dengan melihat peluang yang
nilai tambah. dimiliki, maka wilayah Sulawesi
5. Kebijakan di Bidang Perhubungan Tenggara memungkinkan menjadi pusat
- Meningkatnya pelayanan adminis- pengembangan ekonomi maritim. Untuk
trasi perkantoran mencapai tujuan tersebut, Sulawesi

ISSN : 2355-6617
182 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Optimalisasi pembangunan ekonomi maritim

Tenggara membutuhkan infrastruktur Marine Policy Journal 25 (2001).


kepelabuhan yang memadai dan terin- 91-101 p. Pergamon.
tegrasi dengan wilayah industri untuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang
memenuhi kebutuhan logistik dan RI. 2016. Pengembangan Kawa-
perikanan. Perlu dibentuk pusat-pusat san Ekonomi Maritim. Jakarta
pendidikan yang berbasis maritim baik Kementerian Kelautan dan Perikanan
pelaut, teknik perkapalan dan nelayan di (KKP). 2015. Pemetaan sosial
semua wilayah kabupaten/kota yang ekonomi sumber daya posisir
memiliki pelabuhan, dibentuk lembaga berbasis kawasan. BBPSEKP
keuangan penunjang ekonomi/industri KKP. Jakarta.
perikanan serta kemudahan-kemudahan Harvard Kennedy School. 2014. The
berinvestasi di dunia kemaritiman. Sum is Greater Than The Parts.
Melipatgandakan Kemakmuran di
DAFTAR PUSTAKA Indonesia Melalui Integrasi Lokal
dan Global. Gramedia Pustaka.
Badan Perencanaan Pembangunan Jakarta
Daerah (BAPPEDA) Sulawesi Jhingan, M.L. Ekonomi Pembangunan
Tenggara. Rencana Pembangunan dan Perencanaan. 2004. Raja
Jangka Mengengah Daerah 2013- Grafindo Persada. Jakarta
2018. Kendari. http://bappeda Kusumastanto. T. 2006. Ekonomi
sultra.go.id. Kelautan. Pusat Kajian Sumber
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. daya Pesisir dan Lautan, Institut
Sulawesi Tenggara dalam Angka Pertanian Bogor. Bogor.
2015. Kendari Kusumastanto, T. 2012. Strategi
Daryanto. A dan Yundy Hafizrianda. Pembangunan Indonesia Sebagai
2010. Model-Model Kuantitatif Negara Maritim. IPB. Bogor.
untuk Perencanaan Pembangunan Kuncoro, Mudrajad. 2012. Perencanaan
Ekonomi Daerah. IPB Press. Daerah. Salemba Empat. Jakarta
Bogor Wuryanto, Luky Eko. 2014. Mewujud-
Dinas Kelautan dan perikanan (DKP). kan Indonesia sebagai Negara
2015. Pengembangan Kasawan Poros Maritim Regional dan
Wisata Bahari. Kabupaten Global. Seminar tentang Perce-
Wakatobi. patan Pembangunan Ekonomi
Floysand, A. and Bjorn Lindkvistt, 2001. Indonesia Menuju Negara Maritim.
Globalization, Local Capitalism Prasetyo, Herlan. 2016. Konsep Poros
and Fishery Communities in Maritim sebagai Paradigma Baru
Change. Marine Policy Journal 25 dalam Pembangunan Nasional.
(2001). 113-121 p. Pergamon. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Howard, M. and Anthony, B. 2001. The Pancasila dan Kewarganegaraan,
Political Economy of Japanese Jurusan Hukum dan Kewarga-
Distant Water Tuna Fisheries. negaraan, Fakultas Ilmu Sosial,

Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 3(2): Oktober 2016 183


Syamsir Nur

Universitas Negeri Malang.


Malang.
Prasetya, Whisnu Bagus. 2014. Poros
Maritim dalam Perspektif
Pembangunan Nasional. Laporan
Akhir Tahun. Worldmaritimenews.
http://www.beritasatu.com/ekonom
i/234464-poros-maritim-dalam-
perspektif-pembangunan-nasio-
nal.html
Todaro, S.C. Smith. 2006. Pembangunan
Ekonomi. Erlangga. Jakarta
Undang-Undang No 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025;
Undang-Undang No 31 Tahun 2004 Jo
UU No 45 Tahun 2009 tentang
Perikanan.

ISSN : 2355-6617
184 ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai