Anda di halaman 1dari 17

PENGUJIAN SUMUR

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KALTARA

HARVY IRVANI ST., MT.


Pengujian Sumur
Tujuan :
Tujuan dilakukannya pengujian sumur adalah untuk menetapkan kemampuan
sumur yang akan diproduksi. Dari data debit Q dan penurunan muka air s yang
diukur dapat diperoleh kapasitas jenis sumur atau sebaliknya penurunan jenis
sumurnya. Kapasitas jenis sumur merupakan ukuran kemampuan produksi suatu
sumur.

METODE YANG DIGUNAKAN :


Metode yang banyak digunakan di Indonesia adalah metode “Step Drawdown
Test” yaitu dengan melakukan pemompaan secara terus menerus dengan
perubahan debit secara bertahap pada sumur-sumur yang telah ditetapkan.
Pengujian Sumur
Kapasitas Jenis Sumur (qs) dinyatakan sebagai :

qs 
Q dimana : Q = debit pemompaan
sw sw = penurunan muka air
Menurut Jacob, penurunan muka airtanah di sumur akibat pemompaan terdiri atas
2 komponen yaitu :
1. Aquifer Loss (BQ), yaitu penurunan muka air yang disebabkan oleh aliran
laminer pada akuifer itu sendiri. Nilai BQ bertmbah secara linier terhadap
perubahan debit dan sangat tergantung dari sifat hidraulik dari akuifer (formasi
geologinya). Nilai ini bersifat alami sehingga tidak dapat diperbaiki.
2. Well Loss (CQ2), yaitu penurunan muka air yang disebabkan oleh aliran
turbulen di dalam sumur. Nilai CQ2 bertambah secara kuadratik terhadap
perubahan debit dan sangat tergantung dari karakteristik sumur uji
(development, screen dll). Nilai ini dapat diperbaiki.
Pengujian Sumur
Total penurunan muka air di sumur produksi pada kondisi keseimbangan tercapai
dapat ditulis sebagai :
Q  ro 
sw  ln    CQ n
2  T  rw 
dimana C = koefisien yang dipengaruhi oleh jari-jari sumur, konstruksi dan kondisi
sumur produksi.
Untuk menyederhanakan persamaan di atas, dibuat persamaan baru :
1  ro 
B ln 
2  T  rw 
Sehingga total penurunan muka air di sumur dinyatakan sebagai :
sw = BQ + CQ2
dimana :
B = koefisien akuifer loss (dt/m2)
C = koefisien well loss (dt2/m5)
Pengujian Sumur
Bila hubungan ini digambarkan dalam suatu kurva diperoleh hubungan sebagai
berikut :
Pengujian Sumur
Sumur yang produktif menurut Walton dan Bierschenk adalah sumur yang
mempunyai harga C dan Fd (faktor develovment) yang kecil.
C
Fd   100
B
Selanjutnya nilai C dan Fd disajikan pada Tabel berikut :

Tabel Nilai C menurut Walton : Tabel Nilai Fd menurut Bierschenk :


C Fd
Kondisi Sumur Klas
Menit²/m⁵ (hari/m³)
< 0,5 Baik < 0,1 Sangat Baik
0,5 – 1 Mengalami Sedikit Penyumbatan 0,1 – 0,5 Baik
1-4 Penyumbatan di Beberapa Tempat 0,5 - 1 Sedang
>4 Sulit Dikembalikan Seperti Semula >1 Jelek
Pengujian Sumur
Langkah-langkah perhitungan :
1. Dari data hasil Step Drawdown Test, pada setiap Q diperoleh nilai sw yang
konstan, maka selanjutnya hitung nilai sw/Q untuk Q yang bersesuaian,
2. Plot titik-titik hubungan antara sw/Q sebagai sumbu Y dan Q sebagai sumbu X
pada skala normal.
3. Regresi tititk-titik data tersebut dengan persamaan linier.
4. Nilai B diperoleh dari perpotongan garis regresi dengan sumbu Y.
5. Nilai C diperoleh dari kemiringan garis regresi, atau :
y
C  tg
x
Latihan

Pada sebuah sumur pompa akan dilakukan uji Tahap Q Sw


sumur sehingga dilakukan pemompaan secara Uji (l/dt) (m)
menerus dengan debit tertentu. Metode yang 1 12,11 0,09
digunakan adalah Step Drawdown Test dan 2 14,87 0,27
besarnya debit pemompaan serta penurunan 3 36,43 0,44
muka air yang terjadi disajikan pada Tabel 1. 4 48,3 0,75
Tentukan kondisi dan klasifikasi sumur 5 60,27 1,35
tersebut 6 74,37 2,01
Penyelesaian

Tahap Q Sw Sw/Q Q
Uji (l/dt) (m) (dt/m²) (m³/dt)
1 12,11 0,09 7,43 0,012
2 14,87 0,27 10,86 0,025
3 36,43 0,44 12,08 0,036
4 48,3 0,75 15,51 0,048
5 60,27 1,35 22,40 0,060
6 74,37 2,01 27,03 0,074
Kurva sw/Q -Q
Kurva sw/Q -Q
Dari grafik Hubungan antara Sw/Q dan Q diperoleh :
Nilai B (berpotongan kurva dengan sumbu Y)
B = 2,276 dt/m²
= 0,03793 menit/m² Nilai C (kemiringan kurva)
C = 317,860 dt²/m⁵
Jadi Fd (Faktor Development) = 0,088 menit²/m⁵
Fd = (C/B) x 100
= 232,803 menit/m³
= 0,162 hari/m³

Berdasarkan nilai C = 0,088 menit²/dt⁵ dan Fd = 0,162 hari/m³ dapat disimpulkan


bahwa kondisi dan klasifikasi sumur adalah baik dan secara umum sumur tersebut
mempunyai produktivitas yang tinggi.
Menentukan Debit Optimum
Untuk keperluan eksploitasi, maka perlu dihitung berapa besar debit optimum
yang dapat dipompa dari sumur produksi.
Metode yang digunakan adalah Metode Grafis Sichardt.
Langkah-langkah perhitungan :
1. Dari data hasil Step Drawdown Test, pada setiap Q diperoleh nilai sw yang
konstan,
2. Plot titik-titik hubungan antara sw sebagai sumbu Y dan Q sebagai sumbu X
pada skala normal.
3. Regresi tititk-titik data tersebut dengan persamaan polinomial orde 2 (kuadrat).
4. Hitung nilai Q maksimum pada akuifer dengan rumus :  K
Qmax  2  rw D 

 15 
Menentukan Debit Optimum
Langkah-langkah perhitungan :
5. Plot nilai Q maks pada kurva, dan secara grafis tentukan nilai sw maks. (Tarik
garis vertikal dari Q maks sampai memotong kurva, kemudian dari titik potong
tsb, tarik garis horisontal sampai memotong sumbu Y, maka nilai sw maks
diperoleh)
6. Plot nilai sw maks yang diperoleh pada kurva,
7. Hubungkan titik Q maks dan sw maks secara langsung sampai memotong
kurva.
8. Dari titik potong dengan kurva ditarik garis vertikal sampai memotong sumbu
X, maka nilai Q optimum diperoleh.
Latihan

Tahap Q Sw
Dari data pemompaan pada Tabel Uji (l/dt) (m)
berikut dan data karakteristik aquifer ( 1 15,25 0,07
Tebal akuifer 20,7 m, jari-jari sumur 2 34,75 0,28
pompa 25 cm dan Konduktivitas 3 49,67 0,44
hidraluis akuifer 0,00372 m/dt ) maka 4 57,62 0,75
hitung Debit Optimum yang dapat
5 68,79 1,08
dieksploitasi dari sumur pompa
6 92,36 1,87
tersebut.
7 125,25 2,82
8 136,42 3,60
Penyelesaian
1. Kurva hubungan antara Q dan sw dibuat pada skala normal
2. Melakukan regresi polinomial orde 2 sehingga diperoleh pers.
Y=0,000164X2+0,003409X ( X = Q dan Y = sw)
3. Hitung Q maks : Q  2  r D K 
max w  15 
   0,00372 
 2  0,25  20,7   0,132 m3/dt

 15 
= 132 lt/dt
4. Dari pers regresi diperoleh : sw maks = 0,000164 (132)2 + 0,003409 (132) =
3,31 m
5. Nilai sw maks dihubungkan dengan Q maks maka dari grafik diperoleh Q
optimum = 80 lt/dt.
Secara grafis penyelesaiannya dapat dilihat pada kurva berikut :
Ploting Data Q dan Sw
4

3.5
Sw max

3
2
y = 0.000164x + 0.003409x
2.5
Sw (m)

1.5

0.5 Qopt.

Qmax
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Q (lt/dt)

Dari grafik di atas diketahui bahwa Q optimum = 80 lt/dt


Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai