Kerangka Proposal
Kerangka Proposal
Disusun Oleh :
2016
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTIKUM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS
Mengetahui,
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Tidak lupa
sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,
sehingga penyusunan proposal Pemberdayaan Petani Bawang Dalam Upaya Peningkatan
Pendapatan Melalui Pengolahan Limbah Bawang Merah ini dapat terselesaikan. Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian proposal Pemberdayaan Petani Bawang Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan
Melalui Pengolahan Limbah Bawang Merah.
Disadari bahwa salah satu hambatan dalam penyusunan proposal Pemberdayaan
Pemberdayaan Petani Bawang Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Melalui Pengolahan
Limbah Bawang Merah ini adalah keterbatasan informasi dan bahan sehingga hasil ini dirasakan
masih belum sempurna. Oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikannya
di masa yang akan datang. Penyusun berharap proposal Pemberdayaan Petani Bawang Dalam
Upaya Peningkatan Pendapatan Melalui Pengolahan Limbah Bawang Merah ini dapat
bermanfaat bagi lingkungan belajar penulis aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................3
1.4 Manfaat..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemaparan Mengenai Program..................................................5
2.2 Gambar Topografi Wilayah.......................................................9
2.3 Jadwal Pelaksanaan Program.....................................................9
2.4 Analisa Usaha............................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................15
3.2 Saran......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran 4. Kuisioner
Padahal kulit bawang merah yang dikategorikan sebagai limbah ini mempunyai banyak
manfaat. Salah satu manfaat yang menarik perhatian penulis yaitu pemanfaatan kulit bawang
merah sebagai media seni lukis kaligrafi. Selain memanfaatkan limbah yang ada menjadi
suatu produk yang mempunyai nilai seni dan nilai jual yang tinggi, juga dapat menjadi suatu
peluang bisnis dalam masyarakat. Seni kaligrafi yang pada biasanya hanya menggunakan
media cat, crayon ataupun spidol maka kita menggunakan media baru yaitu kulit bawang
merah.
Lukisan kaligrafi dengan menggunakan media kulit bawang merah ini selain dapat
memanfaatkan limbah yang ada tetapi juga dapat meningkatkan nilai religi dalam masyarakat
melalui media lukis ini. Sehingga masyarakat pun lebih tertarik pada lukisan kaligrafi ini.
Proses yang dilalui untuk membuat lukisan kaligrafi ini pun tidaklah terlalu rumit, namun
membutuhkan tingkat ketelitian dan kesabaran yang sangat tinggi untuk mendapatkan hasil
yang terbaik karena dilakukan secara satu persatu dengan sistem pijit jari (Pinching) yaitu
dengan menempelkan bahan kulit bawang dan bawang merah dengan pengerjaan media
bahan dengan cara ditekan-tekan atau dipijit-pijit di antara ibu jari tangan dan jari-jari tangan
kedalam kertas yang sudah ada desain kaligarafi mengikuti pola sesuai dengan bentuknya
desainnya (Ma’arif, 2012).
Dari kenyataan di lapangan limbah bawang merah yang banyak terbuang begitu saja
tanpa ada pemanfaatan lebih lanjut menggugah penulis untuk membuat proposal ini yang
berjudul Pemberdayaan Petani Bawang dalam Upaya Peningkatan Pendapatan melalui
Pengelolahan Limbah Bawang Merah.
MATERI 3 PRINSIP-PRINSIP
MATERI 1 KONSEP PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MASYARAKAT
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan Pemberdayaan Petani Bawang dalam Upaya Peningkatan Pendapatan
melalui Pengelolahan Limbah Bawang Merah, sebagai berikut:
a. Memberikan pelatihan pengolahan limbah bawang merah menjadi kerajinan kaligrafi
pada petani bawang merah dan masyarakat.
b. Memberikan keterampilan dalam mempromosikan hasil kerajinan limbah bawang
merah dari Desa Srikayangan.
c. Menganalisa penetapan harga dan menganalisa lingkungan dari hasil kerajinan
pengolahan limbah bawang merah.
1.4 Manfaat
Manfaat dilakukan Pemberdayaan Petani Bawang dalam Upaya Peningkatan Pendapatan
melalui Pengelolahan Limbah Bawang Merah, sebagai berikut:
a. Untuk memberikan pelatihan pengolahan limbah bawang merah menjadi kerajinan
kaligrafi pada petani bawang merah dan masyarakat.
b. Untuk memberikan keterampilan dalam mempromosikan hasil kerajinan limbah
bawang merah dari Desa Srikayangan.
c. Untuk menganalisa penetapan harga dan menganalisa lingkungan dari hasil kerajinan
pengolahan limbah bawang merah.
MATERI 4 ANALISIS KEBERDAYAAN
MASYARAKAT
BAB II
PEMBAHASAN
Proses pembuatan lukisan kaligrafi dari kulit bawang merah sebagai berikut:
a. Tahap pertama, persiapkan papan tipis berbentuk persegi hingga benar- benar rapi. Papan
tersebut difungsikan sebagai alas atau dasar lukisan.
b. Tahap kedua, papan yang telah dipersiapkan di blok atau dicat dengan warna gelap
sebagai backgaround lukisan dengan menggunakan cat kayu.
c. Tahap ketiga, menunggu background benar-benar kering, memilah pilah kulit bawang
yang masih bagus dan utuh baik bagian kulit tipis (luar)bawang bongkolan maupun kulit
bawang perbijinya, begitu pula dengan bawang merah.
d. Tahap keempat, papan background yang benar-benar kering dilapisi dengan lem kayu
hingga merata.
e. Tahap kelima, adalah menempelkan kulit bawang merah pada papan background hingga
seluruh bagian papan tertutup dengan rapat. Penempelan kulit bawang pada papan
background dilakukan secara teliti satu persatu lupasan kulit dengan sistem temple
meyerupai kerutan-kerutan, dan dipastikan lem kayu pada papan background menjadi
kering kembali.
f. Tahap keenam. Membuat sketsa gambar atau tulisan di atas background yang telah
dilapisi dengan lupasan kulit bawang merah. pembuatan sketsa itu bisa dilakuakan
dengan menempel kardus. Sketsa kardus ini dimaksudkan agar, gambar yang telah dibuat
lebih tinggi dari pada background.
g. Tahap ketuju, merupakan tahap pembuatan bentuk gambar dengan menggunakan
kombinasi kulit bawang dan kulit bawang merah mengikuti sktsa gambar yang tengah
dibuat dengan system tempel manual.
h. Tahap terakhir merupakan tahap penyempurnaan gambar (Ma’arif, 2012).
Untuk identifikasi sumber dan tenaga pelaksanaan dalam pelatihan pemberdayaan ini,
antara lain:
a. Sarana yang diperlukan dalam pelatihan ini antara lain ruang atau tempat untuk
pelatihan dan kelengkapan pelatihan.
b. Sumber dana yang dapat digunakan berasal dari Pemerintah daerah, Kas Desa, dan
swadaya masyarakat serta sponsor yang terkait dengan program pelatihan.
c. Sumber daya manusia dalam pelatihan ini dapat berasal dari mahasiswa dan dosen
Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta, juga instansi terkait
dengan program pelatihan
Umur
Harga Nilai Ekonomis Penyusutan
Awal Sisa / 1 hari
Material (Rp) (Rp) Tahun Hari (Rp)
Gunting 15.000 0 3 1095 13
Kuas cat 7.500 0 1 365 20
Alat tulis 50.000 0 1 365 136
Gergaji 150.000 0 5 1825 82
Sewa Tempat 2.400.000 0 1 365 6.500
(listrik+air)
VC + FC
BEP (Q) =
P
6.751+ 811.000
=
95.000
817.751
=
95.000
=8 satuan.
VC + FC
BEP (Rp) =
Q
6.751+ 811.000
=
10
817.751
=
10
= Rp. 81.775 per satuan.
Total Biaya = Rp. 817.751
Total Pendapatan = P.Q
= 95.000 . 10
= Rp. 950.000
π = P.Q – (VC+FC)
= Rp. 950.000- Rp. 817.751
= Rp. 132.249
B. Analisis Lingkungan
1. Strenght (Kekuatan)
Produk ini menghasilkan lukisan kaligrafi yang menggunakan bahan dasar limbah
kulit bawang merah. Tidak seperti lukisan pada biasanya yang menggunakan cat lukis
sebagia media lukis kaligrafi. Adanya inovasi baru dengan menggunakan bahan dasar
alami menjadi daya tarik bagi peminat seni lukis, khususnya seni lukis kaligrafi. Seni
lukis ini dibuat dengan perpaduan bentuk dan warna alami tanpa menggunakan cat
lukis. Selain itu, sumber bagan dasar yang melimpah menjadi nilai ekonomis dalam
pembuatan lukisan kaligrafi ini, sehingga harga yang ditawarkan terjangkau bagi
masyarakat dan dapat bersaing dengan seni lukis kaligrafi yang menggunakan media
lukis lainnya.
2. Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan dari karya yang dibuat berupa sarana dan prasarana serta kurangnya
tenaga ahli dalam mendesain lukisan yang akan dibuat dan saat proses pembuatan
lukisan kaligrafi dan juga kesulitan dalam memasarkan produk ini. Karena produk
yang dibuat masih asing bagi masyarakat dan membutuhkan waktu yang lama agar
masyarakat tahu tentang lukisan kaligrafi dari limbah kulit bawang merah dan
bawang. Sehingga, perlu adanya sosialisasi ke kalangan masyarakat umum.
3. Opportunity (Peluang)
Produk kerajinan dengan membuat lukisan kaligrafi dari bawang merah memiliki
prospek usaha yang tinggi. Adanya inovasi dengan menggunakan bahan dasar alami
sebagai media utama sangat mengundang daya tarik masyarakat. Selain itu, bahan
dasar yang melimpah serta proses pembuatan yang tidak rumit dan waktu yang tidak
lama, sehingga produksi yang dihasilkan akan banyak. Sebagai uji kesukaan, produk
ini akan dipasarkan di Yogyakarta. Karena kota Yogyakarta sebagai kota budaya
yang gemar dengan kesenian, khususnya seni lukis. Kota ini juga memiliki prospek
yang tinggi untuk memasarkan produk lukisan kaligrafi dari kulit bawang merah,
terutama dipasarkan di tempat yang strategis diantaranya Malioboro, di alun-alun, di
sekitar Taman Budaya, di sekitar Monumen Yogya Kembali dan tempat-tempat
wisata lainnya.
4. Threat (Ancaman)
Munculnya pengusaha lain dibidang kesenian lukisan kaligrafi dengan inovasi
menggunakan media lukis lainnya sangat mempengaruhi produk lukisan kaligrafi
yang dibuat dari kulit bawang merah. Tetapi, yang menjadi keunggulan dari produk
ini adalah bahan dasar yang digunakan dari limbah kulit bawang merah dan bawang.
Dengan memanfaatkan limbah ini dapat membantu mengurangi polusi udara yang
dapat menimbulkan penyakit. Dan juga, modal yang tidak mahal untuk membuat
kerajinan ini, sehingga harga yang ditawarkan terjangkau oleh masyarakat umum
(Ma’arif, 2012).
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Pelatihan pemberdayaan ini dapat memberikan pelatihan pengolahan limbah bawang
merah menjadi kerajinan kaligrafi pada petani bawang merah dan masyarakat.
b. Pelatihan pemberdayaan ini dapat memberikan keterampilan dalam mempromosikan
hasil kerajinan limbah bawang merah dari Desa Srikayangan.
c. Pelatihan pemberdayaan ini menguntungkan dilihat dari hasil analisa penetapan harga
dan analaisa lingkungan dari hasil kerajinan pengolahan limbah bawang merah.
1.2 Saran
Saran didapat dari uraian program diatas dikatakan berhasil jika dalam pelatihan
pemberdayaan Petani Bawang dalam Upaya Peningkatan Pendapatan melalui Pengelolahan
Limbah Bawang Merah mampu memanfaatkan limbah untuk meningkatkan pendapatan
secara berkelanjutan dengan kemampuannya sendiri. Maka dari hal tersebut setelah tahap
pelatihan, perlu adanya tahap monitoring dan evaluasi program pelatihan pemberdayaan ini.
Monitoring dilakukan pada saat kegiatan berlangsung yang dilakukan pengelola dan
pendamping. Kegiatan monitoring diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang
sedang dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Evaluasi dilakukan paling
lambat lima hari setelah kegiatan selesai oleh pengelila, aparat desa, dan pendamping.
Kegiatan evaluasi diperlukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam
pelaksanan kegiatan, agar untuk berikutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen dan Asisten. 2016. Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan dalam
Agribisnis 2016 Kabupaten Kulon Progro Daerah Istimewa Yogyakarta.
Laboratorium Ekonomi Pertanian dan Kelembagaan. Yogyakarta.
Lampiran 4. Kuisioner