II UJI ANTIDOTUM
Siapkan alat dan bahan, lalu bagi mencit menjadi 5 kelompok perlakuan
Mencit 2 ( 21g/BB mencit ) diberikan kalium sianida 0,04ml kemudian diberi larutan
sodium nitrit 1% secara oral
Mencit 3 ( 21g/BB mencit ) diberikan kalium sianida 0,04ml kemudian diberi larutan
sodium thiosulfat 25%
Amati dan catat waktu terjadinya sianosis, kehilangan kesadaran, kejang-kejang dan
kematian
V. Hasil
1. DATA PERLAKUAN
4. - - - -
2. DATA DOSIS
● Mencit 1 (20 gr) = diberi sianida 0,04 ml sc
● Mencit 2 (21 gr) = diberi nitrit 1%
Dosis nitrit 1% untuk tikus = 20 mg/kg BB tikus
- Tikus 200 gr = 20 mg x 200 gr / 1000 gr = 4 mg / 200 g BB tikus
- Mencit 20 gr = 4 mg x 0,14 = 0,56 mg / 20 gr BB mencit
- Mencit 21 gr = 21 g / 20 g x 0,56 mg = 0,588 mg / 21 gr BB
mencit
- Vp 1% = 0,588 mg / 1000 mg x 100 ml = 0,0588 ml = 0,06 mL
● Mencit 3 (21 gr) = diberi Thiosulfat 25%
Dosis thiosulfat 25% untuk tikus = 125 mg/kg BB tikus
- Tikus 200 gr = 125 mg x 200 gr 1000 gr = 25 mg / 200 g BB tikus
- Mencit 20 gr = 25 mg x 0,14 = 3,5 mg / 20 gr BB mencit
- Mencit 21 gr = 21 g/ 20 g x 3,5 mg= 3,675 mg / 21 gr BB mencit
- Vp 25% = 3,675 mg / 25000 mg x 100 ml = 0,0147 ml = 0,02 ml
● Mencit 4 (21 gr) = diberi nitrit ½ dan thiosulfat ½
○ Dosis nitrit 1% untuk tikus = 20 mg/kg BB tikus = ½ = 10 mg /kg BB
tikus
- Tikus 200 gr = 10 mg x 20g / 1000g = 2 mg / 200 gr BB tikus
- Mencit 20 gr = 2 mg x 0,14 = 0,28 mg / 20 gr BB mencit
- Mencit 20 gr = 21 g / 20 g x 0,28 mg = 0,294 mg / 21 gr BB
mencit
- Vp 1% = 0,294 mg / 1000 mg x 100 ml= 0,0294 ml = 0,03 ml
○ Dosis thiosulfat 25% untuk tikus = 125 mg/kg BB tikus = ½ = 62,5 mg
/kg BB tikus
- Tikus 200 gr = 62,5 mg x 200g / 1000g = 12,5 mg / 200 BB tikus
- Mencit 20 gr = 12,5 mg x 0,14 = 1,75 mg / 20 g BB mencit
- Mencit 21 gr = 21 g / 20 g x 1,75 mg= 1,8375 mg / 21 g BB mencit
- Vp 25% = 1,8375 mg / 25000 mg x 100ml = 0,00735 ml = 0,01 ml
● Mencit 5 (20 gr) = diberi nitrit + thiosulfat
○ Dosis nitrit 1% untuk tikus = 20 mg/kg BB tikus
- Tikus 200 gr = 20 mg x 200 gr / 1000 gr = 4 mg / 200 g BB tikus
- Mencit 20 gr = 4 mg x 0,14 = 0,56 mg / 20 gr BB mencit
- Vp 1 % = 0,56 mg / 1000 mg x 100 ml = 0,056 ml = 0,05 ml
○ Dosis thiosulfat 25% untuk tikus = 125 mg/kg BB tikus
- Tikus 200 gr = 125 mg x 200 gr 1000 gr = 25 mg / 200 g BB tikus
- Mencit 20 gr 25 mg x 0,14 = 3,5 mg / 20 gr BB mencit
- Vp 25% = 3,5 mg / 25000 mg x 100 ml = 0,014 ml = 0,01 ml
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan uji antidotum secara in vivo pada mencit yang
diberi larutan kalium sianida 0,04 ml secara subcutan. Bahan obat yang digunakan
sebagai antidotum pada praktikum ini adalah larutan sodium nitrit dan larutan sodium
thiosulfat yang diberikan secara terpisah maupun kombinasi.
Racun sianida yang masuk kedalam tubuh dapat bereaksi dengan komponen besi
dalam enzim sitokrom oksidase mitokondria,sehingga enzim tersebut menjadi tidak aktif
(dengan pembentukan kompleks antara ion sianida dengan besi bervalensi tiga, akan
memblok kerja enzim sitokrom mitokondria, sehingga oksigen darah tidak dapat lagi di
ambil oleh sel), padahal sistem enzim tersebut sangat diperlukan dalam berlangsungnya
metabolisme aerob. Karena itu gejala keracunan yang timbul oleh keracunan sianida
berturut-turut adalah: sianosis, kejang, gagal nafas, dan berakhir pada kematian. Gejala
sianosis dapat terlihat dari membirunya pembuluh darah di ekor mencit. Gejala kejang
dapat diamati dari gerakan mencit yang menggosokkan perutnya kebawah dengan kaki
belakang ditarik ke belakang atau jika mencit merasa sangat kekurangan O2, maka gejala
VII. Kesimpulan
- Gejala-gejala keracunan sianida yang teramati pada hewan uji adalah sianosis,
gagal nafas, kejang, hilang kesadaran, mati.
- Semakin cepat penanganan pemberian antidotum maka akan semakin
meningkatkan persentase kehidupan hewan uji mencit.
- Kalium sianida dapat menyebabkan kematian secara cepat pada hewan uji mencit.
- Pada perlakuan mencit ke 4 yang diberi ½ dosis larutan sodium nitrit 1% dan ½
dosis larutan sodium thiosulfat 25% merupakan dosis yang paling efektif untuk
antidotum karena hanya mencit ke 4 yang masih hidup meskipun telah diberikan
sianida.
VIII. Daftar Pustaka
Dwi Ningsih, M.Farm., Apt. Sri Rejeki Handayani, M.Farm., Apt. Yane Dila Keswara,
M.Sc., Apt. Dr. Opstaria Saptarini, M.Si., Apt. Ismi Puspitasari, M.Farm., Apt.
2022. PANDUAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI II. diakses
pada tanggal 15 Juni 2022.
Utomo, Petrus Wahyu. 2013. Laporan Resmi Praktikum Toksikologi: Antidotum.
Surakarta: Universitas Setia Budi.
https://www.academia.edu/9739460/LAPORAN_RESMI_PRAKTIKUM_TOKS
IKOLOGI_ANTIDOTUM_. Diakses pada tanggal 15 Juni 2022.
IX. Lampiran