Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TEPUNG IKAN RUCAH YANG DIBERI

EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L.) DALAM KEMASAN


PLASTIK TERHADAP KUALITAS FISIK ORGANOLEPTIK

STORAGE TIME’S EFFECT OF FISH MEAL GIVEN CHERRY LEAF (MUNTINGIA


CALABURA L.) EXTRACT IN PLASTIC PACKAGING ON ORGANOLEPTIC PHYSICAL
QUALITY

Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin Pujaningsih dan Sri Mukodiningsih


Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
Email: endah.eka209@gmail.com
Diterima: 12 November 2018, Direvisi: 18 November 2018, Disetujui: 4 Desember 2018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh penambahan ekstrak
daun kersen dalam pengawetan tepung ikan rucah terhadap kualitas fisik organoleptiknya selama
penyimpanan. Pengambilan ekstrak daun kersen dengan cara diekstraksi menggunakan metode
sokletasi. Tepung ikan rucah diberi perlakuan A0 (tidak diberi ekstrak) dan A1 (diberi ekstrak daun
kersen dengan perbandingan penambahan ekstrak 1 : 10 (v/w) dengan konsentrasi ekstrak yang
digunakan 50%, dikemas dengan kemasan plastik polyethylene dan di simpan pada lama
penyimpanan T0 (penyimpanan minggu ke -0), T1 (penyimpanan minggu ke-2) dan T2
(penyimpanan minggu ke – 4). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola
faktorial 2×3 dengan 5 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah uji organoleptik (tekstur,
warna, aroma dan cemaran jamur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
ekstrak dan lama penyimpanan berbeda nyata (P < 0,05) terhadap warna dan cemaran jamur namun
tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadap tekstur dan aroma. Ekstrak daun kersen mampu
mempertahankan kualitas fisik organoleptik dari aspek warna, tekstur dan aroma serta mampu
menekan pertumbuhan jamur pada tepung ikan rucah yang dikemas dengan kemasan plastik
polyethylene.

Kata Kunci: tepung ikan, ikan rucah, ekstraksi, daun kersen, uji organoleptik, lama penyimpanan

ABSTRACT

This study aims to determine and evaluate effect of adding cherry leaf extract to preserving
fish meal to the physical quality of organoleptics during storage. Extracting of leaf extract by
extracting using socletation method. Fishmeal was treated with A0 (without extract) and A1 (with
cherry leaf extract in ratio of 1: 10 extract (v / w) to the extract concentration of 50%, packed with
polyethylene plastic packaging and stored at storage time T 0 (0 storage time), T1 (2nd storage time)
and T2 (4th storage time). Design used completely randomized design 2 x 3 factorial pattern with 5
replications. Parameters observed were organoleptic test (texture, color, flavour and fungal
contamination). The results provided there were significantly different (P<0.05) of the treatments
on color and fungal contamination, but not significantly different (P> 0.05) on texture and
flavour.Cherry leaf extract was possible to maintain the organoleptics physical quality from aspects
of color, texture and flavourand also able to suppress fungal growth in fish meal which was packed
with polyethylene plastic packaging.

Keywords: fishmeal, cherry leaf, extract, sensoric test, storage time


Pengaruh Lama Penyimpanan Tepung Ikan Rucah yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) 143
Dalam Kemasan Plastik Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik – Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin
Pujaningsih, Sri Mukodiningsih.
PENDAHULUAN saponin yang berfungsi sebagai anti
Ikan rucah merupakan salah satu bakteri dan anti oksidan (Prasetyo dan
hasil samping dari penangkapan ikan yang Sasongko, 2014). Senyawa aktif yang
tidak termanfaatkan secara baik dan dapat lebih tinggi terdapat pada daun kersen
dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan yang lebih tua dikarenakan memiliki
ternak. Karakteristik dari ikan rucah yaitu aktivitas akti oksidan yang tinggi.
memiliki ukuran kecil dan memiliki nilai Pengemasan merupakan suatu cara
jual yang rendah serta memiliki yang digunakan untuk mengendalikan
kandungan protein dan lemak yang tinggi. mutu pakan agar kualitas mutu pakan tetap
Hasil tangkapan ikan rucah di Indonesia terjaga. Jenis kemasan yang digunakan
sebesar 331 ton/tahun (Ditjen Perikanan adalah kemasan plastik yang terbuat dari
Tangkap, 2016). Tepung ikan merupakan bahan polyethylene. Kemasan plastik dari
produk hasil dari pengolahan ikan yang bahan polyethylene ini dapat melindungi
telah mengalami proses pengeringan dan dan mencegah kontaminasi dari cahaya,
penggilingan kandungan protein kasar dan udara dan panas. Tujuan dari pengemasan
lemak pada tepung ikan rucah sebesar untuk melindungi bahan pangan dari
65% dan 8% (Standar Nasional Indonesia, berbagai macam kerusakan baik kerusakan
1996). fisiologis, kerusakan biologis dan
Permasalahan pada tepung ikan kerusakan oleh mikroorganisme dan
yaitu memiliki kandungan lemak yang serangga (Damayanti dan Mudjajanto,
tinggi sehingga dapat menyebabkan 1995).
ketengikan serta dapat menurunkan Penelitian ini bertujuan untuk
kualitas dari tepung ikan tersebut selama mengetahui dan mengkaji pengaruh
penyimpanan. Pengolahan dan peng- pemberian ekstrak daun kersen 1% dan
awetan pada ikan rucah diperlukan untuk lama penyimpanan (0, 2, 4 minggu) dalam
menjaga kualitasnya. Penurunan kualitas kemasan plastik terhadap kualitas fisik
tepung ikan rucah selama penyimpanan organoleptik tepung ikan rucah. Manfaat
dapat disebabkan oleh lingkungan, dari penelitian ini adalah dapat
mikroorganisme. Tepung ikan rucah memberikan informasi dasar tentang
mudah tengik bila disimpan dalam jangka pengawetan tepung ikan rucah yang
waktu lama sehingga dapat menyebabkan dikemas dalam kemasan plastik untuk
terjadinya penurunan mutu, sehingga perlu mempertahankan kualitas fisik organo-
adanya pengawetan pada bahan pakan leptiknya, sehingga dapat dijadikan acuan
tersebut. Pengawetan ini bertujuan untuk dalam menentukan masa simpan terbaik
mempertahankan sifat fisik dan kimia bahan pakan tersebut pada penyimpanan
pada pakan tersebut agar tidak turun (0, 2, 4 minggu).
kualitasnya. Proses pengawetan secara
kimia dengan menggunakan ekstrak daun BAHAN DAN METODA
kersen yang berfungsi sebagai antibakteri, Penelitian ini dilaksanakan pada
antimikroba dan antioksidan. bulan Agustus 2017 sampai dengan April
Kersen (Muntingiacalabura .L.) 2018 di Laboratorium Teknologi Pakan,
merupakan tanaman tropis yang berbuah Fakultas Peternakan dan Pertanian,
kecil dan manis. Tanaman kersen terdiri Universitas Diponegoro, Semarang.
dari akar, batang, daun dan bunga. Daun Analisis proksimat dilakukan pada
kersen dapat berpotensi sebagai bahan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan,
pengawet alami karena mempunyai Fakultas Peternakan dan Pertanian,
senyawa aktif berupa flavonoid, tanin dan Universitas Diponegoro, Semarang.

144 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
Analisis flavonoid dilakukan pada penyimpanan 2 minggu, kemasan
Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas plastik.
Teknik, Universitas Negeri Semarang, A1T2 : Tepung ikan rucah ditambah
Semarang. ekstrak daun kersen sebanyak 1%
penyimpanan 4 minggu, kemasan
Materi Penelitian plastik.
Materi yang digunakan meliputi
alat dan bahan. Alat terdiri dari timbangan Prosedur Penelitian
digital, dandang, plastik tebal, blender, Prosedur Penelitian dilakukan
saringan, alat-alat sokletasi, sealer, dengan tiga tahapan meliputi tahap
kemasan plastik. Bahan terdiri dari tepung persiapan, tahap perlakuan dan tahap
ikan rucah, ekstrak daun kersen dan analisis.
etanol 97%.
Tahap Persiapan
Metode Penelitian Tahap persiapan meliputi pembuat-
Metode yang digunakan dalam penelitian an ekstrak daun kersen dan pembuatan
meliputi rancangan penelitian, prosedur tepung ikan rucah. Pembuatan ekstrak
penelitian dan analisis data. daun kersen dilakukan dengan mengum-
pulkan daun kersen yang dibutuhkan dan
Rancangan Penelitian mencuci daun kersen tersebut. Daun yang
Rancangan yang digunakan adalah telah dicuci dikering udarakan selama
rancangan acak lengkap pola faktorial 2×3 semalam, kemudian daun dimasukkan ke
dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama dalam oven dengan suhu 60ºC selama 24
adalah perlakuan pemberian daun kersen jam (Mahardika et al., 2014). Daun yang
yaitu A0 :tidak diberi ekstrak daun kersen, telah dioven digiling dan disaring.
A1 (diberi ekstrak daun kersen sebanyak Pengambilan ekstrak daun kersen dilaku-
1%). Faktor kedua adalah perbedaan lama kan dengan menggunakan metode
penyimpanan yaitu: T0 (penyimpanan 0 ekstraksi sokletasi.Tahap pembuatan
minggu), T1 (penyimpanan 2 minggu), T2 tepung ikan rucah meliputi pengadaan
(penyimpanan 4 minggu). Kombinasi ikan rucah, pencucian ikan, pengukusan
perlakuan tersebut yaitu sebagai berikut : selama 1 jam, pengepresan, penjemuran,
A0T0 : Tepung ikan rucah tidak ditambah penggilingan dan penyaringan.
ekstrak daun kersen penyimpanan
0 minggu, kemasan plastik. Tahap Perlakuan
A0T1 : Tepung ikan rucah tidak ditambah Tepung ikan rucah mendapatkan
ekstrak daun kersen penyimpanan perlakuan pemberian ekstrak daun kersen
2 minggu, kemasan plastik. dan tidak diberi ekstrak daun kersen.
A0T2 : Tepung ikan rucah tidak ditambah Konsentrasi ekstrak daun kersen adalah
ekstrak daun kersen penyimpanan 50% (1:1, ekstrak daun kersen: etanol
4 minggu, kemasan plastik. 97%) dengan pencampuran ekstrak
A1T0 : Tepung ikan rucah ditambah sebanyak 100 ml per 1000 g berat tepung
ekstrak daun kersen sebanyak 1% ikan rucah (perbandingan 1:10). Selan-
penyimpanan 0 minggu, kemasan jutnya dilakukan pengemasan dengan
plastik. kemasan plastik polyethylene dan di sealer
A1T1 : Tepung ikan rucah ditambah dengan berat masing – masing 250 g
ekstrak daun kersen sebanyak 1% kemudian disimpan selama 0, 2, 4 minggu.

Pengaruh Lama Penyimpanan Tepung Ikan Rucah yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) 145
Dalam Kemasan Plastik Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik – Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin
Pujaningsih, Sri Mukodiningsih.
Tahap Analisis; Uji Organoleptik HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji mutu organoleptik dilakukan Tekstur Tepung Ikan Rucah
dengan menyiapkan sampel sebanyak 25 g Hasil penelitian terhadap kualitas
yang dimasukkan dalam plastiksealyang organoleptik tekstur tepung ikan rucah
telah diberi label untuk setiap perlakuan. yang diberi perlakuan pemberian ekstrak
Sampel tepung ikan rucah dinilai terkstur, daun kersen serta lama penyimpanan
warna, aroma dan cemaran jamur oleh 15 ditunjukkan pada Tabel 1. Skor rata-rata
panelis semi terlatih. tekstur tepung ikan rucah berdasarkan
penilaian 15 panelis yaitu T0 (3,33), T1
(3,24) dan T2 (3,25) tidak berbeda nyata
(P>0,05).

Tabel 1.
Rata-rata Skor Tekstur pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
Tanpa Ekstrak (A0) 3,35 3,27 3,17 3,26
Dengan Ekstrak (A1) 3,32 3,21 3,28 3,27
Rata-rata 3,33 3,24 3,25

Berdasarkan hasil rataan skor, penyimpanan sehingga tidak terdapat


tekstur tepung ikan rucah dikategorikan penggumpalan pada tepung ikan rucah
baik karena memiliki tekstur halus, kering yang disimpan selama 4 minggu. Menurut
dan tidak terjadi penggumpalan pada Azriani (2006) kemasan polyethylen ini
tepung ikan selama penyimpanan 4 memiliki kepadatan tinggi sehingga dapat
minggu. Menurut Handajani et al. (2013) memberi perlindungan yang baik terhadap
tepung ikan yang baik memiliki tekstur air dan uap air. Hal tersebut menunjukan
halus dan tidak menggumpal. Penggum- bahwa dengan penambahan ekstrak dan
palan dapat terjadi jika kadar air dalam penggunaan kemasan polyethylene mampu
bahan pakan tinggi. Hasil analisis mempertahankan kualitas tekstur tepung
proksimat menunjukkan bahwa rata-rata ikan tersebut. Faktor–faktor yang dapat
kadar air pada tepung ikan rucah yang mempengaruhi tekstur tepung ikan rucah
tidak diberi perlakuan selama penyim- yaitu jenis ikan yang digunakan, kadar air
panan 4 minggu sebesar 10,25% dan yang dan kadar lemak ikan yang digunakan.
diberi perlakuan sebesar 11,43%. Ninsix (2012) menyatakan bahwa
Meningkatnya kadar air setelah ditambah kandungan lemak, protein dan serat yang
ekstrak daun kersen dikarenakan tepung dimiliki suatu bahan pakan dapat
ikan rucah menyerap ekstrak tersebut. berpengaruh terhadap tekstur bahan
Peningkatan kadar air pada tepung ikan tersebut.
rucah selama penyimpanan masih dalam
kisaran normal. Menurut SNI (1996) Warna Tepung Ikan Rucah
bahwa standar mutu kadar air pada tepung Hasil penelitian terhadap kualitas
ikan sebesar 12%. warna tepung ikan rucah secara
Penggunaan kemasan polyethylene organoleptik yang diberi perlakuan
mampu menahan evaporasi selama pemberian ekstrak daun kersen serta lama

146 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. lama penyimpanan (T) memberikan
Analisis data yang dilakukan menunjuk- pengaruh nyata (P<0,05) pada warna
kan bahwa interaksi antara perlakuan tepung ikan rucah.
penambahan ekstrak daun kersen (A) dan

Tabel 2.
Rata-rata Skor Warna pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
cd cd
Tanpa Ekstrak (A0) 2,89 2,89 2,80d 2,86
a bc b
Dengan Ekstrak (A1) 3,34 3,01 3,07 3,14
Rata-rata 3,12 2,95 2,93
Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata
antar perlakuan (P<0,05).

Rata-rata skor organoleptik dapat diakibatkan oleh penyimpanan yang


terhadap warna berkisar antara 2,80–3,34. terlalu lama. Perubahan warna akibat
Berdasarkan hasil penilaian panelis, warna penyimpanan yang lama dapat dipengaruhi
tepung ikan tergolong baik. Tepung ikan oleh kelembaban yang tinggi sehingga
rucah selama penyimpanan pada minggu dapat memicu adanya pertumbuhan
ke-0 memiliki warna cokelat terang dan mikroorganisme akibat uap air yang
memiliki warna cokelat tua pada minggu terserap pada bahan pakan sehingga
ke-2 dan 4. Hal ini sesuai dengan mengakibatkan warna pada bahan pakan
pendapat Murtidjo (2001) bahwa tepung menjadi gelap dan bila kelembaban relatif
ikan memiliki karateristik warna cokelat rendah, pertumbuhan miroorganisme dapat
kekuningan atau cokelat terang. terhambat. Menurut Ahmad (2009) bahwa
Penambahan ekstrak daun kersen warna suatu bahan pakan akan berubah
yang disimpan pada berbagai lama apabila bahan pakan tersebut terkena
penyimpanan tidak mampu mempertahan- cemaran kapang, dan biasanya akan
kan warna pada tepung ikan rucah. berubah warna menjadi kehitaman,
Perubahan warna pada tepung ikan rucah kehijauan yang disebabkan oleh adanya
pada berbagai lama penyimpanan diduga pertumbuhan mikroorganisme dalam
karena adanya pemanasan yang tinggi bahan pakan.
pada proses pengukusan sehingga terjadi Pemberian ekstrak daun kersen
browning reaction. Pomantoet al. (2016) pada berbagai penyimpanan mampu
menyatakan bahwa dalam pembuatan menghambat pertumbuhan mikroorganis-
tepung ikan rucah dengan proses me yang ada dalam tepung ikan rucah
pemanasan dilakukan dengan cara dikukus tersebut dikarenakan terdapat senyawa
selama 1 jam dengan suhu 60 ºC. aktif alami yaitu flavonoid pada ekstrak
Browning reaction dapat menyebabkan daun kersen yang berfungsi sebagai
protein pada tepung ikan tersebut menjadi antimikroba. Mahardika et al. (2014)
rusak. Selain dari proses pemanasan atau berpendapat bahwa kandungan senyawa
pengukusan dengan suhu tinggi, aktif yang berupa flavonoid dalam ekstrak
perubahan warna pada tepung ikan juga daun kersen befungsi sebagai antimikroba
Pengaruh Lama Penyimpanan Tepung Ikan Rucah yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) 147
Dalam Kemasan Plastik Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik – Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin
Pujaningsih, Sri Mukodiningsih.
yang dapat menghambat proses sintesis menambahkan bahwa kemasan plastik
dinding sel sehingga proses sintesis merupakan bahan kemasan yang dapat
protein terhambat dikarenakan terjadi melindungidan mencegah kontaminasi
kerusakan pada dinding selnya. Selain itu dari cahaya, udara dan panas.
dengan menggunakan kemasan plastik
jenis polipropilen mampu mencegah Aroma Tepung Ikan Rucah
berbagai kontaminasi akibat pengaruh Hasil penelitian terhadap kualitas
lingkungan penyimpanan. Menurut Eskin aroma tepung ikan rucah secara
et al. (2001) jenis plastik polyetylene organoleptik yang diberi perlakuan
memiliki ketahanan yang baik terhadap pemberian ekstrak daun kersen serta lama
oksigen, cahaya dan uap air. Wigati (2009) penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3.
Rata-rata Skor Aroma pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
Tanpa Ekstrak (A0) 3,21 3,24 3,21 3,22
Dengan Ekstrak (A1) 3,34 3,23 3,22 3,26
Rata-rata 3,27 3,24 3,17

Hasil rataan skor aroma tepung lemak kasar dalam tepung ikan tidak lebih
ikan rucah berdasarkan penilaian 15 dari 10%. Kandungan lemak kasar pada
panelis yaitu T0 (3,27), T1 (3,24) dan T2 tepung ikan rucah yang diberi ekstrak
(3,17) tidak berbeda nyata (P>0,05). daun kersen sebesar 6,15% dan yang tidak
Berdasarkan hasil rataan skor tersebut, ditambah ekstrak daun kersen sebesar
aroma tepung ikan rucah yang disimpan 10,12%. Menurut SNI (1996) standar
selama 4 minggu dapat dikategorikan baik mutu lemak kasar pada tepung ikan yang
karena memiliki aroma amis yang khas baik sebesar 10%.
ikan dan tidak tengik. Kondisi tersebut Aroma tengik dapat disebabkan
menunjukkan bahwa adanya penambahan terjadinya kerusakan lemak akibat proses
ekstrak daun kersen mampu memper- oksidasi selama penyimpanan dan proses
tahankan aroma pada tepung ikan rucah ketengikan ini dapat dipengaruhi adanya
pada berbagai lama penyimpanan (0, 2, 4 pro-oksidan yang dapat mempercepat
minggu). proses oksidasi dan antioksidan yang
Munculnya aroma pada tepung dapat menghambat proses oksidasi. Hal ini
ikan rucah disebabkan adanya kandungan sesuai dengan pendapat Purnanila (2010)
lemak dan protein di dalamnya. bahwa terjadinya proses ketengikan
Kandungan lemak pada penyimpanan 4 dipengaruhi oleh adanya pro-oksidan dan
minggu sebesar 6,15% dan kandungan antioksidan, pro-oksidan akan membantu
protein sebesar 63,22%. Aroma yang amis mempercepat reaksi oksidasi sehingga
pada tepung disebabkan karena pada menyebabkan terjadinya kerusakan lemak
tepung ikan rucah memiliki kandungan sedangkan antioksidan akan menghambat
protein yang tinggi. Aroma pada tepung proses oksidasi. Salah satu upaya yang
ikan rucah yang disimpan selama 4 dapat dilakukan untuk mencegah
minggu tidak tengik karena kandungan terjadinya ketengikan adalah dengan

148 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
menambahkan zat antioksidan pada tepung oksidasi sehingga tidak terjadi ketengikan
ikan. selama penyimpanan. Selain itu
Ekstrak daun kersen yang penggunaan jenis kemasan juga harus
ditambahkan mampu menghambat proses diperhatikan karena kemasan yang tidak
oksidasi pada tepung ikan rucah, sehingga kedap udara mampu mempercepat
tidak terjadi ketengikan pada aroma terjadinya oksidasi. Menurut Afrianto dan
tepung ikan rucah. Hal tersebut Liviawaty (2011) proses oksidasi dapat
dikarenakan ekstrak daun kersen dicegah dengan cara menambahkan zat
mengandung senyawa flavonoid yang antioksidan dan menggunakan pengemas
salah satu fungsinya adalah sebagai yang kedap udara.
antioksidan. Menurut Prasetyo dan
Sasongko (2014) bahwa dalam daun Cemaran Jamur pada Tepung Ikan
kersen terdapat kandungan flavonoid, Rucah
tanin, glikosida, saponin, steroid, dan Hasil penelitian terhadap cemaran
minyak esensial yang berpotensi sebagai jamur secara organoleptik pada tepung
antioksidan dan antibakteri. Antioksidan ikan rucah yang diberi perlakuan
ini yang menghambat atau memperlambat pemberian ekstrak daun kersen serta lama
kerusakan lemak dan minyak akibat proses penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4.
Rata-rata Skor Nilai Cemaran Jamur pada Tepung Ikan Rucah
Lama Penyimpanan
Pemberian
Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 Rata-rata
Ekstrak
T0 T1 T2
Tanpa Ekstrak (A0) 3,54 3,67 3,45 3,56
Dengan Ekstrak (A1) 3,43 3,64 3,48 3,52
b a b
Rata-rata 3,49 3,66 3,47
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkanperbedaan nyata (P<0,05).

Berdasarkan hasil penelitian pada rucah diberbagai lama penyimpanan (0, 2,


Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak 4 minggu). Tidak terdapatnya cemaran
terdapat interaksi antara penambahan jamur pada tepung ikan rucah yang
ekstrak daun kersen (A) dan lama disimpan dalam jangka waktu pendek
penyimpanan (T) terhadap cemaran jamur menandakan bahwa kualitas tepung ikan
pada tepung ikan rucah. Lama rucah baik. Menurut Handajani et al.
penyimpanan memberikan pengaruh nyata (2013) ciri-ciri tepung ikan yang baik
(P<0,05) terhadap cemaran jamur selama yaitu berwarna coklat tua, beraroma khas
penyimpanan, sedangkan penambahan amis dan tidak tengik, bertekstur halus dan
ekstrak daun kersen tidak memberikan tidak berjamur.
pengaruh terhadap cemaran jamur pada Cemaran jamur dipengaruhi oleh
tepung ikan rucah. waktu dan lingkungan penyimpanan dan
Rata-rata skor organoleptik kadar air dalam bahan pakan tersebut.
terhadap ada tidaknya jamur pada tepung Menurut Solihin et al. (2015) terjadinya
ikan rucah antara 3,43 – 3,67. Kisaran perubahan kualitas pakan selama
tersebut menunjukkan bahwa tidak penyimpanan disebabkan oleh aktivitas
terdapat cemaran jamur pada tepung ikan mikrobial yang dapat menimbulkan
Pengaruh Lama Penyimpanan Tepung Ikan Rucah yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) 149
Dalam Kemasan Plastik Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik – Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin
Pujaningsih, Sri Mukodiningsih.
adanya pertumbuhan jamur. Arumet al. organoleptik dari aspek warna, tekstur dan
(2012) menambahkan bahwa penyebab aroma serta mampu menekan
munculnya jamur pada bahan pakan akibat pertumbuhan jamur pada tepung ikan
pengaruh kelembaban selama rucah yang dikemas dengan kemasan
penyimpanan, aktivitas mikroba dan plastik polyethylene.
enzim dalam bahan pakan serta lama
waktu penyimpanan. Kadar air yang SARAN
rendah selama penyimpanan mampu Perlu diteliti model ekstraksi daun
menekan pertumbuhan jamur pada tepung kersen yang dapat dengan mudah
ikan rucah. Menurut Arum et al. (2012) diaplikasikan pada peternak maupun
peningkatan kadar air selama distributor bahan baku pakan khususnya
penyimpanan dapat memicu pertumbuhan tepung ikan. Jenis kemasan juga perlu
jamur akibat adanya aktivitas mikroba. diupayakan untuk menggunakan bahan
Berdasarkan penelitian yang telah kemasan yang mudah terdegradasi dalam
dilakukan oleh Akbar et al. (2018), ekstrak rangka mengurangi adanya sampah
daun kersen yang ditambahkan pada plastik.
tepung ikan rucah mampu mengurangi
jumlah total bakteri, menekan bakteri UCAPAN TERIMA KASIH
Gram negatif, Escherichia coli dan Ucapan terimakasih disampaikan
Salmonella sp. selama penyimpanan. kepada tim penelitian daun kersen
Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP
SIMPULAN yang telah membantu terlaksananya
Ekstrak daun kersen mampu penelitian ini.
mempertahankan kualitas fisik

