Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, yang masih memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah dasar-dasar public relations yang berjudul “Organisasi dalam
public relations”.
Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai Organisasi dalam Public Realiations.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari buku-buku
panduan yang berkaitan dengan Public Relations, makalah ini juga sebagai pengembangan
wawasan tentang dasar-dasar Public Relations, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Saya sangat
menghargai segala kritikan dan saran. Jika ada kesalahan Saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini peran Public Relations dianggap penting bagi sebuah
dalam menjalin hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan masyarakat yang tidak bisa
diabaikan begitu saja. Karena tanpa adanya hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan
masyarakatnya, maka tidak akan tercipta suasana yang kondusif serta keterbukaan dan
penerimaan dari masyarakat mengenai segala hal yang berhubungan dengan lembaga/organisasi
pemerintah dengan swasta yang sekarang ini membutuhkan peran Public Relations.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sebetulnya memformulasikan apa peran PR dalam organisasi bukanlah hal yang mudah.
Beberapa penulis mencoba memetakan bahwa pada dasarnya peran PR dalam sebuah organisasi
1.Communication Technician
Beberapa praktisi memasuki dunia PR ini sebagai teknis pada tahap ini kemampuan ini
jurnalistik dan komunikasi sangat di perlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis
newsletter, menulis inhouse journal, menulis new release, menulis feature, dan lain-lain.
Biasanya praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka
tidak dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah
penulisan tools dan mengimplementasikan program mereka sebagai “the last to know”.
2.Evpert Prescriber
jawab penuh untuk mengimplementasikan mereka sebagai pihak yang pasif. Mereka menjadi
dilakukan oleh semua orang yang ada dalam sebuah perusahaan dalam hal difusi peran dan
fungsi PR. Sehingga paham spirit perlunya PR bagi perusahaan menjadi rendah dan tidak akan
tersosialisasi, bahkan hal buruk tersebut yaitu hilangnya kepercayaan top manajemen akan fungsi
4
PR bagi sebuah organisasi. Hal ini akan terjadi apabila top manajemen banyak merasa di
3.Communication Facilliator
interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two why
dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat
Para pelaku dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan
sebagai kontak antara organisasi dan publiknya. Sebagai wasit dan interaksi, memantapkan
agenda yang akan didiskusikan antara dua belah pihak, menyimpulkan pandangan, bereaksi
yang berhubungan dengan komunikasi. Mereka menjadi boundary spanner antara perusahaan
dan publiknya. Mereka bekerja di bawah ansumsi bahwa two why communication mampu
prosedur,kebijakn,serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak.
Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah.
Mereka menjadi bagian dalam manajemen strategis perusahaan. Bergabung dengan konsultan
1
Musa Hubels dkk,Komunikasi Profesional,PT.Penerbit IPB Press,Bogor,2012 Hal.145-146
5
B. PUBLIC REALITIONS DALAM ORGANISASI SOSIAL
Orang orang yang bekerja dalam organisasi sosial bekerja sekeras mereka yang bekerja
di bidang perdagangan dan, menurut survey terakhir dari charity Recruitment (rekeutmen
organisasi pengelola amal) mereka memperoleh gaji paling tidak seperemat dari jenis pekerjaan
yang sama di sektor lain. Terlebih lagi, organisasi sosial telah memperkerjakan hampir 1 juta
karyawan. Angka tersebut merupakan 5 persen dari jumlah tenaga kerja dan 2 persen dari jumlah
Jawaban yang paling sederhana mungkin sebuah organisasi yang di daftarkan di Charity
Commision (komosi amal). Meskipun dalam praktik dalam organisai sosial itu jauh lebih luas
karna ada banyak organisasi yang tidak dapat atau tidak perlu mendaftar pada komisi, namun
Peran PR ditentukan oleh badan pengelola amal dan ini sangat beraneka ragam. Ada
yang kecil, yang mungkin hanya memiliki satu atau dua orang karyawan atau penglola badan
lokal dengantujuan tertentu, yang kadangkadang di tunjukkan untuk membantu satu orang. 2
6
Badan pengelola amal adalah yang bekerja atas nama perorangan. Biasa badan ini
berurusan dengan keperluan seseorang untuk memperoleh pelayanan seorang specialis yang,
Contohnya adalah Antonhy Nolan Trust. Pada awalnya, tujuan utama badan penglola
amal ini ialah mencari orang yang cocok bagi Antonhy yang pada umur 7 tahun memiliki
keaneahan sumsum yang mengakibatkan sistem kekebalan penderita ini tidak mampu melawan
infeksi. Organisasi ini memiliki materi yang kuat dan penuh emosi yang dapat di pakai untuk
Badan pengelola amal untuk pertolongan adalah badan yang bekerja untuk memberi
bantuan kemanusian baik di inggris maupun diluar negri. Oxfam dan palang merah inggris
merupaka contoh yang sangat di kenal. Hal yang penting organisasi semcam ini ialah dapat
Dalam keadaan ini, orang Public Relations harus kreatif dan mampu menghadirkan
argument yang kuat serta menarik untuk menggugah perhatian meskipun saat itu banyak cerita
Badan penglola penyandang cacat adalah badan yang bekerja memberikan bantuan
kepada orangorang yang mendrita sakit atau cacat. Public Relations di bidang ini dapat
menghadapi kesulitan dalam bekerja bila sipendrita bukan lagi seorang anak.
