A. PENGERTIAN CITRA
Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu
gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk
atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau
keadaan yang sebenarnya. Bill Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan,
perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja
diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.
Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat
pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau
situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang
timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul
karena adanya informasi.
Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau
impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai
kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Citra
adalah seperangkat ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap
dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek
tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya (Ruslan). Suatu perusahaan harus
melakukan analisis citra (image analysis) dalam mengetahui sejauhmana peranan
PR dalam perusahaan tersebut. Analisis citra tersebut terdiri dari analisis terhadap
khalayak sasaran yang memerlukan penilaian (tanggapan), peserta/publik tentang
citra perusahaan, citra program, pelayanan jasa, penampilan pemberian pelayanan,
dan para pesaingnya. Power menyebutkan citra perusahaan adalah citra
keseluruhan dari kesatuan dari citra merek produk (product brand image), citra
merek perusahaan (corporate brand image) dan citra pemimpin perusahaan. Citra
dapat berbentuk positif dan negatif. Citra positif dapat terbentuk apabila publik
mendapatkan informasi yang baik mengenai suatu perusahaan dan begitu
sebaliknya untuk citra negatif.
B. JENIS-JENIS CITRA
Lima jenis citra (image) yang dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam buku
Public Relations, yakni:
1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau
anggota-anggota organisasi––biasanya adalah pemimpinnya––mengenai anggapan
pihak luar tentang organisasinya. Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
luar(eksternal) terhadap organisasinya. Hanya merupakan pandangan atau
pengalaman seseorang terhadap organisasi atau perusahaan, citra ini timbul karena
kurangnya informasi, pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
dalam organisasi mengenai pendapat pihak luar, jadi hanya berupa ilusi. Jadi citra
bayangan cenderungan pada persepsi positif.
Contoh :
PT. Pertamina telah banyak dikenal publik sebagai perusahaan minyak di
Indonesia. Saat mengalami krisis tangki minyak yang bocor. Untuk menanggapi
krisis tersebut pemimpin Direktur PT. Pertamina langsung bertemu dengan publik
untuk memberikan konfirmasi terhadap krisis yang dihadapi perusahaan ini.
2. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan
yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Image atau
pandangan dari eksternal perusahaan terhadap perusahaan, image yang terbentuk
di public eksternal ini ditentukan dari informasi yang mereka dapat mengenai
perusahaan, atau hanya sekedar ilusi. Image ini lebih cenderung pada image
negative perusahaan (informasi atau pengalaman terbatas).
Contoh:
Contoh dari citra yang berlaku adalah kepolisisan di Indonesia, citra
kepolisian di Indonesia sudah cenderung pada negative. Ditambah lagi kasus polri
dan KPK yang membuat citra kepolisisan ini memburuk. Memburuknya citra
kepolisisan di mata public ini karena kurangnya informasi masyarakat terhadap
masalah yang dihadapi, ditambah lagi pengalaman masyarakat dengan kepolisian
selalu buruk, misalnya terkena denda tilang
3. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan
oleh pihak manajemen. Suatu citra yang dibentuk sesuai dengan keingininan
perusahaan atau organisasi. Citra yang diharapkan cenderung pada hal yang baik
atau kesesuaian denga publiknya. Sehingga dapat menarik respon masyarakat
yang lebih luas. Citra harapan ini adalah citra yang selalu diingikan setiap
perusahaan. Walaupun untuk pencapaiannya sangat sulit. Perusahaan juga harus
mengetahui bagaimana proses public mendapatkan informasi kenyataan tentang
perusahaan sehingga tidak terjadi miskomunikasi.
Contoh:
PT Djarum adalah salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Rokok
saat ini masih banyak mengalami pertentangan karena ada anggapan bahwa rokok
itu haram untuk dikonsumsi oleh masyarakat muslim. Ini merupakan salah satu
isu yang mengancam perusahaan PT Djarum. walaupun isu yang kontra terhadap
PT Djarum ini banyak namun tidak menghalangi perusahaan ini tetap berjalan,
salah satu cara untuk membangun citra harapan adalah dengan mengadakan
program CSR (Corporate Social Responsibility/ Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan). Dengan berbagai program CSR yang diadakan perusahaan ini
masyarakat akan melihat PT. Djarum sebagai perusahaan yang turut membangun
negeri seperti teks linenya, jadi masyarakat lebih memandang PT Djarum dari sisi
positif dengan berbagai program CSR yang dijalankan, dibanding sisi negatifnya.
4. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.Citra
perusahaan merupakan citra secara keseluruhan yang dipandang dari kinerja
internal perusahaan yang meliputi sejarah, visi& misi perusahaan, kualitas
pelayanan, keberhasilan, hingga tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan. Melalui hal tersebut public akan mengetahui gambaran pesan yang
akan disampaikan dari perusahaan tersebut.
Contoh:
Perusahaan maskapai penerbangan Air Asia, sebagai maskapai baru pasti
membutuhkan image yang baik sehingga dapat menarik konsumen atau
penumpang agar mau menggunakan jasa penerbangan Air Asia. Citra Air asia
sekarang ini yang diusung adalah armadanya yang selalu baru dengan pilot yang
sudah mempunyai jam terbang panjang. Dengan teks line ini maka dapat menarik
konsumen dari kalangan yang berpengalaman atau menengah keatas, walaupun
sebelumnya Air Asia selalu mengusung promo untuk menarik penumpang
menengah kebawah.
5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu),
cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat
memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi. Image yang
bermacam-macam dari public terhadap perusahaan akibat penyampaian, sikap,
maupun tingkah laku yang berbeda dari setiap individu (karyawan) yang mewakili
perusahaan tersebut dengan tujuan perusahaan. Image ini dapat dibentuk dengan
melalui pakaian seragam, warna mobil, simbol, pelatihan staf, bentuk bangunan,
papan nama, dll.
Contoh:
Produk Yamaha, image dari perusahaan adalah Yamaha semakin didepan.
Namun citra yang dimiliki produk ini cukup banyak, image ini timbul dari
konsumen maupun karyawan. Bila dari karyawan atau perusahaan di mata public
produk Yamaha adalah sebagai produk yang onderdilnya mudah didapat, bila
dilihat dari konsumen yang kebanyakan anak muda maka produk Yamaha dapat
dikatakan sebagai Motor anak muda. Selain dua image yang muncul di tengah
masyarakat ada banyak image lainnya, seperti sebagai motor injeksi pertama,
sehingga image produk Yamaha menjadi citra majemuk.
C. MANFAAT MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (CORPORATE
IMAGE)
Citra perusahaan dipandang sebagai salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi efektivitas pemasaran. Oleh karena itu sangat layak kalau citra
dipandang sebagai salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh perusahaan atau
organisasi.
Menurut Zinkhan ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya perusahaan
membangun dan mengelola citra perusahaan yaitu :
Ø dapat merangsang penjualan
Ø dapat membangun nama baik perusahaan
Ø membangun identitas bagi karyawannya
Ø mempengaruhi investor dan lembaga-lembaga keuangan
Ø memajukan hubungan baik dengan suatu komunitas, dengan pemerintah, dengan
tokoh masyarakat dan dengan para opinion leaders
Ø mendapatkan posisi dalam persaingan.
Public Relations (PR) adalah sebuah profesi yang sudah terbangun berpuluh-
puluh tahun lalu. Ilmu ke-PR-an sudah tertata begitu bagus dan mapan, serta
diajarkan di berbagai Perguruan Tinggi, baik di Jurusan Komunikasi, maupun di
sekolah-sekolah khusus ke-PR-an seperti London School of Public Relations.
Namun, ilmu-ilmu yang sudah mapan itu kini harus diperbarui lantaran
munculnya fenomena social media seperti Facebook, Twitter, Plurk, dan
sebagainya.
Konsumen yang bergabung di social media tidak butuh bahasa yang manis
dan formal ala siaran pers. Yang mereka butuhkan adalah juru bicara perusahaan
yang mengerti kebutuhan mereka dan sekaligus merespon keluhan mereka secepat
mungkin. Konsumen juga butuh seorang praktisi PR yang bisa berinteraksi
langsung dengan mereka dan melakukan percakapan. Tentu saja, ini bukan
pekerjaan mudah. Apalagi praktisi PR itu wajib “berbicara” sesuai brand
personality yang diwakilinya. Sebab konsumen bebas berteriak di Internet. Produk
yang mengecewakan atau cacat tak mudah ditutupi dengan taktik-taktik PR
tradisional. Kita tidak bisa begitu saja mengancam dan membungkam mereka.
Bahkan upaya membungkam akan menimbulkan gerakan melawan yang lebih
kencang, bahkan mendapat dukungan dari konsumen lain yang merasa mendapat
pengalaman yang serupa.
Bukan hanya perilaku konsumen yang berubah dengan adanya social media.
Yang juga juga berpotensi memusingkan banyak praktisi PR adalah kecepatan
perubahan medium di social media. Tiga tahun lalu Friendster merajalela di
Indonesia. Namun sejak setahun Facebooklah yang menjadi fenomena. Jika
sebelumnya Plurk mendominasi microblogging di Indonesia,kini giliran Twitter
yang lagi dipuja-puja.
Pengertian Online PR
Selain Online PR, terdapat pula nama yang ber beda namun tetap sama
dalam artian media internet yang dipakai oleh PR, di mana nama tersebut
berupa Cyber PR, atau pun E-PR, di mana pengertian Istilah ini adalah :
Public Relations yang menggunakan media internet disebut juga E-PR atau
Inisiatif PR. Inisiatif PR ini di Indonesia lebih dikenal dengan Cyber PR. E dalam
E-PR adalah mengacu pada media elektronik internet (co : E-mail, E-Commerce).
Bagi perusahaan membangun hubungan antara bisnis di suatu perusahaan dan
public audience merupakan hal yang sangat penting , dan internet mampu
melakukan nya Ribuan One to One Relations dapat dibangun secara simultan
secara Interaktif.
2.Publik dapat mengakses Press Release dalam home page yang ada di Home
Page perusahaan.
3. PR dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah perangkat
elektronik yang dapat menyebarkan Press Release kepada publiknya melaluui
kotak e-mail.
Kelebihan Online PR :
Dapat dengan mudah untuk mengetahui respons yang di berikan kepada klien
atau masyarakat itu sendiri.
Dalam hal ini tentu saja menimbulkan dampak komunikasi dua arah di mana
dengan melakukan komunikasi atau interaksi menggunakan media Online ini kita
dengan cepat dapat mengetahui respon yang telah di berikan, sehingga ketika kita
menemukan masalah lain pada saat itu juga kita dapat bertanya langsung.
6. Hemat.
Seorang praktisi PR tidak harus menemui klien atau bergantung kepada suatu
media sebagai perantara mereka untuk melakukan kegiatan kehumasannya. Cara
seperti ini juga dapat lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya
Kekurangan Online PR :
2. isu-isu dapat berkembang dengan lebih cepat dan meluas di kalangan publik
organisasi karena interaksi yang tinggi di dunia maya memungkinkan timbulnya
opini publik yang beragam.
4. Kurang bisa diakses oleh semua pihak atau semua kalangan. Alasannya adalah
tidak semua masyarakat bisa mengakses internet, hanyalah orang-orang yang
memiliki peralatan untuk mengakses internet (seperti: modem atau handphone).
Karakteristik PR :
a. Publikasi
Publikasi disini adalah dengan tulisan yang berupa arikel, press release tetang
sebuah organisasi maupun perusahaan-perusahaan. Kegiatan publikasi yang
dilakukan PR dalam internet dapat dilakukan dengan jalan mengikuti mailing list
yang sesuai dengan target market perusahaan/organsisasi. Dalam kegiatan E-PR
millis ada dua jenis yaitu millis yang moderated dan millis yang non moderated.
Kegiatan publikasi E-PR lain yang dapat dilakukan adalah melalui
e-newsletter/ezine. Sesuai dengan manfaat E-PR maka ezine dapat menciptakan
keharuman reputasi perusahaan/organisasi. Namun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam publikasi online menggunakan ezine adalah jangan sekali-kali
melakukan spamming terhadap pengguna internet, karena dengan melakukan
spamming maka kredibilitas perusahaan/organisasi akan hancur. Spamming
adalah kegiatan berkonotasi negatif bagi pengguna internet, spamming bisa
dikatakan sebagai kegiatan yang memaksakan kehendak dalam memberikan
informasi. Jalan yang paling aman adalah mengirimkan newsletter pada anggota
website yang secara sukarela mendaftarkan alamat emailnya untuk dikirimkan
informasi tentang perusahaan/organisasi.
Untuk tetap menjaga hubungan baik, kita bisa menyapa wartawan tersebut
lewat email menanyakan kabar wartawan tersebut dan kegiatan-kegiatan yang
sedang dilakukan. Bahkan jika sudah sangat akrab dengan wartawan tersebut, kita
dapat melakukan wawancara/konferensi dengan menggunakan Instant Messenger
seperti Yahoo Messenger, ICQ, atau yang lainnya.
Keuntungan melakukan kegiatan media relations dengan Internet adalah kita
sebagai seorang PR sangat memudahkan para kuli tinta tersebut melakukan
pekerjaannya. Bayangkan jika mereka harus melakukan wawancara dengan
mendatangi kantor suatu perusahaan/organisasi, akan membuang waktu
perjalanan yang cukup lama. Tetapi jika melakukan wawancara dengan melalui
Instant Messenger, kerja para wartawan akan lebih mudah, hanya duduk di meja
mereka, login, dan langsung dapat wawancara. Hasil wawancara langsung dapat
dirangkum dalam bentu teks yang dapat diformat dalam MS word. Praktisi e-PR
harus seorang yang handal dalam berselancar di dunia maya dan tahu kemana saja
mereka harus berselancar untuk membangun brand image. Selain itu praktisi e-PR
juga harus mampu mengembangkan content untuk format distribusi apa saja
(media cetak, radio, TV, situs web, e-mail, iTV, PDA, WAP, Usenet, dan
sebagainya) agar dapat dengan tepat menjangkau berbagai macam audiens. Serta
mengetahui kapan PR harus mempromosikan dan kapan PR harus bereaksi dan
memberi tanggapan. Sifat dari e-PR adalah one to one secara cepat dan interaktif.
Banners ads yaitu sejenis iklan kecil yang ditempatkan di situs web
Cost per click(CpC) yaitu biaya yang dikenakan kepada si pengiklan setiap kali
seorang pengunjung mengklik iklan banner mereka.
CPM (Cost Per Thousand) yaitu menghitung biaya iklan banner jika suatu situs
web menjual ruang iklan yang didasarkan atas impression.
CyberMall yaitu kumpulan took maya yang dikumpulkan dalam satu situs mall
online, disebut juga internet shopping mall.
Hits yaitu berapa kali pengunjung mengakses ke suatu situs web atau file atau
objek yang ada di situs web.
- Public dapat mengakses Press Release dalam home page yang ada di world wide
web.
- Bagi PR, internet dapat berfungsi sebagai iklan , media , alat marketing sarana
penyebaran informasi dan promosi.
gopher
telnet
usenet
volc
IRC
WAP
shareware
freeware
Koneksi Internet
Hal-hal yang di perlukan:
gateway
leased line
dial up
Protokol TCP/IP
Dengan adanya TCP/IP (transmission control protocol) memungkinkan semua
sistem yang terhubung ke dalam nya bias berkomunikasi dengan sistem yang lain
nya.
Istilah dalam internet protocol :
Host
Internet
Node
Router
- Mailing list, merupakan salah satu fasilitas untuk berdiskusi melalui e-mail dan
dapat bertukar surat atau pesan.
- Download, adalah proses mengambil file dari computer lain menlalui internet ke
computer kita.
- Upload, yaitu proses meletakkan file dari computer kita ke computer lain melalui
internet.
Strategi online PR adalah membidik situs berita dan komunitas online yang
berorientasi khusus. PR dapat menyampaikan siaran pers, artikel, foto, suara
dan/atau video ke situs berita, dan dapat mengikuti diskusi dengan komunitas
yang berkaitan atau berhubungan dengan core business organisasi.
Media Online yang di pakai Oleh PR diantaranya :
- E-mail
E-mail merupakan sarana yang efektif untuk membangun dan meruntuhkan
reputasi. Cara menulis e-mail yang salah atau terlalu lama dalam menjawab
pertanyaan melalui e-mail yang masuk akan meruntuhkan reputasi.
- Gunakan nama pribadi.
- Anda harus menjadi kontributor ide yang baik sebelum akhirnya pesan-pesan
komersial Anda ditanggapi dengan baik.
- Promosi dalam bentuk advertorial akan lebih disukai daripada yang terus terang.
- Periksa dan evaluasi Milis mana yang mendatangkan lebih banyak respons dan
kunjungan ke situs web serta mendatangkan hasil yang diharapkan.
- Pesan e-mail Anda pun harus berisi desakan atau dorongan agar mereka
bertindak berdasarkan apa yang Anda inginkan tanpa terkesan menggurui.
- Tetapkan target yang masuk akal. Umumnya, jika Milisnya tepat dan pesan
Anda menggoda, tingkat responsnya bisa 1% hingga 3% atau mungkin lebih
tinggi lagi.
Newsletter Elektronik (Ezine)
Lebih dari 60% pengguna internet sering, suka membaca atau subscribe suatu
ezine yang sesuai minat mereka. Ezine atau majalah elektronik sarat akan
informasi, artikel dan solusi. Beberapa ezine berbasis web dan e-mail. Ezine yang
paling populer adalah yang dikirim melalui e-mail. Biasanya, ezine tidak berisi
semua artikel dan berita, namun hanya artikel atau kolom tertentu; dan arsip ezine
pun tersedia di situs webnya. Ezine berbasis web berfungsi seperti majalah,
namun memberikan akses informasi online kepada para pembacanya. Beberapa
ezine berbasis web mengharuskan pembaca menjadi pelanggan (subscriber) jika
ingin membaca artikel atau mendapatkan informasi lebih lengkap. Sedangkan
ezine berbasis e-mail memudahkan pembaca untuk langsung membacanya di
inbox e-mailnya tanpa harus pergi ke situs web pemilik majalah. Ezine berbasis e-
mail biasanya lebih content-oriented dan pembacanya lebih targeted. Halamannya
juga tidak banyak, hanya sekitar dua atau tiga halaman, 80% berisi artikel atau
ulasan informasi yang bermutu dan 20% berisi sponsor atau iklan untuk membidik
pembaca yang targeted. Ezine berbasis e-mail ini biasanya dikirim seminggu
sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali. Jika Anda mendapatkan ezine yang
sesuai dengan organisasi, Anda dapat menjadi sponsor atau menulis artikel untuk
ezine tersebut.
Blog
Dan Zarella dalam "The Social Media Marketing Book", menyatakan: Blog
adalah sejenis manajemen konten (content management system atau CMS) yang
memudahkan siapa saja untuk mempublikasikan tulisan-tulisan pendek yang
dinamakan post. Setiap perusahaan yang mempunyai situs internet harus memiliki
blog. Blog bukan tempat yang tepat untuk menyebarkan siaran pers perusahaan;
blog harus bersifat konversasional (percakapan interaktif). Setiap kali perusahaan
Anda melakukan sesuatu yang baru atau bagus, segera tulis post tentangnya.
Menurut Phillips & Young dalam "Online Public Relations—A Practical Guide to
Developing an Online Strategy in the World of Social Media", a weblog, usually
shortened to blog, is a type of website. It allows the owner (the blogger) to write
web pages (posts) and make them available in reverse chronological order. Most
blogs are public, but many companies have internal blogs for staff to read, create,
write and add content to.
Blog menyediakan fasilitas, seperti:
- Post. Blog berisikan banyak post. Panjang sebuah post berkisar dari 100 atau
200 kata sampai berhalaman-halaman, tetapi supaya efektif, satu post harus selalu
membicarakan satu topik. Sebaiknya, tulislah post pendek dan panjang secara
selang-seling.
Micro-blogging is a form of blogging with very limited space for text (140–200
characters usually).These small comments are made available for people to follow
and monitor on their PCs or mobiles. The first such service wasTwitter, which
was launched in July 2006, and its main competitors are FriendFeed, Jaiku and
Pownce.
mengukur tingkah laku khayalak. Mengukur dampak dari kegiatan internet dapat
dilihat dari perilaku khayalak. Perusahaan harus memfasilitasi situs mereka
dengan segala informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat. Dalam situs
tersebut juga perlu diketahui oleh masyarakat. Dalam situs tersebut juga harus
dilengkapi dengan informasi bagaimana dan saluran apa yang dapat dipakai
pengunjung untuk menyampaikan umpan baliknya kepada perusahaan.
Pengukuran dapat dilihat pada berapa banyak orang yang memberikan umpan
balik melalui saluran-saluran yang disediakan.
3. Volume orang yang member umpan balik melalui saluran yang di sediakan PR
6. Berapa lengkap bahan informasi dari website PR yang di tulis oleh wartawan
yang bersangkutan?
8. Berapa banyak jumlah wartawan yang ikut berpartisifasi dalam konferensi pers
yang di adakan oleh PR?
Dunia PR pada saat ini bisa dibilang memasuki masa keemasan, karena
teknologi internet pada saat ini telah membawa prkatisi mampu mencapai publik
sasaran secara langsung, tanpa intervensi dari pihak-pihak lain, seperti redaksi
atau wartawan di media massa, yang biasanya bertindak sebagai penjaga gawang
pesan komunikasi dan melakukan penyensoran terhadap pesan informasi PR bagi
khalayak (publik).
Menurut Shel, holts 1999 dalam bukunya PR on the net menyebutkan
pendekatan strategi PR diantaranya:
Ada lima prinsip dasar yang menjadi pedoman praktisi public relations atau
humas dalam berhubungan dengan media massa yakni :
1. Memperhatikan tenggat waktu (deadline) media massa.
2. Jengan pernah berbicara bohong, bicara benar atau diam.
3. Mengembangkan kedekatan dan hubungan akrab dengan media.
4. Menjadi nara sumber yang berharga.
5. Jangan membuka pertengkaran yang tak perlu. (Iriantara, 2005:92)
Frank Jefkins pernah memberikan kiat agar hubungan pers atau media bisa terbina
secara baik, antara lain sebagai berikut.
1. Servicing the media (memahami dan melayani media). Seperti dengan
memberikan yang dibutuhkan media, informasi yang disenangi media dan lain-
lain.
2. Establishing a reputations for realibility (membangun reputasi sebagai orang yang
dapat dipercaya). Para praktisi humas sudah sepantasnya senantiasa siap
menyediakan atau memasok materi-materi yang akurat, lengkap, dan terpercaya
dimana saja dan kapan saja dibutuhkan.
3. Supplying good copy (menyediakan salinan yang baik). Salinan ini tidak hanya
berupa data-data yang tercetak dalam kertas, tetapi juga rekaman foto, kaset dan
video yang berguna bagi wartawan. Keahlian dalam mengoprasionalkan peralatan
tersebut akan mendukung kegiatan humas.
4. Coorperation in providing material (bekerja sama dalam penyediaan materi).
Karena kerja praktisi humas sangat berkaitan erat dengan wartawan, maka dua
pihak itu harus bekerja sama dengan baik.
5. Providing verivications facilities (menyediakan fasilitas verifikasi). Jika para
wartawan tersebut masih sangsi dengan materi yang diberi praktisi humas, praktisi
humas harus siap untuk menerima wartawan yang ingin mengadakan cek ulang
materi.
6. Building personal relationship with media (membangun hubungan personal yang
kokoh). Kejujuran, keterbukaan serta saling pengertian antara humas dan
wartawan sudah selayaknya dilakukan. (Nurudin, 2008:46-49)
Tujuan media relations bagi organisasi, yaitu :
1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta langkah
lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
2. Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan, laporan, ulasan
tajuk yang wajar, obyektif dan seimbang) mengenai hal-hal yang menguntukan
lembaga/organisasi.
3. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan
lembaga/organisasi.
4. Untuk melengkapi data/informasi bagi pimpinan lembaga organisasi bagi
keperluan pembuatan penilaian (assesment) secara tepat mengenai situasi atau
permasalahan yang mempengaruhi keberhasilan lembaga/perusahaan.
5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa
saling percaya dan menghormati. (Rachmadi, 1882:56)
(Wardhani, 2008:13)
Publik dalam Public Relations
Publik menjadi bagian dari konsep organisasi yang sangat penting. Tanpa
adanya publik sebuah orgaisasi tidak akan bisa melangsungkan kehidupannya.
Mereka adalah sasaran utama dan yang harus ‘dijaga’, oleh sebab itu peran humas
sebagai salah satu ‘management function’ adalah bisa membuat hubungan baik
dengan publik, mencari informasi dari publik dan men-supply informasi kepada
publik.
Baik dari perspektif sosiologi, psikologi (gabungan dari Herbert, Blumer dalam
Grunig & Hunt -1984; Bernard Hessey-1998; Newson, Turk, Kruckerberg dan
Moore) maupun komunikasi (Rahmat -1997) Publik atau sejumlah besar orang,
heterogen dalam latar belakang demography,memiliki ketertarikan pada suatu
masalah, ada yang saling mengikat dan mereka tidak saling mengenal. Sedangkan
Jefkins – 1995 menyebutkan bahwa pubik dalam Publik Relations adalah
kelompok orang yang berkomunikai dengan suatu organisasi baik internal
maupun external.
Mereka inilah kelompok yang bisa membuat ‘opini’ atau ekspresi / anggapan
yang baik maupun yang merugikan organisasi. Mereka juga dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahan baik secara ekonomi, social dan budaya. Secara
ekonomi bisa menumbuhkan multiplyer effect misalnya pada tempat pabrik
muncul pedagang kaki lima yang dapat merubah status social masyarakat sekitar
dan juga dapat menimbulkan permasalahan mengingat penjualnya terdiri dari
berbagai etnis dengan budaya berbeda-beda. Demikian pula media memiiki
kemampuan menggiring opini untuk keberpihakan misalnya kampanye capres
atau LSM peduli TKI yang memaksa pemerintah menghentikan ‘ekspor’ tenaga
kerja Indonesia ke beberapa Negara.
BERITA
Klasifikasi berita tentang sikap tegas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
jelas masuk pada ranah publik external. Laporan penelitian Edelman bertajuk
Edelman Trust Barometer 2014 (Okezon,5 Feb.2014), dilakukan secara online
terhadap 1000 responden kategori masyarakat umum berumur 18 tahun ke atas
dan terhadap 200 responden dalam kategori masyarakat yang berumur 25-26
tahun, berlangganan koran dan minimal pendidikan S1 selama Oktober-November
2013. Nampaknya Edelman bermaksud menjaring opini publik ‘luar’ terkait
efektifitas kerja KPK, sehingga tidak menggunakan publik internal agar didapat
pandangan yang objektif.
Oleh sebab itu seorang humas harus memiliki keahlian komunikasi dua arah
yaitu dengan siapa berbicara, dimana, apa pesan yang ingin disampaikan dan
mudah ditangkap dengan hasil apa, selain kompetensi khusus dalam hal
berhubungan dengan media disertai tehnik-tehniknya yaitu kwalitas press release,
penyelenggaraan acara media dan lain lain.