BAB 5
PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
4
DRAFT REVISI STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
5 STANDAR, 19 KRITERIA, 47 ELEMEN PENILAIAN
MANAJEMEN RISIKO
2 KRITERIA, 6 EP
5.2 Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisa dan
penatalaksanaan risiko untuk mengurangi cedera, dan mengurangi risiko lain terhadap
keselamatan pasien, staf dan sasaran pelayanan UKM serta masyarakat. Upaya MR
dilaksanakan melalui sebuah kerangka kerja MR yang dilaksanakan dalam proses MR
yang mencakup : identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko dan pemantauan perbaikan
yang dilakukan
02
Hasil identifikasi, analisis dan upaya untuk
meminimalkan dan atau memitigasi risiko yang dapat
terjadi didokumentasikan dalam Register Risiko. (D)
KRITERIA URAIAN
BUKTI
DILAKUKAN
IDENTIFIKASI
DAN ANALISIS
2 RISIKO DAN
ELEMEN PENILAIAN
POTENSI
RISIKO
5.2.1
ELEMEN PENILAIAN
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.2.2 Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga,
masyarakat, petugas, dan lingkungan yang telah diidentifikasi dianalisis dan ditindak lanjuti.
.
POKOK PIKIRAN:
• Program Manajemen Risiko (MR) yang berisi strategi dan kegiatan untuk mereduksi atau memitigasi
risiko, disusun setiap tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas, berdasarkan identifikasi dan
analisis risiko baik yang sudah berakibat terjadinya kegiatan/insiden maupun yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kejadian/insiden.
• Program manajemen risiko terdiri dari:
– identifikasi risiko,
– Risk Assesment yang meliputi identifikasi, analisis dan evaluasi risiko untuk menentukan strategi reduksi d
an mitigasi risiko.
– Penatalaksanaan risiko / penanganan risiko.
– Monitoring dan review perbaikannya
– Pelaporan kpada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota.
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
POKOK PIKIRAN:
• Strategi reduksi dan mitigasi dapat berupa control risiko (Risk control) dan pembiayaan risiko (Rik
Financing).
Kontrol risiko terdiri dari : Menghindari risiko (risk avoidance), Mencegah kerugian (loss prevention-
frequency). Mereduksi kerugian / dampak (loss reduction – Severity), Segregasi dan Transfer
Kontraktual yang bukan Asuransi (Contractual non Insurance) misalnya dengan konsinyasi.
Pembiayaan risiko (Risk Financing) adalah memindahkan risiko kepada pihak lalin melalui pembiaya
an, misalnya : asuransi kebakaran.
• Satu alat/metode analisis proaktif terhadap proses kritis dan berisiko tinggi adalah failure mode effect
analysis (analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal satu proses kritis atau berisiko ti
nggi yang dipilih setiap tahun.
• Untuk menggunakan metode/alat ini atau alat-alat lainnya yang serupa secara efektif, Kepala Puskesm
as harus mengetahui dan mempelajari pendekatan tersebut, menyepakati daftar proses yang berisiko
tinggi dari segi keselamatan pasien, pengguna layanan dan staf. Dan kemudian menerapkan alat terse
but untuk menganalisis proses tersebut. Pimpinan Puskesmas mengambil Tindakan untuk mendesain
ulang proses atau mengambil Tindakan untuk mengurangi risiko pada tahapan tahapan proses yang
dianalisis.
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.2.2
Ada bukti Puskesmas telah
1 4 melakukan dan menindak
Program manajemen risiko lanjuti failure mode effect
disusun berdasar analisis analysis (analisis efek modus
kejadian yang sudah terjadi kegagalan) setahun sekali pada
dan hasil identifikasi proses proses berisiko tinggi yang
berisiko tinggi dan menjadi diprioritaskan (D,W)
bagian terintegrasi dalam
perencanaan Puskesmas (D, W
ELEMEN PENILAIAN
D EP 4 Ada bukti Puskesmas telah melakukan dan menindak lanjuti failure mode
effect analysis (analisis efek modus kegagalan) setahun sekali pada proses
W berisiko tinggi yang diprioritaskan (D,W)
5.2.2
1
2 3
4
4
BUKTI FMEA
BUKTI HASIL PROGRAM MR DAN TL
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
ICRA HAIs
1 Plebitis v v v 20 I
2 ISK v v v 18 II
5
PROGRESS /
ANALISIS
EVALUASI
STRATEGI
TUJUAN KHUSUS
TUJUAN UMUM
PRIORITAS
PLAN OF ACTION
SKOR
POTENSIAL
RISIKO/MASALAH
JNS KELOMPOK
RISIKO
NO
MANAJEMEN RISIKO
KAJIAN RISIKO
IDENTIFIKASI
KOMUNIKASI RISIKO
DAN
MONITORING,
KONSULTASI
AUDIT
PD
ANALISIS RISIKO DAN
STAKEHOLDERS
TINJAUAN
&
(REVIEW)
DUKUNGAN
INTERNAL
EVALUASI RISIKO
ya
TINDAKAN/
PENANGANAN
RISIKO
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Identifikasi / Analisa Paparan Kelola Risiko melalui Tehnik MR
➢ Komplain
➢ Klaim
➢ Incidents
➢ Brainstorming
2. Analisis risiko :
Analisis Risiko
dilakukan menilai
Risiko dari sisi
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
ditentukan
berdasarkan tingkat
Dampak Risiko dan
Kemungkinan
Terjadinya Risiko
Analisis risiko dilakukan
dengan alat sbb:
3. Evaluasi Risiko
(Penilaian risiko)
Perlu treatment ?
Action Plan
SEVERITY ASSESSMENT
ROOT CAUSE ANALYSIS
FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS
RISK REGISTER
PHRAT
HVA
Pendekatan dalam
Manajemen Risiko
1. Reaktif:
▪ Ada kejadian → dilakukan SEVERITY ASSESSMENT
→ derajat risiko → dianalisis (RCA) → ditindaklanjuti
1. Proaktif:
▪ Tidak ada kejadian → lakukan identifikasi risiko-risiko
yang mungkin terjadi → dilakukan analisis (SEVERITY
ASSESSMENT) → upaya meminimalkan → disusun
register risiko.
▪ Suatu proses yang berpotensi banyak risiko → dilakukan
disain ulang (FMEA) → proses yang sudah didisain ulang
PROSES MANAJEMEN RISIKO
SEVERITY ASSESSMENT
Dimulai dengan menentukan DERAJAT
RISIKO (SEVERITY ASSESSMENT) dengan
mempertimbangkan 2 variabel, yaitu:
Probability
1. Extreme risk
Severity 2. High risk
assessment 3. Moderate risk
4. Low risk
Severity
(Dampak)
Extreme
Major
Moderate
Minor
Minimal
DAMPAK RISIKO (SEVERITY)
TK RIKS Deskripsi Dampak
NO LINGKUP UNIT PELAYANAN RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI SEVERITY PROBABILITY SKALA WARNA
RISIKO
4 1 KUNING
2. Salah pemberian obat
3. Efek Samping Obat HIJAU
3 1
IGD 1. Terlambat penanganan 5 1 MERAH
IGD 4 1 MERAH
2. Terinfeksi
3. Needele stick injury MERAH
4 1
IGD -
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(SANGAT TINGGI) membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke
Pimpinan Faskes
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng
(TINGGI) detail & perlu tindakan segera, serta membutuhkan
tindakan Pimpinan Faskes
36
MENYUSUN REGISTER
RISIKO
RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT
PENYELENGGARAAN PELAYANAN OLEH FKTP
◼ CONTOH DI
PUSKESMAS:
◼ RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAA
N PELAYANAN
KLINIS
◼ RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAA
N KEGIATAN UKM
◼ RISIKO YANG
TERKAIT DENGAN
KONDISI SARANA,
PRASARANA, DAN
PERALATAN YANG
ADA DI PUSKEMAS
LINGKUP RISIKO
▸ PASIEN
▸ PETUGAS/NAKES
▸ NON NAKES ( PETUGAS LOUNDRY, CLEANING SERVICE DLL)
▸ FASILITAS
▸ FINANSIAL
▸ PENGUNJUNG/KELUARGA PASIEN
▸ DLL
ISI REGISTER RISIKO
▸ UNIT KERJA/KEGIATAN PELAYANAN
▸ RISIKO-RISIKO YANG PERNAH TERJADI
▸ TINGKAT RISIKO (DIHITUNG DENGAN MEMPERHATIKAN
DAMPAK RISIKO DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA)
▸ PENYEBAB TERJADINYA
▸ AKIBAT JIKA TERPAPAR
▸ UPAYA PENANGANAN YANG PERNAH DILAKUKAN
▸ PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJADI LAGI
▸ PENANGGUNG JAWAB
▸ PELAPORAN
RISIKO NON KLINIS
(PMK 25/2019)
KATEGORI RISIKO
Kategori risiko lingkungan di Kementrian Kesehatan
SEVERITY ASSESSMENT
ROOT CAUSE ANALYSIS
FAILURE MODE & EFFECT
ANALYSIS
RISK REGISTER
Langkah-langkah….
▸ Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan:
▹ Sering tidaknya terjadi (occurrence): (Occ)
▹ 1 : tidak pernah, 10 sangat sering
▹ Kegawatannya (severity): (SV)
▹ 1 : tidak gawat, 10 sangat gawat
▹ Kemudahan untuk terdeteksi (detectability): (DT)
▹ 1 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi
▸ Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkalikan: Occ x SV x DT
▸ Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
▸ Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)
▸ Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
▸ Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
▸ Hitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi perbaikan
Modus- Penyebab Akibatnya Kemungkina Tingkat Kemudahan Risk Priority Solusi Indikator
modus terjadinya n terjadinya ( kepatahan dideteksi Number(RP untuk
kegagalan/k O= (S= Severity) (D= N) mengukur
esalahan Occurrence) Detectability RPN = keberhasilan
) OxSxD dari solusi
Severity Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian pelanggan dan kerusakan sistem tanpa
berbahaya tanda-tanda yang mendahului
9 Sangat berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera berat/permanen pada pelanggan atau
8 gangguan serius pada sistem yang dapat menghentikan pelayanan dengan adanya tanda
yang mendahului
7 Berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan sampai sedang dengan tingkat
ketidak puasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau menyebabkan ganggung sistem
yang membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang yang signifikan
6 Berbahaya sedang Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan sedikit ketidak puasan pelanggan
5 dan/atau menimbulkan masalah besar pada sistem
4 Berbahaya ringan Kesalahan menyebakan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi dirasakan
3 sampai sedang mengganggu oleh pelanggan dan/atau menyebabkan masalah ringan pada sistem yang
dapat diatasi dengan modifikasi ringan
2 Berbahaya ringan Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan pelanggan tidak menyadari adanya masalah
tetapi berpotensi menimbulkan cedera ringan atau tidak berakibat pada sistem
1 Tidak berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak berdampak pada sistem
Occurence Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Kemungkinan Kesalahan terjadai paling tidak sekali sehari atau hampir setiap saat
terjadinya dapat
dipastikan
9 Hampir tidak Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi setiap 3 sampai 4 hari
dapat dihindarkan
8 Kemungkinan Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak seminggu sekali
7 terjadai sangat
tingggi
6 Kemungkinan Kesalahan terjadi sekali sebulan
5 terjadi tinggi
sedang
4 Kemungkinan Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tidap tiga bulan
3 terjadi sedang
2 Kemungkinan Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali setahun
terjadi rendah
1 Kemungkinan Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada yang ingat kapan terakhir terjadi
terjadi amat
sangat rendah
Detection Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Tidak ada peluang Tidak ada mekanisme untuk mengetahui adanya kesalahan
untuk diketahui
9 Sangat sulit diketahui Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi yang menyeluruh, tidak feasible dan tidak
8 segera dapat dilakukan
7 Sulit diketahui Kesalahana dapat diketahui dengan inspeksi manual atau tidak ada proses yang baku
6 untuk mengetahui, sehingga ketahuan karena kebetulan
Berpeluang sedang Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak otomatis atau dilakukan secara
5 untuk diketahui sampling
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi tidak otomatis
3 untuk diketahui
2 Berpeluang sangat Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang otomatis
tinggi untuk diketahui
1 Hampir dipastikan Ada proses otomatis yang akan menhentikan proses untuk mencegah kesalahan
untuk diketahui
“
50