Anda di halaman 1dari 11

1

WAWASAN PEMBINAAN CENDIKIAWAN UNTUK MAHASISWA BARU.

I. Dasar Pemikiran :

Nasehat I : - Kapan saja, di mana saja, bagaimana saja keadaannya setiap Ja-
maah supaya tetap menetapi, memerlukan dan mempersungguh
QHJ (prinsip misi hidup kita).
- Jamaah supaya tetap dalam hidayah Alloh (survive/tangguh) 
tujuan pokok (4:94:3)
- Jamaah supaya berpengaruh dan tidak terpengaruh (Peraturan
teks bernomer: 33)
- Jamaah supaya memanfaatkan kefadholan/keistimewaan ([po-
tensi] kecerdasan/kepandaian [intelektualnya]) untuk meningkat-
kan perjuangan [kelancaran dan peningkatan kualitas] QHJ
(6:90+3:05:4).
- … terhadap GP tingkat mahasiswa-mahasiswa supaya diadakan
pembinaan khusus yang lebih intensif pumpung masih hidup
[enerjik] dan ada kesempatan dan semua itu supaya diniati ibadah
amal sholih (2:91:1+10:01:4+10:04:2+9:05:4)

Sumber Daya :

- SDM Cendikiawan  mahasiswa adalah:


- Kelompok beruntung, terpilih dan unggulan (punya UK3=Uang-Kesem-
patan-Kemampuan-Kemauan)
- Kader yang berkualitas
- Idealisme tinggi (prinsip think globally act locally)
- Agen akselerasi / pemercepat pengembangan dan peningkatan kualitas
QHJ (sebagai generasi penerus perjuangan agama)
- SDM dinamis dan aktif.

- Sumber Daya yang lain (pemanfaatan Fasilitas):


- Diberi fasilitas dari orang tua (uang/biaya hidup, kendaraan, komputer)
- Mempunyai akses dengan orang yang punya fasilitas (banyak teman/
kenalan, pejabat/pengusaha).

Kasus/Fakta :

Berawal dari anggapan bahwa urusan dunia tidak penting, akibatnya ada kendala
sedikit saja terus nglokro (lemah, bahkan hilang semangat!).

Akibatnya :
- Malas dan suka membolos kuliah.
- (sangat) terlambat lulus dengan IPK rendah (julukan MA; Mahasiswa
Abadi)
- Orang tua resah, pengurus susah, calon mertua ogah (masa depan
suram).
2

Kasus : 1. Malu dan frustrasi, mbules/tidak tertib sambung, bahkan sampai mon-
dar mandir
2. Stress (depresi mental – berteriak-teriak bahkan mau bunuh diri).

Akibatnya :
1. Membuang biaya, tenaga, waktu, kesempatan, dan 5 Bab tergang-
gu.
2. Kurang menetapi dan menepati amanat asli orang tua (dengan misi
sekolah/kuliah yang baik dan benar).
3. Bikin susah dan repot pengurus dan sahabat.

