Anda di halaman 1dari 21

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Afiatul Hidayah

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031081978

Tanggal Lahir : 22/10/1995

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4311 / Studi Kelayakan Bisnis

Kode/Nama Program Studi : 51 | Ilmu Administrasi Bisnis-S1

Kode/Nama UPBJJ : 13 / BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : 17/12/2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : Afiatul Hidayah

NIM : 031081978

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4311 / Studi Kelayakan Bisnis

Fakultas : Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu


Politik

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

UPBJJ-UT : Batam

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Batam,17 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Afiatul Hidayah
Nama Mahasiswa
1. Pertama kali didirikan pada tahun 1990, PT Panganjaya Intikusuma kemudian mengubah
namanya setelah melalui Rapat Umum Luar Biasa Para Pegang Sahamcdi tahun 1994
menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Sebagaimana yang sampai sekarang lebih familiar
kita kenal sebagai PT Indofood.Ada banyak hal fundamental yang dilakukan oleh PT
Indofood. Hingga akhirnya PT Indofood bisa menjadi salah satu perusahaan mie instant
dan produk makanan olahan tersukses di Indonesia.Salah satu langkah fundamental
tersebut adalah penggabungan beberapa anak perusahaan Indofood Group yang meliputi:
PT Sanmaru, PT Supermi, dan PT Panganjaya menjadi satu di tahun 1994. Kemudian
dipilihlah nama PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.Sejak saat itu, PT Indofood CBP
khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instant. Bahkan kemudian divisi mie
instant ini ternyata berkembang menjadi yang terbesar di Indofood Group. Hingga
tercatat memiliki pabrik yang tersebar di 15 kota besar di Indonesia. Indomie merupakan
salah satu produk mi instan yang diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Indomie pertama kali diekspor pada tahun 1992 yang merupakan hasil kerja akumulasi
secara konsisten. Indofood pada awalnya membentuk Direktorat Ekspor dengan tugas
fokus mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara, sehingga tim ini aktif
mempelajari semua izin impor di setiap negara.Alasan utama dari ekspansi Indomie ke
luar negeri adalah untuk para warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di luar
negeri dan merindukan makan Indomie. Saat itu, sasaran utama mereka adalah negara-
negara dengan jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang paling banyak. Untuk
memasuki pasar di negara yang baru tentunya PT. Indofood perlu melakukan
perencanaan strategi pemasaran yang tepat agar dapat diterima oleh konsumen baru
mereka.
Dalam hal ini:Susunlah sebuah perencanaan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix)
yang dapat dilakukan oleh PT. Indofood agar dapat sukses memasuki pasar internasional
yang baru terkait studi kelayakan bisnis ?
Strategi Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran terdiri atas empat kelompok variabel yang biasa disebut dengan ”4P”, yaitu
Product (produk), Price (harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi) (Kotler dan
Armstrong, 2008a:62).

1) Product (produk)
Setiap manusia memiliki suatu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Kesempatan inilah yang menjadi motif perusahaan untuk
menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan para konsumen. Produk berarti
kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Menurut
Simamora (2000 : 440) produk merupakan segala sesuatu yang diterima oleh konsumen atau
pembeli atau pemakai industrial pada saat melakukan pembelian atau menggunakan produk.
Secara lebih formal, produk merupakan jumlah seluruh kepuasan fisik dan psikologis yang
dinikmat oleh pembeli atau pemakai sebagai akibat pembelian dan/atau penggunaan sebuah
produk. Suatu produk dapat menentukan lingkup bisnis suatu perusahaan. setiap bagian dari
perusahaan, termasuk keputusan harga, distribusi produk, serta komunikasi pemasaran harus
sesuai dengan kebijakan atas produk. Pelanggan maupun pesaing juga ditentukan oleh
produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Adanya riset dan pengembangan produk
tergantung pada teknologi, serta visi dan misi perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai
berbagai tantangan untuk memasuki pasar internasional. Salah satunya merupakan
mengembangkan kebijakan dan strategi produk yang sensitif terhadap kebutuhan pasar,
kompetisi pasar, dan sumber daya organisasi dalam lingkup global. Kebijakan produk harus
dapat menyeimbangkan antara manfaaat dari adaptasi produk dengan preferensi pasar dan
keunggulan yang didapatkan dari memfokuskan sumber daya perusahaan pada sejumlah
kecil produk standar. Setiap jenis produk akan mempengaruhi lingkungan konsumen.
Menurut Gitosudarmo (2012:120) jenis-jenis produk adalah sebagai berikut:
a) Consumer Goods (produk konsumsi) Barang konsumsi merupakan barang yang dibeli
oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya dan akan dikonsumsikan sendiri beserta
anggota keluarganya.
b) Industrial Goods (produk industri) Barang industri merupakan barang yang dibeli oleh
konsumen untuk menjalankan industri atau suatu usaha bisnisnya dan bukan untuk
dikonsumsikannya sendiri beserta keluarganya.
c) Service Goods (produk jasa) Produk jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas,
manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta
tidak menghasilkan kepemilikan atas sesuatu. Rancangan produk merupakan faktor kunci
yang menentukan sukses dalam pemasaran global. Menurut Keegan (2008:78) terdapat
empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam setiap pemasaran internasional untuk
membuat keputusan rancangan produk, yaitu preferensi, biaya, hukum dan peraturan, dan
kompatibilitas.

