Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI

DI RS HIKMAH MASAMBA
2022

RS HIKMAH MASAMBA
JLN. IR. SOEKARNO KAPPUNA, MASAMBA, LUWU UTARA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa Buku Pedoman Pedoman
Pengelolaan Data Dan Informasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ini dapat terselesaikan
dengan baik. Buku Pedoman ini merupakan tuntunan bagi Unit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
dalam mendukung pelayanan dan manajemen RS. Hikmah Masamba. Dengan buku pedoman ini
diharapkan setiap personel Unit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dapat melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan pedoman ini namun
demikian demi perubahan kearah yang lebih baik kami mengharapkan saran dan kritik perbaikan atas
pedoman yang telah tersusun ini.
Semoga Buku Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi Unit Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, serta tidak lupa ucapan terimakasih
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku pedoman ini.
Masamba, 1 Juni 2022
Tim Penyusun

ii
SAMBUTAN DIREKTUR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya kita
dapat menyelesaikan penyusunan selah satu dokumen regulasi RS Hikmah Masamba yaitu Pedoman
Pengelolaan Data Dan Informasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Memahami dan pemginplementasikan isi yang ada pada domuemn regulasi yang telah disusun
dan ditetapkan berdasarkan aturan serta standar akrediatasi merupakan langkah awal bagi setiap unit
kerja di RS Hikmah Masamba dalam membentuk sistem dan budaya kerja yang terstandar, efektif dan
dapat dipertanggungjawabkan. Semoga dokumen regulasi ini dapat bermanfaat dan menjadi tuntunan bagi
semua pihak dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan keluarga di RS Hikmah Masamba.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami mengajak semua pihak di RS Hikmah Masamba
untuk dapat membawa semangat perubahan dalam implementasi standar akreditasi di RS Hikmah
Masamba

Masamba, 1 Juni 2022


Direktur RS. Hikmah Masamba

Andi Muhammad Nasrum

iii
PERATURAN DIREKTUR RS. HIKMAH MASAMBA NOMOR 01 TAHUN 2019
TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
RS HIKMAH MASAMBA

Sisusun Oleh :
Ketua TimPenyusun

Disetujui
Wadir Pelayanan

Ditetapkan Oleh :
Direktur,

iv
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................ii
SAMBUTAN DIREKTUR............................................................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ v
PERATURAN DIREKTUR.......................................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN………………............................................................................................7
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................................11
BAB III STANDAR FASILITAS.......................................................................................................15
BAB IV TATA LAKSANA PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI............................................19
BAB V LOGISTIK………………….................................................................................................21
BAB VI KESELAMATAN KERJA................................................................................................... 22
BAB VII PENGENDALIAN MUTU...................................................................................................24
BAB VIII PENUTUP………………………………………………………………………………………….26

v
PERATURAN DIREKTUR
RS. HIKMAH MASAMBA NOMOR 01 TAHUN 2019
TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
RS HIKMAH MASAMBA
DIREKTUR RS HIKMAH MASAMBA

Menimbang a. bahwa pembentukan sistem informasi manajemen rumah sakit dilakukan dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan RS. Hikmah Masamba
b. bahwa sistem manajemen data program peningkatan mutu dan pasien safety (PMKP),
dan manajemen data surveilans dan indikator mutu harus terintegrasi
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalm huruf a dan b, maka
perlu menetapkan Peraturan Direktur tentang Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi di RS. Hikmah Masamba.
Mengingat a. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
d. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan NO. 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN
INFORMASI DI RUMAH SAKIT HIKMAH MASAMBA

KESATU : Pedoman Pengolahan Data dan Informasi yang dimaksud sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusann ini.
KEDUA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan Peraturan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Masamba
pada tanggal, 1 Juni 2022
Direktur RS. Hikmah Masamba

Andi Muhammad Nasrum

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan mutu Pengelolaan data dan informasi kesehatan di rumah sakit Kementerian
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Teknologi informasi telah
mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan
masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah sakit adalah
teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktiva
(asset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem
Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting
bahkan bisa dikatakan mutlak untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan
salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi
rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan
mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan
seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

B. Ruang Lingkup Pengelolaan Data dan Informasi


Ruang lingkup Pedoman Penglolaan Data dan Informasi Urusan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) ini meliputi :
1. Rumah Sakit Adalah RS. Hikmah Masamba Provinsi Sulawesi Selatan
2. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu
sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan.
3. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan.
4. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan
bermanfaat bagi manusia. Informasi merupakan interpretasi data yang disajikan dengan cara
yang berarti dan berguna.
5. Data merupakan merupakan fakta atau gambaran mentah (business facts) yang menunjukkan
peristiwa yang terjadi dalam organisasi dan lingkungan fisik yang dikumpulkan melalui
serangkaian prosedur
6. Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan
untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien
7. Integrasi data adalah proses menggabungkan atau menyatukan dua atau lebih sebuah data
dari berbagai sumber database yang berbeda ke dalam sebuah penyimpanan seperti gudang
data (data warehouse)
8. Profesional Pemberi Asuhan yang selanjutnya disinkgat PPA adalah tenaga kesehatan yang
memberi asuhan yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, tenaga rehabilitasi medik
dan tenaga lainnya.
9. Interoperabilitas adalah kapabilitas dari suatu produk atau sistem yang antar mukanya
diungkapkan sepenuhnya untuk berinteraksi dan berfungsi dengan produk atau sistem lain, kini
atau di masa mendatang, tanpa batasan akses atau implementasi.

C. Batasan Operasional
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang
teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Informasi
Sistem Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang
bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur
oleh manajemen akuntansi untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan,
atau suatu strategi bisnis dan lain-lain.
4. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain
atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web
5. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat
berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.
6. Aplikasi
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu program berbentuk perangkat lunak yang berjalan pada
suatu sistem tertentu yang berguna untuk membantu berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
manusia.
7. Server
Server adalah sebuah sistem komputer yang ditugaskan untuk memberikan layanan,
membatasi dan juga mengontrol akses pada setiap klienya yang terhubung pada jaringan
komputer yang ada. Biasanya komputer yang bertindak sebagai server ini menyediakan
sumber daya yang dapat digunakan untuk komputer lain yang bertindak sebagai komputer
client. Sebuah komputer server harus memiliki spesifikasi yang tinggi karena server mempunyai
banyak sumber daya dan harus berkerja yang optimal khususnya dari aspek software maupun
hardware yang digunakan.

D. Landasan Hukum (Referensi)


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE (Informasi dan
Teknologi) Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog,
digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol
atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal
1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik
yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal
1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem
Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Bab XI Pasal
52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Agar pelayanan SIM dapat terselenggarakan dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan, maka
pelayanan SIM harus dilakukan oleh tenaga yang profesional. Kualifikasi tenaga yang harus tersedia:
A. KUALIFIKASI SDM

NO NAMA PENDIDIKAN KOMPETENSI JUMLAH


JABATAN KEBUTUHAN
1. Kepala Instalasi Perancangan 1 orang
SIMRS & Sistem dan
Analisis Sistem Manajemen SDM
Informasi
2. Programer Mampu membuat 1
program dalam Orang
sistem infomasi,
mampu
mengoperasikan
SIMRS baik Front
end maupun back
end, menguasai
software, hardware
dan jaringan
komputer,
Menguasai
database Sybase,
MySQL-SQL
Server dan lainnya,
Familiar/terbiasa
dengan bahasa
pemrograman
PHP/HTML/Java
dan lain-lain
3. Maintenance Mampu melakukan 1
Hardwere perbaikan dan Orang
pemeliharaan
Hardwere/perangkat
keras komputer dan
kelengkapannya.
4. Maintenance Mampu membuat 1
Software program dalam Orang
sistem infomasi,
mampu
mengoperasikan
SIMRS baik Front
end maupun back
end, menguasai
software, hardware
dan jaringan
komputer,
Menguasai
database Sybase,
MySQL-SQL
Server dan lainnya,
Familiar/terbiasa
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai personil di Instalasi SIMRS harus sesuai dengan kriteria
kualifikasi SDM baik jumlah maupun kompetensinya, sehingga jumlah personil yang ada di unit
SIMRS harus mencukupi dalam menunjang proses pengelolaan SIMRS RS Hikmah Masamba
dan tugas-tugas yang dilakukan oleh Isnstalasi SIMRS. Untuk itu diperlukan distribusi
ketenagaan yang sesuai dengan beban tugas di unit kerja SIMRS. Diharapkan pendistribusian
SDM Instalasi SIMRS RS Hikmah Masamba adalah sebagai berikut:
SERTIFIKASI
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN BIDANG TUGAS DAN
PELATIHAN
1. Kepala Instalasi Manajemen 1 orang
SIMRS & SDM dan
Analisis Sistem Perancangan
Informasi Sistem
2. Programer Pembuatan, 1 Orang
pengembangan dan
perbaikan
program/softwa
re rumah sakit.
3. Maintenance Perbaikan dan 1 Orang
Hardwere pemeliharaan
Hardwere/perang kat
keras komputer dan
kelengakapannya
serta jaringan
komputer
4. Maintenance Perbaikan dan 1 Orang
Software pemeliharaan
Software/peran gkat
lunak komputer dan
jaringan
komputer

C. PENGATURAN JAGA
Jadwal kerja : 1x24 Jam ( Senin – Minggu)
BAB III
STANDAR
FASILITAS RUANGAN SIMRS
Ruang Kerja
Ruang Kerja adalah ruang khusus bagi staff SIMRS untuk melaksanakan tugas- tugas sehari-hari
sesuai dengan topuksi masing-masing. Selain itu juga ruangan ini adalah sebuah wadah untuk diskusi bagi
Tim SIMRS terkait kegiatan dan permasalahan SIMRS.
1. Ruang Server
Ruangan server adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan server (aplikasi dan
database), perangkat jaringan (router, hub dll) dan perangkat lainnya yang terkait dengan
operasional sistem sehari-hari seperti UPS, AC dan lain-lain. Sebuah ruang server harus memiliki
standar kemanan yang melindungi kerja perangkat-perangkat di dalamnya dari mulai suhu udara,
kelembaban, kebakaran dan akses masuk dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
Ruang server adalah aset bagi RS Hikmah Masamba karena di dalam ruangan ini
terdapat aplikasi dan database pelanggan yang semakin hari akan semakin bernilai bagi
perusahaan, oleh karena itu ruangan ini harus selalu dalam kondisi yang baik.

2. Ruang Rapat dan Sosialisasi


Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk membicarakan dan
memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat
dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat dirumuskan. Pada SIMRS rapat internal
dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf SIMRS.
Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang terjadi selama satu
bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal tersebut dihadiri oleh Kepala Instalasi
SIMRS, staf SIMRS, maupun staf dari unit terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat
rapat.
Ruang Rapat dan Sosialisasi adalah ruangan untuk kegiatan rapat terkait permasalahan
SIMRS dilapangan. Ruangan ini juga sekaligus sebagai tempat sosialisasi software baru atau
pembaharuan software kepada user sehingga dapat lebih fokus dan lebih efektif.

3. Ruang Work Shop


Ruang ini digunakan untuk kegiatan maintenance Hardware atau perbaikan perangkat
komputer dan printer.

4. Standar Fasilitas
Standar fasilitas SIMRS adalah memiliki komponen-komponen berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk merekam data yang akan dimasukkan ke dalam sistem,
seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
b. Komponen teknologi informasi
Teknologi informasi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi
informasi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan
dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan
satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan menggunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk
keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang
baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau
dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air,
debu, kecurangan, kegagalan sistem itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
- Ruang server
Ruang server adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan server,
perangkat jaringan (router, hub) dan perangkat lainnya yang terkait dengan
operasional sistem sehari-hari seperti UPS, AC dan lain-lain. Sebuah ruang server
harus memiliki standar keamanan yang melindungi kerja perangkat-perangkat di
dalamnya dari mulai suhu udara, kelembaban, kebakaran dan akses masuk dari
orang-orang yang tidak berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diketahui pada
ruang server adalah :
i. Suhu
Suhu yang terlalu rendah berarti boros biaya dan suhu yang terlalu tinggi bisa
mengakibatkan komponen cepat rusak misalnya harddisk. Posisi pengukuran
suhu sangat menentukan validitas data suhu ruang sebaiknya 18 0 C - 270 C.
ii. Kelembaban
Ruangan yang terlalu lembab bisa merusak komponen. Pengaturan AC (air
conditioning) untuk ruang server khusus untuk kelembaban sebaiknya 40% RH
- 60% RH.
iii. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ruangan server :
1. Lantai ruang server harus menggunakan raised floor yang tahan api
(dengan ketinggian tertentu) yang berfungsi untuk menyalurkan udara
dingin dari bawah, selain itu dapat dibawah raised floor dapat digunakan
untuk mendistribusikan kabel power dan network.
2. Pintu masuk harus menggunakan pengamanan yang cukup dan
sebaiknya menggunakan finger scan agar dapat melakukan review
berkala siapa saja yang masuk ke dalam ruangan.
3. Jalan keluar menuju pintu masuk ruangan harus dibuat dengan
kemiringan tertentu yang dapat digunakan untuk memasukan server dan
perangkat lainnya dengan mudah dan aman.
4. Sistem pendingin sebaiknya menggunakan standing AC dengan blower
yang berada di bagian bawah/lantai sehingga suhu dingin dapat
disalurkan melalui raised floor.
5. Sistem pendingin lainnya adalah dengan menggunakan AC split seperti
pada umumnya.
6. Sistem pendingin baik dengan standing AC maupun AC split harus
mendapatkan backup unit yang selalu siap apabila dalam kondisi tertentu
dibutuhkan.
7. Indikator suhu dan kelembaban harus dapat dilihat dari luar sehingga
dapat diketahui dengan pasti kondisi ruangan di dalam.
8. Fire alarm system (Sistem deteksi kebakaran) harus terdapat dalam
ruangan dengan menggunakan gas tabung pemadam yang tidak merusak
server apabila bekerja (FM200 atau sejenisnya).
9. Terdapat media backup untuk melakukan backup baik harian, bulanan
atau tahunan
10. Ruang server harus dijaga keamanannya dengan menggunakan
perangkat- perangkat keamanan seperti akses ke dalam ruangan dengan
menggunakan kunci yang dapat mendeteksi siapa yang masuk/keluar,
untuk ini dapat
menggunakan finger scan device yang terhubung langsung ke dalam anak
kunci pintu. Kamera cctv juga harus terpasang di dalam dan di luar ruangan
untuk memastikan jika terjadi sesuatu. Apabila masih dipandang tidak perlu
untuk memasang perangkat-perangkat tersebut maka dapat dibuatkan log
book (buku pencatatan) yang didalamnya tercatat siapa saja yang masuk
dan keluar, waktu dan tanggal, keperluannya masuk ruang server dan
ditandatangani oleh orang yang bertanggungjawab atas ruang server. Selain
itu harus dipastikan ada karyawan yang menemani siapapun yang masuk ke
ruang server sampai selesai.
BAB IV
TATA LAKSANA PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
A. Integrasi Data
SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta
merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Pengintegrasian dengan program Pemerintah
dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk
kemampuan komunikasi data (interoperabilitas). Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) dengan
menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit

B. Teknologi dan Dukungan Lainnya


Rumah Sakit menyediakan teknologi dan dukungan lainnya untuk mendukung sistem
manajemen data pengukuran mutu terintegrasi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
Rumah sakit mempunyai regulasi sietem manajemen data, antara lain meliputi:
1. Rumah sakit perlu mempunyai sistem manajemen data yang didukung dengan teknologi
informasi, mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi data untuk
internal rumah sakit dan eksternal RS Publikasi data tetap harus memperhatikan kerahasiaan
pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.;
2. Data yang dimaksud meliputi, data dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah
sakit;
3. Data dari pelaporan insiden keselamatan pasien; dan
4. Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan indikator mutu);
5. Data hasil pengukuran budaya keselamatan;
6. integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja meliputi:
a. pengumpulan
b. pelaporan
c. analisa
d. validasi dan publikasi indikator mutu
7. Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit lebih baik, Bank data dari
luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan profesional dan bisa juga
indikator-indikator mutu yang diwajibkan oleh pemerintah. Dalam semua kasus, keamanan dan
kerahasiaan data dan informasi harus di jaga yang meliputi:
a. sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback
dan publikasi data.
b. menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau
menggunakan database ekternal
c. menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan database
eksternal
C. Perencanaan Kebutuhan Informasi
Perencanaan kebutuhan informasi melibatkan:
1. para professional pemberi asuhan (PPA)
2. para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan
3. badan/pihak lain diluar rumah sakit yang membutuhkan data dan informasi tentang
operasional dan pelayanan rumah sakit
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit
pelayanan berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi
manajemen informasi.

D. Sistem Manajenen Data Dan Informasi


1. Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS.
2. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sebagaimana dimaksud pada
point (1) harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit yang meliputi:
a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan,peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional.
b. Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah dan
kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial; dan
c. budaya kerja, transparansi koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan
pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.
3. SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus memenuhi 3 (tiga) unsur yang
meliputi keamanan secara fisik, jaringan, dan sistem aplikasi.
BAB V
LOGISTIK
BAB 20
A. PENGERTIAN
Logistik di rumah sakit tidak hanya layanan yang berhubungan dengan pembelian, toko dan
farmasi, tetapi juga mencakup layanan kesehatan seperti unit operasi dan ruang perawatan pasien.
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan fungsi
logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu mempergunakan
istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan
yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu
yang tepat dengan harga serendah mungkin.
B. TUJUAN
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan :
1. Tujuan operasional agar tersedianya barang yang bermutu.
2. Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah- rendahnya.
3. Tujuan keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan,
dll.

C. LOGISTIK SIMRS
1. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke
dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu
dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang
dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System)
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis tugas- tugas SIM RS
seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor yang standar
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. KESELAMATAN KERJA SECARA UMUM


Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya perlu
diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan
alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah
sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga memperhatikan keselamatan dan hak-hak
pasien yang masuk kedalam program patient safety.

B. KESELAMATAN KERJA PADA INSTALASI SIMRS


Keselamatan kerja pada unit kerja SIMRS berfokus kepada peralatan-peralatan utama dan
penunjang yang digunakan oleh staf SIMRS selama melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis,
budaya kerja staf SIMRS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari
sisi psikologis.
1. Keselamatan Kerja ditinjau dari Peralatan Kerja Instalasi :
a. Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan peletakan kabel-kabel
yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi
dan dibiarkan berserakan begitu saja.
b. Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf juga beresiko
bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun yang akan datang.
c. Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi penglihatan
dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.
2. Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja
Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf. Pengaturan jadwal
shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.

C. KESELAMATAN DATA MANAJEMEN RISIKO


1. Pengertian
Manajemen risiko pada penatalaksanaan SIMRS adalah kegiatan berupa identifikasi dan
evaluasi untuk mengurangi kesalahan/kehilangan data transaksi tindakan pasien maupun data
data statistik rumah sakit yang dihasilkan dari SIMRS yang penyebabnya berasal dari kegagalan
system, faktor alam (force majeur), human error maupun sabotase.
2. Tujuan
Tujuan keselamatan data, yaitu membangun kesadaran dan kewaspadaan petugas
SIMRS dan seluruh operator yang terkait terhadap ketersediaan data yang valid dan akurat.
Tujuan adanya manajemen resiko, sebagai tindakan perlindungan bagi asset data
informasi dan seluruh hal yang berkaitan dengan teknologi informasi. Manajemen risiko
merupakan proses identifikasi risiko, mengkaji risiko dan membuat tindakan untuk mengurangi
risiko pada batasan yang dapat diterima.
Kegunaan manajemen risiko sebagai pengamanan yang baik bagi teknologi informasi
atau system informatika yang berfungsi sebagai penyimpan, pengolah dan penyebar informasi
bagi organisasi.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada Instalasi SIMRS RS Hikmah Masamba akan mengarah pada
keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdapat dalam sistem meliputi
data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga
memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, dan seterusnya serta tagihan pasien, Rekam Medis,
pembukuan RS dan lain-lain.

A. NILAI INFORMASI
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and Practice, nilai
informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi. Kecepatan
memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit
mengukurnya
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya,
akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu
sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam
hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni
kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan
para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua
keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit
mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada siklus dapat
diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran kepada para pemakai.
Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal
ketepatan waktu dapat diukur
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.
Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih
dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini
sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi
dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna
mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. meskipun
kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai
informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.

B. MUTU INFORMASI
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau kesalahan.
Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur untuk
menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat
diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai dapat
menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman pengelolaan data dan informasi unit kerja SIMRS RS Hikmah Masamba diharapkan
dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja SIMRS sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah mengikuti perubahan
peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan
situasi lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan dan program di lingkungan RS
Hikmah Masamba.

Anda mungkin juga menyukai