Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2  Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3   Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan CITRA ……………………………………………. 3 - 9


2.2 Pembahasan CSR ……………………………………………… 9 - 13
2.3 Pembahasan PR ON THE NET ………………………………………...13 - 16
2.4 Pembahasan MEDIA RELATIONS ……………………………………16 - 19
2.5 Pembahasan PUBLIK dalam Public Relations …………………………19 - 21

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ………………………………………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Public Relations (PR) didefinisikan sebagai sebuah fungsi manajemen yang


memfokuskan diri pada membangun/mengembangkan relasi serta komunikasi
yang dilakukan individual maupun organisasi terhadap publik guna menciptakan
hubungan yang saling menguntungkan. Publik yang dimaksud dari definisi di atas
yaitu para Employees-Stockholders-Communities-Media-Government-Investment
Community-Customers.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa aktifitas Public Relations berada pada
kata manajemen relasi dan komunikasi yang berujung pada terciptanya hubungan
baik dengan berbagai pihak demi meningkatkan pencitraan individu atau
perusahaan tersebut. Pencitraan yang terbentuk dengan baik akan memberikan
dampak yang baik pula demi tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan individu
ataupun organisasi. Akan meraih keuntungan dari produk yang dijual karena
memilliki citra yang baik. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap individu
atau organisasi dalam menjalankan bisnis
PR menentukan kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Dan
hubungan dengan masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut
bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, PR juga berperan
dalam membangun hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi
dengan masyarakat luas
Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi dan peranan Pubic
Relations dianggap sebagai ujung tombak individu atau perusahaan yang
berhadapan langsung dengan publik, baik publik yang bersentuhan langsung
maupun yang tidak dengan kepentingan-kepentingan mereka terhadap perusahaan.
Terhadap publik yang tidak bersentuhan langsung pun tidak menutup
kemungkinan suatu saat nanti sebuah informasi akan sampai di benak mereka.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dampaknya pada

iii
perkembangan media massa memberikan peluang akses informasi masyarakat
luas.
PR tidak selamanya memberikan dampak positif  karena keberadaan yang tidak
efektif sebaliknya akan memberikan dampak yang negatif terhadap perusahaan.
Terdapat beberapa hal yang dapat timbul sebagai akibat dari ketidakefektifan
suatu PR, antara lain adanya persepsi atau opini yang salah dari pendengar atau
masyarakat terhadap informasi yang disampaikan, citra perusahaan bisa menjadi
buruk dimata masyarakat, dan menimbulkan masalah baru yang lebih rumit.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.   Apa pembahasan CITRA?
2.   Apa pembahasan COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
3.   Apa pembahasan PR ON THE NET?
4.   Apa pembahasan MEDIA RELATIONS?
5. Apa pembahasan PUBLIK dalam Public Relations

1.3  Tujuan Penulisan

1.      Untuk memahami pembahasan CITRA


2.      Untuk memahami pembahasan COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
3.      Untuk memahami pembahasan PR ON THE NET
4.      Untuk memahami pembahasan MEDIA RELATIONS
5. Untuk memahami pembahasan PUBLIK dalam Public Relations

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 CITRA DALAM PUBLIC RELATIONS

PENGERTIAN CITRA

Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran
yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau
negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan
yang sebenarnya. Bill Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan,
gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan
dari suatu objek, orang atau organisasi.
Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat
pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau
situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang
timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul
karena adanya informasi.
Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau
impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai
kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Citra
adalah seperangkat ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap
dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek
tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya (Ruslan). Suatu perusahaan harus
melakukan analisis citra (image analysis) dalam mengetahui sejauhmana peranan
PR dalam perusahaan tersebut. Analisis citra tersebut terdiri dari analisis terhadap
khalayak sasaran yang memerlukan penilaian (tanggapan), peserta/publik tentang
citra perusahaan, citra program, pelayanan jasa, penampilan pemberian pelayanan,
dan para pesaingnya. Power menyebutkan citra perusahaan adalah citra
keseluruhan dari kesatuan dari citra merek X1 produk (product brand image), citra
merek perusahaan (corporate brand image) dan citra pemimpin perusahaan. Citra

v
dapat berbentuk positif dan negatif. Citra positif dapat terbentuk apabila publik
mendapatkan informasi yang baik mengenai suatu perusahaan dan begitu
sebaliknya untuk citra negatif. 

JENIS-JENIS CITRA
Lima jenis citra (image) yang dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam buku
Public Relations, yakni:
1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau
anggota-anggota organisasi––biasanya adalah pemimpinnya––mengenai anggapan
pihak luar tentang organisasinya. Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
luar(eksternal) terhadap organisasinya. Hanya merupakan pandangan atau
pengalaman seseorang terhadap organisasi atau perusahaan, citra ini timbul karena
kurangnya informasi, pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
dalam organisasi mengenai pendapat pihak luar, jadi hanya berupa ilusi. Jadi citra
bayangan cenderungan pada persepsi positif.
Contoh :
PT. Pertamina telah banyak dikenal publik sebagai perusahaan minyak di
Indonesia. Saat mengalami krisis tangki minyak yang bocor. Untuk menanggapi
krisis tersebut pemimpin Direktur PT. Pertamina langsung bertemu dengan publik
untuk memberikan konfirmasi terhadap krisis yang dihadapi perusahaan ini.
2. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Image atau pandangan
dari eksternal perusahaan terhadap perusahaan, image yang terbentuk di public
eksternal ini ditentukan dari informasi yang mereka dapat mengenai perusahaan,
atau hanya sekedar ilusi. Image ini lebih cenderung pada image negative
perusahaan (informasi atau pengalaman terbatas).
Contoh :
Contoh dari citra yang berlaku adalah kepolisisan di Indonesia, citra kepolisian
di Indonesia sudah cenderung pada negative. Ditambah lagi kasus polri dan KPK
yang membuat citra kepolisisan ini memburuk. Memburuknya citra kepolisisan di
mata public ini karena kurangnya informasi masyarakat terhadap masalah yang

vi
dihadapi, ditambah lagi pengalaman masyarakat dengan kepolisian selalu buruk,
misalnya terkena denda tilang

3. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh
pihak manajemen. Suatu citra yang dibentuk sesuai dengan keingininan
perusahaan atau organisasi. Citra yang diharapkan cenderung pada hal yang baik
atau kesesuaian denga publiknya. Sehingga dapat menarik respon masyarakat
yang lebih luas. Citra harapan ini adalah citra yang selalu diingikan setiap
perusahaan. Walaupun untuk pencapaiannya sangat sulit. Perusahaan juga harus
mengetahui bagaimana proses public mendapatkan informasi kenyataan tentang
perusahaan sehingga tidak terjadi miskomunikasi.
Contoh :
PT Djarum adalah salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Rokok saat
ini masih banyak mengalami pertentangan karena ada anggapan bahwa rokok itu
haram untuk dikonsumsi oleh masyarakat muslim. Ini merupakan salah satu isu
yang mengancam perusahaan PT Djarum. walaupun isu yang kontra terhadap PT
Djarum ini banyak namun tidak menghalangi perusahaan ini tetap berjalan, salah
satu cara untuk membangun citra harapan adalah dengan mengadakan program
CSR (Corporate Social Responsibility/ Tanggung Jawab Sosial Perusahaan).
Dengan berbagai program CSR yang diadakan perusahaan ini masyarakat akan
melihat PT. Djarum sebagai perusahaan yang turut membangun negeri seperti teks
linenya, jadi masyarakat lebih memandang PT Djarum dari sisi positif dengan
berbagai program CSR yang dijalankan, dibanding sisi negatifnya.
4. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.Citra
perusahaan merupakan citra secara keseluruhan yang dipandang dari kinerja
internal perusahaan yang meliputi sejarah, visi& misi perusahaan, kualitas
pelayanan, keberhasilan, hingga tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan. Melalui hal tersebut public akan mengetahui gambaran pesan yang
akan disampaikan dari perusahaan tersebut.

vii
Contoh :
Perusahaan maskapai penerbangan Air Asia, sebagai maskapai baru pasti
membutuhkan image yang baik sehingga dapat menarik konsumen atau
penumpang agar mau menggunakan jasa penerbangan Air Asia. Citra Air asia
sekarang ini yang diusung adalah armadanya yang selalu baru dengan pilot yang
sudah mempunyai jam terbang panjang. Dengan teks line ini maka dapat menarik
konsumen dari kalangan yang berpengalaman atau menengah keatas, walaupun
sebelumnya Air Asia selalu mengusung promo untuk menarik penumpang
menengah kebawah.
5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu),
cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat
memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi. Image yang
bermacam-macam dari public terhadap perusahaan akibat penyampaian, sikap,
maupun tingkah laku yang berbeda dari setiap individu (karyawan) yang mewakili
perusahaan tersebut dengan tujuan perusahaan. Image ini dapat dibentuk dengan
melalui pakaian seragam, warna mobil, simbol, pelatihan staf, bentuk bangunan,
papan nama, dll.
Contoh :
Produk Yamaha, image dari perusahaan adalah Yamaha semakin didepan.
Namun citra yang dimiliki produk ini cukup banyak, image ini timbul dari
konsumen maupun karyawan. Bila dari karyawan atau perusahaan di mata public
produk Yamaha adalah sebagai produk yang onderdilnya mudah didapat, bila
dilihat dari konsumen yang kebanyakan anak muda maka produk Yamaha dapat
dikatakan sebagai Motor anak muda. Selain dua image yang muncul di tengah
masyarakat ada banyak image lainnya, seperti sebagai motor injeksi pertama,
sehingga image produk Yamaha menjadi citra majemuk.

C. MANFAAT MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (CORPORATE


IMAGE)
Citra perusahaan dipandang sebagai salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi efektivitas pemasaran. Oleh karena itu sangat layak kalau citra

viii
dipandang sebagai salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh perusahaan atau
organisasi.
Menurut Zinkhan ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya perusahaan
membangun dan mengelola citra perusahaan yaitu :
-  dapat merangsang penjualan
-  dapat membangun nama baik perusahaan
-  membangun identitas bagi karyawannya
-  mempengaruhi investor dan lembaga-lembaga keuangan
-  memajukan hubungan baik dengan suatu komunitas, dengan pemerintah, dengan
tokoh masyarakat dan dengan para opinion leaders
- mendapatkan posisi dalam persaingan.