II. Harapan:

Nasehat Imam:
- Berusaha menjadi mahasiswa teladan dan barokah (11:95), syukur
syukur dapat bea siswa (6:00:1 + 6:01:3 + 6:05:5 + 6:06:3)
- Berpotensi sebagai pendekar – pejuang agama (mempunyai andil
dalam urusan fii sabilillah (4:96 + 6:90 + 6:05:5 + 6:06:3)
- Insya Alloh lebih mudah mendapatkan pekerjaan  lancar dan
sukses dunia-akhirot (6:01:3 + 6:05:5 + 6:06:3)
- Berpengaruh baik terhadap lingkungannya (khoirunnasi anfa’uhum
linnaasi)
- Menetapi 6 Tobiat Luhur Jamaah: Rukun, Kompak, Kerjasama,
Jujur, Amanah, Mujhid-muzhid (kerja mempeng – tirakat banter
(kerja keras – prihatin kuat)  produktif, produktif bagi mahasiswa
berarti lulus dengan cepat dengan IP yang tinggi) (4:01:4)
- …Semua jamaah supaya merasa bahwa dirinya wajib untuk mem-
perjuangkan QHJ dimana saja [berada] dan [adapun langkah]
selanjutnya jamaah supaya meningkatkan dirinya dalam memper-
juangkan QHJ, [antara lain dengan] memasyarakatkan QHJ [contoh
dengan buku “Mengenal LDII”]/menghidupkan [dan meningkatkan
kualitas] QHJ, sehingga [menetapi/menjalani QH]Jamaah bisa [se-
nantiasa] berjalan lancar ila yaumal qiyamah (wong-wong jamaah
gembruuuduk pada mlebu surga kabeh). Didalam memperjuangkan
QHJ itu dibutuhkan [sosok] orang-orang yang: [kritis dan] berani
[mengutarakan ide, kreasi, konsep inovasinya], militan, tabah,
patuh, [dengan tetap] fatonah bitonah budi luhur (7:91:5)

Ini semua perintah Imam yang tidak maksiat, maka harus ditaati.

Prinsip berkuliah: efisiensi biaya, waktu, tenaga  berprestasi: cepat lulus de-
ngan IP tinggi.

Dari sisi pandang agama: Sebagai motor penggerak/dinamisator di kelompok ma-


sing-masing (sukses studi & netepi agama).

Tuntutan saat ini: lulus tepat waktu dengan IPK tinggi, sehingga mempunyai kans
bekerja yang tinggi, sebab IPK merupakan seleksi paling awal
sebelum test formal/normatifnya.
3

Contoh : Untuk menjadi PNS, mulai tahun 2003 IPK > 3.00.
IP tinggi bisa dicapai apabila serius, telaten, tekun, kuat kemauan, serta
minat + hobi, sesuai dengan bakat, dan kemampuan (resep sederhana
sukses berkarir).

Sekarang situasi krisis ekonomi bahkan krisis multi dimensional belum


usai, banyak sarjana/orang terdidik menganggur, akankah kita alami ?.

Masa belajar (menjadi mahasiswa) dibagi menjadi 3 masa kritis :

1. Masa kritis I (smt. I-IV):

Menentukan langkah awal masa depan kita. Mulai saat ini kita harus sudah
merencanakan langkah dengan tepat.

 Awas evaluasi DO (drop Out) pertama minimal 30 SKS dengan indeks prestasi
kumulatif IPK = 2 pada akhir semester IV.

Kiat :
1. Sesuaikan diri segera dengan iklim perguruan tinggi, jangan larut
dalam euphoria !.
2. Manfaatkan waktu, tenaga, dan biaya seefisien mungkin.
3. Segera bikin grup belajar dan diskusi yang intensif dibawah DPA
yang sama.
4. Wujudkan jaringan info dan kerja sama satu jurusan/program studi
antar Perguruan Tinggi (ada forum bertemu yang rutin). Coba telu-
suri dosen; dimana saja mengajarnya apa dan bagaimana tipe soal
favoritnya serta himpun bank soal-jawabnya.
5. Ikuti langkah berikut:
- Punya waktu belajar yang rutin.
- Konsentrasi penuh saat kuliah, tidak malu menerapkan cara
manqul (mencatat tertib dan lengkap materi + keterangan saat
kuliah).
- Awas jangan ngantukan melulu !!!
- Sambung rutin ke Perpustakaan (tidak alergi dengan literatur
berbahasa Inggris).
- Cermati penekanan dan isyarat dosen saat kuliah (awas metu/
keluar ujian lho!).
- Mintalah kemanqulan (minimal memfoto kopi ringkasan kuliah)
kepada teman yang pandai.
- Berdoa dan sholat hajad (syukur pada sepertiga akhir malam)
- Minta doa restu ortu (khususnya ibu) dan Kyai kelompok setem-
pat.
- Bimbing adik kelas (supaya ditolong Alloh kita harus nolong sau-
dara)
- Prinsip bajingan tengik:
4

