Anda di halaman 1dari 17

ANALISA TEKANAN MASUK TURBIN PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

DENGAN 3 FWH MODEL TERBUKA TERHADAP EFISIENSI YANG


DIHASILKAN
Di Susun oleh :
Andicha Ba’iq S.N (Mahasiswa),
Dzakiyul Fikri Alfianto (Mahasiswa),
Adi Prasetiyo (Mahasiswa),
Ir. Gatut Prijo Utomo (Dosen Pengampu)
Progam Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya Jalan Semolowaru No. 45 Surabaya 60118, Tel. 031-59331800, Indonesia.

ABSTRAK

Sistem pembangkit merupakan sistem yang dapat mengubah energi non-listrik menjadi
energi listrik misalnya: panas batubara, minyak bumi, air, uap dan lain-lain. Sistem
pembangkit tenaga biasanya terdiri dari turbin, pompa, kondensor dan boiler. Sistem
pembangkit tenaga sederhana menggunakan siklus rankine dengan model FWH terbuka.
Siklus rankine dengan model FWHterbuka yang bertujuan untuk memberi manfaat boiler
lebih efisien. FWH adalah air umpan utama boiler yang dimulai dari treatment condensate
water sesudah deaerator dan mengalami beberapa treatment sampai berbentuk steam untuk
menggerakkan turbin. Sebuah sistem pembangkit tenaga dengan model FWH mempunyai
kondisi masuk turbin tingkat tinggi mempunyai tekanan 6031 Psia dan temperatur 1731 ℉,
1631 ℉, 1531 ℉. Kondisi masuk turbinke 1 pada tekanan 3131 Psia. Kondisi masuk turbin
ke 2 pada tekanan 2731 Psia. Kondisi masuk turbin 3 pada tekanan 1031 Psia. Kondisi
masuk kondensor pada tekanan 431 Psia. Dari pengujian didapat hasil efisiensi siklus
sebesar 39,7%, 39,2%, 38,82%.
Kata kunci : Sistem Pembangkit, Siklus Rankine, FWH Terbuka
Kompresor adalah suatu alat atau mesin 1. Gambar diagram T-S dan flowchart
yang menempatkan atau meningkatkan sistem tersebut
tekanan udara atau fluida gas. Agar 2. Efisiensi sistem pembangkit tenaga
kompresor bisa bekerja, biasanya alat ini tersebut
menggunakan mesin bensin atau mesin a. Gambar diagram T-S dan
diesel sebagai tenaga penggeraknya. flowchart sistem tersebut
Ketel uap atau boiler adalah alat konversi b. Efisiensi sistem
pembangkittenaga
energi yang mengubah air menjadi uap
tersebut
dengan cara pemanasan. Panas yang
dibutuhkan air untuk penguapan tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh dari pembakaran bahan bakar
 Diagram T-S dan flow chart
pada ruang bakar ketel uap.
Pada materi ini sistem pembangkit tenaga
sederhana menggunakan siklus rankine
dengan model FWH terbuka yang
bertujuan untuk memberi manfaat boiler
lebih efisien. FWH adalah air umpan utama
boiler yang dimulai dari treatment
condensate water sesudah deaerator dan
Diketahui :
mengalami beberapa treatment sampai
berbentuk steam untuk menggerakkan 𝑃1 = 6000 Psia + 31 = 6031 Psia
turbin. 𝑃2 = 3100 Psia + 31 = 3131 Psia
METODOLOGI 𝑃3 = 2700 Psia + 31 = 2731 Psia
Sebuah sistem pembangkit tenaga dengan 𝑃4 = 1000 Psia + 31 = 1031 Psia
model FWH mempunyai data-data sebagai
berikut: 𝑃5 = 400 Psia + 31 = 431 Psia
- Kondisi masuk turbin tingkat tinggi 𝑇1 = 1700 Psia ℉ + 31 = 1731 ℉
mempunyai tekanan (6000 Psia + 2
NBI Akhir) dan temperatur (1700 ℉ + 𝑇2 = 1600 Psia ℉ + 31 = 1631 ℉
2 NBI Akhir), (1600 ℉ + 2 NBI 𝑇3 = 1500 Psia ℉ + 31 = 1531 ℉
Akhir), (1500 ℉ + 2 NBI Akhir).
Penyelesaian :
- Kondisi masuk turbin ke 1 pada
tekanan (3100 Psia + 2 NBI Akhir) Mencari nilai ℎ1(1) pada perpotongan
6031Psia pada temperatur 1731 ℉
- Kondisi masuk turbin ke 2 pada
tekanan(2700 Psia + 2 NBI Akhir)
- Kondisi masuk turbin 3 pada tekanan
(1000 Psia + 2 NBI Akhir)
- Kondisi masuk kondensor pada
tekanan (431 Psia + 2 NBI Akhir).
Tentukan :
Temperatur P,Psia P,Psia Temperatur