150 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018
DAFTAR PUSTAKA Murtidjo, BA. 2001. Beberapa metode
Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2009. pengolahan tepung ikan. Cetakan
Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. ke-1. Kanisius, Yogyakarta.
Ahmad, 2009. Cemaran kapang pada Ninsix, R. 2012. Pengaruh ekstraksi lemak
pakan dan pengendaliannya. J terhadap rendemen dan
Litbang Pertanian. 28: 15-22. karakteristik tepung ampas kelapa
Akbar, T.M., Baginda, I.M.T dan Retno, yang dihasilkan. J. Teknologi
I.P. 2018. Status Mikrobiologi Pertanian. 1(1) : 1-77.
Tepung Ikan Rucah yang Diberi Pomanto, M. Ramdan, F. A. Dali dan L.
Ekstrak Daun Kersen Sebagai Anti Mile. 2016. Uji organoleptik
bakteri pada Berbagai Lama tepung ikan manggabai (Glosso-
Penyimpanan. Fakultas Peternakan gobiusgiuris) yang direndam
dan Pertanian UNDIP, Semarang. dengan larutan asam alami. J.
(Skripsi) Ilmiah Agrosains Tropis. 9 (3):
Arum, Y.P., Supartono dan Sudarmin. 195-199
2012. Isolasi dan uji daya Prasetyo, A. D., dan H. Sasongko. 2014.
antimikroba ekstrak daun kersen Aktivitas Antibakteri Ekstrak
(Muntigiacalabura). J.MIPA (2) Etanol 70% Daun Kersen
35 : 165 – 174 (Muntingia Calabura L.) Terhadap
Azriani, Y. 2006. Pengaruh Jenis Kemasan Bakteri Bacillus subtilis dan
Plastik dan Kondisi Pengemasan Shigella dysenteriae. JUPEMASI-
Terhadap Kualitas Mi Sagu Selama PBIO. 1 (1) : 98 – 102.
Penyimpanan. Fakultas Teknologi Purnalila, D. 2010. Kajian Perlakuan
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Pendahuluan Terhadap Sifat
Bogor. (Skripsi Sarjana Teknologi Kimiawi Tepung Ikan Selama
Pertanian). Penyimpanan. Fakultas Pertanian
Damayanti, E., dan E.S. Mudjajanto. 1995. Universias Sebelas Maret,
Teknologi Pangan. Departemen Surakarta. (Skripsi Sarjana
Pendidikan dan Kebudayaan. Pertanian).
Jakarta. Solihin., Muhtarudin dan R. Sutrisna.
Eskin, N. A. Michael dan D. S. Robinson. 2015. Pengaruh lama penyimpanan
2001. Food Shelf Life Stability. terhadap kadar air kualitas fisik
CRC Press LLC., Florida. dan sebaranjamur wafer limbah
Handajani, H., S. D. Hastuti dan Sujono. sayurdan umbi-umbian. J. Ilmu
2013. Penggunaan berbagai asam Peternakan Terpadu 3 (2) :48-54.
organik dan bakteri asam laktat Standarisasi Nasional Indonesia. 1996.
terhadap nilai nutrisi limbah ikan. Tentang Tepung Ikan/BahanBaku
J. Ilmu-Ilmu Perairan. 2 (3) : 126- Pakan No. 01-2715-1996. Dewan
132. Standarisasi Nasional, Jakarta.
Mahardika, H.A., Sarwiyono dan P. Wigati, D. 2009. Pengaruh jenis kemasan
Surjowardojo. 2014. Ekstrak dan lama penyimpanan terhadap
metanol daun kersen (Muntingia serangan-serangan dan sifat fisik
calabura L.) sebagai antimikroba ransum broiler starter berbentuk
alami terhadap bakteri Staphylo- crumble. Fakultas Peternakan
coccus aureus penyebab mastitis Institut Pertanian Bogor, Bogor.
subklinis pada sapi perah. Jurnal (Skripsi Sarjana Peternakan)
Ternak Tropika. 15 (2): 15-22.
Pengaruh Lama Penyimpanan Tepung Ikan Rucah yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) 151
Dalam Kemasan Plastik Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik – Endah Eka Purnamasari, Retno Iswarin
Pujaningsih, Sri Mukodiningsih.
152 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 16 Nomor 2 – Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai