Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


DI KEJAKSAAN NEGERI BIAK NUMFOR
Alamat : Jl. Sisingamangaraja No.1 Biak Numfor Papua

Digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk kenaikan kelas XII


Tahun pelajaran 2022-2023 di SMKS Yapis Biak

Disusun oleh :

Nama : Auralia Putri Nurani

Nis/Nisn : 6404 / 0056686656

Program Keahlian : Teknik Komputer Dan Informatika

Bidang Keahlian : Teknologi Informasi Dan Komunikasi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) YAPIS BIAK

KELOMPOK BISMAN DAN TEK. INFORMASI

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
HALAMAN PENGESAHAN DARI D/DI/INSTANSI

Laporan Hasil Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Di Kejaksaan Negeri Biak


Numfor Untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Kelas XII Tahun Pelajaran 2022-
2023, Pada SMKS Yapis Biak Jurusan Teknik Komputer Dan Jaringan

Disahkan Di Biak

Pada tanggal 02 Februari 2022

Mengetahui

Kepala/Pimpinan DU/DI Pembimbing DU/DI

DR. EFI PAULIN NUMBERI YAN MAREY, S.H.

NIP. 197606182000122001 NIP. 196903291996101001

ii
HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH

Laporan Hasil Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) Di Kejaksaan Negeri Biak


Numfor Untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Kelas XII Tahun Pelajaran 2022-
2023, Pada SMKS Yapis Biak Jurusan Teknik Komputer Dan Jaringan

Disahkan di Biak

Pada tanggal 02 Februari 2022

Ketua Jurusan Pembimbing Sekolah

MAHARINI SINATRA,S.Kom. ARMY ASTUTI


APRILIYANTI,SE., Gr.
NIP. 197910042010042001
NIP. 198604282010072016

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMKS Yapis Biak

BASRI MAMONTO, S. Sos, M.si

NIP. 19640209 199003 1 009

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, yang
telah memberikan berkat dan karuniaNya kepada kita semua. Sehingga penyusun
dapat membuat laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) Di KEJAKSAAN
NEGERI BIAK NUMFOR ini dapat diselesaikan dengan baik, Walapun
demikian, penyusun telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di sekolah,
maupun dalam melaksanakn praktik kerja di dunia industri. Saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penyusun oleh kesempurnaan dalam
penulisan laporan berikutnya. Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan
bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapakn banyak terimakasih
kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini,
terutama kepada:

1. Bapak Basri Mamonto ,S.Sos,M.Si, selaku kepala SMKS Yapis Biak.


2. Ibu Maharini Sinatra, S.Kom. selaku ketua jurusan Teknik Komputer &
Jaringan.
3. Ibu Army Astuti Apriliyanti, SE., Gr. selaku pembimbing sekolah.
4. Ibu Dr. Efi Paulin Numberi selaku pimpinan Kejaksaan Negeri Biak Numfor.
5. Bapak Yan Marey, S.H. selaku pembimbing Dudi.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kegiatan prakerin pada tahun yang
akan datang.

Biak, 02 Februari 2022

AURALIA PUTRI NURANI

iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.....................................................................................................i
Halaman Pengesahan Dari Dudi/instansi............................................................ii
Halaman Pengesahan Dari Sekolah....................................................................iii
Kata Pengantar ....................................................................................................iv
Daftar Isi.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Prakerin ..............................................................................1
B. Tujuan Prakerin............................................................................................2
C. Manfaat Prakerin..........................................................................................2
BAB II PELAKSANAAN PRAKERIN................................................................3
A. Tempat dan Waktu Pelaksanan ...................................................................3
B. Sejarah Kejaksaan Negeri Biak Numfor......................................................4
C. Visi dan Misi Kejaksaan Negeri Biak Numfor............................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................9
A. Hasil dan Pembahasan Prakerin...................................................................9
BAB IV PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan ...............................................................................................11
B. Saran ..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
Lampiran : ............................................................................................................12
1. Foto Kegiatan.............................................................................................12
2. Struktur Organisasi Perusahaan.................................................................13
3. Jurnal Kegiatan Prakerin dan Daftar Hadir................................................14

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTIK INDUSTRI

Sistem Pendidikan Nasional Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


merupakan salah satu sub system yang mempunyai fungsi dan peran langsung
dalam pengembangan sumber daya manusia, intergal program pembangunan
ekonomi.
Sistem Pendidikan Nasional Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) berfungsi
menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan profesional. Hal ini
dilakuakan karna selama ini pelajaran kejuruan yang dilakukan di sekolah
masih belum banyak memberikan keahlian yang profesional terhadap siswa
didik. Di dasari dalam rangka meningkatkan wawasan pengalaman belajar dan
penguasaan keterampilan serta mencetak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang ahli dan terampil, antara lain diperlukan adanya upaya berbagai
aktivitas belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut, yaitu menyelengarakan
program kegiatan praktik kerja industri (PRAKERIN) di dunia kerja sesuai
dengan program keahlian yang telah ditetapkan oleh sekolah masing-masing
dalam hal ini SMKS YAPIS BIAK, yang berguna sebagai kesempatan
pengenalan dan pelatihan langsung tentang dunia kerja. Dengan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) para siswa diharapkan nantinya mendapatkan ilmu
pengetahuan dari dunia usaha / industri / instansi selain itu pengetahuan yang
di dapat melalui pendidikan sekolah.

1
B. TUJUAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai
berikut:
Menghasikan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, dan etos kerja yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja.

1. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai


bagian dari proses pendidikan.
2. Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas / profesional.
3. Memperkokoh link and match sn’fk dengan dunia kerja.
4. Membekali siswa dengan pengalaman kerja yang sesunguhnya dalam
dunia kerja dan masyarakat.
5. Menetapkan kedisipinan dan tanggung jawab siswa dalam melaksankan
tugas serta mendorong siswa untuk berjiwa wirausaha dan mau bekerja.

C. MANFAAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Adapun manfaat dari Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai
berikut:
1. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja.
2. Dapat menambah tali persaudaraan antara pelajar atau sekolah dan
perusahaan.
3. Dapat membekali siswa dengan pengalaman kerja yang sesunguhmya
dalam dunia kerja dan masyarakat.
4. Dapat memantapkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam
melaksanakan tugas serta mendorong siswa untuk berjiwa wirausaha dan
mau bekerja.

2
BAB II

PELAKSANAAN PRAKERIN

A. TEMPAT PELAKSANAAN DAN WAKTU PELAKSANAAN


Tempat pelaksanaan kegiatan praktik kerja industri (PRAKERIN) adalah di
KEJAKSAAN NEGERI BIAK NUMFOR, lokasi tempatnya di Jl.
Sisingamangaraja No.1 Biak Numfor Papua.
No.Telepon : (0981)21600
Waktu pelaksaan kegiatan prakerin adalah dimulai tanggal 02 Februari
2022 s/d tanggal 16 Maret 2022. Adapun jadwal kegiatan jam kerja di Kejaksaan
Negeri Biak Numfor adalah sebagai berikut :

HARI JAM DATANG JAM ISTIRAHTAT JAM PULANG

SENIN 08:00 WIT 12:00 – 13:00 WIT 16:00 WIT

SELASA 08:00 WIT 12:00 – 13:00 WIT 16:00 WIT

RABU 08:00 WIT 12:00 – 13:00 WIT 16:00 WIT

KAMIS 08:00 WIT 12:00 – 13:00 WIT 16:00 WIT

JUMAT 08:00 WIT 12:00 – 13:00 WIT 16:30 WIT

3
B. SEJARAH KEJAKSAAN R.I.

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan


negara, khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang
dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung
yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung,
Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara
khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan
yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.

 Sebelum Reformasi

Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada


zaman kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan
Majapahit, istilah dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu
pada posisi dan jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari
bahasa kuno, yakni dari kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.
Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim mengatakan bahwa dhyaksa
adalah pejabat negara di zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu
Hayam Wuruk tengah berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang
diberi tugas untuk menangani masalah peradilan dalam sidang pengadilan.
Para dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang
memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi. Kesimpulan ini didukung
peneliti lainnya yakni H.H. Juynboll, yang mengatakan bahwa adhyaksa
adalah pengawas (opzichter) atau hakim tertinggi (oppenrrechter). Krom dan
Van Vollenhoven, juga seorang peneliti Belanda, bahkan menyebut bahwa
patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah Mada, juga adalah seorang
adhyaksa.

4
Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada relevansinya dengan
jaksa dan Kejaksaan antara lain adalah Openbaar Ministerie. Lembaga ini
yang menitahkan pegawai-pegawainya berperan sebagai Magistraat dan
Officier van Justitie di dalam sidang Landraad (Pengadilan Negeri), Jurisdictie
Geschillen (Pengadilan Justisi ) dan Hooggerechtshof (Mahkamah Agung )
dibawah perintah langsung dari Residen / Asisten Residen.
Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan dinamika
secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem
pemerintahan. Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik
Indonesia telah mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring
dengan perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan,
organisasi, serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga juga mengalami berbagai
perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta
bentuk negara dan sistem pemerintahan.
Menyangkut Undang-Undang tentang Kejaksaan, perubahan mendasar
pertama berawal tanggal 30 Juni 1961, saat pemerintah mengesahkan Undang-
Undang Nomor 15 tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan
RI. Undang-Undang ini menegaskan Kejaksaan sebagai alat negara penegak
hukum yang bertugas sebagai penuntut umum (pasal 1), penyelenggaraan
tugas departemen Kejaksaan dilakukan Menteri / Jaksa Agung (Pasal 5) dan
susunan organisasi yang diatur oleh Keputusan Presiden. Terkait kedudukan,
tugas dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai alat revolusi dan
penempatan kejaksaan dalam struktur organisasi departemen, disahkan
Undang-Undang Nomor 16 tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan
Tinggi.
Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut
Kejaksaan RI sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1961 kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang Kejaksaan
Republik Indonesia. Perkembangan itu juga mencakup perubahan mendasar
pada susunan organisasi serta tata cara institusi Kejaksaan yang didasarkan

5
pada adanya Keputusan Presiden No. 55 tahun 1991 tertanggal 20 November
1991.

 Masa Reformasi

Masa Reformasi hadir ditengah gencarnya berbagai sorotan terhadap


pemerintah Indonesia serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya
dalam penanganan Tindak Pidana Korupsi. Karena itulah, memasuki masa
reformasi Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan,
yakni dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 untuk
menggantikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991. Kehadiran undang-
undang ini disambut gembira banyak pihak lantaran dianggap sebagai
peneguhan eksistensi Kejaksaan yang merdeka dan bebas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah, maupun pihak lainnya.
Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2
ayat (1) ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta kewenangan
lain berdasarkan undang-undang”. Kejaksaan sebagai pengendali proses
perkara (Dominus Litis), mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan
hukum, karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah
suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti
yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping sebagai penyandang
Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana
putusan pidana (executive ambtenaar). Karena itulah, Undang-Undang
Kejaksaan yang baru ini dipandang lebih kuat dalam menetapkan kedudukan
dan peran Kejaksaan RI sebagai lembaga negara pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan.
Pada masa reformasi pula Kejaksaan mendapat bantuan dengan hadirnya
berbagai lembaga baru untuk berbagi peran dan tanggung jawab. Kehadiran
lembaga-lembaga baru dengan tanggung jawab yang spesifik ini mestinya
dipandang positif sebagai mitra Kejaksaan dalam memerangi korupsi.

6
Sebelumnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan terhadap tindak pidana
korupsi, sering mengalami kendala. Hal itu tidak saja dialami oleh Kejaksaan,
namun juga oleh Kepolisian RI serta badan-badan lainnya.
C. VISI DAN MISI PT. GARUDA INDONESIA

 Visi Kejaksaan R.I :

"Menjadi Lembaga Penegak Hukum yang Professional, Proporsional dan


Akuntabel"

Dengan Penjelasan :
Lembaga Penegak Hukum: Kejaksaan RI sebagai salah satu lembaga
penegak hukum di Indonesia yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai
penyidik pada tindak pidana tertentu, penuntut umum, pelaksana
penetapan hakim, pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan pidana bersyarat, pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
bertindak sebagai Pengacara Negara serta turut membina ketertiban dan
ketentraman umum melalui upaya antara lain : meningkatkan kesadaran
hukum masyarakat, Pengamanan kebijakan penegakan hukum dan
Pengawasan Aliran Kepercayaan dan penyalahgunaan penodaan agama.
Profesional: Segenap aparatur Kejaksaan RI dalam melaksanakan tugas
didasrkan atas nilai luhur TRI KRAMA ADHYAKSA serta kompetensi
dan kapabilitas yang ditunjang dengan pengetahuan dan wawasan yang
luas serta pengalaman kerja yang memadai dan berpegang teguh pada
aturan serta kode etik profesi yang berlaku
Proporsional: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kejaksaan selalu
memakai semboyan yakni menyeimbangkan yang tersurat dan tersirat
dengan penuh tanggungjawab, taat azas, efektif dan efisien serta
penghargaan terhadap hak-hak publik

7
Akuntabel: Bahwa kinerja Kejaksaan Republik Indonesia dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Misi

Misi Kejaksaan R.I :

1. Meningkatkan Peran Kejaksaan Republik Indonesia Dalam Program


Pencegahan Tindak Pidana.
2. Meningkatkan Professionalisme Jaksa Dalam Penanganan Perkara
Tindak Pidana.
3. Meningkatkan Peran Jaksa Pengacara Negara Dalam Penyelesaian
Masalah Perdata dan Tata Usaha Negara.
4. Mewujudkan Upaya Penegakan Hukum Memenuhi Rasa Keadilan
Masyarakat.
5. Mempercepat Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Kejaksaan Republik Indonesia yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme.

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PRAKERIN DAN PEMBAHASAN

1. Register Surat Masuk Digital Dan Non-Digital.


Register Surat Masuk Adalah Sebuah Kegiatan Perekaman
Identitas Akan Surat Fisik ke dalam Komputer Atau Buku
Register.
2. Register Surat Pengantar.
Adalah Kegiatan Memasukkan Surat Sesuai nomor urut dan
Jenis Suratnya.
3. Manajemen Surat.
Adalah Fase Lanjutan Setelah Register Surat, Dimana
segala Kegiatan Dari Pendistribusian Surat ke Kepala
Kantor Sampai Pendaratan ke Bidang Terkait.
4. Ekspedisi Surat Internal.
Adalah Buku Pengantar Surat Yang Berguna Untuk
Mencatat Kiriman Surat Kepada Pihak Lain.
5. Register Surat Perkara Digital.
Adalah Memuat Seluruh Data Perkara Dalam Tingkat
Pertama, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali Dan
Eksekusi Berfungsi Sebagai Bantu Untuk Mencatat
Perjalanan Perkara Guna Mempermudah Mengetahui Data
Perkara Yang di Terima.

9
6. Rekam Register Surat Digital.
Adalah Kegiatan Mengecek Nomor-nomor Surat Sesuai Jenis Surat
Masing-masing.
7. Desain Daftar Urut Kepangkatan Pegawai.
Adalah Kegiatan Membuat Tabel Dalam Bentuk Digital.
8. Pengetikan Ulang Disposisi Fisik ke Disposisi Elektronik.
Adalah Kegiatan Memindahkan Disposisi Fisik (Kertas) ke
Komputer Dalam Bentuk Digital.
9. Input Perkara Kriminal.
Adalah Kegiatan Memasukkan Data Kasus Perkara Kriminal ke
Dalam Bentuk Digital Guna Mempermudah Mengetahui Data
Perkara Yang di Terima.
10. Pengecekan Ulang Disposisi.
Adalah Kegiatan Mengecek Disposisi Kajari (pimpinan) dalam
Bentuk Digital, Apakah Sudah di Disposisi Atau Belum.
11. Menulis Disposisi Kajari.
Adalah Kegiatan Memasukkan Disposisi Kajari (pimpinan) Dari
Bentuk Fisik ke Bentuk Digital.
12. Cetak Lembar Disposisi.
Adalah Kegiatan Mencetak Lembar (print) Disposisi dari Bentuk
Digital ke Bentuk Fisik.
13. Buat Nota Keuangan.
Adalah Kegiatan Membuat Tabel Rancangan Anggaran
Pendapatan Para Pegawai.
14. Membuat Absen Harian Para Pegawai dan Honor.
15. Buat Surat Ijin Pegawai.

10
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan adanya program yang diterapkan di sekolah kejuruan, sangat


mendukung dalam bidang pendidikan dan kemajuan bagi dunia bisnis atau
usaha. Dengan berakhirnya kegiatan prakerin ini dapat kami simpulkan
sebagai berikut :
1. Siswa dapat mengaplikasikan hasil teori yang diberikan dari sekolah ke
dunia kerja.
2. Dengan adanya prakerin ini, maka dapat tercipta tenaga kerja yang
profesional.
3. Kegiatan prakerin sangat perlu dilaksanakan untuk memacu kreativitas
siswa dan menambah pengalaman siswa di dunia kerja.
4. Kegiatan prakerin ini sangat bermanfaat sekali dalam dunia kerja yang
sesungguhnya.

B. SARAN

Dengan adanya laporan ini, maka saya ingin mengajukan beberapa saran,
yaitu:
1. Sebaiknya perusahaan memperhatikan dan meningkatnya sarana prasarana
yang dibutuhkan untuk para pegawai dan juga siswa/i yang sedang
melaksanakan praktek kerja lapangan.
2. Sebaiknya perusahaan melakukan lebih banyak lagi kegiatan yang
mengakrabkan karyawan, hal ini dapat mempengaruhi kinerja dari para

11
karyawan karena dengan rasa kebersamaan yang tinggi, kerja sama dan
rasa memiliki antar karyawan, maka perusahaan akan meningkat pula.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : https://www.kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=3
https://www.kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=1

FOTO KEGIATAN

12
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

13

Anda mungkin juga menyukai