ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh penambahan ekstrak
daun kersen dalam pengawetan tepung ikan rucah terhadap kualitas fisik organoleptiknya selama
penyimpanan. Pengambilan ekstrak daun kersen dengan cara diekstraksi menggunakan metode
sokletasi. Tepung ikan rucah diberi perlakuan A0 (tidak diberi ekstrak) dan A1 (diberi ekstrak daun
kersen dengan perbandingan penambahan ekstrak 1 : 10 (v/w) dengan konsentrasi ekstrak yang
digunakan 50%, dikemas dengan kemasan plastik polyethylene dan di simpan pada lama
penyimpanan T0 (penyimpanan minggu ke -0), T1 (penyimpanan minggu ke-2) dan T2
(penyimpanan minggu ke – 4). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola
faktorial 2×3 dengan 5 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah uji organoleptik (tekstur,
warna, aroma dan cemaran jamur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
ekstrak dan lama penyimpanan berbeda nyata (P < 0,05) terhadap warna dan cemaran jamur namun
tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadap tekstur dan aroma. Ekstrak daun kersen mampu
mempertahankan kualitas fisik organoleptik dari aspek warna, tekstur dan aroma serta mampu
menekan pertumbuhan jamur pada tepung ikan rucah yang dikemas dengan kemasan plastik
polyethylene.
Kata Kunci: tepung ikan, ikan rucah, ekstraksi, daun kersen, uji organoleptik, lama penyimpanan
ABSTRACT
This study aims to determine and evaluate effect of adding cherry leaf extract to preserving
fish meal to the physical quality of organoleptics during storage. Extracting of leaf extract by
extracting using socletation method. Fishmeal was treated with A0 (without extract) and A1 (with
cherry leaf extract in ratio of 1: 10 extract (v / w) to the extract concentration of 50%, packed with
polyethylene plastic packaging and stored at storage time T 0 (0 storage time), T1 (2nd storage time)
and T2 (4th storage time). Design used completely randomized design 2 x 3 factorial pattern with 5
replications. Parameters observed were organoleptic test (texture, color, flavour and fungal
contamination). The results provided there were significantly different (P<0.05) of the treatments
on color and fungal contamination, but not significantly different (P> 0.05) on texture and
flavour.Cherry leaf extract was possible to maintain the organoleptics physical quality from aspects
of color, texture and flavourand also able to suppress fungal growth in fish meal which was packed
with polyethylene plastic packaging.
144 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
Analisis flavonoid dilakukan pada penyimpanan 2 minggu, kemasan
Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas plastik.
Teknik, Universitas Negeri Semarang, A1T2 : Tepung ikan rucah ditambah
Semarang. ekstrak daun kersen sebanyak 1%
penyimpanan 4 minggu, kemasan
Materi Penelitian plastik.
Materi yang digunakan meliputi
alat dan bahan. Alat terdiri dari timbangan Prosedur Penelitian
digital, dandang, plastik tebal, blender, Prosedur Penelitian dilakukan
saringan, alat-alat sokletasi, sealer, dengan tiga tahapan meliputi tahap
kemasan plastik. Bahan terdiri dari tepung persiapan, tahap perlakuan dan tahap
ikan rucah, ekstrak daun kersen dan analisis.
etanol 97%.
Tahap Persiapan
Metode Penelitian Tahap persiapan meliputi pembuat-
Metode yang digunakan dalam penelitian an ekstrak daun kersen dan pembuatan
meliputi rancangan penelitian, prosedur tepung ikan rucah. Pembuatan ekstrak
penelitian dan analisis data. daun kersen dilakukan dengan mengum-
pulkan daun kersen yang dibutuhkan dan
Rancangan Penelitian mencuci daun kersen tersebut. Daun yang
Rancangan yang digunakan adalah telah dicuci dikering udarakan selama
rancangan acak lengkap pola faktorial 2×3 semalam, kemudian daun dimasukkan ke
dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama dalam oven dengan suhu 60ºC selama 24
adalah perlakuan pemberian daun kersen jam (Mahardika et al., 2014). Daun yang
yaitu A0 :tidak diberi ekstrak daun kersen, telah dioven digiling dan disaring.
A1 (diberi ekstrak daun kersen sebanyak Pengambilan ekstrak daun kersen dilaku-
1%). Faktor kedua adalah perbedaan lama kan dengan menggunakan metode
penyimpanan yaitu: T0 (penyimpanan 0 ekstraksi sokletasi.Tahap pembuatan
minggu), T1 (penyimpanan 2 minggu), T2 tepung ikan rucah meliputi pengadaan
(penyimpanan 4 minggu). Kombinasi ikan rucah, pencucian ikan, pengukusan
perlakuan tersebut yaitu sebagai berikut : selama 1 jam, pengepresan, penjemuran,
A0T0 : Tepung ikan rucah tidak ditambah penggilingan dan penyaringan.
ekstrak daun kersen penyimpanan
0 minggu, kemasan plastik. Tahap Perlakuan
A0T1 : Tepung ikan rucah tidak ditambah Tepung ikan rucah mendapatkan
ekstrak daun kersen penyimpanan perlakuan pemberian ekstrak daun kersen
2 minggu, kemasan plastik. dan tidak diberi ekstrak daun kersen.
A0T2 : Tepung ikan rucah tidak ditambah Konsentrasi ekstrak daun kersen adalah
ekstrak daun kersen penyimpanan 50% (1:1, ekstrak daun kersen: etanol
4 minggu, kemasan plastik. 97%) dengan pencampuran ekstrak
A1T0 : Tepung ikan rucah ditambah sebanyak 100 ml per 1000 g berat tepung
ekstrak daun kersen sebanyak 1% ikan rucah (perbandingan 1:10). Selan-
penyimpanan 0 minggu, kemasan jutnya dilakukan pengemasan dengan
plastik. kemasan plastik polyethylene dan di sealer
A1T1 : Tepung ikan rucah ditambah dengan berat masing – masing 250 g
ekstrak daun kersen sebanyak 1% kemudian disimpan selama 0, 2, 4 minggu.
Pengaruh Lama Penyimpanan Tepung Ikan Rucah yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) 145
Dalam Kemasan Plastik Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik – Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin
Pujaningsih, Sri Mukodiningsih.
Tahap Analisis; Uji Organoleptik HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji mutu organoleptik dilakukan Tekstur Tepung Ikan Rucah
dengan menyiapkan sampel sebanyak 25 g Hasil penelitian terhadap kualitas
yang dimasukkan dalam plastiksealyang organoleptik tekstur tepung ikan rucah
telah diberi label untuk setiap perlakuan. yang diberi perlakuan pemberian ekstrak
Sampel tepung ikan rucah dinilai terkstur, daun kersen serta lama penyimpanan
warna, aroma dan cemaran jamur oleh 15 ditunjukkan pada Tabel 1. Skor rata-rata
panelis semi terlatih. tekstur tepung ikan rucah berdasarkan
penilaian 15 panelis yaitu T0 (3,33), T1
(3,24) dan T2 (3,25) tidak berbeda nyata
(P>0,05).
Tabel 1.
Rata-rata Skor Tekstur pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
Tanpa Ekstrak (A0) 3,35 3,27 3,17 3,26
Dengan Ekstrak (A1) 3,32 3,21 3,28 3,27
Rata-rata 3,33 3,24 3,25
146 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. lama penyimpanan (T) memberikan
Analisis data yang dilakukan menunjuk- pengaruh nyata (P<0,05) pada warna
kan bahwa interaksi antara perlakuan tepung ikan rucah.
penambahan ekstrak daun kersen (A) dan
Tabel 2.
Rata-rata Skor Warna pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
cd cd
Tanpa Ekstrak (A0) 2,89 2,89 2,80d 2,86
a bc b
Dengan Ekstrak (A1) 3,34 3,01 3,07 3,14
Rata-rata 3,12 2,95 2,93
Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata
antar perlakuan (P<0,05).
Tabel 3.
Rata-rata Skor Aroma pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
Tanpa Ekstrak (A0) 3,21 3,24 3,21 3,22
Dengan Ekstrak (A1) 3,34 3,23 3,22 3,26
Rata-rata 3,27 3,24 3,17
Hasil rataan skor aroma tepung lemak kasar dalam tepung ikan tidak lebih
ikan rucah berdasarkan penilaian 15 dari 10%. Kandungan lemak kasar pada
panelis yaitu T0 (3,27), T1 (3,24) dan T2 tepung ikan rucah yang diberi ekstrak
(3,17) tidak berbeda nyata (P>0,05). daun kersen sebesar 6,15% dan yang tidak
Berdasarkan hasil rataan skor tersebut, ditambah ekstrak daun kersen sebesar
aroma tepung ikan rucah yang disimpan 10,12%. Menurut SNI (1996) standar
selama 4 minggu dapat dikategorikan baik mutu lemak kasar pada tepung ikan yang
karena memiliki aroma amis yang khas baik sebesar 10%.
ikan dan tidak tengik. Kondisi tersebut Aroma tengik dapat disebabkan
menunjukkan bahwa adanya penambahan terjadinya kerusakan lemak akibat proses
ekstrak daun kersen mampu memper- oksidasi selama penyimpanan dan proses
tahankan aroma pada tepung ikan rucah ketengikan ini dapat dipengaruhi adanya
pada berbagai lama penyimpanan (0, 2, 4 pro-oksidan yang dapat mempercepat
minggu). proses oksidasi dan antioksidan yang
Munculnya aroma pada tepung dapat menghambat proses oksidasi. Hal ini
ikan rucah disebabkan adanya kandungan sesuai dengan pendapat Purnanila (2010)
lemak dan protein di dalamnya. bahwa terjadinya proses ketengikan
Kandungan lemak pada penyimpanan 4 dipengaruhi oleh adanya pro-oksidan dan
minggu sebesar 6,15% dan kandungan antioksidan, pro-oksidan akan membantu
protein sebesar 63,22%. Aroma yang amis mempercepat reaksi oksidasi sehingga
pada tepung disebabkan karena pada menyebabkan terjadinya kerusakan lemak
tepung ikan rucah memiliki kandungan sedangkan antioksidan akan menghambat
protein yang tinggi. Aroma pada tepung proses oksidasi. Salah satu upaya yang
ikan rucah yang disimpan selama 4 dapat dilakukan untuk mencegah
minggu tidak tengik karena kandungan terjadinya ketengikan adalah dengan
148 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
menambahkan zat antioksidan pada tepung oksidasi sehingga tidak terjadi ketengikan
ikan. selama penyimpanan. Selain itu
Ekstrak daun kersen yang penggunaan jenis kemasan juga harus
ditambahkan mampu menghambat proses diperhatikan karena kemasan yang tidak
oksidasi pada tepung ikan rucah, sehingga kedap udara mampu mempercepat
tidak terjadi ketengikan pada aroma terjadinya oksidasi. Menurut Afrianto dan
tepung ikan rucah. Hal tersebut Liviawaty (2011) proses oksidasi dapat
dikarenakan ekstrak daun kersen dicegah dengan cara menambahkan zat
mengandung senyawa flavonoid yang antioksidan dan menggunakan pengemas
salah satu fungsinya adalah sebagai yang kedap udara.
antioksidan. Menurut Prasetyo dan
Sasongko (2014) bahwa dalam daun Cemaran Jamur pada Tepung Ikan
kersen terdapat kandungan flavonoid, Rucah
tanin, glikosida, saponin, steroid, dan Hasil penelitian terhadap cemaran
minyak esensial yang berpotensi sebagai jamur secara organoleptik pada tepung
antioksidan dan antibakteri. Antioksidan ikan rucah yang diberi perlakuan
ini yang menghambat atau memperlambat pemberian ekstrak daun kersen serta lama
kerusakan lemak dan minyak akibat proses penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4.
Rata-rata Skor Nilai Cemaran Jamur pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
Tanpa Ekstrak (A0) 3,54 3,67 3,45 3,56
Dengan Ekstrak (A1) 3,43 3,64 3,48 3,52
b a b
Rata-rata 3,49 3,66 3,47
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkanperbedaan nyata (P<0,05).
150 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
DAFTAR PUSTAKA Murtidjo, BA. 2001. Beberapa metode
Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2009. pengolahan tepung ikan. Cetakan
Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. ke-1. Kanisius, Yogyakarta.
Ahmad, 2009. Cemaran kapang pada Ninsix, R. 2012. Pengaruh ekstraksi lemak
pakan dan pengendaliannya. J terhadap rendemen dan
Litbang Pertanian. 28: 15-22. karakteristik tepung ampas kelapa
Akbar, T.M., Baginda, I.M.T dan Retno, yang dihasilkan. J. Teknologi
I.P. 2018. Status Mikrobiologi Pertanian. 1(1) : 1-77.
Tepung Ikan Rucah yang Diberi Pomanto, M. Ramdan, F. A. Dali dan L.
Ekstrak Daun Kersen Sebagai Anti Mile. 2016. Uji organoleptik
bakteri pada Berbagai Lama tepung ikan manggabai (Glosso-
Penyimpanan. Fakultas Peternakan gobiusgiuris) yang direndam
dan Pertanian UNDIP, Semarang. dengan larutan asam alami. J.
(Skripsi) Ilmiah Agrosains Tropis. 9 (3):
Arum, Y.P., Supartono dan Sudarmin. 195-199
2012. Isolasi dan uji daya Prasetyo, A. D., dan H. Sasongko. 2014.
antimikroba ekstrak daun kersen Aktivitas Antibakteri Ekstrak
(Muntigiacalabura). J.MIPA (2) Etanol 70% Daun Kersen
35 : 165 – 174 (Muntingia Calabura L.) Terhadap
Azriani, Y. 2006. Pengaruh Jenis Kemasan Bakteri Bacillus subtilis dan
Plastik dan Kondisi Pengemasan Shigella dysenteriae. JUPEMASI-
Terhadap Kualitas Mi Sagu Selama PBIO. 1 (1) : 98 – 102.
Penyimpanan. Fakultas Teknologi Purnalila, D. 2010. Kajian Perlakuan
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Pendahuluan Terhadap Sifat
Bogor. (Skripsi Sarjana Teknologi Kimiawi Tepung Ikan Selama
Pertanian). Penyimpanan. Fakultas Pertanian
Damayanti, E., dan E.S. Mudjajanto. 1995. Universias Sebelas Maret,
Teknologi Pangan. Departemen Surakarta. (Skripsi Sarjana
Pendidikan dan Kebudayaan. Pertanian).
Jakarta. Solihin., Muhtarudin dan R. Sutrisna.
Eskin, N. A. Michael dan D. S. Robinson. 2015. Pengaruh lama penyimpanan
2001. Food Shelf Life Stability. terhadap kadar air kualitas fisik
CRC Press LLC., Florida. dan sebaranjamur wafer limbah
Handajani, H., S. D. Hastuti dan Sujono. sayurdan umbi-umbian. J. Ilmu
2013. Penggunaan berbagai asam Peternakan Terpadu 3 (2) :48-54.
organik dan bakteri asam laktat Standarisasi Nasional Indonesia. 1996.
terhadap nilai nutrisi limbah ikan. Tentang Tepung Ikan/BahanBaku
J. Ilmu-Ilmu Perairan. 2 (3) : 126- Pakan No. 01-2715-1996. Dewan
132. Standarisasi Nasional, Jakarta.
Mahardika, H.A., Sarwiyono dan P. Wigati, D. 2009. Pengaruh jenis kemasan
Surjowardojo. 2014. Ekstrak dan lama penyimpanan terhadap
metanol daun kersen (Muntingia serangan-serangan dan sifat fisik
calabura L.) sebagai antimikroba ransum broiler starter berbentuk
alami terhadap bakteri Staphylo- crumble. Fakultas Peternakan
coccus aureus penyebab mastitis Institut Pertanian Bogor, Bogor.
subklinis pada sapi perah. Jurnal (Skripsi Sarjana Peternakan)
Ternak Tropika. 15 (2): 15-22.
Pengaruh Lama Penyimpanan Tepung Ikan Rucah yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) 151
Dalam Kemasan Plastik Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik – Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin
Pujaningsih, Sri Mukodiningsih.
152 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018