PENDAHULUAN
2.1.3 Lensa
Setelah vesikula lentis terbentuk, sel-sel dinding posterior mulai
memanjang ke arah anterior dan membentuk serabut-serabut panjang yang
secara bertahap mengisi lumen vesikel. Pada akhir minggu ketujuh, serabut
lensa primer ini mencapai dinding anterior vesikula lentis. Namun,
pertumbuhan lensa belum selesai pada tahap ini, karena serabut-serabut lensa
baru (sekunder) terus ditambahkan ke inti sentral tersebut. 6
2. Palpebra
Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot, dan
jaringan fibrosa yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata
yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakkan karena kulitnya
paling tipis di antara kulit bagian tubuh lainnya. Di palpebra terdapat
rambut halus, yang hanya tampak dengan pembesaran. Di bawah kulit
terdapat jaringan areolar longgar yang bias mengembang pada edema
masif. Musculus orbicularis oculi melekat pada kulit, dipersarafi
nervus facialis (VII), dan berfungsi untuk menutup palpebra. Otot ini
terbagi atas bagian orbital, praseptal, dan pratarsal. Bagian orbital
terutama berfungsi untuk menutup mata dengan kuat. Otot praseptal
dan pratarsal memiliki caput medial superfisial dan profunda yang
berperan dalam pemompaan air mata. 7,8
Tepian palpebra ditunjang oleh tarsus, yaitu lempeng fibrosa kaku
yang dihubungkan ke tepian orbita oleh tendon kantus medialis dan
lateralis. Septum orbitale, yang berasal dari tepian orbita, melekat
pada aponeurosis levatoris, kemudian menyatu dengan tarsus. Pada
bagian palpebra inferior, septum bergabung dengan tepian bawah
tarsus. 7,8
Terbenam di dalam lemak terdapat kompleks otot levator-
retraktor utama palpebra superior, fasia kapsulopalpebra di palpebra
inferior. Otot levator berorigo di apeks orbita. Saat memasuki
palpebra, otot ini mmbentuk aponeurosis yang melekat pada sepertiga
bawah tarsus superior. Pada palpebra inferior, fasia kapsulopalpebra
berasal dari musculus rectus inferior membentuk lapisan berikutnya,
yang melekat pada konjungtiva. Otot-otot simpatis ini juga merupakan
retractor palpebra. Konjungtiva melapisi permukaan dalam palpebra,
Konjungtiva palpebralis menyatu dengan konjungtiva yang berasal
dari bola mata yang mengandung kelenjar-kelenjar yang penting untuk
lubrikasi kornea. 7,8
Kantus lateralis terletak 1-2 mm lebih tinggi dari kantus medialis.
Karena longgarnya insersio tendon ke tepian orbita, kantus lateralis
akan sedikit naik saat melihat ke atas. 7,8
Persarafan sensoris palpebra berasal dari divisi pertama dan kedua
nervus trigeminus (V.1 dan V.2). Nervus lakrimalis, supraorbitalis,
supratroklearis, infratroklearis, dan nasalia eksterna adalah cabang-
cabang divisi oftalmika nervus cranial keima. Nervus infraorbitalis,
zygomaticofacialis, dan zygomaticotemporalis merupakan cabang-
cabang divisi maksilaris (kedua) nervus trigeminus. 7,8
Pasokan darah palpebra datang dari arteri lakrimalis dan
oftalmika melalui cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya.
