Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

Dosen Pembimbing
Willa Follona, SST, M.Keb

Penyusun :
Agus Diah Eka Lestari
Astuti Sri Nurhasanah
Bella Syahadatina
Iwana Qurota ‘Aini
Marskal Febria Burni
Maya Sinta
Meisya Cahyani
Mitha Nopriatina .A
Ni Gusti Ayu
Nurmaningsih
Santy Oktapiany
Soffi Amalia Ulya
Sri Ramadhani Rauf
Vina Asmeiga Ria
Yunia Eki Permata Sari

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan : ASI Eksklusif


2. Sasaran : Pasien Ibu nifas Ruang Anyelir Bawah
3. Tanggal : Selasa, 06 Desember 2016
4. Waktu : 50 Menit
5. Tempat : Ruang Anyelir Bawah RSU Kab. Tangerang
Jl. Amad Yani No.9 Kec. Tangerang, Kab. Tangerang
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit, kader dapat memahami :
1. Pengertian ASI Ekslusif
2. Manfaat ASI
3. Komposisi gizi dalam ASI
4. Pemerahan ASI
5. Manajemen penyimpanan ASI

2. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, kader mampu:


1. Menjelaskan tentang pengertian ASI Ekslusif
2. Menyebutkan Manfaat ASI
3. Memahami Komposisi gizi dalam ASI
4. Menjelaskan ASI perah
5. Menjelaskan manajemen penyimpanan ASI

B. Strategi

No Waktu KegiatanPenyuluhan Respon


1. Pembukaan :
5 Menit Menjawab salam dan
 Menyampaikan salam
Menyimak
 Menyampaikan tujuan

2. 40 Menit Kegiatan Inti :  Menyimak


 Mengajukan
 Menjelaskan Pengertian ASI
pertanyaan
ekslusif
 Menyimak dan
 Menjelaskan Manfaat ASI
menjawab
 Menjelaskan Komposisi gizi pertanyaan
dalam ASI
 Menjelaskan ASI perah
 Menjelaskan Tips dalam
membekukan ASI
 Menjelaskan Tips dalam
menghangatkan ASI perah
yang dibekukan

3. Penutup :  Menyimak
 Menjawab
5 menit  Menyimpulkan materi
pertanyaan
 Melakukan evaluasi
 Menjawab
 Memberi salam penutup
salam.

C. Materi : Terlampir
D. Metoda : Ceramah, Tanya jawab
E. Media : Leaflet dan proyektor
F. Evaluasi Setelah Pendidikan Kesehatan:
1. Ibu mampu menjelaskan pengertian ASI ekslusif
2. Ibu mampu menyebutkan manfaat ASI
3. Ibu mampu memahami komposisi gizi dalam ASI
4. Ibu mampu menjelaskan ASI perah
5. Ibu mampu menjelaskan manajemen penyimpanan ASI
Lampiran 1

MATERI
A. Pengertian ASI Ekslusif

Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang
diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/
atau mengganti dengan makanan atau minuman lain kecuali vitamin, oralit dan obat.2
Namun, setelah usia 6 bulan dan sejalan dengan bertambahnya usia bayi, kebutuhan
nutrisi tidak cukup dari ASI saja, terlebih keterampilan makan (Oromotor skills) terus
berkembang dan bayi akan memperlihatkan minat akan makanan selain dalam bentuk
ASI. Dimulainya pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dilakukan secara
bertahap jenis, frekuensi, jumlah, konsistensi hingga anak dapat mengkonsumsi makanan
keluarga. Masa peralihan dari ASI ke MP-ASI disebut sebagai masa penyapihan (
weaning ), hal ini bermanfaat bagi pemenuhan nutrisi tumbuh kembang anak
Menurut WHO ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan makanan apapun
paling sedikit 6 bulan. Pentingnya ASI eksklusif yaitu adanya faktor protektif dan
nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik, serta kesakitan dan
kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI
melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media dan infeksi
saluran pernafasan akut bagian bawah (pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan
Ri). Selain itu pemberian ASI eksklusif juga dapat meningkatkan bonding antara Ibu dan
buah hatinya, sehingga kedekatan secara batin antara ibu dan anak akan semakin baik.
menyusui eklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air
putih, selain menuyusui (kcuali obat – obatan dan vitamin atau mineral tetes).

B. Manfaat ASI

Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan.
Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan,
keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI
sampai dua tahun.

a. Manfaat ASI untuk Bayi


ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah
dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal. ASI
tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI
juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat meningkatkan
kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak
(bonding) (Gupte, 2004).
b. Manfaat ASI untuk Ibu
Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan”
kepada bayinya dan hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak
kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. Dengan
menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian rahim
keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi berkurang untuk beberpa bulan dan
dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga dapat mengurangi kemungkinan kanker
payudara pada masa yang akan datang (Gupte, 2004)

C. Komposisi Gizi Dalam ASI

Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam menurut waktunya.


a. Kolostrum
Adalah cairan yang dikeluarkan oleh payudara di hari hari pertama kelahiran bayi,
kolostrum lebih kental bewarna kekuning-kuningan, karena banyak mengandung
komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum juga mengandung mengandung zat zat
gizi yang pas untuk bayi antara lain protein 8,5%, lemak 2,5% , sedikit karbohidrat
3,5%, garam dan mineral 0,4%, air 85,1 % , antibodi serta kandungan imunoglobulin
lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur yang mengakibatkan bayi tidak
mudah terserang diare.
Sekresi kolostrum hanya berlangsung sekitar 5 hari, diakibatkan oleh hilangnya
estrogen dan progesteron oleh plasenta yang tiba-tiba menyebabkan laktogenik
prolaktin memegang peranan tiba tiba dalam memproduksi air susu. Kemudian,
kelenjar payudara mulai progresif menyekresikan air susu dalam jumlah yang besar.
Manfaat besar dari kolostrum masih banyak tidak diketahui oleh ibu-ibu setelah
melahirkan, sehingga mereka masih ragu untuk melakukan inisiasi dini. Kebanyakan
mereka takut memberikan kolostrum karena kepercayaan yang menganggap
kolostrum sebagai ASI basi atau ASI kotor sehingga harus dibuang. Padahal manfaat
kolostrum tersebut sudah seringkali diberitakan melalui media, ataupun melalui
penyuluhan.

b. ASI Masa Transisi


ASI masa transisi terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-10, dimana pengeluaran
ASI oleh payudara sudah mulai stabil.20 Pada masa ini, terjadi peningkatan hidrat
arang dan volume ASI, serta adanya penurunan komposisi protein. Akibat adanya
penurunan komposisi protein ini diharapkan ibu menambahkan protein dalam asupan
makanannnya.

c. ASI Matur
ASI matur disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. Kadar karbohidrat dalam
kolostrum tidak terlalu tinggi,tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI
transisi. Setelah melewatri masa transisi kemudian menjadi ASI matur maka kadar
karbohidrat ASI relative stabil.1 Komponen laktosa (karbohidrat) adalah kandungan
utama dalam ASI sebagai sumber energi untuk otak. Konsentrasi laktosa pada air susu
manusia kira-kira 50% lebih banyak jika dibandingkan dengan kadar laktosa dalam
susu sapi . Walaupun demikian, angka kejadian diare karena intoleransi laktosa jarang
ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI. Halini disebabkan karena penyerapan
laktosa ASI lebih baik jika dibandingkan dengan laktosa yang terdapat pada susu sapi.
Namun sebaliknya, kandungan protein yang terdapat pada susu sapi biasanya dua
kali lebih besar jika dibandingkan dengan protein pada ASI. Protein dalam susu
terbagi menjadi protein whey dan casein . Protein whey banyak terdapat pada ASI,
sifatnya lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan susu sapi lebih banyak
mengandung protein casein dengan presentase kira-kira 80% yang sulit dicerna olehh
usus bayi. Kadar lemak omega 3 dan omega 6 berperan dalam perkembangan otak
bayi. Disamping itu terdapat asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang penting bagi perkembangan
jaringan syaraf serta retina mata. Jika kekurangan asam lemak omega-3 berpotensi
menimbulkan gangguan syaraf dan penglihatan. Kadar lemak baik tersebut lebih
banyak ditemukan pada ASI dibanding susu sapi. Bayi yang mendapatkan ASI tidak
akan kekurangan asam linolenat karena 6-9% kandungan energi total ASI adalah
asam linolenat.

D. Pola Pemberian ASI

Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan
lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI
diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan
payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu
bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi
menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian besar
areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh
dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan
menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005).

E. ASI Perah
1. Cara memerah ASI :

a. Sebelum memerah ASI terlebih dahulu disiapkan wadah untuk ASI perah

- Pilih cangkir, gelas atau kendi bermulut lebar

- Cuci cangkir tersebut dengan sabun dan air


- Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir tersebut, dan biarkan beberapa
menit. Air mendidih akan membunuh sebahagian besar bakteri

- Bila telah siap memerah ASI, tuangkan air dari cangkir tersebut

b. Letakan jari dan ibu jari di tiap sisi areola dan tekan ke dalam ke arah dinding
dada.
c. Tekan di belakang puting dan areola di antara ibu jari dan telunjuk
d. Tekan dari samping untuk mengosongkan semua bagian.

2. Penyimpanan ASI Perah


Bagi sebagian besar ibu, cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi
adalah dengan menetekkan langsung pada payudara. Namun, pada beberapa keadaan
tertentu, hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk
perahan. Contohnya adalah ketika bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga
kemampuan untuk menetek masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu
dirawat di rumah sakit sehingga tidak memungkinkan untuk sering bertemu. Kondisi
dimana ibu diharuskan untuk kembali bekerja, sekolah atau menjalankan kesibukan
lainnya juga mempersulit pemberian ASI secara langsung. Banyak ibu juga seringkali
merasa payudaranya penuh dan tidak nyaman, sehingga ASI perlu segera diperah.
Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui
oleh ibu, yaitu:

1. Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun
menyimpannya.
2. Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol
kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas
bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol
susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi.
Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga
kering sebelum dipakai.
3. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
4. Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan
tanggal ASI diperah.
5. Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI
yang dipakai adalah ASI yang lebih lama.
6. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih
baru pada wadah penyimpanan.
7. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian
berikutnya.
8. Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas
tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen
penting dalam susu

Cara menyimpan ASI perah :


a. ASI perah dapat bertahan di suhu ruang selama 6-8 jam.

b. ASI perah dapat disimpan di lemari pendingin selama 3-8 hari, jika diperlukan
penyimapanan jangka panjang dapat dimasukkan ke dalam freezer untuk
disimpan selama 3-6 bulan

c. Letakan ASI perah di bahagian dalam freezer atau lemari pendingin, bukan di
dekat pintu agar tidak mengalami perubahan dan variasi suhu.

d. Bila di rumah tidak memiliki lemari pendingin atau freezer,maka ASI perah
biasa
disimpan di dalam termos yang berisi es untuk jangka waktu 24 jam.

3. Cara Memberikan ASI perah

Cara yang paling baik memberikan ASI perah adalah dengan menggunakan
cangkir, sendok atau pipet. Dot tidak dianjurkan karena memiliki efek negatif.
Bayi akan bingung puting. Karena bayi yang terbiasa menggunakan dot biasanya
tidak akan mau menyusu pada payudara ibu. Hal yang perlu diperhatikan sebelum
memberikan ASI perah adalah :

a. ASI perah dingin dihangatkan dengan cara merendam wadah ASI perah
kedalam baskom berisi air hangat.

b. ASI perah beku perlu dicairkan di lemari pendingin dahulu sebelum


dihangatkan

c. Jangan merebus ASI perah atau menghangatkan ASI menggunakan air


mendidih.

d. Jangan membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair

e. Tidak ada alasan untuk membuang ASI kecuali bayi menolak.

E. Tips dalam membekukan ASI:

1. Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku sepenuhnya
2. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI akan meningkat
pada saat beku
3. Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer
F. Tips dalam menghangatkan ASI perah yang telah dibekukan

1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan
2. ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan dingin
3. Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak
berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian
ASI
4. Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau
air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan menghangatkan
ASI dengan api kompor secara langsung.
5. Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI
secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian panas
yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam microwave
dalam waktu lama.
6. Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk
mengecek apakah suhu sudah hangat.
7. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI
yang sudah dihangatkan.

Anda mungkin juga menyukai