6000 6031 7000 1500 1600

H 1859,9 1850.7 H 1765,6 1827,1


1700 3000
S 1,6620 1,6414 S 1,6897 1,7203

ℎ1(1) 1871,03 ℎ2(1)


H 1879,93
6
H 1763,9 1825,6
= 1879,65 = 1734,8
1731 3131
𝑠1(1) 1,65060 𝑠2(1) =
S 1,671052 S 1,6849 1,7156
= 1,67042 7 1,67042

H 1924,5 1916,3 H 1752,8 1816,1


1800 4000
S 1,6912 1,6711 S 1,6528 1,6843

𝑠1(1) = 𝑠2(1) maka untuk mencari ℎ2(1) 𝑠2(1) = 𝑠3(1) maka untuk mencari ℎ3(1)
menggunakan 𝑃2 : menggunakan 𝑃3 :
P, 6000 2600 2731 3203,8

𝑠𝑓 , 𝐵𝑡𝑢
0,9237 0,9529 1,0582
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

𝑠𝑓𝑔 , 𝐵𝑡𝑢
0,2971 0,2326 0,0000
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

Menentukan nilai x :
𝑠3(1) = 𝑠𝑓 + 𝑥. 𝑠𝑓𝑔

1,6859 = 0,9529 + 𝑥 . 0,2326

𝑥 . 0,2326 = 1,6859 - 0,9529

0,733
𝑥=
0,2326

𝑥 = 3,151

Karena 𝑥 > 1 maka nilai ℎ3(1) : 𝑠3(1) = 𝑠4(1) maka nilai ℎ4(1) :

P,Psia Temperatur P,Psia Temperatur


1300 1400 1100 1200
H 1659,0 1718,8
H 1562,9 1619,7
2000 1000
S 1,6753 1,7084
S 1,6910 1,7263

ℎ3(1) ℎ4(1)
H 1645,7 1707,8
H 1562,1 1619,046
= 1706,7 = 1533,5
2731 1031
𝑠3(1) = 𝑠4(1) =
S 1,6368 1,6710
S 1,6882 1,7236
1,67042
1,67042

H 1640,8 1703,7
H 1537,2 1598,6
3000 2000
S 1,6226 1,6573
S 1,6019 1,6400
1,0562
𝑥=
0,8499

𝑥 = 1,243

Karena 𝑥 > 1 maka nilai ℎ4(1) :

P,Psia Temperatur

800 900

H 1416,6 1470,3
400
S 1,6846 1,7254
𝑠4(1) = 𝑠5(1) maka untuk mencari ℎ5(1)
ℎ5(1)
menggunakan 𝑃5 : H 1415,2 1463,6
= 1407,7
431
𝑠5(1) =
S 1,6768 1,7179
1,67042

H 1407,6 1462,9
600
S 1,6345 1,6768

P, Psia 400 431 600

𝑠𝑓 , 𝐵𝑡𝑢
0,6219 0,6297 0,6724
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

𝑠𝑓𝑔 , 𝐵𝑡𝑢
0,8639 0,8499 0,7742
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

Menentukan nilai x :

𝑠4(1) = 𝑠𝑓 + 𝑥. 𝑠𝑓𝑔

1,6859 = 0,6297+ 𝑥 . 0,8499

𝑥 . 0,8499 = 1,6859 - 0,6297


Mencari nilai ℎ1(2) pada perpotongan 𝑠1(2) = 𝑠2(2) maka untuk mencari ℎ2(2)
6031Psia pada temperatur 1631 ℉ menggunakan 𝑃2 :

Temperatur P,Psia

6000 6031 7000


P,Psia Temperatur
H 1794,3 1783,5
1300 1400
1600
S 1,6309 1,6096 H 1640,8 1703,7
3000
ℎ1(2)
H 1814,6 1804,3 S 1,6226 1,6573
= 1814,32
1631 ℎ2(2)
𝑠1(2) = H 1638,4 1701,7
S 1,6405 1,61946 = 1679,09
1,6398
3131
𝑠2(2) =
H 1859,9 1850,7 S 1,6173 1,6523
1,6398
1700
S 1,6620 1,6414 H 1622,4 1688,4
4000
S 1,5825 1,6190
𝑠2(2) = 𝑠3(2) maka untuk mencari ℎ3(2)
P,Psia Temperatur
menggunakan 𝑃3 :
1300 1400

H 1659,0 1718,8
2000
S 1,6753 1,7084

ℎ3(2)
H 1645,7 1707,8
= 1651,15
2731
𝑠3(2) =
S 1,6368 1,6710
1,6398

H 1640,8 1703,7
3000
S 1,6226 1,6573

P, 6000 2600 2731 3203,8

𝑠𝑓 , 𝐵𝑡𝑢
0,9237 0,9529 1,0582
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

𝑠𝑓𝑔 , 𝐵𝑡𝑢
0,2971 0,2326 0,0000
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

Menentukan nilai x :
𝑠3(2) = 𝑠𝑓 + 𝑥. 𝑠𝑓𝑔

1,6398 = 0,9529 + 𝑥 . 0,2326

𝑥 . 0,2326 = 1,6398 - 0,9529

0,6869
𝑥=
0,2326

𝑥 = 2,95

Karena 𝑥 > 1 maka nilai ℎ3(2) : 𝑠3(2) = 𝑠4(2) maka nilai ℎ4(2) :
P,Psia Temperatur P, Psia 400 431 600

1000 1100 𝑠𝑓 , 𝐵𝑡𝑢


0,6219 0,6297 0,6724
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅
H 1505,9 1562,9
𝑠𝑓𝑔 , 𝐵𝑡𝑢
1000 0,8639 0,8499 0,7742
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅
S 1,6532 1,6910

ℎ4(2)
H 1504,9 1562,1
= 1312,7
1031
𝑠4(2)
S 1,6503 1,6882
= 1,6398

H 1474,1 1537,2
2000 Menentukan nilai x :
S 1,5600 1,6019
𝑠4(2) = 𝑠𝑓 + 𝑥. 𝑠𝑓𝑔

1,6398 = 0,6297+ 𝑥 . 0,8499

𝑥 . 0,8499 = 1,6398 - 0,6297

1,0101
𝑥=
0,8499

𝑥 = 1,19

Karena 𝑥 > 1 maka nilai ℎ4(2) :

P,Psia Temperatur

700 800
𝑠4(2) = 𝑠5(2) maka untuk mencari ℎ5(2)
H 1362,5 1416,6
menggunakan 𝑃5 : 400
S 1,6398 1,6846

ℎ5(2)
H 1360,7 1415,2
= 1370,5
431
𝑠5(2)
S 1,6317 1,6768
= 1,6398

H 1350,6 1407,6
600
S 1,5874 1,6345
𝑠1(3) = 𝑠2(3) maka untuk mencari ℎ2(3)
menggunakan 𝑃2 :
Mencari nilai ℎ1(3) pada perpotongan
6031Psia pada temperatur 1531 ℉

P,Psia Temperatur
Temperatur P,Psia
1200 1300
6000 6031 7000
H 1576,6 1640,8
H 1727,1 1714,4 3000
1500 S 1,5850 1,6226
S 1,5974 1,5751
ℎ2(3)
ℎ1(3) H 1573,6 1638,4
H 1747,9 1735,8 = 1620,9
= 1747,5 3131
1531 𝑠2(3) =
𝑠1(3) = S 1,5794 1,6173
S 1,6078 1,5858 1,6071
1,6071
H 1553,9 1622,4
H 1794,3 1783,5 4000
1600 S 1,5425 1,5825
S 1,6309 1,6096
𝑥 . 0,2326 = 1,6071 - 0,9529

0,6542
𝑥=
0,2326

𝑥 = 2,81

Karena 𝑥 > 1 maka nilai ℎ3(3) :

P,Psia Temperatur

1300 1400

H 1659,0 1718,8
𝑠2(3) = 𝑠3(3) maka untuk mencari ℎ3(3) 2000
menggunakan 𝑃3 : S 1,6753 1,7084

ℎ3(3)
H 1645,7 1707,8
= 1591,8
2731
𝑠3(3) =
S 1,6368 1,6710
1,6071

H 1640,8 1703,7
3000
S 1,6226 1,6573

P, 6000 2600 2731 3203,8

𝑠𝑓 , 𝐵𝑡𝑢
0,9237 0,9529 1,0582
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

𝑠𝑓𝑔 , 𝐵𝑡𝑢
0,2971 0,2326 0,0000
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅

Menentukan nilai x :
𝑠3(3) = 𝑠𝑓 + 𝑥. 𝑠𝑓𝑔

1,6071 = 0,9529 + 𝑥 . 0,2326


𝑠3(3) = 𝑠4(3) maka nilai ℎ4(3) : 𝑠4(3) = 𝑠5(3) maka untuk mencari ℎ5(3)
menggunakan 𝑃5 :

P, Psia 400 431 600


P,Psia Temperatur 𝑠𝑓 , 𝐵𝑡𝑢
0,6219 0,6297 0,6724
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅
900 1000
𝑠𝑓𝑔 , 𝐵𝑡𝑢
H 1448,1 1505,9 0,8639 0,8499 0,7742
/𝑙𝑏𝑚. 𝑅
1000
S 1,6122 1,6532

ℎ4(3)
H 1446,8 1504,9
= 1443,98
1031
𝑠4(3) =
S 1,6091 1,6503
1,6071

H 1407,6 1474,1 Menentukan nilai x :


2000
𝑠4(3) = 𝑠𝑓 + 𝑥. 𝑠𝑓𝑔
S 1,5128 1,5600
1,6071 = 0,6297+ 𝑥 . 0,8499

𝑥 . 0,8499 = 1,6071 - 0,6297

0,9774
𝑥=
0,8499

𝑥 = 1,15

Karena 𝑥 > 1 maka nilai ℎ4(3) :


P,Psia Temperatur 400 431 600

600 700 ℎ𝑓 , 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚


ℎ6
424,2 471,6
= 431,55
H 1306,6 1362,5
400 𝑣𝑓 , 𝑓𝑡 3 /𝑙𝑏𝑚 0,01934
𝑣6 0,02013
S 1,5894 1,6398 = 0,01946

ℎ5(3)
H 1303,9 1360,7
= 1333,4
431
𝑠5(3) =
S 1,5805 1,6317
1,6071

H 1289,5 1350,6
600
S 1,5322 1,5874 144
ℎ7 = ℎ6 + 𝑣6 (𝑃7 − 𝑃6 ).
778
144
ℎ7 = 431,55 + 0,01946 (1031 − 431).
778

ℎ7 = 431,55 + 2,2

ℎ7 = 433,75

Mencari nilai ℎ8 = ℎ𝑓 pada tekanan 𝑃8

1000 1031 1200

ℎ𝑓 , 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
ℎ8
542,4 571,7
= 546,9