Anastomosis di antara arteri palpebralis lateralis dan medialis
membentuk cabang-cabang tarsal yang terletak di dalam jaringan
areolar submandibular. Drainase vena dari palpebra mengalir ke
dalam vena oftalmika dan vena-vena yang membawa darah dari dahi
dan temporal. Vena-vena itu tersusun dalam pleksus pra dan
pascatarsal. Pembuluh limfe segmen lateral palpebra berjalan ke
dalam kelenjar getah bening preaurikular dan parotis. Pembuluh limfe
dari sisi medial palpebra mengalirkan isinya ke dalam kelenjar getah
bening submandibular. 8
3. Sistem Lakrimal
Aparatus lakrimalis merupakan sekelompok struktur yang
menghasilkan dan mengalirkan cairan atau air mata. Kelenjar
lakrimal, masing-masing seukuran dan bentuk almond, mengeluarkan
cairan lakrimal, yang mengalir ke 6–12 saluran lakrimal ekskretoris
yang menguras air mata ke permukaan konjungiva kelopak mata
bagian atas. Air mata akan mengalir melewati permukaan anterior
bola mata untuk memasuki dua lubang kecil yang disebut puncta
lakrimalis. Air mata kemudian mengalir ke dua saluran, kanalis
lakrimalis, yang mengarah ke kantung lakrimal dan kemudian ke
saluran nasolakrimal. Saluran ini membawa cairan lakrimal ke dalam
rongga hidung yang lebih rendah dari konka nasal inferior.7
Kelenjar lakrimal dipersarafi oleh saraf parasimpatis dari nervus
fasialis (VII). Cairan lakrimal yang diproduksi merupakan larutan
yang encer yang mengandung garam, mukus, dan lisosim (enzim
bakterisida yang berfungsi sebagai pelindung). Cairan melindungi,
membersihkan, melumasi, dan melembabkan bola mata. Setelah
dikeluarkan dari kelenjar lakrimal, cairan lakrimal akan tersebar
secara medial di atas permukaan bola mata saat kelopak mata
dikedipkan. Setiap kelenjar menghasilkan sekitar 1 mL cairan lakrimal
setiap hari.7
1. Lapisan Fibrosa
Lapisan ini merupakan lapisan yang kuat dan berfungsi untuk
melindungi isi intraokular. Bagian 1/6 anterior dari lapisan fibrosa ini
merupakan bagian transparan yang disebut kornea. Bagian 5/6
posterior yang opak disebut sklera. Persimpangan kornea dan sklera
disebut limbus. Konjungtiva melekat kuat pada limbus.8
Konjungtiva
Konjungtiva terdiri dari 2 bagian, yaitu konjungtiva palpebra dan
konjungtiva bulbaris. Konjungtiva berfungsi untuk membantu
memproduksi air mata, menyediakan kebutuhan oksigen untuk
kornea, dan melindungi mata dengan mekanisme pertahanan
nonspesifik yang berupa barier epitel, aktivitas lakrimasi, dan
menyuplai darah. 7,8
Kornea
Kornea merupakan struktur yang transparan dan avaskular,
membentuk 1/6 bagian anterior lapisan fibrosa bola mata. Ukuran
diameter kornea orang dewasa normal berkisar antara 11-12 mm
dengan ketebalan di bagian sentral adalah 0,5 mm, sedangkan di
bagian perifer 0,7 mm. Kekuatan refraksi kornea mencapai 45
dioptri, yaitu 3/4 kekuatan refraksi total bola mata (60 dioptri). 9,10
Kornea tersusun atas lapisan-lapisan berikut:9,10
- Lapisan epitel berlapis gepeng tanpa keratin, terdiri atas
selapis sel kolumnar basalis, dua atau tiga lapis sel sayap, dua
lapis sel skuamosa permukaan. Luas permukaan sel-sel terluar
semakin diperluas dengan adanya mikroplika dan mikrovili
yang membantu menempelnya lapisan air mata dan musin.
Setelah beberapa hari, sel-sel ini akan lepas ke lapisan air
mata. Sel punca kornea (corneal stem cells) terletak pada
limbus korneoskleral, berperan dalam mencegah jaringan
konjungtiva tumbuh ke kornea (misalnya pada pterigium).
- Lapisan Bowman, merupakan lapisan superfisial stroma
yang aselular dan terbentuk dari serat kolagen.
- Stroma, merupakan lapisan yang membentuk 90% ketebalan
kornea. Stroma tersusun oleh lapisan-lapisan serat kolagen
yang tersusun rapi dan jaraknya diatur oleh zat proteoglikan
(kondroitin sulfat dan keratan sulfat) yang diselingi oleh
keratosit. Susunan ini penting untuk menjaga kejernihan
kornea. Lapisan stroma dapat sembuh dan membentuk
jaringan parut, namun tidak dapat regenerasi bila terjadi
kerusakan.
- Membran Descemet, merupakan lapisan halus yang terdiri
dari anyaman serat kolagen, dapat beregenerasi.
- Endotelium, terdiri atas selapis sel poligonal yang
mempertahankan deturgesensi kornea (keadaan dehidrasi
relatif kornea) dengan memompa cairan berlebih keluar dari
stroma sehingga tidak terjadi edema kornea dan kornea tetap
jernih.
Kornea dipersarafi oleh nervus siliaris anterior yang merupakan
cabang dari N. V3 (N. trigeminal pars oftalmika). 9,10
Gambar 15. Anatomi kornea9
2. Lapisan Vaskular
Tunika vaskular atau uvea merupakan lapisan tengah dari bola
mata. Lapisan ini berfungsi untuk memasok nutrisi ke berbagai
struktur bola mata. Lapisan ini terdiri dari tiga bagian yang dari
anterior ke posterior adalah: iris, korpus siliaris dan koroid. 7,8
Koroid
Koroid merupakan bagian posterior dari tunika vaskular, melapisi
sebagian besar permukaan internal sklera. Koroid terdiri dari
banyak vaskularisasi. Sejumlah pembuluh darahnya memberikan
nutrisi ke permukaan posterior retina. Koroid juga mengandung
melanosit yang menghasilkan pigmen melanin, yang
menyebabkan lapisan ini tampak berwarna coklat gelap. Melanin
di koroid menyerap sinar cahaya yang menyimpang, yang
mencegah pantulan dan hamburan cahaya di dalam bola mata.
Akibatnya, gambar yang dilemparkan ke retina oleh kornea dan
lensa tetap tajam dan jelas. 7,8
Korpus Siliaris
Di bagian anterior dari tunika vaskular, terdapat koroid yang
menjadi korpus siliaris. Korpus siliaris memanjang dari ora serata,
margin anterior retina yang bergerigi, ke titik tepat di bagian
posterior ke persimpangan sklera dan kornea. Seperti koroid,
badan siliaris berwarna coklat gelap karena mengandung
melanosit yang memproduksi melanin. Selain itu, korpus siliaris
terdiri dari prosesus siliaris dan otot siliaris. Prosesus siliaris
merupakan tonjolan atau lipatan pada permukaan internal dari
korpus siliaris. Prosesus siliaris mengandung kapiler darah yang
mengeluarkan humor aqueus. Perpanjangan dari prosesus siliaris
merupakan serat zonular (ligamentum suspensorium) yang
menempel pada lensa. Serat terdiri dari serat tipis berongga yang
menyerupai serat jaringan ikat elastis. Otot siliaris merupakan
bagian otot polos seperti pita yang melingkar. Kontraksi atau
relaksasi sari otot siliaris akan berpengaruh pada serat zonular,
yang akan mengubah bentuk lensa, mengadaptasinya untuk
penglihatan dekat atau jauh. 7
Iris
Iris merupakan bagian berwarna dari bola mata, berbentuk seperti
donat yang pipih. Iris terdiri dari melanosit dan serat otot polos
yang melingkar. Jumlah melanin di iris akan menentukan warna
sari mata. 7
Fungsi utama iris adalah untuk mengatur jumlah cahaya yang
memasuki bola mata melalui pupil, yang merupakan lubang di
bagian tengah iris. Pupil tampak hitam karena pada pupil akan
terlihat bagian belakang mata yang sangat berpigmen (koroid dan
retina). Namun, jika cahaya terang diarahkan ke pupil, cahaya
yang dipantulkan berwarna merah karena pembuluh darah di
permukaan retina. 7
Refleks otonom akan mengatur diameter pupil sebagai respons
terhadap level cahaya. Ketika cahaya terang merangsang mata,
serat parasimpatis dari nervus okulomotor (III) menstimulasi otot
melingkar atau sfingter pupillae dari iris untuk berkontraksi,
menyebabkan pengecilan dari ukuran pupil. Dalam cahaya redup,
neuron simpatis merangsang otot radial atau pupil dilator dari iris
untuk berkontraksi, menyebabkan pembesaran dari ukuran pupil
(pelebaran). 7
Lensa
Di bagian posterios dari pupil dan iris, di dalam rongga bola mata,
terdapat lensa. Lensa terdiri dari protein yang disebut kristalin,
tersusun seperti lapisan bawang, membentuk media bias lensa,
yang transparan sempurna dan tidak memiliki pembuluh darah.
Lensa tertutup oleh kapsul jaringan ikat yang melingkari serat
zonular, dan melekat pada prosesus siliaris. Lensa berfungsi untuk
membantu memfokuskan gambar pada retina untuk memfasilitasi
jalur penglihatan. 7
Rongga Anterior dan Posterior
Lensa membagi bagian dalam bola mata menjadi dua rongga,
yaitu: rongga anterior dan ruang vitreous. Rongga anterior —
ruang anterior ke lensa — terdiri dari dua ruang. Ruang anterior
terletak di antara kornea dan iris. Ruang posterior terletak di
belakang iris dan di depan serat zonular dan lensa. Kedua ruang
rongga anterior terdiri dari cairan aqueous humor, yang
merupakan cairan transparan yang memberi nutrisi pada lensa dan
kornea. Cairan aqueous humor yang berasal dari prosesus siliaris
kemudian akan memasuki ruang posterior dan mengalir ke depan
antara iris dan lensa, melalui pupil, dan ke ruang anterior. Dari
ruang anterior, aqueous humor mengalir ke sinus vena skleral
(kanal Schlemm) dan kemudian ke dalam darah. 1
Rongga posterior bola mata yang lebih besar adalah ruang
vitreous, yang terletak di antara lensa dan retina. Di dalam ruang
vitreous terdapat korpus vitreus, zat transparan seperti jeli yang
menahan retina pada koroid, memberikan retina permukaan yang
rata untuk penerimaan gambar yang jelas. Ruang vitreus
menempati 4/5 bagian bola mata. Korpus viterus terbentuk selama
masa embrionik dan sebagian besar terdiri dari air, serat kolagen,
dan asam hialuronat. Korpus vitreous juga mengandung sel-sel
fagosit yang berfungsi untuk menjaga kebersihan dari bagian mata
untuk penglihatan. Kanalis hialoid merupakan saluran sempit pada
orang dewasa dan berjalan melalui korpus vitreous dari diskus
optik ke bagian posterior lensa. 7
Tekanan pada mata, yang disebut tekanan intraokular, dihasilkan
oleh aqueous humor dan sebagian oleh korpus vitreous; normalnya
sekitar 16 mmHg (milimeter air raksa). Tekanan intraokular
mempertahankan bentuk bola mata. 7
3. Retina
Lapisan ketiga dan dalam bola mata, retina, melapisi 3/4 bagian
posterior dari bola mata dan merupakan awal dari jalur visual. Disk
optikus merupakan bagian di mana nervus optikus (II) keluar dari bola
mata. Bersamaan dengan nervus optikus terdapat arteri retina sentral,
cabang arteri mata, dan vena retina sentral. Cabang-cabang dari arteri
retina sentral berfungsi untuk memberi nutrisi pada permukaan
anterior dari retina; vena retina sentral berfungsi untuk mengalirkan
darah dari retina melalui cakram optik. 7
2.5.2 Strabismus
Strabismus merupakan gangguan penglihatan pada masa kanak-kanak
yang umum. Strabismus dikarakteristikkan dengan deviasi atau "mata juling", dan
"mata dinding". Pada kondisi normal, kedua mata akan memfiksasi objek secara
bersamaan saat memfokuskan pada objek saat kepala dipegang pada posisi utama.
Pada kondisi strabismus, satu atau kedua mata menyimpang ke dalam atau ke luar
dan tampak tidak sejajar dengan arah objek yang difokuskan. Hal ini dapat
disebabkan oleh karena adanya gangguan refraksi atau kelainan fusi binokular
atau anomali neuromuskular gerakan bola mata. Jika didiagnosis dan diobati
secara dini, strabismus memiliki prognosis yang sangat baik. Pengobatan biasanya
dilakukan dengan koreksi kesalahan refraksi, latihan ortoptik, oklusif patching,
obat topikal, dan operasi otot ekstraokular.13
Jika tidak diobati dapat mempengaruhi penglihatan secara permanen dan
dapat memiliki efek ireversibel pada kepribadian dan pola pikir anak.11,13
2.5.3 Ambliopia
Ambliopia merupakan salah satu dari gangguan perkembangan
penglihatan. Ambliopia terjadi karena kegagalan perkembangan visual kortikal di
satu atau kedua mata sebagai konsekuensi dari patologi okular di fase awal
kehidupan. Ambliopia disebut juga sebagai "mata malas". Ambliopia
menyebabkan penurunan penglihatan permanen pada mata patologis jika tidak
ditangani secara dini. Ambliopia merupakan penyebab paling umum dari
penurunan penglihatan pada satu mata di antara anak-anak dan orang dewasa yang
lebih muda.14
Ambliopia dapat disebabkan oleh kekeruhan media, katarak, strabismus,
atau kelainan refraksi anisometropik yang menempatkan satu mata pada gangguan
perkembangan dibandingkan mata lainnya. Ambliopia biasanya terjadi secara
unilateral tetapi dapat terjadi secara bilateral dengan katarak pada kedua mata atau
kelainan refraksi yang tinggi. Pengalaman visual kita sebagai bayi dan anak-anak
menentukan bagaimana kita melihat sebagai orang dewasa. 14
Ambliopia didiagnosis dengan mengidentifikasi penurunan ketajaman
visual pada satu atau kedua mata yang tidak proporsional dengan kelainan
struktural mata. Ambliopia dapat didefinisikan sebagai perbedaan interokular dari
dua garis atau lebih dalam ketajaman ketika kesalahan bias dikoreksi. Pada anak
kecil, ketajaman visual sulit diukur tetapi dapat diperkirakan dengan mengamati
reaksi anak ketika satu mata ditutup, termasuk mengamati kemampuan anak untuk
mengikuti objek dengan satu mata. 14
BAB III
PENUTUP