Anda di halaman 1dari 4

Nama : Estining Nur Kartika

NIM : D0116029
Kelas : AP – A 2016

Alasan Hakim Menangkan Gugatan


Penggusuran Warga Bukit Duri
Reporter: Adam Prireza
Editor: Jobpie Sugiharto
Rabu, 25 Oktober 2017 20:59 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menerima gugatan
class action warga Bukit Duri kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta soal penggusuran.
“Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap, tergugat terbukti melakukan perbuatan melawan
hukum,” kata Hakim Ketua Mas’ud pada saat pembacaan putusan hari ini, Rabu, 25 Oktober
2017.

Menurut Majelis Hakim, Pemprov DKI terbukti melawan hukum karena tidak pernah melakukan
musyawarah soal ganti rugi kepada warga RW 10, 11, dan 12 Bukit Duri, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan, sebelum menggusur. Musyawarah yang dimaksud terkait penggusuran paksa
pada 12 Januari 2016 lalu proyek normalisasi kali Ciliwung dan proyek pembangunan jalan
inspeksi di bantaran kali tersebut. “Sehingga menyalahi hak-hak daripada penggugat (warga
Bukit Duri),” kata Hakim Mas’ud.

Sebelumnya, Januari 2017, warga Bukit Duri menang gugatan melawan Pemerintah DKI Jakarta
di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Mereka menggugat penerbitan surat peringatan
pertama (SP-1) hingga SP-3 oleh Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Selatan.

Majelis Hakim kala itu, yang diketuai oleh Baiq Yuliani, menyatakan penerbitan surat peringatan
oleh Satpol PP tidak sah dan meminta Pemerintah Kota Jakarta Selatan mencabutnya. Selain itu,
hakim memerintahkan pemerintah membayar pokok perkara sebesar Rp 942.600.
Warga Bukit Duri juga menggugat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) khususnya Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane (BWSCC). Badan Pertanahan Nasional (BPN) turut menjadi tergugat dalam
kasus ini.

Pemprov DKI Jakarta beserta Kementerian PUPR dan BPN dituntut membayar kerugian masing-


masing sebesar Rp 200 juta kepada 93 warga Bukit Duri yang menggugat. Nominal tersebut
berbeda dengan ganti rugi yang dituntut warga Bukit Duri dan kuasa hukum mereka yang
totalonya sebesar Rp 1,78 triliun.

Kuasa Hukum warga Bukit Duri, Vera Wenny Soemarwi, menyatakan puas dan bersyukur. Hasil
putusan tersebut dinilainya buah dari proses hukum yang telah ditempuh warga Bukit Duri
selama 17 bulan dan 15 hari. Putusan ini, menurut Vera merupakan bukti bahwa penggusuran
paksa yang dilakukan Pemprov DKI salah dan melanggar hukum. “Saya puas dan bersyukur,
warga pun begitu,” kata Vera.

Kuasa hukum Pemprov DKI, Haratua Purba, untuk menyiapkan jalur hukum berikutnya
dalam gugatan penggusuran dia menunggu salinan putusan. “Biar bisa dipelajari secara lengkap,
tadi kan baru (putusan) lisan,” kata dia.
In Picture: Kasus Narkoba Tio Pakusadewo
Jumat 22 December 2017 17:50 WIB

Tersangka kasus narkoba yang juga aktor senior Tio Pakusadewo (tengah) dihadirkan saat rilis kasus narkoba, di Polda Metro
Jaya, Jakarta, Jumat (22/12).
(Foto:Antara/Rivan Awal Lingga)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka kasus narkoba yang juga aktor senior Tio
Pakusadewo (tengah) dihadirkan saat rilis kasus narkoba, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat
(22/12).
Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menangkap Tio Pakusadewo karena positif
mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu dengan barang bukti sabu seberat 1,06 gram.
ANTARA.
Sumber :

Berita Koran
Prireza, Adam. 2017. Alasan Hakim Menangkan Gugatan Penggusuran Warga Bukit Duri.
Jakarta : Tempo. https://metro.tempo.co/read/1027905/alasan-hakim-menangkan-gugatan-
penggusuran-warga-bukit-duri. Diakses pada 23 Februari 2018.

Gambar
Lingga, Rivan Awal. 2017. In Picture: Kasus Narkoba Tio Pakusadewo. Jakarta : Republika.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/17/12/22/p1czfz283-
kasus-narkoba-tio-pakusadewo. Diakses pada 23 Februari 2018.

Video
Net news. 2018. Seorang Ibu Digugat Oleh Keempat Anaknya Karena Masalah Warisan.
https://www.youtube.com/watch?v=hCqmJ0yp_Hg. Diakses pada 25 Februari 2018.

Anda mungkin juga menyukai