Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM 1

FISIOLOGI ORGANISME
AIR
ALIRAN DARAH PADA EKOR KECEBONG/ IKAN KEPALA TIMAH

Nama:Kadek Arindra Setiawan(2113111030)


Gede Rendy Wetu Dinatha(2113111028)
Muhamad Fahrozy Zulkarnain (2113111019)

Dosen : Dr. Gede Ari Yudasmara, S.Si., M.Si

Tanggal : 17 - 5 - 2022

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
1. Latar Belakang
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata
dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah
struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang
depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar
aliran darah tetap searah. Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah
dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya
beredar sekali melalui jantung dengan arah dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh
kemudian kembali ke jantung. Pembuluh darah adalah saluran khusus untuk mengalirkan
darah. Darah adalah cairan dalam pembuluh darah, yang beredar ke seluruh tubuh mulai dari
jantung dan segera kembali ke jantung. Darah vertebrata mengalir dalam pembuluh darah
yang elastis (arteri, vena, dan kapiler). Pada vertebrata, sistem pembuluh darah terdiri atas
tiga jenis, yaitu arteri, vena dan kapiler. Masing-masing pembuluh darah tersebut memiliki
ciri khas tertentu yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Selain pembuluh darah
tersebut, ada pembuluh darah yang strukturnya lebih kecil yakni arteriol dan venula. Arteriol
adalah pembuluh arteri kecil yang berguna untuk mengendalikan aliran darah, sedangkan
venula adalah pembuluh vena paling kecil dan berhubungan langsung dengan pembuluh
kapiler.
2. Tujuan
Mahasiswa dapat membedakan macam-macam pembuluh darah pada ekor kecebong/ ikan
kepala timah.
3. Alat dan bahan
a. Alat
 Gelas kimia
 Cawan petri

 Gelas obyek
 Pipet tetes
 Mikroskop binokule
b. Bahan
 alkohol 1%
 aquades

 ikan kepala timah/ kecebong katak


 kapas
4. Metode
1. Ke dalam gelas yang berisi larutan alkohol 1%, masukkan beberapa ekor kecebong/ikan
kepala timah yang cukup besar. Biarkan ikan-ikan itu sampai tidak sadar. Jangan
menggunakan ikan yang terlalu kecil, sebab mudah mati sehingga tidak bisa diamati
dalam waktu yang lama.
2. Pindahkan seekor kecebong/ikan kepala timah tersebut ke dalam cawan petri/gelas obyek
yang berisi sedikit air dengan tubuh miring. Apabila ikan diletakkan di atas gelas obyek
datar, tutuplah bagian kepalanya dengan kapas basah.
3. Amati di bawah mikroskop pembuluh-pembuluh darah pada ekornya yang transparan.
4. Perhatikan jalannya darah dalam pembuluh-pembuluh darah itu. Tentukan arteri,
arteriol, kapiler, venula, dan vena berdasarkan ciri-ciri mereka.
5. Gambarkan sebagian dari rangkaian pembuluh darah, yang mempunyai 5 macam
pembuluh tersebut.
5. Hasil Pengamatan

Table 1,1 hasil pengamatan mikroskop

NO Gambar Keterangan Dekripsi


1  Pembuluh darah
2 4 1 :Arteri arteri mengalir
2 : Vena lebih cepat dari
3 :arteriola jantung menuju
4 : Venula tubuh karena
mengangkut O2
 Pembuluh Darah
1 vena mengalir
3 lambat menuju
Gambar 1.2.1pengamatan ekor kecebong jantung karena
mengangkut CO
2
2 1 : Arteri  Pembuluh Darah
3
2 2 :Venula Arteri dan
3 :Vena Asteriol
4: Arteriola mengedarkan
darah
mengandung O2
1 4 dari Jantung ke
seluruh tubuh
Gambar 1.2.2 pengamatan ekor ikan
kepala timah  Pembuluh Darah
Vena dan
Venula
mengerdarkan
darah
mengandung
CO2 menuju
jantung dari
seluruh tubuh

