Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


SISWA KELAS VI DALAM MENGANALISIS PERUBAHAN
SOSIAL BUDAYA DALAM MODERNISASI TEKNOLOGI
TRANSPORTASI DI MI MIFTAHUL ULUM 02 PUTAT LOR

PROPOSAL PTK
Oleh: MOKHAMAD YUSUF
179300095063

i
LPTK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JULI 2021

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SISWA KELAS VI DALAM MENGANALISIS PERUBAHAN
SOSIAL BUDAYA DALAM MODERNISASI TEKNOLOGI
TRANSPORTASI DI MI MIFTAHUL ULUM 02 PUTAT LOR

PROPOSAL PTK
Diajukan Kepada
LPTK Universitas Islam Negeri Sunan Ampel SurabayaUntuk Memenuhi Salah Satu
tugas
Lokakarya Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan tahun 2021

Oleh: MOKHAMAD YUSUF


179300095063

LPTK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JULI 2021

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tindakan yang Dipilih 5
D. Tujuan Penelitian 5
E. Lingkup Penelitian 5
F. Signifikansi Penelitian 5

BAB II KAJIAN TEORI


A. Analisis 7
B. Perubahan Sosial Budaya 8
C. Modernisasi 9
D. Teknologi Transportasi 10
E. Metode Problem based leraning (PBL) 10

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS


A. Metode Penelitian 11
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 11
C. Variabel yang Diselidiki 11
D. Rencana Tindakan 11
E. Data dan Cara Pengumpulannya 14
F. Indikator Kinerja 15
G. Tim Peneliti dan Tugasnya 16

DAFTAR PUSTAKA 18

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Ibtidaiyah (bahasa
Madrasah Ar ‫َ َ´ية‬ ‫َإ َ َا‬ ‫( ) َم َر‬disingkat MI) adalah
:ab ‫َب تد ئ‬ ‫ة‬F‫َد س‬
jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar,
yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Madrasah Ibtidaiyah
ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan
Madrasah Ibtidaiyah dapat melanjutkan pendidikan ke Madrasah
Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum Sekolah Dasar,
hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan
agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar,
juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran dan Hadits,
Aqidah dan Akhlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.
Perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi yang terjadi dewasa ini
selain mempunyai pengaruh positif juga mempunyai pengaruh negatif. Hal ini
dikarenakan modernisasi yang terjadi di Eropa sekitar abad 19-an menyebar
keseluruh dunia yang ditandai dengan adanya Revolusi Industri di Inggris.
Dengan demikian maka Negara di duniapun menjadi terkategorikan menjadi
Negara berkembang dan Negara maju. Begitupun yang terjadi di sebuah Negara
ada masyarakat kota dan masyarakat desa. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa modernisasi merupakan suatu proses perubahan suatu masyarakat dari ciri-
ciri tradisional ke ciri-ciri modern.
Modernisasi adalah proses kebudayaan yang tumbuh dalam perkembangan
manusia sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi umat manusia.
Modernisasi adalah proses perubahan masyarakat trdisional menuju masyarakat
yang lebih modern dengan mengacu pada nilai-nilai modernitas yang bersifat
universal. Agar modernisasi tidak kebablasan maka modernisasi harus
menekankan perhatiannya pada karakteristik mental psikologi dan sosial budaya,
modernisasi melihat bahwa kualitas hidup manusia ditentukan oleh karakteristik
mental dan sosial budaya. Oleh karena itu pembangunan harus mengutamakan

1
pembangunan karakteristik mental dan sosial budaya warga masyarakat itu kearah
yang menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.
Modernisasi transportasi menjadi hal yang tidak terhindarkan ketika
teknologi komunikasi juga berkembang dengan cepat. Namun sayangnya, tidak
semua orang biasa melihat peluang yang diberikan oleh berkembangnya teknologi
tersebut. Ketika muncul inovasi baru, maka cara konvensional mulai ditinggalkan
atau berkurang penggunaannya. Menurut Astrid S. Susanto, modernisasi adalah
suatu proses pembangunan yang memberikan kesempatan kearah perubahan demi
kemajuan. Sementara itu menurut Augburn dan Nimkoff modernisasi adalah
tradisi baru yang mengacu pada urbanisasi atau sampai sejauh mana dan
bagaimana pengikisan sifat – sifat pedesaan suatu masyarakat berlangsung.
Sedangkan menurut Soerjono sokanto, modernisasi adalah bentuk dari perubahan
sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya
dinamakan social planning. Ada beberapa dampak positif dan negatif dari
modernisasi, salah satu dampak positif modernisasi seperti; perubahan tata nilai
dan tata sikap, berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tingkat
kehidupan yang lebih baik. Sementara itu, modernisasi juga melahirkan dampak
negatif seperti; pola hidup konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup kebarat-
baratan serta kriminalitas.
Berdasarkan observasi dan merujuk pada paparan diatas ditemukan bahwa
siswa-siswa MI Miftahul Ulum 02 Putat Lor masih lemah dalam menganalisis
Perubahan Sosial Budaya dalam Rangka Modernisasi Teknologi Transportasi
khususnya di sekitar daerah MI Miftahul Ulum 02 Putat Lor. Lemahnya
kemampuan menganalisa siswa-siswa di Miftahul Ulum 02 Putat Lor ini di duga
di akibatkan oleh lemahnya metode yang digunakan dalam pengajaran.
Metode yang selama ini digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab,
diskusi kelompok dan presentasi. Kurang berfariasinya penggunaan metode yang
dapat mengembangkan analisa siswa dalam hal ini yang sebaiknya perlu
diperhatikan.
Untuk mengembangkan kemampuan analisa siswa yang perlu diperhatikan
adalah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tahap

2
pengetahuan adalah tahap terendah namun sangat mempengaruhi tahap
selanjutnya dalam menganalisis, pengetahuan Berisikan kemampuan untuk
mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dan lainnya. Sebagai contoh, ketika siswa-siswa
diminta ketika guru menanyakan tentang bagaimana kondisi transportasi sebelum
ada modernisasi dan sesudah terjadi modernisasi dan siswa-siswa belum dapat
menceritakan.
Pemahaman berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan
mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan,
memaknai, memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama. Seperti
terjemahan, pemaknaan, dan ekstrapolasi. Contoh pertanyaan seperti
membandingkan transportasi konvensional dan transportasi modern.
Aplikasi di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan lainnya di dalam kondisi kerja.
Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang apa yang menjadi sebab terjadinya
modernisasi di bidang transportasi siswa-siswa mampu merangkum dan
menggambarkan secara sederhana.
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya. Kemudian mampu mengenali
serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
Sebagai contoh, di level ini siswa-siswa akan mampu memilah-milah penyebab
meningkatnya perubahan transportasi, membanding-bandingkan dari setiap
penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang
ditimbulkan.
Di tingkat sintesis siswa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari
sebuah perubahan yang sebelumnya tidak terlihat. Kemudian mampu mengenali
data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang
dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang siswa mampu memberikan
solusi untuk mengantisipasi dampak buruk modernisasi di bidang transportasi.

3
Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap
solusi, gagasan, metodologi, dan lainnya dengan menggunakan kriteria yang
cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Sebagai contoh, di tingkat ini siswa mampu menilai alternatif solusi yang sesuai
untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis,
dan lainnya.
Usia siswa MI berada dalam akhir masa ksiswa-ksiswa yang berlangsung
dari usia 6 s.d. 12 tahun. Individu yang melakukan kegiatan belajar adalah peserta
didik, oleh karena itu dalam proses dan kegiatan belajar tidak dapat melepaskan
peserta didik dari karakteristik, kemampuan dan perilaku individualnya.
Keragaman karakteristik dapat dilihat secara fisik, kepribadian dan perilaku
seperti berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dsb. Dari
berbagai keragaman karakteristik peserta didik yang paling penting dipahami oleh
guru adalah keragaman dalam kecakapan (ability) dan kepribadian.
Adanya informasi mengenai karakteristik individu memberikan implikasi
kepada proses pembelajaran yaitu pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik sebagai individu. Hal yang sangat penting dalam
melakssiswaan proses pembelajaran adalah guru menciptakan kondisi kondusif
supaya setiap individu peserta didik dapat belajar secara optimal, meskipun
mereka berada dalam kelompok. Dengan demikian dalam proses pembelajaran
setiap individu memerlukan perlakuan yang berbeda, maka strategi dan upaya
pelaksanaanya pun akan berbeda pula.
Menurut Desmita (2014) ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan karakteristik individual peserta didik, yaitu Karaketristik yang
berkaitan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti kemampuan
intelektual, kemampuan berpikir dan hal-hal yang berhubungan dengan aspek
psikomotor. Karakteristik yang berkaitan dengan latar belakang dan status sosio-
kultural. Karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian,
seperti perasaan, sikap, minat dan sebagainya.
Sangat penting bagi guru memahami keragaman karakteristik individu
peserta didik dalam melakssiswaan pembelajaran. Pemahaman ini sangat

4
bermanfaat dalam memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dan tepat sehingga dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara efektif.
Selain itu, guru dapat menyusun dan mengorganisasikan materi pembelajaran dan
menentukan media yang tepat. Pemahaman karakteristik individu peserta didik
juga berguna untuk memotivasi dan membimbing peserta didik sehingga dapat
mencapai prestasi yang optimal sesuai dengan potensinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan diatas. Masalah penelitian ini
dapat dirumuskan “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI dalam menganalisis
perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi teknologi transportasi di MI
Miftahul Ulum 02 Putat Lor?”

C. Tindakan yang Dipilih


Kegiatan yang dilakukan adalah untuk mengembangkan analisis siswa
terhadap Perubahan Sosial Budaya dalam Rangka Modernisasi Teknologi
Transportasi melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI
dalam Menganalisis Perubahan Sosial Budaya dalam Rangka Modernisasi
Teknologi Transportasi di MI Miftahul Ulum 02 Putat Lor.

E. Lingkup Penelitian
Kegiatan yang dilakukan adalah menerapkan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk meningkatkan Analisis Perubahan Sosial Budaya
dalam Rangka Modernisasi Teknologi Transportasi di MI Miftahul Ulum 02
Putat Lor.

5
F. Signifikansi Penelitian
1. Bagi Siswa : Siswa mendapat pengalaman langsung untuk menganalisa
Perubahan Sosial Budaya dalam Rangka Modernisasi Teknologi
Transportasi.

2. Bagi Guru : Untuk menambah pengetahuan, keterampilan atau kegiatan


guru dalam menggunakan metode dan alat pembalajaran yang tepat.
3. Bagi Sekolah : Memberikan masukan agar meningkatkan kualitas siswa
sehat rohani dan jasmani.

6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan
nyata. Proses tersebut terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar. Seberapa
besar perubahan itu dapat dicapai atau berhasil tidaknya siswa dalam mencapai
tujuan dari proses belajar dapat diketahui dari hasil belajarnya. Hasil belajar dapat
juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar di kelas serta
merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima
pelajaran. Pengertian hasil belajar menurut Nana Sudjana (2010:22)
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah “Kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima penglaman belajarnya”. Dari pernyataan
tersebut dapat dimengerti bahwa hasil belajar diperoleh setelah melalui proses
belajar mengajar. Dari proses tersebut akan diperoleh pengalamanpengalaman baru
oleh siswa. Wujud dari hasil belajar sendiri adalah kemampuan-kemampuan yang
telah dikuasai oleh siswa, sehingga hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar yang tampak pada perubahan tingkah
laku atau kemampuan-kemampuan baik kemampuan siswa dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotor yang terjadi pada diri siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya, dimana perubahan tersebut dapat diamati dan diukur dalam
bentuk pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresepsi dan keterampilan.

B. Problem Based Learning (PBL)


1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah atau dikenal dengan Problem Based
Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana
siswa berupaya menemukan pemecahan masalah dengan menggunakan
informasi dari berbagai sumber serta pengalaman sehari-hari. Problem Based
Learning (PBL) membiasakan siswa untuk percaya diri dalam menghadapi
masalah dengan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah. Model pembelajaran problem
based learning (PBL) menurut Ni Made adalah Model pembelajaran berbasis
masalah adalah pembelajaran yang mengajarkan siswa bagaimana menggunakan
konsep dan proses interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui,

7
mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan secara
kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
(2008:76) Pengertian tersebut mengandung arti bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat membantu siswa untuk
belajar menggunakan konsep apa yang mereka pahami dan mengumpulkan
informasi sebanyakbanyaknya. Dalam PBL juga dibutuhkan kerjasama yang
kuat antar siswa. Mereka akan bekerjasama dalam mengumpulkan informasi dan
menemukan hipotesis permasalahan untuk kemudian secara bersama-sama
saling menukar informasi untuk mencari jalan keluar dari sebuah permasalahan
yang sedang dianalisis.
2. Langkah Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki prosedur yang jelas dalam
melibatkan siswa untuk mengidentifikasi permasalahan. Menurut Mohammad
Nur (Rusmono, 2014:81) langkah-langkah atau tahapan pembelajaran model
Problem Based Learning adalah sebagai berikut :
1) Tahap 1 : Mengorganisasikan siswa kepada masalah.
2) Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
3) Tahap 3 : Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
4) Tahap 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran
5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Berdasarkan langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Mohammad Nur,


penulis menyimpulkan langkah-langkah atau sintaks dalam menggunakan model
PBL yaitu:
1) Pengenalan masalah kepada siswa berdasarkan materi yang diajarkan kepada
siswa.
2) Siswa diorgaisasikan dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi
dalam penyelesaian masalah.
3) Hasil analisis kelompok siswa dipresentasikan kepada kelompok siswa yang
lain.
4) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi mengenai hasil
penyelidikan yang dilakukan oleh siswa.

8
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Secara umum terdapat kelebihan serta kekurangan dalam setiap model
pembelajaran, begitu pula dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berdasarkan masalah
menurut Sanjaya (2006:220) akan penulis jabarkan sebagai berikut:
1) Kelebihan Model Pembelajaran PBL
a) Pemecahan masalah merupakan teknik yang bagus untuk memahami isi
pembelajaran.
b) Pemecahan masalah dapat merangsang kemampuan siswa untuk
menemukan pengetahuan baru bagi mereka.
c) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
d) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan
pengetahuannya serta dapat digunakan sebagai evaluasi diri terhadap hasil
maupun proses belajar.
e) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk berlatih berfikir dalam
menghadapi sesuatu.
f) Pemecahan masalah dianggap menyenangkan dan lebih digemari siswa.
g) Pemecahan masalah memberi kesempatan siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata.

2) Kelemahan dari Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah


sebagai berikut :
a) Persiapan pembelajaran yaitu mengenai alat dan konsep yang kompleks.
b) Sulitnya Mencari Problem yang Relevan.
c) Konsumsi Waktu.

C. Analisis
1. Pengertian Analisis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia “ Analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan “. Menurut nana sudjana (2016) “ Analisis adalah usaha memilah
suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya

9
dan atau susunannya “. Menurut Abdul Majid (2013) “ Analisis adalah
(kemampuan menguraikan) adalah menguraikan satuan menjadi unit-unit
terpisah, membagi satuan menjadi sub-sub atau bagian, membedakan antara dua
yang sama, memilih dan mengenai perbedaan (diantara beberapa yang dalam
satu kesatuan)”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah
suatu kegiatan untuk menemukan temuan baru terhadap objek yg akan diteliti
ataupun diamati oleh peneliti dengan menemukan bukti-bukti yg akurat pada
objek tersebut.
2. Fungsi Analisis
Membantu dalam mengumpulkan berbagai data rinci yang nantinya akan
ditindaklanjuti sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan analisis nantinya akan jauh
lebih optimal ketika didasari oleh adanya pemikiran yang kritis. Tanpa adanya
pola pikir semacam itu, nantinya sebuah hasil dari analisis bisa dikatakan jauh
dari kata memuaskan.
Ketika analisis dilakukan, beberapa pihak yang melakukan kegiatan analisis
akan menghabiskan waktu selama beberapa jam hingga hari demi mendapatkan
informasi rinci atas sebuah hal. Kegiatan analisis tidak bisa dilakukan secara
tergesa-gesa tanpa adanya pemikiran yang mendalam, maka sebuah hasil telaah
akan tidak maksimal. Kebanyakan dari mereka akan gagal dalam mencapai target
tertentu. Jadi dalam melakukan kegiatan analisis, pastikan siswa melakukannya
dengan sungguh-sungguh.

10
3. Tujuan Analisis
Analisis bertujuan untuk mendapatkan data rinci atas suatu hal dan akan
dimanfaatkan dalam berbagai keperluan oleh siswa.
4. Manfaat Analisis
Manfaat analisis yaitu menyelesaikan sebuah permasalahan. Dalam hal ini
adalah menganalisis Perubahan Sosial Budaya dalam Rangka Modernisasi
Teknologi Transportasi Selain itu, kaitannya dengan seluk beluk analisis,
kegiatan analisis ini nantinya juga digunakan sebagai data pengetahuan yang
akan di pergunakan di jenjang tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

D. Perubahan Sosial Budaya


1. Pengertian Sosial Budaya
2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial selalu dipengaruhi oleh hal – hal baru dimasyarakat yang
menciptakan suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya dalam
sistem sosial. Jadi, pada kondisi sosial lama terdapat perbedaan, kemudian pada
waktu yang berbeda dan diatara sistem sosial yang sama. Maka kondisi tersebut
akan melahirkan perubahan sosial. Informasi yang diperoleh individu dari
lingkungannya yang lebih luas menghasilkan perubahan yang luar biasa.
3. Karakteristik perubahan Sosial budaya
Ada beberapa karakteristik perubahan sosial, pertama perubahan sosial
terjadi sepanjang waktu. Jika kita lihat pada jaman dahulu, transportasi umum
masih berbentuk delman ataupun bedak, kemudian berkembang menjadi bus
angkutan umum, taksi dan sekarang lahirnya transportasi online, seperti Grab
dan Go-Jek. Tentu hal ini tidak bisa kita hindari karena peruban itu pasti terjadi,
seiring dengan perubahan kebutuhan dan perkemangan teknologi yang
semangkin memberikan kemudahan dalam segala hal.
Kedua, perubahan sosial dapat kita ketahui, namun tidak dikarensiswaan.
Hadirnya transportasi online berbasis aplikasi bisa kita prediksi dengan
berkembanganya tekonologi komunikasi yang kian maju, namun tidak ada yang
menduga bahwa efek hadirnya transportasi online ini menimbulkan efek sosial
yang begitu besar hingga ke berbagai daerah di Indonesia.

11
Ketiga, perubahan sosial biasanya kontroversial. Ketika masyarakat
dihadapkan dengan suatu perubahan baik itu dalam bidang sosial maupun
ekonomi, biasanya masyarakat akan terkejut namun lambat laun bisa menerima
perubahan yang terjadi. Diawal terjadinya perubahan akan sulit untuk diterima,
seperti hadirnya transportasi online berbasis aplikasi yang menimbulkan gesekan
dengan pegiat transportasi konvensional.
Keempat, suatu perubahan sosial lebih menonjol dibanding yang lain. Jika
kita melihat perubahan sosial apa yang sedang terjadi saat ini, maka kita akan
melihat perubahan dalam sistem transportasi. Perubahan sosial dalam bidang
transportasi lebih menonjol dibanding yang lain. Perubahan ini tentu saja diiringi
dengan perubahan yang terjadi dalam bidang yang lain yaitu tekonologi
komunikasi dan informasi yang juga berubah.

E. Modernisasi
1. Pengertian Modernisasi
Modernisasi menurut Soerjono Soekamto adalah perubahan sosial yang
biasanya terarah, berdasarkan suatu perencanaan (social planning).

2. Dampak Modernisasi
Pertama, Modernisasi telah merusak ikatan solidaritas sosial yang melekat
dalam kehidupan masyarakat tradisional. Kebersamaan dan hidup dalam
sepenanggungan berangsur-angsur menipis, dan digantikan oleh kompetisi
dalam memenuhi keragaman kebutuhan hidup. hal ini bisa kita lihat dari
penyelenggara transportasi konvensional yang belum memanfaatkan teknologi
dengan maksimal.
Kedua, terjadi ekspansi pilihan personal. Modernisasi telah mengubah
kehidupan masyarakat tradisional yang semula dibingkai oleh kekuatan di luar
kontrol manusia menjadi diwarnai oleh proses individualisasi. Hal itu antara lain
ditandai oleh keyakinan bahwa manusia mempunyai kebebasan memilih sesuai
dengan selera yang dikehendaki. Adanya transportasi online berbasis aplikasi
memberikan banyak pillihan kepada masyarakat dan meningkatkan daya saing.

12
Ketiga, terjadi peningkatan keragaman keyakinan. Keterbukaan yang
tumbuh dan berkembang bersamaan dengan proses modernisasi membuka
peluang terjadinya rekonstruksi nilai dan norma yang telah mapan.
Keempat, terjadi orientasi ke depan dan kesadaran atas waktu. Modernisasi
telah menggeser kehidupan masyarakat tradisional yang semula ditandai
orientasi kini dan di sini (a posteriori), menjadi lebih berorientasi ke depan (a
priori).

F. Teknologi Transportasi

Teknologi adalah Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan


barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup
manusia.
Menurut Kamaludin dalam Musa dan Setiono (2012), transportasi adalah
mengangkut atau membawa suatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya
atau dengan kata lain yaitu merupakan suaatu gerakan pemindahan barang-
barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yanh lain.
Jadi teknologi transportasi yaitu keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup
manusia yang di gunakan untuk mengangkut atau membawa suatu barang dari
suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu merupakan suaatu
gerakan pemindahan barang-barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang
lain.

13
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas atau PTK Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan analisa siswa dalam Perubahan Sosial Budaya
dalam Rangka Modernisasi Teknologi Transportasi.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan MI Miftahul Ulum 02
Putat Lor dengan waktu pelaksanaan semester II Tahun Pelajaran 2021/2022,
dengan tahapan waktu sebagai berikut:

Siklus I : Tanggal 9 s.d. 13 Juni 2022

Siklus II : Tanggal 17 s.d. 21 Juni 2022

Siklus II : Tanggal 27 s.d. 30 Juni 2022

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan jenis penelitian
yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Oleh karena itu, penelitian
ini menerapkan langkah-langkah dari penelitian tindakan kelas yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Empat langkah
dalam penelitian tindakan kelas tersebut dilaksanakan dan membentuk satu siklus.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan lebih dari satu siklus yang dapat
digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

14
D. Variabel yang Diselidiki

Faktor yang diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang diteliti
adalah :
1. Siswa didik, yaitu kemampuan analisa siswa dalam menganalisa
perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi teknologi transportasi.
2. Guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan
menganalisa pada siswa dengan pembelajaran yang menyenangkan.

E. Rencana Tindakan
Rencana dan Pelaksanaan dalam penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilaksanakan yaitu:
1. Persiapan Tindakan
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan merupakan sebuah
proses pembelajaran dalam meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa
melalui kegiatan kelompok dalam kegiatan metode Problem Based Learning
(PBL).

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan tiga siklus, tiap-tiap siklus


dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi yang dicapai,
berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.
Untuk mengetahui kompetensi dan hasil dari metode tersebut dilakukan
prosedur penilaian serta kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan
guru selanjutnya didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap
kegiatan yang dilaksanakan untuk didiskusikan hasilnya dengan tujuan sebagai
perbaikan. Sedangkan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) dilakukan pengamatan keterlibatan siswa selama
proses kegiatan berlangsung di sekolah.
2. Perencanaan Tindakan.
Penelitian dilakukan di MI Miftahul Ulum 02 Putat Lor yang berjumlah 20
siswa. Tema yang diambil dalam penerapan pembelajaran yaitu meningkatkan
kemampuan analisa perubahan sosial budaya dalam modernisasi transportasi.
Rencana tindakan tersebut meliputi hal – hal sebagai berikut :
a. Pembuatan lembar instrument penelitian.
15
b. Membuat Silabus dan RPP (RencanaPelaksanaan Pembelajaran).
c. Mempersiapkan media pembelajaran.
d. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk dibagikan kepada siswa.
e. Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat mengetahui hasil
daripenelitian tindakan kelas.
f. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai tema pada
hari itu.
3. Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran MI
Miftahul Ulum 02 Putat Lor dengan melibatkan siswa didik secara langsung guna
membahas pembelajaran yang sesuai dengan tema tersebut agar siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode
problem based leraning (PBL).
4. Pengamatan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas
dengan menggunakan metode problem based leraning (PBL).

5. Refleksi
Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan yang diperoleh dari
pengamatan penelitian, sehingga dapat mengetahui apakah metode problem based
leraning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan menganalisa dalam menganalisa
perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi teknologi transportasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan maupun
kelebihan sehingga dapat menentukan upaya perbaikan pada setiap siklus berikutnya.
Proses ini akan berlangsung dua siklus, sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan.

6. Tahapan Siklus
Adapun tahapan siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Siklus Satu
Tahapan Perencanaan pada siklus satu diawali dengan melakukan langkah-
langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus satu
dilaksanakan satu kali pertemuan dalam satu minggu.
16
Tahapan Pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar
dengan kegiatan pembelajaran menganalisa materi modernisasi transportasi darat
dengan pendekatan metode Problem Based Learning (PBL). Guru memberikan
contoh kepada siswa.
Tahapan observasi pada siklus satu dilaksanakan dengan menggunakan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Tahapan Refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan
apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan,
penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Pada siklus satu siswa masih belum sempurna menyelesaikan tugas latihan yang
dicontohkan guru.
b. Siklus Dua
Tahapan Perencanaan pada siklus dua diawali dengan melakukan langkah-
langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pada siklus dua dilaksanakan satu kali pertemuan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan menyiapkan sarana pendukung.
Tahapan Pelaksanaan pada siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar

17
dengan aspek kegiatan menganalisa. Guru menampilkan beberapa alat
transportasi modern agar siswa mempunyai gambaran tentang alat-alat
transportasi modern. Dalam pelaksanaan peneliti dibantu satu orang guru (bapak
Heri Istanto, S.Pd.) berperan sebagai pembantu dalam menjaga kondusifitas
kelas, sehingga kelas menjadi kondusif dan siswa dapat mengikuti kegiatan
dengan tenang dan penuh konsentrasi.
Tahapan Observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan
lembar menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Tanya jawab kepada
siswa tentang modernisasi transportasi.
Tahapan Refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, analisis,
penjelasan, penyimpulan. Perhatian siswa tercurah pada tugas menganalisa, siswa
dapat mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

c. Siklus Tiga
Siklus III merupakan pendalaman materi yang telah diberikan pada tindakan
siklus I dan II. Dalam pelaksanaannya siklus III Difokuskan pada aspek
kemampuan menganalisis siswa pada materi. Tindakan siklus III merupakan hasil
akhir dari proses pembelajaran pada tindakan I dan II. Tindakan siklus I
dilaksanakan pada 1 kali pertemuan, tindakan siklus II dilaksanakan 1 kali putaran
dan tindakan siklus III dilaksanakan 1 kali pertemuan.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar
dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menganalisa perubahan sosial budaya dalam
modernisasi transportasi.
Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran diadakan evaluasi
akhir dan pencatatan selama proses kegiatan berlangsung.
Suatu pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan pencatatan selama proses
kegiatan berlangsung.

18
F. Data dan Cara Pengumpulannya
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hal - hal sebagai
berikut:
1. Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
adalah perangkat pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar yang
memuat kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat peraga dan penilaian.
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar observasi ini digunakan untuk menganalisa beberapa jenis transportasi
modern yang ditunjukkan oleh guru.
3. Lembar Observasi Guru.
Lembar observasi ini disusun untuk memantau perkembangan dari proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan dalam menganalisa serta
penguasaan guru dalam penerapan metode tersebut.
4. Pedoman Evaluasi Guru.
Pedoman evaluasi guru disusun dan digunakan oleh guru untuk mengevaluasi
siswa guna mengetahui hasil dari metode yang dilaksanakan oleh guru, agar
dapat mengetahui perkembangan siswa selanjutnya.
5. Jurnal guru.
Jurnal guru digunakan untuk mengevaluasi metode problem based learning
(PBL) yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung agar
dapat diketahui hasil yang digunakan dikelas dengan metode tersebut.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dan diperoleh berupa :


1. Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang
suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap
informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.
2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada subyek yang diteliti.
3. Dokumentasi yaitu berupa dokumen-dokumen baik berupa dokumen primer
maupun skunder yang menunjang proses pembelajaran.

19
Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data disusun berdasarkan buku penelitian tindakan
kelasyang disusun oleh Zainal Aqib (2009) yaitu data yang diperoleh melalui
observasi persiklus selama 1 kali pertemuan analisis dalam menentukan kelebihan
atau kelemahan tindakan. Melalui kegiatan refleksi, setiap indikator dicermati
sehingga diperoleh kesimpulan untuk program perbaikan pada siklus berikutnya.
Data yang diperoleh melalui lembar kegiatan atau lembar evaluasi yang
merupakan hasil komunikasi guru dan siswa setiap pertemuan pembelajaran dalam
setiap siklus lalu dipersentasikan berapa siswa yang mampu dalam menganalisa
sehingga pengetahuan siswa dapat tercapai selama kurang lebih 30 menit.
Data ini untuk mengetahui perkembangan siswa secara umum. Sebaliknya
untuk mendapatkan data peningkatan kemampuan siswa setiap individu, penelitian
membuat catatan khusus pencapaian siswa setiap siklus, hal ini sesuai dengan Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

G. Indikator Kinerja
Adapun pelaksanaan pembelajaran dalam mengembangkan analisa perubahan
sosial budaya dalam modernisasi transportasi dengan metode problem based leraning
(PBL) dilakukan berhasil jika pembelajaran itu minimal mencapai 70% - 80% yang
berarti (memenuhi ketuntasan KKM) dari sejumlah siswa yang ada dikelas yang
dirumuskan dalam tiap keberhasilan pembelajaran dengan pedoman penilaian hasil
kemampuan siswa dalam partisipan yang disampaikan oleh guru. Nilai Rata – rata =
Jumlah Nilai Siswa X 100% dibagi Jumlah Siswa.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya


Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti bekerja sama berkolaborasi dengan
Bapak Heri Istanto, S.Pd. (guru kelas). Selain menjadi kolaborator juga berperan
sebagai observatori bersama dengan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas. Identitas peneliti dan rekan guru. Identitas Peneliti meliputi Nama : Mokhamad
Yusuf, NIM : 1793300095063, Jurusan/Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan,

20
Institusi : UIN Sunan Ampel Surabaya Unit Penelitian : Tugas : Peneliti menyusun
rancangan pembelajaran yang berupa RPP, sebagai perencanaan pelaksanaan PTK.
Kemudian peneliti melakukan praktek penelitian sebagaimana yang tertera di dalam
rancangan pembelajaran yang telah dibuat, berupa observasi aktifitas siswa selama
di kelas, wawancara terhadap guru dan siswa, dan kuesioner yang disebarkan ke
siswa. Identitas Guru meliputi Nama : Mokhamad Yusuf; NIP : - , Unit Kerja : MI
Miftahul Ulum 02, Tugas : Guru memberikan waktu untuk melakukan penelitian.
Kemudian memberikan pengarahan terhadap peneliti selama melakukan penelitian
tindakan kelas yang hasilnya di refleksikan bersama-sama.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aswin Hadis, Fawzin (2003). Perkembangan Siswa Dalam Prespektif


Pendidikan Siswa UsiaDini. Buletin PADU Vol. 2 No. 01, April 2003, ISSN
1693-1947.
Cut Kamaril. (2007). Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan,
Jakarta:Depdiknas. Kurikulum TK dan RA (2004). Standar Kompetensi.
Jakarta: Direktorat Pendidikan TK dan
SD,Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Dapertemen
PendidikanNasional.
Moeslichatoen R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Ksiswa-Ksiswa. Jakarta:
Rineka Cipta. Oho Garha. (1983). Seni Rupa, Media Pengajaran dengan
Kreativitas, Jakarta:Depdikbud.
Resjoyo. (1992). Pendidikan Seni Rupa, Jakarta:Erlangga.
Seri Ayah Bunda. (2001). Balita dan Masalah Perkembangannya, Jakarta: Gaya
Favorit Press.Seri Ayah Bunda. (2002). Dari A sampai Z tentang
Perkembangan Siswa. Jakarta:Gaya Favorit
Press.
Sides Suelyarto (1984). Bambu Sinar Pengetahuan. Jakarta.
Sumanto (2006). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Siswa. Jakarta.

22
23
24
25
Suwito (1994). Keterampilan Anyaman Rotan Kalimantan Timur.
Zainal Aqib (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK.CV YRAMA
WIDYA Bandung.

26

Anda mungkin juga menyukai