Anda di halaman 1dari 66

PEDOMAN MANAJEMEN DATA DAN

INFORMASI TERINTEGRASI

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
SK DIREKTUR.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
BAB II PEMANTAUAN DATA .............................................................................................12
A. PENGERTIAN PEMANTUAN DATA.................................................................12
B. RUANG LINGKUP PEMANTAUAN DATA.......................................................12
C. TATA LAKSANA PEMANTAUAN DATA ........................................................12
D. DOKUMENTASI PEMANTAUAN DATA..........................................................12
BAB IV VALIDASI DATA.....................................................................................................16
. A. PENGERTIAN VALIDASI DATA........................................................................12
B. RUANG LINGKUP VALIDASI DATA................................................................12
C. TATA LAKSANA VALIDASI DATA .................................................................12
D. DOKUMENTASI VALIDASI DATA...................................................................12
BAB IV ANALISA DATA.....................................................................................................18
A. PENGERTIAN ANALISA DATA ........................................................................12
B. RUANG LINGKUP ANALISA DATA ................................................................12
C. TATA LAKSANA ANALISA DATA ...................................................................12
D. DOKUMENTASI ANALISA DATA ....................................................................12
BAB V PELAPORAN..............................................................................................................34
A. PENGERTIAN PELAPORAN ..............................................................................12
B. RUANG LINGKUP PELAPORAN .......................................................................12
C. TATA LAKSANA PELAPORAN .........................................................................12
D. DOKUMENTASI PELAPORAN ..............................................................12

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 2
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA BIMA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Ijin Operasional Rumah Sakit Nomor : 503/01/DPMPTSP/IV/2019
Alamat : Jalan Gajah MadaTelp. (0374) 42100 Kelurahan Monggonao
Kecamatan Mpunda Kota Bima NTB
E-mail : rspkubima@yahoo.co.id@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA

Nomor :169/KEP/RSPKUM/I/V/2019

TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI TERINTEGRASI

Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bima, maka diperlukan adanya kebijakan
manajemen data terintegrasi sebagai Pedoman dalam pengolahan
data di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima
b. Bahwa dalam rangka menghadapi tuntutan akan pelayanan
kesehatan secara manajemen perlu adanya sistem manajemen data
yang didukung dengan teknologi informasi dalam pengumpulan,
pelaporan, analisa, validasi, serta publikasi data untuk imternal dan
eksternal di Rumah Sakit;
c. Bahwa untuk mewujudkan butir a. dan b. diatas perlu diatur perihal
penetapan sistem manajemen data dan informasi terintegrasi dengan
surat keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah Bima
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia no 82 Tahun 2013
tentang Sistem Informasi Manajemen Data Rumah Sakit
5. Revisi status Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima Nomor :
722/KEP/III.O/H/2019
6. SK PDM Nomor: 123/KEP/III.0/H/2019 tentang pengangkatan dr.

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 3
H Muhamad Ali Sp.PD sebagai Direktur Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bima.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEMBERLAKUAN PEDOMAN MANAJEMEN DATA DAN
SISTEM MANAJEMAN DATA DAN INFORMASI TERINTEGRASI
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Pertama : Pedoman Manajemen Data dan Informasi Terintegrasi di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bima sebagaimana terlampir dalam surat
keputusan ini
Kedua : Pedoman Manajemen Data Terintegrasi di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bima sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini
dimaksud dalam diktum pertama harus dijadikan acuan dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bima.
Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan ditinjau kembali untuk diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Bima
Tepat tanggal : 18 Mei 2019 M

RS PKU Muhammadiyah Bima

dr. H. MUHAMAD ALI, Sp.PD, FINASIM


Direktur

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 4
BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen data adalah kegiatan komprehensif dalam rangka penggunaan data


agar dapat dimanfaatkan untuk diinformasikan kepada pihak yang membutuhkan untuk
dapat ditindaklajuti dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Manajemen
data ini diimplementasikan untuk data yang berhubungan dengan peningkatan mutu,
keselamatan pasien serta pencegahan dan pengendalian infeksi.
Manajemen data ini disusun untuk memudahkan agar pengendalian data dapat
dipantau secara berkelanjutan, serta mencegah terjadinya kehilangan data yang dibutuhkan.
Manajemen data ini juga dimanfaatkan untuk mengurangi masalah banyaknya data namun
informasinya sangat kurang. Unit Penjaminan Mutu bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan semua kegiatan pemantauan data yang ada di RS PKU
Muhammadiyah Bimar.
Pedoman manajemen data ini akan menjelaskan pengolahan dari data mutu,
keselamatan pasien, serta pencegahan dan pengendalian infeksi, kinerja, budaya
keselamatan, manajemen resiko mulai dari pemantauan data, validasi data, analisa data,
pelaporan serta upaya menjaga keamanan dan kerahasiaan data.
.

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 1
BAB II
PEMANTAUAN DATA

A. PENGERTIAN
Adapun beberapa definisi yang harus dipahami dalam hal melaksanakan proses
pemantauan indikator mutu adalah sebagai berikut :
1. Pemantauan indikator mutu adalah kegiatan atau proses pengambilan data (input data)
dan analisa sederhana yang dilakukan oleh pihak penanggung jawab untuk mengetahui
hasil pencapaian dari indikator yang dipantau.
2. Indikator Mutu Rumah Sakit adalah indikator mutu yang ditetapkan oleh rumah sakit
dengan Surat Keputusan (SK) pemberlakuan dari Direktur dan selanjutnya dipantau di
seluruh area baik area klinis maupun non klinis (manajemen) di tingkat rumah sakit.
3. Indikator Keselamatan pasien adalah indikator keberhasilan terhadap sasaran
keselamatan pasien yang terdiri dari : 1. Mengidentifikasi pasien dengan benar, 2.
Meningkatkan komunikasi yang efektif, 3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai, 4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar, 5. Mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan, dan 6. Mengurangi risiko pasien jatuh. Indikator ini dipantau
oleh Tim Keselamatan Pasien RS. Selain itu yang dilaksanakan pemantauan Indikator
keselamatan pasien sesuai dengan sasaran keselamatan pasien, juga dilakukan
pemantauan tren insiden yang tidak diharapkan sesuai dengan definisi KTD dan
sentinel di RS.
4. Indikator Pencegahan dan Pengenadalian Infeksi Rumah Sakit adalah indikator khusus
yang memantau insiden infeksi (HAIs) rumah sakit oleh Tim PPI RS. Healthcare
Associated Infections (HAIs) adalah adalah infeksi yang terkait dengan pemberian
pelayanan kesehatan di setiap institusi pelayanan kesehatan (misalnya, rumah sakit,
fasilitas pusat kesehatan masyarakat, rawat jalan, dan perawatan keluarga/komunitas).
HAIs didefinisikan sebagai infeksi lokal atau sistemik yang dihasilkan dari reaksi yang
merugikan keberadaan agen menular atau toksin, yang muncul ≥ 48 jam masa
perawatan. HAIs terdiri dari Plehibitis, IDO, Dekubitus, VAP dan ISK. Selain itu data
yang dipantaua dalah data insiden lain yang berhubungan dengan infeksi seperti :
tertusuk jarum (pajanan), kepatuhan hand hygiene, Audit Kepatuhan pelaksanaan PPI
(Penggunaan APD, manajemen laundry, pemantauan peralatan kadaluarsa single/ use-

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 2
re-use, pembuangan sampah infeksius cairan tubuh dan komponen darah, pembuangan
benda tajam dan jarum, pelayanan makanan & permesinan serta pelaksanaan isolasi
pasien)
5. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah indikator yang ditetapkan
berdasarkan regulasi nasional dan harus selalu dipantau oleh unit kerja terkait.
6. Indikator unit kerja adalah indikator yang ditetapkan oleh unit kerja berdasarkan
permasalahan yang muncul di unit kerja tersebut dan kemudian dipantau, dianalisa,
dan dievaluasi hasil pemantauannya oleh unit kerja.

B. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup melaksanakan proses pemantauan indikator mutu adalah
sebagai berikut :

NO LINGKUP AREA LINGKUP KEGIATAN


1 Penangung jawab Memastikan jalannya pemantauan dengan pencatatan yang
mutu sesuai format untuk setiap indikator mutu yang dipantau di
areanya, melakukan analisa dan pelaporan .
2 PIC Pengumpul 1. Meng - input data berdasarkan format pencatatan sesuai
data dengan ketentuan pada profile indikator dalam
SISMADAK
2. Memastikan format pencatatan setiap sampel yang
dipantau terisi lengkap
3. Menetapkan jumlah sampel data yang akan diinput sesuai
ketentuan
4. Melakukan editing bila terjadi kesalahan atau ketidak
lengkapan input data
3 Ketua pelaksana 1. Memastikan jalannya pemantauan dengan pencatatan
program mutu (inputing) yang sesuai format untuk setiap indikator mutu
yang dipantau di areanya. Yang perlu diperhatikan
adalah:
 Format Pencatatan : adalah instrumen teknis
pencatatan indikator mutu yang dibuat sesuai dengan
definisi operasional masing-masing. Format

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 3
Pencatatan ini merupakan matrik/table yang dibuat
untuk diisi informasi : demografi sampel, data sesua
dengan definisi numerator, data sesuai dengan
definisi denominator dan data tambahan yang
dibutuhkan setiap indicator.
 Sampel adalah objek/kondisi atau peristiwa yang
akan dicatat sesuai dengan definisi operasional
indikator mutu. Karakteristik dan besar sampel
disesuaikan dengan kondisi populasi dan kebutuhan
pengumpulan data, dan harus tercantum dalam
perencanaan pemantauan indikator mutu sebelum
mulai pemantauan.
 Numerator dan Denominator merupakan bagian
formula dari definisi operasional indikator mutu.
Numerator (pembilang) adalah nilai/angka yang akan
dibagi oleh Denominator (penyebut). Pembilang
merupakan bagian dari penyebut.. Denominator
(penyebut) adalah nilai/angka yang digunakan
sebagai faktor pembagi.
2. Memastikan Transferring data sesuai dengan definisi
numerator dan denominator dalam table distribusi
frekuensi
3. Membuat rekapitulasi bulanan dengan menuliskan
numerator dan denominator untuk dilaporkan ke atasan
langsung dan ditembuskan ke Tim PMKP
4. Berkoordinasi dengan Tim PMKP bila terdapat
perbedaan persepsi terkait pengumpulan data.
Tim PPI 1. Melakukan penginputan data terkait indikator PPI
berdasarkan profil indikator dan kertas kerja audit
2. Menginput data terkait hasil kegiatan program PPI
berdasarkan hasil monitoring
3. Memasukkan Data Surveilans Infeksi Rumah Sakit
(HAIs) yang meliputi angka kejadian plehibitis, angka

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 4
kejadian ISK, angka kejadian IDO, angka kejadian
dekubitus, dan angka VAP dilakukan oleh IPCN setiap
hari di table tabulasi harian pada intranet RS.
4. Data Audit Kepatuhan kebersihan tangan (hand Hygiene)
inputing data harian dilakukan oleh IPCN (PIC Hand
Hygiene) setiap kali selesai audit kepatuhan kebersihan
tangan dilakukan, pada komputer PPI.
5. Memasukkan Data Pajanan Karyawan yang dilakukan
seminggu sekali oleh IPCN (PIC Pajanan) dengan
mengambil data pajanan karyawan ke poliklinik VCT
6. Memasukkan Data Audit Kepatuhan pelaksanaan PPI
(Penggunaan APD, Manajemen Laundry, Pemantauan
Peralatan Kadaluara Single Use-Re use,Pembuangan
Sampah Infeksius Cairan Tubuh dan komponen darah,
Pembuangan benda tajam dan jarum, Pelayanan makanan
& permesinan serta Pelaksanaan Isolasi pasien)
Inputing data berupa tabel oleh IPCN setiap bulan sekali.
7. MelakukanTransferring data sesuai dengan definisi
numerator dan denominator (kalau ada) dalam table
distribusi frekuensi
8. Melakukan transferring data sesuai dengan alat ukur
audit dan monitoring
9. Melakukan rekapitulasi bulanan terkait data indikator dan
hasil monitoring kegiatan program
10. Melaporkan data infeksiRumah sakit sebagai laporan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) ke Tim Keselamatan
Pasien Rumah Sakit(TKPRS)
11. Berkoordinasi dengan Tim PMKP bila terdapat
perbedaan persepsi terkait pengumpulan data
TKPRS 1. Menginput data indikator keselamatan pasien Rumah
sakit terkait 6 sasaran keselamatna pasien
2. Mengisi form laporan insiden sesuai dengan situasi dan
kondisi insiden secara jujur tanpa ada rasa takut yang

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 5
dilakukan oleh Pelapor Insiden
3. Menginput data insiden yang wajib dilaporkan
berdasarkan standar Peningkatan Mutu Dan Keselamatan
Pasienyang ditetapkan sebagai KTD Rumah sakit
4. Menginput data insiden Keselamatan pasien(KPC, KNC,
KTD,Sentinel event)
5. Melakukan Transferring data sesuai dengan definisi
numerator dan denominator (kalau ada) dalam table
distribusi frekuensi
6. Berkoordinasi dengan Tim Mutu dan Keselamatan Pasien
bila terdapat perbedaan persepsi terkait pengumpulan
data
3 Tim Mutu dan 1. Membuat rekapituasi bulanan berdasar data yang
Keselamatan dikumpulkan dan atau diinput dalam SISMADAK oleh
Pasien masing masing PIC pengumpul data
2. Membuat rekapitulasi bulanansetingkat data Rumah
Sakit
3. Menfasilitasi koordinasi dan pendampingan bila ada
perbedaan persepsi, format pencatatan, indikator baru
atau adanya perubahan indikator ataupun pengumpul data
serta perubahan area
4. Melakukan validasi data internal

C. TATA LAKSANA
Adapun prosedur tata laksana pemantauan indikator mutu di RS PKU Muhammadiyah
Bima adalah sebagai berikut:
1. PIC pengumpul data Meng - input data berdasarkan format pencatatan sesuai dengan
ketentuan pada profile indikator dalam SISMADAK
2. PIC pengumpul data memastikan format pencatatan setiap sampel yang dipantau terisi
lengkap
3. PIC pengumpul data melakukan editing bila terjadi kesalahan input data

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 6
4. Ketua pelaksana program mutu /Tim PPI/TKPRS memastikan jalannya pemantauan
dengan pencatatan (inputing) yang sesuai format untuk setiap indikator mutu yang
dipantau, Insiden atau monitoring programdi areanya dengan memperhatikan :
a. Format Pencatatan : adalah instrumen teknis pencatatan indikator mutu yang
dibuat sesuai dengan definisi operasional masing-masing. Format Pencatatan ini
merupakan matrik/table yang dibuat untuk diisi informasi : demografi sampel,
data sesua dengan definisi numerator, data sesuai dengan definisi denominator
dan data tambahan yang dibutuhkan setiap indicator.
b. Sampel adalah objek/kondisi atau peristiwa yang akan dicatat sesuai dengan
definisi operasional indikator mutu. Karakteristik dan besar sampel disesuaikan
dengan kondisi populasi dan kebutuhan pengumpulan data, dan harus tercantum
dalam perencanaan pemantauan indikator mutu sebelum mulai pemantauan.
c. Numerator dan Denominator merupakan bagian formula dari definisi
operasional indikator mutu. Numerator (pembilang) adalah nilai/angka yang
akan dibagi oleh Denominator (penyebut). Pembilang merupakan bagian dari
penyebut. Denominator (penyebut) adalah nilai/angka yang digunakan sebagai
faktor pembagi.
5. Data berupa insiden dilakukanpencatatan berdasarkan format laporan insiden
6. Data hasil monitoring program PPI dibuat berdasarkan format monitoring
7. PIC membuat rekapitulasi bulanan dengan menuliskan numerator dan denominator
dengan menginput dalam SISMADAK
8. Tim PPI membuat laporan rekapitulasi pencapaian indikator dan kegiatan
monitoring serta audit bulanan ke Direktur terkait, bidang/bagian/instalasi terkait
dengan menembuskan ke Tim PMKP
9. TKPRS membuat laporan rekapitulasi pencapaian indikatordan insiden serta
melaporkan ke Direktur melalui Wakil Direktur dengan menembuskan ke Tim
PMKP
10. PIC Pengumpul data berkoordinasi dengan Tim PMKP bila terdapat perbedaan
persepsi terkait pengumpulan data.
11. Tim PMKP Menfasilitasi koordinasi dan pendampingan perbaikan bila ada
perbedaan persepsi, format pencatatan, indikator baru atau adanya perubahan
indikator ataupun pengumpul data serta perubahan area

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 7
12. Tim PMKP membuat rekapitulasi pencapaian indikator bulanan tingkat Rumah
Sakit untuk dilaporkan ke Direktur
13. Tim PMKP Melakukan validasi data internal

D. DOKUMENTASI

1. Adapun aturan dalam mendokumentasikan input data pemantauan Indikator Mutu


masing-masing PIC Pengumpul data adalah terdapat dalam format Pencatatan di
masing-masing profile indikator yang dapat dilihat dalam masing masing program
2. Aturan pencatatan dan pelaporan pasien safety serta alur pelaporan terdapat dalam
lampiran pedoman ini yang mengacu pada Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) yang dikeluarkan oleh Tim Keselamatan Pasien rumah
sakit (TKPRS) Tahun 2015

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 8
BAB III

VALIDASI DATA

A. DEFINISI
Adapun beberapa definisi yang harus dipahami dalam hal melaksanakan proses
validasi internal data indikator mutu adalah sebagai berikut :
1. Penyahihan/validasi data merupakan alat penting untuk memahami mutu dari data
mutu dan untuk mencapai tingkat di mana data tersebut cukup meyakinkan bagi para
pembuat keputusan. Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses penentuan
prioritas untuk pengukuran, pemilihan apa yang harus diukur, pemilihan dan pengujian
ukuran, pengumpulan data, validasi data dan penggunaan data untuk perbaikan.
Tujuan dari validasi data ini adalah tersedianya data dan informasi mutu yang valid
sebagai dasar menejemen rumah sakit untuk mengambil keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program dan peningkatan
kewaspadaan serta respon terhadap kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
2. Penyahihan/validasi data dilakukan ketika :
a) Terdapat suatu ukuran baru diterapkan (khususnya, pengukuran klinis yang
dimaksudkan untuk membantu rumah sakit mengevaluasi dan meningkatkan
proses atau hasil klinis yang penting)
b) Data akan ditampilkan kepada publik lewat situs web rumah sakit atau cara
lain
c) Terdapat suatu perubahan pada pengukuran yang ada, seperti jika ada alat
pengumpulan data telah diubah atau proses abstraksi data atau abstractor telah
diubah
d) Data yang dihasilkan dari pengukuran sebelumnya berubah tanpa alasan yang
jelas;
a. Sumber data berubah, misalnya jika ada bagian dari catatan pasien yang
diubah ke bentuk elektronik sehingga sumber data berubah menjadi
data elektronik dan data cetak; atau
b. Subjek pengumpulan data berubah, misalnya perubahan dalam umur
pasien rata-rata, perubahan protokol penelitian, penerapan practice

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 9
guideline (pedoman praktik) baru, atau pemakaian teknologi dan
metodologi perawatan baru.
3. RS PKU Muhammadiyah Bima dalam kegiatan validasi data hanya untuk data yang
memenuhi kriteria validasi terkait indikator mutu klinik .
4. Tim Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan pengambilan sampel validasi data
berdasarkan Initial Sampel Size yaitu penggunaan 100% sampel (total sampling)
hanya diperlukan apabila jumlah rekor, kasus, atau data lainnya dengan jumlah total
sumber data original sebesar 1-16 sampel, jika jumlah sumber data antara 17-160
sampel maka pengambilan sampel data untuk validasi minimal 16 atau 10% dari
sumber sampel dan jika jumlah sampel besar antara 161-480 pengambilan sampel
validasinya 10%. Jika sumber data > 480 maka jumlah sampel minimalnya sebanyak
48 sampel data validasi.
5. Tim Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan peritungan keakuratan dengan
membandingkan hasil data orang pertama (First Abstractor) dengan hasil validasi
orang kedua/validator (Second Abstractor) dikalikan dengan 100%. Hasil
perbandingan tersebut dikatakan valid/akurat jika ≥ 90%.

B. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup melaksanakan proses validasi internal data indikator mutu
adalah sebagai berikut:

NO LINGKUP AREA LINGKUP KEGIATAN

1 Validator (yang 1. Validator menilai kebutuhan validasi dengan


telah memiliki menentukan indikator yang dipilih dari indikator RS
kewenangan yang layak untuk dilaksankan validasi
validasi data)atau 2. Validator menentukan jumlah sampel untuk validasi
Tim Mutu dan data mutu (Penggunaan 100% sampel hanya diperlukan
Keselamatan apabila jumlah rekor, kasus, atau data lainnya sangat
Pasien kecil. Dimungkinkan untuk memakai 10% jika sampel
besar)
3. Validator melakukan pengumpulan ulang dengan
mengisi kertas kerja data sesuai dengan cara
pengumpulan datayang dikumpulkan oleh pengumpul
data pertama
PEDOMAN MANAJEMEN DATA
RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 10
4. Validator menghitungan keakuratan data dengan
membandingkan hasil data orang pertama dengan
validator dengan rumus sebagai berikut :
P1/P2 x 100% ≥ 90%
atau
P1 x 10% = x
(P2 dikatakan valid bila nilai P2 berada diantarapada P1
+ x atau P1 – x)
Ket : First Abstractor/Pengumpul Data Pertama(P1)
Second Abstractor/Pengumpul Data Kedua (P2)
5. Validator menyimpulkan validitas data dengan laporan
validasi.
2 Tim mutu dan 1. Tim mutu dan keselamatan pasien melakukan koreksi
keselamatan pasien apabila datanya tidak Valid, alasan-alasannya
(misalnya, definisi data yang tidak jelas) harus dicatat
dan tindakan korektif harus didokumentasikan.
2. Tim mutu dan keselamatan pasien melakukan tindakan
korektif, dengan mereview kembali teknis pengukuran
yang telah dilaksanakan.
3. Tim mutu dan keselamatan pasien melakukan re
validasi setelah tindakan korektif
4. Tim mutu dan keselamatan pasien membuat lapopran
hasil validasi

C. TATA LAKSANA
Adapun prosedur tata laksana validasi internal data indikator mutu di RS PKU
Muhammadiyah Bimar adalah sebagai berikut:
1. Validator menilai kebutuhan validasi dengan menentukan indikator yang dipilih dari
indikator RS yang layak untuk dilaksanakan validasi
2. Validator menentukanjumlah sampel untuk validasi data mutu (Penggunaan 100%
sampel hanya diperlukan apabila jumlah rekor, kasus, atau data lainnya sangat kecil.
Dimungkinkan untuk memakai 10% jika sampel besar)

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 11
3. Validator melakukan pengumpulan ulang dengan mengisi kerta kerjadata sesuai
dengan cara pengumpulan datayang dikumpulkan oleh pengumpul data pertama
4. Validator menghitungan keakuratan data dengan membandingkan hasil data orang
pertama dengan validator dengan rumus sebagai berikut :
P1/P2 x 100% ≥ 90%
atau
P1 x 10% = x
(P2 dikatakan valid bila nilai P2 berada pada P1 + x dan atau P1 – x)

5. Validator menyimpulkan validitas data.


6. Tim mutu dan keselamatan pasien melakukan koreksi apabila datanya tidak Valid,
alasan-alasannya (misalnya, definisi data yang tidak jelas) harus dicatatdan tindakan
korektif harus didokumentasikan.
7. Tim mutu dan keselamatan pasien melakukan identifikasi tindakan korektif, dengan
mereview kembali teknis pengukuran yang telah dilaksanakan.

D. DOKUMENTASI
Adapun aturan dalam mendokumentasikan Validasi internal data Indikator Mutu adalah
sebagai berikut:
1. Format Pencatatan sesuai dengan profile indikator

2. Cara Pelaporan sebagai berikut :

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 12
PEDOMAN MANAJEMEN DATA
RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 13
BAB IV

ANALISIS DATA

A. PENGERTIAN
Adapun beberapa definisi yang harus dipahami dalam hal melaksanakan analisis data mutu
adalah sebagai berikut:
1. Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar,
suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita
gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu
konsep. Adapun jenis-jenis data yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Jenis Data Menurut Sifatnya :
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data
kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk
angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya
yaitu data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri
atas data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
1) Data Kualitatif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman
video.
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
PEDOMAN MANAJEMEN DATA
RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 14
teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara
untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk yaitu sebagai berikut:
a) Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh
dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
 Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
 Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
 Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk
bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
b) Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan
bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Contoh data kontinum misalnya:
 Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
 IQ Budi adalah 120.
 Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius.

Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat


dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
1) Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang
diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori
tertentu.Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif.
Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun
angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak
dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat
digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti
penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga
tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data nominal
antara lain :
 Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: Laki-laki dan
Perempuan Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk
perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk
PEDOMAN MANAJEMEN DATA
RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 15
membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut
tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas
tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak
memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data
(angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -,
x, :). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3),
karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1)
dan (2).
 Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum
menikah, (2) Menikah, (3) Janda/Duda. Data tersebut memiliki sifat-
sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
2) Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang
telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal
memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah
sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar
jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data
ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal
berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu“>” dan
“<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun
belum dapat dilakukan operasi matematika (+, –, x, :). Contoh jenis data
ordinal antara lain:
 Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:
(1)Taman Kanak-kanak (TK)
(2)Sekolah Dasar (SD)
(3)Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4)Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5)Diploma
(6)Sarjana
 Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki
tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah
dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat
dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal
ini, operasi matematika (+, –, x, :) tidak berlaku untuk data ordinal.

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 16
3) Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar
kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data
ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal
adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki
rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan
jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika
penjumlahan dan pengurangan (+, –). Namun demikian masih terdapat satu
sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data
interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
 Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang
dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00
Celcius sampai 10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10
Celcius sampai20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik
(+, –), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 150
Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu
300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa benda
dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu samasekali. Angka 00
Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur
dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius =
320 Fahrenheit.
 Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100
sampai110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai120. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat
kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
 Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya
IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data
interval.
 Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui
kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering
dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi
skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 17
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki
sifat-sifat yang sama dengan data interval.

4) Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh
data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang
berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan
titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk
operasi matematik (+, –, x, :). Sifat-sifat yang membedakan antara data
rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat
dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
 Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data
rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan
benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda
yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran
panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang
terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya
1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan
antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data interval).
Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu:
(1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada
benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali
lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter
yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal
tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun
data interval.
 Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram
memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1
kg. berbeda secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran
berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 18
terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg
memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang
beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda
(berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg., 2 kali lebih berat
dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg..

b. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya :


1) Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/obyek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
perawat dalam mengetahui kepuasan kerja.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun
non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data
statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

c. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data :


1) Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi,
dsb.
2) Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada
di luarorganisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan sua tu produk
pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain
sebagainya.

d. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya :


1) Data Cross Section

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 19
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. Angin
Ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
2) Data Time Series/Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari
bulan ke bulan, dll.
e. Data dengan Variabel bebas dan variabel terikat :
1) Variabel bebas adalah data unit atau ukuran yang diubah dalam suatu
pengamatan. Dalam hubungan sebab-akibat, variable terikat berperan sebagai
sebab sementara variable bebas adalah akibat.
2) Data dengan variabel terikat adalah data unit atau ukuran yang berubah sesuai
dengan berubahnya variable lain. Variabel terikat menjadi hal yang
diperhatikan dalam suatu pengamatan.

2. Numerator dan Denominator


Adapun definisi dari Numerator dan Denominator adalah sebagai berikut :
a. Numerator (pembilang) adalah nilai/angka yang akan dibagi oleh Denominator
(penyebut). Pembilang merupakan bagian dari penyebut.
b. Denominator (penyebut) adalah nilai/angka yang digunakan sebagai faktor
pembagi.

Contoh :

Numerator : sebagai nilai yang akan dibagi, merupakan bagian dari Denominator
5
Denominator : nilai pembagi
8

3. Konstanta
Konstanta merupakan nilai tetap sebagai faktor pengali yang akan digunakan untuk
menyamakan arti nilai dari kalkulasi dua atau lebih perbandingan Nilai Numerator dan

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 20
Denominator yang tidak sama. Beberapa jenis konstanta yang digunakan dalam
perhitungan data di Rumah Sakit adalah :
a. Persentase (%)
Persentase atau dengan lambing “%”, merupakan konstanta yang sering digunakan
untuk membandingkan beberapa kalkulasi numerator dan denominator agar
menjadi per-seratus nilai denominator. Beberapa angka yang menggunakan
konstanta % adalah : BOR, angka insiden rate infeksi luka operasi, persentase
kunjungan, pesentase ketenagaan dan lain-lain.
Contoh :
Angka Insiden rate Infeksi luka operasi, Numerator adalah jumlah insiden infeksi
luka operasi = 5 dan Denominator adalah jumlah tindakan operasi bersih = 75,
maka persentasenya adalah :
Numerator
5
x 100 %=6,67 %
75 Konstanta : Persentase (%)

Denominator

Interpretasi :
Jika ada 100 (denominator) tindakan operasi bersih, maka ada 6,67 (numerator)
insiden infeksi luka operasi. 6,67 insiden infeksi luka operasi merupakan bagian
dari 100 tindakan operasi bersih.

b. Perseribu (‰)
Sama halnya dengan persentase, konstanta dengan per-seribu juga sering
digunakan dengan lambang (‰). Nilai ini membandingkan beberapa kalkulasi
numerator dan denominator agar menjadi per-seribu nilai denominator. Beberapa
angka yang menggunakan konstanta ‰ adalah sebagai berikut : insiden rate VAP,
ISK, kasus per-1000 hari perawatan dan lain-lain.
Contoh ;
Angka Insiden rate VAP, Numerator adalah jumlah insiden VAP = 5 dan
Denominator adalah jumlah hari pemasangan ventilator = 75, maka
perhitungannya adalah :
Numerator
5
x 1000 ‰=66,7 ‰
75 Konstanta : perseribu (‰)

Denominator

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 21
Interpretasi :
Jika ada 1000 (denominator) hari penggunaan ventilator, maka ada 66,7
(numerator) insiden VAP. 66,7 insiden VAP merupakan bagian dari 1000 hari
penggunaan ventilator.

4. Analisis
a. Pengertian
Analisis data adalah proses penguraian suatu hasil data atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan data.
b. Tujuan
Tujuan analisis dataadalah tersedianya data dan informasi mutu yang valid
sebagai dasar menejemen rumah sakit untuk mengambil keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program dan peningkatan
kewaspadaan serta respon terhadap kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
c. Langkah-langkah
1) Pemeriksaan Data (Editing)
Dilakukan dengan cara menelitisemua data yang terkumpul dari penyebaran
alat ukur/format pemantauan.
Dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul sudah cukup baik
dari segi kelengkapan pengisian format, kejelasan tulisan, kejelasan makna
jawaban, serta kesesuaian antara jawaban
2) Mewujudkan Kode(Coding)
Coding dilakukan sebagai usaha meringkas data yaitu dengan memberi
simbol angka pada masing-masing kategori/variabel jawaban dari seluruh
responden.
3) Penyajian Data
Tujuan penyajian data adalah:
a. Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang
merupakan hasil penelitian atau observasi.
b. Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti
c. Memudahkan dalam membuat analisis data, dan

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 22
d. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat,
cepat, dan akurat.

Cara penyajian data ada dua macam, yaitu :


a. Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori. Misalnya berat badan menurut jenis kelamin, jumlah pegawai
menurut pendidikan, dll.
Penyajian data dalam tabel yang dapat dipakai dan sebagai penyajian
data yang lebih baik dari pada penyusunan data secara naskah/narasi
Tabel merupakan bentuk langkah awal untuk menyajikan data dalam
bentuk diagram/grafik yang lain.
Contoh :

b. Grafik, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data


berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan
data dari tabel yang telah dibuat.
Grafik merupakan gambar - gambar yang menunjukkan secara visual
data berupa angka yang biasanya juga berasal dari tabel - tabel yang
telah dibuat.
4) Interpretasi data
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil
analisis dengan pernyataan, kriteria, ataustandar tertentu untuk menemukan
makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan yang
dihadapi.

B. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup kegiatan analisis data sesuai dengan level area
pemantauan indicator mutu adalah sebagai berikut :

NO LINGKUP AREA LINGKUP KEGIATAN

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 23
1 PIC Pegumpul data Mencatat data pemantauan indikator mutu
dalam format pencatatan dalam SISMADAK
sesuai dengan profil Indikator Mutu masing-
masing, serta memperhatikan Frekuensi
Pencatatan, Jumlah Sampel

Definisi Numerator Dan Definisi


Denominator
2 Penanggung jawab program mutu 1. Kalkulasi jumlah numerator,
(Ka instalasi, Ka Bidang/Bagian, denominator, pencapaian sesuai
Tim PPI, TKPRS ) formula, kemudian dibandingkan
dengan target berdasarkan rekapitulasi
pengumpulan data.
2. Rekapitulasi jumlah numerator,
denominator, pencapaian sesuai
formula, kemudian dibandingkan
dengan target, disajikan dalam bentuk
grafik tren.
3. Rekapitulasi pencapaian target, dalam
bentuk grafik garis (tren) yang
dibandingkan dengan target, lengkap
dengan interpretasi,
4. Membuat laporan pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
5. Melakukan analisa perbaikan
denganFOCUS-PDCA bila target tidak
tercapai dalam periode analisa 3
bulanan

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 24
TKPRS 1. Melakukan kegitan analisa Data Insiden
keselamatan pasien (Sentinel event,
KTD, KNC
2. Melakukan entry data, analisa, grading
dan penyusunan laporan insiden
keselamatan pasien rumah sakit.
3. Memantau pelaksanaan investigasi
sederhana dari setiap unit jika grading
warna hijau dan biru
4. Melakukan RCA sesuai ketentuan jika
grading warna kuning dan merah
4 Tim Mutu dan Keselamatan pasien 1. Melaksanakan analisis setingkat rumah
Sakit dengan verifikasi data lapangan,
Validasi dan Koordinasi jika ada data
indikator mutu yang tidak sesuai dengan
Profil
2. Melakukan analisa terhadap hasil
rekapitulasi pencapaian target di tingkat
Rumah sakit dalam bentuk grafik garis
(tren) yang dibandingkan dengan
target,perbandingan dari bulan ke bulan,
dengan RS lain bila memungkinkan
serta berdasarkan evidencebase /
praktek terbaik dalam periode analisa tri
wulan
5 Direksi Memberikan Arahan dan Rekomendasi

C. TATA LAKSANA
Adapun prosedur tata laksana kegiatan analisa data di RS PKU
Muhammadiyah Bima adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan analisa data terkait Indikator Rumah Sakit.
Dalam melakukan analisa data terkait dengan data pencapaian indikator Rumah
sakit,indikator PPIdan data indikator keselamatan pasien maka dilakukanlangkah
langkah sbb :
PEDOMAN MANAJEMEN DATA
RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 25
a) PIC Pengumpul data Mencatat data pemantauan indikator mutu dalam format
pencatatan sesuai dengan profil Indikator Mutu masing-masing melalui input data
dalam SISMADAK serta memperhatikan Frekuensi Pencatatan, Jumlah Sampel
Definisi Numerator Dan Definisi Denominator
b) Penanggung jawab program mutu melalui ketua pelaksana program mutu (Ka
instalasi, Ka Bidang/Bagian, Tim PPI, TKPRS ) Mengkalkulasi jumlah
numerator, denominator, pencapaian sesuai formula, kemudian dibandingkan
dengan target berdasarkan rekapitulasi pengumpulan data.
c) Penanggung jawab program mutu (Ka instalasi, Ka Bidang/Bagian, Tim PPI,
TKPRS) Melakukan Rekapitulasi jumlah numerator, denominator, pencapaian
sesuai formula, kemudian dibandingkan dengan target, disajikan dalam bentuk
grafik tren dianalisis dengan membandingkan dari bulan ke bulan .dengan praktek
terbaik dan dengan rumah sakit lain ( bila ada )
d) Penanggung jawab program mutu (Ka instalasi, Ka Bidang/Bagian, Tim PPI,
TKPRS) Rekapitulasi pencapaian target, dalam bentuk grafik garis (tren) yang
dibandingkan dengan target, dari bulan ke bulan .dengan praktek terbaik dan
dengan rumah sakit lain ( bila ada ) lengkap dengan interpretasi,
e) Penanggung jawab program mutu (Ka instalasi, Ka Bidang/Bagian, Tim PPI,
TKPRS) Membuat laporan pelaksanaan program peningkatan mutu
f) Tim Mutu dan Keselamatan Pasien Melaksanakan analisis setingkat rumah Sakit
dengan verifikasi data lapangan, Validasi dan Koordinasi jika ada data indikator
mutu yang tidak sesuai dengan Profil
g) Tim mutu dan keselamatan pasien Melakukan analisa terhadap hasil rekapitulasi
pencapaian target se tingkat Rumah sakit dalam bentuk grafik garis (tren)
dibandingkan dengan target, dari bulan ke bulan .dengan praktek terbaik dan
dengan rumah sakit lain ( bila ada ) lengkap dengan interpretasi dalam periode
analisa tri wulandan tahuanan
h) Direksi Memberikan Arahan dan Rekomendasi

b. Kegiatan Analisa terkait Insiden keselamatan pasien Rumah sakit :


1. TKPRS Melakukan kegitan analisa Data Insiden keselamatan pasien (Sentinel
event, KTD, KNC,KTC , KPC)

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 26
2. TKPRS Melakukan entry data, analisa, grading dan penyusunan laporan insiden
keselamatan pasien rumah sakit.
3. TKPRS Memantau pelaksanaan investigasi sederhana dari setiap unit jika grading
warna hijau dan biru
4. TKPRS dan Tim RCA melakukan RCA sesuai ketentuan jika grading warna
kuning dan merah.
5. TKPRS melaporkan hasil RCA
6. Direksi Memberikan Arahan dan Rekomendasi

D. DOKUMENTASI
Adapun cara mendokumentasikan Format Pencatatan, Rekapitulasi Numerator dan
Denominator, Grafik Tren, Interpretasi serta FOKUS – PDCA adalah sebagai berikut:

1. Contoh dokumentasi Format Pencatatan

2. Contoh dokumentasi Rekapitulasi Numerator dan Denominator

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 27
BAB V

PELAPORAN

A. DEFINSI
Adapun beberapa definisi yang harus dipahami dalam hal melaksanakan proses
pelaporan data mutu adalah sebagai berikut :
1. Laporan adalah bentuk dokumentasi dari kegiatan yang berkelanjutan, dilaksanakan
secara periodik diakhir kegiatan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan kegiatan
selanjutnya.
2. Data Mutu adalah data pencapaian hasil pemantaun indikator mutu sesuai dengan
standar PMKP , data infeksi rumah sakit dan keselamatan pasien.
3. Adapun beberapa rangkaian laporan mutu yang harus dilaksanakan sebagai bahan
evaluasi penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS PKU
Muhammadiyah Bima adalah sebagai berikut :
a. Laporan rumah sakit adalah rekapituasi seluruh laporan kegiatan mutu yang
dibuat oleh tim mutu dan keselamatan pasien dalam suatu periode, untuk
mengevaluasi seluruh pemantauan indikator mutu yang akan di laporkan kepada

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 28
Direktur dan Dewan Pengawas. Adapun jenis laporan Tim Mutu Dan
Keselamatan Pasien sesuai dengan periode adalah:
b. Laporan Bulanan adalah laporan kegiatan mutu yang dibuat untuk mengevaluasi
seluruh pemantauan indikator setiap bulannya dalam bentuk input data dalam
SISMADAK .
c. Laporan Triwulan adalah laporan kegiatan mutu yang dibuat oleh Tim Mutu Dan
Keselamatan Pasien dan para penanggungjawab mutu di instalasi / bidang /bagian
untuk mengevaluasi seluruh pemantauan indikator setiap 3 bulan, dengan
rangkaian kegiatan pembuatan grafik pencapaian, analisis penyebab masalah dan
tindak lanjut berdasarkan FOCUS PDCA.Analisis laporan triwulan bedasarkan
perbandingan dari bulan ke bulan , dengan standar, dengan rumah sakit lain bila
memungkinkan dan dengan praktek terbaik .
d. Laporan Pemantauan SP-Min 2012 merupakan laporan indikator mutu sesuai
dengan edaran SP-Min 2012 dari Kementerian Kesehatan, periode pelaporan akan
dilaksanakan setiap 6 bulan.
e. Laporan Tahunan adalah laporan kegiatan mutu yang dibuat oleh Tim Mutu Dan
Keselamatan Pasien untuk mengevaluasi seluruh pemantauan indikator dan
keselamatan pasien selama satu tahun, dengan rangkaian kegiatan, grafik
pencapaian, analisis penyebab dan tindak lanjut berdasarkan FOCUS PDCA,
serta kegiatan-kegiatan seperti Validasi Data, Benchmark, dan Lain-lain Analisis
laporan tahunan bedasarkan perbandingan dari bulan ke bulan , dengan standar,
dengan rumah sakit lain bila ada dan dengan praktek terbaik .
4. Keselamatan Pasien.
Beberapa istilah terkait keselamatna pasien adalah:
a. Keselamatan Pasien/Patient Safety adalah Pasien bebas dari harm/cedera
yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan
terjadi(penyakit, cedera fisik/sosial/psikologis, cacad, kematian, dll) terkait
dengan pelayanan kesehatan.
b. Keselamatan Pasien RS/Hospital Patient Safety:Suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk: asisten risiko
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien;
pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar dan insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 29
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
c. Cedera/Harms adalah Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau
penurunan fungsi tubuh dapat berupa fisik, psikologis dan sosial. Yang
termasuk Harm adalah “Penyakit, Cedera, Penderitaan, cacad, dan
Kematian”.
d. Penyakit/Disease:Disfungsi fisik atau psikis.
e. Cedera/lnjury:Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent/keadaan
f. Penderitaan/Suffering:Pengalaman/gejala yang tidak menyenangkan
termasuk nyeri, malaise, mual, muntah, depresi, agitasi, dan ketakutan.
g. Cacad/Disability:Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh,
keterbatasan aktifitas dan atau restriksi dalam pergaulan sosial yang
berhubungan dengan harm yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
h. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patient Safety Incident: :Setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi.
i. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/Adverse event:Suatu insiden yang yang
mengakibatkan harm/cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena
penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
j. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/Near miss:apabila ada kejadian-kejadian
yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera
pada pasien .
k. Laporan Insiden RS (internal):Pelaporan secara tertulis setiap kejadian
nyaris cedera (KNC)atau kejadian tidak diharapkan (KTD) yang menimpa
pasien atau kejadian lain yang menimpa keluarga pengunjung, maupun
karyawan yang terjadi di rumah sakit.
l. Laporan insiden Keselamatan Pasien (Eksternal):Pelaporan secara anonim
dan tertulis Komite Keselamtan Pasien Rumah Sakit

5. PPI

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 30
Adapun Beberapa istilah terkait laporan pencegahan dan Pengendalian Infeksi
adalah sbb;
a. Surveilans
Surveilans Infeksi Rumah Sakit (IRS) adalah suatu proses yang dinamis,
sistematis, terus menerus dalam pengumpulan data, identifikasi, analisis dan
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik yang
didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk
digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan.
b. Infeksi rumah sakit (IRS) atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa
inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. IRS juga mencakup infeksi yang
didapat di rumah sakit tetapi baru muncul setelah keluar rumah sakit dan juga
infeksi akibat kerja pada tenaga kesehatan.
c. Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian
kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian
yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam
kurun waktu tertentu Kriteria KLB penyakit adalah:
1. Timbulnya penyakit yang sebelumnya tidak ada di suatu daerah.
2. Adanya peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
jumlah kesakitan yang biasa terjadi pada kurun waktu yang sama tahun
sebelumnya
d. Audit adalah melakukan pengecekan terkait praktek/implementasi sebuah
standar, berdasarkan situasi dan apa yang ditulis dalam kebijakan dengan
menggunakan alat ukur yang telah baku, disesuaikan dengan standar tersebut.
e. Kebersihan tangan adalah suatu proses secara kimiawi untuk membunuh
mikroorganisme pada tangan dengan menggunakan larutan berbasis alkohol,
larutan desinfektan dan atau dengan sabun di bawah air mengalir, dengan enam
langkah efektif dan waktu 5 momen.
f. Alat pelindung diri (APD) adalah alatpelindung diri yang digunakanuntuk
melindungi diri dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 31
jenis cairan tubuh, sekret, eskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien.
g. Single use adalah ketentuan menggunakan alat-alat medis sekali pakai sesuai
kebijakan yang ditetapkan rumah sakit.
h. Re-use adalah ketentuan menggunakan alat-alat medis yang bisa dipakai
berulang sesuai kebijakan yang ditetapkan rumah sakit.
i. Kadaluarsa adalah masa kelayakan berlakunya obat/alat steril agar aman
digunakan oleh pasien dan petugas.
j. Sampah infeksius aalah sampah hasil produksi pelayanan/perawatan rumah
sakit yang telah terkontaminasi cairan tubuh pasien.
k. Darah dan komponen darah adalah cairan tubuh pasien yang berupa cairan
intra vaskuler yang terdiri dari plasma, trombosit, sel darah merah, sel darah
putih
l. Benda tajam adalah benda yang memiliki permukaan/bagian yang tajam yang
berisiko melukai tubuh petugas, pasien dan pengunjung. Yang dimaksud benda
tajam adalah jarum, skapel/pisau bedah, ampul obat, gunting, pincet cirrhurgis,
kateter intra vena, kateter lumbal, yang harus dikelola dlam konteiner benda
tajam setelah selesai digunakan.
m. Ruang isolasi adalah ruang perawatan lanjutan untuk pasien-pasien yang
dicurigai atau ditegakkan pasti mengidap penyakit menular seperti pasien
airborne diseases (penyakit menular melalui komponen udara), contact
diseases (penyakit yang menular secara kontak/bersentuhan), dan droplet
diseases (penyakit yang ditularkan melalui percikan butiran air/udara saat
batuk, bersin dan berbicara).
n. Renovasi/rekontruksi adalah proses perbaikan dan pembangunan fasilitas
gedung/bangunan rumah sakit dari segi perbaikan kerusakan fisik, penambahan
infra struktur, dan peremajaan.
o. Infeksi daerah operasi adalah adanya infeksi pada semua kategori luka daerah
operasi bersih dan bersih terkontaminasi yang dilaksanakan di rumah sakit dan
ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan
keluarnya nanah (pus) dalam waktu sampai 30 hari pasca incisi dan 3
bulanuntuk operasi implant

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 32
p. Luka operasi bersih adalah Operasi dilakukan pada daerah/kulit yang pada
kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan dan tidak membuka traktus
respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus
bilier.Operasi berencana dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa
pemakaian drain tertutup.
q. Luka operasi bersih terkontaminasi adalah Operasi membuka traktus
digestivus, traktus bilier, traktus urinarius, traktus respiratorius sampai dengan
orofaring, atau traktus reproduksi kecuali ovarium.Operasi tanpa pencemaran
nyata (Gross spillage), contohnya operasi pada traktus bilier, apendiks, vagina
atau orofaring.
r. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih
murni (uretra dan permukaan saluran kemih) atau melibatkan bagian yang
lebih dalam dari organ-organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter,
kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga
perinefrik).
Infeksi saluran kemih yang dimaksud adalah Infeksi Saluran Kemih
Simtomatik dengan paling sedikit satu dari tanda-tanda berikut tanpa ada
penyebab lainnya:
 Demam (>38°C)
 Nikuri (anyang-anyangan)
 Polakisuri
 Disuri
 Nyeri supra pubik
 Dan hasil biakan urin aliran tengah (midstream) >105 kuman per ml urin
dengan jumlah kuman tidak lebih dari 2 spesies.
d. Infeksi Aliran DarahPrimer (IADP) adalah ditemukannya organisme dari hasil
kultur darah semi kuantitaif/kuantitatifdisertai tanda klinis yang jelas serta
tidak ada hubungannya dengan infeksi di tempat lain dan atau dokter yang
merawat telah menyatakan infeksi.

PELAPORAN UNTUK HASIL MONITORING PROGRAM PPI ADALAH


SEBAGAI BERIKUT:
Standar PPI

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 33
Program Monitoring Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan 1. Melindungi staff , mahasiswa praktek dan pekerja outsource dari
Program risiko terjadinya kecelakaan kerja ataupun risiko mendapat transmisi
penyakit menular saat melakukan kegiatan / aktifitas di rumah sakit.
2. Memantau kesehatan petugas sebelum dan selama bertugas di rumah
sakit.
3. Penempatan staff yang sesuai berdasarkan dengan kondisi kesehatan
dan jenis pekerjaan staff .
Definisi Monitoring Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah melakukan
Program pemantauan terhadap kesehatan karyawan sejak mulai bertugas dan selama
bertugas di RS PKU Muhammadiyah Bima.
Monitoring kesehatan yang dimaksud ada 3 yaitu :
1. Monitoring kesehatan sebelum menjadi staff di RS PKU
Muhammadiyah Bima
2. Monitoring kesehatan berkala setiap periode tertentu sesuai resiko
staf
3. Monitoring kesehatan petugas gizi
Pelaksana IPCN
Monitorin
g
Periode Di instalasi gizi dilakukan setiap 6 bulan sekali
Monitorin Di area pelayanan berisiko tinggi (high risk) dilakukan setiap setahun sekali
g
Cara Untuk di area gizi monitoring dilakukan dengan cara mengambil data hasil
Monitorin pemeriksaan swab rectal petugas gizi yang ditembuskan dari laboratorium
g mikrobiologi ke PPI untuk kemudian dianalisa dan dibuatkan rekomendasi
jika ada karyawan yang mengalami infeksi saluran pencernaan ( salmonella
positive)
Untuk di area pelayanan risiko tinggi (high risk) monitoring dilakukan
dengan cara mengambil data hasil pemeriksaan kesehatan karyawan yang
didapat dari SDM /K3 untuk dibuatkan rekomendasi ke dir SDM
Pelaporan Hasil Monitoring
Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
Pelaporan beserta analisa dari data yang didapatkan.
Monitorin

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 34
g
Periode Pelaporan monitoring dilakukan setahun sekali .
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g
Penerima Direktur, Kabag Kepegawaian, Tim Mutu dan Keselamatan Pasien, Pasien
Laporan safety, Tim K3, Unit terkait
Monitorin
g

Standar PPI
Program Monitoring Managemen Laundry dan Linen
Definisi Monitoring Managemen Laundry dan Linen adalah : suatu kegiatan
pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan Laundry dan
linen dari penerimaan linen kotor, pengelolaan linen, penyimpanan sampai
distribusi linen serta untuk memastikan linen yang didistribusikan aman dan
bebas dari penyakit.
Pelaksana IPCN
Monitorin
g
Periode Monitoring dilakukan insidentil secara random sebulan sekali.
Monitorin
g
Cara Monitoring dilakukan di Instalasi Laundry , mulai dari kegiatan
Monitorin penerimaan linen kotor, cara pengolahan , penyimpanan serta distribusi linen
g kepada pasien.

Pelaporan Hasil Monitoring


Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
Pelaporan beserta analisa dari data yang didapatkan.
Monitorin
g

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 35
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali .
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g
Penerima Direktur utama, Direktur Umum dan Operasional, Unit Penjaminan Mutu,
Laporan Pasien safety, Unit terkait
Monitorin
g

Standar PPI
Judul Monitoring Kepatuhan Melakukan Kebersihan Tangan
Program
Definisi Monitoring Kepatuhan melakukan Kebersihan Tangan adalah Suatu
Program kegiatan pemantauan dan evaluasi pada kepatuhan petugas, pasien dan
keluarga pasien dalam melakukan kegiatan kebersihan tangan berdasarkan 5
momen dan 6 langkah efektif kebersihan tangan di area rumah sakit.

Pelaksana IPCN
Monitorin
g
Periode Dalam 1 tahun dibagi menjadi 4 periode audit yaitu @ 3 bulan. Dengan
Monitorin perincian (Monitoring dilakukan 10 minggu, tabulasi data 1 minggu dan
g tindak lanjut 1 minggu )
Cara Monitoring dilakukan dengan tehnik targeted yaitu hanya di rungan NICU,
Monitorin IGD, Rawat Inap, Laboratorium, Kamar Operasi dan CSSD.
g Monitoring dilakukan dengan cara melihat dan mengamati kepatuhan
petugas dalam melakukan kebersihan tangan ( 5 momen dan 6 langkah
efektif )
Pelaporan Hasil Monitoring
Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
Pelaporan beserta analisa dari data yang didapatkan.
Monitorin
g
PEDOMAN MANAJEMEN DATA
RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 36
Periode Pelaporan monitoring dilakukan 3 bulan sekali
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g
Penerima Direktur, Tim Mutu dan Keselamatan Pasien, Unit terkait
Laporan
Monitorin
g

Standar PPI
Program Monitoring Pelaksanaan Isolasi Pasien
Tujuan 1. Melindungi pasien , pengunjung dan staff dari penyalit menular
Program 2. Melindungi pasien imunosupresi dari risiko infeksi dengan
menempatkan pasien sesuai dengan kewaspadaan isolasi.
Definisi Monitoring Pelaksanaan Isolasi Pasien adalah : suatu kegiatan
pengawasan / penilaian yang dilakukan secara rutin dan terus menerus
untuk memantau pelaksanaan prinsip – prinsip kewaspadaan isolasi yang
dilakukan terhadap pasien yang dengan berpenyakit menular.
Kertas Peny Cara Kewaspadaan yang Kebutuhan ruang Isolasi Penempat
Kerja akit / Tran ditetapkan an pasien
Monitoring Ko Dro Airb S Teka Teka Koho Sin Ses
DX smisi
nta plet orne ki nan nan rting gle uai
k n Nega Posit roo
tive ive m

Pelaksana IPCN
Monitoring

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 37
Periode Monitoring dilakukan insidentil secara random
Monitoring
Cara Monitoring akan dilakukan bila ada laporan dari admission pasien dirawat
Monitoring dengan kasus penyakit menular atau dengan kasus imunocompromised .
Setelah IPCN menerima laporan dari admission maka monitoring
dilakukan oleh IPCN dengan cara melihat dan mengamati prosedur
penempatan pasien yang dilakukan pada pasien berpenyakit menular di
seluruh unit pelayanan yang mungkin ditemukan pasien dengan penyakit
menular dan pasien dengan kondisi imunocompremised

Pelaporan Hasil Monitoring


Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
Pelaporan beserta analisa dari data yang didapatkan.
Monitoring
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali .
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitoring
Penerima Direktur, Tim Mutu dan Keselamatan Pasien, Pasien safety, Tim K3, Unit
Laporan terkait
Monitoring

Standar PPI
Program Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Makanan
Tujuan 1. Memastikan pengelolaan makanan aman bagi pasien ( tidak tejadi
Program infeksi saluran makanan oleh karena pengelolaan makanan yang tidak
sesuai dengan standar
Definisi Monitoring Pelaksanaan kegiatan pelayanan makanan adalah : suatu
kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan makanan dari
penerimaan, penyimpanan, pengelolaan sampai distribusi makanan ke pasien
dan petugas untuk memastikan makanan yang didistribusikan aman dan
bebas dari penyakit saluran pencernaan.

Pelaksana IPCN

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 38
Monitorin
g
Periode Monitoring dilakukan insidentil secara random
Monitorin
g
Cara Monitoring dilakukan di Instalasi gizi , mulai dari kegiatan penerimaan
Monitorin bahan makanan, cara penyimpanan, pengolahan dan distribusi makanan
g sampai penyajian makanan kepada pasien.

Pelaporan Hasil Monitoring


Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
Pelaporan beserta analisa dari data yang didapatkan.
Monitorin
g
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali .
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g
Penerima Direktur, Tim Mutu dan Keselamatan Pasien, Pasien safety, Unit terkait
Laporan
Monitorin
g

Standar PPI
Judul Monitoring Pembongkaran, Pembangunan dan Renovasi
Program
Tujuan 1.
Program
Definisi Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi adalah suatu
Program kegiatan yang dilakukan untuk memantau kepatuhan penerapan
kewaspadaan yang ditetapkan selama kegiatan pembongkaran ,
pembangunan dan renovasi gedung untuk meminimalkan risiko infeksi
akibat dari kegiatan tersebut.

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 39
Pelaksana IPCN, MFK, IPRS
Monitorin
g
Periode Monitoring dilakukan secara insidentil di setiap area proyek pembongkaran,
Monitorin pembangunan dan renovasi gedung.
g
Cara Monitoring
Monitorin
g
Pelaporan Hasil Monitoring
Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk narasi dan disertai
Pelaporan dengan laporan visualisasi gambar
Monitorin
g
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g
Penerima Direktur, Kabag Sarana dan Prasarana, Tim Mutu dan Keselamatan Pasien,
Laporan Pasien safety, IPRS, dan Unit terkait
Monitorin
g

Standar PPI
Judul Monitoring Pembuangan benda tajam dan jarum
Program
Definisi Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum adalah suatu kegiatan yang
Program dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kepatuhan dalam membuang
sampah tajam dan jarum di seluruh area pelayanan RS PKU Muhammadiyah
Bima
Pelaksana IPCN
Monitorin

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 40
g
Periode Monitoring dilakukan secara insidentil random
Monitorin
g
Cara Monitoring dilakukan di seluruh area pelayanan pasien
Monitorin
g
Pelaporan Hasil Monitoring
Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam tabel dan grafik.
Pelaporan
Monitorin
g
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g
Penerima Direktur, Kabag Sarana dan Prasarana, Tim Mutu dan Keselamatan Pasien ,
Laporan MFK, dan Unit terkait
Monitorin
g

Standar PPI
Judul Monitoring Pembuangan sampah infeksius , cairan tubuh dan darah
Program
Definisi Monitoring pembuangan sampah infeksius , cairan tubuh dan darah adalah
Program suatu kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan terhadap kepatuhan
dalam membuang sampah infeksius , cairan tubuh dan darah di seluruh area
pelayanan RS PKU Muhammadiyah Bima
Kertas
Kerja
Monitorin
g
Pelaksana IPCN

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 41
Monitorin
g
Periode Monitoring dilakukan setiap bulan
Monitorin
g
Cara Monitoring dilakukan di seluruh area pelayanan pasien serta area
Monitorin incenerator.
g
Pelaporan Hasil Monitoring
Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam tabel dan grafik.
Pelaporan
Monitorin
g
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g
Penerima Direktur, Kabag Sarana dan Prasarana, Tim Mutu dan Keselamatan Pasien ,
Laporan MFK, dan Unit terkait
Monitorin
g

Standar PPI
Judul Monitoring Kepatuhan Penggunaan APD
Program
Tujuan 1. Melindungi petugas dari kontaminasi cairan tubuh pasien, darah, kuman
Program pathogen dan bahan kimia yang digunakan selama melakukan kegiatan di
rumah sakit
2. Melindungi pasien dan petugas dari kemungkinan terjadinya infeksi
silang ( cross infection )
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja

Definisi Monitoring Penggunaan APD adalah Suatu kegiatan pemantauan dan

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 42
Program evaluasi pada kepatuhan petugas dalam penggunaan alat pelindung diri
selama melakukan kegiatan di area rumah sakit.

Petugas Kesehatan
Kertas Peraw at ( P)
INDIKASI
Isolasi Jenis Isolasi Penggunaan
Alat pelindung diri
Cara
melepas
Melepas
APD di
Hand
Hygiene
Dokter (D) sesuai APD Area yg
kuman yg ditetapkan benar
P.Kebersihan(Cs)
Kerja Tenaga kes lain
Mahasisw a (DM,
MRSA
VRE
Droplet (D)
Airborne (A)
Kew aspadaan
Standar Gaun Sarung Masker Mask er Apron Gaun Pe lindung
benar benar Patuh

MRSE Kontak (K) tangan N-95 m ata


MP,Magang) Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak
Monitoring
ESBL Kontak MRO
MDR (MDRO)

Jumlah staf yg masuk : Jumlah staf yang patuh :

Pelaksana IPCN
Monitoring
Periode Monitoring dilakukan secara insidentil random di area target.
Monitoring
Cara Monitoring dilakukan dengan tehnik targeted yaitu hanya di rungan IGD,
Monitoring Rawat Inap, KBR, NICU, Kamar Operasi dan CSSD.
Monitoring dilakukan dengan cara melihat dan mengamati kepatuhan
petugas dalam penggunaan APD ( tehnik memakai, tehnik melepas, indikasi
penggunaan APD )
Pelaporan Hasil Monitoring
Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik beserta
Pelaporan analisa dari data yang didapatkan.
Monitorin
g
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitorin
g

Standar PPI
Judul Monitoring Peralatan Single Use yang di Re- Use
program

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 43
Tujuan 1. Memastikan proses dekontaminasi dan sterilisasi alat single use yang di re
Program use telah dilakukan dengan tepat sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Mengidentifikasi gejala dini tanda infeksi oleh karena pemakaian alat
single use menjadi re-use.
Definisi Monitoring Peralatan Single Use yang di Re-use adalah Suatu kegiatan
Program pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus terhadap
pengelolaan alat – alat medis yang seharusnya diperlakukan single use namun
pada pelaksanaannya dilakukan re use berdasarkan daftar alat re use yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit.
Pelaksana IPCN
Monitoring
Periode Monitoring dilakukan pada seluruh alat single use menjadi re- use
Monitoring
Cara 1. Monitoring dilakukan dengan cara melihat dan mengamati proses
Monitoring dekontaminasi dan sterilisasi serta memantau kwalitas fisik alat, dan hasil
uji kultur mikrobiologi.
2. Meminitoring tanda – tanda infeksi pada pasien yang menggunakan alat
single use re- use .

Pelaporan Hasil Monitoring


Cara Pelaporan yang akan dilaporkan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik beserta
Pelaporan analisa dari data yang didapatkan.
Monitoring
Periode Pelaporan monitoring dilakukan sebulan sekali
Pelaporan
monitoring
Pelaksana Ketua Tim PPI
Pelaporan
Monitoring
Penerima Direktur,Tim Mutu dan Keselamatan Pasien , dan Unit terkait
Laporan
Monitoring

B. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup melaksanakan proses pelaporan data mutu adalah
sebagai berikut :

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 44
LINGKUP
NO LINGKUP KEGIATAN
AREA
1 Ka Membuat laporan awal yang berisikan rekapitulasi pencapaian
Unit/Instalasi indikator mutu dengan kelengkapan jumlah numerator,
denominator, pencapaian sesuai formula, kemudian
dibandingkan dengan target, disajikan dalam bentuk grafik tren
setiap bulan dengan menembuskan ke TIM MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
2 Tim KP-RS Membuat laporan pecapaian indikator Sasaran keselamatan
pasien, laporan insiden, laporan Investigasi Sederhana dan Root
Causa Analisa(RCA). Adapun alur pelaporan insiden pasien
safety adalah sebagai berikut :

a) Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) di rumah


sakit, wajib segera ditindak lanjuti (dicegah/ditangani)
untuk mengurangi dampak/akibat yang tidak
diharapkan.
b) Setelah ditindak Ianjuti, segera buat laporan insidennya
dengan mengisi formulir Laporan Insiden pada akhir
jam kerja/shift kepada atasan langsung. (paling lambat
2 x 24 jam); jangan menunda laporan.
c) Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada
atasan Iangsung pelapor. (Atasan langsung disepakati
sesuai keputusan Manajemen : Supervisor/Kepala
Bagian/Instalasi/departemen/unit, Ketua Komite
Medis/Ketua K.SMF).
d) Atasan Iangsung akan memeriksa laporan dan
melakukan grading resiko terhadap insiden yang
dilaporkan.
e) Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan
analisa yang akan dilakukan sebagai berikut: Grade
Biru :Investigasi sederhana oleh Atasan Langsung,
waktu maksimal 1 minggu.

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 45
 Grade Hijau :Investigasi sederhana oleh Atasan
Langsung, waktu maksimal 2 minggu.
 Grade Kuning : Investigasi komprehensif/Analisis
akar masalah/RCA oleh Tim KP di RS, waktu
maksimal 45 hari.
 Grade Merah : Investigasi komprehensif/Analisis
akar masalah/RCA oleh Tim KP di RS, waktu
maksimal 45 hari.
f) Setelah selesai melakukan investigasi sederhana,
laporan hasil investigasi dan laporan insiden dilaporkan
ke TKPRS di RS.
g) Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil
Investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan
apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA)
dengan melakukan Regrading.
h) Untuk grade Kuning/Merah, TKPRS di RS akan
melakukan Analisis Akar Masalah/Root Cause
Analysis(RCA).
i) Setelah melakukan RCA, TKPRS di RS akan membuat
laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan serta
“Pembelajaran” berupa: Petunjuk/”Safety alert” untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
j) Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan
kepada Direksi.
k) Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran”
diberikan umpan balik kepada unit kerja terkait.
l) Unit Kerja membuat analisis dan trend kejadian di
satuan kerjanya masing - masing.
Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh TKPRS di RS.
3 Tim PPI Membuat laporan indikator Infeksi, dan hasil monitoring
kegiatan PPI dengan Ketentuan sbb :

1. Data Surveilans Infeksi Rumah Sakit (HAIs)


a. Melakukan Penyajian data berupa berupa tabel ataupun
PEDOMAN MANAJEMEN DATA
RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 46
grafik beserta interpretasi data dilakukan oleh Tim PPI
setiap akhir bulan untuk kemudian sebagai pelaporan
bulanan.
b. Melaporkan dataSurveilan Infeksi Rumah Sakit (HAIs)
setiap bulannya dilaporkan oleh Tim PPI kepadaKetua
Tim PPI berupa laporan tertulis.
c. Melaporkan Laporan Tim PPI ke Direktur Utama,
ditembuskan ke Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien.
d. Melaporkankejadian infeksi ke TKPRS sebagai laporan
insiden
e. Melakukan Publikasi data surveilans setiap unit terkait
setiap bulannya oleh Tim PPI
f. Melaporkan data PPI ke Kementerian kesehatan RI
(dilakukan oleh bagian PE)
2. Data Audit Kepatuhan kebersihan tangan (hand Hygiene)
a. Penyajian data berupa tabel dan grafik serta interpretasi
dari data yang dihasilkan dilakukan oleh IPCN (PIC
Hand Hygiene) setiap selesai satu periode audit (setiap
3 bulan).
b. Pelaporan hasil audit kepatuhan kebersihan tangan
ditujukan kepada direktur utama ditembuskan ke Tim
Mutu Dan Keselamatan Pasien serta pasien safety.
c. Publikasi data ke setiap unit terkait serta dimasukkan di
Intranet RS dilakukan oleh IPCN setiap kali periode
audit.
3. Data Pajanan Karyawan
a. Data laporan pajanan karyawan diambil dari data
pajanan karyawan ke poliklinik VCT.dilakukan
seminggu sekali oleh IPCN (PIC Pajanan)
b. Membuat Penyajian data berupa tabel dan grafik serta
Interpretasi data dilakukan oleh IPCN (PIC Pajanan)
setiap bulannya.
c. Membuat Pelaporan data pajanan ditujukan kepada

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 47
direktur utama dan ditembuskan ke Tim Mutu dan
Keselamatan Pasien serta Tim pasien safety.
d. Publikasi data pajangan serta pelaporan dilakukan
olehK3RS
e. Publikasi data tingkat Rumah sakit dilakukan dengan
mengedarkan laporan triwulan Mutu oleh tim mutu dan
keselamatan pasien
4. Data Audit Kepatuhan pelaksanaan PPI
a. Datakepatuhan pelaksanaan PPI terdiri dari Pelaksanaan
Penggunaan APD, Manajemen Laundry, Pemantauan
Peralatan Kadaluara Single Use-Re use,Pembuangan
Sampah Infeksius Cairan Tubuh dan komponen darah,
Pembuangan benda tajam dan jarum, Pelayanan
makanan & permesinan serta Pelaksanaan Isolasi
pasienpenyajian data berupa tabel dan grafik dilakukan
oleh IPCN setiap bulan sekali.
b. Pelaporan data audit dilakukan sebulan sekali ditujukan
ke direktur utama ditembuskan ke unit penjaminmutu
dan pasien safety.
4 PIC Pengumpul Menginput data indikator mutu setiap bulan dalam SISMADAK
data
5 Penaggungjawa Membuat Laporan di wilayah kerjanaya yang berisi rekapituasi
b mutu seluruh laporan kegiatan mutu yang dibuat setiap 3 bulan sekali,
untuk mengevaluasi seluruh pemantauan indikator mutu yang
akan di laporkan kepada atasan masing masing ditembuskan ke
Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien
5 Tim Membuat Laporan rumah sakit yang berisi rekapituasi seluruh
Peningkatan laporan kegiatan mutu yang dibuat oleh Tim Mutu Dan
Mutu dan Keselamatan Pasien setiap 3 bulan sekali, untuk mengevaluasi
Keselamatan seluruh pemantauan indikator mutu yang akan di laporkan
Pasien kepada Direktur Utama dan Dewan Pengawas

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 48
6 PE 1. Melaporkan data surveilans setiap unit terkait setiap
bulannya ke Kementerian kesehatan RI
2. Meminta rekomendasi dari Kementrian kesehatan RI
terhadap laporan data Infeksi
3. Melaporkan pencapaian mutu Rumah sakit dalam bentuk
laporan Triwulan ke Dewan Pengawas
4. Meminta rekomendasidari Dewan Pengawas terkait laporan
pencapaian mutu
7 Direktur 1. Memberikan rekomendasi dan arahan dalam kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
dilaksanakan oleh PIC dan tim mutu dan keselamatan pasien
2. Mengirimkan laporan dan meminta rekomendasi ke
Kementrian kesehatan melalui surat resmi Direktur terkait
laporan PPI
3. Mengirimkan laporandan meminta rekomendasi atas laporan
Mutu triwulan dan tahunan ke Dewan Pengawas melalui
surat resmi Direktur
4. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang akan
diperbaiki sesuai dengan FOCUS PDCA setingkat rumah
sakit untuk menyelenggarakan perbaikan yang komprehensif
8 Tata Usaha Mengirimkan laporan ke Kementrian Kesehatan dan Dewan
pengawas
9 Humas Melakukan publikasi ekternaldengan Website Rumah sakit
10 Dewan Memberikan rekomendasi kegiatan peningkatan mutu dan
Pengawas keselamatan pasien yang ada di RS PKU Muhammadiyah Bima

C. TATALAKSANA
Adapun prosedur tata laksana pelaporan kegiatan peningkatan mutu di RS PKU
Muhammadiyah Bimar adalah sebagai berikut :
1. Ka instalasi / bidang / bagian / unit kerja menyusun laporani setiap 3 bulan sekali,
untuk mengevaluasi seluruh pemantauan indikator mutu yang akan di laporkan kepada
atasan masing masing dan diembuskan ke Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 49
2. Tim mutu dan keselamatan pasien menyusun laporan rumah sakit yang berisi
rekapituasi seluruh laporan kegiatan mutu yang dibuat oleh Tim Mutu Dan
Keselamatan Pasien setiap 3 bulan sekali, untuk mengevaluasi seluruh pemantauan
indikator mutu yang akan di laporkan kepada Direktur dan dari Direktur ke Dewan
Pengawas
3. Para Direktur memberikan rekomendasi dan arahan dalam kegiatan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang dilaksanakan.
4. Para Direktur bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang akan diperbaiki sesuai
dengan FOCUS PDCA setingkat rumah sakit untuk menyelenggarakan perbaikan yang
komprehensif
5. Dewan Pengawas memberikan rekomendasi kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang ada di RS PKU Muhammadiyah Bima

D. DOKUMENTASI

PEDOMAN MANAJEMEN DATA


RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Page 50
1. Outline Laporan Triwulan
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
I.2.2 Tujuan Khusus
BAB II KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT BULAN
(TRIWULAN)
II.1 Kegiatan Pokok
II.1.1 Indikator di Area Klinik
II.1.2 Indikator di Area Manajerial
II.1.3 Indikator Internatinal Patient Safety Goals
II.1.4 Analisis Tren atau Variasi yang Tidak Diinginkan
II.2 Kegiatan
II.3 Jadwal Kegiatan
II.4 Pencatatan dan Pelaporan
BAB III HASIL KEGIATAN
III.1 Indikator di Area Klinik
III.2 Indikator di Area Manajemen
III.3 Indikator Internatinal Patient Safety Goals
III.4 Analisisnya tren atau variasi yang tidak diinginkan dari data indikator
sebagai berikut
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Pencapaian Indikator Mutu
IV.2 Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut Hasil Rapat Triwulan
BAB V PENUTUP

2. Outline Laporan Tahuanan


BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

51
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
I.2.2 Tujuan Khusus
BAB II KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT BULAN
(TRIWULAN)
II.1 Kegiatan Pokok
II.1.1 Indikator di Area Klinik
II.1.2 Indikator di Area Manajerial
II.1.3 Indikator Internatinal Patient Safety Goals / sasaran keselamatan
pasien
II.1.4 Analisis Tren atau Variasi yang Tidak Diinginkan
II.2 Kegiatan
II.3 Jadwal Kegiatan
II.4 Pencatatan dan Pelaporan
BAB III HASIL KEGIATAN
III.1 Indikator di Area Klinik
III.2 Indikator di Area Manajemen
III.3 Indikator Internatinal Patient Safety Goals / sasaran keselamatan pasien
III.4 Analisisnya tren atau variasi yang tidak diinginkan dari data indikator
sebagai berikut
III.5 Hasil Validasi Data Indikator Mutu
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Pencapaian Indikator Mutu dan analisis
IV.2 Benchmark Data Hasil Pemantauan Indikator Mutu
IV.3 Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut Hasil Rapat Triwulan
BAB V PENUTUP

3. Lampiran Format Pelaporan Rutin FOCUS PCDA

52
53
4. Lampiran Form Laporan Insiden KP RS Internal dan Internal

5. Lampiran tahapan laporan insiden eksternal

54
6. LAMPIRAN: alur pelaporan insiden keselamatan pasien

55
7. Lampiran Contoh Surat Permintaan Password Pelaporan IKPRS

56
.Lampiran Form RCA

FORM ROOT CAUSA ANALISYS

Kasus

I. IDENTIFIKASI INSIDEN DAN TIM


Insiden :

57
Tim :
Anggota :

Notulen:

Tanggal dimulai

Tanggal dilengkapi

II. KUMPULAN DATA DAN INFORMASI


Observasi Langsung:
1.

Dokumentasi:
1.

Interview (Staff yang terlibat):


1.

III. PETA KRONOLOGI KEJADIAN

Waktu/K
ejadian
Kejadian

Informas
i
Tambaha
n
Good
Practice
Masalah
Pelayana
n

58
IV. IDENTIFIKASI CARE MANAGEMENT PROBLEM

MASALAH INSTRUMEN/TOOLS
Fish bone
Fish bone
Fish bone
Fish Bone
Fish Bone

ANALISIS PERUBAHAN

PROSEDUR YANG PROSEDUR YANG TERDAPAT BUKTI


NORMAL DILAKUKAN SAAT PERUBAHAN DALAM
INSIDEN PROSES

5 Why

MASALAH
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa

MASALAH
Mengapa
Mengapa

59
Mengapa
Mengapa
Mengapa

Fish Bone Diagram

V. REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAKAN

AKAR TINDA TINGKAT PEN WAK SUMBER BUKTI EVAL


MASA KAN REKOMEND ANG TU DAYA PENYEL UASI
LAH ASI GUN YANG ESAIAN
Individu,Tim, G DIBUTUHK
Direktorat, JAW AN
RS AB

VI. TINDAK LANJUT DAN EVALUASI

No TINDAK LANJUT EVALUASI KET

60
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. n.d What is benchmarking?, http://www.eyehospital.eu/ diakses tgl 25 Desember


2016
Davidoff , F., et al. 2008, “Publication Guidelines for quality improvement in helath
care:evolution of the squire project”, Quality and Safety Health Care, vol. 17, no 13-
19
Fuller, S.R. dan Miller, D. W., 2000, ‘Information Security and confidentiality near you’,
Hospital Physcian, diakses 3 Januari 2015
Hasan, Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian Dengan Statistika Jakarta: PT Bumi Aksara
Kelly, E dan Hurts, J., 2006, ‘Health Care Quality Indicators Project, Conceptual

61
Frammework’, OECD, diakses www.oecd/org/els.health.system
McNeese, William 2006. Over-controlling a Process: The Funnel Experiment. BPI
Consulting, LLC. Diakses tanggal 11 Agustus 2016
Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2011. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi
Aksara
Sower, V.E, Duffy, J.O, Kohers, G (2008). Benchmarking for Hospitals: Achieving Best-
In Class Performance without having to re-invent the wheel. Amerika: American
Society for Quality
Spath, P., 2009 , Introduction to Health Care Quality Management, Health Administration
Press, Washington DC
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Wheeler, Donald J. 2000. Understanding Variation. Knoxville, Tennessee: SPC Press,
2007, “Guidelines for measuring statistical quality”, National
Statistics,https://unstats.un.org/unsd/dnss/docs-nqaf/UK-Guidelines Subject.pdf ,
diakses tgl 2 Januari 2016

62

Anda mungkin juga menyukai