- Gambuhi dosen + keluarganya  ciptakan ikatan kekelu-


argaan (terapkan prinsip sobat, pokat dan obat).
- Saat dekat masa ujian mintalah kisi-kisi bahan ujian yang
akan keluar.
- Buat ringkasan (paling tidak memfoto kopi ringkasan si
Jenius), latihan soal-soal saat dekat ujian.
5. Usaha aktif berorganisasi (punya andil dalam urusan sabilillah).
6. Kenali dengan akurat karakter / watak tiap dosen; apa yang dise-
nangi / dibenci, terbuka / tertutup / mudah menjatuhkankah?
7. Kembangkan cara berfikir kritis, bernalar baik dan kemampuan
berasertif yang baik.
8. Upayakan merintis dan selalu mengkondisikan bekerja sama dalam
bentuk tim (tim work) yang baik dan solid.
9. Berkonsultasi rutin dan teraturlah dengan dosen pembimbing
akademik (DPA).

2. Masa kritis II (smt. V-VI):

Mulai menentukan bidang/area penelitian, atau memilih jalur skripsi/nonskripsi

Kiat : - Mulai mengenal dunia penelitian, dengan membaca-baca buku


penelitian yang ada
- Membantu penelitian kakak kelas/dosen.
- Mencari problematika / isyu aktual yang berkembang di masyarakat
atau perusahaan.
- Mulai mencari masalah dan atau judul penelitian/skripsi dengan studi
literatur (melihat/membaca jurnal majalah berkala ilmiah dll) atau
duplikasi (mengulang penelitian yang pernah ada, bukan menjiplak
atau melakukan studi lapangan (menemukan fenomena/fakta yang
menarik sebagai bahan/permasalahan penelitian  modal judul
Skripsi !!)
- Memilih calon dosen pembimbing yang tidak rewel.

3. Masa kritis III (mulai smt VII):

Mulai mempelajari teknis penyusunan skripsi :


Kiat : - Prinsip skripsi S1: mahasiswa pernah melakukan penelitian
ilmiah dengan metode dan prosedur yang baik
dan benar tanpa dituntut beban / bobot /
kualifikasi yang tinggi.
 sebagai peneliti pemula yang belum punya pengalaman meneliti,
tentunya cukup mempraktekkan teori secara benar saja kan?
- Jadi buat apa ngoyo + idealis  malah mempersulit diri.

Skripsi harus cepat :

- Pilih topik / tema / materi yang disukai / diminati + dikuasai.


- Hindari topik yang sulit + rumit, batasi; luas lingkup, kedalamannya, ukur
dan serasikan keinginan dengan kemampuan diri sebaik mungkin.
5

- Lihat skripsi yang sudah/pernah ada.


- Pilih yang cepat waktu penelitian/deskriptif/eksploratif/kasus/studi literatur.
- Rajin konsultasi dengan dosen pembimbing
- Bikin log book (buku notes mini) untuk mencatat inspirasi/ide/hasil apa saja
yang berguna untuk skripsi.

Skripsi harus murah :

- Hindari topik/materi yang mahal biaya.


- Hindari peralatan yang mahal dan sensitif.
- Ekstra hati-hati, jangan salah langkah  pemborosan waktu, tenaga,
pikiran, dan biaya.
- Cari titik kelemahan penelitian/karya ilmiah kita + rekomendasinya.
- Buat ringkasan (8 -12 lembar total) sebagai bahan presentasi saat ujian
skripsi.
Jika masih kacau dalam mengintepretasikan hasil, cobalah bikin sistematika /
metode penulisan ilmiah dan cek ulang variabel pengaruh maupun terpengaruh-
nya apakah ada yang masih bias?.

4. Tingkat Profesi (smt IX keatas) :

Kiat :
1. Sadari dan sesuaikan diri segera dengan alam
pendidikan profesi.
2. Pegang teguh prosedur, mekanisme, aturan, dan
kriteria/indeks yang berlaku.
3. Jangan anggap masa ini sekadar formalitas yang harus
dilalui/mengikuti arus saja !
4. Rukun – kompak – solid dalam bentuk kerja tim yang
baik dan benar
5. Bekerja jujur dan profesional; jangan pernah sekalipun
merugikan pihak manapun walau sekecil apapun !!!
6. Tetap cermat – teliti – hati-hati dalam setiap langkah.
7. Serap dan cerna setiap event semaksimal mungkin
sebagai bekal pengalaman yang akan berguna kelak di kemudian
hari !!!
8. Tetap kuat berprinsip : lebih baik banyak memberi
daripada menerima.
9. Jaga dan pertahankan sikap perilaku mulia di setiap
tempat, keadaan, dan kapanpun kita berada.
10. Jaga keseimbangan antara hak dan kewajiban kita setiap saat.

Jika terlambat/gagal melewati masa kritis: kita dalam keadaan bingung


terus, takut malu bagaimana memulai, penelitian mandeg (dead lock) karena
prosedur/metode lemah, nilai/IPK rendah  bingung cari pekerjaan.
6

POKOK- POKOK ARAH PEMBINAAN CENDIKIAWAN (MISI PEMBEKALAN


CENDIKIAWAN)

Misi dan visi pokok Pengurus Cendikiawan :


1. NI: … terhadap Generasi Penerus (GP) tingkat mahasiswa-mahasiswa supaya dia-
dakan pembinaan khusus yang lebih intensif, pumpung masih hidup [enerjik], ada
kesempatan, dan [ada kemampuan+kecerdasan], semua itu supaya diniati ibadah
amal sholih (2:91:1 + 10:01:4 +10:04:2).
2. [Melakukan] suatu pembinaan yang terencana dan berkesinambungan, sesuai de-
ngan yang telah diijtihadi dalam jamaah [(tiga target keberhasilan pembinaan GP)]
untuk mempersiapkan Generasi Penerus Perjuangan QHJ yang handal, agar pada
saatnya tiba gilirannya nanti mampu menerima dan meneruskan tongkat estafet
perjuangan QHJ ila yaumal qiyamah (CAI 99)
3. Menjadi generasi penerus yang bisa diandalkan (3:93:2 + 4:96)
NIKJ: Putra-putrinya warga jamaah/anak-anaknya orang-orang jamaah supaya [se-
jak] jauh-jauh sebelumnya [sebagai] Generasi Penerus ([yaitu] kaum muda yang
meneruskan perjuangan dari kaum tua yang sudah meninggal dunia) ditingkatkan
pembinaannya supaya anak-anaknya orang jamaah bisa menjadi Generasi Penerus
yang bisa diandalkan.

Target :
1. Pembekalan khusus supaya mempunyai tingkat kefakihan (penghayatan dan peya-
kinan) yang kuat ! :
 NIKJ: Dalam rangka pembinaan/peramutan kepada GP:GP supaya mempu-
nyai kepahamam [/kefakihan] yang lebih kuat, budi pekerti yang baik/makari-
mal akhlaq, dan meningkatkan kerukunan dan kekompakan sesama jamaah
(1:93:1)
 Untuk itu sebagai GP harus benar-benar faham [/fakih] agama, paham jama-
ah [punya keyakinan yang sangat kuat tentang kebenaran QHJ], tahan
bantingan, tidak akan terpengaruh keadaan [(tetap kritis, tak terkooptasi
oleh “kekuasaan dan atau iming-iming fasilitas” maupun pada arus yang
tidak benar)] (2:92:4 + 12:96)
2. Penyiapan generasi yang handal menghadapi rayuan iblis:
 NIKJ: Anak turunnya [jamaah] supaya diusahakan jadi orang jamaah yang baik
dan [memiliki ke]paham[an yang kuat 1, agar] jangan sampai terpengaruh rayuan
Iblis laknat jahanam yang memang berusaha [habis-habisan] dengan
bermacam-macam usaha[/rekayasa] untuk menjerumuskan manusia sebanyak-
banyaknya ke dalam neraka (8:99:2)
3. Merasa wajib untuk memperjuangkan dan meningkatkan kualitas QHJ:
NIKJ: …Semua jamaah supaya merasa bahwa dirinya wajib untuk memperju-
angkan QHJ dimana saja [berada] dan [langkah] selanjutnya jamaah supaya me-
ningkatkan dirinya dalam memperjuangkan QHJ, [antara lain dengan] memasya-
rakatkan QHJ [contoh dengan buku “Mengenal LDII”]/menghidupkan [dan mening-
katkan kualitas] QHJ, sehingga [menetapi/menjalani QH]Jamaah bisa [senantiasa]
berjalan lancar ila yaumal qiyamah (wong-wong jamaah gembruuuduk pada mlebu
surga kabeh). Didalam memperjuangkan QHJ itu dibutuhkan [sosok] orang-orang
yang: [kritis dan] berani [mengutarakan ide, kreasi, konsep inovasinya], militan,
tabah, patuh, [dengan tetap] fatonah bitonah budi luhur (7:91:5)

Muatan Lokal (ijtihad Kyai Daerah setempat saat pendirian pengajian dan pelantikan pe-
ngurus pengajian cendikiawan):
1. Mahasiswa dibekali dengan semangat juang dan kepedulian yang tinggi untuk
kebaikan, perkembangan serta peningkatan kualitas QHJ selepas/ setelah lulus
2. Mempunyai kemampuan survival (tetap aktif dan paham jamaah yang tinggi) yang
prima di tempat asal/tugas yang baru.
3. Mampu mempercepat dan mendinamisasi perkembangan dan peningkatan kualitas
QHJ ditempat yang baru

1
7

NB:
Kritis: adalah kemampuan minimal, sebagai sifat dan sikap dasar orang beriman;
yaitu punya keinginan kuat untuk tahu dan mampu dengan tegas dan jelas
menilai-memilah - memilih mana yang maksiat dan bukan maksiat, mana yang
haq & batil ; baik-buruk, benar-salah, halal-harom, sunah-bidah, amanat-khianat,
jujur-bohong, suci-najis, mahrom-bukan mahrom, fakih-abidin, sejati-semu, asli-
palsu, teratur-ngawur, konsisten-nonsens, manqul-rokyu, mulia-hina, berani-pe-
ngecut, nalar (akal-sehat) - akal-akalan, pikiran jernih-kotor, lazim-asing (ghorib),
rasional-emosional, terarah+terukur+teratur-sembarang + sekedar + amburadul,
bisnis toyib-bisnis ribawi, yang murni-yang tak murni, pahala-dosa, dan sorga-
neraka.

KIAT CEPAT LULUS / SUKSES STUDI

Masalah KKN :

 PRINSIP : Mahasiswa sebagai akselerator (pemercepat) pembangunan di


Desa (bukan sebagai sponsor / penyandang dana).

 LANGKAH:

1. Perlu briefing / penataran singkat tentang :


a) Kiat menyusun rencana (program) kegiatan yang jitu untuk
mendapatkan nilai “A” program KKN kita caranya yaitu:
Pertama sedapat mungkin diperlukan “Extension Program”
(program ekstensi/perluasan) dan kedua, berupa: Program
terpadu pada bidang yang sama, dengan rekan dari Desa lain,
ketiga dengan program Amar Makrufan (alasan; pembekalan
SDM setempat agar bertakwa + memiliki integritas moral yang
baik), serta keempat dengan penjadualan waktu yang tepat
dan akurat.
b) Kiat pintar mencermati hingga tepat dan akurat merumuskan
masalah sesuai kebutuhan riil masyarakat setempat serta
mencatat semua potensi Desa (SDM, SDA, SD Teknologi)
yang ada saat survei / orientasi lapangan.

2. Susun program kegiatan dengan ciri :


a) Buat program maksimal 4 – 5 saja ditambah diparuh waktu 1 -
2 program ekstensi (kalau kebanyakan malah bikin repot).
b) Prinsip tak padat modal, tetapi padat karya.
c) Manfaatkan SDM, SDA, dan teknologi tepat guna yang terse-
dia / mendukung.
d) Jangan sok idealis banget (terlalu muluk tapi tak bisa diterap-
kan)
e) Mengutamakan efisiensi dan efektifitas

3. Hindari :
a) Program yang menggunakan waktu Jumat pagi sampai
dengan siang (yang melewati sholat Jumatan).
b) Kesibukan penuh sehingga tak lancar jadual mengajinya
terutama di kelompok pengajian terdekat di lokasi KKN.
8

c) Sembrono masalah Infaq Rejeki (IR), hubungan dengan lawan


jenis yang bukan mahromnya, maupun kewajiban lainnya

4. Harus berani unjuk diri; bahwa kita adalah orang yang pegang erat
ketentuan agama ini gunanya untuk :
a) Mencegah pelanggaran laki-laki / perempuan yang bukan
mahromnya.
b) Menambah yoni / wibawa.
c) Modal membuat program ekstensi.
d) Orang lain akan mikir-mikir kalau akan berbuat sesuatu yang
tidak baik kepada kita.
e) Yang jelas mengamankan misi asli kita yaitu sukses KKN itu
sendiri !!!

5. Hal –hal yang mendukung :


a) Kuat berdoa (sepertiga malam) dan sholat hajadnya.
b) Kerjasama tim yang solid dan efektif dengan rekan se unit.
c) Memerlukan menolong saudara kita (penduduk asli) di lokasi
KKN kita

CUPLIKAN-CUPLIKAN CERDAS

Peran/kontribusi cerdik pandai/cendikiawan/intelektual/fuqoha dalam


peningkatan kualitas Qur’an Hadits Jamaah

1. Kaum cerdik pandai adalah orang yang berkualitas tinggi; kalau berbicara
isinya terinspirasi dan sarat dengan makna (nilai kebaikan-kebenaran-
kemuliaan), hikmah, ide, gagasan, solusi, ilmu, dzikir, dsb. Orang seperti
ini materi/isi pembicaraannya bermanfaat tidak saja bagi dirinya saja
tetapi juga bagi orang-orang lain yang mendengarkan. Jika dia diajak
berbicara sekalipun ngobrol biasa, ujung-ujungnya adalah manfaat.
2. Tujuan yang sewajarnya dilakukan oleh orang terpelajar (intelektual) tak
lain adalah mencari, menemukan dimanapun kebenaran – kemurnian -
kebaikan berada lalu menanamkan + menyebarkannya, sama sekali bukan
menyebarkan keraguan!
3. Kaum cerdik pandai adalah pelopor – penegak selalu konsisten untuk
menerapkan prinsip transfer ilmiah yang lebih familier sering disebut
dengan prosedur manqul1 baik terhadap masalah dunia terlebih dalam hal
materi agama !!
4. Cerdik pandai berperan membantu masyarakat mengenali jati diri, ling-
kungan dan peran sosialnya secara proporsional sehingga daya kritis
1
Prosedur manqul adalah prosedur baku proses belajar mengajar/secara berguru dalam
penguasaan keilmuan; teori maupun praktek di bidang agama sebagai kewajiban yang harus
ditempuh dan menjadi syarat sahnya kepemilikan ilmu tiap orang iman; yang prosesnya dimulai
dengan memasang niat karena Alloh, untuk dengan sengaja berkonsentrasi memusatkan
perhatian kita, secara cermat, teliti dan hati-hati (anshitu) dengan tujuan spesifik ingin menguasai
keterangan seutuhnya, menelusur kronologi – konteks – latar belakang (asbabul nuzul dan as-
babul wurud), yang tersirat dari yang tersurat (substansi/inti/hikmah) dari materi/dalil/hukum/ke-
tentuan/ketetapan yang sedang dan telah dikaji yang lazimnya memang dimulai dengan proses
mendengar (sami’a). (Harus dibedakan dengan proses seperti yang lazim disebut dengan acara
pengajian turba penyampaian hasil daerahan yang notabene adalah diniatkan memang terbatas
hanya ingin mendengar nasehat-ijtihad Bapak Imam setiap bulan sebagai implementasi samikna
pada lafal baiat kita dulu!)  Manqul itu lazimnya via mendengar (sami’a) tetapi sami’a (saja
jelas) tidak sama dengan manqul !!!
9

masyarakat akan terbangun sehingga mampu mewujudkan, menjaga dan


melindungi hak-haknya.
5. Bagi seorang cendikiawan misinya adalah meneguhkan keberanian untuk
mentransformasikan ilmu yang dimilikinya untuk mendukung peningkatan
kualitas QHJ (minimal memberikan manfaat maksimum bagi para jamaah).
6. Kaum intelektual hendaklah mengambil peran mencerahkan komunitas
masyarakat disekelilingnya.
7. Tugas cerdik cendikia adalah mencari + menyuarakan + menegakkan
kebenaran dan keadilan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Secara
pribadi tidak akan pernah mengejar kepentingan praktis keduniaan yang
hanya bersifat kebendaan (materialistis / memperkaya diri).
8. Cendikiawan adalah man of ideas, kelompok pemikir yang mempunyai
horison (wawasan) keilmuan yang luas, komitmen moral yang kuat, dan
kepedulian sosial yang tinggi !!.
9. Kaum cerdik pandai, intelektual dan cendikiawan mestinya selalu menem-
patkan posisi mereka secara arif ditengah dan untuk masyarakat, secara
terus menerus sadar menugaskan diri mereka sendiri untuk mengindah-
kan berbagai problematika sosial dan secara jernih kemudian mencari
solusi cerdasnya.
10. Kaum cerdik cendikia senantiasa berupaya untuk melakukan kontrol so-
sial (social controle) dengan memposisikan diri sebagai agen perubahan
sosial dan kekuatan moral (agent of change and moral force)
11. Kaum intelektual semestinya membimbing masyarakat dan membebaskan
mereka dari ketertindasan struktural, jangan sampai menjadi tak lebih dari
sekedar boneka / alat kekuasaan belaka karena mereka seolah tak beru-
saha mengembalikan peran dan fungsi agama (implementasi amaliah
yang sebenarnya)
12. Sejatinya, tak ada masalah kaum intelektual berkolaborasi (bekerja sama)
dengan kekuasaan, jika saja pilihan hidupnya itu dibarengi sikap kritis
terhadap kekuasaan itu, dalam arti kata mereka tidak menjadikan kekuasa-
an sebagai tujuan, tetapi lebih merupakan instrumen perjuangan bagi
masyarakat bawah yang marjinal. Selain itu membimbing dan membebas-
kan masyarakat dari berbagai ketertindasan dan keterbelakangan.
13. Eksistensi kaum intelektual/cendikiawan dalam pentas politik dan kekua-
saan harus tetap membawa idealisme, sadar dengan komitmen moral
tinggi untuk memperjuangkan nasib rakyat, serta turut mempengaruhi
kebijakan publik dan politik sehingga kekuasaan berjalan berlandaskan
hukum, agama dan demokrasi untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat
yang sebesar-besarnya.
14. Tugas cendikiawan adalah menunjukkan mana yang benar dan mana yang
salah. Tak bijaksana bila semua masalah diserahkan kepada umat. Cendi-
kiawan muslim sejatinya adalah mitra ulama sejati, dipundak merekalah
amanah risalah agama dibebankan.
10

KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL QUOTIENT)


KEPRIBADIAN HAKIKI / SEJATI SEORANG YANG FAKIH

Ada delapan (8) elemen penguji awal sejauh mana kualitas kecerdasan
spiritual (SQ) kita melalui barometer kepribadian yang meliputi :

1. Kapasitas diri untuk bersikap fleksibel (luwes), aktif, adaptif (mam-


pu menyesuaikan diri) secara spontan, tanpa dibuat-buat.
2. Level kesadaran/kewaspadaan diri (self awareness 1) yang tinggi.
3. Kapasitas dan kemampuan diri untuk menghadapi + menyadari
sepenuhnya dengan cara memanfaatkan penderitaan (suffering)
sebagai resiko perjuangan untuk dapat ditarik nilai pelajaran/hik-
mah/ makna dari peristiwa yang dialaminya itu.
4. Kualitas hidup yang terinspirasi dan termotivasi dengan visi +
nilai-nilai2 luhur serta mulia.
5. Keengganan untuk menyebabkan kerugian sekecil apapun yang
tidak perlu (unnecessary harm) terhadap siapapun.
6. Memiliki kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?”
(why? / mencari substansi/akar persoalan yang ada dan terjadi)
atau “Bagaimana jika ?” (what if ? / solusi cerdas + alternatifnya)
dan cenderung untuk mencari jawaban-jawaban yang
fundamental–substansial (radikal, prinsipal dan mendasar).
7. Memiliki cara pandang yang holistik (menyeluruh), dengan memi-
liki kecenderungan untuk melihat keterkaitan diantara segala sesu-
atu yang nampaknya berbeda.
8. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “field inde-
pendent” (bidang mandiri3, tidak bergantung pihak / orang lain),
dan memiliki kemandirian dalam hal kompetensi maupun sikap
profesional, mengupayakan sedemikian rupa sehingga terwujud /
tersedia aneka sistem/tatanan yang memudahkan bekerja/menja-
lankan tugas-kewajibannya bagi mitra kerja dan atau stafnya, serta
berprinsip leader sejati; yaitu lebih berani memperjuangkan
kebaikan + kebenaran (lebih dikenal dengan fenomena melawan
arus/ghorib/asing/langka), melawan yang sifatnya konvensional
(prinsip follower; berciri sikap ego sentris; cara biasa / lazim /
mengalir mengikuti arus)

Hal diatas membantu kita mengidentifikasi sejauh mana kualitas ke-


cerdasan spiritual/SQ (sebagai representasi kualitas keimanan, lebih
tepatnya kualitas ketaqwaan) kita dalam menjalani kehidupan ini.
Apakah, misalnya kualitas perjalanan hidup kita selama ini sudah
memenuhi kriteria diatas, baru sebatas separo, atau jangan-jangan
belum tersentuh sama sekali !!.

1
2

3
11

______________________

yaitu pengendalian diri optimal dan kewaspadaan terhadap reka-yasa


upadaya / modus operandi Iblis Kafir cs laknat jahanam
2
nilai-nilai seperti: kebaikan–kebenaran--keadilan, antara yang haq-
batil seperti: baik-buruk, benar-salah, halal-harom, sunah-bidah,
amanat-khianat, pahala-dosa, sorga-neraka dan lain-lain.
3
misal bagaimana berupaya maksimal memiliki kefaqihan / kepaha-
man jamaah yang kuat secara mandiri (paham bukan tergantung
orang lain, termasuk pengurus)

Semoga Alloh paring manfaat dan barokah! Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai