DI SUSUN OLEH :
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI PERPAJAKAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Mataram
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan makalah...............................................................................................
BAB II........................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Kompensensi Pajak....................................................................................
B. Jangka Waktu Penyelesaian Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
C. Sanksi Atas Ke Terlambatan Pengembalian.............................................
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kompensasi kerugian fiskal merupakan sebuah skema untuk ganti rugi yang dilakukan oleh
wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan yang mengalami kerugian dalam hal
pembukuannya. Dimana kompensasinya dapat dilakukan pada saat tahun berikutnya selama
5 tahun berturut-turut.
Umumnya suatu perusahaan mempunyai 2 jenis perhitungan pada keuangannya yaitu
perhitungan komersial dan fiskal, dimana dalam perhitungan fiskal akan lebih
diperhitungkan ke penyusunan laporan perpajakannya yang ada di SPT dan akan lebih
mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari sisi perusahaannya.
Perhitungan fiskal ini berfungsi untuk segala informasi keuangan yang ada di suatu
perusahaan yang kemudian nantinya akan diberikan kepada otoritas pajak untuk tanda
kepatuhan pajak perusahaan tersebut dimana atas hasil perhitungan tersebut wajib pajak
akan mengetahui apakah mengalami kerugian fiskal atau tidak.
Kompensasi kerugian ini pada dasarnya telah diatur dalam Undang-undang No.36 tahun
2008 pada pasal yang ke 6 ayat 2 yang membahas mengenai Pajak Penghasilan yang
didalamnya mencantumkan ayat pertama pada pasal tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Kompensasi Pajak
2. Untuk Mengetahui Berapa Lama Jangka Waktu Penyelesaian Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Sanksi Atas Ke Terlambatan Pengembalian
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPENSASI PAJAK
Kompensasi kerugian fiskal merupakan sebuah skema untuk ganti rugi yang dilakukan
oleh wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan yang mengalami kerugian dalam
hal pembukuannya. Dimana kompensasinya dapat dilakukan pada saat tahun berikutnya
selama 5 tahun berturut-turut.
Umumnya suatu perusahaan mempunyai 2 jenis perhitungan pada keuangannya yaitu
perhitungan komersial dan fiskal, dimana dalam perhitungan fiskal akan lebih
diperhitungkan ke penyusunan laporan perpajakannya yang ada di SPT dan akan lebih
mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari sisi perusahaannya.
Perhitungan fiskal ini berfungsi untuk segala informasi keuangan yang ada di suatu
perusahaan yang kemudian nantinya akan diberikan kepada otoritas pajak untuk tanda
kepatuhan pajak perusahaan tersebut dimana atas hasil perhitungan tersebut wajib pajak
akan mengetahui apakah mengalami kerugian fiskal atau tidak.
Kompensasi kerugian ini pada dasarnya telah diatur dalam Undang-undang No.36 tahun
2008 pada pasal yang ke 6 ayat 2 yang membahas mengenai Pajak Penghasilan yang
didalamnya mencantumkan ayat pertama pada pasal tersebut. Ayat pertama yang tercantum
itu sendiri membahas tentang pengurangan yang antara lain :
1. Adanya pengurangan biaya langsung atau tidak terkait dengan kegiatan usaha.
2. Adanya penyusutan untuk pengeluaran agar mendapat harta berwujud dan adanya
amortisasi untuk pengeluaran agar mendapat hak, serta atas biaya lain yang mempunyai
masa manfaat lebih dari setahun
3. Adanya iuran dana pensiun yang disahkan oleh Menteri Keuangan.
4. Adanya kerugian akibat penjualan dan pengalihan harta yang dimiliki dan dalam hal itu
digunakan dalam perusahaan terkait.
5. Adanya kerugian yang diakibatkan karena adanya selisih kurs mata uang asing.
6. Adanya pengurangan untuk biaya penelitian serta pengembangan atas perusahaan yang
dilakukan di Indonesia.
7. Adanya biaya beasiswa, pelatihan, serta magang.
8. Adanya Piutang yang ternyata tidak dapat ditagih.
9. Adanya sumbangan yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana nasional yang
telah diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Adapun contoh dalam kasus kompensasi kerugian fiskal ini adalah sebagai berikut :
1. XYZ mengalami kerugian fiskal sebanyak Rp 300 JT pada tahun 2014 yang dimana
kerugian tersebut bisa dikompensasikan sampai tahun 2019 dan akan dijabarkan dengan
uraian berikut:
PEMBAYARAN PAJAK
6. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Putusan Banding atau Putusan
Peninjauan Kembali;
8. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a Undang-Undang KUP;
9. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan Surat
Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat ( 1) huruf b Undang-Undang KUP;
10. Pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan Surat
Tagihan Pajak atau Surat Keputusan Pembatalan Surat Tagihan Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf c Undang-Undang KUP.
Kelebihan pembayaran PBB dapat dikembalikan dalam hal terdapat:
3. PBB yang lebih dibayar karena diterbitkan Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali;
4. PBB yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan PBB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-Undang PBB;
5. PBB yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan Denda
Administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Undang-Undang PBB;
6. PBB yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan PBB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang KUP;
7. PBB yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a Undang-Undang KUP diterbitkan;
8. PBB yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan Surat
Ketetapan Pajak PBB atau Surat Keputusan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak PBB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b Undang-Undang KUP;
9. PBB yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan Surat
Tagihan Pajak PBB atau Surat Keputusan Pembatalan Surat Tagihan Pajak PBB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf c Undang-Undang KUP.
2. SKPLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 178 Undang-
Undang KUP diterbitkan;
3. SKPPKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C dan 170 Undang-Undang KUP,
dan Pasal 9 ayat (4c) Undang-Undang PPN diterbitkan;
Kelebihan pembayaran pajak harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan Utang Pajak
yang diadministrasikan di KPP domisili dan/atau KPP lokasi, sebagaimana yang
tercantum dalam:
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, yang menyebabkan jumlah pajak yang
harus dibayar bertambah, untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
2007 dan sebelumnya;
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan yang telah disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan Surat
Keputusan Keberatan yang tidak diajukan banding, yang menyebabkan jumlah pajak
yang harus dibayar bertambah, untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak 2008 dan sesudahnya;
4. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan atas jumlah yang tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan,
untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya, dalam
hal:
c) diajukan keberatan dan atas Surat Keputusan Keberatan tersebut diajukan banding
tetapi Putusan Banding mengabulkan sebagian, menambah jumlah pajak terutang, atau
menolak.
5. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak PBB, atau Surat
Tagihan Pajak PBB;
6. Surat Keputusan Keberatan untuk PBB yang menyebabkan jumlah pajak yang masih
harus dibayar bertambah tetapi tidak diajukan banding;
7. Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak
yang masih harus dibayar bertambah; dan/atau
8. Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar bertambah.
Dalam hal setelah dilakukan penghitungan masih terdapat sisa kelebihan pembayaran
pajak, atas permohonan Wajib Pajak, sisa kelebihan pembayaran pajak tersebut dapat
diperhitungkan dengan:
1. pajak yang akan terutang atas nama Wajib Pajak yang menerima kelebihan
pembayaran pajak; dan/atau
2. Utang Pajak dan/atau pajak yang akan terutang atas nama Wajib Pajak lain.
Pelunasan Utang Pajak dan/atau pajak yang akan terutang melalui perhitungan
kelebihan pembayaran pajak diakui pada saat diterbitkan SKPKPP. Bagi Wajib Pajak
yang menggunakan pembukuan dengan mata uang dolar Amerika Serikat, pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dalam mata uang dolar Amerika Serikat diberikan dalam
mata uang rupiah, yang dihitung menggunakan nilai tukar atau kurs yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan yang berlaku pada saat:
KESIMPULAN
Kompensasi kerugian fiskal merupakan sebuah skema untuk ganti rugi yang dilakukan
oleh wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan yang mengalami kerugian dalam
hal pembukuannya. Dimana kompensasinya dapat dilakukan pada saat tahun berikutnya
selama 5 tahun berturut-turut.
Kompensasi kerugian ini pada dasarnya telah diatur dalam Undang-undang No.36 tahun
2008 pada pasal yang ke 6 ayat 2 yang membahas mengenai Pajak Penghasilan yang
didalamnya mencantumkan ayat pertama pada pasal tersebut