7
Oleh karna itu, pejabat Public Relations akan kesulitan untuk melibatkan media,
perusahaan atau bahkan mencari bantuan keuangan bagi penyandang cacat tersebut.
Badan pengelola amal untuk hewan dan lingkungan mungkin dapat di kategorikan
sebagai kelompok yang sama dengan badan pengelola amal untuk pertolongan. Organisasi
pemerhati binatang memiliki Public Relations yang memperloleh berbagai kemudahan seperti
Public Relations badan pengelola amal untuk anakanak oleh karna itu, Publ,ic Relations yang
bergerak di bidang ini harus mengetahui halhal yang menggerakan emosi semcam ini.
5. Organisasi kampanye
Organisasi kampanye adalah yang bekerja untuk mengubah pemikiran orang. Dalam hal
ini, mereka berusaha untuk mendidik dan mengubah persepsi orang. Nampaknya disinilah kunci
dari aktivitas Public Relations dari satu wilayah dalam organisasi dimana praktisi Public
Dalam arti yang luas, tidak! Karna Public Relations yang baik adalah Public Relations
yangbaik pula. Seperti juga organisasi komersial, badan amal juga memiliki audience yang
berbedabeda, dan kadang memiliki kepentingan yang saling bertentangan. Public Relations pada
8
organisasi sosial juga pelu untuk merencanakan, menargetkan, bertindak, dan menilai strategi
memanfaatkan Public Relations sebagai pendukung pencapaian tujuannya, ada yang tidak.
Perusahaan yang dilengkapi Public Relations dengan istilah Hubungan Masyarakat sepeti
disebutkan tadi, jelas karena pimpinannya memahami manfaat dan fungsinya pengembangan
perusahaannya.
Dalam kongres Public relations yang ke-10 dengan tema”Between people and power”
satu di antaranya Need For Internal Communication mengenai kecenderungan tersebut kongres
menyatakan sebagai berikut; “di sebabkan kompleksitas sistem sosial yang semakin meningkat,
komunikasi internal dengan publik yang seperti telah disbutkan tadi dari para
3
Anne Gregory, Public Relations Dalam Praktik, PT Gelora Aksara Pratama, London, 2004 Hal, 117-123
9
Kegiatan Public Relations External yang dilakukan oleh Public Relations Officer
seringkali tumpang tindih (overlapping) dengan kegiatan marketing, yang dilakukan oleh
Marketing Manager, kecuali jika fungsi di perjelas oleh job description yang mapan.
Bagi seorang manajer Public Relations Officer adalah pembantu utama dalam bidang
informasi dan komunikasi. Ia menilai dan mengkomunikasiakan informasi dari perusahaan, dan
secara timbale balik dia melihat dan menanggapi informasi yang di komunikasikan kepada
perusahaan itu tidak ada bagian Public Relations atau kalau memang ada, disebabkan Public
Seorang Public Relation Officer yang handal akan mampu pula mencegah timbulnya
erosi citra (image erotion) yang negative dari public terhadap perusahaan, misalnya jika terjadi
pemberitaan dimedia massa yang sifatnya negative mengenai perusahaan. Tetapi peristiwa ini
tidak akan terjadi apabila Public Relation Officernya memang ada pada bagian Public Relations
dalam perusahaan tersebut membina Press Relations dengan baik. Hubungan dengan pers tidak
hanya dilakukan jika timbul masalah, justru dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadimya
maslah. Dengan pers relation yang di bina secara baik, seorang wartawan sangat mungkin akan
bertanya dahulu kepada Public Relation Officer sebelum peristiwa yang menyangkut di
Dari contoh-contoh diatas tampak pentingnya Public Relations bagi organisasi bisnis
dalam rangka memelihara dan membina citra positif dari masyarakat, seraya mengantisipasi
untuk memikirkan terciptanya hubungan yang harmonis dengan public untuk mewujudkan itikad
10
baik (good will), dukungan (support), saling percaya (mutual confidence) , dan saling pengertian
1. Melakukan publisitas dan mempromosikan berbagai aspek penjualan produk atau jasa
organisasi agar pihak lain menempatkan jatah penjualan mereka terhadap organisasi kita.
2. Memberikan motivasi internal kepada organis agar dapat meningkatkan semangat kerja
3. PR menyediakan suatu sitem peringatan dini agar organisasi dapat menghindari diri dari
gangguan yang dapat saja terjadi ketika ada isu yang mendadak dan tidak direncanakan
melanda organisasi.
4. PR menyediakan organisasi informasi tentang peluang baru mengenai apa yang dapat
diperoleh dari orang atau badan-badan lain diluar organisasi yang semuanya bermanfaat
bagi pengembangan organisasi. Misalnya relasi, pasar, produksi, dan metode baru.
5. PR membantu organisasi untuk melindungi posisi saat ini ketika suatu organisasi ada di
bawah serangan. Sebagai contoh, mengawasi isu tentang organisasi yang berkaitan
dengan kemunduruan dan kerugian organisasi dalam kasus seperti merosotnya pelayanan,
4
Prof.Drs.OnongUchjana,M.A.,DinamikaKomunikasi,PT.REMAJAROSDAKARYA,Bandung, 2004 hal.211-
213
11
penjualan, menurunnya semangat kerja, PR mengkomunikasikan informasi yang
6. PR membantu para eksekutif maupun organisasi agar dapat mengatasi masalah yang
mereka hadapi sebagai pimpinan sehingga mempengaruhi kecepatan dan kelamaan kerja
organisasi. Oleh karena itu, PR dikatakan sebagai panca indera dari organisasi terutama
7. PR membantu organisasi untuk mengatur perubahan, atau segala sesuatu yang organisasi
jalan keluar untuk menghadapi perubahan atau ancaman yang sering terjadi dengan
8. PR dikatakan sebagai “mata uang” yang disatu pihak menangani relasi dengan inernal
organisasi atau dengan organisasi luar, terutama dalam ranka pertanggungjawaban, dan
akuntibilitas public.
orhanisasi atau lembaga yang ruang lingkup tugasnya meliputi aktivitas; membina
hubungan ke dalam (Publik Internal), seperti bagian dari unit atau badan atau perusahaan
atau organisasi itu sendiri, mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
dijalankan organisasi
10. Membina hubungan keluar (Publik Eksternal), seperti public umum (masyarakat);
mengusahakan tumbuh sikap dan gambaran yang positif terhadap lembaga yang
diwakilinya.
12
Menurut Dozier&Broom (1995) dalam Rusady (2002;21), peran PR dalam suatu
memecahkan persoalan.
masalah.
