KEPERAWATAN KOMUNITAS 2
a. Prevensi Primer
Dari artikel tersebut dikatakan bahwa Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya pencegahan
penularan HIV/AIDS. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang
HIV/AIDS.
Pendidikan Kesehatan adalah pemutaran video HIV/AIDS sekitar 5 – 10 menit, memberikan materi
pendidikan kesehatan kepada responen selama 20 menit, memberikan pertanyaan kesehatan pada
responden, menjawab pertanyaan responden, menutup pertemuan dan mengucapkan terima kasih dan
salam penutup. Lalu mengevaluasi kembali pengetahuan responden dalam waktu 5 – 10 menit dengan cara
pemberian kuesioner, meminta kesediaan responden untuk mengisi kembali kuesioner setelah dilakukan
pendidikan kesehatan, meminta responden untuk mengisi kuesioner secara lengkap dan benar.
b. Prevensi Sekunder
Dari artikel tersebut dikatakan bahwa Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi
Menular Seks) gaya hidup seperti ini membahayakan kesehatan reproduksi terutama kemungkinan
terjadinya penularan penyakit menular seksual termasuk HIV (Human Immuno-deficiency Virus)/AIDS
(Acquerid Immuno De-ficiency Syndrome) pada pasangannya. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dengan menIntervensi yang dilakukan adalah skrining HIV dengan menggunakan rapid test
menunjukkan hasil negatif pada remaja di Surabaya. Pengujian HIV dengan menggunakan uji serologis
dan biologi molekuler dibutuhkan untuk melacak virus HIV. Ini disebabkan tiap pengujian memiliki nilai
sensitivitas dan spesevitas yang berbeda-beda.
c. Prevensi tersier
Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan teknik yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam penyembuhan dirinya. Teknik ini dapat digunakan untuk
melatih individu memahami bahwa energi psikis mereka berupa perasaan, pikiran, dan emosi berperan
dalam setiap pengalaman. Sehingga ketika seseorang yang percaya bahwa dirinya tidak mampu, maka hal
itu akan menghalangi dirinya dalam menggunakan kemampuan yang sesungguhnya ada. Teknik SEFT
dapat membantu melatih pasien HIV AIDS memahami dan menerima keadaan diri mereka sendiri, selain
itu dapat melatih untuk menyadari sisi negatif dalam dirinya dan mengetahui untuk hidup bahagia dengan
sisi negative yang dimiliki, serta menjadikan pengalaman negatifnya menjadi pelajaran positif dalam
hidupnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata skort. kualitas hidup pasien HIV sebelum
tindakan SEFT adalah 97,07 dengan standar deviasi 10,292. Sesudah dilakukan tindakan SEFT didapatkan
rata-rata skort kualitas hidup 102,64 dengan standar deviasi. 3,49 .Terlihat nilai mean perbedaan antara
sebelum dan sesudah tindakan SEFT adalah 5,57 dengan standar deviasi 6,98 . Hasil Uji statistic
didapatkan nilai p = 0,011 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup
pasien HIV sebelum dan sesudah tindakan SEFT.
A. LATAR BELAKANG
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih
yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk
menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan
penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untukmencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan
berbagai komplikasinya. Pencegahan perlu diperhatikan agar tidak menambah jumlah kasus HIVAIDS.
D. Kegiatan penyuluhan
1. Metode : diskusi, dan tanya jawab
2. Strategi pelaksanaan
No WAKTU KEGIATAM PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 09.00- Pembukaan : Menjawab salam dan
09.05 - Meberi salam mendengarkan
(5 Menit) - Memperkenalkan diri
2. 09.05- Pelaksanaan : Mendengarkan,
09.20 Menjelaskan materi penyuluhan menyimak dan
(15 memperhatikan materi
Menit) yang diberikan
3. 09.20- Evaluasi : Bertanya, menyimak dan
09.25 - Memberikan kesempatan menjawab pertanyaan
(5 Menit) kepada klien untuk bertanya,
- Memberikan pertanyaan kepada
klien, dan
- Memberikan kesempatan
kepada klien untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan
pemateri
4. 09.25- Teriminasi : Mendengarkan dan
09.30 - Menyimpulkan materi yang menjawab salam
(5Menit) telah disampaikan
- Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu yang
telah diberikan, dan
Mengucapkan salam
E. Media
broWsur
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa kelompok 5
b. Pengorganisasian dilakukan.
c. Kontrak waktu penyuluhan dilakukan saat pelaksanaan penyuluhan kesehatan .
d. Media yang digunakan sudah siap sebelum acara penyuluhan di mulai.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan acara selama penyuluhan berlangsung atau meninggalkan acara dengan
ijin ke panitia.
b. Peserta kooperatif serta aktif bertanya.
c. Penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
a. Mahaiswa dapat memahami materi yang telah disampaikan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara mencegah penyakit HIV AIDS
c. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
TINJAUAN MATERI
A. MATERI
1. Pengertian
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired
berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita.
Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan
kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat
kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima
hingga sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan
virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit
akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi
memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke
dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang
tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya
Pertanyaan mahasiswa :
ABSTRAK
Dinas Kesehatan Kabupaten Solok hingga bulan November 2016 telah mendata sebanyak 30 kasus AIDS
dengan angka kematiannya 16 kasus. Daerah Kecamatan Lembah Jaya dari tahun 2012 hingga tahun 2015
terdapat 5 kasus positif AIDS, yang meninggal sebanyak 3 kasus. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pelajar SMA tentang HIV/AIDS di SMA
02Kecamatan Lembang JayaKabupaten Solok tahun 2017.Penelitian ini Pre Eksperimental dengan rancangan
One Group Pre test – Post test Design.Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2016 sampai Februari 2017
terhadap 18 responden Pengambilan data dilakukan dengan digunakan adalah uji Wilxcoxon dengan nilai
p=0,05. Hasil penelitian diperoleh rata-rata tingkat pengetahuan pelajar tentang HIV/AIDS sebelum diberikan
pendidikan kesehatan 8,44 dan rata-rata tingkat pengetahuan sesudah diberikan pedidikan kesehatan yaitu
11,89.Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pelajar SMA dengan nilai p-value =
0,000. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan pelajar SMA tentang HIV/AIDS di SMA 02 Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok Tahun
2017. Pihak sekolah untuk lebih mendukung program dalam meningkatkan pengetahuan pelajar untuk
mendapatkan informasi kesehatan tentang HIV/AIDS dengan melakukan kerja sama dengan pihak Puskesmas.
Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, Tingkat pengetahuan pelajar HIV/AIDS
ABSTRACT
Solok district Health Department until November 2016 has log as many as 30 cases of AIDS with the number of
death 16 cases. The area of Subdistrict Lembang jaya from 2012 until 2015 there are 5 positive AIDS cases and
deaths by as much as 3 cases. The purpose of the reseach is to know the infuence of helath education toward
high school students knowledge level about HIV/AIDS in high school 02 sub district of Lembang JayaSolok
Regency in 2017. This research type was Pre Experimental design with One Group Pretest-Posttest Design. This
research was conducted from Desember 2016 until February 2017 of 18 respondents. Data retrieval is
performed using question form and data prossesing with computer and the test statistic used is the test of
Wilxocon with a value of p =0,05. The results showed the averge level knowledge students of HIV/AIDS before it
was given heslth education that is 8,44 and level knowledge students of HIV/AIDS after given health education
that is 11.89. The influence of health on the level of knowledge high school student obtained value p-value =
0,000. The conclusion of the results of the research there is the influence of health education toward high
school students knowledge a bout HIV/IDS in high school 02 sub district of Lembang Jaya Solok Regency in
2017. Advice : for the school to optimize program in an effort to improve knowledge students to get the
information health HIV/AIDS to have a partnership with health center.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, (2011). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Salemba Medika.Jakarta.
Arikunto, S. ( 2012). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Cipta.Jakarta
Bevi Y,( 2016). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Pencegahan
HIV/AIDS terhadap Pengetahuan
Remaja di Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN). Skripsi
PadangSTIKes Syedza Saintika
Padang.
Budiman & Riyanto, Agus.( 2013) . Kapita
Selekta Kuesioner Pengetahuan
dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan. Salemba
Medika.Jakarta.
Dahlan, Sopiyudin.(2010). Besar Sampel
dan cara Pengambilan Sampel
dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Edisi 3. Salemba
Medika.Jakarta
layanan Dukungan, Perawatan & Jurnal Endurance 2 (2) June 2017
Pengobatan HIV / AIDS.Jakarta. (145-150) Kopertis Wilayah X
Derison, MB. (2014). Pengaruh Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri.
Penyuluhan Kesehatan Tentang
HIV/AIDS terhadap Tingkat Pengetahuan
Siswa
SMA.Kepmenkes RI.Bengkulu.
Ermanto, Emidar, (2015). Bahasa
Indonesia
Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. UNP
Press.Padang.
Masruroh, (2014). Hubungan antara
Dukungan Sosial Keluarga
Dengan Tingkat Stres pada
Penderita HIV/AIDS (ODHA) di
Wilayah Kabupaten Jombang.
Jurnal Edu Health.Vol 4 No.1 April
2014. Universitas Pesantren
Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
Notoatmodjo,S. (2010). Metode
Penelitian Kesehatan. PT Rineka
Cipta.Jakarta Noviana, N., (2016).
Konsep HIV/AIDS seksual &
Kesehatan Reproduksi. Trans Info
Media. Jakarta.
Nurachmah E, ( 2009). Faktor – Faktor
Pencegahan HIV/ AIDS Akibat
Perilaku Berisiko Tertular Pada
Siswa SLTP X Jakarta, Jurnal
Makara Kesehatan Vol.13 No.2
Desember (2009) : 63-68
Indonesia Depok.Depok
Nursalam, Kurniawati D, N., (2009)
Asuhan Keparawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV /AIDS. Salemba
Medika.Jakarta.
Nursalam, Efendi, F., 2012. Metode
Penelitian Keperawatan. Salemba
Medika.Jakarta.
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Edisi 3.Salemba
Medika. Jakarta.Rahayu, I.,
2017 Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang
HIV/AIDS Dengan Perilaku
Seksual Paranikah
PelajarSMA Negeri 1 Rengat.
Rukmini, S., (2013). Perkembangan Anak
Dan Remaja. Rineka Cipta.Jakarta.
Sarwono, SW., ( 2006). Psikologi
Remaja. Raja Grafindo.Jakrta.
Setiawati, ( 2008) . Pengaruh Pendidikan
Kesehatan terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap dalam
Pencegahan HIV/AIDS pada Pekerja
Seks Komersial. Skripsi. Padang :
STIKes Syedza Saintika Padang.
Subowo, (2013). Imunologi Klinic. Sagung
Seto.Jakarta Sugiono, ( 2015).
Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif dan RND.
Alfa beta : Bandung. Tim Penulis Poltekes
Depkes RI Jakarta I, 2010.
Kesehatan Remaja Problem dan
Solusinya, Jakarta : Salemba
Medika.
Superkertia IGME, ( 2015). Hubungan
antara Tingkat Spiritual Dengan
Tingkat Kualitas Hidup pada Pasien
HIV/AIDS di Yayasan Spirit
Paramacitta Denpasar. Jurnal
Keperawatan Community of
Publishing in Nursing (COPING)
NERS. Universitas Udayana Bali.