Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN PASIEN HIV

KEPERAWATAN KOMUNITAS 2

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas 2

Dosen pembimbing: Irwina Angelina Silvanasari, S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh: Kelompok 5

1. Muthia Maharani Yahya (19010099)


2. Nikmatul Jannah (19010106)
3. Nindi Nur Kholifah (19010109)
4. Novita Zahro (19010112)
5. Novrinda Saras Lestari (19010113)
6. Reza Zarkasih Aditya (19010126)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2022
INTERVENSI YANG AKAN DILAKUKAN
Dari tugas yang diberikan, melalui diskusi kami memilih kasus pada kelompok atau agregat HIV. Jadi kami
mencari beberapa artikel dan memilih 3 artikel untuk dijadikan acuan dalam intervensi primer, sekunder dan
tersier pada agregat HIV.
`Intervensi Judul Artikel
Prevensi Primer PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN PELAJARSMA TENTANG HIV/AIDS

Prevensi Sekunder SKRINING HIV PADA REMAJA DI SURABAYA DENGAN


MENGGUNAKAN RAPID TEST

Prevensi Tersier SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP


KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS

a. Prevensi Primer
Dari artikel tersebut dikatakan bahwa Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya pencegahan
penularan HIV/AIDS. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang
HIV/AIDS.
Pendidikan Kesehatan adalah pemutaran video HIV/AIDS sekitar 5 – 10 menit, memberikan materi
pendidikan kesehatan kepada responen selama 20 menit, memberikan pertanyaan kesehatan pada
responden, menjawab pertanyaan responden, menutup pertemuan dan mengucapkan terima kasih dan
salam penutup. Lalu mengevaluasi kembali pengetahuan responden dalam waktu 5 – 10 menit dengan cara
pemberian kuesioner, meminta kesediaan responden untuk mengisi kembali kuesioner setelah dilakukan
pendidikan kesehatan, meminta responden untuk mengisi kuesioner secara lengkap dan benar.
b. Prevensi Sekunder
Dari artikel tersebut dikatakan bahwa Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi
Menular Seks) gaya hidup seperti ini membahayakan kesehatan reproduksi terutama kemungkinan
terjadinya penularan penyakit menular seksual termasuk HIV (Human Immuno-deficiency Virus)/AIDS
(Acquerid Immuno De-ficiency Syndrome) pada pasangannya. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dengan menIntervensi yang dilakukan adalah skrining HIV dengan menggunakan rapid test
menunjukkan hasil negatif pada remaja di Surabaya. Pengujian HIV dengan menggunakan uji serologis
dan biologi molekuler dibutuhkan untuk melacak virus HIV. Ini disebabkan tiap pengujian memiliki nilai
sensitivitas dan spesevitas yang berbeda-beda.

c. Prevensi tersier
Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan teknik yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam penyembuhan dirinya. Teknik ini dapat digunakan untuk
melatih individu memahami bahwa energi psikis mereka berupa perasaan, pikiran, dan emosi berperan
dalam setiap pengalaman. Sehingga ketika seseorang yang percaya bahwa dirinya tidak mampu, maka hal
itu akan menghalangi dirinya dalam menggunakan kemampuan yang sesungguhnya ada. Teknik SEFT
dapat membantu melatih pasien HIV AIDS memahami dan menerima keadaan diri mereka sendiri, selain
itu dapat melatih untuk menyadari sisi negatif dalam dirinya dan mengetahui untuk hidup bahagia dengan
sisi negative yang dimiliki, serta menjadikan pengalaman negatifnya menjadi pelajaran positif dalam
hidupnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata skort. kualitas hidup pasien HIV sebelum
tindakan SEFT adalah 97,07 dengan standar deviasi 10,292. Sesudah dilakukan tindakan SEFT didapatkan
rata-rata skort kualitas hidup 102,64 dengan standar deviasi. 3,49 .Terlihat nilai mean perbedaan antara
sebelum dan sesudah tindakan SEFT adalah 5,57 dengan standar deviasi 6,98 . Hasil Uji statistic
didapatkan nilai p = 0,011 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup
pasien HIV sebelum dan sesudah tindakan SEFT.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik HIV AIDS


Sub pokok bahasan Pencegahan HIV AIDS
Target Meningkatnya pengetahuan siswa tentang pencegahan HIV
Hari / Tanggal Jumat 10 juni 2022

Waktu 09.00- selesai


Tempat Gedung A ruang A102

A. LATAR BELAKANG
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih
yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk
menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan
penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untukmencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan
berbagai komplikasinya. Pencegahan perlu diperhatikan agar tidak menambah jumlah kasus HIVAIDS.

B. Tujuan Instruksional Umum


Tujuan dilakukannya penyuluhan ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang pencegahan hiv/aids.
C. TujuanInstruksionalKhusus
a. Menjelasakan pengertian HIV AIDS
b. Menjelaskan penyebab HIV AIDS
c. Menjelaskan bagaimana penularan HIV AIDS
d. Menjelaskan cara pencegahan HIV AIDS

D. Kegiatan penyuluhan
1. Metode : diskusi, dan tanya jawab
2. Strategi pelaksanaan
No WAKTU KEGIATAM PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 09.00- Pembukaan : Menjawab salam dan
09.05 - Meberi salam mendengarkan
(5 Menit) - Memperkenalkan diri
2. 09.05- Pelaksanaan : Mendengarkan,
09.20 Menjelaskan materi penyuluhan menyimak dan
(15 memperhatikan materi
Menit) yang diberikan
3. 09.20- Evaluasi : Bertanya, menyimak dan
09.25 - Memberikan kesempatan menjawab pertanyaan
(5 Menit) kepada klien untuk bertanya,
- Memberikan pertanyaan kepada
klien, dan
- Memberikan kesempatan
kepada klien untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan
pemateri
4. 09.25- Teriminasi : Mendengarkan dan
09.30 - Menyimpulkan materi yang menjawab salam
(5Menit) telah disampaikan
- Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu yang
telah diberikan, dan
Mengucapkan salam

3. Pengorganisasian dan uraian tugas


Pembawacara Novrinda saras lestari
Penyuluh Reza zarkasih adytia
Muthia maharani y.
Nuria sukma ita
Nikmatul jannah
Fasilitator Novita zahro
Nindi nur kholifah
Observer Dosen pengampu

E. Media
broWsur
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa kelompok 5
b. Pengorganisasian dilakukan.
c. Kontrak waktu penyuluhan dilakukan saat pelaksanaan penyuluhan kesehatan .
d. Media yang digunakan sudah siap sebelum acara penyuluhan di mulai.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan acara selama penyuluhan berlangsung atau meninggalkan acara dengan
ijin ke panitia.
b. Peserta kooperatif serta aktif bertanya.
c. Penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
a. Mahaiswa dapat memahami materi yang telah disampaikan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara mencegah penyakit HIV AIDS
c. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
TINJAUAN MATERI

A. MATERI

1. Pengertian
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired
berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita.
Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan
kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat
kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima
hingga sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan
virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit
akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi
memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke
dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang
tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya

2. Faktor penyebab terjadinya HIV AIDS yaitu


Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen,
dan sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka target utama HIV adalah
limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4.
Virus ini akan mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk yang terintegrasi di
dalam informasi genetik dari sel yang diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA
(ribonucleic acid) menjadi DNA (deoxyribonucleic acid) menggunakan enzim
reverse transcriptase. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel
hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus. Setiap kali sel
yang dimasuki retrovirus membelah diri, informasi genetik virus juga ikut diturunkan.
Cepat lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV mengembangkan AIDS dapat
bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas orang yang
terinfeksi HIV akan mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait HIV dalam 5-10
tahun, meskipun ini bisa lebih pendek. Waktu antara mendapatkan HIV dan diagnosis
AIDS biasanya antara 10–15 tahun, tetapi terkadang lebih lama. Terapi antiretroviral
(ART) dapat memperlambat perkembangan penyakit dengan mencegah virus
bereplikasi dan oleh karena itu mengurangi jumlah virus dalam darah orang yang
terinfeksi (dikenal sebagai 'viral load').
3. Penularan penyakit HIV AIDS dipengaruhi oleh
a. Media penularan HIV/AIDS
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari individu yang
terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan vagina. Individu tidak
dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari biasa seperti berciuman, berpelukan,
berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.
b. Cara penularan HIV/AIDS
a. Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah
terpapar HIV.
b. Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
c. Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan pisau
cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama
dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara-
cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah. Ibu hamil kepada
anak yang dikandungnya.
1) Antenatal : saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui plasenta.
2) Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina.
3) Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu.
Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah
terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang
tertular HIV tertular dari ibunya.
4. Gejala HIV/AIDS
Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Meskipun orang yang
hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama, banyak
yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya. Beberapa minggu
pertama setelah infeksi awal, individu mungkin tidak mengalami gejala atau
penyakit seperti influenza termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit
tenggorokan.
5. Pencegahan HIV
Langkah dini yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV pada
bayi adalah dengan mencegah perempuan usia reproduksi tertular HIV. Komponen
ini dapat juga dinamakan pencegahan primer. Pendekatan pencegahan primer
bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi secara dini, bahkan
sebelum terjadinya hubungan seksual. Hal ini berarti mencegah perempuan muda
pada usia reproduksi, ibu hamil dan pasangannya untuk tidak terinfeksi HIV.
Dengan demikian, penularan HIV dari ibu ke bayi dijamin bisa dicegah. Untuk
menghindari penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai berikut.
i. A (Abstinence) : artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi
yang belum menikah.
ii. B (Be faithful) : artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak
berganti-ganti pasangan).
iii. C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan kondom.
iv. D (Drug No): artinya Dilarang menggunakan narkoba.
v. E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai
HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.

Pertanyaan mahasiswa :

Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (588-595)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN PELAJAR SMA TENTANG HIV/AIDS
Harmawati*, Desriza Artika Sari, Devi Verini
Sarjana Ilmu Keperawatan, STIKes Syedza Saintika Padang
*
E-mail : harmawati1958@gmail.com

Submitted :17-01-2018, Reviewed:29-01-2018, Accepted:07-02-2018


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i3.3058

ABSTRAK
Dinas Kesehatan Kabupaten Solok hingga bulan November 2016 telah mendata sebanyak 30 kasus AIDS
dengan angka kematiannya 16 kasus. Daerah Kecamatan Lembah Jaya dari tahun 2012 hingga tahun 2015
terdapat 5 kasus positif AIDS, yang meninggal sebanyak 3 kasus. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pelajar SMA tentang HIV/AIDS di SMA
02Kecamatan Lembang JayaKabupaten Solok tahun 2017.Penelitian ini Pre Eksperimental dengan rancangan
One Group Pre test – Post test Design.Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2016 sampai Februari 2017
terhadap 18 responden Pengambilan data dilakukan dengan digunakan adalah uji Wilxcoxon dengan nilai
p=0,05. Hasil penelitian diperoleh rata-rata tingkat pengetahuan pelajar tentang HIV/AIDS sebelum diberikan
pendidikan kesehatan 8,44 dan rata-rata tingkat pengetahuan sesudah diberikan pedidikan kesehatan yaitu
11,89.Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pelajar SMA dengan nilai p-value =
0,000. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan pelajar SMA tentang HIV/AIDS di SMA 02 Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok Tahun
2017. Pihak sekolah untuk lebih mendukung program dalam meningkatkan pengetahuan pelajar untuk
mendapatkan informasi kesehatan tentang HIV/AIDS dengan melakukan kerja sama dengan pihak Puskesmas.
Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, Tingkat pengetahuan pelajar HIV/AIDS

ABSTRACT
Solok district Health Department until November 2016 has log as many as 30 cases of AIDS with the number of
death 16 cases. The area of Subdistrict Lembang jaya from 2012 until 2015 there are 5 positive AIDS cases and
deaths by as much as 3 cases. The purpose of the reseach is to know the infuence of helath education toward
high school students knowledge level about HIV/AIDS in high school 02 sub district of Lembang JayaSolok
Regency in 2017. This research type was Pre Experimental design with One Group Pretest-Posttest Design. This
research was conducted from Desember 2016 until February 2017 of 18 respondents. Data retrieval is
performed using question form and data prossesing with computer and the test statistic used is the test of
Wilxocon with a value of p =0,05. The results showed the averge level knowledge students of HIV/AIDS before it
was given heslth education that is 8,44 and level knowledge students of HIV/AIDS after given health education
that is 11.89. The influence of health on the level of knowledge high school student obtained value p-value =
0,000. The conclusion of the results of the research there is the influence of health education toward high
school students knowledge a bout HIV/IDS in high school 02 sub district of Lembang Jaya Solok Regency in
2017. Advice : for the school to optimize program in an effort to improve knowledge students to get the
information health HIV/AIDS to have a partnership with health center.

Keywords : health education, level of knowledge of student, HIV/AIDS

PENDAHULUAN penyakit HIV/AIDS yang tampak hanyalah


Penyakit HIV/AIDS merupakan kasus yang dilaporkan saja. Pencegahan
masalah yang di ibaratkan seperti penyakit HIV/AIDS ini Millenium
fenomena gunung es, dimana yang nampak Development Goals (MDGs) memiliki
hanyalah puncaknya saja. Hal ini sama tujuan untuk memerangi HIV/AIDS yang
dengan
tercantum dalam tujuan keenamnya kasus.Data Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan salah satu indikatornya adalah Solok bulan November 2016 terdapt 30
“Penggunaan kondom pada hubungan seks kasus AIDS dan angka kematian 16 kasus.
resiko tinggi dan penggunaan kondom Kecamatan Lembang Jaya dari tahun 2012
sebagai alat kontrasepsi dengan hingga tahun 2015 terdapat 5 kasus positif
meningkatkan cakupan pengetahuan AIDS. dan meninggal sebanyak 3 kasus.
komprehensif mengenai HIV/AIDS pada LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
kelompok umur 12 – 14 tahun” ( Transgender) juga marak terjadi
Kemenkes,RI.2015). dikalangan remaja terutama homoseksual
Virus HIV terutama pelajar SMA di Kabupaten Solok.
(Human Permasalahan remaja tersebut apabila tidak
Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus cepat ditangani maka akan berdampak
yang termasuk dalam family lentivirus. makin tingginya angka penularan
Retrovirus mempunyai kemampuan HIV/AIDS dan merupakan ancaman bagi
menggunakan RNA-nya dan DNA kelangsungan hidup dan pembangunan
penjamu untuk membentuk virus DNA dan negara, dimana remaja merupakan generasi
dikenali selama periode inkubasi yang penerus bangsa, pelaksana dari
panjang. Acquired Immunodeficiency pembangunan. (Rumini & Sundari, 2013).
Syndrom atau disingkat AIDS merupakan Pendidikan kesehatan merupakan
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul salah satu upaya pencegahan penularan
karena rusaknya system kekebalan HIV/AIDS. bertujuan untuk meningkatkan
manusia akibat infeksi virus HIV atau pengetahuan komprehensif masyarakat
Human Immunodeficiency Virus (Nursalam tentang HIV/AIDS. Pendidikan kesehatan
& Kurniawati D, Ninuk.2009).Gejala – bukan hanya berhubungan dengan
gejala klinis yang ditimbulkan akibat komunikasi informasi, tetapi juga
infeksi tersebut biasanya baru disadari berhubungan dengan adopsi motivasi,
pasien setelah beberapa lamanya karena keterampilan dan kepercayaan diri untuk
tidak mengalami kesembuhan. Gejala melakukan tindakan memperbaiki
mayor klinis yang ditimbulkan akibat kesesehatan. (Nursalam dan Efendi Ferry,
infeksi demam berkepanjangan lebih dari 3 2012). Hasil penelitian terdahulu Setiawati
bulan, diare kronis lebih dari 1 bulandan (2008) tentang pengaruh pendidikan
berulang, penurunan berat badan 10% kesehatan terhadap perubahan pengetahuan
dalam 3 bulan dan TBC. Gejala minor dan sikap dalam pencegahan HIV/AIDS
yaitu batuk kronis selama lebih 1 bulan, pada pekerja seks komersil menyebutkan
infeksi pada mulut dan tenggorokan, bahwa pendidikan kesehatan sangat efektif
pembengkakan kelenjar getah bening yang dalam meningkatkan pengetahuan dan
menetap diseluruh tubuh dan muncul sikap pekerja seks komersil dalam
herpes zoster berulang.( Nursalam & pencegahan HIV/AIDS. Hasil penelitian
Kurniawati D, Ninuk.2009). Usia remaja lainnya yang berkaitan dengan masalah ini
merupakan usia yang sangat rentan untuk Yetti,B (2016) menyimpulkan bahwa ada
terinfeksi HIV, lebih dari setengah infeksi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
HIV didunia ditemukan pada usia 15 – 19 pengetahuan remaja tentang pencegahan
tahun karena hubungan seksual (Inggit HIV/AIDS.
Rahayu, 2017 dalam Guindo, et al. 2014). Survey awal yang penelitian
Kasus AIDS tahun 2015 terjadi lakukan di SMA 2 Kecamatan Lembang
peningkatan 7,8 %. Angka kematian akibat Jaya tanggal 01 Desember 2016 dari 10
AIDS 2014 sebanyak 956 kasus, dan tahun pelajar, peneliti bertanya tentang
2015 sebanyak 610 kasus. Provinsi pengertian HIV/AIDS 6 orang pelajar
Sumbar dari data profil kesehatan 2015 tidak mengetahui tentang HIV/AIDS, 1
Sumbar urutan ke sembilan kasus AIDS orang menjawab HIV/AIDS penyakit yang
tertinggi. Tahun 2015 terdapat kasus
sebanyak 243
disebabkan karena hubungan seksdan 3 ketersediaan sarana dan prasarana atau
orang tidak tanda dan gejala kurang fasilitas kesehatan, sumber-sumber yang
memahmi gejala HIV/AIDS batuk ada (media). 3. Faktor-- faktor penguat
berdahak, berat badan turun. Pencegahan (reinforcing factors) adalah perilaku
penyakit HIV/AIDS 4 orang pelajar petugas kesehatan, dukungan keluarga.
mengatakan tidak melakukan hubungan Sedang menurut Notoatmodjo (2010)
seks dan tidak berciuman, 3 pelajar tidak mengatakan bahwa tingkat pengetahuan
melakukan hubungan bebas, hudup dengan bertujuan mengelompokkan tingkah laku
benar dan mendekatkan diri pada Tuhan masyarakat atau individu menjadi tingkat
dan 3 orang pelajar tidak sembarangan pengetahuan: a). Tahu (Know). b).
dalam memilih teman. Memahami (Comprehensive). c). Aplikasi
Tujuan kegiatan penelitian ini (Aplication). d). Analisis (Analysis). e).
adalah untuk mengetahui pengaruh Sintesis (Syntesis). f). Eavaluasi
pendididkan kesehatan terhadap tingkat (evaluation).
pengetahuan pelajar SMA tentang Pengembangan hipotesis adalah
HIV/AIDS di SMAN 02 Kecamatan apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan
Lembang Jaya Kabupaten Solok tahun terhadap tingkat pengetahuan pelajar SMA
2017. Rencana pemecahan masalah yaitu tentang HIV/AIDS di SMA 02 Kecamatan
dengan memberikan pendidikan kesehatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.
pada anak remaja SMAN 02 dengan
dilakukan test sebelum dan sesudah
pendidikan kesehatan.
. Pendidikan kesehatan adalah proses
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini Pre
membuat orang mampu meningkatkan
Eksperimental dengan rancangan One
kontrol dan memperbaiki kesehatan
Group Pretest – Posttest Design
individu. Kesempatan yang direncanakan
( Nursalam, 2013). Desain penelitian yang
untuk individu, kelompok atau masyarakat
melakukan observasi sebelum dan sesudah
agar belajar tentang kesehatan dan
diberikan perlakukan pada satu kelompok.
melakukan perubahan-perubahan secara
Penelitian ini menguji perubahan –
suka rela dalam tingkah laku individu
perubahan yang terjadi pada kelompok
(Manuaba, 2008). Selain itu dukungan
setelah adanya eksperimen (perlakuan).
sosial keluarga pada ODHA dapat
Bentuk rancangan ini adalah sebagai
mengurangi tingkat stres (Masruroh,
berikut :
2014). Tujuan Pendidikan kesehatan
Bagan 3,1
adalah tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat,
Rancangan intervensi
terbentuknya perilaku sehat pada individu,
O1 ------------ I-------------O2
keluarga dan masyarakat, untuk mengubah
perilaku perseorangan dan masyarakat
Ket :
dalam bidang kesehatan ( Effendy, 2011).
O1 : Pengukuran sebelum dilakukan
Metode – metode Pendidikan kesehatan.
pendidikan keseharan (Pre – Test )
adalah metode pendidikan individu,
I : Pelaksanaan pendidikan kesehatan
kelompok dan massa (public).
O2 : Pengukuran setelah dilakukan
Menurut Lawrence Green faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku pendidikan kesehatan ( Post – Test)
manusia terdapat tiga faktor : 1. Faktor – Populasi pada penelitian ini adalah
faktor predisposisi (predisposing factors ) pelajar kelas X MIPA 1 di SMA 02
adalah pendidikan, sosial ekonomi, Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten
pemberian informasi. 2. Faktor–faktor Solok sebanyak 36 orang. Sedangkan
pemungkin (enabling factors) adalah sampel dalam pre eksperimental sederhana
sampel maksimal yang digunakan adalah
20 orang (Sugiono, 2015).Teknik
pengambilan sampel Systematic random kemaknaan (p < 0,005) maka data distribusi
sampling yaitu teknik yang membagi tidak normal.
jumlah atau anggota populasi dengan
perkiraan jumlah sampel yang diinginkan.
hasilnya adalah interval dari sampel yang
akan diambil adalah 36 : 20 yaitu 1,8 atau
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis univariat
dibulatkan menjadi 2. Setiap kelipatan 2
didapatkan hasil sebagai berikut :
itulah yang menjadi sampel dalam
penelitian ini sehingga didapatkan jumlah
sampel sebanyak 18 responden.
Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner yang dibagikan
Tabel 1 : Rata – rata HIV/AIDS di SMA 02
Tingkat Pengetahuan kecamatan Lembang Jaya
Pelajar SMA Sebelum Kabupaten Solok tahun
diberikan Pendidikan 2017.
Kesehatan tentang
kepada pelajar SMA sebanyak 18 orang
yang sebelumnya mengisi informed Variabel Mean SD Max-Min N
concent. Langkah – langkah penelitian
adalah a). Pelaksanaan Pre – Test yaitu
perkenalkan diri, menjelaskan tujuan Pre test 8,44 1,294 10 – 5 18
penelitian, setelah responden memahami
tujuan peneliti maka responden diminta
untuk menanda tangani informed concent, Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat rata –
melakukan evaluasi pengetahuan terhadap rata tingkat pengetahuan pelajar tentang
18 orang responden dengan pemberian HIV/AIDS sebelum diberikan pendidikan
kuesioner dalam waktu 10 – 15 menit..b). kesehatan yaitu 8,44 dengan standar
Pemberian Pendidikan Kesehatan adalah deviasi (SD) yaitu 1,294. Tingkat
pemutaran video HIV/AIDS sekitar 5 – 10 pengetahuan maximum responden 10 dan
menit, memberikan materi pendidikan tingkat pengetahuan minimum responden 5
kesehatan kepada responen selama 20 di SMA 02 Kecamatan Lembang Jaya
menit, memberikan pertanyaan kesehatan Kabupaten Solok.
pada responden, menjawab pertanyaan Hasil penelitian ini didukung
responden, menutup pertemuan dan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
mengucapkan terima kasih dan salam dilakukan oleh Belinda (2013) tentang
penutup. c). Post – test mengevaluasi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
kembali pengetahuan responden dalam tingkat pengetahuan siswa tentang cara
waktu 5 – 10 menit dengan cara pemberian pencegahan penyakit HIV/AIDS di SMA 1
kuesioner, meminta kesediaan responden Menado ditemukan rata – rata tingkat
untuk mengisi kembali kuesioner setelah pengetahuan pelajar sebelum diberikan
dilakukan pendidikan kesehatan, meminta pendidikan adalah 17,30.
responden untuk mengisi kuesioner secara Berdasarkan dari hasil tingkat
lengkap dan benar. Waktu penelitian dari pengetahuan pelajar tedapat tingkat
bulan Desember 2016 sampai bulan pengetahuan minimum responden yaitu 5
Februari 2017. dan tingkat pengetahuan maximum 10.
Teknik analisa data adalah Analisa Hasil dari kuesioner yang diberikan pada
Univariat adalah analisis yang dilakukan responden hanya 94 % jawaban yang benar
untuk satu variabel atau analisa yang sedang 6 % responden tidak bisa
dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian menjawab dengan benar. Hal ini
( Notoatmodjo, 2005). Analisa Bivariat menandakan setiap pelajar memiliki
adalah data diolah secara komputerisasi tingkat pengetahuan yang berbeda – beda
untuk mengetahui pengaruh variabel dan pengetahuan pelajar yang masih
independen terhadap variabel dependen rendah ini karena pelajar selama ini tidak
yang diteliti.Hasil uji interpretasi begitu terpapar dengan penyakit ini, dan
kurang menerima
informasi tentang kesehatan terutama Bedasarkan dari hasil tingkat
HIV/AIDS. Hal ini dibuktikan tidak ada pengetahuan pelajar tedapat tingkat
kegiatan seperti konseling, PKPR, PMI pengetahuan minimum responden yaitu 10
dan lain- lain. Selain itu petugas kesehatan dan tingkat pengetahuan maximum 14.
tidak melakukan perannya dengan Hasil dari kuesioner yang diberikan pada
maksimal. responden 100 % jawaban yang benar. Hal
ini menandakan bahwa kegiatan
pendidikan kesehatan yang dilakukan
Tabel 2 : Rata – rata Tingkat efektif karena terjadi peningkatan
Pengetahuan Pelajar SMA pengetahuan atau pemahaman pelajar.
Teknik atau media juga memegang
Sesudah Diberikan peranan penting dalam penelitian ini,
Pendidikan Kesehatan dimana menggunakan media yang
tentang HIV/AIDS di SMA 02 menariksehingga akan meningkatkan
minat pelajar untuk mendengar dan
Kecamatan Lembang Jaya mengikuti pendidikan kesehatan yang
Kabupaten Solok. dilakukan tanpa ada rasa keterpaksaan.
Media yang digunakan berupa gambar
yang lucu, pemutaran video/film pendek
Variabel Mean SD Max – Min N tentang remaja dengan masalah
HIV/AIDS. dan penayangan video
Post test 11,89 1,323 14 – 10 18 bagaimana proses AIDS menyerang
seorang penderita (ODHA) sehingga
Berdasarkan tabel 2 menyatakan mengugah hati dan nalurinya untuk tidak
rata – rata tingkat pengetahuan pelajar terjerumus dengan penyakit yang sama.
tentang HIV/AIDS sesudah diberikan
pendidikan kesehatan yaitu 11,89 dengan Berdasarkan hasil analisis Bivariat
standar (SD) yaitu 1,323 . Tingkat didapatkan hasil sebagai berikut :
pengetahuan maximum 14 dan tingkat
pengetahuan minimum 10 di SMA 02 Tabel 3. Pengaruh
Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten
Solok
Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian ini didukung oleh terhadap Tingkat
hasil penelitian sebelumnya Bevi,Y (2016) Pengetrahuan Pelajar SMA
tentang pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pencegahan HIV/AIDS terhadap
tentang HIV/AIDS di SMA
pengetahuan remaja SMAN 2 Kabupaten 02 Kecamatan Lembang
Solok ditemukan rata – rata pengetahuan Jaya Kabupaten Solok.
remaja sesudah diberikan pendidikan
kesehatanyaitu 14,46. Mean SD Min Max p value
Pemberian pendidikan kesehatan
tentang HIV/AIDS pada pelajar ini sangat Pre test 8,44 1,294 5 10 0,000
penting, karena dengan pendidikan Post test 11,89 1,322 10 14 0,000
kesehatan kepada pelajar ini dapat
menambah pengetahuan, merubah sikap kesempatan pada individu, keluarga,
dan menerapkannya dalam kehidupan kelompok dan komunitas untuk
sehari – hari sehingga tercapainya tujuan mengaktualisasi dirinya dalam
dari pendidikan kesehatan yaitu mempertahankan keadaan sehat ya g
meningkatkan derajad kesehatan optimal ( Nursalam & Efendi, Ferry, 2012).
(kesejahteraan), menurunkan
ketergantungan dan memberikan
Berdasarkan tabel 3. Menyatakan
bahwa terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan pelajar sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan. Rata –
rata tingkat pengetahuan pelajar tentang
HIV/AIDS sebelum diberikan pendidikan
kesehatan yaitu 8,44 dan standar deviasi
(SD) 1,294. Sesudah diberikan
pendidikan kesehatan rata – rata tingkat
pengetahuan
11.89 dengan standar deviasi (SD) 1,323.
Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan
nilai pV= 0,000 berarti ada pengaruh
pendidikan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pengetahuan pelajar tentang HIV/AIDS ini
pelajar SMA tentang HIV/AIDS di SMA ditunjukkan adanya perbandingan yang
02 Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten signifikan antara sebelum ( Pre test ) dan
Solok. sesudah ( Post test ) dilakukan pendidikan
Penelitian didukung oleh peneliti kesehatan di SMA 02 Kecamatan
sebelumnya yang dilakukan Bevi,Y (2016) Lembang Jaya Kabupaten Solok. Hal ini
tentan g pengaruh pendidikan kesehatan terbukti dengan diberikan pendidikan
tentang pencegahan HIV/AIDS terhadap kesehatan pada pelajar meningkatkan
pengetahuan remaja SMAN 2 Kota Solok pengetahuan pelajar tentang HIV/AIDS
ditemukan adanya pengaruh pendidikan sehingga diharapkan dapat membantu para
kesehatan terhadap pengetahuan remaja pelajar untuk menentukan arah hidup ya ng
tentang pencegahan HIV/AIDS di SMAN sedang dicarinya, sehingga tidak
2 Kota Solok.(p = 0,000) terjerumus dalam lingkungan yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan beresiko terhadap HIV/AIDS.Sedangkan
penelitian Derison, MB dkk tentang menurut Waluyo A, (2010) mengatakan
Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang bila pasien sudah terdeteksi HIV/AIDS
HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan perilaku perawat yang membedakan dan
siswa SMA mengatakan bahwa ada diskriminasi karena perawat sedikit
pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengalaman atau memiliki pengalaman
tingkat pengetahuan siswa SMA. merawat ODHA akan memiliki perilaku
Menurut Ottawa Charter yang belum dapat beradaptasi dengan
memberikan pengertian pendidikan kehadiran ODHA. HIV selain
kesehatan adalah proses untuk menyebabkan gangguan fisik, juga dapat
meningkatkan kemampuan masyarakat menyebabkan gangguan sosial yang dapat
dalam memelihara dan meningkatkan berpengaruh terhadap kehidupan pasien.
kesehatan. Selain itu untuk mencapai Stigma negatif dan diskriminatif dapat
derajat kesehatan yang sempurna baik menghambat proses penanganan penyakit
fisik, mental dan sosial maka masyarakat HIV/AIDS (Malcolm et al 1998,
harus mampu mengenal dan mewujudkan Macintyre, 2001, Superkertia IGME,
aspirasinya, kebutuhannya dan mampu 2015).
mengubah atau mengatasi lingkungannya
baik lingkungan fisik,sosial,budaya dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Remaja dalam menerima pelajaran
SIMPULAN
Hasil penelitian yang didapatkan
atau informasi memiliki daya tangkap
dari penelitian adalah sebagai berikut :
yang berbeda – beda. Faktor – faktor yang
Rata – rata tingkat pengetahuan pelajar
mempengaruhinya yaitu 1). Faktor internal
SMA sebelum pendidikan kesehatan
siswa :yaitu hal – hal atau keadaan yang
tentang HIV / AIDS ( 8,44 ) di SMA 02
muncul dari dalam diri siswa itu sendiri
Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten
seperti kognitif (ranah cipta), afektif
Solok Tahun2017. Rata – rata tingkat
(ranah rasa) dan psikomotor ( ranah
pengetahuan pelajar SMA sesudah
karsa ). 2).Faktor eksternal siswa seperti :
pendidikan kesehatan tentang HIV / AIDS
yaitu hal
( 11,89 ) di SMA 02 Kecamatan Lembang
– hal atau keadaan yang datang dari luar
Jaya Kabupaten Solok Tahun2017. Ada
diri siswa seperti lingkungan keluarga
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
dimana lingkungan keluarga yang tidak
tingkat pengetahuan pelajar SMA tentang
harmonis akan menyebabkan daya tangkap
HIV /AIDS di SMA 02 Kecamatan
siswa menjadi lemah dan sebaliknya. (
Lembang Jaya Kabupaten Solok Tahun
Tim Penulis Poltekes Jakarta 1 , 2010 ).
2017.
Hasil penelitian ada pengaruh
Melalui pimpinan sekolah untuk
pendidikan kesehatan terhadap tingkat
lebih mengoptimalkan program – program
dalam upaya meningkatkan pengetahuan
pelajar untukmendapatkan informasi Departemen Kesehatan RI Direktorat
kesehatan dengan melakukan kerjasama Jenderal Pengendalian Penyakit dan
dengan Puskesmas setempat. Mengingat Penyehatan Lingkungan. (2007).
akan dampak besar dari HIV / AIDS Pedoman Pengembangan Jejaring
disarankan kepada kepala sekolah untuk
memasukkan pengetahuan tentang
HIV/AIDS kedalam mata ajaran /
kurikulum sekolah atau dimasukkan
kedalam kegiatan ekstra kurikuler seperti
kegiatan konselor sebaya, PKPR,PMI dan
lain lain.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada penyusunan penelitian ini
banyak mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Patrismon, S.Pd Kepala Sekolah
SMA 02 Kecamata Lembang Jaya
Kabupaten Solok yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, (2011). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Salemba Medika.Jakarta.
Arikunto, S. ( 2012). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Cipta.Jakarta
Bevi Y,( 2016). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Pencegahan
HIV/AIDS terhadap Pengetahuan
Remaja di Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN). Skripsi
PadangSTIKes Syedza Saintika
Padang.
Budiman & Riyanto, Agus.( 2013) . Kapita
Selekta Kuesioner Pengetahuan
dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan. Salemba
Medika.Jakarta.
Dahlan, Sopiyudin.(2010). Besar Sampel
dan cara Pengambilan Sampel
dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Edisi 3. Salemba
Medika.Jakarta
layanan Dukungan, Perawatan & Jurnal Endurance 2 (2) June 2017
Pengobatan HIV / AIDS.Jakarta. (145-150) Kopertis Wilayah X
Derison, MB. (2014). Pengaruh Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri.
Penyuluhan Kesehatan Tentang
HIV/AIDS terhadap Tingkat Pengetahuan
Siswa

SMA.Kepmenkes RI.Bengkulu.
Ermanto, Emidar, (2015). Bahasa
Indonesia

Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. UNP
Press.Padang.
Masruroh, (2014). Hubungan antara
Dukungan Sosial Keluarga
Dengan Tingkat Stres pada
Penderita HIV/AIDS (ODHA) di
Wilayah Kabupaten Jombang.
Jurnal Edu Health.Vol 4 No.1 April
2014. Universitas Pesantren
Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
Notoatmodjo,S. (2010). Metode
Penelitian Kesehatan. PT Rineka
Cipta.Jakarta Noviana, N., (2016).
Konsep HIV/AIDS seksual &
Kesehatan Reproduksi. Trans Info
Media. Jakarta.
Nurachmah E, ( 2009). Faktor – Faktor
Pencegahan HIV/ AIDS Akibat
Perilaku Berisiko Tertular Pada
Siswa SLTP X Jakarta, Jurnal
Makara Kesehatan Vol.13 No.2
Desember (2009) : 63-68
Indonesia Depok.Depok
Nursalam, Kurniawati D, N., (2009)
Asuhan Keparawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV /AIDS. Salemba
Medika.Jakarta.
Nursalam, Efendi, F., 2012. Metode
Penelitian Keperawatan. Salemba
Medika.Jakarta.
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Edisi 3.Salemba
Medika. Jakarta.Rahayu, I.,
2017 Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang
HIV/AIDS Dengan Perilaku
Seksual Paranikah
PelajarSMA Negeri 1 Rengat.
Rukmini, S., (2013). Perkembangan Anak
Dan Remaja. Rineka Cipta.Jakarta.
Sarwono, SW., ( 2006). Psikologi
Remaja. Raja Grafindo.Jakrta.
Setiawati, ( 2008) . Pengaruh Pendidikan
Kesehatan terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap dalam
Pencegahan HIV/AIDS pada Pekerja
Seks Komersial. Skripsi. Padang :
STIKes Syedza Saintika Padang.
Subowo, (2013). Imunologi Klinic. Sagung
Seto.Jakarta Sugiono, ( 2015).
Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif dan RND.
Alfa beta : Bandung. Tim Penulis Poltekes
Depkes RI Jakarta I, 2010.
Kesehatan Remaja Problem dan
Solusinya, Jakarta : Salemba
Medika.
Superkertia IGME, ( 2015). Hubungan
antara Tingkat Spiritual Dengan
Tingkat Kualitas Hidup pada Pasien
HIV/AIDS di Yayasan Spirit
Paramacitta Denpasar. Jurnal
Keperawatan Community of
Publishing in Nursing (COPING)
NERS. Universitas Udayana Bali.

Anda mungkin juga menyukai