Anda di halaman 1dari 9

1

BAB II
PEMBAHASAN

CITRA DAN OPINI PUBLIK


A. PENGERTIAN CITRA
Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi memahami sekali perlunya
memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi suatu
perusahaan. Perusahaan menyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses
yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang. (Seitel. 1992:193). Menurut Bill Canton dalam
Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public
terhadap perusahaan. Kesan yang dengan sengaja di ciptakan dari suatu obyek, orang atau
organisasi.Citra itu merupakan salah satu asset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi,
istilah lain adalah Favourable Opinion.
Citra adalah tujuan utama, dan seklaigus merupakan reputai dan prestasi yang hendak di
capai bagi dunia hubungan masyarakat atau public relations. Pengertian itu sendiri abstrak dan
tidak dapat di ukur secara matematis, tetapi wujudnya dapat di rasakan dari hasil penilaian baik
atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negative yang khususnya
datang dari public dan masyarakat luas pada umumnya. Biasanya landasan citra itu berakar dari
nilai-nilai kepercayaan yang kongkretnya di berikan secara individual, dan merupakan
pandangan atau persepsi. Proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah di berikan oleh
individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk
suatu opini public yang lebih luas, yaitu sering di namakan citra (image).
Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu
komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang
memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan
potensial, banker, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan
pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Katz,
1994:67-68).

Tugas

perusahaan

dalam

rangka

membentuk

citranya

mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin di bentuk di mata masyarakat.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah

adalah

dengan

1. Kata benda : gambar,rupa,gambaran.


2. Gambaran yang di miliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan,organisasi atau
produk
3. Kesan mental atau bayangan visual yang di timbulkan oleh sebuah kata, frase atau
kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi.
Frank Jefkins, dalam bukunya public relations technique menyimpulkan bahwa secara
umum, citra di artikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul
sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Dalam buku Essential of public relations,
Jefkins menyebut bahwa citra adalah kesan yang di peroleh berdasarkan pengetahuan dan
pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin rakhmat dalam bukunya,
psikologi komunikasi menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak
harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. Solomon, dalam rakhmat
mengemukakan sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau
obyek tersebut. (Danasaputra, 1995:33)
Menurut Philip Kotler, citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang di miliki
seseorang terhadap suatu objek (1997:259). Sutisna mengemukakan citra adalah totap persepsi
terhadap suatu objek yang di bentuk dengan memproses suatu informssi dari berbagai sumber
setiap waktu.(2001:83). Citra di definisikan Buchari Alma sebagai kesan yang di peroleh sesuai
dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu.(2002:317). Definisi citra
menurut Rhenald Kasali yaitu kesan yang di timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan.
(2003:259)
1. PROSES PEMBENTUKAN CITRA
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat di ketahui dari sikapnya
terhadap obyek tersebut. Solomon, dalam rakhmat menyatakan semua sikap bersumber pada
organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang di terima seseorang. Komunikasi tidak
secara langsung menimbulkan perilaku tertentu tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. (Danasaputra,1995:34-35)
Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar di
organisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang di berikan pada individu
dapat di terima atau di tolak.

Jika rangsang di tolak proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal ini menunjukkan
bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian
dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsang itu di terima oleh individu, berarti terdapat
komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat
berjalan.Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap di artikan sebagai citra individu
terhadap rangsang. Ini di sebut sebagai picture in our head oleh walter Lipman.
Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang
rangsang tersebut. Persepsi di artikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
di kaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna
terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi
itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan
positif apabila informasi yang di berikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.
Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan
timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus di berikan
informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi
dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang di inginkan oleh pemberi rangsang.
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sikap adalah
kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi
atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah
orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang di sukai, di harapkan dan di
inginkan. Sikap mengandung aspek evaluative, artinya mengandung nilai menyenangkan atau
tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat di perteguh atau di ubah.
Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan
atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu perusahaan atau lembaga di
benak publiknya di butuhkan adanya suatu penelitian. Melalui penelitian, perusahaan dapat
mengetahui secara pasti sikap public terhadap lembaganya, mengetahui apa yang di sukai dan
apa yang tidak di sukai oleh publiknya. Penelitian citra menentukan sosok institusional dan citra
perusahaan dalam pikiran public dengan mengetahui secara pasti sikap masyarakat terhadap
sebuah organisasi, bagaimana mereka memahami dengan baik, dan apa yang mereka sukai dan
tidak sukai tentang organisasi. Penelitian citra memberikan informasi untuk mengevaluasi

kebijaksanaan, memperbaiki kesalahpahaman, menentukan daya tarik pesan hubungan


masyarakat, dan meningkatkan citra hubungan masyarakat dalam pikiran public.
Frank Jefkins, dalam bukunya Public relations (1984) dan buku lainnya Essential of
public relations (1998) mengemukakan jenis-jenis citra, antara lain :
1. The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen
terhadap public eksternal dalam melihat perusahaannya.
2. The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada public
eksternal yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi dan
pemahaman public eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror image.
3. The wish image (citra yang di inginkan ), yaitu manajemen menginginkan pencapaian
prestasi tertentu. Citra ini di aplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum public
eksternal memperoleh informasi secara lengkap.
4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau
perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu
sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.
5. Citra perusahaan (corporate image), jenis citra ini adlah yang berkaitan dengan sosok
perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang
positif, lebih di kenal serta di terima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya,
kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing hingga berkaitan
dengan tanggung jawab sosial (social care). Dalam hal ini pihak Humas/PR berupaya
atau bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan agar
mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi untuk berkompetensi di
pasar bursa saham.
6. Citra Penampilan, citra ini lebih di tujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau
penampilan
bersangkutan.

diri

(performance

Misalnya

image)

para

dalam memberikan

professional
berbagai

pada

bentuk

perusahaan

dan

kualitas

pelayanannya, menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya, harus serba
menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik. Mungkin masalah citra
penampilan ini kurang di perhatikan atau banyak di sepelekan orang.
2. HUBUNGAN CITRA DENGAN OPINI PUBLIK
Citra dan opini public itu sangatlah berkaitan erat karena citra itu muncul karna adanya
persepsi dari public atau masyarakat. Para pakar komunikasi menjelaskan bahwa citra itu harus
di kelolo memalui dialog dan hubungan baik dengan khalayak organisasi. Karna citra organisasi

di bangun dari elemen visual,verbal dan perilaku yang menjadi cerminan aktualisasi dari visi
pemimpin organisasi yang terintegritas dengan misi dan rencana strategis organisasi (Howard,
1998). Citra organisasi juga merupakan cerminan identitas organisasi yang akan membangun
nama baik organisasi (Fomburn,1996).
Yang mana organisasi mempunyai peran penting untuk mengelola dan memberi makna yang
baik tentang perusahaannnya sehingga terbentuknya persepsi dan kemudian persepsi ini akan di
perkuat oleh informasi yang di dapat oleh public maka akan muncullah citra yang baik serta
sebaliknya jika citra yang buruk muncul di public atau khalayak maka reputasi perusahaan akan
terpengaruhi. Persepsi yang telah di bentuk di dalam benak khalayak akan menjadi gambaran
atau citra mengenai organisasi atau perusahaan yang akan melekat pada benak khalayak.
Bukan hanya itu Public Relations bertugas membangun, menjaga, menjalin dan
mempertahankan citra baik suatu organisasi dengan khlayaknya. Citra baik bukan hanya sekedar
nama baik, atau penggambaran yang baik dimuka umum, melainkan kredibilitas yang tidak perlu
dipertanyakan. Citra yang terbangun baik dimata masyarakat menandakan suksesnya PR dalam
menjalankan tugasnya.
Istilah opini publik sering didunakan untuk menunjuk kependapat pendapat kolektif
sebagian besar orang. Arti publik sendiri bukanlah masyarakat secara umum, atau semua
masyarakat. Publik berarti sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan, atau kegemaran
yang samapublik melakukan interaksi secara langsung maupun tidak langsung melalui alat alat
seperti alat komunikasi, pembicaraan antar pribadi, desas-desus, radio, sutrat kabar, mauoun
televisi dan media internet.
Dengan menghimpun opini publik tentang perusahaan atau produk PR membuat analisis
tentang kepusan publik terhadap kinerja organisasi. Melalui jalan ini PR akan mendapatkan hasil
yang berisi hal-hak apa saja yang harus ditingkatkan, serta hal-hal apa saja yang harus diperbaiki.
Opini publik membantu organisasi untuk mempertahankan serta membentuk citra dimata publik.
Jadi opini publik dan citra sangat berhubungan satu sama lainnya karena, opni publik
memiliki peranan yang besar terhadap pembentukan citra sebuah organisasi atau produk dari
organisasi tersebut.

B. PENGERTIAN OPINI PUBLIK


1. Opini public dalam public relations
Opini public berasal dari dua kata berbahasa Latin, yakni opinari dan publicus. Opinari
berarti berpikir atau menduga. Kata opinion sendiri mengandung akar kata onis yang berarti

harapan. Kata opinion sendiri dalam Bahasa inggris berhubungan erat dengan kata opinion dan
hope, yang berasal dari Bahasa latin optio yang artinya pilihan atau harapan. Sedangkan publicus
mempunyai arti milik masyarakat luas. Dengan demikian, hubungan antara kedua kata itu,
opini public, menyangkut hal seperti dugaan, perkiraan, harapan dan pilihan yang di lakukan
oleh banyak orang.
Opini public asal kata dari Bahasa inggris public opinion. Menurut Soenarjo, opini public
dalam Bahasa Indonesia sering di terjemahkan dengan pendapat umum, dengan demikian
public di terjemahkan dengan umum sedangkan opinion di alihbahasakan dengan pendapat.
Opini public adalah kumpulan pendapat individu terhadap masalah tertentu yang
mempengaruhi suatu kelompok orang-orang (masyarakat) pendapat lain menyebutkan bahwa
opini public mewakili suatu kesepakatan, dan kesepakatan di mulai dengan sikap orang-orang
terhadap isu yang masih tanda Tanya. Mencoba untuk mempengaruhi suatu sikap yang di miliki
individu-bagaimana tanggapan dia terhadap suatu pokok masalah yang di hadapinya adalah suatu
fokus utama dari kegiatan Public relations. Lebih jauh, Seitel menyebutkan bahwa sikap di
dasarkan pada sejumlah karakteristik :
1. Personal, secara fisik, unsur emosional suatu individu termasuk kondisi, usia, dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.

status sosial.
Cultural, lingkungan dan gaya hidup dalam area geografis tertentu.
Pendidikan, tingkat dan kualitas pendidikan seseorang
Familial, semacam akar rumput orang-orang
Religi, suatu system kepercayaan tentang tuhan atau supernatural
Tingkatan sosial, posisi dalam masyarakat.
Ras, asal etnik/suku.
Menurut Effendy, untuk memperoleh kejelasan mengenai opini public, perlu di
kemukakan tentang jenis-jenis opini lainnya yang berkaitan dengan opini publik,
yaitu :
1. Opini individu, pendapat seseorang secara perorangan mengenai sesuatu yang
terjadi di masyarakat.
2. Opini pribadi, pendapat asli seseorang mengenai suatu masalah sosial.
3. Opini kelompok, pendapat kelompok mengenai masalah sosial yang menyangkut
kepentingan banyak orang.
4. Opini mayoritas, pendapat orang-orang terbanyak dari mereka yang berkaitan
dengan suatu masalah yang pro, mungkin yang kontra, mungkin yang mempunyai
penilaian lain.
5. Opini minoritas, pendapat orang-orang yang relative jumlahnya.

2. Karateristik Opini Publik


Menurut Leonard W. Doof (1948), suatu opini publik yang dianggap kompeten atau
mampu memenuhi syarat opini publik dalam arti khusus, bila terdapat (Ruslan, 2010:71):
1. Fakta yang dipakai sebagai tolak ukur perumusan opini publik, yaitu adanya unsur-unsur
penilaian baik dan buruk dari masyarakat.
2. Penggunaan fakta, justru suatu sikap diambil karena tidak berdasarkan fakta. Sampai
pada suatu kesimpulan atau kesepakatan mengenai tindakan yang harus diambil untuk
memecahkan suatu persoalan tertentu yang dihadapinya.
3. Syarat-syarat sebagai opini publik dalam arti khas itu dapat ditinjau dari fakta, nilai-nilai,
opini publik dan kompetensinya.

3. Strategi Komunikasi Dalam Pembentukan Opini Publik


Rachmad kriyanto 2008:4 ia menjelaskan bahwa yang berperam dalam usah membangun
citra (image) suatu perusahaan adalah seorang PR, citra (image) merupakan gambaran yang ada
dalam benak publik tentang perusahan menyangkut pelayanannya, kealitas produk, budaya
perusahan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya.
Pada akhirnyapersepsi akan mempengaruhi sikap publik. Yang mana pada dasarnya tujuan PR
adalah mengubah sikap publik agar citra perusahan positif dimata publiknya. Dimana citra
positif mengandung arti kredibilitas dimata publik adalah baik. Kredibilitas mencakup dua hal,
yaitu :

Kemampuan (expertise)
Yang mana persepsi publik bahwa perusahaan dirasa mempunyai kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan, harapan maupun kepentingan publik. Misalnya produk-produk yang

dihasilkan murah berkualitas dan ramah lingkungan.


Kepercayaan (trustworthy)
Disini persepsi publik bahwa perusahaan dapat dipercaya untuk tetap komitmen menjaga
kepentingan bersama. Perusahaan dipersepsi tidak semata-mata mengejar kepentingan
bisnis, tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Dalam hal ini Pr

harus dapat menyakinkan publik melalui program komunikasi bahwa program-program


perusahaan diarahkan mewujudkan investasi sosial, yaitu program yang ditujujan untuk
mendukung kesejahteraan sosial.
Citra perusahaan bukan hanya dilakukan oleh seorang PR, tetapi juga didukung oleh
perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manajer, dan lainnya) ikut adil dalam
pembentukan citra ini, baik disadari ataupun tidak.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Citra perusahaan bukan hanya dilakukan oleh seorang PR, tetapi juga didukung oleh
perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manajer, dan lainnya) ikut adil dalam
pembentukan citra ini, baik disadari ataupun tidak. Bukan hanya itu Public Relations bertugas
membangun, menjaga, menjalin dan mempertahankan citra baik suatu organisasi dengan
khlayaknya. Citra baik bukan hanya sekedar nama baik, atau penggambaran yang baik dimuka
umum, melainkan kredibilitas yang tidak perlu dipertanyakan. Citra yang terbangun baik dimata
masyarakat menandakan suksesnya PR dalam menjalankan tugasnya.
B. Saran
Makalah yang kami buat ini mungkin jauh dari kesempurnaan, karena kami memiliki
keterbatasan dalammendapatkan informasi secara lengkap dan jelas. Untuk itu, kami
mengharapkan saran serta masukan dari pembaca serta teman-teman sediskusi dalam
menanggapi pembahasan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Rasyid,

Anuar.2011.

Dasar-dasar

Public

Relations.

Pekanbaru

:PusatPengembanganPendidikanUniversitas Riau
Anggoro,M.

Linggar.2005.

TeoridanProfesiKehumasan

(sertaaplikasinya

di

Indonesia).Jakarta :BumiAksara
Soemirat,Soleh. 2004. Dasar-dasar Public Relations. Bandung :RemajaRosdakarya
Davis,Anthony. 2005. Everything You Should Know About Public Relations
(PanduanLengkaptentang PR). Jakarta :Elex Media Komputindo
Ruslan,Rosady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta :
Raja GrafindoPersada

Anda mungkin juga menyukai