The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017
Abstrak PENDAHULUAN
Sebab kematian penting untuk diketahui pada setiap Rekam medis adalah berkas yang
kematian. Dokter di Rumah Sakit berperan penting
dalam menentukan sebab kematian medis (medical berisikan catatan dan dokumen tentang
cause of death). Penyebab kematian medis penting
dalam kaitannya dengan kesehatan masyarakat,
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
penelitian, survey, epidemiologi, program pencegahan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
keamanan publik, kedokteran, dan administrasi
kesehatan. Untuk mengetahui apakah penulisan diberikan kepada pasien.1 Peranan rekam
penyebab kematian medis (medical cause of death) medis di institusi pelayanan sangat
pada rekam medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
telah sesuai dengan standar WHO International diperlukan, karena rekam medis tersebut
Classification of Disease (ICD) 10. Kajian dilakukan
dengan cara membandingkan penulisan penyebab dapat dijadikan sebagai penyedia fakta atas
kematian medis (medical cause of death) pada setiap pelayanan yang telah diberikan kepada
sampel dengan standar WHO ICD 10. Hasil akan
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik mengenai pasien, alat komunikasi antar petugas,
kesesuaian penyebab kematian medis. Melalui
penelitian sebab kematian pada rekam medik,
sebagai alat bukti yang sah diperlukan, juga
menggambarkan permasalahan pengisian sebab sebagai bukti pembayaran. Rekam medis
kematian pada rekam medik di RSHS.
Kata Kunci: Medical Cause of Death, Standar harus dibuat secara tertulis, lengkap dan
International WHO ICD-10, rekammedis. jelas dan dalam bentuk Teknologi Informasi
Afiliasi Penulis : 1. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Elektronik yang diatur lebih lanjut dengan
Universitas Padjadjaran – Rumah Sakit (RSUP) Dr. Hasan Sadikin
Bandung 2. Universitas Padjadjaran – Rumah Sakit (RSUP) Dr. Hasan peraturan tersendiri.1-4
Sadikin Bandung. Korespondensi: Noverika windasari, Email:
n_windasari@ymail.com, Telp. 022-2041171 Sebab kematian penting untuk
diketahui pada setiap kematian. Semua
kematian harus tersertifikasi atau tercatat
secara medis. Dokter di Rumah Sakit
berperan penting dalam menentukan dan
memastikan sebab kematian medis (medical
cause of death) seorang pasien, untuk itu
dokter dituntut wajib melengkapi rekam
medis dengan benar dan lengkap. Penyebab
kematian medis penting dalam kaitannya
dengan kesehatan masyarakat, penelitian,
survei, epidemiologi, program pencegahan,
keamanan publik, kedokteran, dan
1-5
administrasi kesehatan. Statistik data
kematian berdasarkan penentuan single
underlying cause of death, yaitu penyakit
atau cidera yang mengawali terjadinya
rangkaian peristiwa yang mengakibatkan dipakai oleh seluruh Negara anggota dari
kematian secara lansung.1,2,5-9 badan kesehatan dunia. Di Indonesia telah
Data penyebab kematian yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
disusun berdasarkan ICD-10 merupakan Kesehatan RI, No. 50/MENKES/SK/I/1998,
sumber data yang dapat dipakai untuk dimana Rumah Sakit dan Puskesmas
menghitung angka harapan hidup, angka diwajibkan melaksanakan pengkodean
kematian menurut penyebab dan umur. penyakit sebagai pendataan rekam medis.10
Selain itu data penyebab kematian dapat ICD-10 merupakan klasifikasi
dijadikan sebagai bahan pertimbangan statistik, yang terdiri dari sejumlah kode
untuk mengambil keputusan terkait dengan alpha-numerik yang satu sama lain berbeda
upaya pencegahan dari penyakit atau kasus menurut kategori, yang mengambarkan
yang mematikan (preventif primer) sehingga konsep seluruh penyakit. Klasifikasi dalam
status kesehatan masyarakat menjadi lebih ICD-10 mencakup panduan yang berisi Rules
baik.2 atau peraturan yang spesifik untuk
Hanya paramedik yang terlatih dapat menggunakannya. Pelaksanaan pengodean
dipercaya dalam mengisi rekam medis, dan diagnosis tersebut harus lengkap dan akurat
mendiagnosis sebab kematian secara tepat. sesuai dengan arahan ICD-10 (WHO, 2004).10
Pada banyak Negara berkembang proporsi ICD-10 digunakan sebagai dasar
orang yang meninggal di luar rumah sakit dalam mempersiapkan data statistik
cukup tinggi, sehingga cause of death tidak kematian. WHO menyusun sertifikat
teregistrasi oleh seorang dokter, melainkan kematian yang merupakan sertifikat
oleh koroner, polisi, kepala desa, petugas kematian yang merupakan sumber utama
registrasi atau petugas lainnya yang tidak data mortalitas dan digunakan sebagai dasar
pernah mendapatkan pelatihan secara pembuatan laporan penyebab kematian.
medis. Pernyataan Cause of death pada Laporan tentang penyebab kematian
sertifikat kematian dibuat oleh petugas non sangatlah berguna agar rumah sakit dapat
medis sehingga tidak dapat dipercaya dan membuat klasifikasi tentang penyebab
dinilai tidak akurat. Beberapa kematian yang kematian utama yang dapat digunakan
diakibatkan oleh penyakit yang tidak untuk evaluasi kualitas pelayanan,
terdefinisi dan penyebab penyakit non kebutuhan tenaga medis dan alat-alat
spesifik, sepert: “old age”, “fever” and medis.10
“stopped breathing”. Dimana diagnosis Penyebab dasar kematian
tersebut tidak bernilai dan tidak dimasukan (Underlying Cause Of Death) adalah sebab
ke dalam disease control and prevention dasar terjadi serentet sebab-sebab kematian
programmes. Sehingga tingginya proporsi yaitu: penyakit terjadinya cedera sebagai
kematian yang tersertifikasi secara medis pemicu serentetan kejadian yang
merupakan tantangan penting dan terbesar mengakibatkan kematian, terjadinya
dalam sistem kesehatan pada Negara kecelakaan atau kekerasan yang
berkembang.1,2,5-9 menghasilkan fatal. 1,2,5-10
peneliti mengumpulkan data-data yang ada Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Penulisan Sebab
pada masa lalu atau yang pernah terjadi. Data Kematian Medis (Medical Cause Of Death)
diambil dari rekam medis pasien yang Dibandingkan standar WHO ICD-10.
meninggal di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Penulisan Sebab Kematian Bulan Bulan Bulan Total
Bandung pada Januari - Maret 2017, yaitu Medis Januari Februari Maret
Sesuai 3 7 4 14
sebanyak 895 kematian. Sampel diambil (13,63%) (31,81%)
( (19,05%)
( (21,53%)
berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat
Tidak sesuai 19 15 17 51
kepercayaan 90%. Berdasarkan rumus (86,37%) (68,19%) (80,95%)
(7 (78,24%)
tersebut, didapatkan 90 sampel, kemudian Total 22 22 21 65
dibagi masing-masing 30 sampel setiap (100%) (100%) (100%) (100%)
No Kesalahan-Kesalahan Penulisan Sebab Bulan Bulan Bulan Total dokter dibandingkan dengan standar WHO
Kematian Medis Januari Februari Maret
1. Penulisan terminal event atau kondisi
ICD-10 juga masih rendah (21,53%). Sebagian
akhir sebelum kematian: besar ketidaksesuaian tersebut disebabkan
- Respiratory Distress Syndrome 4 2 4 10
- Gagal napas (respiratory failure) 5 2 8 15 karena sebab kematian medis diisi dengan
- Henti jantung (cardiac arrest) 2 1 1 4 kesalahan-kesalahan penulisan yang
- Syok (syok sepsis, syok 7 10 2 19
kardiogenik, syok neonatorum, sebagaimana telah disebutkan pada
syok obstruktif) pendahuluan di atas dan terdapat pada
- Acute Liver Failure 1 - - 1
- Multiple Organ Disfunction - - 1 1 standar WHO ICD-10, yaitu: penulisan cause
Total 19 15 16 50
2. Tidak berhubungan antara sebab of death dengan mencantumkan terminal
kematian IA dan IB: events atau kondisi akhir sebelum kematian,
- IA: tumor kolon; - - 1
IB: Decompensatio cordis. misalnya: respiratory distress syndrome, gagal
Total - - 1 napas (respiratory failure), henti jantung
(cardiac arrest), syok (syok sepsis, syok
Tabel 3. Gambaran Kesalahan-Kesalahan kardiogenik, syok neonatorum, syok
Penulisan Sebab Kematian Medis obstruktif), acute liver failure dan multiple
organ disfunction. Selain itu juga terdapat
Berdasarkan asal dokter klinis yang penulisan sebab kematian medis yang tidak
mengisi rekam medis tersebut, sampel berhubungan antara sebab kematian IA dan IB
terbanyak yang sesuai dengan standar (Tabel 3).
WHO ICD-10 berasal dari SMF Ilmu
Penyakit Dalam, diikuti SMF Ilmu Kesalahan-kesalahan yang timbul dapat
Kesehatan Anak dan Neurologi (Tabel 3). disebabkan oleh berbagai pihak, baik pihak
SMF/Bagian Diisi Tidak dokter maupun pihak rumah sakit.
Diisi
Sesuai Tidak Kurangnya pengetahuan dan pemahaman
sesuai
sebagian besar dokter klinis mengenai
Ilmu Kesehatan Anak 7 7 6
Neurologi 9 2 3 penulisan sebab kematian medis pada rekam
IPD 11 8 7
Anastesi 2 2 1 medis yang sesuai dengan standar WHO ICD-
Obstetri & Gynekologi 0 1 2
Jantung 2 0 2 10, dan pihak rumah sakit belum membuat
Bedah Umum 2 5 2
Bedah Orthopedi 2 0 0
aturan yang tegas untuk dokter klinik
Bedah Plastik 0 1 0 mengenai kewajiban melengkapi dan
Bedah Anak 1 0 0
Bedah Saraf 0 3 1 menulis sebab kematian medis pada rekam
Urologi 0 0 1
medis sesuai dengan standar WHO ICD-10.
Sebaiknya perlu adanya sosialisasi pada
Tabel 4. Rincian Hasil Sampel Rekam
dokter-dokter rumah sakit mengenai
Medis berdasarkan SMF/Bagian
penulisan yang sesuai dengan standar WHO
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ICD-10 dan atau dengan memberikan
disimpulkan bahwa belum semua dokter klinis pelatihan-pelatihan mengenai tata cara
melengkapi rekam medis, terutama dalam penulisan sebab kematian medis seuai
mengisi sebab kematian medis pasien yang dengan standar WHO ICD-10, serta adanya
meninggal di RSUP Dr. Hasan Sadikin aturan yang tegas untuk dokter klinik
Bandung. Tingkat kesesuaian penulisan sebab mengenai kewajiban melengkapi dan
kematian medis (medical cause of death) oleh
menulis sebab kematian medis pada rekam standar WHO ICD-10 masih sangat rendah
medis sesuai dengan standar WHO ICD-10. yaitu sebanyak 21,53% sampel rekam medis.
Sebagian besar ketidaksesuaian tersebut
SIMPULAN disebabkan karena sebab kematian medis diisi
dengan kesalahan-kesalahan penulisan yang
Penentuan kelengkapan penulisan
sebagaimana telah disebutkan pada
sebab kematian medis (medical cause of
pendahuluan di atas dan terdapat pada
death) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
standar WHO ICD-10, dimana kesalahan-
Januari-Maret tahun 2017 telah dilengkapi
kesalahan yang timbul dapat disebabkan oleh
sebanyak 72,2% dari seluruh rekam medis,
berbagai pihak, baik pihak dokter maupun
namun kesesuaian penulisan sebab kematian
pihak rumah sakit.
medis (medical cause of death) dengan
DAFTAR PUSTAKA