1 PB
1 PB
Abstrak. Human immunodeficiency virus (HIV)/ Acquired immuno deficiencysyndrome (AIDS) terus meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2019 tercatat sebanyak 349.882 orang dengan HIV dan 117.064 orang dengan AIDS. Persentase kumulatif
AIDS tertinggi ada pada kelompok usia produktif. Salah satu sektor yang berisiko terinfeksi HIV adalah pekerja di sektor
konstruksi yang merupakan High Risk Man yaitu laki-laki mempunyai uang, mobilitas tinggi dan jauh dari keluarga serta berada di
lingkungan kerja macho. Dalam rangka menuju eliminasi HIV di Indonesia tahun 2030 khususnya di sektor konstruksi maka perlu
penguatan komitmen dari kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, peningkatan dan perluasan akses layanan
skrining, diagnostik dan pengobatan yang komprehensif dan bermutu, penguatan program pencegahan dan pengendalian,
penguatan kemitraan, pengembangan inovasi program, penguatan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut.
Kata kunci: HIV/AIDS, Pencegahan, pengendalian, pekerja, konstruksi’
Abstract. Human immunodeficiency virus (HIV) / Acquired immuno deficiencysyndrome (AIDS) continues to increase from year
to year. In 2019 there were 349,882 people with HIV and 117,064 people with AIDS. The highest cumulative percentage of AIDS
is in the productive age group. One of the sectors at risk of being infected with HIV is workers in the construction sector who are
High Risk Man, namely men who have money, high mobility and are far from their families and are in a relatively more macho
work environment. In order to eliminate HIV in Indonesia by 2030, especially in the construction sector, it is necessary to
strengthen the commitment of the Ministry of Public Works and Public Housing, increase and expand access to comprehensive
and quality screening, diagnostic and treatment services, strengthen prevention and control programs, strengthen partnerships,
develop program innovation, strengthening monitoring, evaluation, and follow-up.
d. Intervensi program untuk perubahan prilaku bagi pekerja Penerapan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
yang berisiko. Transmigrasi No. 68/2004: Program Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
Menurut Mentri kesehatan R.I, terdapat enam strategi Jakarta: Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS yaitu: 1)
Transmigrasi. 2019.
Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait
di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 2) 3. Lackner, A., Lederman, M.M., Rodriguez, B. HIV
Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan Pathogenesis: The Host. Journal List. Cold Spring
skrining, diagnostik dan pengobatan HIV/AIDS yang Harb Perspect Med. 2012 sep.v.2(9):1-23.
komprehensif dan bermutu; 3) Penguatan program 4. International Labour Office. HIV/AIDS and The
pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS berbasis data dan Construction Guidelines. Switzerland: 2008.
dapat dipertanggungjawabkan; 4) Penguatan kemitraan dan 5. Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia. Upaya
peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia 2006-
dan multi sektor lainnya baik di tingkat nasional maupun 2011. Jakarta: Kebijakan AIDS Indonesia. 2011.
internasional; 5) Pengembangan inovasi program sesuai 6. Menteri Pekerjaan Umum, R.I. Surat Edaran Mentri
kebijakan pemerintah; 6) Penguatan manajemen program
Pekerjaan Umum No. 13/SE/M/2012: Program
melalui monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut.7
kendali HIV/AIDS di Sektor Kontruksi. Jakarta:
Program HIV adalah sebagai berikut: 1) Penyederhanan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
prosedur layanan tes dengan menghilangkan permintaan Rakyat.
tanda tangan persetujuan tes dan prioritas penggunaan finger 7. Menkes, R.I. Rencana Aksi Nasional Pencegahan
prick dari pada pemeriksaan darah vena untuk HIV; 2) dan Pengendalian HIV/AIDS dan PIMS di
Melakukan desentralisasi layanan tes dan pengobatan HIV Indonesia Tahun 2020-2024. Jakarta: Kementerian
hingga layanan primer dan membuat semua layanan primer Kesehatan Republik Indonesia. 2020.
mampu melakukan tes HIV dan akses pengobatan ARV; 3) 8. United Kingdom National Health Service. HIV and
Adaptasi inovasi baru untuk meningkatkan cakupan tes AIDS prevention [internet]. UK: NHS; 2019
seperti testing HIV mandiri, tes HIV berbasis masyarakat; 4)
9. Mamo, T., Moseman, E.A., Kolishetti, N.,
Transisi ARV dari Tenofovir, Lamivudin dan Efavirens
(TLE) menjadi TLD (Tenofovir/Lamivudin/Dolutegravir); Salvador-Morales, C., et.al. Emerging
5) Memperluas akses pemeriksaan viral load dan EID (early Nanotechnology Approaches for HIV/AIDS
infant diagnosis); 6) Promosikan penggunaan rasional Treatment and Prevention. London: Nanomedicine:
platform-platform laboratorium bersama untuk diagnosis 2018; 5(2):269-85.
TBC dan tes viral load HIV (tes cepat molekular); 7) 10. Wirahayu, A.Y., Satyabakti , P. Pencegahan
Perluas implementasi pendekatan satu pintu untuk layanan HIV/AIDS pada Anggota TNI-AL Dilihat dari
HIV dan TBC.7 Pengetahuan Sikap dan Tindakan. J Berkala Epi.
2014. 2(2): 161-170.
Daftar pustaka 11. Panglima, T.N.I. Peraturan Panglima TNI Nomor
KEP/680/VIII/2012: Petunjuk Pelaksanaan Teknis
1. Kapila, A., Chaudhary, S., Sharma, R.B., Vashist, Penatalaksanaan Kasus HIV/AIDS di Lingkungan
H., Sisodia, S.S., Gupta, A. Review On: TNI. Jakarta: 2012.
HIV/AIDS. Indian Journal of Pharmaceutical and
Biological Research (IJPBR). Indian J. Pharm. Biol.
Res. 2016; 4(3):69-73. .
2. Sasongko, A., Prasadja, W., Mahaswiati, M.,
Mulyani, Y., Nitta, R., et.al. Laporan Hasil Kajian
334