MEI (2010321003)
RISKA HAPSARI (2010321009)
FEBRYANTO PABUNTANG (2010321018)
SINARLING OKTAVIA (2010321021)
ANDI MUTIARA IKHSAN (2010321041)
GREYS ERMAYUNITA (2010321030)
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah mata kuliah Pengauditan 2
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Awalnya
pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu
dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil
ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada
3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani
kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap.
Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-
angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem
pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang
Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu.
Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun
1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan
yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca
Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu
terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para
pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de
Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan
selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem pembukuan
berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang menyebut
asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem
1.2. Rumusan Masalah
1. Jelasakan filsafat ilmu yang digunakan dalam penelitian akuntansi?
2. Apa pengertian teori akuntansi secara umum?
3. Jelaskan perumusan teori akuntansi?
4. Jelaskan struktur teori akuntansi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui filsafat ilmu yang digunakan dalam penelitian
akuntansi.
2. Untuk mengetahui pengertian teori akuntansi secara umum.
3. Untuk mengetahui perumusan teori akuntansi.
4. Untuk menjelaskan struktur teori akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Filsafat Ilmu Yang Digunakan dalam Penelitian Akuntansi
Filsafat ilmu awalnya digunakan dalam ilmu alam, tetapi saat ini telah
dipinjam untuk menjelaskan disipiln ilmu lain. Akuntansi misalnya telah
menggunakan metode scientific di dalam proyek riset. Juga ada usaha
menggunakan filsafat ilmu untuk menggambarkan akuntansi. Paradigma Khun
telah digunakan oleh Wells (1976) dan STTA (1977) untuk menjelaskan
perkembangan akuntansi saat ini. Belkaooui (1981 dan 1985) menggunakannya
untuk menggambarkan akuntansi sebagai multiparagidm science. STTA (1977)
juga mengakui selain pandangan Kuhn, perspektif lain seperti Lakatos juga
digunakan.
Banyak peneliti akuntansi yang menganggap bahwa induktivist
interpretation merupakan filsafat ilmu yang relevan untuk akuntansi. Hal ini
disebabkan peneliti akuntansi untuk merumuskan hipotesis dan berusaha
membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Dalam literatur metodologi penelitian
akuntansi, kata induction sering digunakan sebagai padanan scientific approach
(Most, 1977). Caplan (1972) mengatakan bahwa kemajuan dalam kontruksi teori
memerlukan adanya berbagai metode untuk mengidentifikasikan berbagai
pendapat yang valid. Contoh yang relevan adalah penelitian yang dilakukan Ball,
Walker dan Whittred (1979) yang menguji hipotesis: tipe kualifikasi audit tertentu
berhubungan dengan perubahan penilaian pemegang saham atas harga
sekuritas.
Falsifikasi Popper juga sering digunakan dalam metodologi penelitian
akuntansi, meskipun sangat sulit untuk membuktikan bahwa interpretasi diterima
dalam akuntansi. Falsifikasi Popper dalam penelitian akuntansi mungkin dapat
dilihat dalam bentuk hipotesis nol, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti. Falsifikasi terhadap hipotesis berarti ada
hubungannya antara berbagai variabel yang diteliti.
Purdy, Smith dan Gray (1969) meneliti pengaruh disclosure dalam laporan
keuangan yang menyimpang dari standar akuntansi terhadap visibilitas laporan
tersebut. Dengan kata lain apakah pemakai laporan keuangan akan mengetahui
penyimpangan tersebut jika hanya diungkapkan pada satu tempat? Peneliti
menyatakan masalah tersebut dalam bentuk hipotesis nol dan hasil penelitiannya
tidak menolak hipotesis nol. Pemakaian hipotesis nol pada awalnya terdapat
dalam teori statistik tetapi hipotesis tersebut dapat diinterpretasikan konsisten
dengan pandangan Popper. Falsifikasi cenderung lebih obyektif dalam penelitian
dibandingkan membuktikan kebenaran hipotesis (Hines, 1988).
Paradigma Kuhn juga sering disinggung dalam literatur akuntansi. Wells
(1976) dan Flamholtz (1979) berpendapat bahwa revolusi Kuhn sangat tepat
untuk digunakan dalam memahami perkemabangan akuntansi saat ini. Kuhn
mengatakan bahwa revolusi science terjadi dalam lima tahap, yaitu:
1. Akumulasi anomali (pre-science)
2. Periode krisis
3. Perkembangan dan perdebatan alternatif ide
4. Identifikasi alternatif dari berbagai pandangan
5. Paradigma baru yang dominan
Wells berusaha mengaitkan tahapan revolusi dengan akuntansi dan
berpendapat bahwa akuntansi berada pada empat tahap yang pertama
meninggalkan paradigma cost historis. Setelah beberapa tahun terjadi krisis dan
perdebatan berbagai alternatif pengukuran, dia menyimpulkan bahwa akuntansi
akan mencapai tahap terakhir yang menghasilkan paradigma baru seperti
current cost accounting. Meskipun demikian, Danos (1977) tidak setuju dengan
pendapat Wells dan melihat bahwa akunt selama ini tidak ada paradigma penting
yang muncul dan mendominasi akuntansi.