2) Price (harga)

Kotler dan Armstrong (2008b:292) menyatakan bahwa ada empat pendekatan untuk menetapkan
harga internasional:

a) Penetapan Harga Berbasis Biaya Variabel

Penetapan harga berbasis biaya variabel yaitu perusahaan hanya memperhatikan biaya produksi
marginal atau inkremental barang-barang yang dijual ke luar negeri. Perusahaan-perusahaan
yang menggunakan metode ini, menganggap penjualan ke luar negeri hanyalah bonus penjualan
dan berasumsi bahwa setiap pendapatan yang melebihi biaya variabel memberikan keuntungan
bersih.

b) Penetapan Harga Berbasis Biaya Penuh

Penetapan harga berbasis biaya penuh menyatakan bahwa unit produk yang mirip tetap saja
berbeda dari unit lainnya dalam hal biaya, sehingga setiap unit tersebut harus menanggung penuh
total biaya tetap dan variabel. Pendekatan ini cocok untuk diterapkan ketika sebuah perusahaan
memiliki biaya variabel yang relatif lebih tinggi dibandingkan biaya tetapnya.

c) Penetapan harga

Skimming Sebuah perusahaan menggunakan metode skimming ketika tujuan penetapan harga
tersebut adalah untuk meraih sebuah segmen yang tidak sensitive terhadap harga, sehingga
bersedia untuk membayar harga premium untuk mendapatkan nilai tertentu dari suatu produk. d)
Penetapan Harga Penetrasi Pendekatan ini digunakan perusahaan untuk menstimulasi padar dan
pertumbuhan penjualan dengan secara sengaja menawarkan produk pada harga rendah. Harga
penetrasi sering digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan pangsa
pasar sebagai sebuah manuver persaingan.

3) Place (tempat)

Strategi penentuan tempat merupakan strategi yang berkaitan dengan penentuan lokasi tempat
perusahaan atau lokasi penjualan produk agar konsumen lebih mudah untuk mendapatkan
produk yang diinginkan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008a:63) tempat meliputi kegiatan
perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Strategi penentuan tempat
berkaitan kuat dengan saluran distribusi. Menurut Simamora (2000:170) saluran distribusi
merupakan bidang dengan kendala yang relatif kecil atas pemasar internasional, karena
perusahaan memiliki kadar yang tinggi dalam memilih saluran distribusi dari antara yang
tersedia di pasar. Simamora (2000:700) membagi atas dua jenis saluran distribusi yaitu:

a) Saluran langsung

b) Saluran tidak langsung

4) Promotion (promosi)

Agar perusahaan dapat mempertahankan produknya dari para pesaingnya, perusahaan perlu
melakukan promosi guna menarik minat dan mempengaruhi konsumen, yaitu dengan
menjelaskan keunggulan dan fungsi dari produk perusahaan. Maka dari itu, perusahaan harus
merencanakan strategi untuk mengkomunikasikan produknya kepada konsumen. Kegiatan
promosi bertujuan agar konsumen dapat menciptakan ketertarikan dan mengenali dengan baik
terhadap sebuah produk, sehingga akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk pembelian
produk. Kegiatan promosi harus direncanakan dengan baik agar tercipta suasana yang kondusif,
agar konsumen dapat menjadi tahu, kemudian dapat tertarik dan senang pada produk yang
dipromosikan. Konsumen akan bersedia untuk mengeluarkan uang atau membeli produk yang
dipromosikan (Gitosudarmo, 2012:282). Menurut Swastha dan Irawan (2008:350) ada empat
variabel bauran promosi, yaitu:

a) Periklanan

b) Personal Selling

c) Publisitas

d) Promosi Penjualan

contohnya :

Strategi Manajemen Pada Elemen Marketing Mix (4p)


Menurut Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar
sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran
pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).

Sehingga disimpulkan bahwa Marketing Mix adalah strategi pemasaran yang di laksanakan
secara terpadu atau strategi pemasaran yang di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan
elemen strategi yang ada dalam marketing Mix itu sendiri. Marketing Mix terdapat beberapa
elemen marketing dikenal dengan unsur 4P (Produk, Price, Place, Promotion).

a) Product
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki
massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap
manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie juga tersedia
dalam versi jumbo dengan massa 120 gram.
Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu
berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin
bertambahnya variasi produk Indomie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional
daerah-daerah Indonesia.
b) Price
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1
kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua
kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1500 – Rp.
3.500
c) Places
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai
hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif
sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai
dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang
banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area
geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com). Di Yogyakarta agen-agen
Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo
(warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama)

d) Promotion
• Tagline : Indomie Seleraku
• Iklan : Billboard, iklan TV, sponsor acara
Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut
berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
• Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta)

2. Sebanyak 16 perusahaan di Provinsi Bengkulu tidak patuh terhadap pengelolaan


lingkungan alias melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Terbukti berdasarkan SK
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 1049, perusahaan-perusahaan tersebut
meraih peringkat Merah pada Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper)
2018-2019 lalu. Direktur Genesis Bengkulu, Uli Arta mengaku, ketidakpatuhan
perusahaan dalam mengelola lingkungan disebabkan perusahaan memandang dengan
memiliki Izin Lingkungan (Amdal) mampu menggugurkan kewajibannya dalam
melindungi dan mengelola lingkungan sekitar. Bahkan beberapa perusahaan memandang
setelah dokumen studi amdal diterbitkan, kegiatan yang menjadi kewajibannya untuk
perlindungan dan pengelolaan lingkungan diabaikan begitu saja.“Banyak masalah dalam
pengelolaan lingkungan oleh perusahaan. Mereka menganggap mengelola lingkungan
dengan baik bukan merupakan bagian dari investasi, sehingga pengelolaan lingkungan
menjadi asal-asalan,” kata Uli, kemarin (16/1). Hal ini terlihat dari aktivitas perusahaan
yang tidak memiliki manajemen dan karyawan yang fokus untuk mengelola lingkungan
sesuai arahan studi dokumen Andal. Perusahaan hanya memfokuskan manajemen dan
karyawan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperdulikan kondisi
lingkungan sekitarnya. Sehingga mengakibatkan pengelolaandan pemantauan lingkungan
hanya sebatas komitmen diatas kertas.Sumber : https://bengkuluekspress.com Dari
wacana diatas terlihat bahwa AMDAL merupakan hal yang perlu dipatuhi dan
dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan yang wajib AMDAL.

Berikan analisa anda tentang bagaimana perannya dalam berbagai hal sehingga dianggap hal
yang sangat penting bagi pemerintah Bengkulu untuk dilakukan dan diterapkan oleh
perusahaan terkait dengan studi kelayakan bisnis ?

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat
pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal –hal yang dikaji
dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya, dan kesehatan
masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis
mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk
melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini
dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik
dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga
dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak
positif.
Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di antaranya
digunakan kriteria mengenai :
a. besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. luas wilayah penyebaran dampak;
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingk ungan hidup lain yang akan terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
serta menekan pencemar an sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Dengan
demikian AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana
kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan .hidup
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak
tahun 1970 dengan nama Environmental impact analysis atau environmental impact Assesment
yang keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan
dengan dua alasan pokok, yaitu:
 Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.Jawaban
ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas
lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa
menghilangkan dampak samping yang timbul.
 AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek – proyek poroduksi. Manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kesejahteraan melakukan aktivitas yang makin lama makin mengubah
lingkuangannya.Pada awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah,tapi
seteleh perubahan itu menjadi di luar ambang batas,maka manusia tidak dapat mentolerir
lagi perubaahan yang merugikan itu.
Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi ia harus mengeluarkan
biaya.Tanggung jawab penyelenggara Amdal ini bukan berarti harus diemban pemrakarsa
proyek itu sendiri.Ia dapat menyerehkan penyelenggaraan ini kepada konsultan swasta atau pihak
lain atas dasar saran dari pemerintah.Namun,pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang
bertanggung jawab,bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan,
pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL
secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para
pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin
usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

Dalam PP 51 Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis studi AMDAL, yaitu :


1. AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang berada dalam
kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana kegiatan pabrik tekstil yang mempunyai
kewenangan memberikan ijin dan mengevaluasi studi AMDALnya ada pada Departemen
Perindustrian.
2. AMDAL Terpadu / Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu rencana kegiatan
pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal perencanaan,
pengelolaan dan proses produksi, serta berada dalam satu kesatuan ekosistem dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi. Sebagai contoh adalah satu kesatuan kegiatan pabrik pulp
dan kertas yang kegiatannya terkait dengan proyek hutan tanaman industri (HTI) untuk
penyediaan bahan bakunya, pembangkit tenaga listrik uap (PLTU) untuk menyediakan energi,
dan pelabuhan untuk distribusi produksinya. Di sini terlihat adanya ket erlibatan lebih dari satu
instansi, yaitu Departemen Perindustrian, Departemen kehutanan, Departemen Pertambangan
dan Departemen Perhubungan.
3. AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana kegiatan pembangunan
yang berlokasi dalam satu kesatua n hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu
instansi. Contohnya adalah rencana kegiatan pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini
masing -masing kegiatan di dalam kawasan tidak perlu lagi membuatAMDALnya, karena sudah
tercakup dalam AMDAL seluruh kawasan.
4. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana kegiatan pembangunan
yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan waktu pelaksanaan kegiatannya.
AMDAL ini melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi, berada dalam satu kesatuan
ekosistem, satu rencana pengembangan wilayah sesuai Rencana Umum Tata Ruang Daerah.
Contoh AMDAL Regional adalah pembangunan kota -kota baru.
KEGUNAAN AMDAL

AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses AMDAL
yang lebih besar dan penting,menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan lingkungannya,sehingga
AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkuangannya deengan
menggunakan dokumen yang benar.
.Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkuangan.Aktivitas pengelola lingkungan baru
dapat dilakukan apabila rencana pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan
dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek yang akan dibangun.Dalam kenyataan
nanti,apabila dampak lingkungan yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataan, ini
dapat saja terjadi karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau pemilik proyek
tidak menjalankan proyeknya sesuai AMDAL.Agar dapat dihindari kegagalan ini maka
pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin,sejak awal pembangunan,secara terus menerus
dan teratur.
Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek.AMDAL merupakan salah satu studi
kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi
kelayakan yang lain seperti aspek teknis dan ekonomis.Seharusnya AMDAL dilakukan bersama-
sama ,di mana masing-masing aspek dapat memberikan masukan untuk aspek-aspek lainnya
sehingga penilaian yang optimal terhadap proyek dapat diperoleh.Kenyataan yang biasa terjadi
adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian
didalam studi kelayakan untuk aspek lainnya.Bagian dari Amdal yang dapat diharapkan oleh
aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang
perwujudan proyek,terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti
air,energi,manusia,dan ancaman alam sekitar.
AMDAL sebagai dokumen penting.Laporan AMDAL merupakan dokumen penting
sumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan
gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun.Dokumen ini juga penting untuk
evaluasi,untuk membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat
legalitas.
Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia memiliki
banyak kelemahan, yaitu :
1. AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan satu rencana kegiatan
pembangunan, sehingga tidak te rdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai untuk menolak
atau menyetujui satu rencana kegiatan pembangunan.
2. Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah dilibatkan
dalam sidang -sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belum sepenuhnya diterima didalam
proses pengambilan keputusan.
3. Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi -studi AMDAL. Dengan kata lain,
tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi AMDAL serta UKL
dan UPL akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa. Masih lemahnya metode -metode
penyusunan AMDAL, khusunya aspek “sosial - budaya”, sehingga kegiatan -kegiatan
pembangunan yang implikasi sosial –budayanya penting, kurang mendapat kajian yang seksama.

PERATURAN DAN PERUNDANG – UNDANGAN

Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami peraturan dan
perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi tempat studi AMDAL
dilakukan. Sumber peraturan dan perundangan tersebut ada yang berlaku secara internasional
dan ada juga yang berlaku untuk suatu negara saja. Dalam satu negara, dapat saja peraturan dan
perundangannya berbeda menurut propinsi dan sektornya. Berlaku secara internasional.
Peraturan – peraturan yang bersifat internasional penting diperhatikan terutama oleh mereka
yang melakukan studi AMDAL yang dampak proyeknya akan melampaui daerah yang
digunakan secara internasional, seperti misalnya proyek yang limbahnya akan dibuang ke laut
atau limbah yang dapat ditiup angin sampai jatuh ke negara lain, seperti misalnya hujan
asam.Peraturan –peraturan yang berlaku secara internasional mengenai AMDAL dapat berupa
deklarasi, perjanjian – perjanjian bilateral maupun multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi
Stockholm yang disebut Declarationof the United Nations Conference on the Human
Environment yang oleh semua negara anggota PBB tahun 1972.Berlaku di Dalam Negeri.Di
indonesia, peraturan dan perundang – undangan dapat dijumpai pada tingkat nasipnal, sektoral
maupun regional / daerah. Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis
mengenai Dampak lingkungan merupakan peraturan baru pengganti dari Peraturan Pemerintah
RI nomor 26 tahun 1986. Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh SK Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan pemerintah ini penulis sajikan
ulang untuk hal- hal yang dianggap paling penting dari sisi bisnis.

E. KOMPONEN AMDAL

Yang didimaksudkan dengan AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai dampak suatu
kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 ( lima ) dokumen yang terdiri dari
PIL (penyajian Informasi Lingkungan ), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak
Lingkungan ), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan ), dan RKL (Rencana Pengelolaan
Lingkungan). ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan. Arti dampak penting di
sini adalah perubahan lingkungan yang amat mendasar yang di akibatkan oleh suatu kegiatan.
Yang perlu digaris bawahi dari pengertian diatas adalah tidak semua rencana kegiatan harus
dilengkapi dengan ANDAL karena ia hanya diterapkan pada kegiatan yang diperkirakan akan
mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL,
pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
 Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di tingkat
pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi berkedudukan di
Bapedalda/lnstansi pengelo la lingkungan hidup Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota
berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur
pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak
diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi
Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara
anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh
Gubernur dan Bupati/Walikota.
 Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
 Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut:
kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi,
faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai -
nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat
dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.

3. Penutupan seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia telah dilakukan pada 30 Juni 2017.
Penutupan tersebut telah diumumkan oleh PT Modern International Tbk delapan hari
sebelumnya. Sebab khusus dari penutupan tersebut adalah pembatalan dari akuisisi yang
akan dilakukan oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. Sebelumnya, PT Charoen
Pokphand Indonesia Tbk mengakuisisi kepemilikan 7-Eleven dari PT Modern Sevel
Indonesia melalui persetujuan pengambilalihan kegiatan usaha dan aset-aset senilai 1
triliun. Namun, transaksi tersebut batal karena tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-
pihak yang berkepentingan.Selain sebab khusus tersebut, faktor-faktor lain yang
menyebabkan gagalnya 7-Eleven beroperasi di Indonesia antara lain:Dugaan kemelut
yang dialami PT Modern Sevel Indonesia seperti persoalan manajemen dan para
pemegang saham keluarga. Dugaan tersebut didasarkan pada pantauan penjualan bersih
7-Eleven yang menurun pada tahun 2015. Pada tahun tersebut, total penjualan bersih 7-
Eleven adalah Rp886,84 miliar. Penjualan bersih tersebut menunjukkan penurunan
sebesar 8,7 persen.Munculnya gerai-gerai waralaba yang serupa dengan 7-Eleven. Tidak
hanya perusahaan ritel lokal seperti Indomaret dan Alfamart, perusahaan-perusahaan ritel
asing yang berkonsep waralaba juga muncul di Indonesia sebagai kompetitor dari 7-
Eleven. Karena kompetitor 7-Eleven bermunculan pada masa pengembangan 7-Eleven,
iklim persaingan usaha ritel di Indonesia menjadi sangat kompetitif sehingga 7-Eleven
menutup seluruh gerainya pada 30 Juni 2017.Model bisnis yang tidak jelas. Pengusaha
dan pelatih eksekutif, Budi Satria Isman menilai bahwa 7-Eleven tidak tegas dalam
menentukan model bisnisnya (antara kafe atau convenience store). Beliau menilai bahwa
inovasi yang dicoba dilakukan oleh 7-Eleven di Indonesia, yaitu menerapkan model
bisnis food store destination, menyebabkan biaya per gerai mahal.Perilaku konsumen.
Salah satu penyebab tutupnya 7-Eleven di Indonesia adalah perilaku konsumen 7-Eleven
yang beli sedikit minuman tetapi nongkrong lama di sana.Adhitya Nugroho selaku
Research Manager Euromonitor International mengatakan bahwa konsumen bisa saja
hanya membeli satu roti atau minuman dan duduk di 7-Eleven selama tiga jam.
Pelarangan penjualan minuman beralkohol di Indonesia. Regulasi tersebut berlaku pada
tahun 2015 dan ditujukan khusus untuk bisnis minimarket, termasuk 7-Eleven Padahal
kenyataannya salah satu produk yang diminati di Sevel adalah beer-nya. Hal ini membuat
customer yang biasa membeli beer atau sejenisnya di Sevel beralih ke tempat lain..
Regulasi tersebut membuat penjualan 7-Eleven menurun pada tahun itu.
Sumber : https://yonulis.com

Berdasarkan atas kasus diatas, banyak sekali faktor penyebab dari tutupnya gerai 7-eleven di
Indonesia baik itu dari faktor internal maupun eksternal. Dalam kasus ini, Anda diminta
untuk menganalisis penyebab kegagalan manajemen yang terjadi pada kasus tersebut
berdasarkan pendapat Muray D.Bryce terkait dengan studi kelayakan bisnis.

sebelum menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam analisis dan perencanaan
manajemen,analisis perlu mengetahui lebih daluh sebeb-sebab terjadinya kegagalan
manajemen.Dengan mengetahui sebab-sebab kegagalan manajemen,analisis diharapkan bisa
merencanakan manajemen yang sesuai dengan proyek masing-masing.Menurut
pengamalaman Murray D.Bryce kegagalan manajemen disebabkan :

1. Kegagalan Memahami Fungsi Puncak Pimpinan (Top Management)

Hal ini sering terjadi jika puncak pimpinan berkedudukan di lokasi yang berjauhan dengan
bawahan. Manajer lokal mendapat perintah dan kebijaksanaan dan puncak pimpinan pusat dan
bertanggung jawab terbatas pada perintah yang diberikan pimpinan pusal kepadanya. Manajer
lokal kurang mendapat informasi lebih jauh mengenai kebijaksanaan pimpinan pusat sehingga
manajer lokal kurang memperhitungkan alasan-alasan yang mendasari kebijaksanaan yang
dicanangkan oleh pimpinan pusat yang biasanya merupakan tujuan jangka panjang perusahaan,
dan hanya memusatkan pikirannya pada masalah rutin di sekitarnya,
2. Kegagalan Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Memadai

Seorang manajer tidak akan duput bekerja secara efektif tanpa tugas, tanggung jawah, Jan
wewenang dari atasannya (dalam hal ini adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham).
Larangan dan sanksi yang terlalu banyak akan membuat bawahan merasa tidak bebas berkreasi
sehingga akan membuat mereka tidak bisa bekerja secara efektif.

3.Kegagalan Mendapatkan Tenaga Manajemen yang Memadai

Suatu proyek yang secara ekonomis nampaknya mempunyai prospek yang baik bisa gagal
apabila tidak memiliki tenaga manajer dalam jumlah yang memadai. Kurangnya tenaga
manajemen akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi, menurunkan output, menimbulkan
kesulitan mekanis. Apabila hal ini dibiarkan, proyek akan mengalami kegagalan.

4.Kekurangan Tenaga Manajemen yang Berpengalaman

Serupa dengan kasus kegagalan memperoleh tenaga manajemen dalam jumlah yang cukup,
kualitas tenaga manajemen penting bagi keberhasilan suatu proyck. Kerap kali terjadi, manajcr-
manajcr yang menduduki posisi kunci sebagai manajer pemasaran, produksi, personalia, dan
keuangan tidak pernah mengikuti Jatihan dasar, tidak memiliki pengalaman, dan tidak memiliki
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya secara etektif. Seorang yang dipilih menjadi manajer
umum harus memiliki pengalaman yang cukup dalam industri bersangkutan, pernah mengikut
latihan-latihan kemampuan dasar atau kursus yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan memulihi
bakat pemimpin, bakat bisnis, dan pengalaman mengelola.

5.Kekurangan Pemimpin yang Berbakat

Seorang manajer yang memiliki kemampuan teknis sempurna tetap tidak akan berhasil
memimpin tanpa ada bakat memimpin. Nilai seorang manajer yang baik adalah tergantung pada
bakat memimpin yang ada pada dirinya, yaitu kemampuan memimpin, mengorganisir,
mengerahkan, dan merangsang inspirasi orang lain.

6.Tidak ada Pendelegasian


Seorang manajer sering tidak diberi kepercayaan untuk mengelola. Sebaliknya, manajer tidak
memiliki kewenangan sering pula terjadi pemilik memberikan tugas kepada manajer yang tidak
mampu.

7.Kurangnya Kesadaran tentang Profit dan Biaya

Cara mengukur efisiensi operasi perusahaan adalah dengan profitabilitas, yaitu tingkat
keuntungan yang dihasilkan. Tingkat keuntungan yang dihasilkan bisa pula dipakai untuk
menilai kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan.

8.Kurangnya Kesadaran Menggunakan Alat Akuntansi sebagai Alat Manajemen

Perusahaan-perusahaan di negara berkembang pada umumnya sering tidak memiliki laporan


harian, bulanan, atau tahunan sesuai dengan prosedur akuntansi yang berlaku. Tidak adanya
laporan-laporan tersebut akan menyulitkan para manajer untuk mengetahui dan menunjukkan
prestasinya.

9.Kurangnya Kesadaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Pengelolaan sumber daya manusia dengan kurang baik akan membuat perusahaan mengalami
berbagai kesulitan, misalnya tenaga kerja tidak puas dengan fasilitas yang diberikan sehingga
mempengaruhi hasil kerjanya. Karena itu. sebuah perusahaan memerlukan pengelola yang baik
mulai dari perencanaan jumlah dan kualitas, pencarian, seleksi, pemilihan, pemeliharaan, dan
pengembangan.

10.Kurangnya Kesadaran terhadap Fungsi Pemasaran

Kesadaran akan pentingnya kepuasan konsumen adalah sangat diperlukan. Hal ini sering
dilupakan karena perusahaan terlalu berorientasi pada profit. Jika keadaan ini berlangsung terus,
produk perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan pesaing
karena kebutuhan konsumen tidak lagi berhasil dipenuhi sesuai dengan tingkat kepuasan yang
mereka harapkan.
4. Berdasarkan kasus tutupnya 7-eleven di Indonesia pada kasus no. 3, ada beberapa faktor
penyebab internal dan eksternal yang muncul. Dari faktor-faktor tersebut, mahasiswa
diminta untuk menganalisa faktor terkait dengan aspek hukum yang menyebabkan
tutupnya gerai tersebut dan apakah yang seharusnya dilakukan oleh 7-eleven sebelum
masuk ke Indonesia terkait studi kelayakan bisnis agar tidak tersandung dengan masalah
hukum tersebut.

Seven Eleven (7-Eleven atau 7/11) di Indonesia berdasarkan sumber yang sayadapat, bahwa ada
beberapa alasan yang menyebabkan bisnis kelontong yang berada dibawah manajemen PT
Modern Sevel Indonesia, anak perusahaan PT. ModernInternasional Tbl, ini
ditutup.Alasan pertama mengapa Sevel Indonesia ditutup adalah karena
tidakpahamnya pemerintah dalam pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangandengan
bisnis model yang diterapkan oleh Sevel.

Padahal bisnis ini pernah menjadipusat perhatian dan pemberitaan halaman depan media di
Amerika Serikat. Bahkansampai saat ini pun Sevel di negara-negara lain seperti Malaysia,
Jepang dan Amerikamasih ramai pengunjung dan pelanggan.Selain itu adanya perbedaan konsep
antara Sevel dan Indonesia dengan negaraseperti Malaysia. Di Malaysia, Sevel tidak
menyediakan bangku dan meja untukbersantai, jadi tidak memerlukan waktu yang lama untuk
berada di Sevel Malaysiasehingga tidak ada terjadinya penumpukan kendaraan di sekitar Sevel.

Tidak seperti diJakarta, dan kota lainnya karena masalah selanjutnya juga banyaknya
organisasimasyarakat (ormas) yang menekan manajemen Sevel untuk memberikan
jatahparkiran. Selain itu dengan adanya tempat santai atau nongkrong Sevel di
Indonesiamenyebabkan banyak konsumen (mayoritas adalah anak remaja) yang lebih
lamamenghabiskan waktu disana namun tidak banyak produk yang dibeli. Memang
dalampengendalian manajemen yaitu pengendalian terhadap karakter-karakter manusianyaadalah
halangan yang paling berat. Penyebab selanjutnya adalah banyaknya pesaing seperti Lawson,
IndomaretPoint, dsb yang melihat perkembangan Sevel pada saat itu mengalami
kemajuan.Dengan konsep yang ditawarkan oleh Sevel di Indonesia dapat menarik banyakpangsa
pasar atau konsumen. Sehingga dengan lakunya konsep tersebut pesaing mulaiberdatangan
dengan konsep yang hampir sama. Efeknya adalah semakin banyakpesaing, keunikan konsep itu
pun berkurang dan akan berpengaruh pada kepuasanpelanggan.Masalah yang dimiliki Sevel
sehingga memutuskan untuk menutup adalahdengan pemerintah Indonesia sendiri. Salah satunya
terkait izin usaha, apakah sebagaiminimarket atau restoran.Pemerintah Indonesiaterus
mengawasi toko kelontong iniagar tidak berubah menjadiminimarket, karena menurut undang-
undang, kepemilikan waralaba minimarket harus dari pihak lokal.Seluruh gerai 7-Eleven di
Indonesia ditutup pada tanggal 30 Juni 2017 akibat batalnya pembelian perusahaan (akuisisi)oleh
PT Charoen Pokphand Restu Indonesia.

7-Eleven mendapatkan izin dari Kementerian Pariwisata untuk membuka gerai restoran atau
rumah makan, namun pada saat yang bersamaan menjual produk ritel. Artikel-artikel tersebut
juga menyebutkan bahwa hal serupa dilakukan oleh waralaba lain yaitu Lawson. karena 7-
Eleven dan Lawson mendapatkan izinnya dari Kementerian Pariwisata untuk membuka gerai
restoran, mereka tidak boleh menjual produk ritel, hanya dapat menjual makanan sesuai dengan
izin yang mereka peroleh. Untuk menjual produk ritel, kedua waralaba tersebut harus
mengantongi izin dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan, untuk waralaba yang menjual
produk ritel (eceran), tidak diperbolehkan ada kepemilikan asing. Padahal, kedua waralaba itu
sendiri memiliki komposisi pemegang saham asing. Hal tersebut mungkin upaya dari 7-Eleven
dan Lawson untuk menyiasati ketentuan yang tidak memperbolehkan kepemilikan asing pada
usaha ritel. Hal ini lah yang menyebabkan 7-Eleven dan Lawson di tertibkan. maka sebaiknya
mendirikan restoran. Sebaliknya, bila waralaba memperoleh izin untuk menjual produk ritel,
waralaba tersebut pun harus menjual produk ritel. Jika waralaba ingin dapat menjual keduanya
(produk ritel dan restoran), maka waralaba tersebut harus mengantongi izin dari dua
kementerian.

Dasar Hukum:

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 36 Tahun 2010 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang
Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal.
Sumber Referensi :

https://123dok.com/document/yeovdx0q-manajemen-risiko-perusahaan-seven-eleven.html
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/2369/2762
https://ilhamkusuma5.blogspot.com/2013/04/peran-amdal_29.html
https://untung15011963.blogspot.com/2014/06/aspek-amdal-dalam-skb.html

https://www.toiletbisnis.com/aspek-hukum-studi-kelayakan-bisnis/

Anda mungkin juga menyukai