Anda di halaman 1dari 12

DUS CAROTIS

1. CCA: B. Mode
Letakan tranduser diatas tulang klavikula secara short axis, kemudian arahkan tranduser
(telusur) ke arah Mandibula sambil melihat/menilai adakah penebalan tunika intima dan
plaque.
Contoh :

CCA: Doppler
Letakkan tranduser diatas tulang klavikula secara Long axis, kemudian tekan tombol PW
dan letakkan sampel volume pada CCA, kemudian ukur PSV, EDV, IMT.
(Sepertinya gambar ICA dan ECA dibawah ini terbalik, seharusnya ICA terlihat dibawah,
sedangkan ECA terlihat diatas)

PSV = < 125 cm/s


EDV = < 40 cm/s
IMT = ≤ 1 mm

2. ICA: B. Mode + Doppler


Ubah tranduser secara long axis, dan arahkan tranduser ke arah telinga, ketika sudah
mendapatkan gambar ICA, tekan tombol PW dan letakkan sampel volume pada ICA
(jangan di Bulbus, TAPI di Post Bulbus), kemudian ukur PSV, EDV, IMT.

PSV = < 125 cm/s


EDV = < 40 cm/s
IMT = ≤ 1 mm

3. ECA: B. Mode + Doppler


Letakkan tranduser secara long axis, dan arahkan tranduser ke arah muka, ketika sudah
mendapatkan gambar ECA, tekan tombol PW dan letakan sampel volum pada ECA,
kemudian ukur PSV, EDV, IMT.

PSV = < 125 cm/s


EDV = < 40 cm/s
IMT = ≤ 1 mm
4. A. Vertebralis: B. Mode + Doppler
Ambil gambar secara long axis setinggi C4 – C5 (didaerah CCA sebelum Bifurcatio) lalu
tilting tranduser ke arah lateral letakkan sampel volum pada arteri vertebralis.

Yang Diukur :
- PSV = 19 – 98 cm/s
- EDV = ≤ 30 cm/s
- Ø = 2,5 - 5 mm

5. Color
Letakkan tranduser secara long axis diatas tulang klavikula, ambil gambaran CCA
sampai terlihat bifurcatio dan ICA, kemudian klik tombol color, lebarkan color Box agar
semua bisa mengisi color.

NB :
• Gambar Morfologi Kurva Doppler pada carotis disebut monophasik end diastolik
tinggi (merupakan gambaran normal dari kurva doppler end organ)
• Gambar kurva doppler monophasik end diastolik tinggi karena menuju ke Resistensi
Rendah dan End organ pada saat diastolik masih membutuhkan perfusi yang cukup,
sehingga gambar kurva pada saat eend diastolik selalu diatas baseline.

"

• End organ Carotis


Ginjal
Hepar
Intracranial (cerebri)

• Apabila didapatkan gambar kurva doppler Triphasik pada end organ misal: carotis
maka gambar tersebut dikatakan tidak normal, karena menghadapi resistensi tinggi
mungkin ada oklusi atau sumbatan di distal (intracranial).
• Nilai IMT
≤ 1 mm = normal
1, 1 – 1,9 = penebalan intima media
≥ 2 mm = Plaque

• Nilai Normal Carotis (CCA, ICA, ECA)


PSV = ≤ 125 cm/s
EDV = < 40 cm/s
IMT = ≤ 1 mm

• Nilai Normal Vertebralis


PSV = 19 – 98 cm/s
EDV = < 30 cm/s
• Diameter Vertebralis:
Normal = 2,5 – 5 mm
Hipoplasti = ≤ 2,5 mm
Ectasi = > 5 mm
DUS FEMORALIS (EKSTEMATIS BAWAH)

1. Ingunalis / Femoralis
B. Mode
Letakan tranduser diatas Inguinal secara short axis, dan dapatkan gambar seperti kuping
Micky Mouse, kemudian bandingkan 2 gambar, lalu lakukan CUS (Compression Ultra
Sound) pada vena femoralis communis dengan cara menekan vena dengan tranduser.
Note = CUS (-), berarti tidak di temukan trombus, tidak terdapat DVT

"

Doppler
Ubah arah tranduser secara long axis pada daerah inguinal, kemudian akan didapatkan
gambar arteri dan vena femoralis communis, klik tombol PW letakan sampel volum pada
arteri dan vena fem com.

"

Pada vena lakukan SQD (Squeeze Distal) di bagian paha.

2. Poplitea
B. Mode
Letakan tranduser secara short axis pada daerah poplitea, dan dapatkan gambar dua
bulatan, kemudian bandingkan 2 gambar, lalu lakukan CUS pada Vena poplitea.

"
Doppler
Ubah tranduser secara long axis, klik PW, letakan sampel volum pada arteri dan vena
poplitea

3. Tibialia Posterior
Letakan tranduser pada daerah tibialis posterior secara long axis, tranduser diletakan
dibawah maleolus, dapatkan gambar arteri dan vena tibialis posterior, klik color, klik
PW, bila sudah dapat gambar arteri dan vena maka letakan sampel volum pada arteri dan
vena.

"

4. Tibialis Anterior
Lakukan tranduser secara long axis pada daerah tibialis anterior, bila sudah menemukan,
klik color, klik PW dan letakan sampel volum pada Tibialis Anterior
Tidak dilakukan pada Vena karena Vena sulit diidentifikasi dan tidak ada bantalan

NB :
Normal gambaran kurva doppler pada perifer adalah triphasik urutan gambar
kurva doppler.

= triphasik = Normal
"
= Mungkin ada obstruksi
namun tidak sampai
"
mengganggu aliran ATAU
= Biphasik sampel Volume yang kita
letakkan berada pada pinggir
pembuluh darah, bukan pada
tengah pembuluh darah
= Monophasik = Tidak normal, karena ada
" stenosis atau diffuse sklerotik

= Tidak normal, Aliran


= Rounded
kolateral ke distal tidak baik

= Tidak normal, karena


kolateral stenosis 99 % jadi
aliran ke distal stenosis sangat
= Thud Flow (Near Occlusion)
jelek, sesekali saja ada aliran
ke distal

= Tidak normal, tidak aliran


= No Flow
sama sekali

= kolateral baik
= Monofasik End diastolik tinggi
"

• Apabila didapatkan gambar kurva doppler monophasik end diastolik tinggi


maka dikatakan tidak normal.

"

• Pada pengambilan gambar arteri dan vena pada setiap level, selalu diingat
bahwa arteri = tranduser diarahkan ke lateral
vena = tranduser di arahkan ke medial
• CUS (-) Berarti tidak ditemukan DVT/DVT, Augmentasi (+)
• CUS (-) Berarti ditemukan DVT/DVT (+), Augmentasi (-)
• Disebut augmentasi

• Pada pemeriksaan yang kasusnya arteri, maka mulai pemeriksaan dari distal
(a. Tibialis anterior, A. Tibialis posterior)
Pada pemeriksaan yang kasusnya vena, maka pemeriksaan dari atas/ proksimal
(vena femoralis).
DUS EKSTREMITAS ATAS

B. MODE + DOPPLER
1. Letakkan tranduser secara long axis dan arahkan ke lateral pada Regio
Radialis distal dan ulnaris distal. Setelah dapat gambar arteri A Radialis dan
Ulnaris, klik color, klik PW. Kemudian letakkan sampel volum pada Arteri
Radialis dan Arteri Ulnaris.

A. RadialisA. Ulnaris

2. Letakkan tranduser secara long axis dan arahkan ke medial Regio Radialis,
ulnaris, setelah gambar vena Radialis dan vena ulnaris, klik color, klik PW
kemudian letakkan sampel volum pada V. Ulnaris, lakukan SQD pada telapak
tangan.
3. Letakkan tranduser secara short axis pada Regio brachialis, lakukan CUS

4. Ubah tranduser secara long axis, arahkan tranduser ke arah lateral, setelah
dapat gambar arteri, klik color, klik PW

5. Ubah tranduser ke arah medial, setelah


sudah mendapatkan gambar vena lakukan SQD pada lengan.
6. Letakkan tranduser secara short axis pada regio axilaris, lakukan CUS pada
vena axilaris.

7. Letakkan tranduser secara long axis pada regio axilaris, klik color, klik PW
kemudian letakkan sampel volum pada arteri dan vena xilaris, dan lakukan SQD
pada lengan atas untuk vena.

8. Setelah tranduser secara long axis, diatas tulang klavikula, arahkan tranduser
ke lateral maka dapatkan gambar arteri subklavia, klik color, klik PW, letakkan
sampel volum pada arteri subklavia.

9. Letakkan tranduser secara long axis, diatas tulang klavikula, arahkan ke


medial, maka di dapatkan gambar vena subklavia, klik color, klik PW letakkan
sampel vol.
KURVA DOPPLER PERIFER

Tiphasik

Biphasik

Monophasik

Rounded

Hudflow (near occlusion)

No Flow (total oklusi)

Normal CCA
Carodis (ekstranial) ICA
End Organ Renalis ECA
Intra Cranial VERTE

- ACA
- P1
- P2
- M1
- M2
- BAS

Colateral
Vaskulitis
Episode Spasme
DUS untuk vena
tes fungsi vena ada 2:
1. tes valsalva / tes phasik flow vena / spontaneus phasik flow / uji pernafasan
tujuannya untuk mengetahui aliran vena diatas probe atau proksimal probe normalnya
saat inspirasi velositas vena turun, saat ekspirasi velositas vena naik untuk mengetahui
refluks vena atau ada tidaknya cvi. Pasien disuruh tarik nafas trus tahan nafas sebentar
maka perhatikan:
• kalau terjadi refluks,, gambaran colour dopler akan berwarna merah saattarik
nafas perhatikan warna merahnya.. kalau pasien tidak disuruh tarik nafas saja
sudah ada gambaran merah berarti sudah cvi berat.. lihat catetan dus yang lain
• kalau terjadi refluks,.. gambaran dopler dupleks akan ada gelombang yang
refluks.. hitung waktu terjadinya refluks untuk tau derajat berat ringannya
refluks.. liat catetan dus yang lain

2. SQD

tes sqd (squeeze distal)
tujuannya untuk mengetahui aliran vena di bawah probe atau di distal probe
normalnya.. saat diperas di distal probe maka velocity akan meningkat
catatan: CUS bukan merupakan tes fungsi vena,... CUS hanya untuk mengetahui ada
tidaknya trombus..
cus (-) artinya trombus tidak ada
menurut bu sofie.. cus dan sqd itu sama.. jadi kalau cus (-), pasti sqd (+).. artinya aliran
vena normal, tidak ada trombus... tapi menurut dr. ismoyo.. cus itu bukan uji fungsi
vena..
TENTIRAN DUS…
DUS organ
misal: ginjal, carotis
perlu dilakukan DUS untuk mengetahui seberapa ketat stenosisnya berdasarkan kriteria
misal kriteria NASCET
hal ini perlu dilakukan karena berguna untuk kepentingan terapi misal: carotis stenosis 50-70
% kemudian ada simptomp misal: stroke.. maka sudah ada indikasi untuk pasang stent
tujuan dus pada organ:
1. untuk uji fungsi
2. segmental analysis

DUS perifer pada pasien PAD ga perlu segmental analysis

TENTIRAN DUS SHIMINO


hampir sama dengan AV Fistel
daerah yang harus diambil sampel volumenya ada 5 titik:
1. di Shimino
gambaran Normal:
pada pemeriksaan Colour Doppler nampak aliran turbulence (mozaik pattern)
pada pemeriksaan PW Doppler nampak gambaran Continous, jadi diatas garis
baseline nampak seperti kurva monofasik end diastolik tinggi, DAN dibawah garis
baseline juga dengan gambaran kurva monofasik end diastolik tinggi tapi terbalik
Ukur PSV dan ukur Flow Volume
Normal jika PSV < 500 cm/s Normal Flow volume: 500-800 ml
Stenosis pada Shimino PSV > 500 cm/s Kenapa?? karena intra stenosis pasti
kecepatannya lebih tinggi
stenosis pada shiimino juga bisa diukur Flow Volume di Shimino, Stenosis jika flow
Volume < 500 ml
2. Arteri Proksimal Shimino
Gambaran Normalnya: Monofasik end Diastolik Tinggi, kenapa TIDAK Trifasik??
karena pada saat diastolik terus menerus ada aliran dari arteri ke shimino dan Vena
sehingga hampir sama gambarannya dengan End Organ.
3. Arteri Distal Shimino
gambaran: Trifasik seperti arteri biasa karena tidak terpengaruh aliran Shimino
4. Vena proksimal shimino (dilewati aliran Shimino)
Vena gambaran Normalnya: Pulsatil karena ada aliran dari shimino yang terus
menerus
5. Vena distal shimino (yang tidak terlewati aliran shimino)
Vena normal gambrannya phasik flow (dipengaruhi inspirasi dan ekspirasi) karena
tidak dipengaruhi aliran darah dari Shimino

Jika Shimino tidak jalan, maka baik arteri atau vena kembali ke Normal.

Arteri Proksimal Shimino itu sampai mana saja??


misal: Shimino dipasang di Arteri Radialis Distal, tapi ternyata gambaran Monofasik
End Diastolik Tinggi juga didapatkan di A. Radialis Prox, A. Brachialis, A. Axillaris
dan A. Subclavia
kenapa ini terjadi?
Karena tetap saja ada aliran ke Shimino (persepsi pribadi) pada saat sitolik dan
diastolik

Ilustrasi Kasus
Pasien dengan CKD sudah dilakukan hemodialisa sejak 10 tahun yang lalu,
sebelumnya dipasang Double Lumen terlebih dahulu (sambil menungggu AV Shunt
matang ) kemudian dipasang AV Shunt. Selama ini tidak ada keluhan pada AV Shunt,
selama 1 tahun ini sering terjadi bengkak pada tangan kanan namun hilang timbul,
selam 10 hari ini, bengkak di tangan kanan tidak hilang dan bertambahn sakit.
Diagnosis: curiga Sumbatan di vena Subclavia Dekstra akibat pemasangan Double
Lumen
Bekas pemasangan double luen menyebabkan hiperplasi otot polos vena kemudian
sampai menyebabkan oklusi vena subcalvia dekstra

Anda mungkin juga menyukai