Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI


Dosen Pengampu:
MUHAMMMAD CAHYADI, SE., M.SI, AAAIJ, QIP

Disusun Oleh Kelompok 2:

MEI (2010321003)
RISKA HAPSARI (2010321009)
FEBRYANTO PABUNTANG (2010321018)
SINARLING OKTAVIA (2010321021)
ANDI MUTIARA IKHSAN (2010321041)
GREYS ERMAYUNITA (2010321030)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2021/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah mata kuliah Pengauditan 2
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Pengembangan Teori Akuntansi” dapat diselesaikan


karena bantuan banyak pihak. Selain itu, penulis juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama


pada bagian isi. Penulis menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah


“Memahami Audit Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas Dan Memahami Siklus
Pendapatan” ini dapat bermanfaat.

Makassar, 07 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Filsafat Ilmu Yang Digunakan dalam Penelitian Akuntansi.........................................3


2.2 Pengertian Teori Akuntansi Secara Umum ..................................................................4
2.3 Perumusan Teori Akuntansi..........................................................................................5
2.4 Struktur Teori Akuntansi...............................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................11

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Awalnya
pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu
dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil
ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada
3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani
kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap.
Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-
angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem
pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang
Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu.
Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun
1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan
yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca
Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu
terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para
pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de
Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan
selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem pembukuan
berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang menyebut
asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem
1.2. Rumusan Masalah
1. Jelasakan filsafat ilmu yang digunakan dalam penelitian akuntansi?
2. Apa pengertian teori akuntansi secara umum?
3. Jelaskan perumusan teori akuntansi?
4. Jelaskan struktur teori akuntansi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui filsafat ilmu yang digunakan dalam penelitian
akuntansi.
2. Untuk mengetahui pengertian teori akuntansi secara umum.
3. Untuk mengetahui perumusan teori akuntansi.
4. Untuk menjelaskan struktur teori akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Filsafat Ilmu Yang Digunakan dalam Penelitian Akuntansi

Filsafat merupakan usaha berpikir manusia yang sistematis sehingga


membentuk ilmu pengetahuan. Filsafat adalah sebuah refleksi atas semua yang
ada, seluruh realitas. Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam
perkembangannya ilmu makin terspesifikasi dan mandiri. Pada dasarnya filsafat
ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu,
dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia.

Filsafat ilmu awalnya digunakan dalam ilmu alam, tetapi saat ini telah
dipinjam untuk menjelaskan disipiln ilmu lain. Akuntansi misalnya telah
menggunakan metode scientific di dalam proyek riset. Juga ada usaha
menggunakan filsafat ilmu untuk menggambarkan akuntansi. Paradigma Khun
telah digunakan oleh Wells (1976) dan STTA (1977) untuk menjelaskan
perkembangan akuntansi saat ini. Belkaooui (1981 dan 1985) menggunakannya
untuk menggambarkan akuntansi sebagai multiparagidm science. STTA (1977)
juga mengakui selain pandangan Kuhn, perspektif lain seperti Lakatos juga
digunakan.
Banyak peneliti akuntansi yang menganggap bahwa induktivist
interpretation merupakan filsafat ilmu yang relevan untuk akuntansi. Hal ini
disebabkan peneliti akuntansi untuk merumuskan hipotesis dan berusaha
membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Dalam literatur metodologi penelitian
akuntansi, kata induction sering digunakan sebagai padanan scientific approach
(Most, 1977). Caplan (1972) mengatakan bahwa kemajuan dalam kontruksi teori
memerlukan adanya berbagai metode untuk mengidentifikasikan berbagai
pendapat yang valid. Contoh yang relevan adalah penelitian yang dilakukan Ball,
Walker dan Whittred (1979) yang menguji hipotesis: tipe kualifikasi audit tertentu
berhubungan dengan perubahan penilaian pemegang saham atas harga
sekuritas.
Falsifikasi Popper juga sering digunakan dalam metodologi penelitian
akuntansi, meskipun sangat sulit untuk membuktikan bahwa interpretasi diterima
dalam akuntansi. Falsifikasi Popper dalam penelitian akuntansi mungkin dapat
dilihat dalam bentuk hipotesis nol, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti. Falsifikasi terhadap hipotesis berarti ada
hubungannya antara berbagai variabel yang diteliti.
Purdy, Smith dan Gray (1969) meneliti pengaruh disclosure dalam laporan
keuangan yang menyimpang dari standar akuntansi terhadap visibilitas laporan
tersebut. Dengan kata lain apakah pemakai laporan keuangan akan mengetahui
penyimpangan tersebut jika hanya diungkapkan pada satu tempat? Peneliti
menyatakan masalah tersebut dalam bentuk hipotesis nol dan hasil penelitiannya
tidak menolak hipotesis nol. Pemakaian hipotesis nol pada awalnya terdapat
dalam teori statistik tetapi hipotesis tersebut dapat diinterpretasikan konsisten
dengan pandangan Popper. Falsifikasi cenderung lebih obyektif dalam penelitian
dibandingkan membuktikan kebenaran hipotesis (Hines, 1988).
Paradigma Kuhn juga sering disinggung dalam literatur akuntansi. Wells
(1976) dan Flamholtz (1979) berpendapat bahwa revolusi Kuhn sangat tepat
untuk digunakan dalam memahami perkemabangan akuntansi saat ini. Kuhn
mengatakan bahwa revolusi science terjadi dalam lima tahap, yaitu:
1. Akumulasi anomali (pre-science)
2. Periode krisis
3. Perkembangan dan perdebatan alternatif ide
4. Identifikasi alternatif dari berbagai pandangan
5. Paradigma baru yang dominan
Wells berusaha mengaitkan tahapan revolusi dengan akuntansi dan
berpendapat bahwa akuntansi berada pada empat tahap yang pertama
meninggalkan paradigma cost historis. Setelah beberapa tahun terjadi krisis dan
perdebatan berbagai alternatif pengukuran, dia menyimpulkan bahwa akuntansi
akan mencapai tahap terakhir yang menghasilkan paradigma baru seperti
current cost accounting. Meskipun demikian, Danos (1977) tidak setuju dengan
pendapat Wells dan melihat bahwa akunt selama ini tidak ada paradigma penting
yang muncul dan mendominasi akuntansi.
Ada juga bukti yang mendukung pendekatan research programmes yang
dikemukakan Lakatos. Riset akuntansi yang selama ini dilakukan, cenderung
menggunakan model yang berbeda-beda dan hal tersebut dapat saling
menggantikan. Model inilah yang diinterpretasikan sebagai research programes
Lakatos. Beberapa kasus menunjukkan bahwa research programes dihasilkan
kembali dan kemudian dibatalkan oleh peneliti, misalnya riset yang berkaitan
dengan income smothing hypitesis, akuntansi sumber daya manusia, akuntansi
pertanggungjawaban sosial dan riset tentang hubungan antar variabel akuntansi
dengan harga saham yang didasarkan pada effisient market hypotesis.
Akuntansi sumber daya manusia merupakan salah satu research
programmes yang muncul berdasarkan sudut pandang ekonomi berkaitan
dengan aktiva. Research programmes ini dikembangkan atas dasar keyakinan
bahwa :
1. Karyawan adalah salah satu sumber ekonomi yang paling penting
bagi entitas.
2. Kegagalan akuntansi dalam mengungkapkan aktiva ini merupakan
suatu kelemahan.
Dua keyakinan tersebut menunjukkan hard core yaitu negative heuristic
dari research programmes. Hard core tersebut dikelilingi berbagai
hipotesis/masalah yang berkaitan dengan hal sebagai berikut:
a. Cara terbaik untuk mengimplementasikan akuntansi sumber daya
manusia.
b. Bagaimana sumber daya manusia dinilai.
c. Cost untuk mengumpulkan informasi sumber daya manusia.
d. Manfaat penyajian informasi sumber ddaya manusia dalam laporan
keuangan dan lainlain.
Dari berbagai pandangan diatas jelas bahwa dalam perkembangannya
akuntansi dapat ditinjau dari berbagai pendekatan filsafat ilmu yang selama ini
digunakan dalam ilmu alam atau sosial yang lain.
Filsafat berasal dari bahasa yunani “Philosiphia” yang berarti cinta
kearifan. Akar katanya philos (cinta) dan sophia (kearifan). Filsafat dimulai dari
rasa ingin tahun dan rasa ragu-ragu. Filsafat berbeda dengan ilmu pada
umumnya (Yuyun, 1998). Menurut Surajiyo (2010:1) secara etimologi  kata
filsafat, yangg dalam bhs Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam Bahasa
Inggris di kenal dengan istilah philoshophy adalah dari Bahasa
Yunani philoshophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love)
dan shopia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi
istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya.  Dengan demikian, seorang filsuf adalah pecinta atau
pencari kebijaksanaan.
Secara terminologi, menurut Surajiyo (2010: 4) filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan
mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat
dari sesuatu fenomena. Hakikat adalah suatu prinsip yang menyatakan “sesuatu”
adalah “sesuatu” itu adanya. Filsafat mengkaji sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada secara mendalam dan menyeluruh. Jadi filsafat merupakan induk
segala ilmu.

Susanto (2011:  6) menyatakan bahwa menurut Istilah, filsafat adalah ilmu


pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul
dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun
immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang
sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-
logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.

Kalau menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang
pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497
S.M.), yakni seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya
dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. Pytagoras menganggap dirinya
“philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya
hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para
penulis sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546
S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta
atau kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat
adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal
mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).
Berfilsafat adalah berusaha mengetahui apa yang belum dan telah
diketahui dengan rasa rendah hati bahwa tidak semuanya akan diketahui.
Berfilsafat juga dapat diartikan mengoreksi diri dan keberanian untuk berterus
terang kepada diri sendiri seberapa jauh sebenarnya ilmu yang telah dijangkau.
Jadi, ilmu filsafat adalah ilmu tentang bagaimana lahirnya suatu ilmu. Kegiatan
kefilsafatan berproses berdasarkan ilmu filsafat, karena itu kegiatan kefilsafatan
meruapkan kegiatan perenungan berdasarkan ilmu filsafat yang tujuannya
menghasilkan ilmu. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.

Tujuan filsafat sebagai upaya mengumpulkan pengetahuan manusia


sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan tersebut,
menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya dalam
bentuk yang sistematis.  Filsafat ilmu akuntansi merupakan pemikiran filsuf
tentang akuntansi (Azhar Susanto, 2013) sebagai contoh misalnya tentang
mengapa asset dikatakan seperti dalam definisi/teori ? mengapa persediaan
dikatakan seperti dalam definisi/teori ?  mengapa piutang dikatakan seperti
dalam definisi/teori ? mengapa penyusutan  dikatakan seperti dalam definisi/teori
? mengapa hutang dikatkaan seperti dalam definisi/teori? Mengapa modal
dikatakan seperti dalam definisi/teori ? dan lain sebagainya.

Karakteristk berpikir filsafat (Yuyun, 1998)

 Menyeluruh
Berfikir filsafat harus bersifat menyeluruh artinya tidak melihat ilmu hanya
dari sudut pandang ilmu itu sendiri.

 Mendasar
Berpikir filsafat bersifat mendasar aritnya tidak begitu saja melihat ilmu itu
benar tapi kebenaran ilmu harus dapat digeneralisasi.

 Spekulatif
Berpikir filsafat bersifat spekulatif artinya tidak yakin terhadap titik awal
dan akhir pemikiran.

Filsafat mempelajari segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh


manusia. Bila suatu masalah terjawab filsafat akan merambah ke
permasalahan lain sejalan dengan perkembangan jaman. Karena itu
bidang telaahan filsafat dari jaman ke jaman berubah. Terdapat tiga
bidang telaah Filsafat sebagai berikut :

 Logika : apa yang disebut benar dan salah


 Etika : apa yang disebut baik dan buruk
 Estetika : apa yang disebut indah dan jelek.
Perkembangan telaah filsafat sebagai berikut : (Yuyun, 1998)

1. Epistemology (Filsafat pengetahuan)


2. Etika (Filsafaty moral)
3. Estetika (Filsafat seni)
4. Filsafat Matematika
5. Filsafat  keberadaan Zat (Metafisika)
6. Politik (Filsafat pemerintahan)
7. Filsafat agama
8. Filsafat Pendidikan
9. Filsafat Hukum
10. Filsafat Sejarah
11. Filsafat Matematika
12. Filsafat Akuntansi
13. Filsafat Sistem Informasi
14. Filsafat Audit
15. Dan lain sebagainya

2.2. Pengertian Teori Akuntansi Secara Umum

Teori akuntansi adalah bentuk pengertian yang digunakan untuk


menunjukan spekulasi, metodologi, dan bentuk kerangka kerja serta mempelajari
bentuk pelaporan keuangan.  Teori akuntansi juga membahas tentang
bagaimana bentuk prinsip pelaporan keuangan tersebut diterapkan dalam
industri yang berkaitan dengan akuntansi. Teori ini pada dasarnya digunakan
sebagai kajian untuk memahami pelaporan keuangan dan bagaimana
perusahaan atau lembaga menyampaikan laporan tersebut menggunakan cara
dan strategi yang tepat. 

Teori akuntansi kemudian memiliki kepentingan untuk menghasilkan


pernyataan- pernyataan umum, yakni berupa hipotesis sebagai penjelasan
konkret dalam praktik akuntansi untuk akhirnya bisa digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Itulah sebabnya teori ini bersifat
bebas dari pertimbangan nilai dan menjadi pusat perhatian yang perlu
diperhatikan.

Dalam praktiknya, pengertian teori akuntansi ini bisa dibedakan menjadi


dua, yakni sains dan teknologi. Berikut ini pengertian jelasnya:
1. Sains
Jika kajian ilmu Akuntansi dipandang dari kacamata sains, maka
akuntansi bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau bentuk validitas
dari suatu hasil untuk menjelaskan fenomena akuntansi yang terjadi
dengan menggunakan metode ilmiah yang tepat. Teori ini berkepentingan
memberikan pernyataan dan penjelasan umum yang bermula dari
hipotesis dalam penjelasan akuntansi. Pusat perhatian dalam kajian ilmu
ini adalah masalah fakta sehingga teori ini pun menjadi lebih bebas dalam
menentukan nilai.
2. Teknologi
Jika Akuntansi dipandang dari kacamata teknologi, maka akuntansi
adalah teknologi berupa perangkat lunak yang dipelajari untuk
mengembangkan laporan dan aktivitas akuntansi agar bisa mencapai
tujuan sosial tertentu. Jadi, akuntansi juga merupakan suatu pengetahuan
tentang rekayasa informasi untuk membuat pengendalian keuangan. Hasil
teori akuntansi dalam pandangan teknologi adalah prinsip, metode dan
teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan akuntansi. 

Jenis-Jenis Teori Akuntansi


Pada dasarnya, teori akuntansi adalah bentuk penalaran logis yang
mengevaluasi dan mengembangkan praktik- praktik akuntansi. Hasil dari
penalaran yang logis tersebut berupa kerangka konseptual yang menjadi bentuk
konstitusi akuntansi tersendiri. Akuntansi dalam hal ini juga memiliki tujuan untuk
dicapai sehingga membahas bentuk pertimbangan nilai atau Value Judgement. 

Berdasarkan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai, teori akuntansi


dibedakan menjadi berbagai jenis, seperti berikut ini:
1. Teori Positif Akuntansi
Teori ini menjelaskan tentang fenomena akuntansi seperti adanya atas
dasar pengamatan empiris pada setiap aktivitas keuangan di perusahaan atau
lembaga. Dalam praktiknya teori jenis ini berusaha mencari hal- hal yang baik
dan tepat untuk menghasilkan keuntungan atau kebaikan semaksimal mungkin. 

2. Teori Normatif Akuntansi


Teori ini menjelaskan tentang fenomena akuntansi untuk menjustifikasi
dan membenarkan standar akuntansi dengan tujuan yang harus dicapai atas
kehadiran dan pembentukannya.
Berdasarkan pada aspek tataran estetika semiotika yang membahas
tentang teori umum dengan tanda- tanda dan symbol- symbol di bidang
linguistic, teori akuntansi dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut ini: 

 Teori Sintaktik adalah teori yang membahas tentang pelaporan keuangan dan


memberi penalaran tentang mengapa data atau informasi bisa disajikan dengan cara
tersebut. 
 Teori Semantik adalah teori yang menjelaskan tentan perhatian pada masalh-
masalah tand aatau symbol yang digunakan sebagai bentuk pengukuran dan penyajian
kegiatan operasi dan objek fisik pada perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.
Teori ini juga membahas tentang penalaran mengapa kegiatan perusahaan bisa
disimbolkan dengan cara- cara tertentu untuk membentuk suatu strategi tertentu pula. 
 Teori Pragmatik adalah membahas tentang pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku dalam penggunaan laporan keuangan. Teori ini menjelaskan
bagaimana reaksi pihak yang dituju oleh informasi- informasi akuntansi yang digunakan
secara tepat.

Tujuan Teori Akuntansi


Dalam praktiknya, akuntansi memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam
aktivitasnya sehingga digunakan dan diterapkan sebaik mungkin agar bisa
mencapai tujuan- tujuan tersebut, seperti berikut ini:
1. Dapat menjadi data untuk melakukan evaluasi dan menjelaskan prinsip
akuntansi
2. Hasil akuntansi bisa menyederhanakan sesuatu yang kompleks dan
menyeluruh
3. Dapat memecahkan masalah secara lebih tepat
4. Dapat memprediksi sesuatu yang akan terjadi dalam jangka waktu dan
kondisi tertentu
5. Bisa membantu mengidentifikasi, menjelaskan, sampai menyimpulkan bentuk
fenomena dalam bidang akuntansi.

Elemen Teori Akuntansi


Dalam penerapannya, akuntansi memiliki beberapa elemen atau unsur-
unsur penting untuk mencapai tujuan tertentu seperti tujuan yang sudah
disebutkan sebelumnya. Berikut ini elemen yang krusial dalam teori akuntansi:
1. Relevansi (relevance) adalah elemen penting dalam akuntansi karena
setiap keterangan dalam akuntansi harus sesuai dan relevan dengan
seluruh aspek di dalamnya. 
2. Kegunaan (usefulness) adalah elemen yang menjadikan akuntansi sangat
bermanfaat dalam membuat laporan keuangan yang tepat dan kridibel
sehingga menjadi data yang tepet untuk mengambil keputusan. Elemen ini
juga bisa membantu sebuah perusahaan, lembaga, atau bisnis untuk
menghasilkan keputusan atau langkah dan strategi- strategi potensial untuk
menghasilkan keuntungan yang maksimal.  
3. Reliabel (Reliability) adalah menunjukan bahwa akuntansi bisa
mengandalkan dan sesuai dengan standar prinsip akuntansi yang berlaku
pada umumnya atau disebut GAAP
4. Konsisten adalah elemen akuntansi yang penting karena pada dasarnya
untuk menghasilkan akuntansi yang tepat membutuhkan konsistensi agar
memperoleh data dan informasi yang lengkap. 
2.3 Perumusan Teori Akuntansi

Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat


prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan
untuk menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan
praktek baru.Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat
prinsip logis yang saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi
penilaian dan pengembangan praktek akuntansi yang sehat.
Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan
untuk menjelaskan atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan
teori tersebut untuk mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi
sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.
TINGKATAN TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:
1. Teori Sintaksis
2. Teori Interpretasional
3. Teori perilaku (pragmatis)
Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan
pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi
yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi
terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-
kejadian tertentu.
Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori
praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri,
model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada
sistem biaya historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk
memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang
berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga
memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak
sesuai dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur
akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk
melihat apakah teori-teori itu bener-bener dapat meramalkan apa yang
dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori
tradisional tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang
relevan.
Teori Interpretasional (semantis)
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau
kejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukkannya.
Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan
untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan
bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para
pemakai laporan akuntansi.
Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak
mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba
akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan
atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan
dan beban. Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap
konsep buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan
interpretasi. Namun, konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan
dan diberi pengertian yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya,
nilai tidak memiliki interpretasi khusus. Current value (nilai saat ini/nilai berlaku)
akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita
harus melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas
mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang,
arus kas yang didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku
(current market prices), dan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable
value) semuanya merupakan subkonsep dari nilai berlaku (current value) dan
masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.
Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran
nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep
untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih
maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang
di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat
dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai
prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.
Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk
menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang
dimaksudkan oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang
ada.

Teori Perilaku (pragmatik)


Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi
terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori
akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para
pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai
akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal
terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan
dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh
ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media
pelaporannya.
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula
dengan tujuan dan postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang
memberikan landasan bagi penerapan yang konkret dan praktis. Jadi, aturan
atau penerapan praktis berasal dari penalaran logis, postulat dan prinsip yang
ditarik secara logis seharusnya tidak hanya mendukung atau berusaha
menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang telah diterima.
Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
2. pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang
ekonomi, politik, dan sosial dimana akuntansi harus berperan
3. seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
4. suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat
dinyatakan dan diikhtisarkan
5. pengembangan seperangkat definisi
6. perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang
diturunkan dari proses logik
7. penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta
aturan prosedural
8. Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang
berbeda dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan
menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan
yang berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan
konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat
umum.
Kendala merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan
dari tujuan dan postulat. Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa
keterbatasan lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh ketidakpastian
mengenai masa yang akan datang dan perubahan di dalam lingkungan,
misalnya fluktuasi dalam nilai unit pengukur yaitu uang.
Simbol dan struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana
pengkomunikasian ide-ide, dalam akuntansi dapat berupa persamaan akuntansi
dan beberapa laporan keuangan turunan. Dalam struktur ini, laporan-laporan
keuangan saling berkaitan guna menjaga konsistensi internal.
Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis
ternyata salah, maka kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap
menyimpang dari kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip yang realistis dan
berguna, atau untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.
PENDEKATAN INDUKTIF
Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan
dan pengukuran yang terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari
pendekatan deduktif, karena pendekatan deduktif memberikan petunjuk
pemilihan data yang akan ditelaah.
Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan
perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi
dan prinsip dapat dirumuskan, sehingga ide dan prinsip yang baru dapat
ditemukan, khususnya bila pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan
praktek yang berlaku.
Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan
kecenderungan historis dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang
lebih baik untuk kas yang akan diterima dari pelanggan pada masa yang akan
datang ketimbang catatan kas yang sesungguhnya diterima pada masa lalu
karena adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model
atau struktur yang ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan
pengamatan yang dianggap relevan, generalisasi atau prinsip yang telah
dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis pendekatan deduktif dan
pembuktian kesimpulan.
Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin
dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan
dan data apa yang harus diamati.
Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah
mungkin berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda
sehingga sulit menarik generalisasi dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya
hubungan antara total pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan
terus untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor
historis merupakan pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu
perusahaan pada masa datang dalam seluruh kasus.
Teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori
deskriptif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi
keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori
normatif menjelaskan data apa yang seharusnya dikomunikasikan dan
bagaimana data itu harus disajikan.

BEBERAPA PENDEKATAN PERILAKU ALTERNATIF


Salah satu langkah pertama dalam pengembangan teori akuntansi adalah
pernyataan yang jelas mengenai tujuan perilaku (behavioral objectives) pemakai
laporan. Berberapa alternatif pendekatan perilaku adalah sebagai berikut:
Teori-teori penilaian investasi
Tujuan utama laporan akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan
informasi kepada para pemegang saham dan para calon pembeli saham guna
membantu mereka mengambil keputusan utnuk membeli atau menjual atau
menahan saham biasa perusahaan. Teori ini mencakup:
Teori-teori nilai intrinsic, untuk menjelaskan harga surat berharga. Nilai
intrinsik adalah nilai yang dianggap investor sebagai nilai yang sesungguhnya
dari surat berharga dan nilai yang akan tercermin dalam harga pasarnya.
Hipotesis pasar yang efisien, menyatakan bahwa pasar surat berharga
adalah efisien. Tiga bentuk pasar efisien yang dikenal secara umum adalah (1)
bentuk lemah – harga-harga surat berharga mencerminkan informasi yang
tersirat dalam urutan harga historis; (2) bentuk semikuat – harga-harga surat
berharga mencerminkan sepenuhnya seluruh informasi yang tersedia bagi publik
mengenai perusahaan; (3) bentuk kuat – harga-harga surat berharga
mencerminkan bahkan termasuk informasi khusus.
Teori Portofolio, menyatakan bahwa para investor yang rasional akan
lebih suka menyimpan surat berharga yang memaksimisasi rate of return (tingkat
laba) yang diharapkan untuk tingkat risiko tertentu atau meminimisasi tingkat
risiko untuk tingkat laba yang diharapkan. Teori portofolio bersifat normatif
karena menjelaskan bagaimana investor seharusnya bertindak, teori ini penting
karena menunjukkan perlunya membedakan antara risiko sistematik (variabilitas
yang dikaitkan dengan pergerakan harga pasar umum) dan risiko nonsistematik
(variabilitas tingkat laba suatu surat berharga yang tidak dikorelasikan dengan
tingkat laba untuk pasar secara keseluruhan).
2.4. Struktur Teori Akuntansi
Untuk memahami teori akuntansi, ada baiknya kita menganalisis dan
mengurai unsur-unsur teori akuntansi itu. Salah satu upaya untuk itu adalah
mengenal elemenelemen teori akuntansi itu. Teori akuntansi keuangan dibangun
untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sasuai dan bermanfaat bagi
para pemakainya makanya elemen struktur teori akuntansi itu dimulai dari
perumusan tujuan laporan keuangan baru kemudian dari tujuan ini dirumuskan
apa postulat, konsep, prinsip, dan akhirnya standar akuntansi yang merupakan
pedoman atau teknik penyusunan laporan keuangan.

A. Elemen Struktur Teori Akuntansi


Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait
yang menjadi pedoman pengembangan teori dan penyusunan teknik-
teknik (standar) akuntansi. Elemen itu digambarkan dalam hierarki
sebagai berikut:

Struktur teori akuntansi berisi elemen-elemen sebagai berikut.

1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan yang diperoleh dari para


pemakai laporan keuangan.
2. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan
keuangan.
3. Konsep teoretis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan
sifat-sifat akuntansi yang mengarah pada sifat dan jenis informasi yang
disusun untuk kelompok atau pemakai tertentu. Postulat dan konsep
teoretis ini dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
4. Rumusan prinsip akuntansi utama yang didasarkan pada postulat dan
konsep teoretis tadi yang menjelaskan sifat-sifat dan kualitas dasar
akuntansi keuangan itu.
5. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan
keuangan sesuai kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip
akuntansi utama

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Filsafat merupakan usaha berpikir manusia yang sistematis sehingga


membentuk ilmu pengetahuan. Filsafat adalah sebuah refleksi atas semua yang
ada, seluruh realitas. Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam
perkembangannya ilmu makin terspesifikasi dan mandiri. Pada dasarnya filsafat
ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu,
dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia.

Teori akuntansi kemudian memiliki kepentingan untuk menghasilkan


pernyataan- pernyataan umum, yakni berupa hipotesis sebagai penjelasan konkret
dalam praktik akuntansi untuk akhirnya bisa digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Itulah sebabnya teori ini bersifat bebas
dari pertimbangan nilai dan menjadi pusat perhatian yang perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Kholief, 2008, CEO Duality and Accounting-Base Performance in Egyptian Listed
ompanies: A Re- examination of Agency Theory Prediction, School of Accounting, Finance and
Managment, University of Essex

Anis Chariri, 2009, Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif, Paper pada

Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatf, Laboratorium Pengembangan


Akuntansi, Fakultas Ekonnomi Universitas Diponegoro, Semarang

Anda mungkin juga menyukai