Anda di halaman 1dari 14

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Fara Dina Rob’atul A’ida

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041814985

Tanggal Lahir : 18 Januari 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4311 / Studi Kelayakan Bisnis

Kode/Nama Program Studi : 83 / Akuntansi

Kode/Nama UPBJJ : 74 / Malang

Hari/Tanggal UASTHE : Kamis / 23 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : Fara Dina Rob’atul A’ida
NIM : 041814985
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4311 / Studi Kelayakan Bisnis
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Akuntansi
UPBJJ-UT : Malang

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan diatas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Pasuruan, 23 Desember 2021


Yang Membuat Pernyataan

Fara Dina Rob’atul A’ida


1. Susunlah perencanaan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang dapat
dilakukan oleh produsen agar dapat sukses memasuki potensi pasar yang baru ini.

Pengertian bauran pemasaran ialah suatu kesatuan usaha untuk memasarkan


produk yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan (target pasar). Variabel-
variabel di dalam kesatuan usaha memasarkan produk yang selama ini dikenal adalah
produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Artinya, dengan kondisi tertentu dan waktu
tertentu dalam usaha memasarkan produknya, perusahaan harus memutuskan seberapa
tingkat kualitas produknya yang akan diproduksi, dengan harga berapa, saluran
distribusinya bagaimana dan promosinya dalam bentuk apa saja. Selanjutnya, perusahaan
perlu mengadakan alokasi biaya kepada variabel produk, harga, saluran distribusi, dan
promosi.
Dalam menetapkan strategi pemasaran, selain pertimbangan-pertimbangan yang
telah disebutkan sebelumnya, perusahaan perlu memperhatikan posisi perusahaan yang
diinginkan di dalam industri, yakni sebagai pemimpin pasar, yaitu memiliki pangsa pasar
terbesar, sebagai penantang, sebagai pengikut, atau sebagai spesialis pasar. Selain itu
tahap kehidupan produk yang akan diproduksi perlu pula dipertimbangkan. Yakni dalam
tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan atau penurunan.

MERENCANAKAN PROGRAM PEMASARAN

Program pemasaran juga sangat perlu ditentukan oleh manajemen untuk


mendukung strategi pemasaran yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran ini menyangkut
produk, harga, saluran distribusi, dan promosi.
Program pemasaran yang menyangkut produk meliputi kualitas produk,
pembungkusan, pemberian merek, dan pelayanan. Sebagai contoh kasus diatas selain
memproduksi produk shampo dan conditioner yang berbasis halal dengan berbagai
kualitas, bentuk, dan pembungkus produk, juga memberikan pelayanan perawatan
rambut, atau menyediakan salon gratis setiap tahun bila ada event seperti acara launching
produk tersebut.
Program pemasaran lain yang penting untuk diperhatikan adalah penentuan harga.
Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen yang ingin membeli
produk perusahaan. Perusahaan harus memutuskan tingkat harga dengan
mempertimbangkan berbagai tahap dalam distribusi, potongan, pembayaran kredit. Harga
yang ditentukan harus sama dengan nilai barang yang ditawarkan. Jika tidak, konsumen
akan lari ke produk pesaing.
Place atau saluran distribusi merupakan berbagai usaha yang dilakukan
perusahaan dalam rangka memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk. Usaha-
usaha tersebut meliputi mengidentifikasi, memilih, dan menghubungkan berbagai
perantara dan fasilitator pemasaran sehingga produk secara efektif dapat tersedia di pasar.
Promosi merupakan usaha perusahaan untuk menginformasikan produknya
kepada konsumen dan berusaha mempengaruhi mereka agar pembeli produk perusahaan
tersebut. Jenis promosi yang bisa dilakukan adalah iklan, promosi penjualan, publisitas
dan usaha mempengaruhi konsumen dengan salesmen.
Berikut ini akan dibahas secara ringkas mengenai bauran pemasaran ditinjau dari
aspek pasar.

