Anda di halaman 1dari 52

NON-FERROUS ALLOY

Kusmono, Ph.D.

Lab Bahan Teknik DTMI


STEEL & CAST IRON

Keunggulan:
 Variasi sifat mekanik dapat dibuat
dengan mudah dan ekonomis

Kelemahan:
 Berat jenis relatif tinggi (ρ = 7,9
g/cm3
 Konduktivitas listrik rendah
 Ketahanan korosi relatif rendah
NON-FERROUS ALLOY

Logam dikelompokkan 2:
a. Ferrous alloy
paduan logam yang mengandung unsur utamanya Fe.
Contohnya: baja (steel); besi cor (cast iron)

b. Non-ferrous alloy
paduan logam yang tidak mengandung unsur Fe
Contohnya: aluminium, tembaga, magnesium, nikel
titanium
NON-FERROUS ALLOY

A. ALUMINIUM & PADUANNYA

B. TEMBAGA & PADUANNYA

C. MAGNESIUM & PADUANNYA

D. NIKEL & PADUANNYA

E. TITANIUM & PADUANNYA


ALUMINIUM & PADUANNYA
Sifat menarik aluminium:
 Ringan (ρ = 2,7 g/cm3)
 Kuat
 Mudah dibentuk
 Tahan korosi
 Konduktor listrik dan panas  Non magnetik
tinggi
 Tidak beracun
 Memantulkan sinar dan panas
 Memiliki ketangguhan yang baik
(suhu rendah atau suhu kamar)
 Menarik dari sisi tampilan
 Mampu diproses ulang
 Melting point 660°C
ALUMINIUM (Al)

Klasifikasi Al berdasar komposisi:

1. Al murni

2. Paduan Al
1. Aluminium Murni

a. Al Komersial (± 99-99,5%):

 Sebagai peralatan rumah tangga


 Untuk maksud arsitektur bangunan
 Bahan pengemas yang sangat tipis
 Cat metallic  sebagai bahan aditif
tahan korosi
 Pada industri baja  sebagai
deoksida
 Pesawat terbang
 Pada pengelasan  Alumino Thermit
Welding
Al Murni

b. Al murni untuk industri listrik


Konduktivitas listrik:
1. Tembaga
2. Perak
3. Emas
4. Aluminium

c. Al murni (99,9%):
 sebagai bahan reflektor luar angkasa

“Semakin >> kemurnian, konduktivitas


listrik dan panas >>, kekuatan << “
Klasifikasi paduan aluminium
berdasar metode
fabrikasi/pembentukan:

A. WROUGHT ALUMINIUM
ALLOYS

B. CAST ALUMINIUM ALLOYS


WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
PADUAN Al-Cu

 “duralumin”

Klasifikasi :
a) Cu < 5,7% (lazimnya 4%)
b) Cu > 5,7%

a) Cu < 5,7% (lazimnya 4%)


 dapat dikeraskan dengan proses
“Precipitation Hardening”
(pengerasan presipitasi/endapan:

Pengerasan yang disebabkan oleh adanya fasa


kedua (presipitat) yang terdistribusi secara
merata dan halus di dalam matrik paduan)
DIAGRAM FASA Al-Cu

3
SIKLUS PEMANASAN PH

T
1
Prosedur Precipitation Hardening
 Paduan dipanaskan sampai fasa α (titik 1,
T1) sehingga Cu larut padat dalam α
(“Solution Treatment”)
 Biarkan pada T1 tersebut beberapa saat
agar fasa θ terurai sempurna sehingga
fasanya α seluruhnya
 Celupkan ke dalam air dengan cepat
(pendinginan cepat/quenching), agar
tidak terjadi difusi sehingga strukturnya
tetap α. Tetapi pada fasa α terjadi distorsi
kisi yang menyebabkan terjadinya
peningkatan kekerasan meskipun tidak
terlalu signifikan
 Kemudian dipanaskan lagi pada
temperatur di daerah fasa (α+θ), T2 
aging
PRECIPITATION HARDENING

Tujuan Aging:
 Mendistribusikan dan mengubah
ukuran dan bentuk θ sehingga
terdistribusi secara merata dan halus
di seluruh paduan sehingga
menimbulkan peningkatan kekerasan
yang optimal

 Jika Taging >>  butir α >> dan


berakibat kekerasan akan turun 
“Over Aging”
SIFAT MEKANIK VS AGING TIME
AGING

A. NATURAL AGING (NA)


Taging = Tkamar

B. ARTIFICIAL AGING (AA) = PH


Taging > Tkamar
SIKLUS PEMANASAN NATURAL AGING

T (°C)


2 3

quenching

5 (T kamar)
4
1
Waktu Aging
α SATURATED SOLID SOLUTION
 Dari diagram fasa Al-Cu, untuk Al-4%Cu
dengan pendinginan lambat, batas
kelarutan atom Cu dalam α(Al) adalah
0,2%, tetapi ketika di-quench dari fasa α
(Al) maka tidak mungkin terjadi difusi,
sehingga 4% Cu dipaksakan larut padat
di dalam α(Al)
“α supersaturated solid solution”
SIKLUS PEMANASAN ARTIFICIAL AGING

T (°C)


2 3

quenc
Tα+θ h
5 6

4 7
1
Waktu Aging
Precipitation Hardening Al 2024
Al – Si (silumin)

Si  memperbaiki mampu cor, karena


dapat meningkatkan mampu alir,
mudah dicairkan, dan mudah dicor

Karakteristik:
 Sangat baik kecairannya
 Mempunyai permukaan bagus
 Tanpa kegetasan panas
 Sangat baik untuk paduan coran
 Ketahanan korosi baik
 Sangat ringan
 Koefisien muai kecil
 Penghantar panas dan listrik baik

Aplikasi Al-Si: piston, elektroda las


Al - Si
Al - Mg

 “hidronalium”

Karakteristik:
 Ketahanan korosi sangat baik
 Penambahan Mg  menurunkan
berat jenis (ringan)
 Tidak bisa di-aging
 Paduan 2-3% dapat mudah
ditempa, dirol, dan diekstrusi

Aplikasi Al-Mg: Paduan 5083 (Al-4,5% Mg)


 kuat dan mudah dilas  bahan tangki LNG
 rangka-rangka jendela
Diagram fase Al - Mg
Al - Mg - Si

Karakteristik:
 Mampu bentuk sangat baik (tempa,
ekstrusi)
 Tahan korosi
 Sangat liat
 Mampu bentuk sangat baik pada suhu
kamar
 Peningkatan sifat mekanik dengan
proses precipitation hardening
(PH)/aging; presipitatnya Mg2Si

Aplikasi:
 Konstruksi pesawat terbang
Al - Mg - Si
Al - Zn - Mg
Karakteristik:

 Kekuatan paling tinggi diantara


paduan Al lainnya

 Peningkatan kekerasan dan


kekuatan dapat dilakukan dengan
proses aging (fasa presipitat MgZn2)

 Sensitif terhadap korosi tegangan


(SCC)

Aplikasi:
 Konstruksi pesawat terbang
Al - Zn - Mg
Al - Li

Karakteristik:
 Ringan (ρ = 2,5-2,6 gr/cm3)
 High specific strength
 High specific elastic modulus
 Excellent fatigue
 Tangguh pada temperatur rendah
 Metode penguatan  “Precipitation
Hardening”
 Mahal  teknik prosesnya spesifik
sebagai akibat reaktifitasnya

Aplikasi:
 Bahan teknik untuk transportasi
(aircraft dan aerospace industries)
 mengurangi bahan bakar
WROUGHT ALUMINIUM ALLOYS
CAST ALUMINIUM ALLOYS
CAST ALUMINIUM ALLOYS
CAST ALUMINIUM ALLOYS

Anda mungkin juga menyukai