Ok Bab 3
Ok Bab 3
HASIL
27
2. Shared Value
Nilai nilai dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan rumah sakit ibu
dan anak zainab adalah : iklas, profesional, tanggung jawab, jujur dan
beradab.
a. Iklas
Berbuat sesuatu bukan untuk mendapat pujian dari siapapun, tapi
untuk mencari ridho dan pahala dari Allah SWT.
b. Profesional
Berkerja dengan cerdas dan terampil sesuai dengan standar profesi,
selalu mengikuti perkembangan ilmu terkini.
c. Tanggung jawab
Disiplin dan tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan, bisa
bekerjasama dan mencari solusi untuk mengatasi masalah yang
dihadapi.
d. Jujur
Kesesuaian antara lisan, hati dan perbuatan, tidak berbohong serta
tidak melanggar hak orang lain.
e. Beradab
Menghargai dan menghormati setiap individu yang berhubungan
dengan rumah Sakit Ibu dan anak Zainab selalu memperhatikan
nilai agama, norma, dan etika.
3. Tujuan
a. sebagai media ibadah melalui pelayanan kesehatan islami untuk
meraih Ridho Allah SWT.
b. terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui
pembinaan dan pemberdayaan berkesinambungan.
c. meningkatkan produktifitas kerja melalui manajemen yang efektif
dan efisien sehingga terselenggara pelayanan kesehatan bermutu
tinggi dengan tarif yang terjangkau.
28
d. berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
upaya promotive dan preventif serta mewujudkan pelayanan prima
melebihi harapan pelanggan.
e. kinerja keuangan yang sehat dan berjangkau panjang sehingga
memberikan manfaat bagi semua stakeholder.
5. Logo
Logo atau lambang Rumah Sakit Ibu dan Anak Zainab adalah
lingkaran dengan berbentuk hati berwarna hijau dengan ditengahnya
ada gambar seorang ibu yang menggendong anak sebagaimana
berikut.
29
Logo atau lambang sebagaimana dimaksud pada pasal 11
mempunyai makna:
1. Lingkaran berbentuk hati melambangkan cinta
2. Wanita berkerudung melambangkan seorang ibu Bayi yang
digendong melambangkan cinta seorang ibu terhadap anaknya.
3. Sistem Penyimpanan
Sitem penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Zainab menggunakan sitem penyimpanan sentralisasi yaitu sistem
penyimpanan berkas rekam medis medis seorang pasien dimana berkas
rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan menjadi satu
kesatuan dalam berkas rekam medis.
30
4. Sumber Daya Manusia Rekam Medis Yang Terlibat Dalam
Wawancara Penyusunan Laporan PKL di RSIA ZAINAB
Pekanbaru Tahun 2018
Tabel 3.1
Sumber Daya Manusia Rekam Medis Yang Terlibat Dalam
Wawancara Penyusunan Laporan PKL di RSIA ZAINAB
Pekanbaru Tahun 2018
No Kode Pendidikan Jabatan Lama
Informan Bekerja
1. Informan 1 DIII Rekam Kepala Rekam 3,5 Tahun
Medis dan Medis
Informasi
Kesehatan
2. Informan 2 DIII Rekam Fungsional 3,5 Tahun
Medis dan Rekam Medis
Informasi
Kesehatan
3. Informan 3 DIII Rekam Fungsional 1 Tahun
Medis dan Rekam Medis
Informasi
Kesehatan
C. Hasil Wawancara
a) Manfaat Ruang Penyimpanan Rekam Medis In-aktif
Pada pelaksanaan rekam medis terdapat suatu bagian yaitu
penyimpanan (filling), manfaat ruang penyimpanan rekam medis berguna
untuk menjaga serta melindungi rekam medis karena tersimpan pada
tempat yang aman. Rekam medis tidak selamanya akan disimpan karena
31
batas penyimpanan 5 tahun yang dimulai sejak pasien datang pertama
kali berobat. Dari hasil, rekam medis yang sudah discan sudah bisa
untuk dipindahkan pada ruang in-aktif, ternayata sampai saat ini belum
dilakukan pemindahan rekam medis, disebabkan karena sebagian
karyawan dirumah sakit sudah mengetahui manfaat tetapi mereka belum
melakukan pemindahan rekam medis keruangan in-aktif.
“ ya kalau tentang manfaatnya, sudah pasti mengurangi
penumpukan diruang aktif, kemudian memudahkan retrivel pada rekam
medis aktif apabila rekam medis sudah dipindahkan keruangan in-
aktif.”(informan 3)
Dan petugas rekam medis sudah melaksanakan retensi tetapi belum
dipindahkan keruangan in-aktif untuk melakukan pemusnahan.
“Kalau untuk melaksanakan retensi itu sudah, dan sudah discan
tinggal memindahkannya keruangan in-aktif, faktor permasalahannya
seperti tidak memahami persis manfaat ruangan tersebut, sehingga tidak
disediakan” (Informan 2).
Di rumah sakit itu sangat dibutuhkan ruangan ruangan in-aktif,
karena bermanfaat untuk proses pemusnahan, pendukung proses
pemusnahan tersebut adalah ruangan in-aktif. Pada ruangan aktif dan in-
aktif harus dipisahkan supaya tidak terjadi rekam medis yang tercampur
dan bertumpukan dalam satu ruangan, apabila dipisah maka petugas juga
lebih mudah memilah rekam medis pasien yang masih berobat.
“ya kalau saat ini ruangan aktif dan in-aktif masih bercampur,
rekam medis tersebut menjadi bertumpukan didalam satu ruangan.
Kalau dipisahkan ruangannya, maka petugas pun lebih mudah memilah
rekam medis pasien yang masih berobat, dan ruangan in-aktif tersebut
juga menjadi pendukung proses pemusnahan rekam medis”(informan 1)
32
orang berasal dari rekam medis dan 2 orang lagi berasal dari tamatan
SMA. Hasil wawancara dengan petugas rekam medis tentang kualitas
SDM pada penyimpanan di rekam medis masih kurang tenaga kerjanya
dan sebagian masih kurang pengetahuan tentang sistem penyimpanan
aktif dan in-aktif
“kalau untuk pelaksaan penyimpanan diruang aktif semua tugas
sepertinya sudah dilaksanakan walaupun belum maksimal. Kalau
tentang penyimpanan in-aktif kami belum memindahkannya karena
ruangan belum jelas bahkan berpindah-pindah. (Informan 1,2)
Di RSIA ZAINAB Pekanbaru pembagian tugas penanggung jawab
rekam medisnya belum ada, petugas cuma ditempatkan pada bagian
assembling yang hanya satu karyawan. Karyawan-karyawan yang lain
tetap melakukan pekerjaan rekam medis seperti menyimpan berkas,
memasukkan kembali berkas, entri data pasien dan distribusi, dan
pembagian penanggung jawab pekerjaan tersebut belum diatur oleh pihak
RSIA ZAINAB Pekanbaru.
“ya kalau petugas dibagian rekam medis sendiri belum ada
pembagiannya, jadi karyawan-karyawan juga tetap masih melakukan
pekerjaanya untuk menyimpan, mengembalikan dan assembling rekam
medis”
33
Ruangan in-aktif terdapat kendala dimana ruangan tersebut
berpindah-pindah. Masalah tersebut sudah diajukan kepada pihak rumah
sakit namun belum ada tanggapan. Petugas memang sangat
membutuhkan ruang in-aktif supaya rekam medis tidak lagi
bertumpukan.
“sebenarnya ya ruangan in-aktif itu ada, tetapi ruangannya itu
masih berpindah dan belum menetap. Mulai dari lantai 1 sebelah
musholah, lantai 5 di lorong paling ujung, kemudian terakhir pindah
kebawah kelantai dasar, jadinya ya semua berkas bertumpukan karena
bergabung pada berkas yang masih aktif. Masalah ini sudah diajukan
kepihak rumah sakit tetapi belum ada tanggapan”(informan 1)
34
jiwa, orthopedi, danjantung; 5 (lima) tahun untuk umum, mata dan
paru. (PERDIRNo.090/RSIA-ZNB/PER-DIR/III/2016)
d. prosedur
1) Petugas rekam medis melihat tahun kunjungan terakhir pasien pada
dokumen rekam medis.
2) Petugas rekam medis memilih dokumen rekam medis pasien 5
(lima) tahun sejak kunjungan terakhir.
3) Ambil dokumen rekam medis tersebut dan pisahkan ditempat yang
berbeda (drm in-aktif).
4) Dokumen rekam medis disimpan berdasarkan kelompok tahun
yang berbeda.
“ ya seperti yang sudah dilihat ruangan kita (rekam medis in-aktif)
belum disediakan oleh pihak rumah sakit, padahal kami sebagai petugas
sudah menjalankan Standar Prosdur Operasioanal tentang pemusnahan
dan penyimpanan rekam medis in-aktif dengan baik. Akan tetapi ada
kendala ruangan yang membuat rekam medis in-aktif menjadi bercampur
pada ruangan aktif. Jadi rekam medis tersebut sekarang
bertumpukan.”(Informan 1,2,3)
35