1. Perencanaan Produk
Produk adalah unsur yang pertama dan penting dalam bauran pemasaran.
Strategi produk merupakan koordinasi keputusan yang menyangkut bauran produk,
pengelompokan produk, produk secara individu, dan produk jasa.
Definisi bauran produk menurut Kotler (1988: 452) adalah kesatuan kelompok
produk dan jenisnya yang ditawarkan penjual kepada pembeli, sedangkan yang
disebut dengan kelompok produk (product line) adalah sekelompok produk yang
sama, dipasarkan melalui cara-cara yang sama, dan memiliki harga jual yang kurang
lebih sama. Perusahaan perlu membuat keputusan yang berkenaan dengan produk
secara individu, yaitu menyangkut masalah kualitas produk, pemberian merek,
pembungkusan dan pemberian label.
Setiap produk yang ditawarkan kepada konsumen dapat dilihat berdasarkan
tiga tingkat. Pertama, inti produk itu sendiri yang merupakan pelayanan yang penting
bagi pembeli. Kedua, produk yang berwujud, berdasarkan kualitasnya, merek,
penampilannya dan pembungkusannya. Ketiga, produk yang baik, yang diikuti
dengan berbagai pelayanan yang menyertai produk tersebut, seperti jaminan halal
yang diterbitkan oleh MUI jika di Indonesia, atau lembaga islam di luar negeri,
pelayanan perawatan di salon setiap ada event launching produk, dan pengangkutan
gratis.
Masalah bauran produk dihadapi oleh banyak perusahaan yang menangani
lebih dari satu macam produk. Terdapat empat dimensi untuk menyusun strategi
produk, yaitu pertama, dilihat dari lebarnya, artinya berapa banyak kelompok produk
yang akan diproduksi/dijual. Kedua, dilihat dari panjangnya, yaitu jumlah jenis dalam
bauran produk. Ketiga, ditinjau dari kedalamannya, yakni jumlah variasi setiap
produk yang ditawarkan. Terakhir, dilihat dari konsistensinya, yaitu seberapa jauh
hubungan berbagai kelompok produk terhadap pemakaian akhir, kebutuhan produksi,
dan saluran distribusi.
Empat dimensi tersebut membantu perusahaan untuk mendefinisikan strategi
produknya, yakni perusahaan akan memperlebar kelompok produknya atau yang tidak
dengan menambah kelompok produk, atau perusahaan ingin memperpanjang
kelompok produknya menjadi perusahaan yang memproduksi bahan baku sampai
dengan barang jadi, atau perusahaan akan menambah variasi jenis produknya, atau
perusahaan akan menambah atau mengurangi konsistensi kelompok produknya.
Hal-hal yang perlu dilakukan perusahaan dalam kebijakan produk adalah
pertama, menentukan merek yang disesuaikan dengan kualitas produk, penampilan,
dan desain. Kedua, pembungkusan yang bertujuan untuk melindungi produk,
penghematan, kemudahan dan promosi. Ketiga, pemberian label yang bertujuan untuk
identifikasi produk, deskripsi, dan promosi produk.

2. Perencanaan Harga
Walaupun faktor bukan harga mulai memainkan peranan dalam proses
pemasaran modern, harga tetap merupakan unsur yang memegang peranan penting.
Dalam kaitannya dengan studi kelayakan, masalah penentuan harga
merupakan masalah yang pertama kali dihadapi dalam penentuan harga bagi proyek
baru. Dalam penentuan harga bagi proyek baru ini, Perusahaan menghadapi enam
tahapan, yaitu:
Tahap pertama, perusahaan harus menentukan tujuan perusahaan. Misalnya,
bertahan, maksimisasi profit, pendapatan maksimal, tingkat pertumbuhan penjualan
maksimal, atau kualitas produk tinggi.
Tahap kedua, perusahaan perlu menentukan skedul permintaan yang
menunjukkan jumlah yang bisa dibeli setiap periode pada setiap pilihan harga.
Semakin tidak elastisnya permintaan terhadap produk, semakin tinggi harga produk
bisa ditetapkan.
Tahap ketiga, perusahaan memperkirakan perbedaan biaya setiap tingkat
keluaran (output).
Tahap keempat, perusahaan meneliti harga pesaing sebagai dasar untuk
menentukan harga, dengan cara mempelajari daftar pesaing, mengirimkan “mata-
mata” yang berpura-pura membeli produk pesaing, atau dengan mewawancarai
konsumen produk pesaing.
Tahap kelima, memilih metode penentuan harga, misalnya penentuan harga
mark up, going rate pricing (penentuan harga berdasarkan harga pesaing), penentuan
harga target kembali, perceived value pricing, yaitu atas dasar persepsi pembeli
terhadap produk, dan sealed-bid pricing, yaitu penentuan harga untuk keperluan
lelang sehingga perusahaan cenderung menentukan harga yang lebih rendah
dibandingkan dengan pesaing dengan maksud dapat memenangkan tender.
Tahap terakhir, penentuan harga untuk proyek baru adalah memilih harga
akhir dengan memasukkan unsur psikologis dalam penentuan harga, koordinasi
dengan elemen bauran pemasaran lainnya, mencocokkan dengan kebijakan penentuan
harga perusahaan dan memastikan pemilihan harga akhir ini dapat diterima oleh para
distributor, tenaga pemasaran, pesaing, pemasok dan pemerintah.

