Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Erika Vera Mei Wulandhari

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041813399

Tanggal Lahir : 08 / 05 / 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI441/Teori Akuntansi

Kode/Nama Program Studi : 83/Akuntansi

Kode/Nama UPBJJ : 74/Malang

Hari/Tanggal UASTHE : Minggu, 26 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOG
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : Erika Vera Mei Wulandhari
NIM : 041813399
Kode/Nama MatKuliah : EKSI441/Teori Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : 83/Akuntansi
UPBJJ-UT : Malang

Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
1. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
2. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
3. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
4. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
5. Saya bersedia menjungjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan diatas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Trenggalek,26 Juni 2022


Yang Membuat Pernyataan

Erika Vera Mei Wulandhari


Jawaban !
1. a) Double Entry Bookeeping (DEB)
Secara historis literature, orang pertama yang mengkodifikasi akuntansi
adalah seorang Rahib Fransisca bernama Bruder Luca Pacioli yang menghabiskan
sebagian besar hidupnya sebagai guru dan pelajar di beberapa universitas di
Perugia, Florence, Pisa, dan Bologna. Ia mengakhiri karirnya yang terkenal itu
dengan mengajar Matematika di Universitas Roma, suatu kedudukan yang
bergengsi sampai ia dipanggil Paus Leo X. Di antara teman-temannya adalah
beberapa Paus, ahli matematika dan arsitek Leon Battista Alberti, dan yang
terdekat adalah Leonardo da Vinci. Saat itu adalah masa Renaisans dan Pacioli
adalah salah satu produknya yang sejati. Buku yang ditulis Pacioli berjudul Summa
de Arithmetica, Geometrica, Proportion et Proportionalita. Buku ini muncul tahun
1494 di Venesia hanya dua tahun setelah Columbus mendarat di Amerika dan
hanya beberapa tahun setelah percetakan pertama didirikan di Venesia sehingga
menunjukkan pentingnya karya ini. Buku Summa ini terutama merupakan risalah
mengenai matematika, tetapi juga mencakup suatu bagian mengenai tata buku
berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis. Bagian ini
merupakan tulisan yang pertama kali diterbitkan yang menggambarkan sistem tata
buku berpasangan dan yang memberi kita wawasan ke dalam dasar pemikiran yang
ada di balik catatan-catatan akuntansi. Komentar Pacioli mengenai akuntansi masih
relevan dan sesegar seperti ketika komentar itu ditulis hampir 500 tahun yang lalu.
Namun belakangan setelah dilakukan berbagai penelitian sejarah dan arkeologi,
ternyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan akuntansi
sudah dikenal. Vernon Kam (1990) dalam Harahap (1997) menyatakan bahwa :
menurut sejarahnya, kita mengetahui bahwa system pembukuan double entry
muncul di Italia pada abad ke-13. Itulah catatan yang paling tua yang kita miliki
mengenai system akuntansi double entry sejak akhir abad ke-13 itu, namun adalah
mungkin double entry sudah ada sebelumnya”. Littleton (1961, Harahap, 1997:136)
: “it’s especially noteworthy that all characteristic of double entry were well develop
more than one hundreds years before Pacioli’s book apperead”. Dan ini sejalan
dengan pendapat yang mengatakan bahwa sebelum Pacioli Benedetto Cortrugli
sudah menulis masalah double entry pada tahun 1458 (36 tahun sebelum terbitnya
buku Pacioli). Namun buku Benedetto Cortrugli ini baru terbit pada 1578 (89 tahun
setelah terbitnya buku Pacioli).
Triyuwono (1996) menyatakan bahwa teknik tata buku berpasangan itu sebetulnya
sudah dipraktekkan di Venice, 200 tahun sebelum Pacioli menerbitkan bukunya.
Lucas Pacioli hanyalah orang pertama yang mengangkat dan memberikan
penjelasan tentang teknik tata buku berpasangan. Ada dugaan bahwa tempat
kelahiran tata buku berpasangan ini adalah
Spanyol. Ini sesuai dengan pernyataan Littleton dan Yamey (1978:1) : “ teknik
(tata buku pasangan) ini mestinya berasal dari Spanyol dengan alasan bahwa
teknologi, muslim abad pertengahan lebih unggul dan canggih dibandingkan
dengan Eropa Barat, dan Spanyol (pada waktu itu) adalah saluran utama
dimana kebudayaan dan teknologi muslim ini dibawa ke Eropa”.
Russel (dalam Harahap, 1995) sewaktu menjelaskan tentang perkembangan
seorang pengusaha sukses di Italia yang bernama Alberto pada zaman
medival (pertengahan), yaitu pada saat Pacioli menerbitkan bukunya,
mengatakan bahwa kemajuan ekonomi pada saat ini terletak pada penerapan
system akun double entry Arab yang lebih canggih. Ia mengatakan : “ Success
of new multi agent, long distance trading and banking business depended on
the adoption of the new accounting system. By changing over from the old
paragrafh style of entry the small business to the Arab’s more sophisticated
double entry system, mechant were able to keep an accurate picture
phisticated of the of the various dealings, keep track of a score of agents, and
use their capital to the best adventage. It took the best nearly a generation to
get on top the new system. But once it was mastered, made it sure every florish
was faor the firm”. Menanggapi soal ini, Shehata mengemukakan bahwa
akuntansi bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat Islam karena ia sejak
dulu sudah memiliki “Baitul Maal” atau bendahara negara. Tidak mungkin
pengelolaan harta benda masyarakat yang sebanyak itu tidak ada pencatatan
akuntansinya. Menurut beliau, akuntansi yang dikenal namanya “ Kitabat Al
Amua”/ pencatatan uang dan para ahli Islam sudah menulis masalah ini dalam
karya-karyanya (Harahap, 1997,7).

b. Debet dan Kredit


Pada masa Renaisans melahirkan istilah-istilah akuntansi, yaitu debt,
debtor, debenture, dan debit semuanya diturunkan dari kata dasar debere,
yaitu berutang yang disingkat menjadi dr yang dipakai dalam jurnal. Kredit
datang dari akar kata yang sama dengan kata creed yang berarti sesuatu
yang dipercaya, seperti kepercayaan agama Kristen yang dikenal sebagai
Apostles’ Creed. Kata itu dapat juga berarti orang yang dipercaya seseorang,
seperti kreditur dengan memberi mereka pinjaman kita memberikan
kepercayaan pada mereka. Kata asalnya dalam bahasa Latin adalah credere,
yang disingkat menjadi cr yang digunakan dalam ayat jurnal.

2. Dapat dilihat dari laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan yang telah
dipilih ditiap negara. Berdasarkan laporan keuangan yang telah dilaporkan oleh
perusahaan pada tahun 2013, dapat kita ketahui bahwa rata-rata negara telah
mengadopsi IFRS dan masih dalam tahap penyesuaian. Apabila di ranking,
uratannya adalah sebagai berikut: Australia, Singapura, Jerman, Perancis, Malaysia,
Indonesia, India, Afrika Selatan, Thailand, Cina, Jepang, dan yang terakhir adalah
Amerika Serikat. Australia berada di urutan pertama karena negara ini telah
mengadopsi IFRS dari tahun 2005 dan telah mengadopsi IFRS hampir 100%.
Sedangkan Amerika Serikat berada di urutan terbawah karena negara ini memiliki
kebijakan untuk tidak melakukan adopsi IFRS. Sedangkan untuk Cina, walaupun
negara ini menerapkan IFRS, namun negara ini hanya mengadaptasi dengan cara
menerjemahkannya.

3. Teori agensi menggambarkan kerangka untuk mempelajari kontrak antara pemilik


modaldan agen dan untuk memprediksi konsekuensi ekonomi dari suatu standar.
Sebagaicontoh, sudah dianggap logis jika kompensasi manajer tergantung dari
banyaknya labayang mereka laporkan. Dalam kondisi seperti ini salah satu jenis
hubungan kontraktualadalah hubungan antara pengguna laporan keuangan dan
perusahaan. Data keuangan bisasebagai alternatif pelaporan publik. Jika akuntansi
diatur maka mekanisme pasar dapatmenghasilkan informasi yang cukup dan
mencapai titik ekuilibrium di mana biaya untukmemperoleh informasi setara dengan
manfaatnya. Para pendukung pandangan iniberpendapat bahwa pengungkapan
wajib (mandatory disclosures) tidak diperlukan karenakekuatan pasar dapat
menghasilkan informasi yang diinginkan. Lebih jauh perusahaanterdorong untuk
mengungkapkan informasi secara sukarela (voluntary disclosures) sesuaidengan
level tuntutan sebagai perusahaan publik. Regulasi yang berlebihan
jugamengakibatkan dampak `free-rider' di mana pihak-pihak yang tertarik pada
informasinamun tidak mengeluarkan biaya untuk memperoleh informasi terebut
memiliki motivasiyang lebih besar untuk meningkatkan level permintaan, itulah yang
disebut dengan istilah`free-rider' atau penumpang bebas. Lebih jauh kecenderungan
pelaporan yang diwajibkanakan berakibat pada informasi yang berlebihan. Bagi
pengguna informasi, karena merekatidak mengeluarkan biaya untuk menghasilkan
suatu informasi maka mereka akanmenuntut lebih banyak informasi. Bagi badan
regulasi seperti IASB ketentuan untuk melaporkan lebih banyak pengungkapan lebih
dari informasi yang dibutuhkan akanberakibat berlebihnya standar.
4.a)Sebelum menjelaskan etika apa saja yang telah dilanggar dalam skandal
Satyam terkaitpelaporan keuangan yang dilakukan, ada baiknya kita mengetahui
etika profesi dalambidang akuntansi.

a. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus memenuhi sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang
lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.Dalam upaya memasarkan dan
mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan profesional sangat tidak menganjurkan
mencemarkan nama baik profesi.Sesuai prinsip etika profesi Akuntansi, Akuntan
wajib mempunyai sikap jujur dan dapat dipercayai sebagai salah satu bagian dari
etika dalam profesi akuntansi.

b. Kode Etik Tanggung Jawab Profesi Akuntan

Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,


harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional terhadap
semua kegiatan yang melaksanakan.Anggota memiliki tanggung jawab kepada
pemakai jasa mereka dan tanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota demi mengembangkan profesi akuntansi serta memelihara kepercayaan
masyarakat.Semua usaha tersebut memerlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi.
c. Standar Teknis

Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan
berdasar prinsip etika profesi.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
akuntan berkewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa, selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.Standar teknis
dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar etika profesi
akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, International Federation
of Accountants, badan pengatur dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

d. Kepentingan Publik

Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan


kepada publik, menghormati kepercayaan publik serta menunjukkan sikap
profesionalisme.Salah satu bagian dari prinsip etika profesi dalam akuntansi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik.Profesi akuntan juga memegang
peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit dan pegawai.Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak yang
bergantung kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis dengan tertib.Oleh karena itu, seorang akuntan
hebat harus selalu bertindak sesuai dengan koridor pelayanan publik untuk menjaga
kepercayaan mereka.

e. Kode Etik Akuntan : Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus


memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat
yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

Maka dari itu, integritas merupakan salah satu prinsip etika profesi akuntansi paling
penting yang harus dimiliki oleh akuntan.

f. Kode Etik Kerahasiaan Akuntan

Suatu pedoman berperilaku dan bertindak bagi para akuntan dalam menjalankan
tanggung jawab profesi untuk memberikan informasi kepada pihak dengan beragam
kepentingan disebut kode etik kerahasiaan akuntan.Mengingat akuntan adalah
profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan maupun akuntansi,
maka sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip etika kerahasiaan.

Prinsip etika profesi kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak


melakukan hal berikut ini.
1. Mengungkapkan informasi rahasia yang memperrolehnya dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempat
akuntan bekerja tanpa memberikan kewenangan yang memadai dan spesifik,
terkecuali jika mempunyai hak dan kewajiban secara hukum atau profesional untuk
mengungkapkan kerahasiaan tersebut.
2. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
Informasi yang memperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan
bisnis.

g. Etika Profesi Akuntansi : Objektivitas

Tidak memihak apa adanya jujur dan sesuai fakta disebut objektive.Setiap anggota
harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya.Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang memberikan anggota.Prinsip objektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak
lain.

b. Uraikan hubungan antara skandal Satyam diatas dengan lingkup akuntansi


keprilakuan!

Akuntansi keperilakuan adalah dimensi akuntansi perilaku manusia dan


hubungannya dengan pendesainan, penyusunan, dan penggunaan informasi
akuntansi secara efisien dan efektif untuk mencapai keselarasan tujuan-tujuan.
Akuntansi keperilakuan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia
terhadap akuntansi dan informasi yang dihasilkannya serta pengaruh informasi
akuntansi terhadap perilaku manusia. Lingkup akuntansi keperilakuan sangat luas,
yaitu terdiri dari: (1) aplikasi konsep-konsep ilmu keperilakuan pada desain dan
penyusunan sistem akuntansi, (2) studi reaksi manusia terhadap format dan isi
laporan keuangan, (3) cara-cara memproses informasi untuk pembuatan keputusan,
(4) pengembangan teknik-teknik pelaporan untuk mengomunikasikan informasi
keperilakuan pada para penggunanya, (5) pengembangan strategi untuk memotivasi
dan memengaruhi perilaku, aspirasi, dan tujuan manusia yang mengelola organisasi.
Akuntansi keperilakuan telah berkembang menjadi akuntansi manajemen
keperilakuan, akuntansi keuangan keperilakuan, auditing keperilakuan, sistem
akuntansi keperilakuan, akuntansi perpajakan keperilakuan, akuntansi sumber daya
manusia, akuntansi sosial, dan lain-lain.

Sumber Dari BMP TEORI AKUNTANSI

https://www.jurnal.id/id/blog/prinsip-dasar-etika-profesi-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai