Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.
Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
UniversitasTerbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sekadau, 22 Juni 2022
Rama Shintauly
70966
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
produknya, perusahaan harus memutuskan seberapa tingkat kualitas produknya yang akan
diproduksi, dengan harga berapa, saluran distribusinya bagaimana dan promosinya dalam
bentuk apa saja. Selanjutnya, perusahaan perlu mengadakan alokasi biaya kepada variabel
produk, harga, saluran distribusi, dan promosi.
Dalam menetapkan strategi pemasaran, selain pertimbangan-pertimbangan yang telah
disebutkan sebelumnya, perusahaan perlu memperhatikan posisi perusahaan yang
diinginkan di dalam industri, yakni sebagai pemimpin pasar, yaitu memiliki pangsa pasar
terbesar, sebagai penantang, sebagai pengikut, atau sebagai spesialis pasar. Selain itu tahap
kehidupan produk yang akan diproduksi perlu pula dipertimbangkan, yakni dalam tahap
perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, atau penurunan.
Program pemasaran juga sangat perlu ditentukan oleh manajemen untuk mendukung
strategi pemasaran yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran ini menyangkut produk, harga,
saluran distribusi, dan promosi. Program pemasaran yang menyangkut produk meliputi
kualitas produk, pembungkusan, pemberian merek, dan pelayanan.
Perencanaan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang dapat dilakukan oleh PT.
Indofood agar dapat sukses memasuki pasar internasional yang baru terkait studi kelayakan
bisnis sebagai berikut :
a. Perencanaan Produk
Produk adalah unsur yang pertama dan penting dalam bauran pemasaran. Strategi
produk merupakan koordinasi keputusan yang menyangkut bauran produk,
pengelompokan produk, produk secara individu, dan produk jasa.
Definisi bauran produk menurut Kotler (2008) adalah kesatuan kelompok produk dan
jenisnya yang ditawarkan penjual kepada pembeli, sedangkan yang disebut dengan
kelompok produk (product line) adalah sekelompok produk yang sama, dipasarkan
melalui cara-cara yang sama, dan memiliki harga jual yang kurang lebih sama.
Perusahaan perlu membuat keputusan yang berkenaan dengan produk secara individu,
yaitu menyangkut masalah kualitas produk, pemberian merek, pembungkusan, dan
pemberian label.
Setiap produk yang ditawarkan kepada konsumen dapat dilihat berdasarkan tiga tingkat.
Pertama, inti produk itu sendiri yang merupakan pelayanan yang penting bagi pembeli.
Kedua, produk yang berwujud, berdasarkan kualitasnya, merek, penampilannya, dan
pembungkusannya. Ketiga, produk yang baik, yang diikuti dengan berbagai pelayanan
yang menyertai produk tersebut, seperti jaminan, pemasangan, pelayanan perawatan,
dan pengangkutan gratis.
Masalah bauran produk dihadapi oleh banyak perusahaan yang menangani lebih dari
satu macam produk. Terdapat empat dimensi untuk menyusun strategi produk. Pertama,
dilihat dari lebarnya, artinya berapa banyak kelompok produk yang akan
diproduksi/dijual. Kedua, dilihat dari panjangnya, yaitu jumlah jenis dalam bauran
produk. Ketiga, ditinjau dari kedalamannya, yakni jumlah variasi setiap produk yang
ditawarkan. Terakhir, dilihat dari konsistensinya, yaitu seberapa jauh hubungan berbagai
kelompok produk terhadap pemakaian akhir, kebutuhan produksi, dan saluran distribusi.
Empat dimensi tersebut membantu perusahaan untuk mendefinisikan strategi
produknya, yakni perusahaan akan memperlebar kelompok produknya atau yang tidak
dengan menambah kelompok produk, atau perusahaan ingin memperpanjang kelompok
produknya menjadi perusahaan yang memproduksi bahan baku sampai dengan barang
jadi, atau perusahaan akan menambah variasi jenis produknya, atau perusahaan akan
menambah atau mengurangi konsistensi kelompok produknya.
Hal-hal yang perlu dilakukan perusahaan dalam kebijakan produk adalah pertama,
menentukan merek yang disesuaikan dengan kualitas, penampilan, dan disain produk.
Kedua, pembungkusan yang bertujuan untuk melindungi produk, penghematan,
kemudahan, dan promosi. Ketiga, pemberian label yang bertujuan untuk identifikasi,
deskripsi, dan promosi produk.
b. Perencanaan Harga
Walaupun faktor bukan harga mulai memainkan peranan dalam proses pemasaran
modern, harga tetap merupakan unsur yang memegang peranan penting. Dalam
kaitannya dengan studi kelayakan, masalah penentuan harga merupakan masalah yang
pertama kali dihadapi dalam penentuan harga bagi proyek baru. Dalam penentuan
harga bagi proyek baru ini, Perusahaan menghadapi enam tahapan, yaitu:
Tahap pertama, perusahaan harus menentukan tujuan perusahaan. Misalnya,
bertahan, maksimisasi profit, pendapatan maksimal, tingkat pertumbuhan penjualan
maksimal, atau kualitas produk tinggi.
Tahap kedua, perusahaan perlu menentukan skedul permintaan yang menunjukkan
jumlah yang bisa dibeli setiap periode pada setiap pilihan harga. Semakin tidak
elastisnya permintaan terhadap produk, semakin tinggi harga produk bisa ditetapkan.
Tahap ketiga, perusahaan memperkirakan perbedaan biaya setiap tingkat keluaran
(output).
Tahap keempat, perusahaan meneliti harga pesaing sebagai dasar untuk menentukan
harga, dengan cara mempelajari daftar pesaing, mengirimkan "mata-mata" yang
berpura-pura membeli produk pesaing, atau dengan mewawancarai konsumen produk
pesaing.
Tahap kelima, memilih metode penentuan harga, misalnya penentuan harga mark
up, going rate pricing (penentuan harga berdasarkan harga pesaing), penentuan harga
target kembali, perceived value pricing, yaitu atas dasar persepsi pembeli terhadap
produk, dan sealed-bid pricing, yaitu penentuan harga untuk keperluan lelang sehingga
perusahaan cenderung menentukan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan
pesaing dengan maksud dapat memenangkan tender.
Tahap terakhir, penentuan harga untuk proyek baru adalah memilih harga akhir
dengan memasukkan unsur psikologis dalam penentuan harga, koordinasi dengan
elemen bauran pemasaran lainnya, mencocokkan dengan kebijakan penentuan harga
perusahaan dan memastikan pemilihan harga akhir ini dapat diterima oleh para
distributor, tenaga pemasaran, pesaing, pemasok, dan pemerintah.
2. Berikan analisa anda tentang bagaimana perannya dalam berbagai hal sehingga
dianggap hal yang sangat penting bagi pemerintah Bengkulu untuk dilakukan dan
diterapkan oleh perusahaan terkait dengan studi kelayakan bisnis!
Jawaban :
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan layak lingkungan (alami, binaan, sosial-ekonomi, dan budaya). Dengan
AMDAL, diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola
sumber daya alam secara efisien dan meminimumkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Tidak semua rencana usaha/kegiatan membutuhkan AMDAL. Studi ini hanya dilaksanakan
oleh proyek-proyek yang berskala besar, memiliki kegiatan yang kompleks, dan dapat
mempengaruhi daerah sensitif/kawasan lindung. Dengan demikian, AMDAL adalah proses
pengkajian terpadu yang mempertimbangkan aspek ekologi, sosial-ekonomi, dan sosial-
budaya sebagai pelengkap kelayakan dari teknis dan ekonomi suatu rencana usaha atau
kegiatan.
Alasan diperlukannya AMDAL dalam suatu studi kelayakan adalah karena:
undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian;
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan adanya
proyek-proyek.
AMDAL suatu proyek bukanlah suatu proyek yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
bagian proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan utuh dari
perusahaan dan lingkungannya sehingga AMDAL dapat dipakai dalam rangka pengelolaan
dan pemantauan proyek dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar.
3. Berdasarkan atas kasus diatas, banyak sekali faktor penyebab dari tutupnya gerai 7-
eleven di Indonesia baik itu dari faktor internal maupun eksternal. Dalam kasus ini,
Anda diminta untuk menganalisis penyebab kegagalan manajemen yang terjadi pada
kasus tersebut berdasarkan pendapat Muray D.Bryce terkait dengan studi kelayakan
bisnis
Jawaban :
Menurut pengalaman Murray D. Bryce, kegagalan manajemen disebabkan:
a. Kegagalan Memahami Fungsi Puncak Pimpinan (Top Management)
Hal ini sering terjadi jika puncak pimpinan berkedudukan di lokasi yang berjauhan dengan
bawahan. Manajer lokal mendapat perintah dan kebijaksanaan dari puncak pimpinan pusat
dan bertanggung jawab terbatas pada perintah yang diberikan pimpinan pusat kepadanya.
Manajer lokal kurang mendapat informasi lebih jauh mengenai kebijaksanaan pimpinan
pusat sehingga manajer lokal kurang memperhitungkan alasan-alasan yang mendasari
kebijaksanaan yang dicanangkan oleh pimpinan pusat yang biasanya merupakan tujuan
jangka panjang perusahaan, dan hanya memusatkan pikirannya pada masalah rutin di
sekitarnya.
4. Berdasarkan kasus tutupnya 7-eleven di Indonesia pada kasus no. 3, ada beberapa
faktor penyebab internal dan eksternal yang muncul. Dari faktor-faktor tersebut,
mahasiswa diminta untuk menganalisa faktor terkait dengan aspek hukum yang
menyebabkan tutupnya gerai tersebut dan apakah yang seharusnya dilakukan oleh 7-
eleven sebelum masuk ke Indonesia terkait studi kelayakan bisnis agar tidak
tersandung dengan masalah hukum tersebut.
Jawaban :
a. Menganalisa Faktor Terkait dengan Aspek Hukum yang Menyebabkan Tutupnya Gerai
tersebut :
Faktor-faktor hukum yang mempengaruhi sebuah studi kelayakan bisnis. Dalam hal ini
faktor hukum yang mempengaruhi dalamnya studi kelayakan bisnis yakni faktor
legalitas. Dari sudut pandang hukum aspek legalitas ini jika dilihat dari segi
demografinya kita bagi menjadi legalitas hukum dan legalitas lingkungan.
Legalitas lingkungan dalam hal ini masyarakat atau para penduduk yang berdomisili
disekitar tempat usaha yang hendak dibuka. Legalitas dari lingkungan sekitar ini juga
termasuk dengan adat dan budaya masyarakat apakah bentuk usaha yang akan kita buka
di daerah tersebut bertentangan atau tidak dengan tata norma daerah sekitar.
Dari segi hukum negara aspek legalitas tentu saja erat kaitannya dengan legalitas
berdasarkan hukum negara. Dalam hal ini khususnya Indonesia, apabila sebuah bisnis
atau usaha hendak dibuka maka sudah barang tentu usaha atau bisnis tersebut harus taat
dan tidak menyalahi norma hukum yang berlaku di negara Indonesia.
b. Yang seharusnya dilakukan oleh 7-eleven sebelum masuk ke Indonesia terkait studi
kelayakan bisnis agar tidak tersandung dengan masalah hukum tersebut.
• Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut segala hal yang
berkaitan dengan legalitas dari sebuah usaha atau bisnis yang hendak dilakukan.
Ketentuan-ketentuan hukum yang diikuti tentu saja ketentuan hukum negara
namun tidak boleh dilupakan ketentuan hukum adat atau norma daerah yang
berlaku pada lokasi domisili usaha juga harus diperhitungkan.
• Ketentuan-ketentuan hukum meliputi izin lokasi, akte pendirian perusahaan dari
notaris, nomor pokok wajib pajak (NPWP), surat tanda daftar perusahaan, surat
izin tempat usaha dari pemerintah daerah setempat, surat tanda rekanan dari
pemerintahan daerah setempat, dan surat izinusaha perdagangan (SIUP).
• Aspek-aspek legalitas hukum di atas harus dipenuhi oleh para pelaku usaha
mengingat dalam setiap melakukan bisnis atau usaha yang legal para pelaku
usaha harus mentaati hukum negara dan aturan daerah yang berlaku demi
kelancaran dan kestabilan usaha.
• Mengacu pada kebijakan di bidang penanaman modal dan kebijakan di sektor
perdagangan, maka seharusnya perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia
dalam hal ini pemberi waralaba pihak asing harus mengikuti dan menaati semua
ketentuan hukum yang ada di Indonesia. Mengenai perdagangan eceran/ritel
dalam bentuk convenience store patut mendapat perhatian karena perkembangan
perdagangan eceran atau ritel di Indonesia seperti juga di negara- negara Asia
lainnya tumbuh dengan pesat.
Jangan sampai lokasi penempatannya itu mematikan pengusaha retail lokal.
Pemerintah harus mendukung program ekonomi kerakyatan yang melindungi
usaha kecil menengah dan koperasi, jangan sampai perusahaan yang didominasi
dengan modal asing dan teknologi yang melampaui menyingkirkan retail lokal
dan tradisional. Dengan demikian sebelum memberikan ijin waralaba dalam hal
ini penerbitan STPW, perlu di cek secara seksama apakah syarat-syarat teknis
pengajuan STPW itu sudah memenuhi syarat dan tidak melanggar peraturan
perundang-undangan di Indonesia.