sekarang ini harus “menderita” karena alienasi (keterasingan, atau diasingkan oleh lingkungan
organisasionalnya, misalnya diasingkan oleh anggota organisasi dalam lingkungan inernal, tugas,
dan umum. Tugas seorang PR adalah membangun komunikasi yang terus menerus untuk
mencegah alienasi dari semua pihak terhadap organisasi, dan membangun relasi yang
berkelanjutan. seorang PR yang sukses sedapat mungkin menjalin komunikasi yang mendalam
dengan semua unsure dalam organisasi, komunikasi yang mendalam dengan pihak lingkungan
pekerja, pelanggan,dan asosiasi bisnis merasa tersaing ketika mengalami masalah komunikasi,
menurunnya kualitas komunikasi atau bahkan komunikasi itu tidak terjadi sama sekali. Prinsip
ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya semua individu mengambil peran dalam
13
komunikasi pendidikan dan misi persuasive dalam organisasi. Komunikasi harus dipandang oleh
Secara umum, public dalam public relations terdiri dari dua kategori, yaitu public internal
dan public eksternal. Namun, beberapa ahli public relations membaginya dalam beberapa
kategori berdasarkan waktu dan kepentingannya. Salah satunya adalah Khasali (1994)
1. Public internal dan public eksternal. Public internal adalah public yang berada di dalam
eksternal adalah public yang berada diluar organisasi, seperti pemerintah, pelanggan,
2. Public sekunder, primer dan marginal, dalam menjalankan public relations, tentunya
tidak semua stakeholder akan di terpa oleh pesan-pesan yang disampaikan, sehingga
disusunlah prioritas, berdasarkan prioritas itu, maka ditetapkan mana public primer yang
merupakan public yang paling penting, public yang kurang penting atau public sekunder,
3. Public tradisional dan public masa depan. Public tradisional adalah public yang pada saat
Sedangkan public masa depan adalah public yang masa depan diperkirakan akan
5
Prof.Dr.AloLiliweri,M.S., komunikasi serba ada serba makna,PT.Kencana, Jakarta, 2011, hal.657-659
14
memberikan pengaruhnya terhadap organisasi, seperti para mahasiswa, peneliti, dan
kunsumen potensial.
5. Silent majority dan vocal majority. Vocal majority adalah public yang menyatakan
penentangan atau dukungannya secara vocal, sedangkan silent majority adalah public
Adapun tugas utama seorang public relations menurut Jefkins (1999) adalah menciptakan
dan memelihara saling pengertian, guna memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa
dimngerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Public relations juga bertujuan
untuk membuat adanya saling pengertian diantara pihak-pihak yang berkepentingan.hal itu
Secara pokok, ruang lingkup tugas seorang public relations dalam sebuah
menciptakan hubungan yang baik ke luar (public eksternal). Adapun inti dari tugas public
relations ini adalah sinkronisasi antara informasi dari perusahaan atau organisasi dengan
reaksi dan tanggapan public. Hal ini dilakukan guna mencapai suasana akrab dan saling
mengerti (understanding). Public relations mngemban tugas atas tujuannya tadi dengan cara
berkomunikasi kedalam dengan public internal dan ke luar dengan public eksternal.
15
Menjaga hubungan baik tidak hanya dilakukan dengan public eksternal. Karena
sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan juga menjaditarget dari tugas
internal public relation, terutama suasana di anatara para karyawannya yang mempunyai
relations kedalam perusahaan tersebut di peelukan untuk memupuk adanya suasana yang
atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggungjawab atas
Setiap anggota dari badan atau perusahaan itu, mulai dari tingkat pimpinan hingga
pesuruh, merupakan bagian dari public relations yang tidak resmi. Oleh karena itu,
mereka harus menyadari bahwa sebagai anggota atau keluarga dari perusahaan, mereka
akan selalu mendapat sorotan dari public yang ada diluar. Sikap, sifat, tingkah laku, dan
perbuatan seorang karyawan atau keluarganya dapat mempengaruhi nama baik instansi
atau perusahaan dimna mereka bekerja. Dengan kesadaran tersebut, diharapkan akan
muncul kegairahan kerja pada para pegawainya. Keadaaan yang demikian dapat
merupakan suatu keharusan yang mutlak. Sesuai dengan sifatnya, dalam masyarakat
modern, tidak aka ada kemungkinan bagi seseorang atau suatu badan bisa hidup
menyendiri, karena masing-masing akan saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan
16
ke luar perlu dibina oleh perusahaan atau instansi, seperti ke pemerintah, pelanggan,
PR dalam organisasi bermula dari awal yang sederhana dan tidak disengaja. Pada
mulanya PR mungkin diawali dengan orang yang bertugas sekedar membalas surat-surat dari
pelanggan atau anggota; orang yang membuat salinan surat, menulis advertising institusional,
atau menulis laporan tahunan, atau orang yang melayani tamu, menjalankan tur, atau mengatur
rapat tahunan atau orang yang bekerja sebagai ombudsman organisasi untuk karyawan dan
lingkungan organisasi di sekitarnya. Dalam organisasi lain, PR dimulai dengan publisitas produk
dan jasa, mendukung kampanye advertising nasional, atau pengumpulan dan perekrutan anggota.
Akan tetapi, pembentukan PR tidak selalu berasal dari sesuatu yang baik. Misalnya,
keadaan darurat atau krisis seperti kecelakaan, penarikan produk, dan pemecatan bisa menarik
perhatian public, jika tidak ada staf yang memenuhi syarat untuk menghadapi media dan
menangani informasi public, akan terjadi krisis fungsi PR. Maka terpaksa di panggil spesialis
media atau penasihat PR dari luar untuk disewa dalam jangka pendek guna membantu mengatasi
krisis dengan segera. Mereka ini kemudian mungkin diangkat sebagai pegawai tetap atau
dikontrak dalam jangka panjang. Lama setelah krisis atau keadaan darurat selesai, PR kemudian
6
Iqra’ al-firdaus, kiat hebat Public Relations ala Nabi MUHAMMAD SAW, PT.NAJAH ,JOGJAKARTA
2013, hal.31-35
17
di definisikan ulang agar sesuai dengan misi yang berubah, problem baru dan peluang baru, dan
Karena ada begitu banyak faktor yang memengaruhi kemunculan PR di dalam organisasi
maka beberapa organisasi besar kadang-kadang hanya punya departemen PR yang kecil.
Sebaliknya, beberapa perusahaan yang relative kecil justru punyabanyak praktisi PR, dan
langsung kepada CEO, sedangkan departemen lainnya bertanggung jawab kepada pejabat tinggi
atau pemimpin bagian SDM atau Marketing dalam beberapa organisasi, PR bertanggungjawab
kepada pemimpin departemen hukum. Beberapa organisasi tetap menggunak penasihat PR dai
luar, meskipun sebenarnya membentuk staf PR internal sendiri merupakan pilihan yang jauh
lebih baik dan logis, namun di organisasi lain, staf internal diberi tugas yang justru akan lebih
baik jika tugas itu ditangani oleh pihak luar. Konsekuensinya, departemen PR Internal di buat
secara tambal-sulam agar sesuai dengan organisasi situasi khusunya, terutama agar sesuai dengan
harapan CEO.
management) sering kali dapat dijelaskan dengan menjelaskan bagaimana fungsi PR muncul.
Misalnya, para pemimpin manajer disebuah perusahaan yang tumbuh cepat menyadari bahwa
mereka telah kehilangan hubungan dekat dengan karyawannya dan komunikasi tatap muka
dengan semua karyawan sudah tidak memungkinkan lagi. CEo kemudian memerintahkan di
departemen sumber daya manusia untuk menyewa seorag penulis-editor guna membuat berita
18
karyawan. Setelah kesuksesan upaya komunikasi karyawan ini, manajer atas segera meminta
spesialis yang bersemangat dan ambisius tersebut untuk sesekali menulis berita tentang prestasi
karyawan dan kesuksesan perusahaan. Tak lama kemudian, tugasnya ditambah menjadi penulis
pidato untuk CEO dan melakukan kontrak dengan media. Spesialis komunikasi ini kemudian
mempekerjakan asisten untuk menangani kebutuhan komunikasi Internal dan Eksternal yang
makin bertambah.
Karena fungsi ini sudah berkembang bukan sekedar komunikasi karyawan belaka, maka
pihak pimpinan manajemen memisahkannya dari departemen SDM dan memberinya nama baru
Hubungan dengan perusahaan konsling dari luar bisa dimulai secara sederhana dan tidak
terduga. Misalnya, sebuah organisasi menggunakan perusahaan luar untuk melakukan survey
opini public tentang pabrik pengolahan sampah menjadi sumber energy. Setelah mendapat hasil
riset, manajemen meminta perusahaan itu untuk menginterpretasikan temuan itu “dari perspektif
orang luar” dan membantu memecahkan problem opini public yang di identifikasi dalam survey
tersebut. Kesuksesan proyek ini membuat hubungan berlanjut dan berkembang setelah
manajemen ini mengandalkan sepenuhnya kepada kemampuan PR dari luar perusahaan tersebut.
merancang dan menjalankan program PR. Para pimpinan perusahaan PR itu bertemu secara
periodic dengan manajemen senior dan staf PR untuk mendefinisikan rencana dan menilai
perusahaan PR tersebut ikut dalam banyak rapat perencanaan Internal kliennya. Hubungan akan
19
tetap berlanjut dengan selalu menyadari bahwa klien dan penasihat luar bekerja dari perspektif
yang berbeda. Bagaimanapun juga, perspektif dari luar itulah yang membuat organisasi tetap
Besar kecilnya organisasi Public Relations tergantung pada besar kecilnya perusahaan
dimana Public Relation itu berada. Demikian pula perlengkapan dan peralatannya, tergantung
pada besar, jenis dan sifat organisasi Public Relations yang bersangkutan. Susuna dan
perlengkapan organisasi Public Relations suatu perusahaan mobil yang memiliki daerah
pemasarannya di seluruh dunia. Tentunya, akan jauh berbeda dengan organisasi Public Relation
suatu perusahaan lain yang wilayah pemasarannya hanya meliputi daerah propinsi saja.
Organisasi Public Relation suatu perusahaan yang hidup di kota-kota besar akan lebih besar dan
luas peranannya ketimbang Public Relation suatu perusahaan yang hanya menyalurkan
produknya di wilayah kabupaten saja. Karenanya makin luas wilayah pemasaran dan hubungan
perusahaan itu, makin besar pula organisasi Publik Relation-nya, dan makin banyak pula
Dalam hal ini S.K.Bonar (1968;66) melalui bukunya yang berjudul Hubungan
7
Scot M.Cutlip dkk, EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS, Pearson education Inc, Jakarta 2006, Hal.62-64
20
1. Suatu badan perusahaan atau jawatan dapat mengangkat seorang anggota stafnya yang
4. Dapat pula menyerahkan pekerjaan itu kepada orang luar, pakar hubungan masyarakat,
Sesuai dengan fungsi dan tempat kedudukannya, serta untuk membawa misi yang baik
dalam kegiatan Public Relations, bentuk yang pertama dapat diharapkan sebagai bentuk yang
lebih baik. Sebagai seorang anggota staf pimpinan, sudah tentu dia akan tahu betul mengenai
segala seluk-beluk perusahaanya. Baik seluruh pekerjaan atau kegiatan perusahaan maupun
Bagian ini mengurus hal- hal yang bersangkutan dengan kegiatan-kegiatan pemasaran
produksinya.
2.Bagian Publisitas
21
Bagian ini adalah bagian yang mengurus pekerjaan-pekerjaan di bidang;
dan sebagainya.
3.Bagian Accounting
Bagian dimaksud adalah bagian yang menguru hal-hal mengenai administrasi dan
keuangan dari organisasi Publik Relations sendiri, antara lain meliputi masalah;
sebagainya.
c. Keuangannya, seperti membuat dan mengatur anggran belanja semua kegiatan Public
Relation itu.
a. Statistic dan Laporan, yaitu mencari dan mengumpulkan data dari seluruh kegiatan
perusahaan.
22
b. Perpustakaan, menyediakan dan mengumpulkan bahan bacaan yang terkait dengan
persoalan perusahaan
H. KONSULTAN PR/HUMAS
Banyak perusahaan yang lebih suka menyewa konsultan humas dari luar perusahaan yang
dapat dipercaya untuk mewakili perusahaan menangani hubungan dengan pihak eksternal,
misalnya media massa, lembaga pemerintahan (customer). Namun demikian, tidak sedikit
perusahaan yang walaupun sudah memiliki departemen humas Internal. Perusahaan terakhir ini
biasanya memiliki kegiatan kehumasan yang sangat aktif atau dalam hal perusahaan pada suatu
saat sangat membutuhkan ekspose media massa yang cukup intensif guna menunjang program
kehumasannya.
meminta jasa konsultan humas yang dibayar untuk bekerja membantu perusahaan dalam jangka
komitmen manajemen untuk selalu menjalin hubungan baik dengan public yang Internal maupun
program yang tetap (selalu ada) dalam setiap aktivitaskeseluruhan organisasi. Keputusan
perusahaan menggunakan konsultan humas pada umumnya karena belum adanya humas Internal
8
Kustadi Suhandang, studi dan penerapan PR, PT.NUANSA CENDEKIA, Bandung 2012, Hal.192-195
23
atau belum adanya sumber daya manusia yang memiliki keahlian humas sebagaimana yang
diharapkan perusahaan. Dengan demikan, kehadiran konsultan humas akan menjadi second
Kerjasama antara perusahaan dan konsultan humas biasanya berlangsung untuk satu
periode yang relative singkat. Namun demikian, perusahaan dapat memperpanjang kontrak
dengan konsultan humas jika dipandang perlu guna menangani berbagai pekerjaan kehumasan.
bimbingan dalam rangka rencana perusahaan untuk membangun unit humas mereka sendiri.
Konsultan humas juga dibutuhkan jika perusahaan merasa perlu untuk meningkatkan
kemampuan professional para staf humas dalam bidang-bidang tertentu, misalnya; kehumasan
Sebagaimana pembentukan departemen humas yang dijelaskan diatas, kerja sama antara
perusahaan dan konsultan humas kadang terjalin secara tidak terencana, misalnya; perusahaan
menyewa konsultan humas untuk melakukan survey terhadap pendapat atau pandangan
masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan mengenai rencana perusahaan untuk membangun
pabrik pengolahan limbah yang dapat mengubah limbah menjadi energy. Setelah menerima hasil
survey, perusahaan meminta konsultan humas untuk membantu menginterpretasikan hasil survey
tersebut. Selanjutnya perusahaan meminta konsultan humas membantu mencari jalan keluar atas
pendapat masyarakat tersebut. Jika pekerjaan tersebut berhasil diselesaikan, maka kerjasama
24
terus dilanjutkan dan kini perusahaan meminta konsultan humas untuk menangani seluruh fungsi
humas perusahaan.9
I. COMMUNITY RELATION
Pada akhir tahun 1970-an, sebuah pabrik ban di Bogor setiap minggu malam
mengadakan layar tancap di lapangan di dalam komplek pabrik tersebut. Warga masyarakat
sekitar pabrik banyak yang mengagendekan kegiatan minggu malamnya menonton film gratis
dilapangan milik pabrik. Kegiatan ini membuat masyarakat merasa keberadaan pabrik itu
memberi manfaat.
hubungan bertetangga yang baik. Berbaik-baik dengan tetangga tentu sangat besar manfaatnya.
Pabrik yang ada akan dipandang oleh tetanggnya, yakni komunitas.seperti miliknya sendiri. Ada
keinginan untuk turut menjaga dan melindunginya. Karena faedah keadaan pabrik itu memang
derasakan oleh masyarakat sekitarnya. Wajar bila Jerold mendefinisikan community relations
sebagai “peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui
berinteraksi dengan berbagai public yang saling terkait dengan operasi organisasi”. Selanjutnya
9
Morrisan M.A., Manajemen PR, PT.Kencana, Jakarta 2008, hal.81-82
25
dijelaskan DeMartunis bahwa komunitas tersebut mencakup klien, lingkungan, pejabat public,
lembaga pemerintah dan lembaga lain. Namun konsep DeMartinis tentang komunitas sama
dengan konsep Hallahan (2003), yang menunjukkan bahwa sesungguhnya apa yang dinamakan
Makna komunitas itulah yang tercakup dalam community relation. Meski harus diakui
dalam konteks PR sendiri makna komunitas itu tidak bersifat tunggal. Perubahan sosial
Menurut Wilbur J.Peak (dalam lesly, 1991:117) menyatakan bahwa konep komunitas
Menurut mantan staf community relations di Illonis Bell Telephone, ini komunitas bukan
lagi sekedar kumpulan orang yang tinggal pada lokasi yang sama tapi juga menunjukkan
terjadinya interaksi di antara kumpulan orang tersebut. Jadi, selain karena faktor- faktor fisik
yakni tinggal di lokasi yang sama, komunitas itu juga bisa merupakan unit sosial yang terbentuk
Dengan kata lain, komunitas itu nukan hanya menunjuk pada lokalitas saja melainkan
juga pada struktur. Ini berbeda dengan pengertian komunitas Jefkins (1987:126) yang hanya
melihat komunitas dari aspek lokalitas saja yakni kelompok orang yang tinggal disekitar wilayah
operasi suatu organisasi yang bisa berupa pabrik, areal penambangan, kantor atau bengkel, yang
26
Hallahan (2003:89) meski dalam konteks yang berbeda, menjelaskan perbedaan antara
public dan komunitas. Dalam pengertian klasik komunitas dipandang hanya salah satu bagian
dari public yang dilayani dalam kegiatan PR yang di kategorikan sebagai public eksternal.
Namun dalam praktik PR muktahir, yang cenderung mengganti dan mengubah istilah public
J. STRUKTURASI DALAM PR
Pada intinya, organisasi mesti berpandangan bahwa anggota organisasi dan struktur
interaksi mereka. Struktur bisa, bahkan harus di evaluasi. Pengevaluasian struktur (proses
organisasi dan orang-orang didalamnya yang dinamis. Kedua, memberikan peluang anggota
organisasi untuk memilih dan membentuk struktur yang bisa menciptakan suasana kerja yang
lebih baik.
Berdasarkan teori ini, proses Public Relations sebagai suatu proses komunikasi yang
dinamis dimaknai bukan hanya dulakukan oleh praktisi public relations, melainkan oleh
10
Yosal Irantara, Community relations, PT. Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2004, Hal.19-22
27
semua anggota organisasi. Artinya, bahwa proses public relations di pandang sebagai proses
yang mendukung semua level didalam organisasi bukan fungsi top manajemen yang
komunitas diskursus. Peran praktisi public relations yaitu mengakomodasi dan mengarahkan
Teori struktuasi memandang praktisi public relations sebagai kekuatan komunikasi yang
melayani terjadinya reproduksi dan/atau transformasi suatu ideology (struktur) dominan dari
suatu organisasi. Jadi, public relations bukan hanya bertugas mengadaptasikan ideology itu
keseimbangan kerja.
Dari deskripsi ini muncul pertanyaan “apakah asumsi teori ini dapat berlaku pada
berbagai konteks organisasi? Apakah konsep agency tidak memiliki batasan? Bagi saya,
tingkatan self-disclosure maupun integrasi sosial tetap memiliki batasan karna kuatnya
struktur lam, khusunya pada organisasi dengan budaya tertutup dan otoriter, karena itu,
peluang pengembangan teori ini dengan melakukan penelitian masih terbuka, seperti;
1. Sejauh mana agency dapat dilakukan oleh para agen dalam organisasi tertutup?
2. Sejauh mana proses integrasi sosial terjadi pada organisasi dengan budaya tingkat tinggi
28
3. Apakah ada perbedaan pengaruh berbagai authoritative resources dalam organisasi yang
berbeda budaya?
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pr atau public relations adalah sebuah wadah yang ada di dalam sebuah organisasi. Memiliki
banyak peran dan fungsi terutama untuk mendukung hubungan antara organisasi dengan
masyarakat. Pr merupakan bentuk komunikasi dua arah yang dibangun untuk mencapai kerja
sama dalam bentuk opini publik yang akan disesuaikan dengan organisasi. Pr berusaha
Para pelaku dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai
kontak antara organisasi dan publiknya. Sebagai wasit dan interaksi, memantapkan agenda yang
akan didiskusikan antara dua belah pihak, menyimpulkan pandangan, bereaksi terhadap kasus,
berhubungan dengan komunikasi. Mereka menjadi boundary spanner antara perusahaan dan
publiknya. Mereka bekerja di bawah ansumsi bahwa two why communication mampu
11
Rachmat Kriyantono, Ph,D., PR perspektik barat&lokal, Hal.240-242
29
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan organisasi dan publik dalam hal prosedur,
kebijakan, serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak.
DAFTAR PUSTAKA
o Hubels, Musa, dkk. 2012. Komunikasi Profesional. Bogor : PT.Penerbit IPB Press
o Anne Gregory, Anne. 2004. Public Relations Dalam Praktik. London : PT Gelora
Aksara Pratama
o Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : PT.Kencana
o Al-firdaus, Iqra’. 2013. Kiat Hebat Public Relations Ala Nabi MUHAMMAD
o Cutlip, Scot M, dkk. 2006. Effective Public Relations. Jakarta : Pearson education
Inc
Cendekia
Rekatama Media.
30
. :
31