Mencari nilai ℎ6 = ℎ𝑓 pada tekanan 𝑃6 𝑣𝑓 , 𝑓𝑡 3 /𝑙𝑏𝑚


𝑣8
0,02159 0,02232
= 0,02170
144
ℎ9 = ℎ8 + 𝑣8(𝑃9 − 𝑃8 ). 2600 3131 3203,8
778
144 ℎ𝑓 , 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
ℎ12
743,3 902,5
ℎ9 = 546,9 + 0,02170 (2731 − 1031). = 883,30
778

ℎ9 = 546,9 + 6,83 𝑣𝑓 , 𝑓𝑡 3 /𝑙𝑏𝑚 0,02938


𝑣12 0,05053
= 0,04798
ℎ9 = 553,73

Mencari nilai ℎ10 = ℎ𝑓 pada tekanan 𝑃10

144
ℎ13 = ℎ11 + 𝑣11 (𝑃12 − 𝑃11 ).
778
144
ℎ13 = 883,30 + 0,04798 (6031 − 3131).
778

ℎ13 = 883,30 + 25,7

ℎ13 = 909
2600 2731 3203,8

ℎ𝑓 , 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
ℎ10 Hasil yang diperoleh
743,3 902,5
= 777,84
ℎ1(1) 1879,65 Btu/lbm
3
𝑣𝑓 , 𝑓𝑡 /𝑙𝑏𝑚
𝑣10
0,02938 0,05053 ℎ1(2) 1814,32 Btu/lbm
= 0,03397
ℎ1(3) 1747,5 Btu/lbm
ℎ2(1) 1734,8 Btu/lbm
ℎ2(2) 1679,09 Btu/lbm
ℎ2(3) 1620,9 Btu/lbm
ℎ3(1) 1706,7 Btu/lbm
ℎ3(2) 1651,15 Btu/lbm
ℎ3(3) 1591,8 Btu/lbm
144
ℎ11 = ℎ10 + 𝑣10 (𝑃11 − 𝑃10 ). ℎ4(1) 1533,5 Btu/lbm
778
ℎ4(2) 1312,7 Btu/lbm
144
ℎ11 = 777,84 + 0,03397 (3131 − 2731). ℎ4(3) 1443,98 Btu/lbm
778
ℎ5(1) 1407,7 Btu/lbm
ℎ11 = 777,84 + 2,51
ℎ5(2) 1370,5 Btu/lbm
ℎ11 = 780,35 ℎ5(3) 1333,4 Btu/lbm
ℎ6 431,55 Btu/lbm
Mencari nilai ℎ12 = ℎ𝑓 pada tekanan 𝑃12
ℎ7 433,75 Btu/lbm
ℎ8 546,9 Btu/lbm
ℎ9 553,73 Btu/lbm
ℎ10 777,84 Btu/lbm
ℎ11 780,35 Btu/lbm
ℎ12 883,30 Btu/lbm
ℎ13 909 Btu/lbm
Efisiensi siklus sistem pembangkit tenaga tersebut 𝑚3(3) (ℎ3(3) − ℎ7 ) = (1 − 𝑚2(3) − 𝑚3(3) )(ℎ7 − ℎ6 )
1
- Balans Energi 𝑚3(3) =
