Anda di halaman 1dari 28

 

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI APOTEK BINTANG

TANGGAL 03 JANUARI- 30 MARET 2022

Laporan Praktik Kerja Industri di susun Sebagai Salah Satu

Syarat Kelulusan di SMKS Kesehatan Rambah Samo

Disusun Oleh :

MARIATI

0051198790

  

SMKS KESEHATAN RAMBAH SAMO 

KECAMATAN RAMBAH SAMO

KABUPATEN ROKAN HULU

2022
LEMBAR PERSETUJUAN 

LAPORAN  PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI APOTEK BINTANG 

PASIR PENGARAIAN  

TANGGAL 03 Januari - 30 Maret 2022 

Telah diseminarkan pada tanggal………………2022

Telah diperiksa oleh:

Pembimbing Lokasi                 Pembimbing I                     Pembimbing II


 

RISCI AP.S,Farm.                      MELDA S,PD.                     ROSMAIDA.SM

Dewan Penguji :

1. Anggota

…………………..

2. Anggota

…………………..                                         

3. Anggota

…………………..

4.  Anggota
…………………..

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

SMKS KESEHATAN RAMBAH SAMO

DESA TELUK AUR KECAMATAN RAMBAH SAMO

KABUPATER ROKAN HULU 

PROVINSI RIAU 

DI APOTEK BINTANG

PASIR PENGARAIAN

TANGGAL 03 Januari - 30 MARET 2022

Panitia Pelaksana 

                          

         Ketua                                                                           Sekretaris

   MELDA,S.Pd                                                             IRFANPRATAMA

Mengetahui 

Kepala SMKS Kesehatan Rambah Samo,


ROMI APNUR, S.Pd

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

Pada tanggal 03 Januari S/d 30 Maret 2022 tepat pada waktunya. Tambah lagi kata

pengantarnya ini ya untuk pembukanya terlalu sedikit rasa ibuk ini.

Praktek kerja industri (PRAKERIN) ini dilaksanakan agar setiap siswa jurusan SMK

jurusan farmasi dapat memperoleh gambaran mengenai peran dan tanggung jawabnya di

Apotek yang merupakan salah satu tempat pengabdian profesi teknis kefarmasian dan

penulisan laporan ini merupakan salah satu dalam memenuhi syarat kenaikan kelas pada

program keahlian farmasi.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ungkapan terima kasih

kepada : 

1. Bapak Romi Apnur, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SMKS Kesehatan Rambah Samo.  

2. Bapak apt.Iswandi, S.Si selaku Kepala Apotek Bintang yang telah

bersedia   memberikan Apotek untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan dasar Praktik Kerja

Industri (Prakerin).

3. Ibuk Melda,S.Pd selaku selaku pembimbing 1 sekaligus pembimbing ditempat Praktik Kerja

Industri (Prakerin).

4.  Ibu Rosmaida, S.M selaku pembimbing II  dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja

Industri (Prakerin).

5 Ibuk Ade Irawati S,kep selaku owner atau pemilik ApotekBintang


6. Seluruh karyawan Apotek Bintang yang telah memberikan bimbingan dan pelajaran selama

penulis menjalankan Praktek kerja industri di Apotek Bintang Pasir Pengaraian.

8. Dan tidak lupa kepada Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan

motivasi serta do’a selama ini.

Kami berharap Praktek Kerja Industri ini dapat membuahkan hasil yang baik dan

bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam menghadapi persaingan Dilingkungan

kerja semoga laporan Praktek kerja Industri ini bermanfaat bagi semua pihak. Kami Sadar

bahwa laporan Praktek kerja industri ini masih banyak kekurangannya dan ketidak

sempurnaan karena keterbatasan dan kemampuan kami.oleh karena itu kami sangat

mengharapkan saran kritik yang bersifat membangun demi perbaikan laporan selanjutnya.

Semoga laporan ini memberikan manfaat yang lebih besar untuk mengembangkan ilmu

Farmasi.

Teluk Aur, 30 Maret 2022


DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Tujuan prakerin

1.3 Tujuan penulisan laporan

1.4 Tempat dan waktu pelaksanaan

BAB II PEMBAHASAN dan HASIL BELAJAR PRAKERIN

2.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi Di Apotek

2.1.1 Perencanaan

2.1.2 Pengadaan

2.1.3 Pemesanan

2.1.4 Penerimaan

2.1.5 Penyimpanan

 
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. ........................

Gambar 2. ............

Gambar 3. ..................

 
 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 

Lampiran 2. 
 

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Menengah Farmasi yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan

nasional adalah memiliki tenaga_tenaga farmasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan UUD 1945, memiliki integritas dan kepribadian,

terbuka dan tanggap terhadap masalah. yang dihadapi masyarakat khususnya yang

berhubungan dengan bidang kefarmasian.

Menurut UU NO. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa pendidikan

adalah usaha dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, ahlak mulia, serta

keterampilan yang baru diperlukan dirinya dan masyarakat.

Berdasarkan tujuan di atas maka lulus sekolah menengah kejuruan (SMK) farmasi mampu.

1 melakukan profesinya dalam pelayanan kesehatan pada umumnya, khusunya

pelayanan kefarmasian.

2 Berperan aktif dalam mengelola pelayanan kefarmasian dengan menerapkan prinsip

admistrasi, organisasi,supervise dan evaluasi.

3 Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, bersifat terbuka, dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan IPTEK dan berorientasi ke masa depan serta

mampu memberikan penyuluhan kefarmasian kepada masyarakat dengan menjunjung

martabat kemanusiaan.
4 4.Membatu dalam kegiatan penelitian di bidang farmasi dan di bidang lainnya yang

terkait.

5 Sekolah menengah kejuruan SMK YAPPAN pasir Pangaraian sebagai bagian

tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional juga wajib menerjemahkan tujuan

Pendidikan kejuruan secara nasional menjadi tujuan Pendidikan pada tingkat

kelembagaan dan/ atau sekolah

6 Usaha pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran terjadi tidak terbatas di

dalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih di tekankan

pada pengajaran yang menerobos di luar intistusi pendidikan seperti lingkungan kerja

atau kehidupan masyarakat.Dalam hal ini praktek kerja industri (PRAKERIN)

merupakan bagian yang terpisah dan sistem program pengajaran serta merupakan

wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan,sikap dan keterampilan yang

diperoleh pada proses belajar mengajar (PBM) Menurut UU RI NO.51 2009 tentang

praktek kefarmasian,maka pekerjaan apoteker dan/ atau teknisi kefarmasian/Asisten

Apoteker meliputi, industri farmasi,(industri obat, obat tradisional dan alat

kesehatan),pedangan besar farmasi, Apotek, toko obat, rumah sakit, puskesmas,dan

instansi farmasi kesehatan. GANTI LAGI LATAR BELAKANGNYA..IBUK

MAUNYA KAMU BAHAS DISITU TENTANG, SEKOLAH, PRAKERIN DAN

TEMPAT KAMU PRAKERIN..TETAPI HARUS SALING MENYATU

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri ( Prakerin )

(awalan huruf saja yang besar)

1. Tujuan Umum

Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan agar siswa-siswi dapat mengaplikasikan

kompetensi yang diperoleh selama mengikuti pendidikan disekolah pada dunia kerja

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di dunia kerja.


2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan Praktik Kerja Industri (prakerin) di Apotek, siswa diharapkan

mampu :

a. mengenal peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab seorang tenaga

teknis kefarmasian di Apotek

b. Memahami pelayanan kefarmasian di Apotek Bintang yang meliputi alur pelayanan

resep, penyimpanan resep dan pemusnahan resep.

c. Memahami manajemen kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek yang

meliputi perencanaan, pengaadan, dan pelaporan.

d. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.

e. Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan

perkembangan diri. (masih banyak ini blm dimasukan

1.4 Tujuan Penulisan Laporan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini, yaitu :

a. Sebagai salah satu syarat mengikuti ujian nasional di Smks kesehatan Rambah Samo.

b. Agar siswa-siswi dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah dikerjakannya.

c. Sebagai pedoman ataupun penambah wawasan bagi peserta didik generasi berikutnya.

d. sebagai bukti tertulis bahwa penulis sudah melakukan prakerin

(Penomoranya jgn yang manual ya..buat yang otomatis biar sejajar)

1.5 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Prakerin

Kegiatan prajtek kerja industri (prakerin) ini dilakukan pada tanggal 03 Januari

– 30 Maret 2022 yang bertempat di Apotek Bintang dan beralamat di Jl.Syekh Ismail

No.18 Pematang Berangan, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu,Provinsi

Riau. Adapun pembagian shift kerjanya sebagai berikut:

1. Shift pagi pukul  07:30 – 15:00


2. Shift siang pukul  14:30 – 21:00

BAB II

PEMBAHASAN DAN HASIL BELAJAR

2.1 Pengelolaan Sediaan farmasi di Apotek Bintang

2.1.1 Perencanaan

Suatu kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga dalam rangka pengadaan dengan

tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang ada,

menghindari kekosongan obatDiapotek Bintang perencanaan pengadaan sediaan farmasi

seperti obat obatan dan alkes dilakukan dengan pengumpulan data obat-obat yang akan

dipesan, data tersebut ditulis dalam buku defectal barang kosong yaitu jika barang habis atau

stok menipis berdasarkan jumlah barang yang tersedia pada bulan bulan sebelumnya.

2.2.2 Pengadaan dan pemesanan

Pengadaan perbekalan farmasi diapotek Bintang dilakukan oleh bagian unit pembelian

yang meliputi pengadaan obat bebas, keras tertentu, narkotika dan psikotropika. Dan obat

kesehatan pengadaan perbekalan farmasi dapat berasal dari beberapa sumber

 Pengadaan Rutin

Cara pengadaan perbekalan farmasi yang paling utama perbekalan rutin yaitu pembelian

barang kepada para distributor perbekalan farmasi untuk obat-obatan yang kosong

berdasarkan data dari buku defecta.

Pemesanan dilakukan dengan cara mebuat surat pesanan (SP) dan diserahkan kepada sales

kepada distributor atau PBF yang sesuai dengan Jenis barang yang dipesan PBF akan
mengirimkan barang-barang yang dipesan ke Apotek beserta fotocopy faktur sebagai bukti

pembelian barang

 Pengadaan Mendesak (Cito)

Pengadaan mendesak dilakukan apabila barang yang diminta tidak ada, serta untuk

menghindari penolakan obat atau dengan cara melakukan UP (Pembelian obat antar Apotek).

Pembelian barang dapat dilakukan ke Apotek lain yang terdekat sesuai dengan jumlah

sediaan farmasi yang dibutuhkan tidak dilebihkan untuk stok di Apotek.

Konsinyasi

 Suatu bentuk kerja sama antar Apotek dengan suatu perusahaan atau distributor yng

menitipkan produknya untuk dijual di Apotek misalnya Alat Kesehatan, Obat-obatan

baru, suplemen kesehatan atau sediaan farmasiSetiap satu bulan sekali pembayaran

dilakukan oleh Apoteker sesuai dengan jumlah barang yang laku, apabila barang

konsinyasi tidak laku maka dapat di retur atau dikembalikan kedistributor atau

perusahaan yang menitipkan

2.1.3 Penerimaan

Penerimaan barang setelah dilakukan pemesanan maka perbekalan farmasi akan dikirim

oleh PBF disertai dengan fotocopi faktur barang yang datang akan diterima dan diperiksa

oleh petugas bagian penerimaan barang Penerimaan barang dilakukan dengan cara

sebagai berikut.

 1 Pemeriksaan barang dan kelengkapannya • Alamat pengirim barang yang dituju


 Nama kemasan dan jumlah barang yang dikirim harus sesuai dengan barang yang

tertera pada saat pemesanan faktur apabila tidak sesuai petugas akan mengembalikan

barang tersebut atau menolak barang yang dikirim (rektur)

 Kualitas barang atau tanggal kadarluarsa barang

 2. Jika barang tersebut dinyatakan diterima maka barang akan dikirim dan petugas

Apotek akan menandatangani faktur asli sebagai bukti bahwa barang tersebut telah

diterima, faktur asli selanjutnya dikembalikan sebagai bukti pembelian dan satu

lembar kertas faktur disimpan sebagai arsip diapotek, lalu barang tersebut disusun

dengan wadah dan letaknya masing-masing sesuai dengan yang sudah ada.

 3. Salinan faktur dikumpulkan setiap hari lalu dicatat sebagai data arsip faktur dan

barang yang diterima dicacat sebagai data stok barang dibuku Jika barang yang

diterima tidak sesuai dengan pemesanan atau terdapat kerusakan pada barang, maka

barang akan dikembalikan atau diganti dengan barang baru oleh distributor dan

barang-barang yang tidak sesuai dengan faktur harus dikembalikan karena tidak

sesuai dengan pemesanan diapotek

2.1.4 Penyimpanan

Perbekalan farmasi yang telah diterima kemudian disimpan didalam ruangan

Khusus di Apotek harus menggunakan kartu stok yang berisi tanggal pemasukan

obat,barang masuk,keluar dan sisa stok.


Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari

penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan

pencarian dan pengawasan.

1. Aspek umum yang perlu diperhatikan:

a. Suhu ruang penyimpanan harus dapat menjamin kestabilan obat.

b. Sediaan psikotropika dan narkotika disimpan dalam lemari terkunci dan kuncinya

dipegang oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang dikuasakan. kuncinya

tidak boleh dipegang oleh satu orang.

c. Obat yang masa penggunannya atau obat yang sudah mendekati Exp. Date di

Apotek Bintang diberikan penandaan khusus dan diletakkan ditempat yang mudah

terlihat agar bisa digunakan terlebih dahulu sebelum tiba masa kadaluarsa nya.

2.2) Pelayanan Farmasi Klinis Di Apotek Bintang

Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/MENKES/SK/X/2002 Apotek adalah suatu tempat

melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat.

Menurut PP 51 Tahun 2009 Apotek merupakan suatu tempat atau terminal distribusi obat

perbekalan farmasi yang dikelola oleh Apoteker sesuai standar dan etika kefarmasian.

Sedangkan menurut Permenkes No.9 Tahun 2017 yang mencabut semua aturan sebelumnya

tentang apotek, mendefinisikan apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat

dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.

2.2.1. Strining Resep

• Pasien datang menyerahkan resep kepada petugas farmasi di Apotek


• Petugas farmasi kemudian melakukan pengecekan terhadap resep yang meliputi nama obat,

jumlah obat, aturan pakai obat, dan identitas pasien (nama pasien alamat pasien dan

umur pasien)

• Petugas Apotek mengambil obat sesuai permintaan resep dengan memperhatikan nama obat,

dosis obat, tanggal kadaluarsa obat, Obat Lasa dan High Alert

• Untuk resep racikan petugas farmasi terlebuh dahulu menghitung dosis obat sesuai dengan

permintaan resep, baru melakukan peracikan sesusai dengan SOP (Standard Operassional

Prosedural)

• Petugas farmasi membuat keterangan etiket yang meliputi tanggal pembuatan resep, nama

pasien, dan aturan  pakai obat (beri etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk obat

luar), memberikan keterangan “kocok dahulu” pada sediaan emulsi atau suspensi, dan

memberikan keteranggan “habiskan” pada obat antibiotik.

• Petugas Apotek menyerahkan obat kepada pasien dengan cara menerangkan kegunaan obat,

cara pakai atau cara minum obat dan cara penyimpanan obat dirumah.

2.2.2. Menyiapkan dan meracik sediaan obat

Setiap resep yang datang keApotek harus dibaca dan di analisa terlebih dahulu oleh

petugas Apotek  sebelum obat disiapkan dan diserahkan kepada pasien, guna untuk

menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien.

➢ Membaca resep

Ketika pasien datang menyerahkan resep diapotek, petugas apotek menerima resep

tersebut kemudian resep dibaca dan di analisa oleh petugas Apotek, yang harus

dianalisa oleh petugas Apotek dalam resep meliputi ;Nama obat, dosis obat, nama

pasien, umur pasien dan alamat pasien. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan

tidak terjadinya kesalahan dalam penyerahan obat kepada pasien.

➢ Meracik obat
Selain harus teliti dalam memabaca resep, saat peracikan obat petugas apotek juga

harus Double Check dalam pengambilan obat untuk peracikan, hal yang perlu

diperhatikan  ketika pengambilan obat yaitu Dosis obat , Exp.Date atau tanggal

kadaluarsa penggunaan obat, hal ini dilakukan untuk menghidari terjadinya kesalahan

dalam pemberian obat yang mungkin bisa menimbulkan efek bagi kesehatan pasien.

Prosedur resep racikan:

1. Petugas Apotek menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam peracikan

2. Petugas mengambil obat-obat yang akan diracik sesuai dengan jumlah dan nama yang tertera

pada resep

3. Masukan seluruh obat, kedalam lumpang kemudian gerus sampai homogen

4. Susun kertas puyer  sesuai jumlah dalam resep,kemudian bagi serbuk menurut penglihatan

mata menggunakan sudip

5. Kemudian lipat lalu masuk kan kedalam plastik klip Yang sudah di beri etiket.

Contoh resep racikan : 

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

APOTEK BINTANG 

Alamat:Jl.Syekh Ismail No.18 pematang berangan

Nomor:1                         Rambah, 07/02/22

R/Aclam No. XX

S2dd1
R/ Salbutamol 1,5

Ctm 2

Bromhexin 8

Mf pulv No.XXX

Da in cap 2dd1

S3ddp1

R/ Dosivec No. XX

S2dd1

R/ Zolocid No.XX

S2dd1 (AC)

Pro       : Ny.Nursahati

Umur    : 30 thn

Alamat  : Pasir pengaraian

Dr          :dr.hendi

Yang akan diambil:

 Salbutamol 1,5 mg : 2mg =45 mg x 30/tab =22,5 tab

 Ctm 2 mg : 4mg =60 mg x 30/tab =15 tab

 Bromhexin 8mg : 8 mg =240 mg x 30/tab =30 tab

Cara mengerjakan:

1. Ambil salbutamol 22,5 tab tambah ctm 15 tab tambah Bromhexin


2. masukan dalam lumpang kemudian gerus sampai homogen

3. Bagi dua serbuk masing-masing untuk 15 capsul

4. masukkan dalam cangkang capsul

5. Setelah itu masukkan dalam plastik klip, pada etiket putih yang tertera di plastik klip

tulis No resep, tanggal resep, nama pasien, dan aturan pakai obat.

2.2.3 Etiket

Gambar 1.Contoh etiket biru

 Etiket biru adalah

Label untuk penggunaan obat luar/tidak untuk diminum.


Gambar 2.Contoh etiket putih

 Etiket Putih adalah

Label untuk penggunaan obat dalam/diminum

2.2.4 Copy Resep


Gambar 3.Contoh copy resep.

 Salinan resep / copy resep salinan yang dibuat apoteker dimana obat berdasarkan

resep asli dari dokter. Copy resep dapat memudahkan pasien dalam melihat obat apa

yang pernah ditebus ke apotek sebelumnya

2.2.5 Pelayanan informasi Obat ( pio )

 (PIO) adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberi

informasi secara akurat, tidak biasa dan terkini kepada Dokter, Apoteker, Perawat,

Profesi Kesehatan dan Pasien agar dapat menggunakan obat dengan baik dan

mencegah terjadinya efek samping dari obat.


2.2.6 Pendistribusian

1.3 Swamedikasi Sediaan Farmasi Di Apotek

2.3.1 Memberikan Pelayanan Obat Bebas

❖ Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada masyarakat tanpa resep dokter, tidak

termasuk dalam Daftar Narkotika, Psikotropika, Obat Keras, Dan Obat Bebas Terbatas, dan

sudah terdaftar di Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Obat bebas disebut juga obat

OTC (Over The Counter). Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK MENKES RI Nomor

2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda

khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam.

Gambar

Contoh golongan obat bebas :

• Paracetamol (analgetik – antipiretik)

• Vitamin C (mencegah dan mengatasi kekurangan vit C)


Adapun Alur Pelayanan Obat bebas sebagai berikut :

1. Pasien datang

2. Lalu pasien menyebutkan nama Obat atau membawa bungkus obat

3. Petugas Apotek melayani dan mengambilkan obat

4. Petugas Apotek mengkalkulasi kan biaya obat

5. Pasien membayar

2.3.2 Memberikan Pelayanan Obat Bebas Terbatas

❖ Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat

dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Obat bebas

terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W”, Menurut bahasa belanda “W” singkatan

dari “Waarschuwing” artinya peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.

Gambar 2. Logo obat bebas terbatas

Gambar 3. Logo Peringatan pada Obat Bebas Terbatas

Contoh obat bebas terbatas :

❖ Ctm

❖ Ketoconazol krim

Adapun Alur Pelayanan Obat bebas Terbatas sebagai berikut :


1. Pasien datang

2. Lalu pasien menyebutkan nama Obat atau membawa bungkus obat

3. Petugas Apotek melayani dan mengambilkan obat

4. Petugas Apotek mengkalkulasi kan biaya obat

5. Pasien membayar

2.4 Manajemen Farmasi

2.4.1 Melakukan Administrasi Dokumen

2.4.2 Kalkulasi /Perhitungan Biaya Sediaan

2.4.3 Pemusnahan

 Apotek Bintang tidak melakukan pemusnahan karena obat yang

mendekati ED/ekspiredate akan diretur atau dikembalikan kepada

distributor atau Pbf

Langkah-langkah penyerahan obat ED ke distributor adalah:

1. Menghitung jumlah obat yang ED/rusak.


2. Obat yang ED di packing rapi dalam kardus dan selanjutnya

dikembalikan ke distributor

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Berdasarkan praktik kerja lapangan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :
1. Sistem pengelolaan obat di Apotek Bintang meliputi perencanaan,

pengadaan/permintaan, penerimaan dan penyimpanan, pendistribusian,

pencatatan dan pelaporan.

2. Pelayanan resep di Apotek Bintang terdiri dari resep umum dan rawat jalan.

3.2 Saran

1. Perlu di adakan perluasan tempat penyimpanan obat sehingga tidak menyulitkan

dalam penyusunan dan pengaturan obat-obatan.

2. Diharapkan resep dibedakan berdasarkan tiap jenis pelayanannya, yaitu resep

umum dan bpjs, hal ini dilakukan untuk mempernudah dalam membedakan golongan

pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2006, Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Departemen

kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

MENKES RI No.1332/MENKES/SK/X/2002, Pengertian Apotik,

PP 51 Tahun 2009, Tugas dan fungsi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian,

Jakarta.

Peraturan Menkes Nomor3 Tahun 2015, Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan

Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, Jakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai