Anda di halaman 1dari 1

Telah ku sadari saat ini bukan hanya raga ku yang Lelah,

Panas hati dan diri membuat rasa semakin geram ingin marah

Namun apa yang harus ku jadikan pelampiasan,

Disaat masih terpikir dalam benak, akan dia yang membuat ku Lelah

Air matalah ujung dari pelampiasan

Sampai kapan diriku harus menyiksa batin ku

Gemuruh sakit yang ku rasa di hati dengan luruhnya tangisan di pipi

Apalah daya,, hanya hati dan diri sendiri yang merasakan

Dan hanya bisa menangis dalam kegelapan

Cukup,, aku tak mau ini terulang

Sungguh diri ku Lelah dengan setiap keadaan

Kegelapan yang menyuruh ku untuk menyapanya dalam tangisan

Lantas kenapa hati ini selalu tertuju akan mengingatnya

Sementara aku tahu,, dengan mengingatnya

Air mata lah yang menjadi saksi akan sakitnya hati ini

Aku sangat mengerti ini sakit,

Tapi ku tahu akan lebih sakit, jika diri ku hanya diam tanpa sedikitpun bertindak untuknya

Apa yang harus ku lakukan agar rasa ini terpenuhi

Haruskan aku menjadi Fatimah mencintainya dalam diam

Atau menjadi Khadijah dating kepadanya untuk menyatakan rasa

Seperti apakah diri ku harus berjuang untuknya

Berdiam akankah itu cara terbaik untuk ku

Dan mengungkapkan, apakah itupun yang terbaik untuk ku

Atau haruskah aku menjadi Julaikha yang mengejar cintanya selalu dengan lantunan do’a

Perasaan hati memang tidak bisa ditebak

Entah aku saja yang mengharapkannya

Entah dia juga mengharapkan ku atau tidak

Ya Robbi,, akankan aku harus mengikhlaskannya

Dan membuka lembaran baru untuk menerima seseorang yang kau kirimkan untuk ku

Jika ku harus mengikhlaskan, berikanlah kelapangan hati untuk bisa menerima semua kenyataan

Dan teruntuknya, yang menjadi harapan qalbu, akan kah dirimu mengerti,

Aku menantimu, selalu menantimu

Bukan hanya dalam doa ku

Namun dalam setiap kehidupan nyataku

Anda mungkin juga menyukai