3. Perencanaan Saluran Distribusi


Akhir-akhir ini para produsen tidak menjual langsung produknya kepada
pemakai akhir melainkan melalui penghubung/perantara pemasaran. Perusahaan
menghadapi banyak kemungkinan penyaluran produknya ke pasar/konsumen. Mereka
bisa menjual langsung tanpa perantara atau memilih satu, dua, atau lebih perantara.
Perantara yang membeli produk produsen, memiliki dan menjual kembali
adalah disebut perantara penjual (merchant middlemen). Misalnya, pedagang besar
dan pengecer. Perantara lain disebut perantara agen (agen middlemen), yaitu
melakukan pencarian konsumen, mengadakan tawar-menawar atas nama produsen,
tetapi tidak memiliki produk yang diperjualbelikan. Contoh, broker, agen penjualan,
wakil perusahaan dan sebagainya. Bentuk perantara lainnya adalah fasilitator yang
membantu dalam distribusi produk, tetapi tidak memiliki, tidak mengadakan tawar-
menawar maupun membeli produk yang diperjualbelikan, seperti bank, perusahaan
pengangkutan, perusahaan pergudangan, biro iklan, dan sebagainya.
Menentukan dan memilih saluran distribusi adalah merupakan pekerjaan yang
paling rumit yang dihadapi oleh perusahaan. Setiap sistem saluran menghasilkan
tingkat penjualan dan biaya yang berbeda-beda. Begitu memilih suatu sistem saluran
distribusi perusahaan harus menjalankan sistem tersebut selama kurun waktu yang
relatif lama. Pemilihan saluran distribusi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
elemen-elemen lain dalam bauran pemasaran.
Fungsi perantara (istilah lain dari saluran distribusi) adalah memberikan
informasi, mengadakan promosi, mengadakan tawar-menawar, pembiayaan,
pengambil risiko, kepemilikan, pembayaran dan pemberian nama.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam merencanakan saluran distribusi adalah
pertama, menentukan pelayanan yang diharapkan dari para anggota saluran distribusi,
yakni meliputi jumlah unit produk yang diterima konsumen pada setiap pengiriman
(lot size). Semakin kecil jumlah yang diterima konsumen setiap pengiriman, semakin
besar pelayanan yang diharapkan dari para penyalur. Pelayanan lainnya adalah waktu
tunggu, yaitu lamanya rentang waktu yang memesan sampai penerimaan produk.
Semakin cepat semakin baik, itu yang diharapkan para konsumen. Desentralisasi
pasar juga merupakan pelayanan. Semakin besar desentralisasi pasar semakin kecil
biaya pengangkutan kepada konsumen. Pelayanan yang dibutuhkan konsumen lainnya
adalah variasi produk yang ditawarkan semakin besar tingkat pelayanan yang
diharapkan dari penyalur.
Hal kedua, yang perlu dilakukan dalam memilih sistem saluran distribusi
adalah menentukan tujuan dan batasan saluran distribusi. Ketiga, mengidentifikasi
pilihan saluran distribusi yang penting, yang meliputi jenis dan jumlah penyaluran,
intensif atau distribusi selektif. Terakhir, adalah menentukan hak dan tanggung jawab
penyalur.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa anggota penyalur
harus secara rutin dievaluasi dengan membandingkan prestasi sekarang dengan
periode sebelumnya atau dengan membandingkan prestasi anggota satu dengan
anggota lainnya. Modifikasi saluran perlu dilakukan secara periodik karena adanya
perubahan lingkungan pemasaran, misalnya dengan menambah atau mengurangi
anggota penyalur.

4. Perencanaan Promosi
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang
dapat berwujud iklan, promosi penjualan, publikasi atau personal selling.
Prinsip utama mengadakan promosi adalah untuk mengadakan komunikasi
dengan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui siapa yang akan
dituju dan bagaimana cara mendapatkan audience.
Merencanakan dan membuat program promosi menyangkut delapan tahap,
yaitu pertama, perencanaan program promosi harus mengidentifikasikan target
audience yang ingin dicapai dan sifat-sifatnya, termasuk image yang ingin diciptakan
terhadap produk.
Kedua, perencana harus mendefinisikan tujuan mengadakan komunikasi
dalam promosi, misalnya untuk menciptakan kesadaran terhadap produk,
pengetahuan, kesenangan, preferensi, kepercayaan atau pembelian terhadap produk.
Ketiga, perusahaan perlu merencanakan ‘pesan’ yang ingin disampaikan.
Perencanaan pesan tersebut meliputi isi, struktur, format dan sumber.
Keempat, memilih saluran komunikasi baik komunikasi personal (langsung)
meliputi nonpersonal (melalui media).
Kelima, yang dilakukan dalam rangka merencanakan dan membuat program
promosi adalah memperkirakan anggaran promosinya. Metode yang digunakan untuk
menentukan anggaran promosi adalah the affordable method, the percentage-of-sales
method, the competitive-parity method dan the objective-and-task method. The
Affordable Method merupakan cara menentukan anggaran promosi atas dasar
kemampuan perusahaan menurut pendapat para perencana promosi, sedangkan The
Percentage-of-sales Method digunakan untuk menentukan anggaran promosi dengan
cara menentukan persentase tertentu atas penjualan. Competitive-Parity Method
merupakan salah satu metode menentukan anggaran promosi atas dasar biaya promosi
pesaing. Dalam The Objective-and-Task Method perencana promosi harus
mendefinisikan tujuan tertentu dan menentukan tugas-tugas yang harus dijalankan
sebelum menentukan anggaran promosi.
Setelah anggaran promosi berhasil disusun, perlu dialokasikan kepada tiap-
tiap alat promosi (bauran promosi), yaitu iklan, promosi penjualan, publikasi dan
personal selling. Faktor-faktor yang mempengaruhi bauran promosi adalah pertama,
jenis pasar produk. Misalnya, antara produk konsumen (lebih menitikberatkan pada
iklan) dan produk industri (lebih menitikberatkan pada personal selling). Faktor
kedua, adalah strategi mendorong (lebih banyak personal selling dan promosi dagang)
atau strategi menarik (lebih banyak mengadakan iklan). Faktor ketiga ialah tahap
kesiapan pembeli. Misalnya, iklan dan publikasi lebih banyak dilakukan untuk
mengundang kesadaran konsumen terhadap adanya produk. Faktor keempat, ialah
tahap daur usia produk. Pada saat produk berada dalam tahap perkenalan, iklan dan
publikasi memegang peranan besar. Tahap pertumbuhan semua alat promosi mulai
dapat dikurangi karena permintaan tidak menjadi masalah. Pada tahap kedewasaan
semua alat promosi mulai ditingkatkan lagi. Dan pada tahap penurunan promosi
penjualan tetap diperkuat, sedangkan iklan dan publikasi dapat dikurangi dan tidak
perlu melakukan personal selling karena pembeli tidak akan tertarik.
Tahap selanjutnya, mengikuti perkembangan pasar, yaitu mengenai seberapa
jauh konsumen potensi menyadari adanya produk dan kemudian mencoba untuk
membeli produk, mencoba untuk membeli produk yang ditawarkan tersebut, dan
akhirnya puas karena kebutuhannya terpenuhi.
Terakhir, semua komunikasi harus dikelola dan dikoordinasikan secara
konsisten, tepat waktu dan efektivitas biaya.

SUMBER : BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 2 Halaman 2.55 –
2.61

2. Berikan penjelasan anda tentang bagaimana seharusnya AMDAL berperan dalam


kasus diatas dan kaitannya dengan Studi Kelayakan Bisnis

Penjelasan AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak
penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan layak lingkungan (alami, binaan, sosial-ekonomi dan budaya). Dengan
AMDAL, diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan
mengelola sumber daya alam secara efisien dan meminimumkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
Tidak semua rencana usaha/kegiatan membutuhkan AMDAL. Studi ini hanya
dilaksanakan oleh proyek-proyek yang berskala besar, memiliki kegiatan yang kompleks,
dan dapat mempengaruhi daerah sensitif/kawasan lindung. Dengan demikian, AMDAL
adalah proses pengkajian terpadu yang mempertimbangkan aspek ekologi, sosial-
ekonomi, dan sosial-budaya sebagai pelengkap kelayakan dari teknis dan ekonomi suatu
rencana usaha atau kegiatan.
AMDAL suatu proyek bukanlah suatu proyek yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan bagian proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan
utuh dari perusahaan dan lingkungannya sehingga AMDAL dapat dipakai dalam rangka
pengelolaan dan pemantauan proyek dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen
yang benar.

Bagaimana seharusnya AMDAL berperan dalam kasus tersebut


beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut.
1. Peran AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah disusun
rencana pengelolaan lingkungan, yang sebelumnya telah diketahui dulu dampak
lingkungan yang akan timbul sebagai akibat dari proyek yang akan dibangun. Dalam
kenyataannya nanti, dampak lingkungan yang telah diduga dapat jauh berbeda dengan
kenyataannya. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun
AMDAL atau karena pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai AMDAL
yang ada. Agar dapat dihindari kegagalan pengelolaan ini, pemantauan harus
dilakukan sedini mungkin, sejak awal pembangunan, secara terus-menerus dan
teratur.

2. Peran AMDAL dalam Pengelolaan Proyek


AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan
untuk mendapatkan perizinan. Selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain, seperti
aspek teknis dan ekonomis, seharusnya AMDAL dilakukan bersama-sama di mana
masing-masing aspek dapat memberikan masukan bagi aspek-aspek lainnya sehingga
akan dihasilkan suatu penilaian yang optimal terhadap proyek. Kenyataan yang biasa
terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat
menghasilkan penyesuaian dalam studi kelayakan untuk aspek lainnya. Bagian dari
AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh
mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama sumber
daya yang diperlukan oleh proyek tersebut, seperti air, energi, manusia, dan ancaman
alam sekitar.
3. AMDAL sebagai Dokumen Penting
Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sebagai sumber informasi
yang rinci mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek, dan
gambaran keadaan lingkungan di masa yang akan datang. Dokumen ini juga penting
untuk melakukan evaluasi, untuk membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan
dapat digunakan sebagai alat legalitas.
Dalam Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun
1999, disebutkan bahwa analisis mengenai dampak lingkungan merupakan komponen
dalam studi kelayakan suatu rencana kegiatan. Hasilnya digunakan sebagai bahan
perencanaan pembangunan wilayah. Kemudian, pada Pasal 22 disebutkan lebih lanjut
bahwa apabila analisis dampak lingkungan menyimpulkan bahwa dampak negatif
yang tidak dapat ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi, lebih besar
dibandingkan dengan dampak positifnya maka instansi yang bertanggung jawab
memutuskan wajib menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Hal ini
menunjukkan begitu pentingnya analisis dampak lingkungan bagi studi kelayakan
suatu rencana kegiatan.

Kaitan AMDAL dengan Studi Kelayakan Bisnis


Secara keseluruhan hubungan analisis mengenai dampak lingkungan dan studi
kelayakan perusahaan akan nampak seperti dalam gambar berikut ini.

Gambar Peranan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

AMDAL merupakan ujung tombak sekaligus pelengkap kelayakan dari teknis dan
ekonomis suatu rencana usaha atau kegiatan yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang berdampak kepada lingkungan.
Alasan diperlukannya AMDAL dalam suatu studi kelayakan adalah (1) karena
undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian dan (2) AMDAL harus
dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan adanya proyek-proyek.

Kesimpulan
Seperti kasus diatas, hal ini tidak didasarkan karena kesalahan-kesalahan
menyusun amdal tetapi karena pihak perusahaan PT Greenfield tidak menjalankan
dokumen AMDAL yang telah dikantonginya. Padahal dokumen AMDAL dibuat untuk
dijalankan agar pengelolaan lingkungan terjaga dan pihak sekitar (masyarakat) tidak
dirugikan akibat dari pembangunan proyek atau perusahaan PT Greenfield ini. Meskipun
telah dilaporkan oleh masyarakat dan banyak beredar postingan-postingan yang
menunjukkan pencemaran limbah, tetapi pihak PEMKAB BLITAR juga tidak ada
perbaikan sama sekali. Dapat disimpulkan secara hierarki AMDAL disusun untuk
melindungi lingkungan dan juga warga sekitar, tetapi apabila dokumen amdal hanya
sebagai formalitas untuk mendapatkan perizinan dan tidak dijalankan, maka peran
AMDAL akan otomatis tidak ada artinya.
Begitu juga kaitannya AMDAL dengan Studi Kelayakan Bisnis, sudah dijelaskan
bahwa Alasan diperlukan AMDAL adalah pertama karena undang-undang dan peraturan
pemerintah menghendaki demikian, kedua AMDAL harus dilakukan agar kualitas
lingkungan tidak rusak dengan adanya proyek-proyek. Dari kasus diatas bisa diaimpulkan
bahwa perusahaan hanya berorientasi terhadap poin pertama saja dengan mengabaikan
poin kedua, karena tidak menjalankan AMDAL yang dikantonginya.

SUMBER : BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 6 Halaman 6.3 –
6.7

3. Berdasarkan atas kasus diatas, jelaskan penyebab kegagalan manajemen yang


terjadi pada KODAK berdasarkan pendapat Muray D.Bryce terkait dengan studi
kelayakan bisnis

Saya jelaskan terlebih dahulu beberapa kegagalan manajemen menurut Murray D.


Bryce sebelum beralih ke jawaban saya mengenai kasus di atas. Berikut
penjelasannya :

Sebelum menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam analisis dan


perencanaan manajemen, analis perlu mengetahui lebih dahulu sebab-sebab terjadinya
kegagalan manajemen. Dengan mengetahui sebab-sebab kegagalan manajemen, analis
diharapkan bisa merencanakan manajemen yang sesuai dengan proyek masing-masing.
Menurut pengalaman Murray D. Bryce, kegagalan manajemen disebabkan:

1. Kegagalan Memahami Fungsi Puncak Pimpinan (Top Management)


Hal ini sering terjadi jika puncak pimpinan berkedudukan di lokasi yang berjauhan
dengan bawahan. Manajer lokal mendapat perintah dan kebijaksanaan dari puncak
pimpinan pusat dan bertanggung jawab terbatas pada perintah yang diberikan
pimpinan pusat kepadanya. Manajer lokal kurang mendapat informasi lebih jauh
mengenai kebijaksanaan pimpinan pusat sehingga manajer lokal kurang
memperhitungkan alasan-alasan yang mendasari kebijaksanaan yang dicanangkan
oleh pimpinan pusat yang biasanya merupakan tujuan jangka panjang perusahaan, dan
hanya memusatkan pikirannya pada masalah rutin di sekitarnya.

2. Kegagalan Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Memadai


Seorang manajer tidak akan dapat bekerja secara efektif tanpa tugas, tanggung jawab,
dan wewenang dari atasannya (dalam hal ini adalah pemilik perusahaan atau
pemegang saham). Larangan dan sanksi yang terlalu banyak akan membuat bawahan
merasa tidak bebas berkreasi sehingga akan membuat mereka tidak bisa bekerja
secara efektif.
3. Kegagalan Mendapatkan Tenaga Manajemen yang Memadai
Suatu proyek yang secara ekonomis nampaknya mempunyai prospek yang baik bisa
gagal apabila tidak memiliki tenaga manajer dalam jumlah yang memadai. Kurangnya
tenaga manajemen akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi, menurunkan
output, menimbulkan kesulitan mekanis. Apabila hal ini dibiarkan, proyek akan
mengalami kegagalan.

4. Kekurangan Tenaga Manajemen yang Berpengalaman


Serupa dengan kasus kegagalan memperoleh tenaga manajemen dalam jumlah yang
cukup, kualitas tenaga manajemen penting bagi keberhasilan suatu proyek. Kerap kali
terjadi, manajer-manajer yang menduduki posisi kunci sebagai manajer pemasaran,
produksi, personalia, dan keuangan tidak pernah mengikuti latihan dasar, tidak
memiliki pengalaman, dan tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya
secara efektif. Seorang yang dipilih menjadi manajer umum harus memiliki
pengalaman yang cukup dalam industri bersangkutan, pernah mengikuti latihan-
latihan kemampuan dasar atau kursus yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan
memiliki bakat pemimpin, bakat bisnis, dan pengalaman mengelola.

5. Kekurangan Pemimpin yang Berbakat


Seorang manajer yang memiliki kemampuan teknis sempurna tetap tidak akan
berhasil memimpin tanpa ada bakat memimpin. Nilai seorang manajer yang baik
adalah tergantung pada bakat memimpin yang ada pada dirinya. Nilai seorang
manajer yang baik adalah tergantung pada bakat memimpin, mengorganisasi, melatih,
mengerahkan dan merangsang inspirasi orang lain.

6. Tidak ada Pendelegasian


Seorang manajer sering tidak diberi kepercayaan untuk mengelola. Sebaliknya, sering
pula terjadi pemilik memberikan tugas kepada manajer yang tidak mampu.

7. Kurangnya Kesadaran tentang Profit dan Biaya


Cara mengukur efisiensi operasi perusahaan adalah dengan profitabilitas, yaitu tingkat
keuntungan yang dihasilkan. Tingkat keuntungan yang dihasilkan bisa pula dipakai
untuk menilai kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan.

8. Kurangnya Kesadaran Menggunakan Alat Akuntansi sebagai Alat Manajemen


Perusahaan-perusahaan di negara berkembang pada umumnya sering tidak memiliki
laporan harian, bulanan, atau tahunan sesuai dengan prosedur akuntansi yang berlaku.
Tidak adanya laporan-laporan tersebut akan menyulitkan para manajer untuk
mengetahui dan menunjukkan prestasinya.

9. Kurangnya Kesadaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Pengelolaan sumber daya manusia dengan kurang baik akan membuat perusahaan
mengalami berbagai kesulitan, misalnya tenaga kerja tidak puas dengan fasilitas yang
diberikan sehingga mempengaruhi hasil kerjanya. Karena itu, sebuah perusahaan
memerlukan pengelola yang baik mulai dari perencanaan jumlah dan kualitas,
pencarian, seleksi, pemilihan, pemeliharaan, dan pengembangan.

10. Kurangnya Kesadaran terhadap Fungsi Pemasaran


Kesadaran akan pentingnya kepuasan konsumen adalah sangat diperlukan. Hal ini
sering dilupakan karena perusahaan terlalu berorientasi pada profit. Jika keadaan ini
berlangsung terus, produk perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan produk
sejenis dari perusahaan pesaing karena kebutuhan konsumen tidak lagi berhasil
dipenuhi sesuai dengan tingkat kepuasan yang mereka harapkan.

Kesimpulan :
Jadi menurut saya dari 10 poin kegagalan manajemen menurut Murray D. Bryce, ada
beberapa poin yang menjadi kegagalan manajemen pada KODAK yaitu Poin kedua dan
poin kesepuluh

Kegagalan Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Memadai


Kodak memang perusahaan yang pertama kali menemukan film gulung dan
fotografi. Sejak 1888. Namun Ketika (George Eastman) meninggal, ia menyisakan
pengaruh pada perusahaan, yang salah satunya Kodak akan terus terikat dalam nostalgia,
kata Nancy Westt, seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University of
Missouri. "Nostalgia memang indah, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak
maju." tandasnya. Kodak tidak menciptakan produk baru, dia bertahan dengan kamera
sederhananya Sementara perusahaan kamera lain berinovasi dengan menciptakan kamera
digital. Hal itu tersebut kemudian menjadi kemelut di kubu perusahaan Kodak hingga
akhirnya Kodak bangkrut pada 2012 lalu.
Hal ini berarti terdapat kegagalan dalam memberikan wewenang dan tanggung
jawab yang memadai, kebangkrutan terjadi ketika sang pemilik dan pencetus meninggal
dunia. Hanya dengan berpacu pada kata-kata Kodak akan terus berpacu pada nostalgia,
sang penerus tidak maju dan berkembang, padahal sang pesaing banyak membuat
terobosan terbaru mengenai kamera digital. Akhirnya Kodak pun kalah, kasus ini sama
dengan Nokia yang beranggapan mereka adalah produk pertama dan tak terkalahkan,
tidak ingin maju mengembangkan produknya. Namun mereka salah, sebesar apa merk
yang telah mereka bangun akan jatuh jika tidak mengikuti kemajuan zaman.

Kurangnya Kesadaran terhadap Fungsi Pemasaran


Dalam kasus di atas menurut saya, pihak marketing juga tidak sadar bahwa pangsa
pasar sudah maju. Mereka tidak melihat kemajuan akan kebutuhan para konsumen.
Kodak bertahan dengan kamera sederhananya, jika keadaan ini berlangsung terus, produk
perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan pesaing
karena kebutuhan konsumen tidak lagi berhasil dipenuhi sesuai dengan tingkat kepuasan
yang mereka harapkan.

SUMBER : BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 7 Halaman 7.2 –
7.4
4. Berdasarkan studi kasus diatas, jelaskan analisa Anda apa yang seharusnya
dilakukan oleh perusahaan terkait dengan aspek hukum dalam Studi Kelayakan
Bisnis agar tidak mengalami penutupan usaha seperti kasus perusahaan diatas.

Perusahaan selalu terhubung dengan pihak ketiga dan ingin melindungi


perusahaan yang dijalankan secara jujur ("te goeder trouw"), maka sangat penting arti
legalitas suatu perusahaan dalam kegiatan bisnis. Legalitas suatu perusahaan atau badan
usaha adalah merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang
melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat.
Legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana
perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di
mata hukum. Bentuk-bentuk Legalitas Perusahaan Ada beberapa jenis jati diri yang
melegalkan badan usaha, diantaranya yaitu: nama perusahaan, merek perusahaan, dan
surat izin usaha perdagangan. Sedangkan manfaat dari legalitas perusahaan adalah
sebagai sarana perlindungan hukum, sarana promosi, bukti kepatuhan terhadap hukum,
mempermudah mendapatkan suatu proyek dan mempermudah pengembangan usaha.
Banyaknya perusahaan yang didirikan tanpa melegalkan perusahaan, sangat merugikan
perusahaan lain yang menjalankan kegiatan bisnisnya secara jujur.

Analisis dan penilaian aspek hukum juga tidak kalah pentingnya dengan analisis aspek
lainnya. Aspek ini merupakan aspek yang perlu diperhatikan pula untuk menilai
keberhasilan proyek dalam keseluruhan. Analisis yuridis (hukum) perlu dilakukan untuk
menilai proyek bertentangan atau tidak dilihat dari segi hukum. Misalnya, masalah
pendirian, perizinan. Peninjauan dari sisi ini penting dilakukan sebelum proyek terlanjur
diberhentikan oleh pihak-pihak yang berwajib karena dianggap beroperasi secara ilegal
atau menghadapi protes masyarakat yang menganggap bahwa proyek yang dibangun
dianggap melanggar norma kemasyarakatan. Akibatnya, paling tidak kerugian materi
akan menimpa sponsor proyek perusahaan.

Hal yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan dalam rangka menyelenggarakan
proyeknya yaitu dengan melengkapi dokumen-dokumen terutama yang menyangkut
perizinan pendirian usaha. Untuk jangka panjang tidak hanya sebagai formalitas saja
dalam mengurus izin-izin tersebut tetapi harus dilaksanakan agar tidak ada pihak yang
merasa dirugikan. Dari kasus diatas sebaiknya PT Jatim Steel Abadi segera mengurus
izin HO (izin gangguan) dan IUI (Izin Usaha Industri) agar tidak ditutup lagi.
Berdasarkan ketentuan dari pemerintah dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh
nantinya, PT Jatim Steel Abadi yang mengurus legalitas perusahaannya. Dengan proses
yang tidak terlalu rumit dan biaya yang tidak terlalu besar, PT Jatim Steel Abadi sudah
mendapatkan jaminan keberlangsungan perusahaannya. Justru jika pelegalan itu tidak
diurus, nantinya PT Jatim Steel Abadi itu sendiri yang akan mendapatkan kesulitan dalam
kegiatan usahanya. Selain merasa terancam dengan penertiban oleh pihak berwajib,
mereka juga akan kesulitan mengembangkan usahanya menuju ke arah yang lebih baik

Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas PT Jatim Steel Abadi, maka
akan diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
a) Sarana perlindungan hukum
PT Jatim Steel Abadi yang telah melegalkan perusahaannya akan terhidar dari
tindakan pembongkaran atau penertiban dari pihak berwajib, sehingga memberikan
rasa amandan nyaman akan keberlangsungan usahanya
b) Sarana Promosi
Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak langsung PT
Jatim Steel Abadi telah melakukan serangkaian promosi.
c) Bukti kepatuhan terhadap hukum
Dengan memiliki unsur legalitas tersebut menandakan bahwa PT Jatim Steel Abadi
telah mematuhi aturan hukum yang berlaku, secara tidak langsung ia telah
menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
d) Mempermudah mendapatkan suatu proyek
Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki dokumen-
dokumen hukum yang menyatakan pelegalan perusahaan tersebut. Sehingga hal ini
sangat penting nantinya untuk sarana pengembangan usaha.
e) Mempermudah pengembangan usaha
Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan dana yang cukup besar untuk
merealisasikannya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan proses peminjaman
kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen legalitas ini akan menjadi salah satu
persyaratan yang diajukan pihak bank.

SUMBER : BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 8 Halaman 8.3 –
8.13

Anda mungkin juga menyukai