Anda di halaman 1dari 5

`JARINGAN PIPA

Analisis jaringan pipa cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar.oleh karena
itu pemakaian komputer untuk analisis ini akan mengurangi kesulitan, untuk jaringan
kecil, pemakaian kalkulator untuk hitungan masih bisa dilakukan. Metode yang sering
dipakai menggunakan metode Hardy Cross.
Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan, kontinuitas dan tenaga :
1. Aliran dalam pipa harus memenuhi hukum-hukum gesekan pipa untuk aliran dalam
pipa tunggal :
8.f . L 2
hf = 5
.Q
g.π . D
2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap simpul harus sama dengan aliran yang keluar.
∑ Qi =0
3. Jumlah perhitungan dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan tertutup harus sama
dengan nol ∑ hf =0

Prosedure perhitungan dengan metode Hardy Cross adalah sebagai berikut :


1. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Qo hingga terpenuhi syarat kontinyuitas
2. Hitung kehilangan tenaga pada tiap-tiap pipa dengan rumus hf =k . Q2
3. Jaringan pipa di bagi menjadi sejumlah jaring tertutup sedemikian sehingga tiap
pipa termasuk dalam paling sedikit satu jaring.
4. Hitung jumlah kerugian tinggi tenaga sekeliling tiap-tiap jaring yaitu ∑ hf =0
5. Hitung nilai Σ/2 kQ/¿untuk tiap jaring
2
Σk . Q o
6. Pada tiap jaring diadakan koreksi debit ∆ Q=
Σ/2 k Qo /¿ ¿
7. Dengan debit yang dikoreksi sebesar Q=Q o+ ∆ Q

Prosedur 1 sampai 6 diulangi sampai ∆ Q mendekati 0.


CONTOH SOAL JARINGAN PIPA

Jaringan pipa seperti tergambar di samping. Hitung debit aliran di tiap pipa
dengan menggunakan cara Cross.
Penyelesaian
100 25
C
B k=1 k=4 D

k=3 k=4 k=2

k=5
A E
25
50

Pertama kali ditentukan secara sembarang debit aliran melalui masing-masing


pipa berdasarkan persamaan kontinuitas di setiap titik simpul, seperti terlihat dalam
gambar di bawah. Hitungan selanjutnya dilakukan secara iteratif dengan memberikan
koreksi pada debit yang telah ditetapkan tersebut. Hitungan koreksi dilakukan pada
setiap jaring tertutup, yang dalam soal ini jaringan dibagi dua yaitu jaring I dan II.
Aliran se arah jarum jam (terhadap suatu titik di dalam jaringan) diberi tanda positif dan
yang berlawanan bertanda negatif. Hitungan di dalam tabel dilakukan secara berurutan,
mulai dari aliran yang se arah jarum jam. Dalam setiap jaring tersebut dihitung nilai kQ2
dan |2kQ| seperti terlihat dalam tabel. Koreksi pada setiap jaring dihitung dengan rumus
∆ Q = kQ2 / |2kQ|. Arah koreksi disesuaikan dengan tanda dari ∆ Q . Apabila tandanya
positif arah koreksi adalah berlawanan dengan perputaran jarum jam, dan sebaliknya
jika nilai ∆ Q negatif.
100 25
70 C 55
B D

7
30 15 30
12,5

A 20 E
25
50
Pendekatan I

Jaring I Jaring II
Pipa kQ2 |2kQ| Pipa kQ2 |2kQ|
BC 1 x 702 = 4900 2 x 1 x 70 = 140 CD 4 x 552 = 12100 2 x 4 x 55 = 440
CA 4 x 152 = 900 2 x 4 x 15 = 120 DE 2 x 302 = 1800 2 x 2 x 30 = 120
AB 3 x 302 = -2700 2 x 3 x 30 = 180 AE 5 x 202 = -2000 2 x 5 x 20 = 200
AC 4 x 152 = -900 2 x 4 x 15 = 120
ΣkQ2 = 3100 Σ|2kQ| = 440 ΣkQ2 = 11000 Σ|2kQ| = 880

3100 11000
∆QI = =7 ∆QII = =12,5
440 880
∆ QI 12,5
εI = ×100 % ε II = ×100 % = 83%
Qterkecil 15
7
= ×100 % = 46,6%
15

Nilai ∆QI dan ∆QII tersebut kemudian dikoreksikan pada debit pendekatan I,
dengan menyesuaikan arah aliran (gambar di atas). Pipa AC yang merupakan anggota
dari dua jaring mengalami dua kali koreksi yaitu terhadap jaring I dan II. Debit melalui
masing-masing pipa setelah dikoreksi diberikan dalam gambar di samping. Mengingat
nilai ∆Q masih besar (ε > 5% Qterkecil) maka prosedur hitungan diulangi lagi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.

100 25
63 C 42,5
B D

3
37 20,5 17,5
1

A 32,5 E
25
50
Pendekatan II

Jaring I Jaring II
Pipa kQ2 |2kQ| Pipa kQ2 |2kQ|
BC 1x632 = 3969 2x1x63 = 126 CD 4x42,52 = 7225 2x4x42,5 = 340
CA 4x20,52 = 1681 2x4x20,5 = 164 DE 2x17,52 = 612 2x2x17,5 = 70
AB 3x372 =-4107 2x3x37 = 222 AE 5x32,52 = -5281 2x5x32,5 = 325
AC 4x20,52 = -1681 2x4x20,5 = 164
ΣkQ2 = 1543 Σ|2kQ| = 512 ΣkQ2 = 875 Σ|2kQ| = 899

1543 875
∆QI = =3 ∆QII = =1
512 899
3 1
ε = ×100 % = 14,6% ε = ×100 % = 5,7%
20,5 17,5

Mengingat kesalahan masih besar maka prosedur hitungan di atas diulangi lagi. Nilai
koreksi tersebut diperhitungkan pada pendekatan berikutnya (gambar di atas) dan
hasilnya digunakan untuk hitungan pada pendekatan ke III.
100 25
60 C 41,5
B D

0,3
40 18,5 16,5
0,5

A 33,5 E
25
50

Pendekatan III

Jaring I Jaring II
Pipa kQ2 |2kQ| Pipa kQ2 |2kQ|
BC 1x602 = 3600 2x1x60 = 120 CD 4x41,52 = 6889 2x4x41,5= 332
CA 4x18,52 = 1369 2x4x18,5 = 148 DE 2x16,52 = 544 2x2x16,5= 66
AB 3x402 =-4800 2x3x40 = 240 AE 5x33,52 = -5611 2x5x33,5= 335
AC 4x18,52 = -1369 2x4x18,5= 148
ΣkQ2 = 169 Σ|2kQ| = 508 ΣkQ2 = 453 Σ|2kQ| = 881
169 453
∆QI = =0,3 ∆QII = =0,5
508 881
0,3 0,5
ε = ×100 % = 1,8 % ε = ×100 % = 3%
18,5 16,5

Mengingat kesalahan sudah kecil maka hitungan dihentikan dan hasilnya adalah
debit yang diperoleh pada pendekatan sebelumnya (ke II) ditambah dengan nilai koreksi
pada pendekatan ke III.

100 25
59,7 C 41
B D

40,3 18,7 16

A 34 E
25
50

Anda mungkin juga menyukai