1. Judul Indikator Kelengkapan asesmen medis dalam waktu 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap 2. Dasar Pemikiran a. 3. Dimensi Mutu Keselamatan pasien 4. Tujuan Peningkatan Mutu Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap 5. Definisi Operasional Yang dimaksud asesmen medis lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat inap adalah Proses kegiatan mengevaluasi pasien oleh tenaga medis paling lambat 24 jam setelah pasien masuk rawat inap, meliputi mengumpulkan in- formasi, menganalisa informasi dan membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. 6. Jenis Indikator Proses 7. Numerator (Pembilang) Jumlah asesmen lengkap yang dilakukan oleh tenaga medis dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat inap 8. Denumerator (Penyebut) Jumlah total pasien yang masuk rawat inap dalam waktu 24 jam 9. Target Pencapaian 100% 10. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Inklusi : Semua pasien yang masuk rawat inap Ekslusi : pasien yang meninggal dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat inap atau pasien APS atau dirujuk sebelum waktu 24 jam 11. Formula Jumlah asesemen lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat inap x 100 % Jumlah total pasien yang masuk rawat inap dalam waktu 24 jam 12. Sumber data Rekam Medis 13. Frekuensi Pengumpulan data Harian 14. Periode Analisis Bulanan 15. Cara Pengumpulan Data Sensus harian 16. Sampel Jumlah seluruh sampel 17. Rencana Analisis Grafik garis 18. Instrumen pengambilan Data Formulir Sensus harian 19. Penanggung Jawab Sub Komite Keselamatan Pasien Kamus indikator Indikator Area Klinik Standar 1. Judul Indikator Kerusakan sample darah 2. Dasar Pemikiran 3. Dimensi Mutu Keselamatan pasien 4. Tujuan Peningkatan Mutu Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap 5. Definisi Operasional Terjadinya lisis atau pembekuan darah yang tidak sesuai den- gan syarat sampel darah yang baik 6. Jenis Indikator Input 7. Numerator (Pembilang) Jumlah kerusakan sampel darah 8. Denumerator (Penyebut) Total jumlah sampel darah 9. Target Pencapaian 0.5 % 10. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Inklusi : semua darah yang lisis atau beku Ekslusi : sampel darah dengan kelainan darah yang menyebabkan lisisnya eritrosit. Contoh AIHA (Auto Imune Hemolitic Anemia), PMN (Paroximal Nocturnal Hematuria), DIC, perdarahan dengan obat anti koagulan misalnya heparin post dialisa 11. Formula jumlah kerusakan sampel darah x 100 % Jumlah seluruh sampel darah 12. Sumber data Buku catatan specimen yang rusak 13. Frekuensi Pengumpulan data Harian 14. Periode Analisis Bulanan 15. Cara Pengumpulan Data Sensus harian 16. Sampel Jumlah seluruh sampel 17. Rencana Analisis Grafik garis 18. Instrumen pengambilan Data Formulir Sensus harian 19. Penanggung Jawab Sub Komite Keselamatan Pasien Standar 1. Judul Indikator Ketidakpatuhan pendokumentasian asesmen nyeri secara kontinyu di status pasien 2. Dasar Pemikiran 3. Dimensi Mutu Keselamatan pasien 4. Tujuan Peningkatan Mutu Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap 5. Definisi Operasional Terjadinya ketidakpatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri secara kontinyu di status pasien baik asesmen awal maupun ulang 6. Jenis Indikator Proses dan outcome 7. Numerator (Pembilang) Jumlah status pasien yang tidak ada dokumentasi asesmen ny- eri awal maupun ulang sesuai panduan manajemen nyeri per bulan 8. Denumerator (Penyebut) Jumlah seluruh pasien dengan keluhan nyeri dalam bulan tersebut 9. Target Pencapaian 5% 10. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Inklusi : semua pasien dengan keluhan nyeri Ekslusi : - 11. Formula jumlah status pasien yang tidak ada dokumentasi asesmen nyeri awal maupunlanjutan x 100 % Jumlah seluruh pasien dengan keluhan nyeri 12. Sumber data Rekam Medis 13. Frekuensi Pengumpulan data Harian 14. Periode Analisis Bulanan 15. Cara Pengumpulan Data Sensus harian 16. Sampel Jumlah seluruh sampel 17. Rencana Analisis Grafik garis 18. Instrumen pengambilan Data Formulir Sensus harian 19. Penanggung Jawab Sub Komite Keselamatan Pasien Standar 1. Judul Indikator Tidak terlaporkannya hasil kritis 2. Dasar Pemikiran 3. Dimensi Mutu Keselamatan pasien 4. Tujuan Peningkatan Mutu Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap 5. Definisi Operasional Keterlambatan melaporkan/ tidak terlaporkannya hasil kritis, yaitu hasil laborat yang nilainya menurut patofisiologi penyakit berpotensi mengancam jiwa penderita sehingga membutuhkan penanganan medis secepat mungkin 6. Jenis Indikator Input 7. Numerator (Pembilang) 8. Denumerator (Penyebut) 9. Target Pencapaian 5% 10. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Inklusi : semua pasien dengan keluhan nyeri Ekslusi : - 11. Formula jumlah status pasien yang tidak ada dokumentasi asesmen nyeri awal maupunlanjutan x 100 % Jumlah seluruh pasien dengan keluhan nyeri 12. Sumber data Form catatan pelaporan hasil kritis 13. Frekuensi Pengumpulan data Harian 14. Periode Analisis Bulanan 15. Cara Pengumpulan Data Sensus harian 16. Sampel Jumlah seluruh sampel 17. Rencana Analisis Grafik garis 18. Instrumen pengambilan Data Formulir Sensus harian 19. Penanggung Jawab Sub Komite Keselamatan Pasien