Table 1.2 perbedaan pembuluh Arteri dan Vena


NO karakteristik Arteri Vena
1 Tekanan Kuat ,jika terpotong Lemah,jika terpotong
darah memancar menetes
2 Isi Darah Banyak mengandung Banyak mengandung
O2 mengankut O2 CO2 mengankut CO2
dari jantung dari seluruh tubuh
keseluruh tubuh Kembali ke jantung
3 Dinding Tebal dan kuat Tipis
4 Arah airan Mengedarkan Mengangkut CO2
oksigen O2 dari karbondioksida dari
jantung ke seluruh seluruh tubuh Kembali
tubuh ke jantung
5 Letak Lurus dari insang Lurus dari insang
melintasi sepanjang melintasi dada menuju
dorsal hingga ekor anal hingga ekor
6 Klep Tidak mempunyai mempunyai

Kesimpulan :
Berdarsarkan pengamatan di bawah mikroskop yang kami lakukan dengan mengambil
sample kecebong dan ikan kepala timah sesuai skema pratikum yang telah di berikan kami
menyimpulkan bahwa :

 Arteri : mengangkut oksigen O2 dari jantung kemudian di edarkan ke seluruh tubuh


hal ini di tandai dengan pengamatan materi gelembung yang mengalir di pembuluh
arteri serta cabang arteriol memiliki laju yang sangat cepat, dan juga dari
pengamatan
2 sample biota tersebut di bawah mikroskop letak arteri selalu di atas
 Vena : mengankut karbondioksida CO2 dari seluruh tubuh lalu membawa nya ke
jantung Hal ini di tandai dengan pengamatan materi gelembung yang mengalir di
pembuluh vena dan venula bergerak secara lamban ,dan juga dari pengamatan 2
sample biota tersebut di bawah mikroskop letak vena selalu di bawah
Saran :
Dari Hasil analisisa dan pengamatan dari kelompok kami masih jauh dari kata sempurna ,
apabila bapak ibu berkenan mengkoreksi dan memberi masukan kepada laporan kami. Kami
merasa sangat senang ,mengingat kami masih ingin mengetahui lebih dalam lagi system
peredaran darah pada organisme air, untuk itu kritik dan masukan sangat berharga buat kami
Dokumentasi Kegiatan Pratikum Aliran darah Kecebong dan Ikan Kepala Timah :
Table 1.3 Dokumentasi
NO 1 Dokumentasi Kegiatan keterangan
Mengamati aliran darah ekor
kecebong di bawah lensa mikroskop
kemudia menentukan aliran arteri
dan vena

Gambar 1.3.1 pemotretan pengamatan


mikrokskop
2 Setelah pengamatan ,kemudian
mengambar /mengilustrasikan objek
yang di amati melalui gambar yang
di gambar di kertas laporan ,lalu
menunjukan dan menjelaskan letak
arteri dan vena pada gambar tersebut

Gambar 1.3.2 Penggambaran aliran


darah pada ekor ikan kepala timah
Daftar Pustaka
Yudasmara , Gede ,2019 ,penuntun pratikum Fisologi Organisme Air ,Singaraja , Buku
Penuntun Pratikum Fisiologi Organisme Air.
Yudasmara, Gede ,(online) , system peredaran darah ikan(,di akses melalui link gmeet
perkuliahan Foa) ,13 april 2022
LAPORAN PRATIKUM II
FISIOLOGI ORGANISME
AIR OSMOREGULASI

Nama:Kadek Arindra Setiawan(2113111030)


Gede Rendy Wetu Dinatha(2113111028)
Muhamad Fahrozy Zulkarnain (2113111019)

Dosen : Dr. Gede Ari Yudasmara, S.Si., M.Si

Tanggal : 25 -5 - 2022

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
1. Latar Belakang
Osmoregulasi adalah proses pengaturan konsentrasi cairan dan menyeimbangkan
pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses
osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan
lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus,
begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati.
Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak
diperlukan oleh sel atau organisme hidup. Osmoregulasi adalah pengaturan tekanan osmotik
cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan sehingga proses-proses fisiologis berjalan
normal (Raharjo, 1970 dalam Bestian, 1996). Osmoregulasi pada ikan air tawar melibatkan
pengambilan ion dari lingkungan untuk membatasi kehilangan ion. Air akan masuk ke tubuh
ikan karena kondisi tubuhnya hipertonik, sehingga ikan banyak mengeksresikan air dan
menahan ion (Boyd, 1990 dalam Arista, 2001) . Menurut Affandi dan Usman (2002),
organisme air dibagi menjadi dua kategori sehubungan dengan mekanisme fisiologisnya
dalam menghadapi tekanan osmotik air media,yaitu:
1. Osmonkonformer adalah organisme air yang secara osmotik labil dan mengubahubah
tekanan osmotik cairan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan tekanan osmotik air media
hidupnya.
2. Osmoregulator adalah organisme air yang secara osmotik stabil (mantap), selalu berusaha
mempertahankan cairan tubuhnya pada tekanan osmotik yang relatif konstan, tidak perlu
harus sama dengan tekanan osmotik air media hidupnya.
Ikan Laut memiliki cairan tubuh lebih encer (hipoosmotik) daripada lingkungannya :
cenderung kehilangan air dan mendapatkan tambahan ion-ion. Ikan Air tawar memiliki cairan
tubuh yang konsentrasinya lebih besar daripada lingkungannya (hiperosmotik) : ikan
kehilangan garam dan mengambil air melalui insang. Ikan yang bermigrasi dapat merubah
sistem osmoregulasinya saat berpindah lingkungan (tawar ke laut atau sebaliknya).
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui daya tahan tubuh ikan air tawar pada perlakuan larutan garam 12 gram,
25 gram, 37,5 gram, dan 50 gram .
b. Untuk mengetahui tingkah laku ikan pada perlakuan larutan garam 12 gram, 25 gram, 37,5
gram, dan 50 gram .
3. Alat dan Bahan
 Becker Glass 1000 ml sebanyak 1 buah/kelompok,
 Water Quality Checker,
 Tolly counter 1 buah,
 Air tawar secukupnya (400ml),
 Ikan air tawar sebagai sampel 1 ekor,
 Larutan garam 12 gram, 25 gram, 37,5 gram, dan 50 gram dalam 100 ml air masing-masing
1 buah.
4. Metode
 Siapkan 1 buah Becker Glass yang bervolume minimal 1 liter/1000 ml
 Siapkan larutan garam dengan salinitas tertentu sesuai dengan yang ditentukan
untuk masing-masing praktikan (mahasiswa/i)
 Masukkan ikan kedalam becker glass masing-masing kelompok dan tunggu sampai 1 menit
untuk proses aklimatisasi.
 Penambahan salinitas dilakukan dengan penambahan garam dapur setiap selang waktu
1 menit
 Hitung pergerakan tutup buka operkulum ikan dengan menggunakan tolly counter
 Dicatat dalam menit dan larutan garam keberapa ikan tersebut mati dan sebutkan
juga alasannya

5. Hasil Pengamatan
A.Parameter Air
Table 2.1 Hasil pengamatan parameter air
NO Satuan Sebelum di Campur larutan garam Setelah di Campur Larutan Garam
1 Turb 10 10
2 DO 0.014 mg 0,0 mg / L
3 Temp 29,2 c 27 c
4 Salinity 0,01 % 4,0 %
5 Ph 10,13 9,4
6 Cord 29,8 m S/cm 78 ms / c 12

B.Reaksi Ikan dalam Larutan


Nama Ikan : komet Shubunkin
Nama Latin : Carassius auratus
Panjang Ikan : 9 cm
Berat Ikan : 7,19 kg
Tabel 2.2 Hasil pengamatan ikan dalam Becker Glass
NO Durasi/ Kadar Buka tutup Tingkah Laku
menit Garam/gram overculum

1 5 menit - 669 kali Ikan masih dalam tahap stabil tidak ada
perubahan tingkah laku secara
signifikan
2 10 menit 12 gram 700 kali Ikan mulai mempercepat buka tutup
overculum ,Gerak renang masih belum
menunjukan reaksi dari perubahan
salinitas air
3 15 menit 25 gram 752 kali Buka tutup overkulum melebar dan
lebih cepat dari salinitas sebelumnya,
ikan mulai mengalami ketidak
seimbangan
tekanan osmose, Ikan kerap mengapung
dengan mulut terus terbuka lebar ke
permukaan air ,begitu pun gerak renang
yang tidak stabil menunjukan reaksi
ikan terkejut dengan penambahan
kadar
garam 25 gram
4 17 menit 37,5 gram 264 kali ikan mulai mengalami dehidrasi,akibat
dari dominasi kadar garam di air.
Gerakan renang nya mulai tidak stabil
dan kerap melompat dari dalam
air,Gerakan overculum melambat
menandakan ikan sudah tidak mampu
lagi menyeimbangkan tekanan
osmose.serta Gerakan seluruh sirip pada
ikan terus mengembang ,dan sisik mulai
memucat diiringi dengan badan yang
terus memutih,` reaksi selanjut nya ikan
mengalami kejang kejang dan Gerakan
overkulum berhenti dan Gerakan sirip
ikan kaku ,badan semakin pucat dan
sudah mengapung di permukaan ,
menandakan ikan tersebut tidak sadar
kan diri (pingsan) dan pengamatan di
hentikan pada durasi 02 menit,04 detik.

Kesimpulan :
Dari skema pengamatan yang kami telah laksanakan Bersama, kami dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
 Ikan komet tidak mampu menyeimbangkan tekanan osmose dalam larutan
dengan kadar garam yang tinggi .hal ini di tandakan dengan pergerakan
overkulum pada setiap masing masing larutan. Dimana pada larutan ke 3 buka
tutup overculum semakin cepat karena ikan berusaha mengeluarkan kadar
garam berlebih yang ada di dalam tubuh nya di tambah lagi kulit ikan yang
kedap yang mencegah garam keluar menyebakan perubahan warna ikan
menjadi pucat .
 Pada larutan ke 3 dan ke 4 ikan kerap mebuka mulut nya di permukaan dan
pergerakan overkulum melamban ,kami menyimpulkan bahwa ikan berusaha
menghetikan kadar garam yang selalu masuk baik melaui minum maupun dari
insang. Ikan menutup overculum nya agar tubuh ikan tidak menerima lagi air
yang terkontaminasi garam ke tubuh nya. Ikan menunjukan pergerakan renang
yang tidak normal pada larutan ini, kami menduga ikan mengalami kontradiksi
garam pada tubuh nya yang sudah tidak bisa lagi di ekresikan di ginjal dan
berpengaruh pada kesadaran ikan dan kinjera respirasi pada ikan .
Saran :
Dari Hasil analisisa dan pengamatan dari kelompok kami masih jauh dari kata sempurna ,
apabila bapak ibu berkenan mengkoreksi dan memberi masukan kepada laporan kami. Kami
merasa sangat senang ,mengingat kami masih ingin mengetahui lebih dalam lagi system
Osmoregulasi Ikan, untuk itu kritik dan masukan sangat berharga buat kami

Dokumentasi Kegiatan Pratikum Osmoregulasi :

Table 2.3 Dokumentasi


NO Dokumentasi Kegiatan Keterangan
1 Persiapan alat dan bahan :

Langkah awal dimana kami


mempersiakan kelengkapan
bahan dan alat sebelum
memulai sesi pengukuran

Gambar 2.1.1 persiapan perlengkapan


2 Pengecekan Parameter air :

Pengecekan di awali dengan


pengukuran berat dan
Panjang ikan ,lalu di
lanjutkan dengan
pengukuran parameter air

Gambar 2.1.2 Pengecekan parameter air


3 Pengamatan 1 :

Kadar garam : -
Buka tutup overkulum :669
Total Durasi : 5 menit

Gambar 2.1.3 Pengamatan 1


4 Pengamatan 2 :

Kadar garam : 12 gram


Buka tutup overkulum : 700
Total Durasi : 10 menit

Gambar 2.1.4 Pengamatan 2


5 Pengamatan 3 :

Kadar garam : 25 gram


Buka tutup overkulum : 752
Total Durasi : 15 menit

Gambar 2.1.5 Pengamatan 3


6 Pengamatan 4 :

Kadar garam : 37,5 gram


Buka tutup overkulum : 264
Total Durasi : 17 menit

Gambar 2.1.6 Pengamatan 4


Daftar Pustaka
Yudasmara , Gede ,2019 ,penuntun pratikum Fisologi Organisme Air ,Singaraja , Buku
Penuntun Pratikum Fisiologi Organisme Air.
Yudasmara, Gede ,(online) , Osmoregulasi Ikan ppt,di akses melalui link gmeet perkuliahan
Foa ,11 mei 2022

Anda mungkin juga menyukai