(ℎ3(3) − ℎ7 ) + (ℎ7 − ℎ6 )
𝑚2(1) (ℎ2(1) − ℎ9 ) = (1 − 𝑚2(1) )(ℎ9 − ℎ8 )
1
1 =
(1591,8 − 433,75) + (433,75 − 431,55)
𝑚2(1) =
(ℎ2(1) − ℎ9 ) + (ℎ9 − ℎ8 )
= 0,00086
1
=
(1734,8 − 553,73) + (553,73 − 546,9)
𝑚4(3) (ℎ4(3) − ℎ8) = (1 − 𝑚2(3) − 𝑚3(3) − 𝑚4(3) )(ℎ8 − ℎ7)
= 0,00084
1
𝑚4(3) =
(ℎ4 (3) − ℎ8 ) + (ℎ8 − ℎ7 )
𝑚3(1) (ℎ3(1) − ℎ7 ) = (1 − 𝑚2(1) − 𝑚3(1) )(ℎ7 − ℎ6 ) 1
=
(1443,98 − 546,9) + (546,9 − 433,75)
1
𝑚3(1) = = 0,00099
(ℎ3(1) − ℎ7 ) + (ℎ7 − ℎ6 )
1
= - Daya Turbin
(1706,7 − 433,75) + (433,75 − 431,55)
= 0,00078 𝑊𝑇1(1) = ℎ1(1) − ℎ2(1) = 147,9 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
𝐵𝑡𝑢
𝑊𝑇2(1) = (ℎ2(1) − ℎ3(1) )(1 − 𝑚2(1) ) = 28,07
𝑙𝑏𝑚
𝑚4(1) (ℎ4(1) − ℎ8) = (1 − 𝑚2(1) − 𝑚3(1) − 𝑚4(1) )(ℎ8 − ℎ7)
𝑊𝑇3(1) = (ℎ3(1) − ℎ4(1) )(1 − 𝑚2(1) − 𝑚3(1) )
1
𝑚4(1) =
(ℎ4 (1) − ℎ8 ) + (ℎ8 − ℎ7 ) = 172,9 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
1 𝑊𝑇4(1) = (ℎ4(1) − ℎ5(1) )(1 − 𝑚2(1) − 𝑚3(1) − 𝑚4(1) )
=
(1533,5 − 546,9) + (546,9 − 433,75)
= 125,5 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
= 0,00090
𝑊𝑇(1) = 𝑊𝑇1(1) + 𝑊𝑇2(1) + 𝑊𝑇3(1) + 𝑊𝑇4(1)
𝑊𝑇(1) = 474,4 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
𝑚2(2) (ℎ2(2) − ℎ9 ) = (1 − 𝑚2(2) )(ℎ9 − ℎ8 )
1
𝑚2(2) =
(ℎ2(2) − ℎ9 ) + (ℎ9 − ℎ8 ) 𝑊𝑇1(2) = ℎ1(2) − ℎ2(2) = 135,3 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
1 𝐵𝑡𝑢
= 𝑊𝑇2(2) = (ℎ2(2) − ℎ3(2) )(1 − 𝑚2(2) ) = 27,9
(1679,09 − 553,73) + (553,73 − 546,9) 𝑙𝑏𝑚

= 0,00088 𝑊𝑇3(2) = (ℎ3(2) − ℎ4(2) )(1 − 𝑚2(2) − 𝑚3(2) )


= 337,9 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚

𝑚3(2) (ℎ3(2) − ℎ7 ) = (1 − 𝑚2(1) − 𝑚3(2) )(ℎ7 − ℎ6 ) 𝑊𝑇4(2) = (ℎ4(2) − ℎ5(2) )(1 − 𝑚2(2) − 𝑚3(2) − 𝑚4(2) )
1 = −57,7 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
𝑚3(2) =
(ℎ3(2) − ℎ7 ) + (ℎ7 − ℎ6 ) 𝑊𝑇(2) = 𝑊𝑇1(2) + 𝑊𝑇2(2) + 𝑊𝑇3(2) + 𝑊𝑇4(2)
1 𝑊𝑇(2) = 443,4 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
=
(1651,15 − 433,75) + (433,75 − 431,55)
= 0,00082
𝑊𝑇1(3) = ℎ1(3) − ℎ2(3) = 126,6 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
𝐵𝑡𝑢
𝑚4(2) (ℎ4(2) − ℎ8) = (1 − 𝑚2(2) − 𝑚3(2) − 𝑚4(2) )(ℎ8 − ℎ7) 𝑊𝑇2(3) = (ℎ2(3) − ℎ3(3) )(1 − 𝑚2(3) ) = 29,07
𝑙𝑏𝑚
1 𝑊𝑇3(3) = (ℎ3(3) − ℎ4(3) )(1 − 𝑚2(3) − 𝑚3(3) )
𝑚4(2) =
(ℎ4 (2) − ℎ8 ) + (ℎ8 − ℎ7 )
= 147,6 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
1
=
(1312,7 − 546,9) + (546,9 − 433,75) 𝑊𝑇4(3) = (ℎ4(3) − ℎ5(3) )(1 − 𝑚2(3) − 𝑚3(3) − 𝑚4(3) )
= 0,000114 = 110,3 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
𝑊𝑇(3) = 𝑊𝑇1(3) + 𝑊𝑇2(3) + 𝑊𝑇3(3) + 𝑊𝑇4(3)
𝑚2(3) (ℎ2(3) − ℎ9 ) = (1 − 𝑚2(3) )(ℎ9 − ℎ8 ) 𝑊𝑇(3) = 413,6 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
1
𝑚2(3) =
(ℎ2(3) − ℎ9 ) + (ℎ9 − ℎ8 )
1
=
(1620,9 − 553,73) + (553,73 − 546,9)
= 0,00093
- Daya Pompa 𝑊𝑇(3) − 𝑊𝑃(3)
𝜂𝑡ℎ(3) = 𝑥100%
𝑊𝑃1(1) = (ℎ13 − ℎ12 )(1 − 𝑚2(1) − 𝑚3(1) − 𝑚4(1) ) 𝑄𝐵(3)
413,6 − 37,12
= 25,6 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚 𝜂𝑡ℎ(3) = 𝑥100%
969,7
𝑊𝑃2(1) = (ℎ11 − ℎ10 )(1 − 𝑚2(1) − 𝑚3(1) )
𝜂𝑡ℎ(3) = 38,82 %
= 2,50 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
𝐵𝑡𝑢
𝑊𝑃3(1) = (ℎ9 − ℎ8 )(1 − 𝑚2(1) ) = 6,82 Temperatur (℉) Efisiensi (%)
𝑙𝑏𝑚
𝑊𝑃4(1) = ℎ7 − ℎ6 = 2,2 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚 1731℉ 39,7 %

𝑊𝑃(1) = 𝑊𝑃1(1) + 𝑊𝑃2(1) + 𝑊𝑃3(1) + 𝑊𝑃4(1) 1631℉ 39,2 %

𝑊𝑃(1) = 37,12 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚 1531℉ 38,82 %

𝑊𝑃1(2) = (ℎ13 − ℎ12 )(1 − 𝑚2(2) − 𝑚3(2) − 𝑚4(2) )


= 25,6 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
Temperatur dengan Efisiensi
60
𝑊𝑃2(2) = (ℎ11 − ℎ10 )(1 − 𝑚2(2) − 𝑚3(2) )

Efisiensi (%)
= 2,50 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚 40
𝐵𝑡𝑢 20
𝑊𝑃3(2) = (ℎ9 − ℎ8 )(1 − 𝑚2(2) ) = 6,82
𝑙𝑏𝑚
0
𝑊𝑃4(2) = ℎ7 − ℎ6 = 2,2 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
1731 1631 1531
𝑊𝑃(2) = 𝑊𝑃1(2) + 𝑊𝑃2(2) + 𝑊𝑃3(2) + 𝑊𝑃4(2)
Temperatur (℉)
𝑊𝑃(2) = 37,12 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚

𝑊𝑃1(3) = (ℎ13 − ℎ12 )(1 − 𝑚2(3) − 𝑚3(3) − 𝑚4(3) ) KESIMPULAN


= 25,6 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚 Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas
𝑊𝑃2(3) = (ℎ11 − ℎ10 )(1 − 𝑚2(3) − 𝑚3(3) )
= 2,50 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
kami mendapat beberapa kesimpulan
𝐵𝑡𝑢 diantaranya sebagai berikut :
𝑊𝑃3(3) = (ℎ9 − ℎ8 )(1 − 𝑚2(3) ) = 6,82
𝑙𝑏𝑚
𝑊𝑃4(3) = ℎ7 − ℎ6 = 2,2 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚 1. Sistem pembangkit merupakan sistem yang
𝑊𝑃(3) = 𝑊𝑃1(3) + 𝑊𝑃2(3) + 𝑊𝑃3(3) + 𝑊𝑃4(3)
dapat mengubah energi non-listrik
𝑊𝑃(3) = 37,12 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
temperatur dengan efisiensi menjadi energi
- Kalor pada Boiler listrik
𝑄𝐵(1) = ℎ1(1) − ℎ10 = 1101,81 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
𝑄𝐵(2) = ℎ1(2) − ℎ10 = 1036,5 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚
2. Siklus rankine dengan model FWH terbuka
𝑄𝐵(3) = ℎ1(3) − ℎ10 = 969,7 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏𝑚 yang bertujuan untuk memberi manfaat
boiler lebih efisien. FWH adalah air umpan
- Efisiensi Siklus

𝜂𝑡ℎ(1) =
𝑊𝑇(1) − 𝑊𝑃(1)
𝑥100%
utama boiler yang dimulai dari treatment
𝑄𝐵(1)
474,4 − 37,12 condensate water sesudah deaerator dan
𝜂𝑡ℎ(1) = 𝑥100%
1101,81
mengalami beberapa treatment sampai
𝜂𝑡ℎ(1) = 39,7 %
berbentuk steam untuk menggerakkan
𝑊𝑇(2) − 𝑊𝑃(2)
𝜂𝑡ℎ(2) =
𝑄𝐵(2)
𝑥100% turbin

𝜂𝑡ℎ(2) =
443,4 − 37,12
𝑥100%
3. Dari perhitungan yang dilakukan
1036,5
𝜂𝑡ℎ(2) = 39,2 % didapatkan efisiensi siklus sebesar 39,7%,
39,2%, 38,82%.
MATRIK PENILAIAN JURNAL TUGAS
COVER
No Keterangan Penilaian Dari Penilaian Dari
MHS Dosen
1 Ada simbul Untag ( kiri ) dan Mesin (
87
Kanan )
2 Ada Judul/Topik 87
3 Ada Tim Penyusun 87
4 Ada Prodi Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas 17 Agustus 1945 87
Surabaya
Nilai Total dibagi 4 87

ABSTRAK

Paragraf Keterangan Penilaian Dari MHS Penilaian Dari


Dosen
1 Latar Belakang, seperti pengertian
perpindahan panas konduksi, dan 85
kaitannya dengan topik
2 Permasalahan yang ditampilkan
85
sesuaikan dengan topik tugasnya
3 Mekanisme yang digunakan untuk
memecahkan masalah diatas,
berhubung bukan penelitian ,
85
maka gunakanlah dalam hal ini
studi literatur ( lihat di internet
pengertian studi litaratur )
4 Hasil kesimpulan yang harus
85
dituangkan dalam paragraph ini
Nilai Total dibagi 4 85

ISI JURNAL
Paragraf Keterangan Penilaian Dari Penilaian
MHS Dari Dosen
PENDAHULUAN Latar Belakang, seperti
pengertian perpindahan panas
konduksi, dan kaitannya 88
dengan topik serta teori untuk
menyelesaikan kasus tersebut
METODE Mekanisme yang digunakan
PENELITIAN untuk memecahkan masalah
diatas, berhubung bukan 88
penelitian , maka gunakanlah
dalam hal ini studi literatur (
lihat di internet pengertian
studi litaratur )
HASIL Hasil dari perhitungan atau
PEMBAHASAN tugas yang harus diuraikan
88
dan cara penyelesaian secara
runtut
KESIMPULAN Hasil kesimpulan yang harus
88
DAN SARAN dituangkan dalam sub bab ini
PUSTAKA Daftar pustaka atau
literatur/jurnal yang anda 88
pergunakan
Nilai Total dibagi 5 88

TOTAL NILAI

MATERI DARI MAHASISWA DARI DOSEN


COVER 87
ABSTRAK 85
ISI JURNAL 88
TOTAL 260
NILAI TUGAS TOTAL
86,6
DIBAGI 3

Anda mungkin juga menyukai