Henky* CrossMark
ABSTRACT
Completing the Cause-of-Death Section of the Death Certificate conducted. As a result, most of them were completed (94.5%)
accurately is very important to the interests of epidemiology, health properly and related (73.7%). However, some still write unspecific
care, and medical-legal. The purpose of this study is to describe the conditions (13.7%), the mechanism of death (23.3%), “alleged” and
accuracy of death certificate completion in Sanglah Hospital based on “likely” (17.1%), and using abbreviations (72.9%). In conclusion, the
international standards published by the World Health Organization majority of death certificates reviewed in this study were found to be
(WHO). A descriptive cross sectional study to 1630 death certificates inaccurate with the procedures set by the World Health Organization
issued by Sanglah Hospital from January 2015 to June 2015 was (WHO).
ABSTRAK
Pengisian kolom penyebab kematian secara lengkap dan tepat sebagian besar diisi dengan lengkap (94,5%) serta tepat dan
sangat bermanfaat bagi kepentingan epidemiologi, pelayanan terkait (73,7%). Namun, sebagian kecil masih menuliskan kondisi
kesehatan, serta medikolegal. Tujuan penelitian ini adalah untuk yang tidak spesifik (13,7%), mekanisme kematian (23,3%),
memperoleh gambaran pengisian kolom penyebab kematian pada “dugaan” dan “mungkin” (17,1%) serta menggunakan singkatan
sertifikat penyebab kematian di RSUP Sanglah sesuai standar (72,9%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
internasional yang diterbitkan World Health Organization (WHO). besar pengisian kolom penyebab kematian pada sertifikat
Penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang terhadap penyebab kematian yang ditelaah pada penelitian ini belum
1630 sertifikat penyebab kematian yang diterbitkan RSUP Sanglah memenuhi prosedur yang ditetapkan World Health Organization
dari Januari 2015 hingga Juni 2015 telah dilakukan. Hasilnya, (WHO).
372
ARTIKEL ASLI
yang bertanggung jawab atas kematian pasien.1,2 di Broward County, Florida tidak akurat.5 Sampai
Informasi tersebut harus dimuat secara lengkap saat ini belum ada penelitian mengenai kese-
dan tepat dalam kolom penyebab kematian pada suaian pengisian kolom penyebab kematian
sertifikat penyebab kematian. dengan prosedur yang diterbitkan World Health
Format kolom penyebab kematian pada sert- Organization (WHO) di Indonesia. Oleh karena itu
ifikat kematian umumnya mengikuti standar penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gamba-
internasional yang diterbitkan World Health ran pengisian kolom penyebab kematian pada sert-
Organization (WHO) dan telah digunakan hampir ifikat penyebab kematian di RSUP Sanglah.
di seluruh dunia.1-4 Pada sistem ini, penyebab
kematian dibagi menjadi dua bagian, yakni (I)
BAHAN DAN METODE
kondisi yang langsung menyebabkan kematian dan
(II) kondisi lain, yang tidak berhubungan dengan Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan
bagian (I), namun berkontribusi terhadap kema- pendekatan potong lintang dengan sampel pene-
tian. Bagian (I) dibagi lagi menjadi tiga subbagian litian adalah seluruh sertifikat penyebab kematian
yang saling terkait satu sama lain, yaitu (a) kondisi yang diterbitkan RSUP Sanglah dari Januari 2015
langsung, (b) kondisi antara, dan (c) kondisi dasar. hingga Juni 2015 yang berjumlah 1630 buah. Data
Yang terpenting untuk diingat adalah subbagian pengisian kolom penyebab kematian dikumpulkan
(c) merupakan subbagian terpenting yang harus dari arsip sertifikat kematian yang disimpan di
diisi karena menerangkan asal mula penyakit atau Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah. Data
kondisi dasar yang bertanggung jawab terhadap tersebut kemudian dibandingkan dengan prosedur
kematian seseorang. Selain itu subbagian (c) ini pencatatan sertifikat kematian sesuai ICD-10 yang
merupakan kondisi yang paling penting bagi diterbitkan World Health Organization (WHO).1,2
statistik penyebab kematian baik nasional maupun Lalu subbagian (I)(a) dan (I)(c) dikelompokkan
internasional. Dokter diharapkan tidak menuliskan berdasarkan kelengkapan pengisian, ketepatan
mekanisme kematian seperti koma, gagal napas, dan keterkaitan diagnosis, penggunaan diagnosis
henti jantung, dan lain-lain karena tidak spesifik yang tidak spesifik (syok sepsis dan HAP (Hospital
dan tidak bermanfaat. Seringkali dokter hanya Acquired Pneumonia)), penggunaan diagnosis
menuliskan mekanisme kematian tanpa menerang- mekanisme kematian (koma, gagal napas, dan
kan penyebab dasarnya. Hal ini sama sekali tidak henti jantung), penggunaan istilah “dugaan” dan
berguna bagi statistik penyebab kematian. Prosedur “mungkin”, serta penggunaan singkatan. Akhirnya,
lainnya yang harus ditaati saat mengisi kolom data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam
penyebab kematian adalah tidak menggunakan bentuk tabel dengan narasi.
istilah “dugaan” atau “mungkin”. Apabila dokter
tidak yakin dengan penyebab kematian pasien,
HASIL
sebaiknya dokter menulis “tidak diketahui”. Dokter
tidak diperbolehkan untuk melakukan spekulasi Dari penelitian ini diperoleh gambaran pengisian
terhadap penyebab kematian seseorang. Beberapa kolom penyebab kematian dari 1630 sertifikat
juridiksi di negara tertentu memungkinkan penyebab kematian yang diterbitkan RSUP Sanglah
untuk menuliskan penyebab kematian yang tidak dari Januari 2015 sampai dengan Juni 2015. Dari
diterima di negara lain. Contohnya dokter hanya 1630 sertifikat penyebab kematian yang diterbit-
mengisi kolom 1(a) dengan usia tua jika pasien kan, sebagian besar diisi dengan lengkap (94,5%)
berusia 80 tahun ke atas tanpa penyebab kematian serta tepat dan terkait (73,7%). Namun, sebagian
yang spesifik. Hal ini diperkenankan di Inggris dan kecil masih menuliskan kondisi yang tidak spesifik
persemakmurannya.4 Selain itu, sertifikat penyebab (13,7%), mekanisme kematian (23,3%), “dugaan”
kematian hendaknya diisi dengan tulisan yang jelas dan “mungkin” (17,1%). Yang perlu diperhatikan
dan minimal dapat dibaca oleh dua orang serta adalah penggunaan singkatan dalam pengisian
tidak menggunakan singkatan.1,2 kolom penyebab kematian dimana proporsinya
Jadi, sertifikat penyebab kematian merupakan cukup tinggi yaitu 72,9%. Secara keseluruhan, hanya
dokumen yang sangat penting, namun seringkali 42 dari 1630 (2,58%) sertifikat penyebab kematian
informasi yang termuat di dalamnya tidak dapat yang diterbitkan RSUP Sanglah mengikuti kaidah
diandalkan karena dokter tidak mengisi kolom pengisian kolom penyebab kematian yang diterbit-
penyebab kematian secara lengkap dan tepat. kan World Health Organization (WHO). Gambaran
Penelitian yang dilakukan oleh Cambridge dan Cina pengisian kolom penyebab kematian pada sertifikat
menunjukkan bahwa 48% penyebab kematian yang penyebab kematian di RSUP Sanglah secara leng-
tercatat pada sertifikat kematian yang diterbitkan kap disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 G
ambaran pengisian kolom penyebab kematian pada sertifikat penyebab
kematian di RSUP Sanglah periode Januari 2015-Juni 2015
Variabel yang Diteliti Jumlah Jumlah Sampel Persentase (%)
Kelengkapan pengisian 1541 1630 94,5
Ketepatan dan keterkaitan diagnosis 1202 1630 73,7
Penggunaan diagnosis yang tidak spesifik 224 1630 13,7
Penggunaan diagnosis mekanisme kematian 379 1630 23,3
Penggunaan istilah “dugaan” dan “mungkin” 279 1630 17,1
Penggunaan singkatan 1188 1630 72,9
Kesesuaian dengan prosedur WHO 42 1630 2,58