Anda di halaman 1dari 12

Pagi tadi, Selasa (21/10) diadakan kegiatan 

pemeriksaan kesehatan berkala dipusatkan di ruang


UKS. Program ini merupakan bagian dari kerjasama SMA Plus Negeri 17 Palembang dengan
Puskesmas Sosial Palembang untuk melayani masyarakat sekolah dalam hal kesehatan.

Petugas dari Puskesmas Sosial berbagi tugas untuk memeriksa tentang sanitasi lingkungan
sekolah, memeriksa makanan dan layanan di kantin sekolah, dan pemeriksaan kesehatan peserta
didik. Dibantu oleh Kader Kesehatan Sekolah (KKR) dan petugas UKS SMA Plus Negeri 17
Palembang, pihak Puskesmas Sosial dengan teliti dan seksama memeriksa setiap aspek yang
dinilai mengenai kesehatan yang perlu dibenahi ataupun yang sudah baik untuk ditingkatkan
terutama di bidang sanitasi dan kantin. Sementara untuk pemeriksaan kesehatan diperoleh
beberapa  peseta didik untuk direkomendasikan obat yang harus dikonsumsi karena adanya
gangguan pernapasan. Dimungkinkan karena beberapa minggu ini Kota Palembang dilanda kabut
asap.

Setelah melakukan pemeriksaan, petugas dari Puskesmas Sosial memberikan informasi singkat
terutama ajakan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat melalui penyuluhan  Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Sedangkan penyuluhan PHBS
merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama masyarakat sekolah, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat. Contoh PHBS Bidang kebersihan perorangan,
seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali sehari.
Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap 6 bulan. Bidang Kesehatan
lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas
jentik dan sebagainya.
 

Pelayanan kesehatan Puskesmas pada masyarakat tidak hanya meliputi


kuratif dan rehabilitatif yang diberikan pada orang sakit saja, namun
pelayanan kesehatan juga meliputi kegiatan promotif dan preventif pada orang
sehat. Pelayanan ini juga mencakup pelayanan kesehatan terhadap anak usia
sekolah dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara
menyeluruh dan berkesinambungan.
1
Program pengembangan Puskesmas salah satunya ialah Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha
yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan
prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Ketiga prinsip tersebut
dikenal dengan trias UKS.
2
Prinsip pelayanan kesehatan dalam UKS merupakan upaya
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan
lingkungannya. Dalam kegiatan pencegahan (preventif) didapatkan beberapa
kegiatan antara lain penjaringan kesehatan bagi anak yang baru masuk
sekolah dan pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6 bulan.
2
Penjaringan
kesehatan merupakan sejumlah prosedur pemeriksaan kesehatan yang tidak
membuat diagnosis tetapi bertujuan untuk memisahkan anak yang tidak sehat
dari anak yang sehat.
3
Inti dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara
1 Pedoman praktis pelaksanaan kerja di Puskesmas. Balai Kesehatan Salaman,
Magelang: 2000
2 Pedoman pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah. Dinas Kesehatan
Provinsi Jateng, Semarang: 2010
3 Petunjuk teknis penjaringan kesehatan anak di sekolah. Dinas Kesehatan Provinsi
Jateng, Semarang: 2005
1

dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak,
kesehatan indra penglihatan dan pendengaran yang merupakan faktor penting
dalam proses pembelajaran.
Pemeriksaan kesehatan berkala adalah sejumlah
prosedur pemeriksaan kesehatan kepada seluruh siswa setiap enam bulan,
untuk memantau, memelihara serta meningkatkan status kesehatan mereka.
2
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program UKS Puskesmas
Mlonggo dan kegiatan penjaringan kesehatan di SD Sinanggul tahun 2012
diperoleh beberapa masalah kesehatan pada siswa kelas 1 yaitu yang tertinggi
karies dentis yang kira-kira mencapai 90 %. Sehingga untuk memantau
kembali, memelihara serta meningkatkan status kesehatan di SD/MI
Sinanggul maka diperlukan kegiatan Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan
Berkala di MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6, Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara bulan Februari 2013.
B. BATASAN JUDUL
Laporan kegiatan dengan judul “Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan
Berkala di MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6 Kecamatan
Mlonggo Kabupaten Jepara Bulan Februari 2013” mempunyai batasan
pengertian judul sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala
adalah sejumlah prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan, guru UKS, dokter kecil kepada siswa setiap 6 bulan
untuk memantau, memelihara serta meningkatkan status kesehatan siswa
dan memiliki sasaran peserta didik di kelas 2, 3, 4, 5, dan 6 SD/MI.
2. MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6, Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara
adalah tempat dan sasaran pelaksanaan kegiatan, yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Mlonggo
3
3. Bulan Februari 2013
adalah waktu dilaksanakannya pelaksanaan pemeriksaan berkala
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan,
guru UKS, dokter kecil kepada siswa setiap 6 bulan untuk memantau,
memelihara serta meningkatkan status kesehatan siswa dan memiliki
sasaran peserta didik di kelas 2, 3, 4, 5, dan 6 SD/MI. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar lengan
atas, kesehatan mata, telinga, hidung, tenggorok, gigi dan mulut.
2. Tinggi Badan
Pemeriksaan tinggi badan diukur dengan pita pengukur yang
ditempel pada dinding yang rata, menggunakan satuan sentimeter (cm).
3. Berat Badan
Berat badan diukur dengan timbangan injak, menggunakan satuan
kilogram (kg).
4. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas diukur dengan pita pengukur, menggunakan
satuan sentimeter (cm).
5. Status Gizi
Status gizi siswa dinilai berdasarkan berat badan, tinggi badan dan
jenis kelamin.
6. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan pada mata meliputi pemeriksaan visus, konjungtiva
palpebra, dan tes buta warna.
7. Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan pada telinga meliputi ketajaman pendengaran.
8. Pemeriksaan Gigi, Mulut, dan Tenggorokan
Meliputi pemeriksaan caries dentis dan keadaan tonsil.
D. RUANG LINGKUP
1. Lokasi : MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6,
Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
2. Waktu :Tanggal 4, 5, dan 6 Februari 2013
3. Sasaran :Siswa kelas 2, 3, 4, 5, 6 MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4,
dan SD Sinanggul 6 Kecamatan Mlonggo Kabupaten
Jepara (253 siswa)
4. Metode : Pengamatan dan pemeriksaan fisik langsung terhadap
siswa
5. Materi : Pemeriksaan kesehatan berkala SD
E. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Memantau, memelihara, dan meningkatkan kesehatan siswa MI
Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6, Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara.
2.Tujuan khusus:
 Mendapatkan data umum siswa kelas 2, 3, 4, 5, 6 MI Sinanggul 1,
MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6 berupa nama, jenis kelamin,
dan umur.
 Mendapatkan data mengenai berat badan siswa kelas 2, 3, 4, 5, 6
MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6.
 Mendapatkan data mengenai tinggi badan siswa kelas 2, 3, 4, 5, 6
MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6.
 Mendapatkan data mengenai status gizi siswa kelas 2, 3, 4, 5, 6 MI
Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6 dan tidak
mendapatkan siswa dengan gizi kurang atau gizi lebih.
5
 Mendapatkan data siswa mengenai hasil pemeriksaan konjungtiva,
visus, dan tes buta warna siswa kelas 2, 3, 4, 5, 6 MI Sinanggul 1, MI
Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6 dan tidak mendapatkan siswa
dengan konjungtiva pucat, penurunan visus, dan buta warna.
 Mendapatkan data mengenai hasil pemeriksaan telinga siswa kelas
2, 3, 4, 5, 6 MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul 6
dan tidak mendapatkan siswa dengan penurunan ketajaman
pendengaran dan tidak mendapatkan siswa dengan serumen yang
menutupi camalis acusticus eksternus.
 Mendapatkan data mengenai hasil pemeriksaan tenggorok siswa
kelas 2, 3, 4, 5, 6 MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD Sinanggul
6 dan tidak mendapatkan siswa dengan batuk dan pembesaran tonsil.
 Mendapatkan data mengenai hasil pemeriksaan gigi dan mulut
siswa kelas 2, 3, 4, 5, 6 MI Sinanggul 1, MI Sinanggul 4, dan SD
Sinanggul 6 dan tidak mendapatkan siswa dengan karies dentis.
F. TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan berkala SD/MI merupakan sejumlah prosedur
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan, guru UKS,
dokter kecil kepada siswa setiap 6 bulan untuk memantau, memelihara
serta meningkatkan status kesehatan siswa dan memiliki sasaran peserta
didik di kelas 2, 3, 4, 5, dan 6 SD/MI.
Pemeriksaan kesehatan berkala harus dilaksanakan untuk memenuhi
rencana program kerja UKS Puskesmas Mlonggo I, yang dilaksanakan
oleh suatu tim di bawah koordinasi puskesmas yang terdiri dari guru
pembina UKS dan tenaga kesehatan (paramedis dan dokter/ dokter gigi).
Puskesmas sebagai organisasi fungsional kesehatan terdepan, yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan upaya kesehatan dalam wilayah
kerjanya, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan berkala siswa sekolah. Pelayanan kesehatan di sekolah
diutamakan pada upaya meningkatkan kesehatan (upaya promotif) dan
upaya pencegahan penyakit (upaya preventif). Dalam rangka upaya
preventif, antara lain dilakukan pemeriksaan berkala, dengan tujuan
memantau, memelihara, dan meningkatkan status kesehatan siswa.
1
Sasaran pemeriksaan berkala SD/MI adalah peserta didik di kelas
2, 3, 4, 5, dan 6 SD/MI, di mana siswa kelas 1 tidak termasuk ke dalam
sasaran karena telah masuk ke dalam program penjaringan kesehatan.
Masing-masing anggota tim pemeriksaan berkala kesehatan mencatat
data sebagai berikut:
2
 Mencatat parameter yang sifatnya memberi petunjuk tentang tinggi
badan, berat badan, status gizi, ketajaman penglihatan, tes buta
warna, ketajaman pendengaran, ukuran tonsil, dan adanya karies
dentis.
 Dengan telah ditetapkan paket pelayanan kesehatan minimal
sebagai standar dasar pelayanan kesehatan dari UKS, maka untuk
pemeriksaan berkala ditentukan jenis data minimal, sehingga perlu
dicatat sebagai dasar untuk menetapkan kondisi anak didik serta
tindak lanjutnya.
 Masing-masing anggota tim pemeriksaan berkala mencatat data
sebagai berikut:
- Guru kelas/ Wali kelas mencatat data : keadaan umum,
tinggi badan, berat badan, penglihatan, pendengaran.
- Paramedik mencatat data : keadaan umum, mata, telinga,
hidung, tenggorok, gigi dan mulut.
PENILAIAN STATUS GIZI
4
4 Standar Penilaian Status Gizi WHO. http://ebookbrowse.com/standar-penilaian-status-gizi-
who20073-pdf-d281096497

7
Menurut WHO penilaian status gizi pada anak usia 8-18 tahun menggunakan
standar IMT berdasar umur.
IMT = BB (kg)
TB (m) x TB (m)
Download
of 7

http://dokumen.tips/embed/bab-i-irwandocx.html" width="750" height="600" frameborder="0"


marginwidth="0"

KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR/MADRASYAH


IBTIDAYAH
1. PENYULUHAN KESEHATAN
        Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan secara integrasi dengan semua pihak sesuai
kebutuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis dalam rangka
pemutusan rantai penularan penyakit, upaya pemeliharaan kesehatan pribadi siswa / guru yang
ditekankan pada upaya pembentukan perilaku hidup besih dan sehat, maupun lingkungan fisik
sekolah untuk mendukung terciptanya suasana yang sehat dalam proses pembelajaran. Contoh
kegiatan : Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemberantasan kecacingan, pencegahan
terhadap penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif)
2. IMUNISASI
         Setiap tahun Imunisasi dilakukan pada bulan november yang dikenal sebagai bulan
imunisasi asan sekolah (BIAS). Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan
perlindungan jangka panjang terhadap penyakit difteri dan tetanus dengan imunisasi Difteri
Tetanus Toxoid (DT) dan Tetanus Toxoid (TT). Semua anak SD/MI kelas I menerima imunisasi
DT, siswa kelas VI menerima imunisasi TT.
3. DOKTER KECIL
          Adalah peserta didik yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan serta
berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah.
Peserta didik yang dapat menjadi dokter kecil telah menduduki kelas IV, V, berprestasi di kelas,
berwatak pemimpin, bertanggungjawab, bersih, berperilaku sehat serta telah mendapat pelatihan
dari petugas puskesmas / Tim Pembina UKS.
Kegiatan yang dilakukan dokter kecil diantaranya :
a. Mengamati kebersihan dan kesehatan pribadi
b. Mengenali penyakit secara awal
c. Pengobatan sederhana
d. Menimbang dan mengukur tinggi badan
e. Memeriksa ketajaman penglihatan
f. Memeriksa kebersihan gigi
g. dll
4. P3K dan P3P
        Kegiatan yang dilakukan pada PP adalah melakukan pengobatan sederhana dan PP baik
pada penyakit, kecelakaan dan penanganan diare.
5. PENJARINGAN KESEHATAN
           Penjaringan kesehatan dilakukan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan hasilnya akan
dimanfaatkan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan UKS.
Inti dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak
sekolah, antara lain status gizi anak, kesehatan indra penglihatan dan pendengaran yang
merupakan faktor penting bagi anak dalam proses pembelajaran.
Penjaringan kesehatan dilakukan secara bertahap pada siswa sekolah yang baru masuk yaitu :
a. Tahap awal penjaringan dilakukan di sekolah oleh guru di bantu dokter kecil : pengenalan
gejala sederhana, baik melalui pengamatan maupun wawancara dengan siswa dan orangtua
mereka.
b. Tahap berikutnya dilakukan oleh tenaga paramedis dengan prosedur cara pengamatan.
c. Tahap ketiga penjaringan kesehatan dilakukan oleh dokter dan akan jelas memisahkan kasus
yang telah diseteksi pada tahap pertama dan kedua untuk menetapkan tindak lanjut penanganan
kasus.
6. PEMERIKSAAN BERKALA
         Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugs kesehatan, guru UKS, dokter kecil kepad
seluruh siswa dan guru setiap 6 bulan, untuk memantau, memellihara serta meningkatkan status
kesehatan mereka.
Kegiatan yang dilakukan berupa penimbangan BB, pengukuran TB, pemeriksaan ketajaman
penglihatan dan pendengaran oleh guru UKS dengan dokter kecil, pemeriksaan kesehatan oleh
petugas kesehatan.
7. PENGAWASAN WARUNG SEKOLAH
         Untuk terselengggaranya warung sekolah/kantin yang sehat tentunya harus didukung oleh
pengetahuan dan ketrampilan mengenai gizi, kebersihan dll, pembinaan ini dilakukan oleh
tenaga kesehtan dan sekolah : guru UKS dan dokter kecil.
8. DANA SEHAT
         Dana sehat / dana UKS adalah dana yang diperuntukkan untuk kegiatan yang berhubungan
dengan pelaksanaan UKS. Komponen pokok dari dana UKS adalah hal yang berhubungan
dengan dana tersebut dan pengelolaannya.
a. Dana
Yang dimaksud dana disini adalah uang atau barang yang diterima atau dikumpulkan oleh Tim
Pelaksana UKS baik dari peserta didik, komite sekolah, pemerintah maupun dari masyarakat
untuk pelaksanaan program UKS di sekolah.
b. Pengelola
Pada organisasi Tim Pelaksana UKS harus ada bendahara yang bertugas melakukan
pembukuan/pengelolaan dana UKS yang dicatat/dibukukan dalam buku khusus untuk pendanaan
UKS
c. Pengelolaan dana UKS
Dana yang diperoleh dan digunakan oleh Tim Pelaksana UKS harus dikelola dengan baik. Untuk
keperluan tersebut maka harus ditetapkan bendahara (guru atau anggota Komite sekolah) untuk
menyiapkan pembukuan yang meliputi pencatatan alihan dana dan barang, bagaimana cara
pertanggungjawabannya dan pelaporannya.
9. MEMANTAU KESEGARAN JASMANI
     Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan
kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisisen.
Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan
melasanakan pengukuran dengan tes kesegaran jasmani. Dengan memakai instrumen Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia.
TKJI untuk kelompok umur 6 – 9 tahun adalah :
1. Lari 30 meter (mengukur kecepatan)
2. Gantung siku tekuk (mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu)
3. Baring duduk 30 detik (mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut)
4. Loncat tegak (mengukur tenaga explosif)
5. Lari 600 meter (mengukur daya tahan jantung paru)
TKJI untuk kelompok umur 10 – 12 tahun adalah :
1. Lari 40 meter (mengukur kecepatan)
2. Gantung siku tekuk (mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu)
3. Baring duduk 30 detik (mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut)
4. Loncat tegak (mengukur tenaga explosif)
5. Lari 600 meter (mengukur daya tahan jantung paru)
10. UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah pelayanan kesehatan gigi yang dikerjakan oleh petugas
kesehatan yang terdiri dari tiga macam pelayanan :
a) UKGS Tahap I : pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mengadakan kegiatan
menggosok gigi masal minimal untuk kelas I,II,III dibimbing guru dengan memakai pasta gigi
mengandugn fluoride minimal sekali sebulan.
b) UKGS Tahap II : UKGS tahap I ditambah penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I
diikuti pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal. Pengobatan darurat untuk
menghilangkan rasa sakit oleh guru, pelayanan medik dasar atas permintaan dan rujukan bagi
yang memerlukan
c) UKGS Tahap III : UKGS tahap II ditambah pelayanan medik dasar pada kelas terpilih sesuai
kebutuhan untuk kelas I,III,V dan VI

Program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


Pendahuluan
Anak usia sekolah mempunyai peranan penting dalam pembangunan kesehatan, karena
masa anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi
terwujudnya manusia yang berkualitas. Untuk mewujudkan manusia yang berkualitas
dibutuhkan pendidikan di sekolah. Kesempatan belajar tersebut membutuhkan kondisi
fisik yang prima yaitu tubuh yang sehat. UKS adalah salah satu program yang berkaitan
dengan kesehatan anak sekolah.

Tujuan Umum
melaksanakan tindakan promotif, preventif, kuratif dalam mengatasi kejadian penyakit
yang banyak diderita oleh anak usia sekolah.

Tujuan Khusus
melaksanakan

 Pemeriksaan kesehatan gigi


 Penjaringan kesehatan anak sekolah (kelas 1)
 Pemeriksaan kesehatan berkala anak sekolah (kelas 4)
 Pemeriksaan Hb anak sekolah
 Pemberian Tab Fe
 Pembinaan dokter kecil
 Pembinaan PHBS Sekolah
 Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja
 Penyuluhan NAPZA, NARKOBA, Rokok

Sasaran
SD
SMP
SMA

Petugas
Berbentuk Tim UKS yang terdiri dari: drg/prg, perawat, promkes

Kegiatan

 Pemeriksaan kesehatan gigi


 Penjaringan kesehatan anak sekolah (kelas 1)
 Pemeriksaan kesehatan berkala anak sekolah (kelas 4)
 Pemeriksaan Hb anak sekolah
 Pemberian Tab Fe
 Pembinaan dokter kecil
 Pembinaan PHBS Sekolah
 Pembinaan Kesehatan Remaja
 Penyuluhan NARKOBA

Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

Pengertian
UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan
lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang pendidikan mulai
TK/RA sampai SMA/SMK/MA.

Tujuan
Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik 
maupun  warga  sekolah  serta  menciptakan  lingkungan  yang  sehat,  sehingga memungkinkan 
pertumbuhan  dan  perkembangan  yang  harmonis  dan  optimal  dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.

Sasaran
Sasaran UKS adalah peserta didik sekolah / madrasah, Satuan Pendidikan Luar Sekolah, Guru,
pamong Belajar, Pengelola Pendidikan, pengelola Kesehatan dan masyarakat.

Ruang Lingkup UKS


Kegiatan meliputi : (TRIAS UKS)
1.  Pendidikan Kesehatan
2.  Pelayanan Kesehatan
3.  Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya meningkatkan kesehatan (upaya
promotif) dan upaya pencegahan penyakit (upaya preventif) serta upaya penyembuhan dan
pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) yang dilaksanakan melalui kegiatan :    

1. Peningkatan  Kesehatan  (promotif),  dilaksanakan    melalaui  kegiatan  intrakurikuler 


dan  penyuluhan  kesehatan  serta  latihan  ketrampilan  oleh  tenaga kesehatan
disekolah : kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi, penyakit menular, cara
menggosok gigi yang benar, cara mengukur tinggi dan berat badan, cara memeriksa
ketajaman penglihatan.   
2. Pencegahan  (preventif)  dilaksanakan  melalaui  kegiatan  peningkatan  daya tahan 
tubuh,  kegiatan  mata  rantai  penularan  penyakit  dan  kegiatan penghentian  proses 
penyakit  pada  tahap  dini  sebelum  timbul  penyakit  : Imunisasi  yang  dilakukan  oleh 
petugas  puskesmas,  pemberantasan  sarang nyamuk,  pengobatan  sederhana  oleh 
dokter  kecil,  kegiatan  penjaringan kesehatan  (srining  kesehatan)  bagi  siswa  kelas  I 
yang  baru  masuk  dan pemeriksaan berkala setiap 6 bulan bagi seluruh siswa.    
3. Penyembuhan  dan  pemulihan  (kuratif  dan  rehabilitatif)  dilakukan  melalui kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit dan untuk meningkatkan 
kemamapuan  peserta  didik  yang  cedera  /  cacat  agar  dapat berfungsi  normal. 
Kegiatan  dapat  berupa  pengobatan  ringan  untuk mengurangi derita sakit, pertolongan
pertama di sekolah serta rujukan medik ke  puskesmas,  kasus  kecelakaan,  keracunan 
atau  lain  kondisi  yang membahayakan nyawa dan kasus penyakit khusus.

 Secara garis besar, kegiatan pelayanan kesehatan di SD dan MI adalah :


1. Penyuluhan kesehatan
Kegiatan  ini  bertujuan  untuk  memberikan  pengetahuan praktis  dalam  rangka  pemutusan 
rantai  penularan  penyakit,  upaya pemeliharaan  kesehatan  pribadi  siswa  /  guru  yang 
ditekankan  pada  upaya pembentukan perilaku hidup besih dan sehat, maupun lingkungan fisik
sekolah untuk mendukung terciptanya suasana yang sehat dalam proses pembelajaran. Contoh 
kegiatan  :  Pemberantasan  Sarang  Nyamuk  (PSN),  pemberantasan kecacingan,  pencegahan 
terhadap  penyalahgunaan  NAPZA  (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif).

2. Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan  perlindungan  jangka  panjang  terhadap 
penyakit  difteri  dan tetanus dengan imunisasi Difteri Tetanus Toxoid (DT) dan Tetanus Toxoid
(TT). Semua  anak  SD/MI  kelas  I  menerima  imunisasi  DT,  siswa  kelas  VI menerima
imunisasi TT.
 
3. Dokter kecil
Dokter kecil dalah  siswa/siswi  yang  ikut  melaksanakan  sebagian  usaha  pelayanan kesehatan
serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah. Kegiatan yang
dilakukan dokter kecil diantaranya :

 Mengamati kebersihan dan kesehatan pribadi


 Mengenali penyakit secara awal
 Pengobatan sederhana
 Menimbang dan mengukur tinggi badan
 Memeriksa ketajaman penglihatan
 Memeriksa kebersihan gigi, dll 

4. P3K dan P3P


Kegiatan yang dilakukan pada PP adalah melakukan pengobatan sederhana dan PP baik pada
penyakit, kecelakaan dan penanganan diare.

5. Penjaringan kesehatan
Penjaringan  kesehatan  dilakukan  bagi  siswa  kelas  I  yang  baru  masuk  dan hasilnya  akan 
dimanfaatkan  untuk  perencanaan,  pemantauan  dan  evaluasi kegiatan UKS. Inti dari kegiatan
ini adalah untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan  anak  sekolah,  antara  lain 
status  gizi  anak,  kesehatan  indera penglihatan  dan  pendengaran  yang  merupakan  faktor 
penting  bagi  anak dalam proses pembelajaran.

6. Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugs kesehatan, guru UKS, dokter kecil kepada seluruh
siswa dan guru setiap 6 bulan, untuk memantau, memellihara serta meningkatkan status
kesehatan mereka. Kegiatan  yang  dilakukan  berupa  penimbangan  BB,  pengukuran  TB,
pemeriksaan ketajaman penglihatan dan pendengaran oleh guru UKS dengan dokter kecil,
pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan.

7. Pengawasan warung/kantin sekolah

8. UKGS (upaya kesehatan gigi sekolah)


UKGS adalah pelayanan kesehatan gigi yang dikerjakan oleh petugas kesehatan yang terdiri dari
3 macam pelayanan :
a) UKGS Tahap I  :  pendidikan  dan  penyuluhan  kesehatan  gigi  dan mengadakan  kegiatan 
menggosok  gigi  masal minimal untuk kelas I,II,III dibimbing guru dengan memakai pasta gigi
mengandugn fluoride minimal 1x sebulan.
b)  UKGS Tahap II  :  UKGS tahap I ditambah penjaringan kesehatan gigi dan  mulut  untuk 
kelas  I  diikuti  pencabutan  gigi sulung yang sudah waktunya tanggal. Pengobatan darurat untuk
menghilangkan rasa sakit oleh guru, pelayanan  medik  dasar  atas  permintaan  dan rujukan bagi
yang memerlukan.
c)  UKGS Tahap III  :  UKGS  tahap  II  ditambah  pelayanan  medik  dasar pada  kelas 
terpilih  sesuai  kebutuhan  untuk  kelas I, III, V dan VI . 

Logo UKS
 

Anda mungkin juga menyukai