Ada juga bukti yang mendukung pendekatan research programmes yang
dikemukakan Lakatos. Riset akuntansi yang selama ini dilakukan, cenderung
menggunakan model yang berbeda-beda dan hal tersebut dapat saling
menggantikan. Model inilah yang diinterpretasikan sebagai research programes
Lakatos. Beberapa kasus menunjukkan bahwa research programes dihasilkan
kembali dan kemudian dibatalkan oleh peneliti, misalnya riset yang berkaitan
dengan income smothing hypitesis, akuntansi sumber daya manusia, akuntansi
pertanggungjawaban sosial dan riset tentang hubungan antar variabel akuntansi
dengan harga saham yang didasarkan pada effisient market hypotesis.
Akuntansi sumber daya manusia merupakan salah satu research
programmes yang muncul berdasarkan sudut pandang ekonomi berkaitan
dengan aktiva. Research programmes ini dikembangkan atas dasar keyakinan
bahwa :
1. Karyawan adalah salah satu sumber ekonomi yang paling penting
bagi entitas.
2. Kegagalan akuntansi dalam mengungkapkan aktiva ini merupakan
suatu kelemahan.
Dua keyakinan tersebut menunjukkan hard core yaitu negative heuristic
dari research programmes. Hard core tersebut dikelilingi berbagai
hipotesis/masalah yang berkaitan dengan hal sebagai berikut:
a. Cara terbaik untuk mengimplementasikan akuntansi sumber daya
manusia.
b. Bagaimana sumber daya manusia dinilai.
c. Cost untuk mengumpulkan informasi sumber daya manusia.
d. Manfaat penyajian informasi sumber ddaya manusia dalam laporan
keuangan dan lainlain.
Dari berbagai pandangan diatas jelas bahwa dalam perkembangannya
akuntansi dapat ditinjau dari berbagai pendekatan filsafat ilmu yang selama ini
digunakan dalam ilmu alam atau sosial yang lain.
Filsafat berasal dari bahasa yunani “Philosiphia” yang berarti cinta
kearifan. Akar katanya philos (cinta) dan sophia (kearifan). Filsafat dimulai dari
rasa ingin tahun dan rasa ragu-ragu. Filsafat berbeda dengan ilmu pada
umumnya (Yuyun, 1998). Menurut Surajiyo (2010:1) secara etimologi kata
filsafat, yangg dalam bhs Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam Bahasa
Inggris di kenal dengan istilah philoshophy adalah dari Bahasa
Yunani philoshophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love)
dan shopia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi
istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah pecinta atau
pencari kebijaksanaan.
Secara terminologi, menurut Surajiyo (2010: 4) filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan
mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat
dari sesuatu fenomena. Hakikat adalah suatu prinsip yang menyatakan “sesuatu”
adalah “sesuatu” itu adanya. Filsafat mengkaji sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada secara mendalam dan menyeluruh. Jadi filsafat merupakan induk
segala ilmu.
Kalau menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang
pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497
S.M.), yakni seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya
dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. Pytagoras menganggap dirinya
“philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya
hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para
penulis sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546
S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta
atau kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat
adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal
mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).
Berfilsafat adalah berusaha mengetahui apa yang belum dan telah
diketahui dengan rasa rendah hati bahwa tidak semuanya akan diketahui.
Berfilsafat juga dapat diartikan mengoreksi diri dan keberanian untuk berterus
terang kepada diri sendiri seberapa jauh sebenarnya ilmu yang telah dijangkau.
Jadi, ilmu filsafat adalah ilmu tentang bagaimana lahirnya suatu ilmu. Kegiatan
kefilsafatan berproses berdasarkan ilmu filsafat, karena itu kegiatan kefilsafatan
meruapkan kegiatan perenungan berdasarkan ilmu filsafat yang tujuannya
menghasilkan ilmu. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.
Menyeluruh
Berfikir filsafat harus bersifat menyeluruh artinya tidak melihat ilmu hanya
dari sudut pandang ilmu itu sendiri.
Mendasar
Berpikir filsafat bersifat mendasar aritnya tidak begitu saja melihat ilmu itu
benar tapi kebenaran ilmu harus dapat digeneralisasi.
Spekulatif
Berpikir filsafat bersifat spekulatif artinya tidak yakin terhadap titik awal
dan akhir pemikiran.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ahmed Kholief, 2008, CEO Duality and Accounting-Base Performance in Egyptian Listed
ompanies: A Re- examination of Agency Theory Prediction, School of Accounting, Finance and
Managment, University of Essex
Anis Chariri, 2009, Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif, Paper pada