MANAJEMEN DATA
i
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN MULIA
NOMOR: 043/SK – DIR/ IX /2021
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN DATA
ii
Kementrian Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2020 tentang Komite Mutu Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : PEMBERLAKUAN PANDUAN MANAJEMEN DATA RS
HARAPAN MULIA
Kedua : Buku Panduan Manajemen data ini dipergunakan untuk mendukung
rumah sakit agar dapat memberikan hasil pengolahan data yang valid
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bekasi
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat Nya panduan manajemen data dapat terselesaikan. Penulisan Buku
Panduan Manajemen Data Rumah Sakit Harapan Mulia ini dilakukan dalam
rangka untuk menjawab permasalahan dalam pengelolaan data. Valid atau
tidaknya sebuah informasi tergantung kepada staf dalam melakukan pengelolaan
data. Oleh karena itu kami berharap melalui Buku Panduan Manajenem Data
Rumah Sakit Harapan Mulia ini dapat membantu terhadap upaya peningkatan
mutu di Rumah Sakit Harapan Mulia.
Pembuatan Buku Panduan Manajemen Data Rumah Sakit Harapan Mulia
ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks maupun konten, untuk
itu kami membuka diri untuk saran dan kritik demi perbaikan kedepan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak
memberikan kontribusi dalam penyusunan Buku Panduan Manajemen Data
Rumah Sakit Harapan Mulia ini, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Buku Panduan ini membawa manfaat
bagi peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Harapan Mulia.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di rumah sakit akan
menghasilkan akumulasi data serta informasi. Untuk memahami seberapa baik
kemampuan rumah sakit bergantung pada hasil analisis data dan informasi
yang terkumpul dibanding rumah sakit lain dan standar lainnya. Rumah sakit
memahami prioritas pengukuran dan perbaikan sebagai dukungan yang
penting. Mereka memberikan dukungan secara konsisten sesuai dengan
sumber daya rumah sakit dan peningkatan mutu.
Oleh karena itu rumah sakit perlu mempunyai sistem manajemen data
yang didukung dengan teknologi informasi mulai dari pengumpulan,
pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit
dan eksternal rumah sakit. Publikasi data harus memperhatikan kerahasiaan
pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Data yang dimaksud
meliputi: a) data indikator mutu unit dan data mutu prioritas rumah sakit; b)
data pelaporan insiden keselamatan pasien; c) data hasil monitoring kinerja
staf; dan d) data hasil pengukuran budaya keselamatan.
RS Harapan Mulia sudah mempunyai sistem manajemen data secara
elektronik dimulai tahun 2020 yaitu melalui aplikasi SISMADAK sehingga
memudahkan dalam mengelola data tersebut.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
RS Harapan Mulia memiliki sistem manajemen data yang teritegrasi secara
elektronik.
Tujuan Khusus :
2. Menganalisa hasil pengukuran capaian indikator kerja unit
3. Menganalisa hasil pengukuran capaian indikator prioritas rumah sakit
4. Melaporkan insiden keselamatan pasien secara internal dan external
5. Melakukan bechmarking dengan RS lain
6. Direktur RS Harapan Mulia dapat mengukur keberhasilan Program Mutu
1
BAB I
DEFINISI
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATALAKSANA
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang penting untuk penilaian
kinerja guna mendukung asuhan pasien dan manajemen lebih baik.
Dilaksanakan oleh penanggung jawab (PIC) pengumpul data ke dalam sensus
harian atau menginputnya ke dalam sistem aplikasi SISMADAK. Kegiatan
tersebut akan disupervisi oleh Komite Mutu dan Direktur RS. Adapun data
yang diinput sebagai berikut :
1. Data Indikator Mutu Nasional
2. Data Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit
3. Data Indikator Mutu Unit Kerja
4. Data Indikator Mutu Pelayanan yang disediakan berdasarkan kontrak
atau perjanjian lainnya
5. Data Surveilance PPI
6. Data Indikator Mutu Program Nasional : PONEK
7. Data Indikator Kamar Bedah (PAB)
8. Data Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
9. Data Kinerja Staf Klinis
10. Data Pengukuran Budaya Keselamatan
11. Data Insiden Kecelakaan di Rumah Sakit
4
B. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
kedalam suatu pola, dan satuan uraian dasar. Data dianalisis dan dibandingkan
dengan empat hal sebagai berikut :
a. Data RS Khusus Bedah Rawamangun dari waktu ke waktu data
(analisis trend), misalnya dari bulanan ke bulan, dari tahun ke tahun.
Perlu diperhatikan dalam melakukan analisa tren, data atau titik yang
digambar grafik minimal 5 – 6 titik, bila digambar grafik baru ada 3
titik data maka dapat diartikan analisa tren belum dilakukan.
b. Rumah sakit lainnya (bechmarking), bila mungkin yang sejenis, seperti
melalui database eksternal baik nasional maupun internasional
c. Membandingkan dengan standar yang ditentukan oleh badan akreditasi
(KARS) atau organisasi professional ataupun standar yang ditentukan
oleh peraturan perundang
d. Membandingkan dengan praktik-praktik yang diinginkan dalam
literatur digolongkan sebagai best practice (praktik terbaik) atau better
practice (praktik yang lebih baik) atau practice guidelines (panduan
praktik klinik).
2. Control Charts
Control Charts adalah grafik yang menggambarkan data dari waktu ke
waktu, control chart lebih spesifik daripada Run chart karena dapat
menilai apakah proses berada dalam kontrol/ tidak. Garis kontrol atas
(UCL) dan garis control bawah (LCL).
5
3. Histrogram
4. Pareto Chart
Pareto chart merupakan tool
yang membantu tim melihat
penyebab atau masalah yang
paling sering terjadi, chart
memperlihatkan aktifitas atau
area yang berkontribusi
paling buruk mutunya.
N
C. Validasi Data
Validasi data merupakan alat penting untuk memahami mutu dari data
dan untuk menetapkan tingakat kepercayaan (confidence level) para
6
pengambil keputusan terhadap data itu sendiri. Validasi data menjadi salah
satu langkah dalam proses menetapkan prioritas penilaian, memilih apa yang
harus dinilai, memilih dan mengetes indikator, mengumpulkan data, validasi
data dan menggunakan data untuk peningkatan. Data yang bersumber dari
data observasi tidak perlu dilakukan validasi. Tujuan validasi data adalah
sebagai berikut :
a. Memonitoring akurasi data yang dikumpulkan
b. Memverifikasi bahwa pengambilan data adalah konsisten dan
reproducible
c. Verifikasi ekspetasi tentang volume data yang dikumpulkan
7
5. Jika elemen data yang ditemukan ternyata tidak sama dengan catatan
alasannya (misalnya data tidak jelas definisinya) dan dilakukan
tindakan koreksi.
6. Koleksi sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan.
8
a) Simple random sampling adalah proses memilih satuan sampling
sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dalam sampel.
b) Systematic sampling adalah cara pengambilan sampel di mana
hanya anggota sampel pertama yang dipilih secara random,
sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih secara sistematis
menurut pola tertentu.
Contoh, populasi (N) = 1000 dan sampel (n) = 300. Maka
1000/300=3.33≈3, artinya pengambilan data pada tiap kelipatan 3.
Seperti dari pengambilan data sampel ke-3…ke-6…ke-9…dan
seterusnya hingga 300 sampel.
c) Stratified random sampling adalah cara pengambilan sampel di
mana populasi distratifikasi menjadi beberapa lapisan berdasarkan
kriteria tertentu. Kriteria dimaksud dapat berupa variable diukur,
bisa juga variable yang dekat dengan variable yang diukur.
d) Cluster sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi
dilakukan terhadap kelompok, bukan anggota populasi.
9
D. Interpretasi Data
Dilakukan setelah data dianalisis dan menentukan penyebab akar masalah,
kemudian dilanjutkan dengan membuat rekomendasi dengan siklus PDSA jika
perlu di uji coba.
10
• Dilakukan oleh Kepala atau koordinator Unit
• Data sudah dalam bentuk pencapaian dan analisa serta rencana
tidak lanjut
• Dilaporkan ke Penanggung Jawab (PJ) Mutu RS
• Dilaporkan setiap awal bulan yaitu tanggal 4
c. Pelaporan III
• Dilakukan oleh PJ Mutu ke Ketua Tim PMKP setiap bulan
• Data sudah dalam bentuk pencapaian dan disertai dengan analisa
dan rencana tidak lanjut
d. Pelaporan IV
• Ketua Tim PMKP kepada Direktur RS
• Data sudah dalam bentuk pencapaian dan disertai dengan analisa
dan rencana tidak lanjut
• Direktur memberikan feedback kepada Tim PMKP untuk
melaksanakan tindak lanjut perbaikan.
• Tindak lanjut perbaikan disampaikan ke unit kerja dan instalasi
untuk dilaksanakan dan dimonitor hasilnya pada bulan berikutnya.
e. Pelaporan V
• Direktur Utama ke Pemilik
• Setiap 3 (tiga) bulan yang meliputi capaian dan analisis dari IAK,
IAM dan SKP serta capaian implementasi PPK dan CP serta
penerapan sasaran keselamatan pasien.
• Laporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien setiap 6
bulan.
11
2) Setelah ditindak lanjuti, karyawan tersebut segera buat laporan
insidennya dengan mengisi formulir laporan insiden dan
meneruskannya kepada atasan langsung (Ka. Instalasi, Ka. Ruang)
sebelum akhir jam kerja yang bersangkutan (paling lambat 1 × 24 jam
setelah kejadian).
3) Atasan langsung (Ka. Instalasi, Ka. Ruang) yang menerima laporan
melakukan penilaian grading resiko.
4) Formulir laporan insiden yang telah dilengkapi oleh hasil grading
resiko dari atasan langsung diserahkan kepada Sub Komite
Keselamatan Pasien paling lambat 2×24 jam (dua kali dua puluh empat
jam) setelah kejadian
5) Sub Komite Keselamatan Pasien melakukan verifikasi memastikan
kebenaran adanya insiden.
6) Setelah melakukan verifikasi, Komite Mutu RS melakukan investigasi
dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan laporan.
7) Berdasarkan hasil investigasi, Komite Mutu RS menentukan derajat
insiden (grading) sebagai berikut :
• Bila grade biru dilakukan investigasi sederhana oleh atasan
langsung waktu maksimal 1 minggu dan hasil dilaporkan ke
Komite Mutu
• Bila grade hijau dilakukan investigasi sederhana oleh kepala
ruang, waktu maksimal 2 minggu dan hasil dilaporkan ke Komite
Mutu
• Bila grade kuning dan merah dilakukan investigasi komprehensif/
analisis akar masalah/ RCA oleh Komite Mutu dengan melibatkan
kepala ruang dengan waktu maksimal 45 hari.
8) Hasil pelaporan dilanjutkan kepada Direktur oleh Komite Mutu setiap
3 bulan.
9) Laporan Kejadian Tidak Diharapkan dilaporkan kepada Direktur PT
All Ikhlas setiap 6 bulan.
10) Untuk laporan kejadian sentinel langsung dilaporan kepada Direktur
RS 1x24 jam sedangkan kepada Direktur PT Kejadian sentinel paling
lambat 2 x 24 jam dengan disertai hasil RCA
12
Diagram 1. Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
G. Benchmark Data
Benchmark adalah proses data terarah yang sitematis, perbaikan terus
– menerus yang melibatkan internal dan/ atau eksternal membandingkan
kinerja untuk mengidentifikasi, mencapai dan mempertahankan praktek
terbaik. Dilakukan pada RS sejenis (aple to aple), bila tidak bisa dapat melalui
performing risk adjustment, atau SISMADAK – SIKARS dari kontribusi data
based eksternal.
No Data Indikator Benchmark Data
1 Mutu Nasional Tim PMKP melakukan benchmark data,
SISMADAK on- line dengan SIKARS,
untuk semua indikator (12 Indikator)
2 Mutu Prioritas RS Tim PMKP melakukan benchmark data,
SISMADAK on- line dengan SIKARS,
Bila dari indikator RS ada yang
sesuai dengan 78 IAK dan 11 IAM di
SISMADAK
3 Mutu Unit Tim PMKP melakukan benchmark data,
SISMADAK on- line dengan SIKARS,
Bila dari indikator RS ada yang
sesuai dengan 78 IAK dan 11 IAM di
SISMADAK
13
4 Mutu PONEK Tim PMKP melakukan benchmark data,
SISMADAK on- line dengan SIKARS,
Bila dari indikator RS ada yang
sesuai dengan 78 IAK dan 11 IAM di
SISMADAK
5 Mutu Kamar Bedah BAB Tim PMKP melakukan benchmark data,
PAB SISMADAK on- line dengan SIKARS,
Bila dari indikator RS ada yang
sesuai dengan 78 IAK dan 11 IAM di
SISMADAK
6 Data Hasil Survailance Tim PPI/ PMKP melakukan benchmark
data, SISMADAK on- line dengan
SIKARS, untuk data survailance yang
sesuai
7 Data insiden keselamatan
pasien -
8 Data insiden kecelakaan RS -
H. Publikasi
Publikasi adalah konten yang diperuntukkan bagi publik. Publikasi
data indikator mutu adalah mengumumkan atau menerbitkan
perkembangan data indikator mutu yang dipantau dalam rentang waktu.
Data yang sudah diolah akan menjadi suatu informasi dan dipublikasi
melalui:
1. Perfomance board setiap unit untuk indikator prioritas
2. Website untuk indikator prioritas RS yang sudah dilakukan validasi
dan disetujui oleh Direktur Utama serta sesuai dengan perundang –
undangan.
14
BAB IV
DOKUMENTASI
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Lampiran
JUDUL INDIKATOR
Numerator
Denominator
Sumber Data
Capaian Indikator
Metode Validasi
Hasil Validasi
Hasil Analisa
Kesimpulan
17
Lampiran
18