D. MEMPERBAIKI DAN MEMPERTAHANKAN CITRA


Membangun citra perusahaan membutuhkan proses yang panjang, karena citra
merupakan semua persepsi yang dibentuk oleh konsumen, dengan cara
memproses informasi dari berbagai sumber sepanjang waktu. Seorang Humas
harus memiliki sikap mental yang baik, luwes tetapi lugas, jeli, suka belajar,
mempunyai pergaulan yang baik dengan internal dan eksternal perusahaan, serta
notabene dekat dengan pimpinan.
Ketika membangun citra perusahaan, perusahaan dapat membedakan dirinya
dari perusahaan kompetitor dengan reputasi yang baik. Relations atau PR
mengacu pada sebuah konsep yaitu proses komunikasi dua arah antara perusahaan
dengan publiknya (internal maupun eksternal). Rumanti mengungkapkan PR
adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik secara teratur
antara organisasi dan publiknya. PR membantu manajemen dalam penyampaian
informasi dan tanggap terhadap opini publik dan secara efektif memantau
berbagai perubahan. Suhandang dalam Putri menyebutkan bahwa titik berat
kegiatan PR adalah kepentingan dan kepercayaan publiknya. Effendy dalam
Redjeki menyatakan bahwa PR memiliki tugas dan tanggung dan tanggung jawab
membina hubungan dengan publik-publiknya, meliputi hubungan (dengan publik)
internal (karyawan, pemegang saham dan pemasok) dan hubungan (dengan

ix
publik) eksternal (konsumen, pelanggan, komunitas, instansi pemerintah dan
kalangan pers).
Apabila citra telah rusak maka perlu dilakukan hal-hal berikut :
Penelitian (Research) :
Meneliti apa penyebab dari rusaknya cita, sebesar apa pengaruhnya di masyarakat,
keterkaitan pihak dalam atau pihak luar, dll.
Perencanaan (Planning) :
Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian,
PR kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini rencana kerja disusun tidak
berdasarkan pada keinginan yang dipaksakan dan irrasional. Perencanaan yang
baik bersifat rasional, flexible, dan berkelanjutan.
-Mengubah citra.
-Membentuk citra baru.
-Memberitahukan kegiatan penelitian.
Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan efisiensi praktisi
PR. Salah satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari perncanaan
tersebut adalah pembentukkan opini, sikap, dan citra.
  Pelaksanaan (Action) :
Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui media massa atau
langsung face to face, dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak
komunikator (PR) maupun dari pihak media massa yang bersangkutan.
• Periklanan (Advertising), Iklan yang terus menerus yang ditayangkan dapat
mempengaruhi pola perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.
• Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap khalayak
sasaran serta meningkatkan citra.
• Propaganda, Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk mempengaruhi
seseorang, suatu kelompok, atau orang banyak dengan dasar-dasar psikologis agar
menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum tentu di terima.
• Pameran , salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif pada
perusahaan adalah dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran
adalah mengundang publik untuk mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal
mengenai perusahaan, terutama sekali hasil dari produksinya

x
• Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan, promosi
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan
rangsangan atau bujukan yang membangkitkan pembelian barang dan jasa.
• House Organ ( Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga ). Agar pencitraan yang
sudah dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi kepada pihak khlayak
atau pihak eksternal melalui majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan,
dan biasa disebut house organ.
• Open House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga dilaksanakan dengan
cara mengundang dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan tersebut.
Tujuan utamanya adalah agar dikenal dan populernya perusahaan dikalangan
masyarakat.
Penilaian (Evaluation)
Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat
dilakukan. Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus
diperhatikan lebih lanjut.

2.2 CSR (Corporate Social Responbility)

CSR (Corporate Sosial Responbility) adalah suatu mekanisme sebuah


perusahaan untuk secara sadar mengintegrasikan perhatiannya terhadap
lingkungan sosial ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakehilder yang
melampaui tanggung jawab sosial khususnya di bidang hukum.
Secara sederhanya, CSR adalah sebuah konsep dan tindakan yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan sebagai rasa tanggung jawabnya terhadap sosial dan
lingkungan sekitar dimana perusahaan tersebut berdiri.
Seperti dengan melaksanakan suatu kegiatan yang bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat atau penduduk sekitar, menjaga lingkungan sekitar,
memberikan beasiswa pendidikan kepada masyarakat yang kurang mampu,
membangun fasilitas umum, dan memberikan bantuan berupa dana ataupun
kebutuhan pokok untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.

xi
Pada dasarnya CSR  adalah bentuk tanggung jawab sebuah perusahaan
terhadap stakeholder atau pemangku kepentingan. Menurut para ahli, CSR
memiliki 3 definisi, yakni :
- Melakukan tindakan sosial, termasuk di dalamnya adalah kepedulian terhadap
lingkungan hidup yang diharuskan dalam peraturan perundangan-undangan.
-Komitmen usaha yang dilakukan secara etis, beroperasi secara resmi, serta
dapat berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi yang di iringi dengan
peningkatan kualitas hidup karyawan termasuk keluarganya, komunitas lokal,
serta masyarakat luas.
-Komitmen bisnis untuk turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan,
komunitas lokal, serta masyarakat luas dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
hidup bersama.

Fungsi CSR (Corporate Sosial Responbility)


Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai fungsi CSR sebagai bentuk
tanggung jawab kepada berbagai pihak yang terlibat.

1. Izin Sosial untuk Beroperasi


Bagi sebuah perusahaan, masyarakat merupakan salah satu faktor yang
membuat perusahaan itu bisa berkembang atau tidak. Dengan adanya CSR,
masyarakat yang bertempat tinggal disekitar perusahaan tersebut akan
mendapatkan manfaat dari perusahaan yang bersangkutan. Tentunya hal ini
akan menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Sehingga lama kelamaan
masyarakat akan menjadi loyal dengan perusahaan tersebut. Jika sudah seperti
ini perusahaan akan jauh lebih mudah untuk menjalankan program atau
kegiatannya di daerah yang bersangkutan.

2. CSR Dapat Memperkecil Resiko Bisnis Perusahaan


CSR (Corporate Sosial Responbility)  akan membuat hubungan antara perusahaan
dengan pihak yang terlibat semakin menjadi lebih baik lagi, sehingga resiko bisnis
seperti adanya kerusuhan bisa diatasi dengan mudah. Jika seperti itu maka biaya

xii
pengalihan resiko bisa digunakan untuk suatu hal yang lebih bermanfaat untuk
masyarakat atau perusahaan.
3. CSR Dapat Melebarkan Akses Sumber Daya
CSR (Corporate Sosial Responbility) jika dikelola dengan baik akan menjadi
keunggulan tersendiri untuk dapat bersaing dan untuk memudahkan perusahaan
untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan.
4. CSR Memudahkan Akses Menuju Market
Seluruh investasi serta biaya yang telah dikeluarkan untuk program
CSR (Corporate Sosial Responbility) sebenarnya bisa menjadi sebuah peluang
yang baik untuk mendapatkan market yang lebih besar lagi.
Termasuk di dalamnya bisa membangun loyalitas konsumen serta bisa menembus
pangsa pasar yang baru. Hal ini dikarenakan program CSR bisa membuat nama
atau brand perusahaan menjadi lebih terkenal dan di kagumi oleh masyarakat luas.
5. CRS Bisa Memperkecil Biaya Pengeluaran
Program CSR (Corporate Sosial Responbility) juga bisa menghemat biaya
perusahaan seperti menerapkan konsep daur ulang dalam perusahaan. Sehingga
limbah yang dihasilkan akan berkurang dan biaya untuk produksi juga akan lebih
berkurang.
6. CSR Dapat Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder
Pelaksanaan program CSR (Corporate Sosial Responbility) bisa membantu atau
memudahkan komunikasi dengan stakeholder. Dimana hal tersebut akan
menambah trust stakeholder kepada perusahaan yang bersangkutan.
7. CSR Bisa Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
Perusahaan yang melakukan program CSR pada umumnya akan turut
meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Dimana pemerintahlah yang
sebenarnya memiliki tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan lingkungan
dan masyarakatnya.
8. CSR Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan
Reputasi sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa berkontibusi
besar kepada stakeholder, masyarakat sekitar, dan lingkungannya. Hal ini
tentunya akan menambah kebanggan tersendiri untuk karyawan yang bekerja di

xiii
perusahaan tersebut yang mana hal ini akan berdampak pada peningkatan etos
kerja dan produktivitas para karyawannya.
9. CSR Memperbesar Peluang Mendapatkan Penghargaan
Perusahaan yang memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat luas dan
lingkungan sekitar melalui program CSR (Corporate Sosial Responbility) akan
berpeluang lebih besar untuk mendapatkan sebuah penghargaan. Tentunya hal ini
akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi perusahaan tersebut.
Manfaat CSR (Corporate Sosial Responbility) 
Ada beberapa manfaat jika sebuah perusahaan memiliki program CSR. Berikut ini
adalah manfaatnya :
A. Manfaat CSR untuk Perusahaan
1. Meningkat citra perusahaan di mata masyarakat.
2. Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.
3. Membedakan perusahaan tersebut dengan para kompetitornya.
4. Memperkuat brand merk perusahaan di mata masyarakat.
5. Mmberikan inovasi bagi perusahaan tersebut.
B. Manfaat CSR untuk Masyarakat
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan meningkatkan
kelestarian lingkungan hidup sekitar.
2. Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut.
3. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.
4. Adanya pembangunan fasilitas masyarakat yang sifatnya sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak khususnya untuk masyarakat yang
berada di sekitar perusahaan tersebut.

Karakterisitik CSR yang Baik dan Benar


1. CSR harus merupakan kegiatan yang melebihi kepatuhan kepada hukum
dan peraturan yang berlaku.
2. CSR harus bisa menciptakan dampak jangka panjang bagi perusahaan dan
masyarakat.
3. CSR harus mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan pemangku-
kepentingan di dalam dan di luar perusahaan.

xiv
4. CSR harus mengandung sistem govermance yang baik, diantaranya memiliki
transparasi dan akuntabilitas.
5. CSR sebaiknya mengikuti panduan ISO 26000.

2.3 Public Relations on the Net: Perspektif Baru Tentang Humas

Perkembangan Public Relations (PR), baik sebagai ilmu maupun profesi, tidak
bisa terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi. Pengaruh teknologi
komunikasi terhadap PR bisa berbentuk hanya sebagai media PR atau menjadikan
sebuah kegiatan PR yang memiliki perspektif baru, sehingga memunculkan
istilah cyber PR, Net PR, dan nama lain bentuk kegiatan atau bidang kajian PR
dalam dunia cyber (dunia maya).

Popularitas istilah cyber mulai muncul sekitar akhir tahun 1990-an, ketika
jaringan komputer sudah mampu menyimpan dan mengirim data dalam jumlah
besar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Rogers dalam bukunya,
Communication Technology, mengemukakan, telah terjadi wujud teknologi
komunikasi mutakhir pada pasca 1980- an dengan munculnya komputer dan
satelit. PR, sebagai ilmu juga profesi, merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi untuk bersentuhan dengan teknologi komunikasi mutakhir yang
bernama internet ini. Kini sudah ada program PR atau konsultan PR yang
ditawarkan melalui internet, sehingga sebagai pengguna internet orang bisa
mengaksesnya atau memasang iklan jasa PR dalam internet pada situs-situs
internet yang banyak diakses berbagai publik pengguna internet. Kini, dalam
memasuki era informasi/ komunikasi, peranan teknologi komunikasi perlu
diadopsi oleh insan PR, baik sebagai user maupun membuat content teknologi
tersebut. Era informasi ini, seperti dikatakan Alvin Toffler (1980), merupakan
gelombang ketiga yang sangat penting dalam sejarah umat manusia. Era
sebelumnya adalah gelombang kedua, ditandai dengan perkembangan industri,
yakni tenaga hewan dan manusia diganti dengan mesin. Gelombang pertama
adalah Pertanian (Nasution. 1989).

xv
Saat ini banyak praktisi PR, sebut Holtz (1999), berbicara atas nama
perusahaan telah mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu
strategi komunikasi PR. Mereka tidak punya pilihan lain dan menjadikan Internet
menjadi bagian dari budaya perusahaan. Melalui internet ini pula setiap individu
bisa menjadi penerbit, konsumen atau melakukan kampanye untuk mempengaruhi
perilaku konsumen.Khusus dalam bidang membuka perspektif baru. Teknologi
internet telah mengubah pola komunikasi PR sebelumnya yang masih
konvensional seperti komunikasi dari atas ke bawah, bawah ke atas, horisontal,
atau pola komunikasi massa yang dilakukan. Semua itu telah mereka tinggalkan
dengan pola yang lebih aktual setelah lahirnya internet. Internet dan intranet ini
membawa perspektif dan pola baru di era informasi dalam bentuk jaringan
teknologi yang memungkinkan setiap orang mengakses kemana saja untuk
memenuhi kebutuhannya.

Bagi organisasi atau perusahaan yang mengadopsi internet akan mengalami


perkembangan pesat di tengah-tengah masyarakat informasi yang semakin
heterogen dan dapat meraup khalayak atau pasar sasaran yang lebih besar
jumlahnya. Melalui internet pula annual report (laporan tahunan) yang dibuat
divisi PR perusahaan dapat memasukkannya ke dalam situs/web perusahaan atau
perusahaan jasa PR di internet. Tidak perlu mengirimkannya seperti cara-cara
konvensional melalui pengiriman via pos dan lainnya. Internet, bagi PR, dapat
melakukan penggunaan internet dan commercial online yang mampu menjangkau
publik yang lebih luas. Kini, dunia PR memasuki masa keemasan, karena
teknologi internet ini telah membawa praktisi mampu mencapai publik sasaran
secara langsung, tanpa intervensi dari pihak-pihak lain, seperti redaksi atau
wartawan di media massa, yang biasanya bertindak sebagai penjaga gawang pesan
komunikasi dan melakukan penyensoran terhadap pesan informasi PR bagi
khalayak (publik).

xvi
Beberapa di antaranya yang bisa dilakukan praktisi PR melalui penggunaan
internet adalah sebagai berikut :

Pertama, PR harus menyadari bahwa khalayak/publik dapat mengakses semua


Press Release atau News Release yang dikirimkan melalui internet atau server,
dengan menggunakan katakata yang mudah dicari dan dipahami khalayak.

Kedua, publik dapat mengakses press release dalam home page yang ada di
World Wide Web (bila perusahaan itu telah memiliki home page)

Ketiga, PR dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah
perangkat elektronik yang dapat menyebarkan press release kepada publiknya
melalui kotak e-mail.

Semua aktivitas PR di atas, yang melalui internet tersebut, memungkinkan PR


menjalin hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik internal dan
eksternalnya. Publik akan sangat tergantung kepada PR sebagai sumber informasi
berita yang tidak tersaji di suratkabar dan media massa lain. Melalui iternet, PR
dapat menghemat biaya dibanding harus mengirim press release melalui pos atau
faks. Kendati PR melakukan penggunaan internet, tidak berarti harus
menyepelekan media lainnya. Media selain internet tetap menjadi bagian penting
dalam melakukan penyebaran berita atau informasi PR.

(1)informasi cepat sampai pada publik; (2) bagi PR, internet dapat berfungsi
sebagai iklan, media, alat marketing, sarana penyebaran informasi, dan promosi;
(3) siapa pun dapat mengakses internet; (4) tidak terbatas oleh ruang dan waktu;
dan (5) internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi
dalam bidang pemasaran secara langsung. Lebih jauh, Shel Holtz (1999), dalam
buku Public Relations on the Net mengemukakan beberapa pendekatan strategi
PR , yaitu di antaranya: (1) pertemuan antar pihak manajemen (yang telah
dibreafing oleh PR) dengan perwakilan dari kantor pajak; (2) mengadakan open
house untuk menginformasikan program-porgam perusahaan yang telah
mempekerjakan karyawan lokal (komunitas terdekat) yang memiliki keahlian
memadai; (3) mengirim press release tentang investasi perusahaan sebagai

xvii
informasi komunitas (lokal) dan dampaknya terhadap sosial ekonomi mereka; (4)
membuat website (situs web) perusahaan membentuk citra positif di mata
publiknya; dan (5) berpartispasi dalam kelompok diskusi tertentu dan
membicarakan perkembangan dan situasi negara.

2.4 Media Relations

Media relations adalah aktivitas komunikasi public relations/humas untuk


menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka
pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang. (Wardhani,
2008:9)
Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting untuk
menunjang kegiatan PR. Bahkan dibanyak organisasi, ukuran keberhasilan
kegiatan PR seringkali didasarkan pada jumlah pemberitaan yang disiarkan media
massa. (Iriantara, 2005:80)
Menarik menyimak pernyataan mantan PRO Universitas Winconsin-River
Fall, Barbara Averill (1997), “media relations hanyalah salah satu bagian
dari public relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan
efisien. Begitu kita bisa menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga
dipandang penting oleh media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar
menuju keberhasilan program”. (Iriantara, 2005:28)
Reputasi perusahaan atau organisasi sedikit banyak bergantung pada seberapa
baik hubungan yang terjalin antara perusahaan atau organisasi dan insan pers.
Peluncuran produk baru maupun informasi penting yang berkenaan dengan
kebijakan sangat memerlukan peran media massa. Melalui pemberitaan media
massa tersebut diharapkan agar publik dapat menerima serta memahami setiap
langkah yang diambil oleh perusahaan atau organisasi. Media massa membutukan
berita, sedangkan perusahaan atau organisasi memerlukan sarana untuk
menyampaikan informasi. Sebuah hubungan yang saling memiliki
kebergantungan satu dengan lain. Sebuah hubungan yang sederhana, namun jika
tidak tepat dalam mengelola akan memberikan akibat yang buruk. Hubungan
dengan media yang buruk akan menyulitkan disaat perusahaan tengah berada
dalam situasi krisis. (Fariani dan Aryanto, 2009: 41)

xviii
Media massa atau pers itu mempunyai kekuatan yang dahsyat. Sampai-sampai
Napoleon Bonaparte pernah mengatakan “jika media dibiarkan saja, saya tidak
akan bisa berkuasa lebih dari tiga bulan” ini membuktikan bahwa media
mempunyai kekuatan yang besar. (Nurudin, 2008:51)
Media memiliki kekuatan untuk membentuk pendapat umum atau yang biasa
disebut opini publik. Menurut Leonard W.Doob, dalam Sunarjo, 1984, pengertian
opini publik adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, dimana mereka
merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Definisi ini menyebutkan
bahwa opini publik itu berhubungan erat dengan sikap manusia yaitu sikap secara
pribadi maupun sebagai anggota kelompok. Doob lebih jauh mengungkapkan
bahwa yang membentuk opini publik adalah sikap pribadi seseorang ataupun
sikap kelompoknya,karena sikap ditentukan oleh pengalamannya, yaitu
pengalaman dari dan dalam kelompok itu pula. (Adrianto dan Soemirat,2002:
103-104).
Lesly (1991:7) menjelaskan definsi media relations sebagai hubungan dengan
media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon  kepentingan media
terhadap organisasi. Yosal Iriantara dalam bukunya Media Relations
menyimpulkan bahwa media relations merupakan bagian dari PR eksternal yang
membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai
sarana komunikasi antara organisasi dan publiknya untuk tujuan organisasi.
(Iriantara, 2005:32).
Ada lima prinsip dasar yang menjadi pedoman praktisi public relations atau
humas dalam berhubungan dengan media massa yakni :
1.      Memperhatikan tenggat waktu (deadline) media massa.
2.      Jengan pernah berbicara bohong, bicara benar atau diam.
3.      Mengembangkan kedekatan dan hubungan akrab dengan media.
4.      Menjadi nara sumber yang berharga.
5.      Jangan membuka pertengkaran yang tak perlu. (Iriantara, 2005:92)

xix
Frank Jefkins pernah memberikan kiat agar hubungan pers atau media bisa terbina
secara baik, antara lain sebagai berikut.
1.    Servicing the media (memahami dan melayani media). Seperti dengan
memberikan yang dibutuhkan media, informasi yang disenangi media dan lain-
lain.
2.   Establishing a reputations for realibility (membangun reputasi sebagai orang yang
dapat dipercaya). Para praktisi humas sudah sepantasnya senantiasa  siap
menyediakan atau memasok materi-materi yang akurat, lengkap, dan terpercaya
dimana saja dan kapan saja dibutuhkan.
3.    Supplying good copy (menyediakan salinan yang baik). Salinan ini tidak hanya
berupa data-data yang tercetak dalam kertas, tetapi juga rekaman foto, kaset dan
video yang berguna bagi wartawan. Keahlian dalam mengoprasionalkan peralatan
tersebut akan mendukung kegiatan humas.
4.   Coorperation in providing material  (bekerja sama dalam penyediaan materi).
Karena kerja praktisi humas sangat berkaitan erat dengan wartawan, maka dua
pihak itu harus bekerja sama dengan baik.
5.  Providing verivications facilities (menyediakan fasilitas verifikasi). Jika para
wartawan tersebut masih sangsi dengan materi yang diberi praktisi humas, praktisi
humas harus siap untuk menerima wartawan yang ingin mengadakan cek ulang
materi.
6.  Building personal relationship with media (membangun hubungan personal yang
kokoh). Kejujuran, keterbukaan serta saling pengertian antara humas dan
wartawan sudah selayaknya dilakukan. (Nurudin, 2008:46-49)

Tujuan media relations bagi organisasi, yaitu :

1.  Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta langkah
lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
2.    Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan, laporan, ulasan
tajuk yang wajar, obyektif dan seimbang) mengenai hal-hal yang menguntukan
lembaga/organisasi.

xx
3.  Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan
lembaga/organisasi.
4.   Untuk melengkapi data/informasi bagi pimpinan lembaga organisasi bagi
keperluan pembuatan penilaian (assesment) secara tepat mengenai situasi atau
permasalahan yang mempengaruhi keberhasilan lembaga/perusahaan.
5.   Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa
saling percaya dan menghormati. (Rachmadi, 1882:56)
(Wardhani, 2008:13)

2.5 Publik dalam Public Relations

Publik menjadi bagian dari konsep organisasi yang sangat penting. Tanpa
adanya publik sebuah orgaisasi tidak akan bisa melangsungkan kehidupannya.
Mereka adalah sasaran utama dan yang harus ‘dijaga’, oleh sebab itu peran humas
sebagai salah satu ‘management function’ adalah bisa membuat hubungan baik
dengan publik, mencari informasi dari publik dan men-supply informasi kepada
publik. Baik dari perspektif sosiologi, psikologi (gabungan dari Herbert, Blumer
dalam Grunig & Hunt -1984; Bernard Hessey-1998; Newson, Turk, Kruckerberg
dan Moore) maupun komunikasi (Rahmat -1997) Publik atau sejumlah besar
orang, heterogen dalam latar belakang demography,memiliki ketertarikan pada
suatu masalah, ada yang saling mengikat dan mereka tidak saling mengenal.
Sedangkan Jefkins – 1995 menyebutkan bahwa pubik dalam Publik Relations
adalah kelompok orang yang berkomunikai dengan suatu organisasi baik internal
maupun external.

Ada dua bagian publik dalam organisasi yaitu:


1. Publik internal yaitu orang-orang yang ada dalam lingkungan organisasi
meliputi karyawan dari berbagai tingkatan termasuk pemegang saham
2. Publik external yakni orang-orang diluar organisasi yang biasa disebut ‘stake
holder’ atau pemangku kepentingan yang terkait dengan organisasi seperti
penduduk sekitar, komunitas, konsumen, distributor, agen, asosiasi, supplier,

xxi
LSM, pemerintah dan media. Kelompok kepentingan ini terdapat ikatan berupa
kepentingan yang mempersatukan dan menciptakan kesamaan pandangan yang
mengarah pada satu kebulatan terhadap persoalan (Moore – 1981). Mereka inilah
kelompok yang bisa membuat ‘opini’ atau ekspresi / anggapan yang baik maupun
yang merugikan organisasi. Mereka juga dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahan baik secara ekonomi, social dan budaya. Secara ekonomi bisa
menumbuhkan multiplyer effect misalnya pada tempat pabrik muncul pedagang
kaki lima yang dapat merubah status social masyarakat sekitar dan juga dapat
menimbulkan permasalahan mengingat penjualnya terdiri dari berbagai etnis
dengan budaya berbeda-beda.

BERITA
Klasifikasi berita tentang sikap tegas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jelas
masuk pada ranah publik external. Laporan penelitian Edelman bertajuk Edelman
Trust Barometer 2014 (Okezon,5 Feb.2014), dilakukan secara online terhadap
1000 responden kategori masyarakat umum berumur 18 tahun ke atas dan
terhadap 200 responden dalam kategori masyarakat yang berumur 25-26 tahun,
berlangganan koran dan minimal pendidikan S1 selama Oktober-November 2013.
Nampaknya Edelman bermaksud menjaring opini publik ‘luar’ terkait efektifitas
kerja KPK, sehingga tidak menggunakan publik internal agar didapat pandangan
yang objektif.

IMPLIKASINYA PEMBAGIAN PUBLIK TERHADAP HUMAS :


Salah satu fungsi Humas (Grunig 1984:6) adalah the management of
communication between an organization and its publiks. Publik disini menurut
Zawawi (2000:4) adalah a group of people who share interest or concerns. Mereka
(publik/kelompok orang-orang) bisa berada didalam (internal) atau diluar
(external) organisasi yang bisa membuat opini menguntungkan atau merugikan
organisasi. Mereka sering disamakan sebagai Stakeholder (Kasali 1994).
Pembagian publik pada Humas memiliki implikasi penanganan yang sangat
kompleks meski mempunyai kesamaan dalam hal komunikasi terbuka yang oleh
Ivy Ledbetter Lee berasas ketulusan (candor) dan kebenaran (truth).

xxii
1. Publik internal yaitu orang-orang yang ada dalam lingkungan organisasi
meliputi seluruh karyawan termasuk pemegang saham perlu pendekatan psikologi
secara phisik karena mereka berada dalam tempat yang sama.
2. Publik external yakni orang-orang diluar organisasi yang tersebar secara
geografis,heterogen, anonim yang menerima pesan komunkasi baik melalui
pendekatan atau memerlukan komunikasi secara massa yang melibatkan media.

Oleh sebab itu seorang humas harus memiliki keahlian komunikasi dua arah yaitu
dengan siapa berbicara, dimana, apa pesan yang ingin disampaikan dan mudah
ditangkap dengan hasil apa, selain kompetensi khusus dalam hal berhubungan
dengan media disertai tehnik-tehniknya yaitu kwalitas press release,
penyelenggaraan acara media dan lain lain.

xxiii
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut :
Beberapa inti dari public relations yakni : Citra, CSR, PR On the Net ,Media
Relations, Publik. Telah disampaikan diatas kita telah mengetahui betapa
pentingnya kedudukan Public Relations bagi organisasi dan bagi reputasi
organisasi. Perubahan politik, sosial dan teknologi dalam masyarakat luas,
ditambah dengan munculnya ekonomi global, telah semakin mengukuhkan
perlunya program – program Public Relations diterapkan melalui strategi yang
teratur pada setiap tingkatan usaha. Hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah
setiap karyawan atau anggota organisasi merupakan perwakilan dari sebuah
perusahaan atau organisasi, dan segala prilakunya akan mencerminkan citra
keseluruhan perusahaan atau organisasi.
Untuk memberikan rasa nyaman dalam organisasi. Setiap perusahaan atau
organisasi harus memiliki visi dan aspirasi. Dengan menciptakan, menerapkan,
memonitor, dan mengukur strategi Public Relationsnya yang profesional,
sehingga nantinya setiap organisasi dapat merasa nyaman atas dirinya sendiri, dan
para karyawan atau anggota organisasi juga merasa nyaman terhadap
pimpinannya.

xxiv
DAFTAR PUSTAKA

Dr.ELVINARO ARDIANTO, M. (2011). Handbook of PUBLIC RELATIONS. Bandung :


SIMBIOSA REKATAMA MEDIA.
http://ditempatsaya.blogspot.com/2015/06/pengertian-media-relations.html.
(2015, juli). Retrieved from ditempatsaya.blogspot.com:
ditempatsaya.blogspot.com
http://rizkyrismawansubagja.blogspot.com/2013/05/pr-online-pr-net.html.
(2013, mei 5). Retrieved from rizkyrismawansubagja.blogspot.com:
rizkyrismawansubagja.blogspot.com
http://tutiaselina.com/humas/pengertian-dan-jenis-publik-dalam-public-
relations/. (2017, maret 6). Retrieved from tutiaselina.com:
tutiaselina.com
https://accounting.binus.ac.id/2019/05/14/memahami-corporate-social-
responsibility-csr/. (2019, mei 14). Diambil kembali dari
accounting.binus.ac.id: accounting.binus.ac.id
https://arziqimahlil-blog.blogspot.com/2014/05/citra-dalam-public-
relations.html. (2014, mei). Diambil kembali dari arziqimahlil-
blog.blogspot.com: arziqimahlil-blog.blogspot.com
PROF.DR.SOLEH SOEMIRAT, M. D. (2017). DASAR-DASAR PUBLIC RELATIONS.
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA Bandung.

xxv

Anda mungkin juga menyukai